Anda di halaman 1dari 16

Falsafah Penca Cikalong.....

(Agus Heryana) 315

FALSAFAH PENCA CIKALONG


'$/$0 ´*(5$. 6(6(5µ
7+( 3+,/2623+< 2) 3(1&$ &,.$/21* ,1 ´*(5$. 6(6(5µ

Agus Heryana
Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat
Jl. Cinambo 136 Ujungberung-Bandung
e-mail: agus.yana17@yahoo.co.id

Naskah Diterima: 9 Mei 2018 Naskah Direvisi: 31 Juli 2018 Naskah Disetujui: 10 September 2018

Abstrak
Gerakan seser dalam Maenpo Cikalong bukanlah sebuah rangkaian gerakan dasar yang
digunakan sebagai panduan dalam teknik silat, melainkan upaya dari pesilat untuk mendekati
lawan tanpa mengangkat kaki. Gerak seser sering diabaikan dan dianggap tak bermakna.
Padahal di dalamnya terkandung fungsi praktis dan falsafah yang melatarbelakangi munculnya
gerak tersebut. Karena itulah tujuan penelitiannya adalah mengetahui bentuk gerak seser dan
falsafahnya. Metode yang digunakan untuk mendata dan menganalisanya adalah metode
kualitatif-deskriptif analisis yakni pendeskripsian obyek sedetail mungkin kemudian dianalisis.
Hasilnya adalah ditemukannya konsep falsafah pohon, yang bermakna ajeg tangtungan (kokoh
pendirian). Simpulannya falsafah pohon merupakan pelengkap falsafah sebelumnya, yaitu: (1)
Lamun deleka sok cilaka (orang jahat akan celaka),(2) Laer aisan (adil); (3) Wijaksana
(bijaksana); (4) Tungkul ka jukut tanggah ka sadapan (tidak membeda-bedakan perlakuaan
kepada siapa pun); (5) Sauyunan (rukun); (6) Gelut jeung diri sorangan (melawan diri sendiri);
(7) Hirup tawakal (tawakal); (8) Depe-depe handap asor (rendah hati).
Kata kunci: penca, maenpo, Cikalong, seser.

Abstract
Gerak Seser in the Maenpo Cikalong is not a basic movement series used as a guide in silat
techniques, but a quest to approach the opponent without lifting a foot. This simple movement is
often ignored and considered meaningless. Whereas in the Gerak Seser contained practical
functions and philosophy behind the emergence of the movement. That is why the purpose of this
research is to find out the form of movement and philosophy. The method used to achieve that goal
is a qualitative-descriptive method of analysis that is the description of the object and then
analyzed. The result is the discovery of the philosophy concept called tree philosophy. The
conclusions obtained are the philosophy of the tree into the soul of the Penca Cikalong rules and
reduce the derivative of philosophy such as: (1) Lamun deleka sok cilaka (bad people will be
harmed), (2) Laer aisan (fair); (3) Wijaksana (wise); (4) Tungkul ka jukut tanggah ka sadapan
(not discriminating anyone); (5) Sauyunan (rukun); (6) Gelut jeung diri sorangan (self-fighting);
(7) Hirup tawakal (tawakal); (8) honest; (9) Depe-depe handap asor (humble).
Keywords: penca, maenpo, Cikalong, seser.

A. PENDAHULUAN (tentang sesuatu); 2 mengungkapkan


Falsafah menurut Kamus Besar pemikiran-pemikiran yang dalam yang
Bahasa Indonesia termasuk kata benda dijadikan sebagai pandangan hidup. Kata
berarti anggapan, gagasan, dan sikap batin falsafah atau filsafat dalam bahasa
yang paling dasar yang dimiliki oleh orang Indonesia merupakan kata serapan dari
atau masyarakat; pandangan hidup; bahasa Arab falasapatun. Dalam bahasa
berfalsafah (v) 1 memikirkan dalam-dalam Yunani falsafah berpadanan dengan kata
316 Patanjala Vol. 10 No. 2 Juni 2018: 315 - 330

philosophia, yang merupakan kata Tujuannya adalah membentuk manusia


majemuk dari philia (persahabatan, cinta) yang sehat jasmani dan rohani.
dan sophia (kebijaksanaan). Atas dasar itu Penggemblengan lahir atau fisik
secara harfiah arti philosophia adalah adalah memberikan keterampilan beladiri
VHRUDQJ ³SHQFLQWD NHELMDNVDQDDQ´ yang berpijak pada kekuatan tubuh
Ungkapan falsafah pencak silat ± manusia. Seluruh tubuh manusia dilatih
mengacu pada pengertian falsafah di atas- dan dipersiapkan untuk menghadapi
mengandung arti gagasan dasariah pencak berbagai kemungkinan terburuk yang
VLODW \DQJ PHODKLUNDQ ³NHFLQWDDQ SDGD mengancam eksistensinya. Inilah yang
kebijaNVDQDDQ´ *DJDVDQ LWX menyebabkan tubuh manusia menjadi
dikembangkan melalui serangkaian sehat dan kuat.
pertanyaan seperti apa pencak silat itu. Adapun penggemblengan rohani
Apa fungsinya? Apa manfaatnya? bersumber pada nilai kebijakan budaya
Mengapa muncul pencak silat? Bagaimana leluhur yang berpijak pada tradisi.
bentuknya dan seterusnya. Jawaban atas Bentuknya bisa saja melalui wejangan,
pertanyaan tersebut diharapkan pencak sumpah (patalekan), atau ikatan emosional
silat berpijaN SDGD ³NHFLQWDDQ SDGD seperguruan dalam kerangka
NHELMDNVDQDDQ´ mengendalikan penggunaan keterampilan
Pemerolehan sifat dan sikap pencak silat (Heryana dkk, 2014: 3).
kebijaksanaan itu bertalian erat dengan Ada tiga alasan Penca Cikalong
proses berpikir manusia atas berbagai menjadi objek penelitian, pertama,
persoalan. Persoalan yang menjadi objek pencetus Penca Cikalong berasal dari
pemikiran didiskusikan atau diolah sendiri kalangan bangsawan pada masa
(dipikiri) untuk mencari solusi (jalan pemerintahan tradisional (kebupatian);
pemecahannya) yang disertai argumen / kedua, Penca Cikalong dalam
alasan yang tepat dan diterima akal perkembangan selanjutnya terbagi atas 3
pikiran. Proses berpikir dalam filsafat WLJD ´JD\D´ \DQJ PHPLOLNL IDOVDIDK
diawali dengan pertanyaan-pertanyaan atas tersendiri, yaitu gaya Penca Cikalong
sesuatu yang kemudian berkembang Bojongherang, Penca Cikalong Kaum, dan
menjadi sebuah simpulan. Simpulan inilah Penca Cikalong Pasarbaru; ketiga,
yang menjadi dasar seseorang untuk Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur
bertindak dan bersikap. Pengambilan berpijak pada filosofis : ngaos (mengaji
tindakan dan sikap yang tepat dalam Al-Quran), mamaos (seni Cianjuran) dan
memecahkan masalah sangat bergantung maenpo1 (pencak silat Cikalong).
pada pemahaman dan keyakinan yang Ketiga alasan itu menuntun pada dua
dimiliki pengambil putusan. rumusan masalah dalam kaitannya dengan
Arti dan makna pencak silat secara falsafah pencak silat, yaitu: (1) Bagaimana
XPXP DGDODK ³FDUD´ EHUNHODKL orang falsafah Penca Cikalong ? (2) Apakah
Indonesia. Cara berkelahi setiap orang gerak dan jurus Penca Cikalong
Indonesia berbeda. Hal itu sangat merepentrasikan falsafah yang dimaksud
dipengaruhi oleh geografi dan budayanya pada poin 1 ? Guna menjawab pertanyaan
masing-masing. Oleh karena itu, banyak kedua, pembahasannya akan difokuskan
sebutan untuk menamainya, seperti di pada gerak seser yang menjadi salah satu
Jawa Barat dikenal sebutan penca Cimande
dan penca Cikalong. Namun demikian, 1
Istilah pencak silat atau di Jawa Barat sering
perbedaan budaya antara satu aliran disebut penca saja tanpa diikuti kata silat atau
dengan aliran lainnya tidak lantas ulin, ameng (Saleh,1983: 7) atau disebut juga
menghapus esensinya, yaitu maen po. Kata /po/ berasal dari bahasa
penggemblengan lahir dan batin. Mandarin yang berati pertahanan. Maenpo
berarti ´PDHQ SHUWDKDQDQ´
(Hardjawinata,1941:3)
Falsafah Penca Cikalong..... (Agus Heryana) 317

