Anda di halaman 1dari 19

BAB III

ORGANISASI, PENANGGUNG JAWAB, KOMPETENSI DAN STANDAR KERJA

3.1 STRUKTUR ORGANISASI

a.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan

DIREKTUR
WILLY SANTOSA
081276221212

MANAGER SAFETY
MARYADI
083897326054

ADMINISTRASI HRD FLOOR LEADER


HERIADI SEPTIAN ARISTOTEL DONY ARDIANSYAH
081372699485 081276407698 0852489806

REGU PEMADAMAN REGU LOGISTIK


MARYONO APIT
083689758821 081275387567

REGU EVAKUASI
ENDI PUTRA
081276522086

REGU P3K
MARYADI
083897326054
a.1.2 Struktur Organisasi Proyek

Project Manager
Willy Santoso

Pengawas Lap Safety Man


Adm
Heradi Maryadi
Septian Aristotel

Pekerja Proyek
Ahli Konstruksi Sipil
Scaffolder
Helper

CV Sama Daya

Yuniarto
Direktur

a.1.3 Struktur ERT (Emergency Respon Team)


CV Sama Daya

Yuniarto
Direktur
Project Manager
Willy Santoso
Regu Evakuasi dan
Safety Man
Logistik Maryadi
Heradi HSE Pertamina
Divisi Teknik Pertamina
Regu Keamanan Regu P3K Regu Kebakaran
M Bakti Bapak Hamdan Ansori Septian Aristotel
Fajar Tim Medis (Klinik) Pertamina Bapak Almari
Security Pertamina Regu Kebakaran Pertamina
3.2 Tugas dan Tanggung Jawab

 Tugas dan tangggung jawab Direktur/Pimpinan


Direktur (dalam jumlah jamak disebut Dewan Direktur) adalah seseorang yang ditunjuk untuk
memimpin Perseroan Terbatas (PT) . Direktur dapat seseorang yang memiliki perusahaan tersebut
atau orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha untuk menjalankan dan memimpin
Perseroan Terbatas. Penyebutan direktur dapat bermacam-macam, yaitu dewan manajer, dewan
gubernur atau dewan eksekutif.
Di Indonesia pengaturan terhadap direktur terdapat dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dijabarkan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab direksi.
Seorang direktur atau dewan direksi dalam jumlah direktur dalam suatu perusahaan (minimal satu),
yang dapat dicalonkan sebagai direktur, dan cara pemilihan direktur ditetapkan dalam anggaran
dasar perusahaan. Pada umumnya direktur memiliki tugas antara lain :
1. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan
2. Memilih, menerapkan, mengawasi tugas karyawan dan kepala bagian (manajer)
3. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
4. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan
Tanggung jawab dari direktur kepada pihak ketiga dan hukum ditentukan dari jenis perusahaan yang
didirikan (Firma, Persekutuan Komanditer (CV) , atau Perseroan Terbatas (PT).

 Tugas dan tangggung jawab seorang Manajer


Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengkoordinasikan kegiatan-
kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran
yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokkan kesepuluh peran
itu ke dalam tiga kelompok orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran
ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang kedua adalah
peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta
peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai
seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding.
Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer
adalah berinteraksi dengan orang lain.

 Tugas dan tanggung jawab seorang HSE


Bertanggung jawab atau berwenang terhadap keselamatan kerja para pekerja di lapangan selama
pekerjaan dan berhak menunjuk orang lain yang berpengalaman di bidangnya untuk di tempatkan di
lapangan bila sedang berhalangan hadir tetapi tetap sebagai yang bertanggung jawab penuh
terhadap keselamatan kerja di lokasi kerja.

 Tugas dan tanggung jawab seorang Supervisor


Kata “supervisor” berasal dari bahasa Inggris yang berarti, one who supervisor or has charge and
direction of: seseorang yang menyelia atau yang mempunyai wewenang untuk memberi arahan;
atau bisa juga berarti, a program that controls the execution of other programs : suatu tata cara yang
mengendalikan pelaksanaan tata cara lainnya.
Penyelia atau lebih dikenal dengan istilah Inggrisnya supervisor adalah seseorang yang diberikan
tugas dalam sebuah perhimpunan perusahaan di lingkungan kerjanya, sebagaimana ia mempunyai
kuasa dan wewenang untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahannya.
 Tugas dan tanggung jawab seorang Administrasi/Keuangan
Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi; catat-mencatat, surat-menyurat,
pembukuan ringan ketik-mengetik agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan.
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam
mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu secara berdaya guna dan
berhasil guna.

