Anda di halaman 1dari 28

Soedirman Science Competition

METODE PEMBELAJARAN INTERAKTIF JARIMATIKA


SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN BERHITUNG
KABATAKU

(Pendidikan)

Oleh:

NILA CAHYA J1A115014


MUHAMMAD HAFIDZ ATTHOHIRI J1B114049
HUSNA J1A115005

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


BANJARBARU
2016
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Metode Pembelajaran Interaktif


Jarimatika Sebagai Solusi Permasalahan Berhitung Kabataku
2. Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap : Nila Cahya
b. NIM : J1A115014
c. Jurusan : Matematika
d. Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
e. Alamat Rumah dan No. HP : Jl. Ki Hajar Dewantara Pondok
Mulia Sejahtera RT. 04 RW. 02 Desa Cindai Alus, Martapura ;
085250552458
f. Alamat Email : nilacahya99@yahoo.co.id
3. Anggota Kelompok/Penulis
a. Nama Lengkap Anggota 1 : Muhammad Hafidz Atthohiri
b. Nama Lengkap Anggota 2 : Husna
4. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Yuni Yulida, S.Si., M.Sc.
b. NIP : 19811010 200501 2 004
c. Alamat Rumah dan No. HP : Jl. Dahlina Raya Komplek Widya
Citra Elok III Blok B No. 10, Banjarbaru ; 081348054202

Banjarbaru, 18 Juli 2016


Mengetahui,
Dosen Pendamping Ketua Kelompok

Yuni Yulida, S.Si., M.Sc. Nila Cahya


NIP. 19811010 200501 2 004 NIM. J1A115014

Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

Rodiansono, S.Si., M.Si., Ph.D


NIP. 19730411 200012 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga Penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan
karya tulis ilmiah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas Penulis menyampaikan terima
kasih yang tak terhingga kepada Ayah dan Ibu, Kakak, Dosen Pembimbing, Wakil
Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, teman-teman, serta pihak lain yang
telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun
materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini berguna dan
bermanfaat bagi para pelajar umumnya, dan khususnya bagi diri Penulis sendiri
serta semua yang membaca karya tulis ilmiah ini semoga dapat dipergunakan
dengan semestinya.

Banjarbaru, Juli 2016

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan ................................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................................. iii
Daftar Isi ...................................................................................................................... Iv
Abstrak ......................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Operasi Berhitung KABATAKU ............................................................... 4
B. Metode Pembelajaran ................................................................................. 5
1. Definisi Metode Pembelajaran ............................................................. 5
2. Fungsi dan Manfaat Metode Pembelajaran .......................................... 6
3. Macam-Macam Metode Pembelajaran ................................................ 7
C. Metode Jarimatika ...................................................................................... 8

BAB III METODOLOGI PENULISAN


A. Jenis Penelitian........................................................................................... 10
B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 10
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 10
D. Teknik Analisis Data .................................................................................. 11

BAB IV PEMBAHASAN
Hasil Penelitian dan Analisis Data ................................................................... 13

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
B. Saran .......................................................................................................... 18
C. Penutup ...................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 19


RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................................... 20
LAMPIRAN ................................................................................................................. 22

iv
ABSTRAK

Matematika sebagai Master of Science memiliki peran penting dalam


berbagai kegiatan sehari-hari. Menjual, membeli, manajemen waktu, manajemen
keuangan, mengukur bumbu masak, dan kegiatan lainnya memerlukan
perhitungan matematis yang cepat dan tepat agar semuanya dapat berjalan dengan
optimal dan sesuai harapan. Maka dari itu, setiap orang wajib memiliki ilmu
matematika, setidaknya kemampuan dasar perhitungan KABATAKU (kali, bagi,
tambah, kurang).
Namun persoalannya adalah sosok “menakutkan” dari matematika
menyebabkan banyak orang benci terhadap perhitungan KABATAKU, bahkan
kebencian itu sudah mulai tertanam pada anak SD atau TK. Hal ini juga
berdampak pada sulitnya pemahaman terhadap metode pembelajaran bagi
perhitungan KABATAKU. Adapun metode sempoa yang sudah populer bahkan
sudah teruji kehebatannya, juga bukan solusi yang efektif. Penggunaan alat bantu
dalam metode sempoa menyebabkan anak memiliki ketergantungan dan menjadi
tidak mandiri, bahkan metode sempoa di tingkat mahir dapat membebani otak
karena mengharuskan anak untuk membayangkan alat. Oleh karena itu,
pentingnya dilakukan penelitian ini adalah untuk menyajikan suatu metode
pembelajaran interaktif bagi permasalahan berhitung KABATAKU, yaitu berupa
metode Jarimatika. Serta untuk membuktikan bahwa metode Jarimatika dapat
meningkatkan kemampuan perhitungan KABATAKU.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk menghasilkan data
deskriptif tentang metode pembelajaran interaktif Jarimatika yang digunakan
sebagai objek penelitian yang didapatkan dari berbagai literatur. Penelitian
kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan berhitung
KABATAKU sebelum dan sesudah menggunakan metode Jarimatika.
Pengumpulan data kuantitatif dilakukan pada 20 siswa kelas 1 SDN Cindai Alus,
dengan memberikan soal-soal perhitungan dalam 2 tahap, yaitu sebelum
menggunakan metode Jarimatika (Pre test) dan sesudah menggunakan metode
Jarimatika (Post test).
Hasil penelitian memberikan fakta bahwa kemampuan perhitungan
KABATAKU yang dimiliki siswa SD tersebut sebelum menggunakan metode
Jarimatika masih sangat kurang. Namun setelah mengenal dan menggunakan
metode Jarimatika, peningkatan kemampuan terjadi dengan signifikan, yaitu
sebesar 24 %. Pada Pre test, rata-rata jumlah benar adalah 5.95. Pada Post test,
rata-rata jumlah benar meningkat menjadi 8.95. Peningkatan kemampuan
berhitung ini dapat terjadi walau hanya dengan melakukan 2 kali sosialisasi
mengenai metode Jarimatika. Hasil ini memberikan fakta bahwa metode
Jarimatika dapat meningkatkan kemampuan perhitungan KABATAKU.
Dan pada akhirnya, melalui metode pembelajaran interaktif Jarimatika
maka generasi muda bangsa ini dapat terhindar dari gagapnya ilmu matematika
khususnya bagi perhitungan KABATAKU. Lantas terwujudlah bangsa Indonesia