ciri khas penca aliran Cikalong. Adapun tersebut membahas aliran pokok pencak
tujuan penelitian (1) mengetahui falsafah silat Jawa Barat berdasarkan (1) sejarah
Penca Cikalong; (2) memahami gerak perkembangan, (2) latar belakang sosial,
seser pada penca Cikalong. (3) latar belakang filosofis, (4) sistem
beladiri. Di samping itu dibahas pula
Tinjauan pustaka pencak silat ditinjau dari seni tari dan
Sumber tertulis penca atau maenpo olahraga
aliran Cikalong relatif banyak ditulis Selanjutnya, (7) Heryana, dkk.
ketimbang aliran penca lainnya. Penca (2014) menulis tentang falsafah pencak
Cikalong hampir sebagian besar ditulis silat yang dihubungkan dengan
oleh praktisi, terutama untuk buku yang pembangunan karakter di Kabupaten
ditulis pada awal tahun 40-an. Adapun Cianjur. Laporan penelitian tersebut
tulisan Penca Cikalong dewasa ini mengetengahkan kegunaan Penca
umumnya ditulis untuk kepentingan Cikalong dalam membentuk pribadi
meraih gelar pendidikan, baik sarjana manusia yang memiliki karakter mulia. (8)
maupun doktoral. Raspuzi, dkk. (2016) menulis aliran-aliran
Tercatat sumber tertulis Penca penca di Jawa Barat dan eksistensinya
Cikalong adalah sebagai berikut: (1) pada masa sekarang dan masa yang akan
Hardjawinata (1941) menulis mengenai datang.
Pentja Soenda. Isinya mengetengahkan Dalam dunia pendidikan Penca
asal-usul penca di Tatar Sunda, seperti Cikalong pun tak urung menjadi obyek
aliran Cimande, aliran Sabandar, dan aliran kajian. (1) Heryadi, Yedi (2004) sebuah
Cikalong. Di samping itu diinformasikan tesis yang menitikberatkan pada perubahan
pula teknik-teknik dasar berpencak, gerak penca menjadi sebuah ibing penca.
terutama untuk kepentingan materi (2) Romansah, Eden (2015) mengungkap
pelajaran di sekolah. (2) Rauf (1990) olahraga bela diri Maenpo Cikalong dalam
menulis prinsip-prinsip aliran Cikalong perspektif self-responsibility masyarakat.
beserta sejarah para pendiri dan Sebagai sebuah disertasi, ia menyimpulkan
penyebarannya di Cianjur. (3) Saleh (1990) sekurang-kurangnya (a) Nilai-nilai yang
meneliti sejumlah aliran pokok di Jawa terkandung dalam maenpo mencakup
Barat, seperti: aliran Cimande, aliran sportivitas, kejujuran, disiplin, keberanian,
Cikalong, aliran Sabandar, namun isinya rendah hati, hormat pada guru, kasih
lebih mengacu pada penelitian sayang, pengampunan, pengendalian diri,
pendahuluan yang masih memerlukan dan nilai ibadah. (b) Perilaku para praktisi
NODULILNDVL SDGD VHMXPODK GDWD $V\¶DULH maenpo dalam pengamatan terlihat sangat
(2010a, 2013b) menulis panduan praktis relevan dengan nilai-nilai yang telah
maenpo Cikalong; bagaimana seseorang diabstraksi dari tahap sebelumnya. (c)
belajar pencak silat aliran Cikalong. (5) Tanggungjawab masyarakat yang
Abdullah (2013) menulis tentang keajaiban ditemukan dalam penelitian ini
silat. Ia membahas kaidah-kaidah maenpo menunjukkan bahwa masih terdapat
yang dihubungkan dengan kegunaan sejumlah isu yang harus diklarifikasi
praktis sehari-hari. Lebih khusus lagi ia sebelum maenpo dapat berkembang luas di
merefleksikan kaidah maenpo dalam masyarakat. (3) Ramadhan (2016) sebuah
perjuangan hidup guna mencapai skripsi meneliti tentang pengaruh pencak
kehidupan yang lebih baik. silat maenpo Cikalong terhadap
(6) Sebuah hasil penelitian yang peningkatan koordinasi gerak dan
diketuai Darmana dkk. (1977 ± 1978) keperyayaan diri.
dikemukakan adanya tiga aliran pokok Praktisi pemenca atau pesilat
pencak silat di Jawa Barat, yaitu: Cimande, menyepakati pada setiap pencak silat
Cikalong, dan Timbangan. Penelitian memiliki dimensi-dimensi berikut, yaitu:
318 Patanjala Vol. 10 No. 2 Juni 2018: 315 - 330

