Anda di halaman 1dari 2

PRO DAN KONTRA VAKSIN MR

Pemberian vaksin measles rubella masih menjadi pro dan kontra dibeberapa kelompok
masyarakat. Masyarakat menolak vaksin MR karena mengkhawatirkan aspek halal atau tidaknya
vaksin MR. Masyarakat khawatir karena dikatakan vaksin MR mengandung enzim babi.

Pemberian vaksin measles rubella merupakan program pemerintah dalam hal ini Kementerian
Kesehatan. Kementerian Kesehatan menyatakan penyuntikan vaksin measles rubella  atau MR
merupakan sesuatu hal yang penting untuk memberikan perlindungan dan kekebalan tubuh dari bahaya
dua penyakit berbahaya tersebut. “Campak bisa berdampak hingga kematian. Masih banyak daerah di
Indonesia yang melaporkan kasus campak,” kata Menteri Kesehatan Nila Moeloek.

Saya setuju dengan pemberian vaksin measles rubella mengingat dampak dari kedua penyakit
tersebut adalah kematian. Aspek halal atau haram yang belum jelas tidak menjadi alasan untuk menolak
program vaksinasi MR. Kondisi keterpaksaan dan tidak adanya pilihan vaksin yang halal yang
mendasari saya setuju dengan pemberian vaksin MR.

Penolakan masyarakat terhadap vaksin MR ditanggapi oleh Kementerian Kesehatan


dengan melakukan langkah persuasif (sosialisasi, edukasi) secara maksimal. Hal ini disampaikan
oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan
Anung Sugihantono. Anung juga menuturkan, pihaknya terus mendorong proses sertifikasi halal
untuk vaksin measles rubella (MR).

Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang, akhirnya Komisi Fatwa MUI
menetapkan hukum penggunaan vaksin MR. Dalam Rapat Komisi Fatwa Fatwa MUI Nomor 33
Tahun 2018 tentang Penggunaan Vaksin MR (Measles Rubella) Produk dari SII (Serum Institut
of India) untuk Imunisasi, ditetapkan bahwa berdasarkan ketentuan hukum,

1. Penggunaan vaksin yang memanfaatkan unsur babi dan turunannya hukumnya haram.
2. Penggunaan vaksin MR produk dari Serum Institut of India (SII) hukumnya haram karena
dalam proses produksinya menggunakan bahan yang berasal dari babi.
3. Penggunaan vaksin MR produk dari SII pada saat ini dibolehkan (mubah), karena ada kondisi
keterpaksaan (dlarurat syar'iyah), belum ditemukan vaksin MR yang halal dan suci, serta ada
keterangan ahli yang kompeten dan dapat dipercaya tentang bahaya yang ditimbulkan akibat
tidak diimunisasi dan belum adanya vaksin yang halal.

Saat ini memang belum ditemukan vaksim MR yang halal dan suci. Pemberian vaksin
MR penting karena bertujuan untuk melindungi dampak kematian dari penyakit campak dan
rubella. Berdasarkan fatwa MUI vaksin MR boleh digunakan karena kondisi keterpaksaan.

Anda mungkin juga menyukai