BAB IV Baru
BAB IV Baru
Dalam bab ini akan dibahas tentang makna teologis tindakan Yesus
hal-hal yang melatar belakangi atau memiliki suatu alasan yang menjadi acuan dari
sebuah tindakan, dan suatu tindakan pastinya mempunyai arti atau nilai-nilai dan juga
tujuan. Demikian halnya dengan Tuhan Yesus ketika membasuh kaki murid-murid-
Nya, ada hal-hal prinsip yang melatar belakangi tindakan pembasuhan kaki dan juga
ada makna yang dalam dari tindakan tersebut. dalam ayat 14 Yesus bertanya apakah
Pada bab ini penulis akan mengawalinya dengan latar belakang tindakan
Yesus membasuh kaki, dan selanjutnya akan menjelaskan tentang Makna Teologis
Pembasuhan Kaki. adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah dengan cara
pembasuhan kaki maka penulis terlebih dahulu akan memaparkan Latar Belakang
kaki.
40
41
melakukan tindakan pembasuhan kaki, ada alasan yang sangat kuat sehingga Yesus
perlu melakukan tindakan itu. Yesus telah menyadari bahwa segala sesuatunya
waktunya tidak lama lagi untuk bersama-sama dengan para murid-Nya dan dasar dari
Dari kisah Yesus membasuh kaki, ayat 1b dan ayat 3 adalah satu dari tiga
hal yang menjadi latar belakang dari tindakan Yesus membasuh kaki murid-murid-
Nya. Ayat 1b dituliskan “Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih
dari dunia ini kepada Bapa. Dan ayat 3 Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah
menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali
kepada Allah.”
Ayat 1b dalam terjemahan baru dituliskan Yesus telah tahu, bahwa “saat-
Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa.” Dari ayat ini dapat dilihat
bahwa ada penekanan dari segi waktu, bahwa Yesus telah menyadari waktu-Nya telah
“Yesus tahu bahwa sudah waktunya Ia meninggalkan dunia ini untuk kembali kepada
Bapa-Nya” secara sadar Yesus menyadari ada hal yang harus dilakukan dan mendesak
untuk dikerjakan, sebab kegenapan waktu yang mendorong Yesus untuk melayani
42
murid-murid-Nya. seperti yang diungkapkan William Braclay dalam buku berjudul
Pemahaman Alkitab Setiap hari dituliskan … “justru pada waktu itu ketika Allah
Bila dibandingkan dengan ayat-ayat yang lain seperti pada pasal 2:4, 7:6,
7:30, 8:20 Yesus menegaskan bahwa saat-Nya belum tiba. Kalimat ini menggunakan
suatu keterangan waktu yang menunjukan penekanan pada satu waktu tertentu, namun
pada bagian ini dituliskan “saat-Nya belum tiba” yaitu waktu yang belum genap untuk
melakukan sesuatu, Kata saat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “waktu
(yang pendek sekali), waktu yang bertalian dengan baik buruk”88 kata belum artinya
“masih dalam keadaan tidak”89 dan kata tiba artinya “datang, atau sudah datang”90 jadi
bila dikalimatkan memiliki arti waktu-Ku masih dalam keadaan tidak datang, seperti
tiba menuliskan:
Dalam kaitan itu “saat-Ku belum tiba” memiliki arti penting yang khusus.
Ucapan itu muncul berulang-ulang dalam kitab Yohanes (bdk. 7:30, 8:20,
12:23, 13:1, bdk. 16:21, 17:1:bdk 7:6, 8) biasanya, tibanya “saat” ini
menunjukan kepada permulaan penderitaan Yesus91
Dari hal diatas dapat ditarik satu kesimpulan bahwa kata “saat-Ku belum
tiba” merujuk pada satu hal, yaitu masa penderitaan Yesus dikayu salib.
87
William Braclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Yohanes pasal 8-21 (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2011), 217.
88
Julius C. Rumpak, Marcus Susanto, “saat” dalam kamus Besar bahasa Indonesia, Peny.,
Anton M. Moeliono (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 973.
89
Julius C. Rumpak, Marcus Susanto, “belum” dalam kamus Besar bahasa Indonesia, 129.
90
Julius C. Rumpak, Marcus Susanto, “tiba” dalam kamus Besar bahasa Indonesia, 1189.
91
Herman N. Ridderbos, Injil Yohanes Suatu Theologis Pen., Lanna Wahyuni, (Surabaya:
Momentum, 2012), 114.
43
Pada bagian ini dituliskan bahwa waktunya telah tiba. Dalam bahasa Yunani “telah
tiba” menggunakan kata ἦλθεν dari akar kata ἔρχομαι yang artinya “datang, tiba, pergi
muncul”92 namun pada bagian ini berarti telah tiba, yang dimaksudkan adalah waktu
penderitaan Yesus di kayu salib telah tiba, sebab pada bagian selanjutnya pasal 16:16-
33 menjelaskan bahwa akan tiba saatnya Ia tidak akan berkata-kata kepada murid-
murid-Nya dan tinggal sesaat lagi Yesus bersama para murid-murid-Nya di dunia,
bahkan ayat 32 di katakan lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, dan lebih di
tegaskan dalam doa-Nya pada pasal 17:1 “1 Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia
menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-
Commentary di jelaskan bahwa “Telah tiba saanya, saat itu tidak ditentukan batasnya,
merupakan sesuatu hal yang diketahui betul di antara Bapa dan Anak. Saat itu adalah
Dengan genapnya waktu untuk kembali kepada Bapa, hal ini menjadi
sebuah dasar bagi Yesus untuk mengajarkan sesuatu bagi para murid-Nya, yaitu
mengajarkan tentang suatu sikap dalam melayani. Yesus tahu bahwa waktunya telah
genap untuk kembali, sebab pada ayat tiga Yohanes kembali menekankan Yesus tahu
92
Pdt. Hasan Susanto, D.Th., Perjanjian Baru Interlinear dan Konkordansi Perjanjian Baru,
(PBKI) (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010), 316.
93
The Wykliffe Bible Commentary, editor Charles F. Pfeiffer (Malang: Gandum Mas, 2001),
376.