dimensi spiritual/religius, etik, estetika, dari masyarakat setempat. Dari fakta-fakta


dan olah tubuh (Fadilakusumah,1996a: 3; yang ada dikumpulkan data-data dan
2016b: 30-32). Dimensi spiritual/religious kemudian dicari makna dari gerakan-
penca terlihat jelas pada upacara-upacara gerakan penca tersebut kepada para
yang biasa dilakukan di informan kunci. Simbol-simbol apa yang
perguruan/paguron/padepokan. Dimensi ada di balik gerakan-gerakan yang
estetika dalam pencak silat lebih mudah terwujud serta bagaimana simbol-simbol
diamati dalam bentuk rangkaian gerak tersebut berkaitan dengan nilai budaya
jurus yang indah dan penuh arti. Dalam yang berkembang di masyarakat sebagai
seni bela diri penca keindahan ini wujud nyatanya. Dalam hal ini penelitian
dilengkapi dengan iringan tetabuhan yang kualitatif sebagai medan penemuan
sesuai berupa Kendang Penca. Dimensi pemahaman merupakan kegiatan yang
olah tubuh merupakan gerakan anggota tersusun atas sejumlah wawasan, disiplin,
badan yang ditekankan pada pembentukan maupun wawasan filosofis sejalan dengan
otot-otot agar kuat, namun lentur. kompleksitas pokok permasalahan yang
Gerakan-gerakan ini sifatnya umum, digarap (Maryaeni, 2005:3).
sehingga siapa pun orangnya dapat Gerakan-gerakan sebuah penca
mempelajarinya. mengandung berbagai macam simbol, dan
Sejalan dengan hal di atas terdapat simbol dimaknai mengikuti pendapat
pula pandangan yang mengemukakan Victor Turner (c.f Rudito, 2014: 5)
bahwa pencak silat itu memiliki 4 aspek, sesuatu yang dianggap, dengan persetujuan
yaitu: mental-spiritual, bela diri, seni dan bersama sebagai sesuatu yang memberikan
olahraga. 1) Aspek Mental Spiritual: sifat alamiah atau mewakili, mengingatkan
membangun dan mengembangkan kembali dengan memiliki kualitas yang
kepribadian dan karakter mulia seseorang. sama atau dengan membayangkan dalam
2) Aspek Seni Budaya: tercermin pada kenyataan dan pikiran.
bentuk seni tarian pencak silat, dengan Sumber data lain yang sifatnya
musik dan busana tradisional. 3) Aspek sekunder adalah kepustakaan.
Bela Diri: Kemampuan teknis tercipta dari Kepustakaan, diperlukan untuk menunjang
perpaduan unsur budaya, lingkungan dan data penelitian tentang kepercayaan
seni yang diciptakan pendiri pencak silat masyarakat yang diperoleh melalui
yang menyesuaikan dengan karakter dari wawancara.
teknik itu sendiri. 4) Aspek Olah raga: Teknik pengumpulan data dilakukan
Olah raga merupakan tujuan dalam dengan dua cara :
meningkatkan kondisi fisik seseorang. 1) Observasi partisipasi/ pengamatan
Aspek olahraga meliputi pertandingan dan terlibat, maksudnya untuk melihat,
demonstrasi bentuk-bentuk jurus (Subroto meniru, mengikuti gerakan Penca
dan Rohadi,1996: 6; Mardotillah,2016: Cikalong.
125-126). 2) Wawancara dengan informan guna
mendapatkan keterangan dan data yang
B. METODE PENELITIAN diperlukan.
Penelitian ini menggunakan Selanjutnya, pengolahan data yakni setelah
metodologi kualitatif deskriptif analisis data terkumpul, data diolah secara
yakni metodologi yang berusaha deskripsi-analisis sesuai dengan data yang
memahami fact yang ada di balik diperolehnya.
kenyataan, yang dapat diamati atau diindra
secara langsung. Kenyataan yang ada akan C. HASIL DAN BAHASAN
dilihat dan dikumpulkan fakta-faktanya 1. Cikal-Bakal Penca Cikalong
dari beberapa informan kunci, yaitu guru Penca Cikalong pertama kali
penca, pemain penca dan informan biasa dikembangkan dan diajarkan oleh Rd.
Falsafah Penca Cikalong..... (Agus Heryana) 319

