Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KONSEP KESEHATAN KOMUNITAS”

OLEH :

1. ADNI TAMARA 193110161


2. ALPAN SYUKRI GULTOM 193119163
3. ANASTASYA SYAPUTRI 193110164
4. ANNISA FATHUCHAIRIN 193110165
5. ARIFAH ADHA 193110166
6. AULYA AZHARI 193110167

DOSEN PEMBIMBING :

Tasman, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom

D III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP KESEHATAN KOMUNITAS”
dengan mata kuliah keperawatan komunitas tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini serta kesempurnaan makalah berikutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca, Sekian penulis sampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Aamiin.

Padang,2 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Pengertian Kesehatan Komunitas........................................................................3


B. Issue/ Masalah Kesehatan Komunitas Saat Ini..................................................4
C. Tingkat Pencegahan..............................................................................................6
D. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kesehatan...............................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................13

A. Kesimpulan.............................................................................................................13
B. Saran ......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat sebagai keadaan sehat
sejahtera fisik, mental, sosial, dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Pembahasan mengenai kesehatan tentunya tidak terlepas dari definisi klasik WHO
tentang kesehatan, yaitu keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta tidak
sedang menderita sakit atau kelemahan. Komunitas adalah sekelompok orang yang
berbagi kesamaan dan berinteraksi satu sama lain. Mungkin menunjukkan komitmen satu
sama lain, yang mungkin tidak berbalai oleh batas geografis.Kesehatan yang optimal
bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari
keperawatan, khususnya keperawatan komunitas. Keperawatan komunitas lebih
menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan, perawatan, serta
pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan
terhadap penyakit.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam
mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan
fungsi-fungsi yang sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Sehat secara sosial merupakan hasil dari interaksi positif di dalam
komunitas. Kesehatan manusia berubah-ubah bergantung pada pemicu stres (stressor)
yang ada, kemampuan untuk mengatasi masalah (mekanisme koping), serta memelihara
homeostasis. Setiap manusia mempunyai rentang sehat-sakit yang terdiri atas dua kutub,
yaitu keadaan sehat optimal dan keadaan sakit.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunitas?
2. Apa saja issue/ masalah kesehatan komunitas saat ini?
3. Apa saja tingkat pencegahan ?
4. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi komunitas
2. Untuk mengetahui apa saja issue/ masalah kesehatan komunitas saat ini
3. Untuk menengetahui tingkat pencegahan
4. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Komunitas


Ada beberapa definisi tentang komunitas menurut beberapa sumber, di antaranya:
1. WHO (1974); "community is a social group determined by geographical boundaries
and or common values and interests; community members known interact with one
another, the community function within a particular social structure; and the
community creates norms, values and social institutions" (Clemen-Stone et al.,
2002), Komunitas adalah sebuah kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas
geografis dan/atau nilai dan kepentingan umum; anggota komunitas yang dikenal
berinteraksi satu sama lain; fungsi komunitas dalam struktur sosial tertentu, dan
komunitas menciptakan norma-norma, nilai-nilai, dan lembaga-lembaga sosial.
2. "A community is a group of people who share something in common and interact
with one another, and who may exhibit a commitment with one another, and who
may share a geographic boundary" (Lundy and Janes, 2009). Sebuah komunitas
adalah sekelompok orang yang berbagi kesamaan dan berinteraksi satu sama lain,
dan yang mungkin menunjukkan komitmen satu sama lain, dan mungkin berbagi
batas geografis.
3. A population is a group of people who have at least one thing in common and who
may not interact with one another (Lundy and Janes, 2009). Sebuah populasi adalah
orang yang setidaknya memiliki satu kesamaan dan yang mungkin tidak berinteraksi
satu sama lain.
4. Komunitas merupakan sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain memiliki
kepentingan yang sama dimana karakteristik yang dimiliki membentuk dasar bagi
sebuah rasa kesatuan dan kepemilikan (Allender, Rector and Warner, 2014)

Menurut CDC (2009), "a healthy community is defined as one that "continuously
creates and improves both its physical and social environment, helping people to support
one another in aspects of daily life and to develop to their fullest potential". Komunitas
yang sehat didefinisikan sebagai salah satu yang "terus-menerus menciptakan dan
meningkatkan lingkungan fisik dan sosial, membantu orang-orang untuk mendukung
satu sama lain dalam aspek kehidupan sehari-hari dan untuk mengembangkan potensi
mereka sepenuhnya".

