Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANALISIS PICO

JURNAL UTAMA

PENGARUH PIJAT KAKI DAN RENDAM AIR HANGAT TERHADAP


PENYAKIT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPTD PUSKESMAS
KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2020

JURNAL PEMBANDING

PENGARUH MASSAGE WAJAH ( PIJAT WAJAH) TERHADAP


INSOMNIA PADA PRALANSIA DI DESA JAGARAGA
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KURIPAN

Anggota Kelompok :

1. Ambar Arum Respatiningsih 2004069


2. Aprilisa Putri Handayani 2004071
3. Kenny Chaiyono 2004082
4. Kristina Angwarmase 2004084
5. Ruth Widya Pinashti 2004094
6. Baun 2004074
7. Evanda Asri Gumpita 2004078
8. Monika Oktaviani Dongoran 2004090

HALAMAN JUDUL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


2

TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Makalah Analisis PICO dengan Jurnal Utama “Pengaruh Pijat Kaki dan Rendam

Air Hangat Terhadap Penyakit Insomnia pada Lansia di UPTD Puskesmas

Kadipaten Kabupaten Majalengka Tahun 2020” dan Jurnal Pembanding

“Pengaruh Massage Wajah ( Pijat Wajah) Terhadap Insomnia

Pada Pralansia di Desa Jagaraga Wilayah Kerja

Puskesmas Kuripan”

Telah diperiksa dan disetujui Perseptor Akademik.

Yogyakarta, Agustus 2021

Mengetahui,

Perseptor Akademik

(Antonius Yogi Pratama, S.Kep.,Ns.,MSN)

i
HALAMAN PENGESAHAN

Makalah Analisis PICO dengan Jurnal Utama “Pengaruh Pijat Kaki dan Rendam

Air Hangat Terhadap Penyakit Insomnia pada Lansia di UPTD Puskesmas

Kadipaten Kabupaten Majalengka Tahun 2020” dan Jurnal Pembanding

“Pengaruh Massage Wajah ( Pijat Wajah) Terhadap Insomnia

Pada Pralansia di Desa Jagaraga Wilayah Kerja

Puskesmas Kuripan”

Yogyakarta, Agustus 2021

Mengetahui,

Perseptor Akademik

(Antonius Yogi Pratama, S.Kep.,Ns.,MSN.)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
anugerah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan laporan analisis PICO dengan
jurnal utama Pengaruh Pijat Kaki dan Rendam Air Hangat Terhadap Penyakit
Insomnia pada Lansia di UPTD Puskesmas Kadipaten Kabupaten Majalengka
Tahun 2020” dan jurnal pembanding “Pengaruh Massage Wajah ( Pijat Wajah)
Terhadap Insomnia Pada Pralansia di Desa Jagaraga Wilayah Kerja Puskesmas
Kuripan”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas studi di STIKES Bethesda
Yakkum Yogyakarta. Penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan bantuan
banyak pihak,untuk itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Vivi Retno Intening, S.Kep., Ns., MAN. Selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Bethesda Yakkum Yogyakarta.
2. Ibu Nurlia Ikaningtyas, S.Kep., Ns., KMB selaku Wakil Ketua I Bidang
Akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
3. Ibu Ethic Palupi, S.Kep., Ns., MNS selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Ners STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta.
4. Bapak Antonius Yogi Pratama, S.Kep.,Ns.,MSN., selaku dosen pembimbing
yang telah membimbing dan mendampingi serta memberikan masukan-
masukan dalam penyusunan laporan kelompok ini.
5. Rekan-rekan mahasiswa profesi ners angkatan XIII Reguler STIKES
Bethesda Yakkum Yogyakarta.

Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.