Djajaperbata atau Rd. Haji Ibrahim. kedatangan kuda dari luar Jakarta. Pada
Penyebutan Penca Cikalong didasarkan waktu inilah, R.H. Ibrahim belajar pencak
pada asal kelahiran penemu pencak NHSDGD %DQJ 0D¶UXS 6HVXQJJXKQ\D DOLUDQ
tersebut di daerah Cikalong. Raden SHQFDN %DQJ 0D¶UXS WLGDN MHODV 7LGDN DGD
Djajaperbata (Rd. Haji Ibrahim) lahir di keterangan selain ia mempunyai murid-
Cikalong, Cianjur tahun 1816. Ia adalah murid yang sering belajar di rumahnya
keturunan bangsawan bupati yang secara (Obing, 1938:15).
hirarki genetis berasal dari Kangjeng Guna membuang rasa jenuh, pada
Dalem Cikundul. Oleh karena itulah malam hari R.H. Ibrahim sering
mudah dimengerti apabila pusaranya - ³EHUVDPEXQJ´ GHQJDQ %DQJ 0D¶UXS
meninggal tahun 1906 pada usia 90 tahun- Bersambung dalam arti berlatih pencak
berada di Majalaya Cikalong Cianjur, dengan cara bertarung. Tujuannya tidak
tepatnya di Komplek Pemakaman Dalem lain untuk melatih dan mencoba
Cikundul. Setelah menunaikan ibadah haji, NHPDPSXDQ GLUL VHUWD ³PHPHULNVD´
Rd. Djajaperbata mengganti namanya gerakan atau jurus yang belum
menjadi Rd. Haji Ibrahim (Obing,1938: dikuasainya.
46). Selanjutnya, R.H. Ibrahim bertemu
Pada usia muda, Rd. Djajaperbata dengan Bang Madi2. Ia merupakan
tinggal bersama Aria Jatinegara (Meester WHWDQJJD %DQJ 0D¶UXS WHWDSL %DQJ 0D¶UXS
Cornelis) yang menggemari pencak silat. sendiri tidak mengetahui bahwa Bang
Oleh karena itu, beliau menyuruh Rd. Madi memiliki kemampuan pencak yang
Djajaperbata mempelajari pencak. Rd. H. hebat. Raden H. Ibrahim memaksa Bang
Ibrahim juga berguru kepada kakak Madi bersambung tangan. Hasilnya adalah
iparnya, yaitu Rd. Ateng Alimudin yang R.H. Ibrahim beberapa kali jatuh dan
tinggal di Jatinegara. Ia adalah salah mengaku kalah.
seorang putra Bupati Jatinegara yang R.H. Ibrahim memboyong Bang
tertarik pada pencak silat. Selain pernah Madi ke Cikalong dengan dalih jual beli
menjadi murid Abah Kahir, ia pun kuda, padahal di lubuk hatinya ia ingin
berkenalan dengan pencak silat yang berguru kepadanya. Di Cikalong, R.H.
terdapat di daerah Jakarta (Betawi) dan Ibrahim mempelajari dan menyerap bela
sekitarnya (Darmana,1978:39). Dalam diri Bang Madi hingga tuntas. Pada akhir
perjalanan hidupnya, ia, Rd. Ateng pelajarannya, Bang Madi menyarankan
Alimudin menikah dengan Ny. Raden R.H Ibrahim belajar kepada Bang Kari
Hadijah, yakni kakak R.H. Ibrahim. (Obing,1938: 23).
Selanjutnya, R.H. Ibrahim dengan kakak Sesuai saran Bang Madi, R.H.
iparnya, Rd. Ateng Alimudin, sering Ibrahim menemui Bang Kari untuk
bertukar pikiran dalam hal pencak silat EHUJXUX LOPX ³SXNXODQ´ 6HWHODK
(Obing, 1938:14; Darmana, 1978: 39). memaklumi kedatangan Rd. H. Ibrahim
Atas petunjuknya R.H. Ibrahim berguru untuk menuntut ilmu, Bang Kari memberi
NHSDGD %DQJ 0D¶UXS GL .DPSung Karet nasihat dan penjelasan tentang ilmu pencak
Tanah Abang Jakarta (dulu: Kampung silat. Di samping itu memberi larangan
Pulo-Kuningan/Karet). penggunaannya, yakni penca bukan untuk
5XPDK %DQJ 0D¶UXS PHUXSDNDQ ria, takabur atau menyakiti dan
WHPSDW ³WXQJJX´ 5 + ,EUDKLP PDQDNDOD mencelakakan orang lain.
ia bepergian ke Jakarta untuk berdagang
kuda. Pekerjaan R.H. Ibrahim pada waktu
itu adalah sebagai pedagang kuda. Dalam 2
Bang Madi berasal dari Pagaruyung
memeroleh barang dagangannya ia sering Kepulauan Sumatera. Ia terusir dari kampung
ke Jakarta. Di Jakarta ini ia selalu tinggal halamannya dengan sebab mengajarkan
GL UXPDK %DQJ 0D¶UXS XQWXN PHQXQJJX kemampuan beladirinya kepada orang lain
(Obing,1938:17).
320 Patanjala Vol. 10 No. 2 Juni 2018: 315 - 330

Pada akhir pelajaran, R.H. Ibrahim Kondisi di atas menimbulkan


diuji dengan cara bersambung tangan kegundahan dan kegelisahan hati R.H.
dengan gurunya, Bang Kari. Di akhir laga Ibrahim. Akhirnya, ia mencari pencerahan
%DQJ .DUL EHUNDWD ³Raden, sudah cepet melalui khalwat3, menyepi
betul dari urusan bersilat, saya belon diri/menyendiri, di sebuah Guha Pinggir
pernah mendapet lawan yang cepet seperti Situ Zaman yang terletak di Kampung
5DGHQ VD\D UDVD 5DGHQ VXGDK FXNXS WD¶ Jelebud di tepi sungai kecil bernama
perlu belajar lagi´ 2ELQJ Cikundul Leutik di Kecamatan Cikalong
Kulon. Selama kurang lebih 3 tahun, ia
2. Lahirnya Penca Cikalong bermunajat kepada Allah untuk
Masa pembelajaran pencak silat R.H. mendapatkan ilham agar pencak silat yang
Ibrahim sudah berakhir pada saat dimilikinya memiliki nilai yang handal dan
bersambung tangan dengan Bang Kari. Hal prima. Selain itu, upaya lahiriah pun ia
itu berarti, beliau sudah menguasai 4 lakukan dengan mengolah dan mengkaji
macam bela diri, yaitu (1) Penca Cimande ilmu penca yang dimiliki hingga
(17 guru dan kakak iparnya, Ateng melahirkan Maen-po Raden Haji Ibrahim
$OLPXGLQ SHQFD %DQJ 0D¶UXS WHPSDW dari Cikalong atau Penca Cikalong
mengasah kemampuannya), (3) penca (Rauf,1990: 3; Tabrizy, 2002: 9; $V\¶DULH
Bang Madi, dan (4) Bang Kari. Khusus 2010: 2-3).
untuk penca Bang Madi dan Bang Kari
R.H. Ibrahim memeroleh pelajaran prinsip
penggunaan tenaga Madi (tenaga besar
yang dimanfaatkan tidak dengan jalan
diledakkan, tetapi dengan jalan dibendung)
dan tenaga Kari (penggunaan tenaga
dengan kecepatan tinggi/tenaga ledak),
serta rasa gerak (Darmana,1978: 39).
Kemampuan yang telah dimilikinya
itu tidak memuaskan diri R.H Ibrahim.
3HQ\HEDEQ\D WLGDN ODLQ DGDODK ³sadaya
elmu penca nu dugi ka mangsa harita ku Gambar 1. Gua Khalwat
Sumber: Dokumen Pribadi, 2014.
anjeunna diguruan, sipatna ngabinasa nu
jadi lawan, janten numutkeun manah 3
Khalwat yaitu sebuah proses perenungan,
Eyang Haji ieu hanteu cocog sareng peri
introspeksi dan atau bisa diartikan juga
kamanusaan´ 5DXI VHPXD LOPX memikirkan apa yang sudah dilakukan dan
pencak yang dipelajari masa itu, sifatnya merencanakan apa yang akan dilakukan, atau
membinasakan lawan. Jadi, menurut Eyang bisa juga diartikan menjauhkan diri dari
Haji (R.H. Ibrahim), hal itu tidak cocok kesibukan sehari-hari. Beliau melakukan
dengan perikemanusiaan). Selanjutnya, khalwat selama kurang lebih 3 tahun. Bukan
beliau bertanya dan memikirkan berarti bahwa beliau berdiam diri di gua
pertanyaan berikut (1) bagaimana jika tersebut selama 3 tahun, tetapi melakukannya
jalan kerasnya itu digunakan dalam berulang kali, setiap saat dan waktu dimana
masalah yang tidak penting?; (2) beliau membutuhkan ketenangan untuk
³PHQJXPSXONDQ´ GDQ ³PHUXPXVNDQ´
Bagaimana jika penggunaan pencak
semuanya, terutama maenpo yang sudah beliau
silatnya itu secara tidak disadari terbawa pelajari selama ini, karena beliau menyadari,
emosi semata?; (3) bagaimana jika lawan setiap aliran memiliki kelemahan dan
yang dihadapi itu masih dalam lingkungan kekuatannya masing-masing, dan beliau
keluarga, sahabat atau handai taulan? PHQFRED ³PHQ\DWXNDQ´ LWX VHPXD
(Rauf, 1990: 3; Tabrizy, 2002: 8). (http://overkooled.wordpress.com/2008/03/23/
sejarah-maenpo-cikalong-9/).
Falsafah Penca Cikalong..... (Agus Heryana) 321