 Administrasi keuangan adalah pelaku yang berkaitan dengan penyiapan laporan usaha dan kegiatan
yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan dan keuangan/pendanaan untuk mencapai
tujuan.
Deskripsi Pekerjaan Manajer Proyek

Manajer Proyek bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan berbagai aktivitas fungsi ini.
Aktivitas integritas yang di lakukan Manajer Proyek termasuk :

1. Memimpin dan melaksanakan kegiatan-kegiatan proyek


2. Bertanggung jawab baik untuk keselamatan pekerja dan penerapan HSE
3. Bertanggung jawab baik dari segi keuangan maupun fisik dari proyek yang dilaksanakan
4. Menyusun organisasi proyek, uraian tugas dan tanggung jawab serta personelnya
5. Menerbitkan surat keputusan
6. Membuat rencana kerja
7. Pemimpin proyek bertanggung jawab langsung kepada pihak yang terkait
8. Mengintegrasikan aktivitas-aktivitas penting untuk mengeksekusi perencanaan
9. Mengintegrasikan aktivitas-aktivitas penting untuk membangun perencanaan proyek
10. Mengintegrasikan aktivitas-aktivitas penting untuk membuat perubahan dari perencanaan

CV Sama Daya

Yuniarto
Direktur
Deskripsi Pekerjaan Manajer HSE

Tugas dan tanggung jawab dan wewenang Manajer HSE adalah sebagai berikut :

1. Mengawasi proyek pekerjaan seperti antara lain welder, grinding, pengecoran, pelepasan pintu, fitter
dan lain-lain sebagainya dengan mengutamakan faktor keselamatan kerja.
2. Melaporkan semua kegiatan termasuk masalah keselamatan kerja kepada Project Manajer
3. Menyiapkan referensi pendukung guna menunjang hasil kerja secara maksimal, minimal mendekati atau
sama dengan standar internasional.
4. Aktif dalam penanganan keselamatan kerja karyawan lapangan/proyek
5. Melakukan koordinasi dengan bagian operasi mengenai tugas-tugas lapangan/proyek
6. Memberi saran, usul kepada bagian operasi masalah kualitas kerja dan keselamatan kerja
7. Berwenang dan sepengetahuan kepala departemen yang bertanggung jawab, dapat menghentikan
kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan.
8. Bertanggung jawab dapat menghentikan kerja yang tidak aman dan yang nyata melanggar peraturan
keselamatan kerja.

CV Sama Daya

Yuniarto
Direktur
Deskripsi Pekerjaan Petugas Keselamatan

Tugas dan tanggung jawab safety man adalah sebagai berikut :

1. Membantu dan memberi saran Manajer HSE untuk mengembangkan dan menjaga sistem manajemen
K3LL serta program pelaksanaan K3LL.
2. Memberi saran kepada manajemen dan lingkup supervisor serta membantu mensosialisasikan kepada
semua personel tentang persyaratan HSE berdasarkan perundangan yang berlaku untuk profesi K3LL,
praktek keselamatan kerja, metode kontrol bahaya dan kecelakaan kerja serta pencegahan kebakaran.
3. Melakukan cek dan membantu Manajer HSE dalam mengesahkan lampiran izin kerja rutin yang diajukan
oleh kontraktor, investigasi lokasi dan kondisi kerja serta menyiapkan, menyalurkan dan mencatat
dokumen tentang izin kerja.
4. Bertindak sebagai penasehat pada komite K3LL dan Pertemuan K3LL lainnya
5. Memberikan laporan secara periodik pada Manajer HSE tentang topik dan kegiatan harian K3LL.

CV Sama Daya

Yuniarto
Direktur
Deskripsi Pekerjaan Pekerja Proyek

Tugas dan tanggung jawab pekerja dalam aspek HSE adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pekerjaan dengan meminimalisir kecelakaan dalam bekerja


2. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan memenuhi standar yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Mematuhi peraturan dan kebijakan yang berlaku di perusahaan dan di area lokasi proyek
4. Melaporkan segera apabila terdapat keadaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan kecelakaan
kerja kepada supervisor lapangan/mandor.
5. Selalu melakukan kegiatan dengan cara yang aman bagi diri sendiri dan orang lain yang dapat
terpengaruh oleh aktivitas tersebut.
6. Bekerjasama dalam hal penyelidikan terhadap kecelakaan, jika diperlukan.
7. Tidak menyalahgunakan segala fasilitas peralatan ataupun komponen-komponennya yang seharusnya
hanya digunakan untuk keselamatan dan kesehatan kerja.
8. Membantu penanggulangan kebakaran dan memelihara fasilitas penunjang kesejahteraan pekerja.
9. Memahami dan mentaati semua peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja serta aturan-
aturan kerja lainnya yang ada.