v
yang mandiri tanpa ketergantungan alat bantu. Terwujudlah generasi muda
berkualitas serta unggul bagi perkembangan bangsa dan sebagai generasi penerus
yang mampu mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, kesejahteraan rakyat.

Kata Kunci : KABATAKU, metode Jarimatika, metode pembelajaran

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika sebagai Master of Science merupakan bidang ilmu paling
penting yang wajib dimiliki setiap orang. Kegunaan matematika dalam
kehidupan memaksa setiap orang untuk mampu menguasai pelajaran
matematika. Namun, sebelum dapat menguasainya, setiap orang harus mampu
menggunakan perhitungan dasar dalam matematika, yaitu perhitungan
KABATAKU (kali, bagi, tambah, kurang).
Kemampuan dasar perhitungan KABATAKU memiliki peran penting
untuk kemampuan matematika di tahap selanjutnya. Tidak hanya itu,
perhitungan KABATAKU sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan sehari-
hari. Seperti menjual, membeli, manajemen waktu, manajemen keuangan,
mengukur jumlah bumbu masak, dan lain sebagainya. Setiap kegiatan yang
dilakukan memerlukan perhitungan matematis yang cepat dan tepat agar
semuanya dapat berjalan lancar serta sesuai harapan.
Melihat pentingnya kemampuan matematika, maka setiap orang
setidaknya harus mampu mengoperasikan perhitungan KABATAKU. Namun
sayangnya, sosok matematika yang “menakutkan” membuat orang sulit untuk
mempelajari metode berhitug KABATAKU. Bahkan ada begitu banyak anak
SD bahkan TK yang sudah membenci matematika.
Salah satu metode berhitung KABATAKU yang dipelajari dan populer
di sekolah adalah sempoa. Metode sempoa tentu saja sudah teruji
kehebatannya dalam mengatasi permasalahan berhitung. Namun untuk tingkat
pemula metode ini kurang praktis karena memerlukan alat bantu sehingga
dapat membuat anak menjadi ketergantungan terhadap alat bantu yang
membuatnya tidak mandiri. Bahkan di tingkat mahir, metode sempoa
mengaharuskan orang untuk membayangkan alat sehingga dapat membebani
otak.
Maka sangat diperlukan suatu metode berhitung KABATAKU yang
interaktif dan mengasyikkan. Hal ini dibutuhkan agar setiap orang dapat
belajar dengan menyenangkan tanpa rasa takut atau tertekan. Sehingga pada

1
2

karya tulis ini, penulis menyuguhkan metode berhitung KABATAKU yang


tepat yaitu metode Jarimatika (Jari Aritmatika).
Metode Jarimatika dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan
berhitung. Jarimatika merupakan pengembangan dari sempoa, namun tanpa
menggunakan alat bantu melainkan hanya dengan jari tangan. Meski hanya
menggunakan jari, Jarimatika dapat menyelesaikan perhitungan
KABATAKU. Bahkan metode Jarimatika tidak akan membebani otak karena
‘alat’ yang digunakan selalu tersedia. Metode Jarimatika yang santai dan
menyenangkan juga akan menarik perhatian serta meningkatkan semangat
anak untuk belajar berhitung KABATAKU. Sehingga tanpa ada perasaan
takut bahkan benci, mereka dapat dengan mudah menguasai perhitungan
KABATAKU.
Oleh karena itu, pentingnya dilakukan penelitian ini adalah untuk
memberikan solusi bagi permasalahan berhitung, yaitu berupa metode
pembelajaran interaktif Jarimatika untuk KABATAKU. Sehingga terwujudlah
generasi muda handal berhitung dan tidak gagap matematika yang dapat
mewujudkan Indonesia mandiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakan yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah yang dirumuskan yaitu:
Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung siswa kelas 1 SDN Cindai
Alus 2 dengan menggunakan metode Jarimatika?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui metode pembelajaran interaktif Jarimatika untuk
KABATAKU.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berhitung siswa kelas 1 SDN
Cindai Alus 2 dengan menggunakan metode Jarimatika.