Tujuan R.H. Ibrahim menciptakan dapat menjadi muridnya. Oleh karena itu,
Penca Cikalong adalah untuk membela mudah dipahami apabila murid-muridnya
diri, ajang silurahmi, hiburan. Sungguh kebanyakan berasal dari kalangan
jauh dari niatan untuk membinasakan bangsawan, yakni kelompok masyarakat
lawan (Rauf, 1990:4). Oleh karena itu, asal R.H. Ibrahim sendiri
Maen-po Cikalong pun ada yang (Darmana,1978:20).
menyebutnya sebagai Amengan Cikalong
atau Ulin Cikalong. 3. Sabandar
Zaman dahulu untuk mempelajari Pada masa awal berkembang
Pencak Silat Cikalong sangat sulit. maenpo Cikalong, muncul tokoh pencak
Sifatnya tertutup, hampir tak ada peluang silat lain bernama Mohammad Kosim. Ia
untuk umum. Kesempatan belajar hanya tinggal di Kampung Sabandar, Cianjur;
terbatas pada lingkungan keluarga dekat yang kemudian terkenal dengan nama Ama
saja, itu pun setelah melalui pengamatan (Mama) Sabandar. Menurut Obing
dalam peribadahan dan akhlaknya. Apabila (1938:26) Mohammad Kosim dan Bang
memungkinkan, baru prioritas selanjutnya Madi berasal dari satu kampong,
diberikan kepada kerabat yang terdekat Pagaruyung.
melalui penilaian yang sangat ketat Menurut keterangan dari Bapak
(melalui talekan) (Tabrizy,2002: 9-10). Letkol Ckh. Abdur Rauf, SH (Sesepuh
Pusaka Paguron Cikalong / PPC / Cianjur),
Moh. Kosim itu diusir dari Pagaruyung
karena mengajarkan Silat Pusako kepada
masyarakat umum yang bukan bangsawan
atau keluarga kerajaan. Ia dianggap oleh
keluarganya telah menyalahi peraturan.
Oleh karena itu ia diusir dari Pagaruyung.
Dalam kepiluan hatinya terusir dan
pergi meninggalkan kampung halamannya,
Moh Kosim naik kapal kompeni, menuju
ke Batavia.
Dalam perjalanan, di kapal terjadilah
suatu kejadian yang tidak diduga. Entah
penyebabnya apa, terjadilah pertarungan
antara Moh. Kosim melawan salah satu
jagoan kompeni. Jagoan kompeni tewas
dan menyebabkan ia buron.
Gambar 2. Makam Eyang Haji Ibrahim
Komplek Maqom Dalem Cikundul
Setibanya di Batavia, Moh. Kosim
Sumber: Dokumen Pribadi, 2014. terlunta-lunta tak punya kegiatan dan
pekerjaan, berjalan tanpa arah dan tujuan.
Hal tersebut disebabkan (1) R.H. Ia mengikuti langkah kaki saja, hingga
,EUDKLP VDQJDW ³NLNLU´ GHQJDQ LOPXQ\D akhirnya sampailah di suatu tempat di
Sifat kikir ini diduga disebabkan oleh Desa Karang Tengah Cianjur. Di tempat
kekhawatiran adanya penyalahgunaan ilmu tersebut ternyata ada yang memanggilnya,
pencak silat yang membahayakan; (2) yaitu pemilik perkebunan / tuan tanah,
Sebagai keturunan bangsawan yang tidak R.H. Enoch. Ia dipanggil untuk
membutuhkan tambahan biaya, ia dapat dipekerjakan sebagai centeng penjaga
memilih dan memilah murid-muridnya. danau dan perkebunan kelapa. Kemudian
Hanya yang disukainya atau yang saat menjalankan tugasnya inilah terjadi
dianggap akan menjaga nama baik lagi pertarungan berkali-kali antara
keluarganya dan aliran pencaknya yang pemuda Minang ini melawan gerombolan
322 Patanjala Vol. 10 No. 2 Juni 2018: 315 - 330