CV Sama Daya

Yuniarto
Direktur
3.3 HSE Komunikasi & HSE Promosi

Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan harus diidentifikasi potensi bahaya terbesarnya sesuai
pekerjaan/lokasi/produksi/jasa yang akan dilaksanakan. Potensi bahaya lain yang lebih detail akan dituangkan
dalam HIRAC (Hazard Identification Risk Assessment and Control) yang didokumentasikan secara terpisah.
Pemahaman, pengenalan, dan pengarahan-pengarahan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja wajib
diberikan kepada seluruh pekerja proyek maupun kepada manajemen, sehingga diharapkan setiap
individu/pekerja akan bertindak/berbuat aman dalam beraktivitas di lokasi kerja, sehingga kecelakaan dan insiden
tidak terjadi. Pemberian pemahaman, pengenalan, dan pengarahan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dimaksud dapat dilakukan melalui : HSE Communication & HSE Promotion.

3.3.1 HSE Komunikasi

A. Safety Induksi
Induksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja berisi tentang penjelasan dan pengarahan tentang K3LL yang
berkaitan dengan potensi bahaya, pengendalian bahaya, tanggap darurat, dan cara-cara penyelamatan pada
setiap kegiatan. Induksi dilakukan untuk memberikan pengarahan tentang K3LL secara umum yang dilakukan
oleh :
a. Personel HSE kepada setiap pekerja yang baru
b. Security kepada setiap tamu/non pekerja yang datang
Persyaratan menggunakan Induksi K3 adalah
1. Induksi harus diberikan kepada Karyawan dan tamu
2. Induksi harus dilakukan di ruangan khusus
3. Bahan/materi induksi harus tersedia dalam jumlah yang sesuai dengan jumlah peserta dan jenis
induksi.
4. Alat bantu untuk mempermudah dan memperjelas penyampaian materi induksi harus disesuaikan
dengan jenis dan kondisi yang ada di lokasi.
5. Setiap peserta induksi harus mengisi daftar hadir dan daftar periksa
6. Daftar periksa yang telah ditandatangani peserta dan penyaji induksi diarsipkan oleh bagian HSE.
7. Jenis induksi keselamatan dan kesehatan kerja adalah induksi umum, induksi lokal, induksi tamu,
dan induksi ulang.

B. Toolbox Meeting dan HSE Talk/Safety Briefing


Setiap ada pekerjaan/lokasi/produk/jasa yang mengandung risiko, akan diadakan pengarahan tentang K3LL
yang lebih teknis kepada seluruh personel (staff dan pekerja) dalam bentuk :
1. HSE Talk, yaitu pengarahan secara bersama-sama mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang ada
di perusahaan, yang dilakukan setiap harinya.
2. Tool Box Meeting, yaitu pengarahan secara berkelompok menurut area kerja atau disiplin pekerjaan
yang dilakukan setiap hari sebelum pekerjaan dimulai (kurang lebih selama 10-15 menit).

HSE Talk dan Tool Box meeting selain memberi pengarahan juga dilakukan untuk memberikan kesempatan
bagi pekerja untuk melakukan dialog/konsultasi perihal K3LL kepada HSE Profesional.
C. Inspeksi dan Patrol
Inspeksi dilakukan HSE Profesional dan HSE supervisior. Tujuan dari inspeksi untuk menjaga konsistensi
penerapan standar K3LL di lingkungan kerja. Patrol dilakukan team HSE, meliputi seluruh area kerja, dan
terhadap area dimana ada pekerjaan yang telah diidentifikasikan mempunyai potensi kecelakaan dan
pencemaran harus diberikan perhatian yang lebih. Team HSE akan langsung memberikan perintah lisan di
tempat untuk menghentikan pekerjaan bila mana ditemukan keadaan yang berbahaya.