44
bahwa Bapa telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan Dia harus kembali
Ilahi-Nya dan kepastian kepulangan-Nya kepada Bapa, Yesus tidak merasa hina untuk
merendahkan diri dan melakukan pelayanan sebagai hamba, inilah kesanggupan dari
semangat inkarnasi”94, dengan kata lain kemuliaan bukanlah menjadi sebuah halangan
untuk melayani, tetapi inilah yang menjadi dasar dan acuannya untuk membuktikan
menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali
kepada Allah” hal ini menyatakan bahwa Bapa telah memberikan hak kepemilikkan
dan kuasa atas segalanya baik di bumi dan di Sorga untuk menjalankan misi agung
dari Bapa, dengan kata lain bahwa Yesus merupakan ahli waris dari segala sesuatu
Ketika saat yang menentukan tiba, Ia tahu apa yang harus Dia lakukan,
sebagai Dia yang datang dari dan kembali kepada Allah, dengan membawa
kedalam tangan-Nya tugas yang atas-Nya Bapa telah berikan kuasa kepada-
Nya untuk dilakukan: menyerahkan nyawa-Nya dan mengambilnya kembali
(bdk 10:17) prakarsa untuk menyelesaikan ini sekarang adalah bagi-Nya untuk
mengambil. 95
Dengan kata lain, Yesus sangat mengerti dan memahami apa yang menjadi tujuannya
dalam dunia dan kapasitasnya sebagai juru selamat, Ia harus menyelesaikan tugas-
Nya menebus dosa manusia dengan mati dikayu salib, karena waktu-Nya telah genap
94
The Wykliffe Bible Commentary, editor Charles F. Pfeiffer (Malang: Gandum Mas, 2001),
357.
95
Herman N. Ridderbos, Injil Yohanes Suatu Theologis Pen, Lanna Wahyuni (Surabaya:
Momentum, 2012), 499.
45
Yesus demonstrasikan kepada murid-murid-Nya, sebab Yesus yang adalah Guru dan
Tuhan melakukan tindakan yang rendah dan hina sebab … “unsur utama dari tindakan
Yesus terhadap umat-Nya ialah kasih (agape) yang ditunjukan dalam membasuh kaki
mereka”96. Hal itu tertulis di ayat 1c “Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-
kesudahannya.” Bagi Yesus status dan kemuliaan bukanlah lagi sebuah batasan untuk
melakukan sesuatu dalam pasal 3:16 Yohanes mencatat bahwa kehadiran Kristus di
dunia merupakan suatu bukti kasih yang besar yang Allah telah nyatakan bagi
manusia. demikian halnya dalam pasal 13:1c dicatat bahwa Yesus mengasihi murid-
dipakai oleh Yohanes adalah kata “ἀγαπήσας (agapesas) dari kata agapao yang
artinya mengasihi, menyatakan kasih”99 Pada bagian ini Yesus secara aktif
ini menunjukan sebuah rasa cinta dan kasih yang tidak pernah terputus maksudnya
adalah sebuah kasih yang tidak mengenal batas, tanpa ada unkurannya dan tidak ada
bandinganya.
Dalam terjemahan The New American Standard Bible dituliskan “he loved
them to the end” yang artinya Ia mengasihi mereka sampai akhir”100 sedangkan dalam
terjemahan New International Version menuliskan “he now showed them the
fullextent of his love yang artinya sekarang Ia menunjukan kepada mereka kasih-Nya
dengan sepenuhnya, pada buku Kunci Bahasa Yunani Perjajian Baru dituliskan
penjelaskan bahwa “Ia mengasihi mereka sampai kesudahannya atau pada akhirnya
(ketika segala masa penantian sudah berakhir ) ungkapan ini (eis telos) juga bisa
berarti sepenuh-penuhnya”102. Hal yang serupa dan senada juga diutarakan oleh
100
Pdt, Budi Asali M.Div,”Eksposisi Yohanes 13:1-20” Golgotaministry.org, 1.
101
Pdt. B.F Drewes, M.Th dkk. Kunci Bahasa Yunani Perjanjian Baru Kitab Injil Matius Kitab
Kisah Para Rasul (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 335.
102
The Wykliffe Bible Commentary, editor Charles F. Pfeiffer (Malang: Gandum Mas, 2001),
357.
103
Mattew Henry tafsiran MattewHenry Injil Yohanes 12-21,pen, Iris Andreas dkk
(Surabaya:Momentum , 2010), 919.
47
Jadi dalam bagian ini Yesus membuktikan kasih-Nya kepada murid-
kasih-Nya yang tanpa batas. bahkan kasih yang Ia berikan adalah kasih yang
sempurna dan tidak ada habisnya kepada murid-murid-Nya, kasih yang diberikan
bukanlah kasih yang pura-pura tetapi kasih yang tulus, tidak bersyarat, kasih yang
tetap, tidak berubah. Yesus mengasihi murid-murid-Nya sampai akhir hidup-Nya dan
mengasihi mereka secara maksimal, bahkan kasih itu diberikan bukan hanya kepada
Kasih Allah dinyatakan dalam pribadi Krisus, Yesus rela datang kedalam
korban menggantikan orang berdosa, bahkan Allah mengasihi setiap orang dengan
kasih yang sejati dan kekal, mengasihi umat-Nya dengan kasih yang tetap dan tidak
murid-murid-Nya disebabkan iblis telah bekerja, namun dalam hal ini menunjukan
puncak dari pekerjaan iblis untuk menggagalkan rencana Allah bagi dunia ini. Hal itu
dituliskan pada ayat 2 dan 18 “mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah
membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati
Dia.” diayat 18 “Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku tahu, siapa yang telah
Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang yang makan roti-Ku, telah mengangkat
tumitnya terhadap Aku.” Pada ayat 2 dijelaskan bahwa Iblis telah membisikan
rencana dalam hati Yudas untuk mengkhianati Yesus. Pada terjemahan Bahasa
48
Indonesia Sehari-hari dituliskan “iblis sudah memasukan niat dalam hati Yudas anak
Simon Iskariot untuk menghianati yesus” bila dicermati dengan baik maka dapat
dimengerti bahwa iblis berupaya untuk mengoda Yudas sehingga dari pekerjaan iblis
dituliskan “and the devil had already promted Judas Iskariot, son of Simon, to betray
Jesus” yang artinya dan si iblis telah menyuruh Yudas iskariot, putra simon untuk
mengkhianati Yesus, Berdasarkan hal ini dapat dilihat bahwa iblis berupaya untuk
menggagalkan rencana Allah bagi dunia, dengan diam-diam iblis mebisikan rencana
jahat untuk mengkhianati Yesus. Dalam tafsiran Injil Yohanes Mattew Henry
menjelaskan bahwa:
Iblis bekerja dengan luar biasa untuk menggagalkan rencana Allah, iblis
menyangka dengan kematian Kristus dapat menggagalkan rencana Allah bagi dunia.
dalam bahasa Yunani membisikan menggunakan kata “βεβληκότος yang artinya telah
menaruh. Dari akar kata Ballo”105 digunakan sebanyak 122 dalam perjanjian baru
104
Mattew Henry, tafsiran MattewHenry Injil Yohanes 12-21, pen., Iris Andreas dkk
(Surabaya:Momentum , 2010), 921-922.