perompak dan pengacau, yang selalu itu sedang menimba ilmu Cikalong kepada
berakhir dengan tewasnya para perompak Rd. Enoch. Sempat dikisahkan ketika Rd.
tersebut. Peristiwa di atas menjadi berita Obing sedang berlatih dengan Rd. Enoch,
yang menggegerkan di lingkungan tersebut Rd. H. Ibrahim sempat mengamati dan
sehingga menjadi perhatian R.H. Enoch. melihat bakat yang dimiliki oleh Rd.
Memang dari awal, manakala R.H. Obing ini. Sehingga pada akhir latihan,
Enoch memanggil Moh. Kosim, beliau disampaikan oleh Rd. Ibrahim kepada Rd.
telah melihat ada sesuatu yang lain dari Enoch bahwa setelah selesai berlatih pada
sikap, tutur bahasa dan penampilannya. Rd. Enoh, Rd. Obing diminta melanjutkan
Dari peristiwa demi peristiwa yang terjadi pelajaran pencanya pada Rd. H. Ibrahim,
di perkebunan telah memancing R.H. sang maestro Cikalong. Mulailah pada saat
Enoch untuk menanyakan siapakah itu Rd. Obing belajar Cikalong langsung
sebenarnya Moh. Kosim. Sehingga kepada Rd. H. Ibrahim.
terbukalah jati diri seorang pemuda
bangsawan dari Pagaruyung.
Selanjutnya, atas dasar inilah
kemudian Moh. Kosim diangkat menantu,
dinikahkan dengan puteri R.H. Enoch.
Selain itu R.H. Enoch pun ikut
mempelajari pentjak Minang, serta Moh.
Kosim dijadikan sebagai guru penca untuk
mengajarkan kepada sanak kerabat R.H.
Enoch. Gambar 3. Makam Eyang Sabandar
Diceritakan pada saat itu di Cianjur dan isterinya, Eyang Bubu.
ada seorang guru tarekat yang terkenal Sumber: Dokumen Pribadi, 2014.
bernama Ajengan Cirata. Banyak kiai yang
belajar kepadanya, termasuk Moh. Kosim Selain mendalami Cikalong, Rd.
atau masyarakat mengenalnya sebagai Obing juga mendalami Maenpo Sabandar
Mama Sabandar. Demikian juga yang menurut beberapa kisah, Rd. Obing
sebaliknya, Ajengan Cirata dan para kiai belajar dari gurunya (Rd. Enoch) dan
lain pun berguru pencak kepada Mama kemudian dilanjutkan belajar langsung
Sabandar. Al-hasil semenjak itu banyak kepada Mama Kosim di Sabandar. Namun
kiai di Cianjur yang mahir Penca Sabandar ada juga kisah yang menceritakan bahwa
(Obing,1938:31). Rd. Obing hanya belajar Sabandar pada
Pengaruh Sabandar pada Cikalong Rd. Enoch dan tidak belajar langsung
tidak bisa dipungkiri lagi, meski mungkin kepada Mama Kosim.
di beberapa aliran Cikalong hanya Ternyata kecerdasan dan kejeniusan
berbentuk pengendalian tenaga yang lebih Rd. Obing menyebabkan beliau sangat
dikenal tenaga Sabandar, tetapi prinsip disayangi guru-gurunya. Kemampuan
Sabandar sudah juga berasimilasi dengan untuk mendalami dan menggabungkan
Cikalong. prinsip-prinsip dari Cikalong dan Sabandar
Masuknya pengaruh Sabandar di membuat para gurunya kagum 4. Saking
Cikalong sepertinya dimulai dengan sayangnya Rd. H. Ibrahim kemudian
belajarnya murid generasi pertama memberikan nama Ibrahim di belakang
Cikalong ke Mama Kosim (sang maestro nama Rd. Obing, sehingga namanya
Sabandar). Salah satu tokoh Cikalong menjadi Rd. Obing Ibrahim. Nama Ibrahim
yang belajar juga pada Mama Kosim
adalah Rd. Enoch (Abdurahman, 2012).
4
Langkah Rd. Enoch ini diikuti pula Perkembangan berikutnya penggabugan
oleh muridnya yaitu Rd. Obing, yang kala Cikalong dan Sabandar dikenal dengan nama
Cikalong Kaum atau Ameng Suliwa
Falsafah Penca Cikalong..... (Agus Heryana) 323

adalah nama pemberian dari guru sebagai menghadap Timur dan terakhir kembali
rasa sayang kepada murid. menghadap Barat.
b. Pancer Dua
4. Kaidah Penca Cikalong
Gerakannya hampir sama dengan
Pelajaran dasar Maenpo Cikalong
Pancer Satu. Hanya saja putarannya tidak
merupakan gerakan dasar yang harus
semua membentuk 900, melainkan 90-180-
dikuasai murid Cikalong. Gerakan dasar
90-180 derajat. Semula menghadap ke
terdiri atas 5 bagian, yaitu: (1) Jurus; (2)
Barat lalu ke Selatan putaran 90 0,
Pancer; (3) Tangtungan; (4)
kemudian menghadap ke Utara (1800) terus
Pasangan/Sambutan; (5) Susun Tempel.
menghadap ke Barat (900) diteruskan
1) Jurus menghadap ke Timur (180°) dan
Jurus adalah bentuk gerak dasar seterusnya.
yang akan menjadi patokan awal dari
c. Pancer Tiga / Sela Bumi
teknik gerakan pencak. Dalam bahasa
Pancer Tiga hampir sama dengan
teknis jurus adalah gerakan yang telah
Pancer Satu dan Dua, hanya saja
mempunyai tujuan, baik untuk bertahan,
putarannya membentuk 450, baik putaran
maupun untuk menyerang
ke kiri maupun ke kanan.
(Tabrizy,2002:18). Maenpo Cikalong gaya
Pasar Baru (RHO Soleh) terdiri atas 10
3) Tangtungan
bentuk jurus (Tabrizy $V\¶DULH
Kata tangtungan berasal dari bahasa
2010:18), yaitu:
Sunda dengan kata dasar tangtung dan
akhiran -an, artinya adalah berdiri.
2) Pancer
Tangtungan dalam maenpo mengandung
Pancer adalah penunjang kekuatan
arti berdiri (kuda-kuda) siap siaga atau
berdirinya sesuatu benda (tonggak). Dalam
dalam istilah setempat adalah taki-taki.
maenpo diartikan bentuk teknik kaki
Ada perbedaan antara tangtungan
penunjang kekuatan untuk memperkokoh
siap dengan tangtungan pasang.
berdirinya badan yang fleksibel sesuai
Tangtungan pasang merupakan lanjutan
dengan kebutuhan perubahan pergerakan
dari tangtungan siap $V\¶DULH
badan. Secara teknis Pancer artinya titik
147). Dalam praktiknya, tangtungan
pijakan, yaitu salah satu kaki tidak
berkaitan dengan posisi kaki (kuda-kuda),
melangkah (tetap di tempat) dan hanya
sedangkan pasang erat kaitannya dengan
berputar mengikuti arah kaki yang lain.
posisi tangan baik untuk menyerang
Ada tiga pancer yang digunakan
maupun bertahan. Oleh karena itu, ada 3
dalam maenpo Cikalong, yaitu:
(tiga) macam posisi tangtungan-siap dan
a. Pancer Satu pasang dengan nama yang sama, yaitu:
Buatlah posisi seperti tahap awal
a. Tangtungan / Pasang Kembar
Jurus (Searah) kaki sejajar menghadap ke
Tangtungan pasang kembar
arah Barat. Langkahkan kaki kanan ke
dilakukan dengan cara posisi kedua kaki
depan sambil lengan kanan agak ditarik
sejajar, tangan kanan di depan, tangan kiri
sedikit ke belakang. Putarlah badan ke arah
di belakangnya atau tangan kiri di depan,
kiri dalam bentuk sudut 900 sambil tomplok
tangan kanan di belakangnya.
sehingga badan menghadap Selatan. Ingat
kaki kiri harus tetap di tempat semula, b. Tangtungan / Pasang Jurus
sebab berfungsi sebagai pancer; hanya Posisi kaki kanan di depan, tangan
ujung telapak kakinya yang bergeser kanan di depan tangan kiri di belakangnya
sedikit ke kiri, sedangkan tumit tetap di atau posisi kaki kiri di depan, tangan kiri di
tempat asal. Langkahkan kaki kanan buat depan tangan kanan di belakangnya.
gerakan seperti di atas, sehingga badan
324 Patanjala Vol. 10 No. 2 Juni 2018: 315 - 330