D. Safety Meetings
Sedikit berbeda dengan safety tool box meeting, dan safety talk yang dilakukan bersama dengan group kecil
yang sesuai dengan jenis pekerjaan. Sedangkan Safety Meeting ini dilakukan secara global dan antar group
sehingga memerlukan materi yang lebih luas dan mencakup keseluruhan kegiatan group. Beberapa materi
yang digunakan sebagai bahan safety meeting, antara lain :
a. Pemeliharaan, penggunaan dan perawatan APD (Alat Pelindung Diri)
b. NAB (Nilai Ambang Batas) terkait pekerjaan, getaran, kebisingan, gas beracun, dan suhu ruangan
c. P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
d. DAMKAR (Teknik Pemadam Kebakaran)
e. Ergonomik, dll.

Program & Jadwal HSE Komunikasi yang diberikan kepada pekerja.


No. Uraian Program Jadwal & Implementasi

1 Mengikuti seminar tentang HSE di luar perusahaan Mengikuti jadwal yang tersedia
Pengenalan tentang Limbah; jenis, sumber dan cara
2 Sebulan sekali
penanggulangannya
3 Pengenalan MSDS serta penggunaannya Sebulan sekali
4 Mengadakan Questioner tentang HSE kepada seluruh pekerja Tiga bulan sekali
5 Pelatihan Tanggap Darurat internal Enam bulan sekali
6 Pelatihan Tanggap Darurat di lokasi kerja Mengikuti jadwal yang tersedia
7 Pemeriksaan Kesehatan (Medical Test) Tiga bulan, Enam bulan, Satu tahun
Memberikan penerangan analisis bahaya dari pekerjaan yang
Sebelum memulai suatu pekerjaan atau
8 akan dilaksanakan, yang berpotensi dapat terjadi, serta cara-
tahapan awal tentang proses pekerjaan
cara pencegahannya (JSA)
Sebelum memulai suatu pekerjaan atau
9 Mengikuti Safety Induction oleh HSE Setempat (lokasi) tahapan awal tentang perizinan terhadap
pekerja untuk masuk ke lokasi proyek
10 Melakukan Safety Talk/Tool Box Meeting kepada pekerja Setiap hari, sebelum memulai pekerjaan
Melakukan Tool Box Meeting di lapangan (secara kelompok
11 Setiap hari, sebelum memulai pekerjaan
kerja)
12 HSE Meetings tentang proyek yang dilaksanakan Satu minggu sekali
13 HSE Inspeksi (Audit) dan Patrol Insidensial, minimal satu bulan sekali
14 Pemasangan HSE Sign/Rambu/Spanduk di lokasi kerja Setiap hari
15 HSE Reporting Harian, Mingguan dan Bulanan
16 Gerakan Hidup Sehat (Senam, Aerobik) Setiap Dua minggu
3.3.2 HSE Promosi

Perusahaan juga menggunakan rambu-rambu/poster/spanduk/banner dalam hal mengkomunikasikan


dan mempromosikan aspek K3LL safety kepada pekerjanya, serta kepada orang lain yang berada di
lokasi kerja.

RAMBU-RAMBU KESELAMATAN TENTANG LARANGAN

DILARANG MEROKOK DILARANG


MEMBAWA MINUMAN KERAS

DILARANG DILARANG
MENGGUNAKAN HANDPHONE MEMBAWA OBAT TERLARANG

DILARANG DILARANG
MENGGUNAKAN KAMERA MAKAN/MINUM DI AREA INI

DILARANG DILARANG PARKIR


MENYALAKAN SUMBER API DI AREA INI

DILARANG DILARANG MASUK


MEMBAWA SENJATA API/TAJAM KE AREA INI
RAMBU-RAMBU KESELAMATAN TENTANG KEWAJIBAN

HELM PENGAMAN WAJIB SAFETY HARNESS WAJIB


DIPAKAI DI AREA INI DIPAKAI

SEPATU PENGAMAN WAJIB WELDING MASK WAJIB


DIPAKAI DI AREA INI DIPAKAI

SAFETY OVERALL WAJIB PELINDUNG MUKA WAJIB


DIPAKAI DI AREA INI DIPAKAI

KACAMATA SAFETY WAJIB PELINDUNG PERNAPASAN


DIPAKAI DI AREA INI WAJIB DIPAKAI

SAFETY VEST WAJIB DIPAKAI PELINDUNG TELINGA WAJIB


DI AREA INI DIPAKAI DI AREA INI

SARUNG TANGAN SAFETY SAMPAH WAJIB DIBUANG DI


WAJIB DIPAKAI TONG SAMPAH
RAMBU-RAMBU KESELAMATAN TENTANG KEWASPADAAN/BAHAYA (BERISIKO)