D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai lahan kajian dan bahan pertimbangan tinjauan pendidikan
Indonesia terhadap kemampuan berhitung KABATAKU.
3

2. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap pengembangan ilmu dan


perbaikan di bidang pendidikan di kalangan masyarakat, khususnya yang
berkaitan dengan permasalahan berhitung KABATAKU.
3. Sebagai bentuk pemahaman terhadap pentingnya matematika khususnya
kemampuan berhitung KABATAKU di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sehingga menciptakan generasi muda yang mandiri.
4. Secara khusus bagi penulis, sebagai wahana perluasan wawasan pemikiran
terhadap perkembangan ilmu yang semakin maju.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Operasi Berhitung KABATAKU


Matematika adalah mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan
operasi hitung. Hampir dalam setiap materi matematika selalu menggunakan
operasi hitung. Hal ini berarti bahwa keterampilan operasi hitung menjadi
bagian yang sangat penting dalam matematika dan mutlak diperlukan agar
siswa dapat belajar matematika dengan baik.
Ada beberapa operasi hitung yang dapat dikenakan pada bilangan.
Operasi-operasi tersebut adalah: (1) penjumlahan; (2) pengurangan; (3)
perkalian; (4) pembagian. Operasi-operasi tersebut memiliki kaitan yang
sangat erat sehingga pemahaman konsep dan keterampilan melakukan operasi
yang satu akan mempengaruhi pemahaman konsep dan keterampilan operasi
yang lain (Muchtar A. Karim, 1996: 99).
Operasi penjumlahan pada dasarnya merupakan suatu aturan yang
mengaitkan setiap pasang bilangan dengan bilangan yang lain. Operasi
penjumlahan ini mempunyai beberapa sifat yaitu: sifat pertukaran (komutatif),
sifat identitas, dan sifat pengelompokan (asosiatif).
Operasi pengurangan merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan,
tetapi operasi pengurangan tidak memiliki sifat yang dimiliki operasi
penjumlahan. Operasi pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sifat
identitas, dan sifat pengelompokan.
Operasi perkalian dapat didefinisikan sebagai penjumlahan berulang.
Misalkan pada perkalian 4 x 3 dapat didefinisikan sebagai 3 + 3 + 3 + 3 = 12
sedangkan 3 x 4 dapat didefinisikan sebagai 4 + 4 + 4 = 12. Secara konseptual,
4 x 3 tidak sama dengan 3 x 4, tetapi jika dilihat hasilnya saja maka 4 x 3 = 3
x 4. Dengan demikian operasi perkalian memenuhi sifat pertukaran (Muchtar
A. Karim, 1996: 101). Operasi perkalian memenuhi sifat identitas. Ada sebuah
bilangan yang jika dikalikan dengan setiap bilangan, maka hasilnya tetap
bilangan itu sendiri. Bilangan tersebut adalah 1. Jadi jika a x 1 = a (Muchtar
A. Karim, 1996: 101-102). Operasi perkalian juga memenuhi sifat

4
5

pengelompokan. Untuk setiap bilangan a, b, dan c berlaku: (a x b) x c = a x (b


x c). Misalkan untuk operasi bilangan cacah (2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4). Selain
sifat-sifat tersebut, operasi perkalian masih mempunyai satu sifat yang
berkaitan dengan operasi penjumlahan. Sifat ini menyatakan untuk bilangan a,
b, dan c berlaku: a x (b + c) = (a x b) + (a x c). Sifat ini disebut dengan sifat
penyebaran atau distributif (Muchtar A. Karim, 1996: 102).
Operasi pembagian dapat didefinisikan sebagai pengurangan berulang.
Secara matematis ditulis sebagai a : b = a – b – b – b .... = 0. Misal, 24 : 3 = 24
– 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0. Berarti 24 : 3 = 8. Hasil ini ditunjukkan
oleh banyaknya angka 3 yang muncul sebagai bilangan pengurangnya.
Operasi pembagian adalah kebalikan dari operasi perkalian. Jika sebuah
bilangan a dibagi bilangan b menghasilkan bilangan c (dilambangkan dengan
a : b = c), maka konsep perkalian yang terkait adalah c x b = a. Operasi
pembagian memiliki sifat sebagaimana operasi pengurangan yaitu tidak
memenuhi sifat pertukaran, sifat identitas, dan sifat pengelompokan (Muchtar
A. Karim, 1996: 102). Operasi pembagian tidak memenuhi sifat pertukaran.
Jika a dan b suatu bilangan, maka a : b ≠ b : a. Sifat pengelompokan juga tidak
berlaku pada operasi pembagian. Jika a, b, dan c adalah bilangan cacah, maka
(a : b) : c ≠ a : (b : c). Operasi pembagian memenuhi sifat penyebaran atau
distributif. Sifat distributif pembagian dalam kaitannya dengan penjumlahan
untuk bilangan a, b, dan c berlaku: (a + b) : c = (a : c) + (b : c). Misalkan 42 :
3 = (30 + 12) : 3 = (30 : 3) + (12 : 3) = 10 + 4 = 14. Sifat distributif dalam
kaitannya dengan pengurangan berlaku: (a – b) : c = (a : c) – (b : c). Misalkan
42 : 3 = (60 - 18) : 3 = (60 : 3) - (18 : 6) = 20 - 6 = 14.