105
Bible Work, Versi Yunani, ver, 10.0.4.114, Software Alkitab, [CD-ROM]
49
yang artinya “melempar, membuang, menebarkan, menghamburkan, menjatuhkan,
yang menggunakan kala kini aktif, partisip dengan kasus genetif maskulin tunggal.
kala kini aktif menunjuk kepada suatu tindakan yang sedang terjadi. Sedangkan
partisip bertidak sebagai kata kerja sekaligus penjelasan kata sifat. Dan kasus genetif
merupakan penjelasan atau milik dari pekerjaan iblis. dalam hal ini subjek yaitu iblis
sebagai pelaku yang melakukan tindakan, artinya bahwa Iblis sedang melakukan
Iblis telah mengambil posisi yang dalam, didalam lingkungan akrab para
murid Yesus, dalam hati Yudas Iskariot. Dengan mendorong dia kepada
keputusan untuk menghianati Yesus. Bagaimana ia melakukan hal ini cukup
terkenal dan tidak digambarkan disini, tetapi kata yang digunakan merupakan
kata kunci dalam seluruh kisah kesengsaraan bagi “diserahkannya Yesus
kedalam tangan manusia” inilah titik berangkat inilah titik berangkat iblis
dalam proses yang meliputi seluruh kisah dari mulai sampai selesai sebagai
suatu rangkaian ketidak setiaan”107
Dapat dikatakan bahwa iblis telah berhasil menggantikan posisi Yesus dalam hati
Yudas, mengambil alih kehidupan Yudas dari seorang murid kini menjadi
pengkhianat bagi gurunya dan iblis telah menguasai kehidupan Yudas secara penuh
sebab Yudas telah memberikan kesempatan bagi iblis untuk bekerja dalam hatinya
memberikan kesempatan bagi sang iblis memasang jerat dan membiarkan dirinya
dijerat oleh iblis, iblis yang merusak dan membinasakan dengan leluasa bekerja dalam
hati Yudas sehingga tanpa godaan yang beratpun Yudas dengan mudahnya jatuh
106
Pdt. Hasan Susanto, D.Th., Perjanjian Baru Interlinear dan Konkordansi Perjanjian Baru,
(PBKI), (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010), 140.
107
Herman N. Ridderbos, Injil Yohanes Suatu Theologi, Pen., Lanna Wahyuni (Surabaya:
Momentum, 2012), 498.
50
kedalam tangan iblis, sebab pekerjaan iblis hanyalah mencuri dan membunuh dan
Iblis atau dengan kata lain penghianatan Yudas.“Bukan tentang kamu semua Aku
berkata. Aku tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang
yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku” ayat ini menguraikan
“bukan tentang kamu semua Aku berkata” berkaitan dengan ini Yesus sedang
selanjutnya dikatakan “sebab Aku tahu siapa yang telah Ku-pilih” hal ini menjelaskan
bahwa Yesus mengetahui dengan persis, bahkan sangat memahami siapa yang
sendiri oleh Kristus, Ia sendirilah yang menentukan siapa-siapa yang menjadi bagian
tujuannya kedalam dunia. dikatakan “haruslah genap nas ini” dalam terjemahan
Bahasa Indonesia Setiap Hari dituliskan “tetapi apa yang tertulis dalam Alkitab harus
terjadi” dalam hal ini ditekankan haruslah genap. dalam bahasa Yunani kata genap
menggunakan kata πληρωθη dari akar kata πληρόω yang artinya memenuhi,
108
Mattew Henry, tafsiran MattewHenry Injil Yohanes 12-21, pen., Iris Andreas dkk
(Surabaya:Momentum , 2010), 947.
51
kata πληρόω adalah kata kerja aoris pasif subjungtif orang ketiga tunggal, merupakan
kata kerja yang sudah terjadi namun masih terjadi. Sedangkan Subyungtif
kata fulfill yang artinya memenuhi, menggenapi, mencukupi. Jadi jelaslah bahwa
firman yang tertulis harus terjadi dan harus tergenapi. Dalam hal ini Yesus mengutip
Firman yang terdapat dalam kitab Mazmur 41:10. bahkan sahabat karibku yang
Pada bagian ini Yesus tidak menyebutkan sahabat karib (Maz 41:10a)
terhadap Aku” ini merupakan sebuah ungkapan yang dipakai oleh Yesus untuk
hubungan yang baik dengan seseorang atau hubungan persahabatan, sebab dalam
budaya timur “makan roti dengan seseorang merupakan tanda persahabatan dan suatu
tindakan kesetiaan”109 dari hal ini dapat dilihat bahwa Yesus memiliki hubungan yang
erat dengan para murid tidak terkecuali dengan sang penghianat. sebab Yesus sendiri
Ku” jelaslah bahwa Yesus memiliki hubungan yang sangat erat dan akrab dengan para
murid, bukan hanya sebatas guru dan murid tetapi memiliki hubungan yang lebih
menunjukan suatu sikap yang telah bertolak belakang dari kesetiaan seorang sahabat
menjadi seorang musuh “dalam bahasa Ibrani secara harafiah berbunyi “dia membuat
109
Budi Asali M.Div, Eksposisi Injil Yohanes,www. Golgothaministry.org. 18/02.2020, jam
09:30.
52
besar tumit” dan itulah ungkapan yang menyatakan kekerasan yang keji”110 dalam
bersama Aku, akan melawan Aku” ungkapan ini jelas menunjukan perlawanan yang
akan dilakukan oleh seorang kawan dekat, bahkan tindakan ini juga merupakan
Kutipan itu bukan hanya meneguhkan bahwa apa yang Yudas lakukan
dinubuatkan kitab suci tetapi tidak kurang mengungkapkan sifat licik dan tidak
setia dari perbuatannya; ia hampir meninggalkan Dia yang rotinya ia makan
dan yang persekutuan akrab dengan-Nya telah ia nikmati selama ini”111
merupakan suatu hal yang harus terjadi sebab Yesus sendiri telah berkata bahwa
haruslah genap nas ini, nas yang dikutip dari kitab Mazmur dan penggenapan itu
Yesus memberi tahukan siapa yang akan menghianati-Nya akan tetapi tidak ada dari
para murid yang mengerti dengan perkataan Yesus. pada ayat yang 26 Yesus telah
sesuatu. Yesus berkata: kepada dialah itu yang kepadanya akan Ku berikan roti yang
telah Ku celup. hal ini Yesus menunjukan bahwa kasih-Nya kepada Yudas, sebab
Yesus menginginkannya untuk bertobat akan tetapi Yudas tidak mengindahkan hal itu
bahkan lebih di tegaskan lagi pada ayat 27 “Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia
kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat,
perbuatlah dengan segera” dari ayat ini jelas bahwa iblis telah sepenuhnya menguasai
110
William Braclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Yohanes pasal 8-21 (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2011), 225.
111
Herman Ridderbos, Injil Yohanes Suatu Tafsiran Theologis, Pen., Lanna Wahyuni,
(Surabaya: Momentum, 2012), 508.