Untuk itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
semua pihak. Penyusun berharap semoga laporan ini berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, Agustus 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................1
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................3
1. Tujuan Umum....................................................................................................3
2. Tujuan Khusus...................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
JURNAL TERKAIT........................................................................................................5
A. Jurnal Utama........................................................................................................5
B. Jurnal Pembanding..............................................................................................6
BAB III.............................................................................................................................7
PEMBAHASAN...............................................................................................................7
A. Problem.................................................................................................................7
B. Intervention..........................................................................................................9
C. Comparison.........................................................................................................11
D. Outcome..............................................................................................................12
BAB IV............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organisation (WHO) lansia adalah seseorang yang


telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada
manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut
Aging Process atau proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan
yang ditandai dengan tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ
tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap berbagai
serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada sistem
kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain
sebagainya. Batasan - batasan lanjut usia meliputi empat tahapan yaitu (1)
lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, (2) lanjut usia tua (old) 75- 90 tahun, (3) dan
usia sangat tua (very old) di atas usia 90 tahun (Kristina, 2021).

Jumlah penduduk dunia yang berusia lebih dari 60 tahun lebih dari 7%, hal ini
membuat dunia berada pada era penduduk menua (aging population)[ CITATION
Uni17 \l 1057 ]. Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan
jumlah penduduk lansia dunia dikarenakan Indonesia menduduki negara
keempat dengan jumlah populasi terbesar di dunia. Elderly population boom
diperkirakan akan dialami Indonesia pada dekade awal abad 21 oleh karena
baby boom beberapa puluh tahun yang lalu. Terdapat 9,27% (24,49 juta ) lansia
di Indonesia pada tahun 2018. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik,
Yogyakarta menempati 5 besar provinsi dengan penduduk lansia terbanyak
sebesar 12,37% (BPS, 2018).

1
2

Proses menua (aging) menurut Setyaningtyas (2014) adalah suatu proses alami
yang disertai dengan adanya penurunan kondisi fisik serta penurunan fungsi
organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara psikologis dan
kemunduran kognitif. Hal-hal lain yang juga sering muncul pada lansia seperti
kecemasan yang berlebihan, kepercayaan diri menurun, insomnia, semuanya
saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan tersebut cenderung berpotensi
menimbulkan masalah gangguan tidur pada lansia. Adapun gangguan masalah
tidur yang sering dialami lansia berupa susah tidur pulas, sering terbangun di
malam hari dan sulit memulai tidur kembali, berkurangnya waktu tidur malam,
semakin panjangnya waktu yang dibutuhkan untuk jatuh tidur (sleep latency),
perasaan tidur yang kurang, terbangun cepat dan tidur sekejap pada siang hari
(naps) sering terjadi berulang dan tidak disadari (Kristina, 2021).

Selain itu, masa pandemi Covid 19 saat ini memberikan tekanan dan stressor
tersendiri bagi masyarakat. Banyaknya permasalahan yang timbul karena
pandemi tersebut mengakibatkan kecemas karena merasa takut terinfeksi,
perubahan pola hidup sehingga mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Banyak masyarakat yang menjadi susah tidur atau sering disebut dengan
insomnia.. Seseorang yang mengalami Insomnia juga di sertai dengan rasa
gelisah, dan tidak nyaman (Arsy & Listyarini, 2021).

Salah satu upaya yang dilakukan dalam menangani insomnia adalah dengan
pemberian obat tidur atau terapi farmakologis, sedangkan pemberian terapi
farmakologis dalam waktu lama dapat memberikan efek yang tidak baik bagi
kesehatan lansia yaitu seperti gangguan koordinasi berpikir, gangguan fungsi
mental, amnesia anterograd, ketergantungan dan bersifat racun. Penting bagi
petugas kesehatan untuk dapat mengganti pengobatan secara farmakologi
menjadi pengobatan non farmakologi untuk lansia (Kristina, 2021).