B. Metode Pembelajaran
1. Definisi Metode Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode didefinisikan
sebagai cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
pembelajaran adalah suatu proses untuk menuju yang lebih baik. Metode
merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang
digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik.
6

Metode berasal dari kata methodos dalam bahasa Yunani yang berarti cara
atau jalan. Sudjana (2005: 76) berpendapat bahwa metode merupakan
perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi pembelajaran
bahasa secara teratur, tidak ada satu bagian yang bertentangan, dan
semuanya berdasarkan pada suatu pendekatan tertentu. Pendekatan bersifat
aksiomatis yaitu pendekatan yang sudah jelas kebenarannya, sedangkan
metode bersifat prosedural yaitu pendekatan dengan menerapkan langkah-
langkah. Metode bersifat prosedural maksudnya penerapan dalam
pembelajaran dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara
bertahap yang dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian
pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar.
Menurut Sangidu (2004: 14) metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memulai pelaksanaan suatu kegiatan penilaian guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Salamun (dalam Sudrajat, 2009:7)
menyatakan bahwa metode pembelajaran ialah sebuah caracara yang
berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi
yang berbeda. Hal itu berarti pemilihan metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan kondisi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang
ingin dicapai.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan sebuah perencanaan yang utuh dan bersistem
dalam menyajikan materi pelajaran. Metode pembelajaran dilakukan
secara teratur dan bertahap dengan cara yang berbeda-beda untuk
mencapai tujuan tertentu dibawah kondisi yang berbeda.

2. Fungsi dan Manfaat Metode Pembelajaran


Media dalam proses pembelajaran mempunyai fungsi dan
manfaat yang banyak. Fungsi dari media pembelajaran adalah:
a. Dapat membantu kemudahan belajar bagi siswa dan kemudahan
mengajar bagi guru.
b. Melalui alat bantu pengajaran konsep atau tema pelajaran yang abstrak
dapat diwujudkan dalam bentuk konkret.
c. Jalannya pelajaran tidak membosankan dan monoton.
7

d. Semua indera siswa dapat diaktifkan dan turut berdialog atau


berproses.
e. Lebih menarik minat, kesenggangan siswa-siswa serta memberikan
variasi/ mendekati cara, kesenangan belajar siswa-siswa.
f. Membantu mendekatkan dunia teori atau konsep dengan realita.
Jika dipergunakan dengan baik dalam proses pembelajaran maka
manfaatnya adalah :
a. Meletakkan dasar-dasar konkret untuk berfikir. Oleh karena itu
mengurangi verbalisme.
b. Memperbesar perhatian siswa.
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
oleh karena itu membuat pembelajaran lebih mantap.
d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan siswa.
e. Memberikan pemikiran yang teratur dan kontinu terutama melalui
gambar hidup.
f. Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu kemampuan
bahasa.
g. Memberikan pengalaman yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain,
dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak belajar.

3. Macam-macam Metode Pembelajaran


Penggunaan metode pembelajaran sangat penting karena dengan
metode guru dapat merencanakan proses pembelajaran yang utuh dan
bersistem dalam menyajikan materi pembelajaran. Macam-macam metode
pembelajaran antara lain: (a) metode tutorial (pengelolaan pembelajaran
yang dilakukan melalui proses bimbingan), (b) metode demonstrasi
(pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan
proses, situasi, benda, atau cara kerja), (c) metode debat (meningkatkan
kemampuan akademik siswa), (d) metode RolePlaying (cara penguasaan
bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan), dan
(e) metode problem solving (pemecahan masalah) (Sudjana, 2005: 77-89).
Adapun beberapa metode pembelajaran yang disampaikan oleh
Nurhidayati (2011) yaitu:
1. Metode Ceramah 4. Metode Praktik dan Drill
2. Metode Tanya- Jawab 5. Metode Diskusi
3. Metode Resitasi 6. Metode Jigsaw
8

7. Metode Investigasi 12. Team- Game- Tournament (TGT)


8. Metode Inqury (Penemuan) 13. Metode Numbered Heads
9. Metode Pemecahan Masalah Together
(Problem Solving) 14. Metode Make- A Match (Mencari
10. Metode Mind Mapping Pasangan)
‘Pemetaan Pikiran’ 15. Metode Think Pair and Share
11. Metode Student Team- 16. Metode Role Playing
Achievement Devisions
(STAD)
C. Metode Jarimatika
Jarimatika merupakan akronim dari jari dan aritmatika. Jari adalah jari-
jari tangan yang berjumlah 10 dan aritmatika adalah kemampuan berhitung.
Menurut Septi Peni Wulandari (2007), Jarimatika adalah metode berhitung
KABATAKU dengan menggunakan jari-jari tangan. Suparno (2011)
mengemukakan bahwa Jarimatika adalah suatu cara yang sederhana untuk
menghitung kali, bagi, tambah, dan kurang dengan menggunakan alat bantu
hitung jari-jari tangan. Selain itu, Prasetyono (2009) menyatakan bahwa
metode Jarimatika suatu cara berhitung matematika dengan menggunakan alat
bantu jari. Sedangkan Wijiastuti (2012) mengatakan bahwa Jarimatika adalah
suatu cara yang sistematis untuk melaksanakan suatu proses berhitung yang
mudah dan menyenangkan dengan menggunakan jari-jari tangan. dari
beberapa definisi Jarimatika oleh para ahli, dalam penelitian ini metode
Jarimatika lebih mengacu pada definisi dari Septi Peni Wulandari yang mana
juga merupakan penemu metode Jarimatika.
Langkah-langkah pembelajaran berhitung KABATAKU dengan
menggunakan metode Jarimatika, menurut Septi Peni Wulandari (2012)
adalah sebagai berikut.
1) Guru mengajak siswa untuk menarik napas dalam-dalam lalu hembuskan
perlahan, kemudian tersenyum. Setelah itu, guru mengajak siswa untuk
bernyanyi agar siswa merasa gembira dan tidak menjadi bosan sebelum
penerapan metode Jarimatika diajarkan.
2) Guru memperkenalkan lambang-lambang yang digunakan dalam
Jarimatika, diawali dengan tangan kanan yang menunjukkan satuan 1-9
lalu tangan kiri yang menunjukkan puluhan 10-90.
9