c. Tangtungan / Pasang Suliwa ujung tangan kanan kita tumpangkan


Posisi kaki kanan di depan, tangan di atas sendi sikut tangan kirinya.
kiri di depan tangan kanan di belakangnya 5) Susun Tempel
atau posisi kaki kiri di depan, tangan kanan Sesungguhnya susun tempel
di depan tangan kiri di belakangnya. merupakan latihan kepekaan rasa dan
gerak reflek.
4) Pasang dan Sambut
Pasang artinya meletakkan atau
menempatkan tangan dan kaki dalam
posisi bersiap siaga (Sunda: taki-taki).
Dalam ungkapan lain menentukan
kedudukan bagian anggota badan (posisi)
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(Tabrizy, 2002: 48).
Secara umum pasang tangan penca
Cikalong dapat dikatakan tertutup. Tangan
selalu di depan badan sementara ketiak
tidak terbuka karena lengan melindungi
tubuh. Sementara itu, kuda-kuda dengan Gambar 5. Melatih Kepekaan
lutut tidak lurus (Sunda: rengkuh) dan Sumber : Dokumen Pribadi, 2014.
bahu yang agak menciut karena tarikan
tangan (bongkok meong), menyebabkan 5. Falsafah Penca Cikalong
lebih tegasnya kesan tertutup dari kuda- Alhamdulillah Cikalong mah
kuda dan pasangan Cikalong ini memang ku abdi ditingali filosofi na
(Darmana,1978:47). VDQJDW NHQWDO« $UL GLQD &LNDORQJ
Adapun sambut adalah sikap tangan mah leres-leres dilarapkeun dina
dalam menyerang atau menghadapi lawan. amengannana. Jadi upami ayeuna
$GD WLJD PDFDP FDUD ³PHQ\DPEXW´ \DLWX kedah sopan santun, Cikalong mah
1) Sambut tengah yaitu apabila sikap kedah kitu, ngala ka Cianjur, lemah
pasang tangan lawan seperti sikap lembut, nyaeta amenganna lemah
pasang tangan Maenpo Cikalong. Cara lembut, namun kaidahna mah dina
menyambutnya adalah menumpangkan pelajaran lumpatna.
kedua ujung tangan di atas kedua sendi Abdi ge kantos ngarang buku, jadi
pergelangan tangan lawan. aya silih tulunganna, dina prak-
2) Sambut luar ialah apabila posisi sikap prakanna, dina aplikasina. Jadi dina
pasang tangan kanan lawan berada di seueur mottona teh kapendak tina
depan sebelah kirinya. Cara prak-prakanna. Jadi filosofi teh betul-
menyambutnya adalah tumpangkan betul. Ari saena mah pami filosofi
ujung tangan kanan di atas sendi kedah sae, merendah, ku rasa lemes. 5
pergelangan tangan kanannya (Alhamdulilllah, memang
sedangkan sikutnya ditutup dengan Cikalong itu saya lihat filosofinya
ujung tangan kiri yang sudah terbuka sangat kental... Pada Cikalong itu
cagak. benar-benar diterapkan dalam
3) Sambut dalam ialah apabila posisi amengan-nya. Jadi, bila (kita) harus
sikap tangan kanan lawan berada ke sopan santun, (pemenca) Cikalong pun
luar di depan sebelah kanannya pula. harus begitu, (karena) mengacu pada
Cara menyambutnya tumpangkan sifat orang Cianjur yang lemah lembut.
ujung tangan kiri di atas sendi Hal itu dapat dilihat pada amengan-nya
pergelangan tangan kanannya sedang
5
:DZDQFDUD GHQJDQ $]LV $V\¶DULH WDQJJDO
20 Februari 2014
Falsafah Penca Cikalong..... (Agus Heryana) 325