HATI-HATI HATI-HATI
BAHAYA LISTRIK BERTEGANGAN DAERAH MEDAN MAGNET

HATI-HATI HATI-HATI
DAERAH KERJA FORKLIFT JALAN LICIN

PERHATIAN / WASPADA HATI-HATI


DAERAH KERJA TRUCK/LORI

HATI-HATI HATI-HATI
BAHAYA BENTURAN KEPALA BAHAYA BENDA JATUH

HATI-HATI HATI-HATI
BAHAYA API PERMUKAAN PANAS

RAMBU-RAMBU KESELAMATAN TENTANG INFORMASI PERALATAN KESELAMATAN

POSISI APAR POSISI REEL SELANG PEMADAM

POSISI ALARM KEBAKARAN POSISI PASIR KERING

POSISI FIRE HOSE POSISI HYDRANT

RAMBU-RAMBU KESELAMATAN TENTANG ZONA AMAN/PERTOLONGAN PERTAMA

LOKASI P3K LOKASI KAWASAN MEROKOK


PERTOLONGAN PERTAMA

TITIK BERKUMPUL AMAN SAAT EMERGENCY SHOWER


TERJADI KEADAAN BAHAYA

3.3.3 HSE Training


PINTU KELUAR DARURAT EMERGENCY EYE WASH
KE ZONA AMAN
Perusahaan memberikan pembelajaran dan pelatihan secara rutin tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kepada pekerjanya, baik lingkup pekerja lapangan maupun perkantoran, sehingga diharapkan pekerjaan yang
dilaksanakan selesai dengan hasil baik, tanpa terjadi insiden/kecelakaan.

Program Pembelajaran dan Pelatihan HSE


No. Jenis Pelatihan/Training Jadwal
Mengikuti seminar, yang diadakan di perusahaan maupun di luar
1 Enam bulan sekali
perusahaan
2 Mengadakan rapat di perusahaan Seminggu sekali
3 Mengadakan Safety Talk kepada pekerja Perkantoran Sebulan sekali
Mengadakan Pelatihan Penggunaan APAR dan alat Pemadam
4 Sebulan sekali
Kebakaran lainnya, serta Menerangkan Cara Kerjanya

Mengadakan Pelatihan Kebakaran, penggunaan APAR, Fire Hose,


5 Sebulan sekali
Hydrant maupun Fire Blanket

Pelatihan P3K, pembelajaran cara-cara memberi Pertolongan Pertama


kecelakaan, seperti; cedera akibat sengatan listrik, menghirup gas
6 Sebulan sekali
berbahaya, cedera mata akibat terkena cairan berbahaya, cara
menghentikan pendarahan, cara menangani orang pingsan, dll.

7 Pelatihan Tanggap Darurat internal Enam bulan sekali


Mengikuti jadwal yang
8 Pelatihan Tanggap Darurat eksternal di lokasi kerja
tersedia (insidensil)
Pelatihan Penggunaan & Pemakaian APD (khusus) terkait penggunaan
peralatan kerja khusus.
Pengenalan cara penggunaan APD yang khusus, seperti : Safety Belt,
9 Sebulan sekali
Full Body Harness, Breathing Apparatus, Safety Gloves dll.
Peralatan kerja khusus, seperti : Cherry Picker/Man Lift, Staging,
Scaffolding, Hand Power Tools dll.
Pelatihan Job Safety Analysis (JSA), yaitu membuat identifikasi &
analisis bahaya yang mungkin dapat terjadi dari pelaksanaan kerja
10 Sebulan sekali
yang dilakukan. Tindakan pencegahannya, serta penggunaan APD
yang sesuai.
Pelatihan Work Permit. Memberikan pengenalan & penjelasan jenis-
11 jenis Work Permit yang harus dibuat, dalam melaksanakan suatu Sebulan sekali
pekerjaan.
Pelatihan SOP. Memberikan penjelasan tentang prosedur standar
12 dalam mengoperasikan/menggunakan peralatan kerja & cara kerja Sebulan sekali
aman dari suatu pekerjaan.
Pembelajaran Limbah, tentang jenis limbah, sumber limbah, serta
13 Sebulan sekali
cara-cara Penanggulangannya
PROGRAM GERAKAN HIDUP SEHAT