3) Guru mengajak siswa mendemonstrasikan formasi jari tangan yang


menunjukkan angka-angka tersebut.
4) Guru mengajarkan konsep dasar penjumlahan dan pengurangan. Operasi
penjumlahan diformasikan dengan membuka jari sedangkan operasi
pengurangan diformasika dengan menutup jari.
5) Guru mengajarkan konsep dasar perkalian dan pembagian. Bagian ini
dilakukan bertahap dengan mengajarkan perkalian dan pembagian 1-5,
kemudian 6-10, dan seterusnya.
Sama halnya seperti metode-metode pembelajaran pada umumnya, metode
Jarimatika juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan dari
jarimatika, yaitu:
a) Memberikan visualisasi proses berhitung dan menggembirakan anak saat
digunakan.
b) Tidak memberatkan memori otak karena tidak perlu menghafal.
c) Cara penyampaiannya menyenangkan dengan adanya penyeimbangan dan
pengoptimalan otak kiri dan otak kanan, belajarnya tidak menggunakan
alat dan tidak perlu menghafal.
Sedangkan kekurangan metode Jarimatika yaitu:
a) Diperlukan waktu yang lama untuk mencapai level yang lebih tinggi.
b) Tidak semua perkalian dan pembagian dapat diselesaikan dengan
jarimatika.
c) Diperlukan kesabaran yang tinggi dalam mempelajarinya.
BAB III

METODE PENULISAN

Untuk lebih terarah dan rasional diperlukan suatu metode yang sesuai
objek yang dikaji, karena metode berfungsi sebagai cara mengerjakan sesuatu
untuk dapat mengahasilkan hasil yang memuaskan, disamping itu metode
merupakan cara bertindak supaya peneliti berjalan terarah dan mencapai hasil
yang maksimal. Dalam karya tulis ilmiah ini metode yang digunakan adalah
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.
A. Jenis Penelitian
Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian kualitatif digunakan untuk menghasilkan data deskriptif tentang
metode pembelajaran interaktif Jarimatika yang digunakan sebagai objek
penelitian yang didapatkan dari berbagai literatur. Penelitian kuantitatif
digunakan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan berhitung
KABATAKU sebelum dan sesudah menggunakan metode Jarimatika.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 1 di SDN Cindai Alus 2,
Martapura. Sampel yang digunakan adalah 20 orang siswa.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan atau observasi melalui literature
buku-buku di perpustakaan dan beberapa sumber data dari website dalam
internet.
2. Survei
Peneliti melakukan survei kepada siswa kelas 1 di SDN Cindai Alus
2, dengan melakukan sosialisasi mengenai penggunaan metode Jarimatika
untuk KABATAKU serta pemberian soal-soal perhitungan KABATAKU
kepada sampel penelitian. Sosialisasi dilakukan dalam 2 kali pertemuan,
yaitu pada tanggal 22 Maret 2016 dan 29 Maret 2016. Pemberian soal-soal
perhitungan KABATAKU dilakukan 2 kali, yaitu pada pertemuan pertama

10
11

sebelum menggunakan metode Jarimatika (Pre test) serta pada pertemuan


terakhir dengan menggunakan metode Jarimatika (Post test).
3. Dokumentasi
Dokumentasi di sini berupa foto/gambar yang digunakan untuk
menggambarkan secara visual kondisi proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Dari hasil dokumentasi ini, diharapkan dapat dijadikan bukti
kongkrit pelaksanaan pembelajaran dengan metode Jarimatika.
4. Studi pustaka
Literatur dan sumber data yang diperoleh Penulis berdasarkan pada
konsep yang ada pada teori, diperoleh dari studi pustaka. Pengumpulan data
yang digunakan adalah dengan menelusuri dan me-recover buku-buku atau
tulisan-tulisan yang berhubungan dengan metode Jarimatika, serta sumber
data lain seperti jurnal, artikel dan beberapa data dari internet yang
mendukung pendalaman dan ketajaman analisis penelitian dengan tidak
keluar dari sub pembahasan.