Berdasarkan pemaparan di atas penyusun tertarik untuk melakukan analisis


jurnal berdasarkan analisis jurnal PICO mengenai intervensi yang dapat
dilakukan untuk mengatasi insomnia pada lansia. Oleh karena itu penyusun
3

melakuka Analisis PICO dengan jurnal utama “Pengaruh Pijat Kaki dan
Rendam Air Hangat Terhadap Penyakit Insomnia pada Lansia di UPTD
Puskesmas Kadipaten Kabupaten Majalengka Tahun 2020” dan Jurnal
Pembanding “Pengaruh Massage Wajah ( Pijat Wajah) Terhadap Insomnia
Pada Pralansia di Desa Jagaraga Wilayah Kerja Puskesmas Kuripan”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis pengaruh intervensi pijat kaki dan rendam air hangat
terhadap insomnia yang dialami lansia?
2. Bagaimana analisis pengaruh intervensi pijat wajah terhadap insomnia
yang dialami lansia?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membandingkan efektivitas intervensi keperawatan
yang dilakukan pada lansia dalam mengurangi insomnia yang diderita.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui analisis pengaruh intervensi pijat kaki dan rendam air
hangat terhadap insomnia yang dialami lansia.
b. Mengetahui analisis pengaruh intervensi pijat wajah terhadap insomnia
yang dialami lansia.
BAB II

JURNAL TERKAIT

A. Jurnal Utama
PENGARUH PIJAT KAKI DAN RENDAM AIR HANGAT TERHADAP
PENYAKIT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPTD PUSKESMAS
KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2020

Nama pengarang : Ade Tedi Irawan, Mahmudin

Tahun : 2020
Abstrak :

Insomnia merupakan salah satu gangguan utama dalam memulai dan


mempertahankan tidur di kalangan lansia. Jumlah insomnia pada lansia di
UPTD Puskesmas Kadipaten pada tahun 2019 diketahui sebanyak 115 kasus
(1,8%) dari jumlah lansia sebanyak 6354 orang Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pijat kaki dan rendam air hangat terhadap penyakit
insomnia pada lansia di UPTD Puskesmas Kadipaten Kabupaten Majalengka
tahun 2020. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experimental dengan
desain penelitian onegroup pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini
adalah lansia penderita insomnia di UPTD Puskesmas Kadipaten sebanyak 12
orang pada bulan Juni - Juli tahun 2020 yaitu Desa Babakan Anyar, Desa
Cipaku, Desa Heuleut, dan Desa Kadipaten. Analisis datanya meliputi analisis
univariat dengan distribusi tendensi sentral dan bivariatnya menggunakan uji t
berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor insomnia
sebelum pijat kaki dan rendam air hangat adalah 23,67. Rata-rata skor
insomnia sesudah pijat kaki dan rendam air hangat adalah 15,17. Ada pengaruh
pijat kaki dan rendam air hangat terhadap penyakit insomnia pada lansia di
UPTD Puskesmas Kadipaten Kabupaten Majalengka tahun 2020. Petugas
kesehatan perlu memberikan penyuluhan kepada lansia mengenai pola tidur
yang teratur agar terhindar dari penyakit insomnia, dan juga memotivasi dan
membimbing lansia untuk melakukan pijat kaki dan rendam air hangat secara
mandiri dengan teratur.
Kata Kunci: Pijat Kaki, Rendam Air Hangat, Insomnia, Lansia

5
6

B. Jurnal Pembanding
PENGARUH MASSAGE WAJAH ( PIJAT WAJAH) TERHADAP
INSOMNIA PADA PRALANSIA DI DESA JAGARAGA WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KURIPAN

Nama pengarang : I Made Dwi Widiana Juwita, Sukardin, Wahyu Cahyono

Tahun : 2018
Abstrak :