53
Yudas, dengan kata lain iblis telah masuk kepadanya. Dan pada ayat 30 Yudas
menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. dalam tafsiran
dituliskan “ menurut Carson roti itu diberikan kepada Yudas sebagai tanda kasih
terakhir dan sebagai himbauan supaya dia bertobat”112 walaupun Yesus mengetahui
rencana tersebut namun Ia tetap mengasihi Yudas sampai akhir sebab kasih Allah
Paskah (1a)
Tindakan Yesus membasuh kaki para murid ini dilakukan pada waktu
menjelang hari raya paskah. Hari raya paskah adalah hari raya yang penting bagi umat
Israel, paskah “adalah hari raya yang paling kuno diantara hari-hari raya yang lain,
mendapat kebebasan dari belenggu dan keluar dari tanah perbudakan di Mesir”113 hari
raya ini merupakan hal yang penting, karena menjadi suatu peringatan sejarah bagi
bangsa Israel.
Selama 430 tahun nenek moyang bangsa Israel tertindas di Mesir menjadi
budak bagi orang Mesir. Karena kasih-Nya, Tuhan menunjukan kuasa-Nya dengan
membebaskan bangsa Israel dan membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian. paskah
dalam bahasa Ibrani adalah “(pesakh) berasal dari kata kerja yang artinya melewatkan
dengan makna penyelamatan (kel; 12:13,27 dst) jelas pandangan yang mengatakan
bahwa Allah secara harafia melewati rumah-rumah orang Israel yang sudah berlabur
112
Tafsiran elektronik Yohanes 13:26, Sabda dan tim Alkitab Android, vertion 1. 3. 2.
113
Lukas Tjandra, Latar belakang Perjanjian Baru (Malang: Literatur SAAT, 2008), 66.
54
darah dan membunuh orang-orang mesir”114. Dan perlu diingat bahwa paskah
diayat yang pertama disana dituliskan bahwa mereka berkumpul dan makan sebelum
hari raya Paskah. ayat 1a Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai. Akan tetapi
bila dibandingkan dengan kitab Matius dan Markus ada hal yang berbeda, sebab
dituliskan bahwa mereka melakukan paskah pada malam hari. Bila diperhatikan
penjelasan kitab Yohanes dan injil Matius dan Markus sepertinya bertentangan, sebab
15 bulan Nisan, dalam injil Yohanes dituliskan bahwa mereka melakukan kegiatan
pembasuhan kaki dan perjamuan sebelum hari raya paskah mulai, artinya mereka
melakukan itu pada waktu rembang petang menjelang malam hari pada tanggal 14
Nisan. karena bila dilihat dari pertukaran waktu bangsa yahudi, pertukaran waktu
mereka dimulai pada malam hari pada waktu matahari terbenam. Sedangkan dalam
kitab injil sinoptik dituliskan bahwa Yesus dan murid-murid-Nya melakukan paskah
pada malam hari, dengan kata lain mereka melakukan perjamuan paskah pada taggal
dilakukan sebelum hari raya paskah, artinya kegiatan ini terjadi pada waktu persiapan
paskah, dalam buku berjudul Kristus di bumi yang dituliskan oleh Jacob Van Bruggen
menjelaskan bahwa
114
J.D Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2000), 205.
55
Yang dimaksudkannya adalah pastilah hari-hari raya yang mulai pada tanggal
15 Nisan, ia bukan menyebut malam orang memakan anak domba paskah,
melainkan perayaan, yang berlangsung pada tanggal 15-21 Nisan. Sekiranya
yang dimaksud Yohanes perayaan pada akhir tanggal 14 Nisan, tidak masuk
akal kalau ia menyebut 13 Nisan malam sebagai malam “sebelum hari raya
paskah”. Hari sesudah tanggal 13 Nisan tidak dapat seluruhnya disebut “hari
raya paskah” jadi pembasuhan kaki dan perjamuan terakhir bersama murid-
murid-Nya terjadi pada malam hari sebelum tanggal 15 Nisan, yaitu pada
akhir tanggal 14 Nisan. 115
Jadi dari pernyataan dan penjelasan diayat yang pertama dapat ditarik satu
kesimpulan bahwa pembasuhan kaki ini terjadi pada waktu petang menjelang malam
Yesus membasuh kaki para murid mengandung pengajaran dan arti khusus sebab ini
merupakan sebuah tindakan yang luar biasa yang membuat setiap orang tercengang
karena hal itu. Yesus adalah Guru dan Tuhan yang memiliki karakter yang luar biasa
yang mampu memberikan pengajaran dalam sebuah aplikasi tindakan nyata. Dengan
mencermati secara saksama, tindakan pembasuhan ini memiliki makna yang dalam
dan juga rohani. Dibagian ini akan diuraikan makna teologis tentang tindakan
pembasuhan kaki.
115
Jacob Van Bruggen, Kristus Di Bumi Penuturan Kehidupan-Nya Oleh Murid-Murid Dan
Oleh Penulis-Penulis Sezaman (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 295.
56
Selanjutnya pada bagian pertama dari makna pembasuhan kaki, pada ayat
menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya
lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.” Pada ayat 4-5
diuraikan bahwa Yesus berdiri dari tempat Ia duduk dan mengambil posisi untuk
membasuh kaki para murid-Nya. sebagai Guru dan Tuhan, Yesus menunjukan suatu
sikap yang patut dipuji, sebab diantara para murid berupaya untuk mencari tau siapa
yang terbesar dan terkemuka diantara mereka. Sebagai murid kedua belas rasul
seharusnya melayani Yesus, akan tetapi yang terjadi adalah hal sebaliknya, Yesus
Sebagai guru dan Tuhan sudah sepatutnya Yesus menerima pelayanan dari
para murid-Nya, akan tetapi para murid tidaklah menyadari akan hal itu. bahkanYesus
yang adalah Guru dan Tuhan tidak menerima pelayanan dari para murid, terlebih
dalam hal ini mereka sedang berada dalam sebuah perayaan yang penting bagi para
umat Yahudi dan sudah sepantasnyalah para murid melayani Yesus yang adalah guru
bagi para murid, akan tetapi Yesus tidak mementingkan hal itu dan melakukan hal
yang sebaliknya dengan melayani dua belas rasul, hal itu tertulis pada ayat 4.
dalam bahasa Yunaninya τὰ ἱμάτια yang arti literalnya pakaian secara umum, pada
bagian ini τὰ ἱμάτια berbentuk jamak dan hal ini menunjukan bahwa Tuhan Yesus
dalam tafsiran Injil Yohanes Matthew Henry menjelaskan: “Tindakan ini sungguh
rendah dan menghamba, hanya dilakukan oleh pelayan yang paling rendah
Nabal seorang yang kaya raya berkata “hambamu ini ingin menjadi budak yang
membasuh kaki para hamba tuanku itu” (1 Samuel 25:41) dari hal ini sangat jelas
bahwa ini merupakan suatu kehinaan karena melakukan tugas seorang hamba yang
hina. Yesus Kristus adalah pribadi yang mulia sebab Dia datang dari sorga, walaupun
demikian Ia rela melakukan hal yang begitu rendah dipemandangan manusia. dalam
pakaian budak yang rendah, pakaian yang dianggap hina, baik oleh orang Yahudi
maupun orang bukan Yahudi”117. Yesus yang memiliki status yang tinggi relah turun
ke posisi yang paling hina dengan menjadi seorang budak atau hamba. “Yesus
kaki”118 hal ini menunjukan suatu sikap yang mulia, yaitu sikap merendahkan diri-Nya
dengan serendah-rendahnya.