D. Teknik Analisis Data


1. Analisis Kuantitatif
Peneliti menggunakan teknik analisis data dengan teknik analisis
statistik deskriptif yaitu dengan cara mendesikripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul. Analisis statistik deskriptif
bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai data agar tersaji menjadi
lebih mudah dipahami dan informatif bagi pembaca.
2. Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa observasi tentang
proses pembelajaran, observasi, dan catatan lapangan. Kemudian data
tersebut didiskusikan peneliti dengan tahapan: a. Reduksi, merangkum dan
memfokuskan data hasil penelitian; b.Triangulasi, menjaga keabsahan data
dengan cara membandingkan data; c. Display Data, data yang sudah
ditriangulasikan disajikan dalam bentuk tabel, hal ini bertujuan agar dapat
mudah dibaca; d. Penarikan Kesimpulan.
12

3. Analisis Kualitatif
Analisis data penelitian kualitatif yang digunakan adalah teknik
analisis menurut Miles dan Hubermen dengan tiga tahap, yaitu :
a) Tahap reduksi data
Tahap reduksi data yaitu tahap pengumpulan data. Yaitu
melalui pengamatan, survei, serta studi pustaka.
b) Tahap penyajian data
Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
terorganisirkan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah
dipahami dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah
ini Peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi
informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu.
Prosesnya dilakukan dengan cara menampilkan data, membuat
hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang sebenarnya
terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan
penelitian. Penyajian data yang baik merupakan satu langkah penting
menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.
c) Tahap penarikan kesimpulan dan verifikasi data
Kesimpulan hasil penelitian yang diambil dari hasil reduksi dan
panyajian data adalah merupakan kesimpulan sementara. Kesimpulan
sementara ini masih dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti kuat lain
pada saat proses verifikasi data di lapangan. Jadi proses verifikasi data
dilakukan dengan cara peneliti terjun kembali di lapangan untuk
mengumpulkan data kembali yang dimungkinkan akan memperoleh
bukti-bukti kuat lain yang dapat merubah hasil kesimpulan sementara
yang diambil. Jika data yang diperoleh memiliki kesamaan dengan
data yang telah diperoleh sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan
yang baku dan selanjutnya dimuat dalam laporan hasil penelitian.
BAB IV

PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang berkaitan dengan kemampuan berhitung


KABATAKU bagi siswa kelas 1 SDN Cindai Alus 2 Martapura akan dianalisis
dengan cara analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan hasil
belajar antara dua siklus tes.
Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pembelajaran yang cenderung
terpusat pada guru, tidak ada media yang memadai dalam berhitung
KABATAKU, dan siswa menganggap bahwa materi KABATAKU merupakan
materi yang sulit. Untuk berhitung perkaliam, siswa cenderung menghafal
perkalian 1-10. Selain menghapal, sebagian besar siswa menggunakan alat bantu
sempoa untuk penjumlahan dan pengurangan, yang mana dapat membebani
memori dan otak siswa tersebut. Bentuk solusi dari permasalahan ini adalah
melalui penerapan metode jarimatika.

Situasi saat Pre Test sedang berlangsung.

Hasil dari tes pertama yaitu Pre Test, dengan menjawab 10 soal
KABATAKU, menunjukkan masih terdapat banyak siswa yang tidak dapat
menjawab sal dengan benar, bahkan ada beberapa siswa yang tidak menjawab
soal. Sebagian lainnya menjawab semua soal namun terdapat banyak jawaban
yang salah.
Berdasarkan hasil dari Pre Test tersebut, maka Penulis melaksanakan
metode pembelajaran Jarimatika pada siswa-siswa SDN Cindai Alus 2. Metode
pembelajaran Jarimatika dilaksanakan melalui 2 kali pengajaran. Setelah
sosialisasi, 10 soal pun kembali diberikan pada Post Test. 10 soal pada Post Test
tersebut merupakan soal yang sama dengan soal yang diberikan pada Pre Test.

13
14

Pada penerapan metode Jarimatika, dijumpai siswa merasa senang dalam


mengikuti pelajaran. Siswa belajar dengan situasi yang menyenangkan dan santai,
serta dapat menjadi lebih fokus dalam memperhatikan. Metode Jarimatika ini
menjadi menyenangkan serta mudah bagi siswa tersebut karena menarik perhatian
viualitas mereka. Sehingga akhirnya diharapkan dapat membantu siswa untuk
dapat berhitung dengan lebih mudah dan cepat.

Situasi saat metode Jarimatika diajarkan.

Situasi saat Post Test sedang berlangsung.


15

Tabel Hasil Behitung KABATAKU Siswa Saat Pre Test dan Post Test

Pre Test Post Test


Nama
Siswa Waktu Jumlah Waktu Jumlah
Penyelesaian Benar Penyelesaian Benar
Sibi 3 menit 9 5 menit 10
Zaki 5 menit 8 7.5 menit 10
Riki 5 menit 10 7 menit 5
Pani 6 menit 10 6 menit 8
Sherin 6 menit 9 8.5 menit 10
Syafira 7 menit 10 8.5 menit 9
Winda 8 menit 9 6.5 menit 10
Risma 9 menit 9 5 menit 10
Sofia 7 menit 1 8.5 menit 8
Nazwa 9 menit 5 8 menit 7
Chacha 9 menit 7 10 menit 9
Ferdi 9.5 menit 2 12 menit 4
Dafa 10 menit 2 12 menit 6
Pandy 10 menit 2 13 menit 5
Nayla 10 menit 3 14 menit 6
Difa 11 menit 4 13 menit 10
Ikhsan 11.5 menit 2 9 menit 10
Hidayat 11.5 menit 9 11.5 menit 9
Sahid 12 menit 4 13 menit 9
Luthfi 12 menit 4 12 menit 4
Jumlah 171.5 menit 119 190 menit 179
Rata-rata 8.57 menit 5.95 9.5 menit 8.95
16