Insomnia pada lansia merupakan keadaan yang ditandai dengan adanya


perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan rasa
tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Massage Wajah (Pijat Wajah)
Terhadap Insomnia Pada Pralansia Di Desa Jagaraga Wilayah Kerja Puskesmas
Kuripan. Jenis Penelitian ini menggunakan Pre-eksperimen design dengan
rancangan one group pre-test-post test. Populasi dalam penelitian ini adalah
Pralansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kuripan sebanyak 234 orang pralansia.
Pemilihan Sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling dengan
jumlah sampel 34 responden. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen kuesioner dari Kelompok Studi Psikologi
Biologi Jakarta- Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS). Analisa data
menggunakan analisa uji Wilcoxon singned rank test. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ada pengaruh massage wajah (pijat wajah)terhadap
insomnia pada pralansia di Desa Jagaraga wilayah kerja Puskesmas Kuripan.
Kesimpulan penelitian ini massage wajah berpengaruh untuk penanganan
insomnia pada pralansia di Desa Jagaraga wilayah kerja Puskesmas Kuripan
dan disarankan untuk tetap menjaga perilaku pencegahan dan

pola hidup sehat agar dapat terhindar dari insomnia.


Kata Kunci: Insomnia, Massage wajah, Pralansia.
7

BAB III

PEMBAHASAN

A. Problem
NO KRITERIA JAWAB PEMBENARAN DAN CRITICAL
. THINKING
1 P YA Jurnal Utama
Menurut WHO (2019), kurang lebih 18%
penduduk dunia pernah mengalami gangguan
sulit tidur dan meningkat setiap tahunnya
dengan keluhan yang sedemikian hebat
sehingga menyebabkan tekanan jiwa bagi
penderitanya. Diperkirakan 1 dari 3 orang
mengalami insomnia. Nilai ini cukup tinggi jika
dibandingkan dengan penyakit lainnya.
Sedangkan Cureresearch (dalam Zahara, 2018)
melaporkan bahwa pada tahun 2017 sebesar
30% penduduk di dunia umumnya mengalami
insomnia kronis. Terdapat 1/4 dari laporan
menyatakan bahwa penduduk di Amerika
Serikat (AS) sesekali mendapatkan tidur yang
buruk dan hampir 10% mengalami insomnia
kronis. Prevalensi insomnia di Indonesia sekitar
10%. Artinya kurang lebih 28 juta dari total 238
juta penduduk Indonesia menderita insomnia.
Jumlah ini hanya mereka yang terdata dalam
data statistik. Selain itu, masih banyak jumlah
penderita insomnia yang belum terdeteksi
(Siregar, 2018). Jumlah kasus insomnia di
8

Provinsi Jawa Barat pada tahun 2019


diperkirakan 6.701 kasus (Alifiyanti, 2019).
Jumlah kasus insomnia pada lansia di
Kabupaten Majalengka tahun 2019 tercatat
sebanyak 601 kasus (Dinas Kesehatan
Kabupaten Majalengka, 2020). Berdasarkan
data dari UPTD Puskesmas Kadipaten pada
tahun 2019, jumlah insomnia pada lansia pada
tahun 2019 diketahui sebanyak 115 kasus
(1,8%) dari jumlah lansia sebanyak 6354 orang
(UPTD Puskesmas Kadipaten, 2020).

Jurnal Pembanding
Berdasarkan hasil survey data di Puskesmas
Kuripan (2018), jumlah lansia adalah 575 orang
lansia dan jumlah pralansia 234 dengan 4 orang
lansia diantaranya insomnia berat berdasarkan
data kunjungan di Puskesmas Kuripan.
pendahuluan yang di lakukan peneliti di Desa
Jagaraga dengan jumlah pralansia 72. Di Desa
Jagaraga peneliti menemukan di Dusun Tegal
Selatan terdapat 13 pralansia yang mengalami
gangguan tidur dan di Dusun Tegal Utara
terdapa 12 pralansi mengalami gangguan tidur
dan di Dusun Tambang Eleh 1 terdapat 10
pralansi mengalami gangguan tidur dan
Tambang Eleh 2 terdapat 10 pralansi, di Dusun
Lamper terdapat 5 Pralansia yang mengalami
gangguan tidur dan di Dusun Beremi Barat
terdapat 7 Pralansia yang mengalami gangguan
tidur. Maka banyak Pralansia yang mengalami
9