116
Mattew Henry tafsiran MattewHenry Injil Yohanes 12-21, pen., Iris Andreas dkk
(Surabaya:Momentum, 2010), 926.
117
Dave Hagelberg, Tafsiran Yohanes Pasal 13-21 Dari Bahasa Yunani (Yokyakarta: Andi,
2004), 22.
118
Herman N. Ridderbos, Injil Yohanes Suatu Theologis Pen, Lanna Wahyuni, (Surabaya:
Momentum, 2012), 499.
58
Yesus mengikatkan kain lenan pada pinggang-Nya, tindakan ini
menunjukan cara berpakaian seorang budak yang dipandang rendah, hal ini
menunjukan kerendahan hatinya yang sangat besar, dalam hal ini kain lenan
merupakan kain yang digunakan oleh budak untuk melayani. Kain lenan “istilah ini
(Lention, dari bahasa Latin Linteum) adalah kain yang dikenakan oleh budak, kain itu
panjang, sehingga dapat dipakai sebagai pakaian, tetapi masih ada sisa atau unjung
yang dapat dipakai untuk pekerjaan, dalam kasus ini menyeka kaki murid-murid”119.
Mengenakan kain lenan adalah sebuah kehinaan besar, sebab Yesus mengenakan kain
yang seharusnya tidak digunakan, dengan demikian menunjukan satu kehinaan besar,
dan karena hal ini dalam seketika Yesus menjadi pribadi yang hina.
menuangkan air dalam sebuah basi dan membasuh kaki para murid-Nya. Yesus
mengatakan bahwa tugas membasuh kaki tidak boleh dilakukan oleh seorang budak
Yahudi sehingga tugas tersebut diserahkan kepada seorang budak kafir. Dari tindakan
Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya jelaslah bahwa ini adalah suatu sikap
kerendahan hati, bagaimana seorang yang mulia seorang Guru dan Tuhan membasuh
kaki para murid. “Tuhan Allah menjelma menjadi manusia, dan merendahkan diri-
Nya sampai Ia menjadi seperti seorang budak hina yang membersihkan segala macam
kerendahan hati Allah yang ditunjukan bagi segenap umat-Nya. dalam tindakan ini
Yesus menunjukan suatu unsur kemuliaan yang besar yaitu kemuliaan dalam
119
Dave Hagelberg, Tafsiran Yohanes Pasal 13-21 Dari Bahasa Yunani (Yokyakarta: Andi,
2004), 22.
120
Dave Hagelberg, Tafsiran Yohanes Pasal 13-21 Dari Bahasa Yunani, 23.
59
kerendahan hati-Nya dan tindakan Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya adalah
Selanjutnya dalam ayat 6-11 terjadi perdebatan atara Petrus dan Yesus
sebab Petrus menolak untuk dibasuh oleh Yesus. “6 Maka sampailah Ia kepada Simon
Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi
engkau akan mengertinya kelak." 8 Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan
membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." 9 Kata Simon Petrus
kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" 10
Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi
selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah
bersih, hanya tidak semua." 11 Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia.
Petrus adalah pribadi yang berapi-api dan bersemangat serta pribadi yang
berani. Pertrus adalah satu-satunya murid yang mengomentari dan menolak hal yang
Yesus lakukan. Di ayat yang keenam Petrus bertanya “Tuhan Engkau hendak
Engkau yang membasuh kaki saya?” dan dalam terjemahan New International
Version “Lord, are You going to wash my feed?” ini adalah pertanyaan sekaligus
penolakan yang Petrus berikan kepada Tuhan Yesus, bahkan ini merupakan sebuah
60
penolakan keras. Seperti juga yang diutarakan oleh Herman N Ridderbos mengatakan
bahwa:
Dari kutipan diatas menjelaskan bahwa ada Penolakan yang begitu jelas dari Petrus,
sebab Petrus tidak mengerti dengan apa yang Yesus lakukan baginya, sebagai seorang
murid yang berani, ia menyatakan keberatannya dengan tindakan Yesus dan lebih
lanjut diayat delapan penolakan itu semakin kuat dengan perkataan “Engkau tidak
akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya” artinya bahwa Petrus dengan sangat
dan menghentak hati Petrus. Walaupun jawaban yang Yesus berikan pada bagian awal
mendapatkan penolakan, akan tetapi pada jawaban yang kedua membuat Petrus
berbalik seratus delapan puluh derajat …. “tetapi jawaban Tuhan membuat tindakan
pelayanan yang rendah itu terangkat menjadi pelayanan yang bermakna rohani”122.
sebab bagian selanjutnya Yesus berkata “jikalau Aku tidak membasuh engkau,
engkau tidak akan mendapat bagian dalam Aku” jawaban ini merupakan jawaban
yang singkat dan sederhana, akan tetapi ini merupakan kunci dari perubahan hati
Petrus.
121
Herman N. Ridderbos, Injil Yohanes Suatu Theologis, Pen., Lanna Wahyuni, (Surabaya:
Momentum, 2012), 500.
122
The Wykliffe Bible Commentary, editor Charles F. Pfeiffer (Malang: Gandum Mas, 2001),
358.
61
“Jikalau Aku tidak membasuh engkau” pada bagian ini kata membasuh
dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata νίψω dari akar kata νίπτω yang berarti
membasuh. Dalam Perjanjian Lama seorang imam setiap kali masuk dalam kemah
suci haruslah membasuh tangan dan kakinya agar tidak mati (lih. Kel 30:20-21,) pada
bagian ini membasuh tangan dan kaki adalah sebuah keharusan sehingga diri bersih
ketika melayani dalam kemah suci, karena Allah menuntut itu sebab jika tidak
demikian akan mati. Pembasuhan yang Yesus lakukan bukan hanya sekedar
pembasuhan biasa tetapi memiliki makna rohani yaitu pembasuhan dosa atau
pembasuhan rohani, apabila tidak dibasuh oleh Kristus berarti tidaklah bersih.
dalam Aku” pernyataan ini adalah pernyataan yang memiliki arti yang khusus.
Banyak hal yang Kristus ajarkan namun para murid sulit untuk mengerti akan hal-hal
yang diajarkan-Nya. pernyataan ini merupakan peringatan bagi Petrus, bila ia tidak
menerima pembasuhan maka Petruslah yang akan ditolak Yesus, dalam tafsiran
pembasuhan diri dari dosa, sehingga pernyataan selanjutnya tidak mendapat bagian
dalam Kristus dapat dipahami tidak mengambil bagian dalam karya kemuliaan
Kristus, tidak mengambil bagian dalam Kristus juga berarti “tidak memiliki
akan mendapat berkat dari-Ku”124 dapat disederhanakan bahwa tidak mendapat bagian
123
Mattew Henry tafsiran MattewHenry Injil Yohanes 12-21, pen, Iris Andreas dkk
(Surabaya:Momentum , 2010), 932.