1. Seluruh karyawan diwajibkan, menjaga kebersihan di luar ataupun di dalam lingkungan kantor
ataupun lokasi kerja.
2. Dilarang membuang sampah sembarangan. Kecuali pada tempat – tempat sampah yang telah
disediakan perusahaan.
3. Dilarang merokok pada ruangan kerja yang ber AC ataupun ruangan yang bertanda ”Dilarang
Merokok”
4. Dilarang merusak tanaman yang berada di luar ataupun di dalam lingkungan tempat kerja.
5. Memelihara segala tanaman yang berada di lingkungan kantor dan lokasi kerja.
6. Melaksanakan senam kesegaran jasmani setiap hari jumat pagi sebelum melakukan pekerjaan.

CV Sama Daya

Yuniarto
Direktur
3.4 Standar Kerja

Pengertian
Suatu standar yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi. Merupakan tata cara atau tahapan yang harus dilalui untuk menyelesaikan
suatu proses kerja tertentu.

Tujuan
1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim dalam
organisasi atau unit kerja.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait
4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan administrasi
lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi

Fungsi
1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja
2. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak
3. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja
4. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin

Keuntungan
Standar kerja sebagai menjadi alat komunikasi dan pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan
secara konsisten. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus
dicapai dalam setiap pekerjaan.

Standar Kerja Peralatan

a. Perkakas Tangan
1. Perkakas dan peralatan harus diperiksa secara visual dan direparasi (jika perlu) sebelum digunakan.
Perkakas yang tidak dapat diperbaiki lagi harus disisihkan dan dilaporkan.
2. Perkakas harus digunakan sesuai dengan rancangan tujuannya
3. Perkakas harus selalu dibersihkan dan dijaga agar tetap berfungsi
4. Penggunaan alat pengamanan harus disesuaikan dengan jenis peralatan kerja

b. Perkakas dan Peralatan


1. Penggunaan Perkakas Tangan yang umum
a. Setiap pekerja harus mengetahui SOP penggunaan peralatan perkakas tangan dan mengetahui
resiko kecelakaan kerja.
b. Perkakas harus diperiksa sebelum digunakan untuk memastikan bahwa ukurannya cocok dan
keadaannya baik.
c. Kunci inggris harus kuat cengkramannya sebelum pengapitnya ditekan
d. Peralatan bertekanan seperti pistol gemuk, semprot gas dan semprot tanaman harus diarahkan
jauh dari tubuh serta orang lain di area tersebut.

2. Gerinda Tangan
a. Jangan memutar roda gerinda melebihi kecepatan maksimum yang ditandai pada gerinda atau
spesifikasi oleh pabrik pembuatnya, pastikan bahwa laju roda gerinda tidak melebihi laju driver.
b. Hanya pegawai yang berkualifikasi yang harus memasang roda gerinda menurut rekomendasi
pabrik pembuatnya.
c. Jangan melakukan penyetelan ketika roda gerinda sedang berputar
d. Goggle dan tameng muka sepenuhnya harus selalu digunakan ketika menggerinda
e. Tanda/rambu (goggle/tameng muka) harus dipasang pada semua gerinda tetap
f. Roda gerinda adalah sumber percikan api, karena itu penggunaannya harus menurut prosedur
yang benar.

d. Alat Uji (Tester)


1. Memastikan alat dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik
2. Alat harus di nol kan atau sudah dikalibrasi
3. Penggunaan sesuai SOP dan prosedur pengukurannya
4. Memiliki standar hasil dan kesimpulan

e. Alat-alat Keselamatan
1. Semua alat pengaman, termasuk tetapi tidak terbatas pada topi keras, kaca mata pengaman, alat
pengetes gas, alat monitor, respirator, pelindung telinga, alat pemadam kebakaran, dll., harus
disetujui oleh Koordinator HSE sebelum dibeli dan digunakan.
2. Semua alat pengaman harus dipelihara agar tetap dalam kondisi yang dapat digunakan dan harus
digunakan menurut yang dianjurkan.
3. Setiap tim yang bertugas bertanggung jawab untuk memelihara dan memeriksa peralatan dengan
teratur sesuai dengan praktek yang direkomendasikan.
4. Semua alat pengaman harus ditempatkan pada lokasi yang dapat dililhat dan mudah dicapai.