Waktu Penyelesaian
10 9.5 8.95 (menit)
8.57
9
Jumlah Benar
8 5.95
7
6
5
4
3
2
1 Jumlah Benar
0
Waktu Penyelesaian (menit)
Pre test
Post test

Tabel dan grafik di atas menunjukkan adanya perbandingan peningkatan


rata-rata antara Pre Test dan Post Test. Rata-rata nilai dari 20 siswa yang
menjawab 10 soal pada Pre Test adalah 5.95 dengan rata-rata waktu penyelesaian
yaitu 8.57 menit. Terdapat masih banyak siswa dengan nilai kurang dari 6 yaitu
10 orang siswa. Siswa yang nilainya rendah ini disebabkan beberapa faktor, antara
lain karena ketergantungan dengan alat sempoa, pemahaman soal yang rendah,
terburu-buru menjawab soal, bahkan ada yang menjawab dengan sembarang/ asal
karena merasa soal-soal tersebut terlihat sulit.
Sedangkan hasil pada Post Test menunjukkan rata-rata nilai dari 20 siswa
tersebut yang juga menjawab 10 soal yang sama pada saat Pre Test adalah 8.95
dengan rata-rata waktu penyelesaian yaitu 9.5 menit. Berdasarkan hasil ini, masih
terdapat 4 siswa yang nilainya kurang dari 6. Adapun kegagalan siswa dalam
menjawab soal-soal tersebut antara lain yaitu kurangnya pemahaman tentang
metode Jarimatika karena hanya dilakukan dalam 2 kali sosialisasi, terdapat juga
siswa yang mengandalkan formasi tangan dari temannya, masih ada yang
menggunakan metode penjumlahan berulang, dan masih ada yang sulit
memformasikan tangannya karena ketergantungan alat sempoa. Namun, sebagian
besar siswa lainnya tidak mengalami kesulitan yang berarti, bahkan ada yang
dapat menjawab soal dengan lebih cepat.
17

Kemampuan Behitung

100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00% Kemampuan Behitung
40.00%
30.00%
20.00%
69.42% 94.21%
10.00%
0.00%
Pre test Post test

Grafik ini menunjukkan perbandingan kemampuan berhitung


KABATAKU sebelum dan sesudah menggunakan metode Jarimatika melalui tes
yang dilakukan dua kali dengan menjawab10 soal yang sama. Kemampuan
berhitung ini didefinisikan sebagai satuan yang berbanding lurus dengan nilai atau
jumlah soal benar, dan berbanding terbalik dengan lama penyelesaian dalam
satuan menit. berdasarkan hasil penelitian yang memberikan hasil tersebut di atas,
maka rata-rata kemampuan berhitung siswa yaitu:

Kemampuan berhitung sebelum menggunakan metode Jarimatika (Pre Test)


5.95
= 0.6942 atau 69.42 %
8.57

Kemampuan berhitung sesudah menggunakan metode Jarimatika (Post Test)


8.95
= 0.9421 atau 94.21 %
9.5

Peningkatan kemampuan berhitung = 94.21 % – 69.42 % = 24.79 %

Berdasarkan perhitungan ini, maka didapatkan bahwa terjadi peningkatan


kemampuan berhitung KABATAKU pada siswa setelah menggunakan metode
Jarimatika. Kemampuan berhitung yang awalnya hanya 0.6942 pada Pre Test
meningkat menjadi 0.9421 pada Post Test. Peningkatan yang terjadi sebesar
24.79% ini termasuk angka yang besar karena sosialisasi dan pengajaran metode
Jarimatika hanya dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Hal ini telah membuktikan
bahwa metode Jarimatika dapat dikatakan sebagai metode pembelajaran interaktif
yang efektif bagi operasi berhitung KABATAKU.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam karya tulis ilmiah ini
menyangkut tentang “Metode Pembelajaran Interaktif Jarimatika sebagai
Solusi Permasalahan Berhitung KABATAKU” maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Kemampuan berhitung KABATAKU yang dimiliki siswa kelas 1 SDN
Cindai Alus 2 masih sangat kurang ketika belum mengenal metode
Jarimatika dan masih menggunakan metode sempoa.
2. Kemampuan berhitung KABATAKU yang dimiliki siswa SD tersebut
meningkat dengan pesat sebesar 24.79 % walau hanya dengan 2 kali
sosialisasi dan pengajaran metode Jarimatika.
3. Metode Jarimatika dapat menjadi solusi bagi permasalahan berhitung
KABATAKU sebagai sebuah metode pembelajaran interaktf yang sangat
efektif yang akhirnya dapat mewujudkan generasi muda berkualitas
menuju Indonesia mandiri.

B. Saran
1. Perlunya kesadaran pribadi dari setiap orang untuk menyadari pentingnya
ilmu matematika khusus kemampuan berhitung KABATAKU.
2. Perlu tindakan dari pemerintah agar menyelenggarakan sosialisasi tentang
metode pembelajaran interaktif Jarimatika yang masih belum banyak
diketahui masyarakat.
3. Perlunya dibuat buku-buku khusus mengenai metode Jarimatika agar
masyarakat khususnya para pelajar dapat tertarik dan lebih mudah untuk
mempelajari dan mengenal msetode Jarimatika.