3
B. Issue/ Masalah Kesehatan Komunitas Saat Ini
1. Trend dan Issue Puskesmas Idaman dalam Pelayanan
a. Pengertian Puskesmas Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan
bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi
pelayanan yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan
kesehatan. “Puskesmas Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha
untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma
dari “ Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang
memenuhi harapan Masyarakat”.
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang
bermutu yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.
b. Visi dan Misi Puskesmas Idaman

1) ”Puskesmas Idaman yang bermutu”, merupakan visi Puskesmas Idaman


yang menggambarkan keadaan yang ingin dicapai oleh Puskesmas di masa
yang akan datang yaitu Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu
untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan
eksternal maupun internal.

2) Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut, ditetapakan misi sebagai


berikut:

a) Memastikan Pelanggan Puskesmas.Pelanggan Puskesmas perlu


diketahui, untuk mengetahui seberapa besar potensipasar yang akan
kita layani.

b) Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas.Psikografi pelanggan


perlu diketahui untuk mengetahui budaya , perilaku dankebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan, sehingga kita dapat
mengantisipasi bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan.

c) Menata Mindset Tim Pelayaan Prima di Puskesmas Idaman.Pola pikir


semua pegawai perlu ditata dan disamakan, dengan tujuan agar semua

4
pegawai mempunyai polapikir yang sama untuk menyelenggarakan
pelayanan prima di Puskesmas Idaman.

d) Memberi kesempatan pada “front liner” untuk ikut mengambil


keputusan dan memberikan saran dalam pelaksanaan pelayanan prima
di Puskesmas.Pegawai di garis depan “front liner” seperti petugas
parkir dan loket, merupakan orang pertama yang kontak dengan
pelanggan, oleh karena itu mereka banyak mengetahui informasi yang
kita butuhkan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan
pelayanankesehatan di Puskesmas Idaman.

e) Mengembangkan pelayanan kesehatan yang tak terlupakan pada


Pelanggan.Dengan memberi pelayanan kesehatan yang memberi kesan
”WOO”, maka hal tersebut akan membanggakan dan memuaskan pada
pelanggan yang juga dapat berfungsi sebagai promosi antar pelanggan.

f) Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan untuk


menciptakan ”Customer Market Relationship”.
g) Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk peningkatan
mutu pelayanan kesehatan. Perubahan organisasi akan terjadi terus
menerus, baik karena pengaruh lingkungan internal maupun eksternal
serta tuntutan pelanggan yang terus berubah, untuk itu Puskesmas
Idaman harus selalu dapat menyesuaikan perubahan tersebut, sehingga
dapat terus mempertahankan pelayanan kesehatan yang memuaskan
pelanggan.

2. Masalah Kesehatan di Indonesia


Masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini masih menjadi perhatian bagi
pemerintah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih rendah.
Tingkat kesehatan masyarakat yang tidak merata dan sangat rendah khususnya
terjadi pada masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh. Perilaku masyarakat
yang masih tidak higienis ditambah lagi dengan tidak adanya sarana dan prasarana
lingkungan yang mendukung berdampak pada kesehatan masyarakat yang tinggal
pada pemukiman kumuh tersebut. Banyak masalah kesehatan masyarakat yang
mungkin akan timbul akibat perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan yang tidak
memperhatikan kesehatan.

5
Kondisi lingkungan dengan air yang tergenang, juga merupakan risiko untuk
terjangkitnya berbagai penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat, salah satunya
adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Penelitian yang dilakukan,
diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku masyararakat
dan Kondisi lingkungan dengan kejadian DBD. Kebiasaan masyarakat yang
menggantung pakaian di rumahnya dan adanya jentik nyamuk pada tempat-tempat
air tergenang merupakan faktor resiko yang paling dominan berpengaruh terhadap
kejadian DBD.
Masalah anemia pada anak sekolah juga masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Penelitan yang mengangkat tema tentang Prevalensi
anemia pada anak sekolah, Status gizi dan kebiasaan makan pagi makan pagi pada
murid SD, didapatkan hasil bahwa prevelensi anemia pada murid SD adalah sebesar
34,2%, prevalensi gizi kurang sebesar 15,2% dan masih banyak murid SD yang tidak
biasa makan pagi.
Kompleksnya masalah kesehatan menjadi perhatian bagi pemerintah. Perlu
adanya perencanaan dari pemerintah untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan
tersebut. Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-
masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan
menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan program salah satunya ditentukan oleh perencanaan yang baik. Selain
itu koordinasi lintas program maupun sektor sudah berjalan tetapi dalam
pelaksanaannya masih belum maksimal.
Belum maksimalnya upaya yang dilakukan oleh pemerintah menyebabkan
masalah kesehatan masyarakat masih tetap ada. Selain itu perilaku masyarakat yang
belum sepenuhnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan
faktor resiko untuk terjadinya berbagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

C. Tingkat Pencegahan
Upaya kesehatan mencakup kesehatan fisik, mental, termasuk intelegensia dan
sosial.Terdapat tiga tingkatan upaya, yaitu upaya kesehatan tingkat pertama/primer,
upaya kesehatan tingkat kedua/sekunder, dan upaya kesehatan tingkat ketiga/tersier.
Upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu, berkesinambungan, dan paripurna
melalui sistem rujukan.