124
Tafsiran Elektronik Yohanes 13:8, Sabda dan Tim Alkitab Android, vertion 1. 3. 2.
62
dalam Kristus, berarti tidak memiliki hubungan apapun dengan Kristus, bahkan tidak
mengungkapkan bahwa:
Tuhan Yesus tidak dapat berkompromi dengan Petrus. Bagi Dia, urusan ini
bukan hanya masalah pembasuhan kaki dan kerendahhatian. Bagi Dia
pembasuhan kaki adalah lambang pengorbanan-Nya di kayu salib.
Pembasuhan kaki bukanlah syarat keselamatan, tetapi jikalau Petrus tidak
dapat menerima bahwa Mesias merendahkan diri-Nya dan membasuh kaki, dia
juga tidak dapat menerima Mesias mati sebagai pengganti manusia.
seandainya demikian, Petrus tidak mendapat bagian dalam Tuhan Yesus.125
kepada Petrus, “jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian
dalam Aku” dalam terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari “Jikalau Aku tidak
membasuhmu, engkau tidak ada hubungan dengan Aku”126 kalimat ini merupakan
suatu ungkapan Ibrani yang memiliki arti: “karena tidak menangkap semangat
gurunya maka Petrus terkucilkan dari segenap persekutuan dengan-Nya, tidak dapat
mengambil bagian dalam karya kemuliaan-Nya”127 dengan kata lain pernyataan ini
memiliki arti bahwa tanpa pembasuhan setiap orang tidak memiliki kaitan, relasi dan
terpisah dari kristus dan juga bukanlah milik kepunyaan Kristus sebaliknya setiap
orang yang mengambil bagian dalam kristus berarti, telah di basuh oleh Kristus
sehingga memiliki hubungan, relasi yang baik, bersama dengan Kristus, dan juga
berarti menjadi milik kepunyaan Kristus, sebab pada bagian ini membasuh merupakan
suatu simbol penyucian diri dari dosa, sehingga setiap orang harus menerima
127
Tafsiran Elektronik Jerusalem, sabda dan Tim Alkitab Vertion 1. 3.2.
63
Selanjutnya ayat 10 Yesus menanggapi perkataan Petrus pada ayat 9,
dengan berkata barang siapa yang telah mandi ia tidak usah membasuh dirinya selain
kakinya sebab ia sudah bersih. Pada bagian ayat 8 dan 10 memiliki pengertian yang
berbeda tentang pembasuhan kaki. seperti yang diungkapkan oleh Dave Hagelberg:
Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa setiap orang yang tidak menerima
pengorbanan Kristus tidak mendapat bagian di dalam-Nya dan setiap orang yang
percaya perlu melakukan pertobatan setiap kali berdosa karena setiap orang yang
lakukan, apakah mereka mengerti atau tidak. Selanjutnya diayat 12-13 Sesudah Ia
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat
kepadamu? 13 Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab
“kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan” pernyataan ini Ia tujukan kepada
murid-murid-Nya. pada bagian ini kata guru yang digunakan adalah didaskalos. Yang
128
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes (Pasal 13-21) Dari Bahasa Yunani
(Yokyakarta:ANDI, 2004), 27.
64
dalam bahasa Ibrani menggunakan kata rabbi, “istilah didaskalos adalah terjemahan
dari istilah rabbi, yang biasa dipakai oleh seorang murid terhadap gurunya”129
panggilan ini merupakan panggilan yang sudah lazim pada masa itu, sebab panggilan
ini merupakan panggilan kehormatan bagi seorang pengajar bahkan kata ini menjadi
gelar penting bagi pengajar Yahudi dan Yesus mendapatkan penghormatan tersebut.
Dan kata Tuhan yang dipakai oleh Yesus adalah kata Kurios “yang dapat berarti Tuan
(majikan) dan dapat juga digunakan untuk menyapa seseorang yang dihormati”130.
Selanjutnya pada Ayat 13b Yesus berkata “ sebab memang Akulah Guru
dituliskan “dan memang demikian” jika digabungkan dari kedua kalimat ini akan
begitu jelas penekanan Yesus tentang siapa dirinya, para murid memanggil-Nya Guru
dan Tuhan dan Yesus membenarkan hal itu, bahkan Ia menekankan hal itu kepada
mereka, dari hal ini sangat jelas bahwa Yesus sedang meneguhkan status-Nya kepada
murid-murid-Nya dengan berkata “kata mu itu tepat” dalam hal ini Yesus
menekankan dan membenarkan statusnya sebagai Guru dan Tuhan, dan ini
merupakan satu status yang tinggi dan terhormat yang Yesus kenakan pada dirinya,
dan Yesus telah menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan dan status itu di teguhkan-Nya
κύριος, καὶ καλῶς λέγετε· εἰμὶ γάρ. ὑμεῖς 131 adalah kata ganti orang dengan kasus
nominatif jamak yang artinya kamu, ini menunjuk pada murid-murid, dan φωνεῖτέ
adalah kata kerja indikatif kini aktif yang artinya memanggil, με adalah kata ganti
129
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes (Pasal 13-21) Dari Bahasa Yunani
(Yokyakarta:ANDI, 2004), 29.
130
Howard Clark Kee, dkk, Alkitab Studi (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2015), 1756.
131
Bible Work, Versi Yunani, ver, 10.0.4.114, Software Alkitab, [CD-ROM]
65
orang pertama tunggal yang artinya saya. selanjutnya ὁ διδάσκαλος adalah kata benda
nominatif maskulin tunggal yang artinya guru, καί adalah konjungsi sedangkan ὁ
κύριος,adalah kata ganti nominatif maskulin tunggal yang artinya Tuan dan ini
menunjuk pada Yesus sendiri, καὶ καλῶς adalah kata keterangan atau sifat yang
artinya indah/baik dan λέγετε adalah kata kerja indikatif kini aktif·yang artinya kalian
sedang berkata, dan kata εἰμὶ adalah kata ganti orang yang pada bagian ini menunjuk
pada Yesus dan γάρ adalah koordinasi artinya untuk/karena, jika di gabungkan “kamu
sedang memanggil Aku seorang guru dan Tuan (Tuhan) dan katamu itu memang baik
tafsirannya bahwa “Kamu menyebut aku Guru dan Tuhan, kamu memberi-Ku gelar
tersebut saat berbicara kepada-Ku, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah guru
dan Tuhan. Kamu memang murid-murid-Ku dan Aku melakukan bagian-Ku sebagi
seorang Guru bagimu”132 jika diperhatikan dengan baik dari pernyataan ini maka
makin jelaslah bawa Yesus menegaskan dan meneguhkan status-Nya sebagai Guru
Selanjutnya lebih di tegaskan lagi pada ayat 19. bagian ini tidak lepas
dengan ayat sebelumnya yang membahas tentang penghianatan Yudas, dari bagian ini
ada penekanan pada kepercayaan para murid kepada Kristus dengan kata lain dalam
bagian ini Yesus sedang meneguhkan para murid-Nya “pengumuman ini dimaksudkan
untuk menuntun ke kepercayaan pada pribadi Tuhan Yesus”133 Karena dikatakan ayat
19 “Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga bila sebelum hal itu terjadi, supaya
132
Mattew Henry tafsiran MattewHenry Injil Yohanes 12-21, pen, Iris Andreas dkk
(Surabaya:Momentum , 2010), 938.