C. Penutup
Akhirnya karya tulis ilmiah yang berjudul Metode Pembelajaran
Interaktif Jarimatika sebagai Solusi Permasalahan Berhitung KABATAKU ini
telah selesai dan semoga karya tulis ilmiah ini bisa bermanfaat bagi kita semua
baik itu bagi kalangan pelajar maupun umum, sehingga dapat menambah
khazanah mengenai metode Jarimatika. Dan sebagai generasi muda maka kita
harus menyadari bahwa kita adalah tulang punggung bangsa yang sekaligus
bertanggung jawab atas kemajuan bangsa ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bintoro, Henry Suryo. 2015. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar


Menggunakan Metode Jarimatika Pada Materi Perkalian. Kudus:
Universitas Muria Kudus.

Edy, Riyanto. 2012. Meningkatkan Keterampilan Operasi Hitung Melalui


Reciprocal Teaching Siswa Kelas Vc Sd 2 Padokan Bantul Tahun 2012.
Thesis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Khotimah, Khusnul. 2008. Pembelajaran Berhitung dengan Menggunakan


Jarimatika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan
Berhitung Siswa MIM Candirejo Ngawen Klaten. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Nurhidayati. 2011. Metode Pembelajaran Interaktif. Yogyakarta: Universitas


Negeri Yogyakarta.

Nurmalasari, Linda. 2011. Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian


Melalui Metode Jarimatika pada Siswa Kelas II SD Negeri 3 Pringanom
Sragen. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.Rosnawati, R. 2012. Model-
Model Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Wulandani, Septi Peni. 2005. Jarimatika: Perkalian dan Pembagian. Jakarta:


Kawan Pustaka.

Wulandani, Septi Peni. 2009. Jarimatika: Berhitung Mudah dan Menyenangkan


dengan Menggunakan Jari. Salatiga: Yayasan Jarimatika Indonesia.

19
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Biodata Ketua Kelompok


a. Nama Lengkap : Nila Cahya
b. NIM : J1A115014
c. Program Studi / Jurusan : Matematika
d. Fakulas : MIPA
e. Tempat, Tanggal Lahir : Banjarmasin, 9 September 1997
f. Alamat : Jl. Ki Hajar Dewantara Pondok Mulia
Sejahtera RT. 04 RW. 02 Desa Cindai Alus, Martapura
g. Email : nilacahya99@yahoo.co.id
h. Nomor telepon : 085250552458
i. Karya Ilmiah :
o Kajian Sastra Lisan Hantuen dan Dampak Psikologisnya di
Masyarakat Barito Utara
o Larutan Kayu Manis Sebagai Pengawet Alami dalam Pembuatan
Sarden dari Ikan Saluang
o Pembangunan Sektor Pariwisata sebagai Sumber Pendapatan Ekonomi
pada Masa Kini dan Masa yang Akan Datang di Barito Utara
o Ayat-Ayat Al-Quran sebagai Sumber Hukum dalam Berpolitik Menuju
Indonesia Bersih dari KKN
o Pengenalan Gejala-Gejala Penyakit Dalam Upaya Pencegahan
Penyakit Menular Paling Berisiko pada Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA)
o Ampotic (Anti Money Politic) sebagai Tonggak Poros Generasi Muda
Berkualitas Menuju Bangsa Berintegritas

j. Penghargaan Ilmiah :
o Special Award For Utilization Of Traditional Wisdom (Lomba Peneliti
Ilmiah/ Belia Tingkat Provinsi Kal-Teng 2014)
o Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah Pembangunan Ekonomi Kabupaten
Barito Utara 2014
o Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Quran (LKTIQ) Dekan Cup
FMIPA ULM 2015
o Juara 1 Lomba Karya Tulis Kepemiluan KPU Banjarmasun 2015

20
2. Biodata Anggota 1

a. Nama Lengkap : Muhammad Hafidz Atthohiri


b. Program Studi/ Jurusan : Kimia
c. Fakultas : MIPA
d. Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 25 Februari 1996
e. Alamat : Jl. Kelayu Blok E No. 04 Komplek
Mustika Permai
f. Email : atthohiri@gmail.com
g. Nomor Telepon : 085951713136
h. Karya Ilmiah : Ampotic (Anti Money Politic) sebagai
Tonggak Poros Generasi Muda Berkualitas Menuju Bangsa Berintegritas

3. Biodata Anggota 2

a. Nama Lengkap : Husna


b. Program Studi/ Jurusan : Matematika
c. Fakultas : MIPA
d. Tempat, Tanggal Lahir : Amuntai, 5 Juni 1997
e. Alamat : Jl. Intansari 3, Asrama Wasaka 3,
Banjarbaru
f. Email : husna05hafizah@gmail.com
g. Nomor Telepon : 085249157977

4. Biodata Dosen Pembimbing


a. Nama Lengkap : Yuni Yulida, S.Si., M.Sc.
b. NIP : 19811010 200501 2 004
c. Tempat, Tanggal Lahir : Banua Kupang, 10 Oktober 1981
d. Alamat : Jl. Dahlina Raya Komplek Widya Citra
Elok III Blok B No. 10, Banjarbaru
e. Email : y_yulida@yahoo.com
f. Nomor Telepon : 081348054202

21
LAMPIRAN

22

Anda mungkin juga menyukai