6
1. Upaya kesehatan primer
Upaya kesehatan primer terdiri atas dua bentuk upaya sebagai berikut.
a. Pelayanan kesehatan perorangan primer
Pelayanan kesehatan perorangan primer adalah pelayanan kesehatan
sejak kontak pertama secara perorangan sebagai proses awal pelayanan
kesehatan. Penekanannya pada pemberian layanan pengobatan, pemulihan
tanpa mengabaikan upaya peningkatan dan pencegahan, termasuk di dalamnya
pelayanan kebugaran dan gaya hidup sehat (healthy life style).Pelayanan
kesehatan perorangan primer diselenggarakan oleh tenaga kesehatan
berkompetensi seperti yang ditetapkan, sesuai dengan ketentuan yang
berlakuserta dapat dilaksanakan di rumah, tempat kerja, maupun fasilitas
pelayanan kesehatan perorangan primer, baik Puskesmas dan jejaringnya,
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah, masyarakat, maupun
swasta.
Dilaksanakan dengan dukungan pelayanan kesehatan perorangan
sekunder dalam sistem rujukan yang timbal balik. Penyelenggaraannya
berdasarkan kebijakan pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah
dengan memperhatikan masukan dari Pemerintah Daerah, organisasi profesi,
dan/ataumasyarakat. Selain itu, dapat diselenggarakan sebagai pelayanan yang
bergerak (ambulatory), menetap, atau dapat dikaitkan dengan tempat kerja,
seperti klinik perusahaan atau dapat disesuaikan dengan lingkungan atau
kondisi tertentu.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat primer (PKMP)
Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan peningkatan
dan pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat primer menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang pelaksanaan operasionalnya dapat didelegasikan kepada
Puskesmas, dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan primer lainnya yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat.
Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat primer ditanggung oleh
Pemerintah/Pemerintah Daerah bersama masyarakat, termasuk swasta.
Pemerintah/Pemerintah Daerah wajib melaksanakan dan membiayai pelayanan

7
kesehatan masyarakat primer yang berhubungan dengan prioritas
pembangunan kesehatan melalui kegiatan perbaikan lingkungan, peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dan kematian, serta paliatif.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat primer didukung
kegiatan lainnya, seperti surveilans, pencatatan, dan pelaporan yang
diselenggarakan oleh institusi kesehatan yang berwenang. Pemerintah pusat /
Pemerintah Daerah dapat membentukfasilitas pelayanan kesehatan yang
secara khusus ditugaskan untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat
sesuai keperluan. Pembentukan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat primer mendukung
upaya kesehatan berbasis masyarakat dan didukung oleh pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder. Dalam pelayanan kesehatan perorangan termasuk pula
pelayanan kesehatan berbasis masyarakat dalam bentuk seperti Pos Kesehatan.
Desa (Poskesdes) dan pengobatan tradisional, alternatif dan komplementer
yang secara ilmiah telah terbukti terjamin keamanan dan khasiatnya.

2. Upaya Kesehatan Sekunder


a. Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS)
Pelayanan kesehatan perorangan sekunder adalah pelayanan kesehatan
spesialistik yang menerima rujukan dari pelayanan kesehatan perorangan
primer, yang meliputi rujukan kasus, spesimen, dan ilmu pengetahuan serta
adapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang dirujuk.
Pelayanan kesehatan perorangan sekunder dilaksanakan oleh dokter
spesialis atau dokter yang sudah mendapatkan pendidikan khusus dan
mempunyai izin praktik serta didukung tenaga kesehatan lainnya yang
diperlukan, di tempat kerja maupun fasilitas pelayanan kesehatan perorangan
sekunder, baik rumah sakit setara kelas C maupun fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya milik Pemerintah.
Selain itu, pelayanan kesehatan perorangan sekunder dapat dijadikan
sebagai wahana pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pendidikan dan pelatihan.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS)