gangguan tidur di wilayah kerja Puskesmas


Kuripan sebanyak 52 orang pralansia mereka
mengatakan sulit memulai dan mempertahankan
tidur. Pralansia lain mengatakan mereka cemas
dengan keadaan
mereka saat ini seperti khawatir dengan
anaknya, dan cemas dengan keuangannya.
Untuk menangani maslah insomnia petugas
puskesmas kuripan hanya memberikan obat
tidak memiliki penanganan terapi yang bisa
digunakan untuk mengurangi kejadian insomnia
di wilayah kerja Puskesmas Kuripan (Data
Profil Puskesmas Kuripan 2018).
Critical Thinking :
Kesulitan tidur atau insomnia adalah keluhan
tentang kurangnya kualitas tidur antara lain sulit
memasuki tidur, sering terbangun malam
kemudian kesulitan untuk kembali tidur, bangun
terlalu pagi, dan tidur yang tidak nyenyak.
Insomnia tidak disebabkan oleh sedikitnya
waktu seseorang tidur, karena setiap orang
memiliki jumlah jam tidur sendiri-sendiri
(Sakitri & Astuti, 2019).

B. Intervention
NO KRITERIA JAWAB PEMBENARAN DAN CRITICAL
. THINKING
1 I Ya Jurnal Utama
Pijat kaki dan rendam air hangat
Jurnal Pembanding
10

Massage wajah
Critical thinking
Jurnal Utama
Terapi pijat merupakan tindakan manipulasi
otot-otot dan jaringan dalam tubuh dengan
tekanan, menggosok, dan vibrasi atau getaran
dengan menggunakan sentuhan tangan, jari-jari
tangan, sikut, kaki, dan alat-alat manual atau
elektrik untuk memperbaiki kondisi kesehatan
[ CITATION Nur15 \l 1033 ].
Merendam kaki menggunakan air hangat
merupakan pengobatan tradisional Cina
dengan suhu sekitar 400C [ CITATION Gun15 \l
1033 ]. Merendam kaki dengan air hangat
bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah,
mengurangi edema, mengendorkan otot-otot,
meningkatkan relaksasi otot, meringankan
kekakuan otot, menghilangkan stres,
meningkatkan permeabilitas kapiler dan dapat
menyehatkan jantung.

Jurnal Pembanding
Terapi massage wajah (pijat wajah) adalah
suatu pijatan yang agak lembut, gerakkannya
lambat, pada wajah dengan menggunakan jari-
jari tangan mengakibatkan peredaran darah
lancar sehingga tekanan jari-jari menekan saraf
tepi yang tidak sengaja akan mengeluarkan
hormone yang akan diantar ke saraf pusat
sehingga di otak hormone dikendalikan dan
menghasilkan beberapa hormone yang akan
11

menyebar dan akan menyebabkan rasa


nyaman, rileks hingga timbul rasa mengantuk
(Juwita, Sukardin, & Cahyono, 2018).

C. Comparison
NO KRITERIA JAWAB PEMBENARAN DAN CRITICAL
. THINKING
1 C Ya Jurnal Utama
Metode Penelitian
quasi experimental dengan desain penelitian
one group pretest-posttest design.
Sampel
lansia penderita insomnia di UPTD
Puskesmas Kadipaten sebanyak 12 orang
pada bulan Juni - Juli tahun 2020 yaitu Desa
Babakan Anyar, Desa Cipaku, Desa Heuleut,
dan Desa Kadipaten
Teknik Analisis Data
Uji t berpasangan.