f. Kendaraan
1. Operator atau sopir memiliki izin khusus dari pertamina
2. Kendaraan harus dalam keadaan baik dan berfungsi dengan baik
3. Kendaraan harus dilengkapi dengan alat pengamanan K3 dan perlengkapan berkendara
4. Kendaraan harus memiliki izin yang diwajibkan dari pihak pertamina
5. Meminta instruksi jika tidak paham akan prosedur operasionalnya
6. Menggunakan gigi rendah untuk menghindarkan mesin terangkat
7. Ketika menurun, pilih gigi rendah untuk mengatur kecepatan
8. Setiap alat berat harus memiliki sertifikat

g. Derek dan Alat Pengangkat


a. Derek dan alat pengangkat hanya boleh dioperasikan oleh pegawai yang ahli dan
berkualifikasi serta paham mengenai alat tersebut.
b. Alat APD yang benar, misalnya helm keselamatan dan sepatu pengaman harus dipakai oleh
operator dan semua orang yang ada di sekitarnya ketika melakukan kegiatan dengan derek.
c. Selama pengangkutan semua beban harus diikat erat

h. Tali-temali/Rigging dan Praktek Rigging


a. Periksa gunakan perlengkapan rigging sebelum digunakan
b. Jangan gunakan peralatan pengangkat yang cacat
c. Jangan mencoba mengangkat beban di luar kapasitas alat pengangkatan atau rigging yang
sedang digunakan.
d. Angkat berangsur-angsur sehingga gir pengangkat tidak kendur sama sekali
e. Dengan mengurangi sudut antara sling dan garis horizontal dapat memperbesar tekanan
pada sling. Sudut tidak boleh kurang 30°.
f. Hindarkan tangan menyentuh beban. Harus menggunakan tagline.
i. Papan untuk perancah
Papan berukuran 2’ x 10”, dinilai cocok untuk tegangan lingkungan 1,500 pon per inci² (Psi) atau lebih
baik, biasanya dapat digunakan untuk rentang dalam kaki yang sama dengan atau kurang dari lebar
dalam inci.

CV Sama Daya

Yuniarto
Direktur

Ketersediaan Standar Kerja


Standar Kerja wajib ada dalam suatu kegiatan, yang dibuat dalam bentuk tertulis yang akan menjadi pedoman
dalam melakukan suatu kegiatan pekerjaan, sehingga tujuan yang diinginkan tercapai dengan baik. Standar kerja
tertulis ini biasanya disebut dengan Standard Operating Procedure.

No. Macam-macam Standar Kerja Penjelasan


1 SOP Peralatan Kerja Penjelasan penggunaan perkakas kerja
2 SOP Genset Penjelasan pengoperasian mesin genset
3 SOP Pengelasan Dan Pemotongan Penjelasan tata cara pengelasan
4 SOP Tindakan persiapan Pengelasan Penjelasan tentang persiapan bekerja
5 SOP Perawatan Peralatan Dan Perkakas Penjelasan tentang melakukan perawatan peralatan
6 SOP Tindakan Khusus Tentang Kebakaran Menjelaskan tentang prosedur pencegahan kebakaran
7 SOP Penggunaan APAR Penjelasan tentang penggunaan alat pemadam APAR
8 SOP Mengangkat/Mengangkut Pedoman melakukan pengangkutan barang secara baik dan
benar
9 SOP Berkendara dan Perlengkapannya Pedoman cara-cara mengoperasikan kendaraan kerja
10 SOP Tanggap Darurat Pedoman cara-cara menghadapi Keadaan Darurat
11 SOP Bongkar Muatan Limbah B3 Pedoman melakukan bongkar muatan limbah B3
12 SOP Pemasangan Perancah/Scaffolding Pedoman memasang scaffolding atau perancah
13 SOP Bekerja Di Ketinggian Tata cara bekerja di ketinggian menggunakan scaffolding
14 SOP Trafo Las Penjelasan pengoperasian Trafo las
15 Sop Cutting Pipa Penjelasan cara-cara cutting pipa dengan alat
16 SOP Tie In Pipa Penjelasan cara-cara penyambungan/tie in pipa
17 SOP Metal Sheet Cutting Penjelasan pengoperasian mesin cutting
18 SOP Tindakan Pencegahan Untuk Tat cara Tindakan Pencegahan Untuk Keselamatan di Kantor
Keselamatan di Kantor dan Lingkungan dan Lingkungan
19 SOP Penggunaan Kendaraan Forklift Tata cara pengoperasian alat Forklift

Anda mungkin juga menyukai