8
Pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menerima rujukan
kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan memberikan
fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber daya manusia kesehatan
serta didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat tersier. Penyelenggaraan
pelayanan ini menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan/atau Provinsi sebagai fungsi teknisnya, yakni melaksanakan pelayanan
kesehatan masyarakat yang tidak sanggup atau tidak memadai dilakukan pada
pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Dalam penanggulangan penyakit menular yang tidakterbatas pada
suatu batas wilayah administrasi pemerintahan (lintaskabupaten/kota), maka
tingkat yang lebih tinggi (provinsi) yang harusmenanganinya.
3. Upaya Kesehatan Tersier
Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan unggulan yang terdiri
atas pelayanan kesehatan perorangan tersier dan pelayanan kesehatan masyarakat
tersier.
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT).
Pelayanan kesehatan perorangan tersier menerima rujukan
subspesialistik dari pelayanan kesehatan di bawahnya, dan dapat merujuk
kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang rujukannya dilaksanakan oleh
dokter subspesialis atau dokter spesialis yang telah mendapatkan pendidikan
khusus atau pelatihan serta mempunyai izin praktik yang didukung oleh tenaga
kesehatan lainnya yang diperlukan.
Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit umum, rumah
sakit khusus setara kelas A dan B, baik milik Pemerintah, Pemerintah Daerah
maupun swasta yang mampu memberikan pelayanan kesehatan subspesialistik
dan juga termasuk klinik khusus, seperti pusat radioterapi.
Pelayanan kesehatan perorangan tersier wajib melaksanakan penelitian
dan pengembangan dasar maupun terapan dan dapat dijadikan sebagai pusat
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT)
Pelayanan kesehatan masyarakat tersier menerima rujukan kesehatan
dari pelayanan kesehatan masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi
dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, serta rujukan
operasional, melakukan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan

9
masyarakat, penapisan teknologi, serta produk teknologi yang terkait.
Pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tersier adalah Dinas Kesehatan
Provinsi, unit kerja terkait di tingkat provinsi, Kementerian Kesehatan, dan
unit kerja terkait di tingkat nasional. Pelaksanaan pelayanan ini menjadi
tanggung jawab Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan yang
didukung dengan kerja sama lintas sektor. Institusi pelayanan kesehatan
masyarakat tertentu secara nasional dapat dikembangkan untuk menampung
kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.

D. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


Hendrik L. Blum dalam (Sri, 2016) mengatakan bahwa ada empat faktor yang
memengaruhi kesehatan yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan
1. Lingkungan (Environment)
Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik natural atau buatan manusia)
misalnya sampah, air, udara, dan perumahan dan sosiokultur (ekonomi, pendidikan,
pekerjaan dan lain-lain). Pada lingkungan fisik, kesehatan akan dipengaruhi oleh
kualitas sanitasi lingkungan di mana manusia itu berada. Hal ini dikarenakan banyak
penyakit yang bersumber dari buruknya kualitas sanitasi lingkungan, misalnya:
ketersediaan air bersih pada suatu daerah akan memengaruhi derajat kesehatan
karena air merupakan kebutuhan pokok manusia dan manusia selalu berinteraksi
dengan air dalam kehidupan sehari hari. Sedangkan lingkungan sosial berkaitan
dengan kondisi perekonomian suatu masyarakat. Semakin miskin individu
masyarakat maka akses untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik maka akan
semakin sulit. Misalnya, manusia membutuhkan makanan dengan gizi seimbang
untuk menjaga kelangsungan hidup, jika individu/masyarakat berada pada garis
kemiskinan maka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan makanan dengan gizi
seimbang. Demikian juga dengan tingkat pendidikan individu/m asyarakat, semakin
tinggi tingkat pendidikan individu masyarakat maka pengetahuan untuk hidup sehat
akan semakin baik.
Beberapa contoh faktor lingkungan yang dapat memengaruhi kesehatan antara
lain:
a. Adanya sanitasi lingkungan yang baik akan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat

10
b. Semakin tinggi tingkat pendidikan individu maupun masyarakat maka
pengetahuan akan cara hidup sehat semakin baik.
2. Perilaku (Life Styles)
Gaya hidup individu atau masyarakat merupakan faktor kedua memengaruhi
derajat kesehatan masyarakat karena sehat dan tidak sehatnya lingkungan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu
sendiri, disamping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan,
pendidikan, sosial ekonomi dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.
Contohya: dalam masyarakat uang mengalami transisi dari masyarakat tradisional
menuju masyarakat modern, akan terjadi perubahan gaya hidup pada masyarakat
tersebut yang akan memengaruhi derajat kesehatan, misal: pada masyarakat
tradisional di mana sarana transportasi masih sangat minim maka masyarakat
terbiasa jalan kaki dalam beraktivitas, sehingga individu/masyarakat senantiasa
menggerakkan anggota tubuhnya (olahraga). Pada masyarakat modem di mana
sarana transportasi sudah semakin maju, maka individu/masyarakat terbiasa
beraktivitas dengan menggunakan transportasi seperti kendaraan bermotor sehingga
individu/masyarakat kurang menggerakkan anggota tubuhnya (berolahraga). Kondisi
ini dapat berisiko mengakibatkan obesitas pada masyarakat modern karena kurang
berolahraga ditambah lagi kebiasaan masyarakat modem mengkonsumsi makanan
cepat saji yang kurang mengandung serat. Fakta tersebut akan mengakibatkan
transisi epidemiologis dari penyakit menular ke penyakit degeneratif.
3. Pelayanan Kesehatan (Health Care Services)
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang akan memengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan
dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan
dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan. Ketersediaan fasilitas sangat berpengaruh oleh lokasi, apakah dapat
dijangkau oleh masyarakat atau tidak, tenaga kesehatan memberikan pelayanan,
informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh
pelayanan, serta program pelayanan kesehatan itu sendiri. Semakin mudah akses
individu atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan maka derajat kesehatan
masyarakat semakin baik. Adapun faktor pelayanan kesehatan dapat memengaruhi
kesehatan, dapat terlihat sebagai berikut:

11
a. Adanya upaya promotif terhadap penularan HIV/AIDS akan menurunkan
prevalensi HIV/AIDS
b. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang baik akan memudahkan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkualitas
c. Adanya asuransi kesehatan akan memudahkan individu/masyarakat untuk
mengakses pelayanan kesehatan
4. Keturunan(Heredity)
Faktor keturunan/genetik ini juga sangat berpengaruh pada derajat kesehatan
Hal ini karena ada beberapa penyakit yang diturunkan lewat genetik atau faktor yang
telah ada pada diri manusia yang dibawa sejak lahir, misal: dari golongan penyakit
keturunan, di antaranya: diabetes mellitus, asma bronkia, epilepsy, retardasi mental,
hipertensi dan buta warna. Faktor keturunan ini sulit untuk dintervensi dikarenakan
hal ini merupakan bawaan dari lahir dan jika dintervensi maka harga yang dibayar
cukup mahal.

12
BAB III
A. Kesimpulan
Komunitas adalah sekelompok orang yang berbagi kesamaan dan berinteraksi satu
sama lain. Mungkin menunjukkan komitmen satu sama lain, yang mungkin tidak
berbalai oleh batas geografis. Komunitas yang sehat didefinisikan sebagai salah satu
yang "terus-menerus menciptakan dan meningkatkan lingkungan fisik dan sosial,
membantu orang-orang untuk mendukung satu sama lain dalam aspek kehidupan sehari-
hari dan untuk mengembangkan potensi
Tredn dan isu/ masalah kesehatan diantara pelayanan puskesmas yang idaman bagi
masyarakat dan beberapa masalah penyakit yang ada di indonesia.
Upaya kesehatan mencakup kesehatan fisik, mental, termasuk intelegensia dan
sosial.Terdapat tiga tingkatan upaya, yaitu upaya kesehatan tingkat pertama/primer,
upaya kesehatan tingkat kedua/sekunder, dan upaya kesehatan tingkat ketiga/tersier.
Upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu, berkesinambungan, dan paripurna
melalui sistem rujukan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi yang memengaruhi kesehatan yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan

B. Saran
Kami senantiasa mengharapkan kritik saran yang membangun guna penyempurna
makalah kami selanjutnya, selain itu penyusun juga menyarankan kepada rekan-rekan
calon perawat dan perawat untuk memahami peran dan fungsi perawat sehingga kita
dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa menyalahi aturan yang sudah di tentukan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. A. 2019. Buku ajar konsep-konsep dasar dalam keperawatan komunitas.


Yogyakarta : Deepublish.

Anderson & McFarlane, 2011. Community As Partner: Theory And Practice In Nursing.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Harnilawati.2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka As Salam

Hasnidar, DKK. 2020. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Kita Menulis

Khodijah, Nur Siti dan Widagdo, Wahyu.2016. Modul Keperawatan Keluarga dan
Komunitas. Jakarta: PPSDM

Pakphan, Martika, dkk. 2020. Keperawatan Komunitas. Jakarta : Yayasan Kita Menulis

Mitra, Editorial. 2012. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 1, No. 4, Mei 2012.

Swarjana, I Ketut. 2016.Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta : PENERBIT ANDI

Utami, Putu Ayu Sani. 2016. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, Vol. 1, No. 1

14

Anda mungkin juga menyukai