133
A. Simanjuntak dkk, Tafsiran Alkitab Masa Kini Matius-Wahyu (Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih, 2012), 313.
66
jika hal itu terjadi, kamu percaya bahwa Akulah Dia” jika dicermati dengan baik
diayat 19a adalah sebuah peringatan yang Yesus berikan berkaitan dengan ayat 18.
Karena penghianatan yang akan terjadi bisa saja mengguncang para murid, Kristus
sangat memahami para murid-Nya sehingga Yesus perlu untuk meneguhkan para
murid.
Dalam meneguhkan para murid, sangatlah jelas tujuan Yesus supaya para
murid Percaya, kata yang dipakai πιστεύσητε (Jn. 13:19 BGT) berbertuk kata kerja
subyungtif aoris aktif orang kedua jamak dalam New International Version dipakai
kata believe yang artinya percaya, jadi dapat dikatakan bahwa Yesus menekankan
kepada murid-Nya agar mereka percaya atau yakin kepada Yesus. Dari hal ini kata
percaya bukan lagi menunjukan kepada percaya untuk pertama kali atau awal dari
para murid percaya kepada Kristus melainkan makin percaya atau bertumbuh dalam
Akulah Dia” kalimat ini mengacu kepada satu hal yaitu Yesus menekankan diri-Nya
adalah Mesias. Pernyataan Akulah Dia ini sama seperti pada awal mula Allah
menyatakan diri-Nya pertama kali kepada Musa dengan mengatakan “Aku adalah
Aku” dalam istilah Ibrani menggunakan YHWH atau Yahweh “ yang menunjukan
tindakan. Allah sebenarnya mengatakan kepada Musa, Aku ingin dikenal sebagai
Allah yang hadir dan aktif, dalam nama Yahweh terkandung janji terkandung janji
kehadiran hidup dari Allah sendiri ada bersama dengan umat-Nya hari lepas hari”134
dengan kata lain nama ini memiliki arti penyertaan Allah yang kekal atau Allah yang
134
Antony E. Sorbo dkk, Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Jakarta: Lembaga Alkitab
Indonesia, 2004), 99.
67
Yesus menggunakan frase Yang sama dengan mengatakan Akulah Dia
dalam bahasa Yunani menggunakan ἐγώ εἰμι. (ego eimi) kata ego dalam Yunani yang
merupakan kata ganti orang, jenis orang pertama tunggal yang memiliki arti “saya”.
sedangkan eimi merupakan kata kerja berkala kini, bentuk aktif orang pertama
tunggal yang berarti aku adalah, dalam New International Vertion dipakai I am yang
artinya saya, jadi bila digabungkan memiliki arti Aku adalah Aku. kata ini merujuk
penyataan diri Yesus sebagai Tuhan. Namun dalam New International Vertion
dituliskan I am He yang berarti Aku adalah Dia dan kata Dia merujuk kepada pribadi
Mesias.
Ungkapan ego eimi sering dipakai oleh Yesus dan penggunaan ungkapan
ini dihadapan kaum Israel dan berarti Yesus sedang menyamakan diri-Nya dengan
YHWH, namun pada bagian ini Yesus sedang meneguhkan para murid-Nya, dengan
menyatakan diri sebagai mesias yang sedang dinantikan oleh bangsa Israel. Jadi
Yesus meneguhkan para murid-Nya agar ketika penghianatan terjadi para murid dapat
percaya dan yakin bahwa Yesus adalah Tuhan, dalam tafsiran Matthew Hendry
dituliskan:
sebagai Guru dan Tuhan, dan dalam dan ayat 19 bagian ini Yesus ingin mereka tetap
135
Mattew Henry tafsiran MattewHenry Injil Yohanes 12-21, pen, Iris Andreas dkk
(Surabaya:Momentum , 2010), 949.
68
teguh dalam kepercayaan mereka kepada Kristus sebagai Tuhan sebab kristus telah
menyatakannya kepada mereka dengan berkata Akulah Dia yang akan datang itu.
Yesus adalah Guru Agung dan Tuhan yang merupakan panutan yang tidak
ada bandingnya, bagi para murid Yesus adalah model seorang pengajar. dalam
mengajar para murid Yesus memiliki cara atau metode tersendiri, sebagai seorang
guru bagi para murid-Nya yesus mampu menjadi teladan. diayat 14 Yesus mengajar
para murid-Nya untuk saling membasuh kaki atau dengan kata lain saling melayani.
“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka
kamu pun wajib saling membasuh kakimu;” bagian ayat ini memiliki penekanan
penting sebab Yesus berkata “maka kamu pun wajib saling membasuh kaki” dalam
terjemahan New International Version “Now that I, your Lord and Teacher, have
washed your feet, you also should wash one another's feet.” Dalam terjemahan ini
menggunakan kata should yang artinya sebaiknya, dengan pengertian lain para murid
sepatutnya atau sepantasnya saling membasuh kaki. bagian ini merupakan sebuah
perintah yang harus dilakukan, sebab Yesus telah mempraktekannya terlebih dahulu
dengan membasuh kaki para murid, Kristus adalah Guru yang ideal sebab pengajaran
Lebih lanjut pada ayat 15 Dia berkata “sebab Aku telah memberikan suatu
teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah kuperbuat
kepadamu” dalam terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari “Aku memberi teladan ini
kepada kalian, supaya kalian juga melakukan apa yang telah Ku lakukan kepada
kamu” kalimat ini merupakan kalimat penegasan dari ayat 14, bahwa teladan adalah
69
hal yang harus dimiliki oleh setiap orang agar dapat menjadi panutan dan teladan bagi
orang lain. hal yang sama di ungkapkan oleh Tulus Tu’u S.Th., M.Pd. dalam bukunya
dituliskan “teladan adalah suatu sikap, perkataan dan perbuatan yang baik, yang
dimiliki seseorang, yang patut diteladani oleh orang-orang lain, oleh karena hal-hal
yang baik itu telah membawa dampak yang baik bagi dirinya, tetapi juga baik bagi
orang-orang lain”136 dengan kata lain Yesus mampu menunjukan suatu sikap yang
berkata Aku telah memberikan suatu teladan “dari kata Hupodeigma, istilah ini dapat
diterjemahkan teladan atau pola”137. bukan hanya sekedar berkata-kata tetapi juga
perbuatan-Nya sebagai aturan hidup”138, dapat dipahami bahwa hal ini adalah sesuatu
yang harus dikerjakan dan dilakukan, sebab selanjutnya dikatakan supaya setiap
murid dapat mengikuti apa yang Yesus lakukan, “supaya kamu juga berbuat seperti
yang telah Kuperbuat kepadamu” Yesus bukan hanya berkata-kata tetapi juga
para murid-Nya dan selanjutnya meminta mereka melakukan hal yang sama dengan
Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun
seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. 17 Jikalau kamu tahu semua ini,
maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya. Pada bagian ini Yesus
mengajarkan kepada murid-murid-Nya tentang satu sikap yang harus dimiliki, yaitu
sikap sebagai seorang hamba dan bukan sikap yang meninggikan diri.