Jurnal Pembanding
Metode Penelitian
Menggunakan pre-experiment design dengan
rancangan one group pretest-posttest.
Sampel
Berjumlah 34 orang pralansia di wilayah kerja
Puskesmas Kuripan
Instrument
12

Insomnia Rating Scale (IRS)


Teknik Analisis Data
Menggunakan uji statistik nonparametik uji
wilcoxon

Critical Thinking
Jurnal Utama
Uji t berpasangan adalah salah satu metode
pengujian hipotesis di mana data yang
digunakan tidak bebas yang dicirikan dengan
adannya hubungan nilai pada setiap sampel
yang sama (berpasangan) (Dahlan, 2014)
Jurnal Pembanding
Uji wilcoxon adalah analisis yang dilakukan
jika sebaran selisih tidak normal. Sebaran
yang tidak normal harus dilakukan
transformasi (Dahlan, 2014)

D. Outcome
NO. KRITERI JAWAB PEMBENARAN DAN CRITICAL
A THINKING
1 O Ya Jurnal Utama
rata-rata insomnia sebelum pijat kaki dan
rendam air hangat adalah 24,67 sedangkan
rata-rata insomnia sesudah pijat kaki dan
rendam air hangat adalah 15,17. Hal ini
menunjukkan adanya penurunan insomnia
13

sesudah pijat kaki dan rendam air hangat


sebesar 8,5. Hasil uji t berpasangan pada α =
0,05 diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti p
value < α, sehingga dengan demikian maka
ada pengaruh pijat kaki dan
rendam air hangat terhadap penyakit insomnia
pada lansia di UPTD Puskesmas Kadipaten
Kabupaten Majalengka tahun 2020.

Jurnal Pembanding
Berdasarkan penelitian ini massage wajah
berpengaruh untuk penanganan insomnia
pada pralansia menunjukkan bahwa diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,000 (P-
Value<0,05).
Bahwa dari 34 responden yang sebelum di
berikan massage wajah, sebanyak 24 orang
memiliki insomnia sedang, 10 orang memiliki
insomnia ringan, dan untuk normal tidak ada,
sedangkan setelah di berikan massage wajah
untuk insomnia sedang 4 orang, 24 orang
memiliki insomnia ringan dan untuk normal 6
orang

Critical thinking
Jurnal utama
Massage memberikan rangsangan berupa
tekanan pada saraf pada telapak kaki.
Rangsangan tersebut diterima oleh reseptor
saraf (saraf penerima 5 rangsangan).
14

Rangsangan yang diterima ini akan diubah


oleh tubuh menjadi aliran listrik, kemudian
aliran listrik tersebut langsung dikirim ke
otak. Sinyal yang dikirim langsung ke otak
dapat melepaskan ketegangan dan
memulihkan keseimbangan ke seluruh tubuh
(Putu, Widiana, Sudiari, & Sukraandini,
2020)
Penanganan non farmakologi terapi pijat
(massage), merendam kaki menggunakan air
hangat merupakan pengobatan tradisional
Cina dengan suhu sekitar 400C (Gunawan,
2015). Merendam kaki dengan air hangat
bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi
darah, mengurangi edema, mengendorkan
otot-otot, meningkatkan relaksasi otot,
meringankan kekakuan otot, menghilangkan
stres, meningkatkan permeabilitas kapiler dan
dapat menyehatkan jantung. Sehingga rendam
air hangat efektif digunakan untuk
menurunkan insomnia pada lansia (Irawan &
Mahmudin, 2021)

Jurnal Pembanding
Massage wajah dapat membantu mengatasi
gejala insomnia melalui beberapa mekanisme
yakni stimulasi morphin endogen seperti
endorphin, enkefalin, dan dinorfin serta
perannya dalam menimbulkan relaksasi otot.
Dengan adanya hormon tersebut seseorang
yang mempunyai gangguan susah tidur akan
15