dari pada tuan, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya” dalam
besar dari pada tuannya, dan seorang utusan tidak lebih besar dari yang mengutusnya”
dalam hal ini Yesus bukan hanya sekedar berkata tetapi ada teguran keras yang Yesus
berikan kepada para murid-Nya, hal yang sama di ungkapkan oleh Dave Hagelberg
yang menuliskan dalam buku tafsiran injil Yohanes demikian: “Apa yang
disampaikan melalui sindiran, sekarang ditegaskan melalui pepatah. Jika tidak ada
pelayanan yang terlalu hina bagi Tuhan kita, maka sombonglah kita jika kita tidak rela
utusan tidak akan lebih dari tuan dan pengutus. perkataan ini mengandung sebuah
peringatan besar sebab dibagian awal ayat 16 Tuhan Yesus memberi sebuah
dikatakan-Nya adalah sebuah kenyataan yang harus diterima. Dari hal ini Yesus
139
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes (Pasal 13-21) Dari Bahasa Yunani
(Yokyakarta:ANDI, 2004), 31.
71
Yesus berkata kepada mereka seorang utusan dan hamba tidaklah mungkin
seorang hamba, seperti kristus yang walaupun Ia adalah pribadi yang mulia sebagai
Anak Allah, ia tidak menganggap hal itu sebagai suatu yang harus dipertahankan
tetapi Ia menanggalkan semuanya itu, menjadi seorang hamba yang hina dan mau
tidak lebih baik dari pada guru mereka, dan apa yang sesuai bagi martabat-Nya pasti
juga sesuai dengan martabat mereka. Jika ia saja rela merendahkan diri-Nya, maka
mereka tidak selayaknya meninggikan diri mereka”140. Sebuah penekanan yang luar
biasa yangYesus ajarkan kepada para murid-Nya bahwa memang sebagai pengikut
Tuhan harus memiliki sikap sebagai seorang hamba, sebab Yesus sendiri telah
Lebih lanjut ayat 17 dituliskan “Jikalau kamu tahu semua ini, maka
Sehari-hari dituliskan “kalau kalian sudah tau semuanya ini, bahagialah kalian jika
melakukannya” kata bahagia dalam bagian ini menggunakan kata makarios, yang
memiliki arti “yang berbahagia, yang penuh bahagia, yang diberkati, yang penuh
berkat”141 jadi dapat disimpulkan bahwa jika setiap murid melakukan dan
mengerjakan apa yang Yesus ajarkan, maka para murid akan mendapat kebahagiaan
penuh dan juga diberkati karena melakukannya, dengan demikian bahwa Yesus bukan
140
Mattew Henry tafsiran MattewHenry Injil Yohanes 12-21, pen, Iris Andreas dkk
(Surabaya:Momentum , 2010), 943.
141
Hasan Susanto, D.Th. Perjanjian Baru Interlinear Yunani-Indonesia Dan Konkordansi
Perjanjian baru (PBIK) (Jakarta:Lembaga Alkitab Indonesia, 2010), 498.
72
hanya sekedar mengajarkan sikap sebagai hamba namun Ia juga menuntut setiap
memahami dan menerima apa yang benar, namun yang terpenting adalah
melakukannya.
dari seluruh ayat, sebab pada bagian ini merupakan klimaks dari seluruh tindakan
yang Yesus telah berikan dan ajarkan. Para rasul adalah orang-orang yang telah dipilih
oleh Yesus, diayat 18 Yesus berkata “Aku tahu siapa yang kupilih” artinya Yesus
sangat mengenal siapa yang dipilih-Nya. Sebagai orang-orang yang akan diutus
perkataan dan juga tindakan nyata. Sebagai seorang murid, para rasul harus
mengikuti apa yang telah Yesus ajarkan. Di kisah pembasuhan kaki, ayat 20 adalah
menerima Aku, dan barang siapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus
Aku” ini adalah perkataan yang berkesinambungan dan memiliki penjelasan yang
berkembang, dari menerima utusan Yesus, selanjutnya menerima Yesus dan yang
terakhir menerima Dia yang mengutus Yesus. ini adalah penegasan yang menyatakan
bahwa setiap orang yang menerima para murid, sama dengan menerima Kristus dan
Allah Bapa, tujuannya agar para murid tidak ragu dalam menjalankan tugas dan
panggilan sebagai seorang rasul. …. “maksud Tuhan Yesus disini ialah, jangan
73
dipikirkan terlalu banyak mengenai orang yang tidak menerima Dia. Penerimaan
Allah atas mereka yang diutus oleh Yesus adalah jauh lebih penting”142 artinya bahwa
Melayani dengan mengikuti teladan Kristus dan kerendahan hati Yesus hal
yang mutlak yang harus di ikuti, Yesus datang kedalam dunia diutus oleh Bapa untuk
menyatakan kasih-Nya kepada dunia. demikian halnya dengan para murid yang akan
diutus sebagai saksi Allah. seperti yang diungkapkan oleh William Braclay
“pada suatu hari murid-murid yang sama akan membawa dan memberitakan
tentang Yesus kepada dunia. Bila mereka nanti berbuat yang demikian itu,
mereka akan benar-benar menjadi wakil Allah sendiri. Seorang duta tidak akan
pergi secara pribadi, dilengkapi dengan sifat-sifat dan wewenang pribadi saja.
Dia pergi membawa semua kehormatan dan kemuliaan negaranya;
menghormati dia berarti menghormati Negara yang dia wakili; menyambut dia
berarti menyambut penguasa yang mengutus dia.143
Dalam hal ini secara tidak langsung ada suatu hal yang tegas yang Yesus
tekankan kepada para murid-Nya, bahwa mereka akan diutus untuk menjalankan
tugas sebagai saksi Allah. dan bagi yang menerima mereka sebagai saksi sama halnya
142
A. simanjuntak, dkk, Tafsiran Alkitab Masa Kini Matius-Wahyu (Jakarta:Yayasan
Komunikasih Bina Kasih, 2008), 313.
143
William Braclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Yohanes pasal 8-21 (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2011), 226.