dapat menambah kualitas dan kuantitas


tidurnya (Juwita et al., 2018).
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada jurnal utama berdasarkan hasil test uji berpasangan menunjukkan
bahwa ada penurunan insomnia sesudah pijat kaki dan rendam air hangat
pada α = 0,005 dengan nilai P = 0,000 yang berarti p value < α. Pada
jurnal pembanding massage wajah berpengaruh untuk penanganan
insomnia pada pralansia menunjukkan bahwa diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,000 (P-Value<0,05). Kedua jurnal sama-sama berpengaruh
terhadap penurunan insomnia pada lansia.
Berdasarkan hasil penjabaran tersebut, penyusun menyimpulkan bahwa
intervensi intervensi pijat kaki dan rendam air hangat lebih disarankan
untuk menurunkan tingkat insomnia pada lansia. Alasan memilih pijat kaki
dan rendam air hangat berdasarkan analisis jurnal yang telah dilakukan, di
mana intervensi tersebut menunjukkan hasil uji statistik α = 0,005 dengan
nilai P = 0,000 yang berarti p value < α yang berarti secara statistik
memiliki pengaruh dalam menurunkan insomnia pada lansia. Pada jurnal
utama nilai alfa yang dipakai peneliti lebih kecil dibandingkan dengan
nilai alfa pada jurnal pembanding, di mana α merupakan kesalahan
maksimal yang ditentukan oleh peneliti. Selain itu, pijat kaki yang
dikombinasikan dengan rendam air hangat memiliki pengaruh yang lebih
baik karena bekerja dua kali dalam menurunkan insomnia, yang mana
rendam air hangat akan mengendorkan otot dan pijat kaki bekerja secara
bioelektrik melancarkan sirkulasi darah. Intervensi tersebut juga tidak
memerlukan biaya yang tinggi untuk melakukannya. Intervensi dapat

13
14

dilakukan di rumah dibantu oleh keluarga atau orang terdekat, terlebih


pada masa pandemi sekarang ini.

B. Saran
1. Bagi Lansia
Lansia diharapkan untuk menjaga pola hidup yang teratur dan dihindari
pekerjaan yang terlalu berat, kurangi begadang di malam hari.
2. Bagi Mahasiswa
Kepada mahasiswa diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai
referensi dalam melakukan intervensi keperawatan kepada lansia
terkhusus dalam hal mengurangi insomnia pada usia lanjut
3. Bagi Institusi
Kepada institusi pendidikan penyusun sangat mengharapkan laporan ini
dapat meninjau kembali demi kesempurnaan dan kelayakan dari
laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Arsy, G. R., & Listyarini, A. D. (2021). Terapi Relaksasi Otot Progresif untuk
Mengatasi Insomnia di Masa Pandemi Covid-19. 4(1), 21–29.
BPS. (2018). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2018. Retrieved from
www.bps.go.id/publication/2018/12/21/eadbab6507c06294b74adf71/statistik
-penduduk-lanjut-usia-
2018.html.www.bps.go.id/publication/2018/12/21/eadbab6507c06294b74adf
71/statistik-penduduk-lanjut-usia-2018.html
Dahlan, M. S. (2014). Statistik untuk Kedoteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Irawan, A. T., & Mahmudin. (2021). Pengaruh Pijat Kaki dan Rendam Air
Hangat terhadap Penyakit Insomnia pada Lansia di UPTD Puskesmas
Kadipaten Kabupaten Majalengka Tahun 2020. 9(1), 55–67.
Juwita, I. M. D. W., Sukardin, & Cahyono, W. (2018). Pengaruh Massage Wajah
( Pijat Wajah) Terhadap Insomnia Pada Pralansia Di Desa Jagaraga
Wilayah Kerja Puskesmas Kuripan.
Kristina. (2021). Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Terhadap Insomnia
Pada Lansia Di Desa Tengah Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
Serdang Tahun 2018. 1(1).
Putu, I. G., Widiana, W., Sudiari, M., & Sukraandini, N. K. (2020). Pengaruh
Massage Kaki terhadap Penurunan Insomnia pada Lansia di Banjar Temesi
Desa Temesi Kabupaten Gianyar. 9(1), 83–91.
Sakitri, G., & Astuti, R. K. (2019). Efektivitas Teknik Relaksasi Progresif untuk
Mengurangi Insomnia pada Usia Lanjut. 2(2), 34–45.

15

Anda mungkin juga menyukai