yang lemah lembut. Semuanya itu pedoman) guna menghindarkan diri dari
diperoleh dengan mempelajari berbagai kesalahan dan perbuatan tercela
kaidahnya. serta merugikan diri sendiri dan orang lain.
Saya permah membuat buku. Berdiri kokoh memperlihatkan
Ada saling (keterkaitan) dengan kekokohan niat baik di dalam hati yang
aplikasinya. Moto (baca: pandangan hanya mengharapkan akan keridhoan Allah
hidup) diperoleh dalam praktik. SWT semata.
Filosofi itu betul (terasa). Sebaiknya Pandangan yang lurus ke depan,
filosofi itu harus baik, yakni merendah memperlihatkan kepercayaan diri dan
yang keluar dari perasan halus). keberanian. Maksudnya timbulnya
Pernyataan tokoh Penca Cikalong keberanian semata-mata hanyalah sebagai
tersebut menyiratkan falsafah Penca bentuk perwujudan dari pembelaan atas
Cikalong itu adalah kehalusan atau kebenaran yang diyakini.
kelembutan. Kelembutan dalam Badan yang bagian pundak agak
berperilaku juga lembut dalam pencak sedikit dibungkukkan (rengkuh / bahasa
Cikalong-nya. Sunda) menandakan sikap dan sifat yang
Dalam Penca Cikalong terdapat sopan santun juga rendah hati. Maenpo
tradisi membaca lawan melalui rabaan atau Cikalong tetap menempatkan etika dan
sentuhan yang disebut tempelan. Saat kesantunan (budaya Sunda) serta
tangan menempel anggota tubuh lawan, kerendahan hati dalam bersifat dan
seketika itu pula ia dapat mendeteksi bersikap sehingga lawan yang dihadapi
(membaca) gerak lawan. Rabaan tangan diharapkan menjadi kawan.
merasakan getaran yang ditimbulkan Bersikap tenang atau rileks dalam
lawan. Kemampuan mendeteksi lawan sikap pasang, memberikan makna bahwa
oleh pemenca Cikalong ini tidak akan bagi seorang praktisi Maenpo Cikalong
diperoleh tanpa latihan terus-menerus kegagahan bukanlah sikap yang harus
(Heryana, dkk. (2014:92). Kemampuan ditonjolkan sehingga ingin mendapat kesan
membaca lawan hanya dapat dicapai ditakuti. Namun kegagahan adalah bentuk
dengan kelembutan, baik raga maupun ³NHUMD´ GDUL VXDWX KDVLO
rohani. Berhenti sejenak setelah melangkah,
Dalam pada itu gerak jurus Pencak memberi arti pembiasaan akan sikap
Cikalong secara tidak langsung menahan emosi, kesiapan, kesiagaan dan
memberikan filosofi-filosofi tersendiri. keberhatian-hatian atau kewaspadaan.
Perhatikan analisis gerak yang diuraikan Pukulan dengan tangan yang terbuka
oleh komunitas Pencak Cikalong 6 berikut: mengandung arti kesantunan, dalam sudut
Dalam melakukan gerak dasar Jurus pandang Penca Cikalong segala bentuk
dalam bahasa Sunda dijadikan sebagai sikap yang memperlihatkan kesombongan
akronim dari dua buah kata yaitu jujur dan dan menantang (seperti mengepalkan
lurus. Jujur mengandung makna bahwa tangan atau meureupan dalam bahasa
setiap perilaku yang ada pada pribadi Sunda adalah tidak sopan) tidak
seorang praktisi Maenpo Cikalong harus diperbolehkan.
memiliki sikap jujur dan membiasakan Tangan kembali pada posisi awal
dalam kehidupan sehari-hari. Arti lurus memberi isyarat bahwa setiap selesai
berarti setiap tindakan di dalam kehidupan melaksanakan suatu aktivitas hendaknya
harus memiliki suatu pedoman yang lurus tidak melupakan titik asal
sebagai arah (dalam aliran Cikalong agama pemberangkatan.
Islam-lah yang dijadikan sebagai
6
http://maenpocikalong.com/2009/07/sejarah-
filosofi-dan-kaedah-maenpo-cikalong/#more-
47 diakses 14/07/2014: 10:44.
326 Patanjala Vol. 10 No. 2 Juni 2018: 315 - 330

Andaikan anggota tubuh belum bisa tinggi ilmunya. Rabaan tangan (rasa antel)
³EHUMDPDDK´7: hendaknya terus berlatih. menghantarkan rasa yang dimiliki
.HVXOLWDQ PHPEDQJXQ ³MDPDDK DQJJRWD seseorang. Apabila kita berniat jahat, niat
WXEXK´ Perupakan bagian dari sebuah tersebut akan terasa oleh lawan
proses mencapai keberhasilan. (terdeteksi). Lawan yang tinggi ilmunya itu
Keberhasilan menguasai bela diri adalah akan segera menutup gerak kita. Itu artinya
bekal menghadapai kesulitan yang harus peluang lawan untuk menjatuhkan atau
diselesaikan sendiri. Jika telah ahli maka mencelakakan kita.
bela diri adalah untuk membela diri dan Oleh karena itu RHO Soleh
menyelamatkan diri sendiri dan lawan; mengharuskan pemenca-nya dapat
bukan untuk mencelakakannya. menyelamatkan lawannya. Ada istilah
Begitu santunnya etika yang ³$SDELOD GDODP VHEXDK SHtarungan masih
diterapkan seringkali dalam pembahasan mencelakakan lawan, itu artinya masih
lawan lebih banyak dianggap sebagai KDUXV EHODMDU NHPEDOL´
tamu. Ketika seseorang bertamu harus
(2) Laer aisan (banyak pertimbangan untuk
disambut, disediakan atau dijamu, diberi
mengambil keputusan yang tepat)
oleh-oleh dan diantarkan (kedah dipapag,
Penca Cikalong memiliki konsep
disayogikeun, dibekelan, dianteuran).
Madi-Sabandar-Kari (MaSaKa). Dalam
Kekuatan tenaga berada pada posisi.
prakteknya apabila lawan menyerang
2OHK NDUHQD LWX EHUODNX ³KXNXP´ XEDKODK
harus diterima dengan berbaik sangka
posisi untuk melawannya. Artinya bila
(tenaga Madi) layaknya kedatangan tamu.
lawan sejajar dibuat tidak sejajar, tidak
Setelah itu diolah melalui kaidah Sabandar,
sejajar dibuat sejajar. Apabila bersatu
kemudian dipertimbangkan keputusan
mesti dipisahkan, dan apabila berpisah
yang tepat (tenaga Kari). Dalam urutan
mesti disatukan.
Madi-Sabandar-Kari terkandung makna:
Balik ka imah (kembali ke asal)
mengerti - memberikan perhatian ±
adalah suatu kaidah dalam maenpo yang
penghabisan/penutup. Serangan diterima
mengembalikan posisi kepada posisi alami
dengan ketenangan kemudian
manusia sehingga dapat menahan dan
dipertimbangkan dan terakhir opsi
mengatasi pergerakan lawan,
penyelamatan atau pencelakaan (Abdullah,
mengingatkan diri bahwa penciptaan
2013: 63-67)
manusia sebagai sebaik-baik bentuk adalah
hal yang patut disyukuri dalam konteks (3) Wijaksana (antara bijaksana dan
keimanan. percaya diri)
Senada dengan hal di atas, R.H.O. Tidak boleh memandang remeh
Soleh (Gan Uweh) menyatakan kaidah lawan baik besar maupun kecil. Lima jari
maenpo itu ada hubungannya dengan tangan dalam Maenpo Cikalong
falsafah kehidupan manusia dalam mempunyai fungsinya masing-masing.
bermasyarakat $V\¶DULH 2010: 9-12; Jempol yang berukuran paling besar, tentu
Heryana, dkk. 2014: 81-83). Beberapa secara fisik memiliki kekuatan besar dan
falsafah yang diajarkannya adalah sebagai kuat dibandingkan dengan kelingking yang
berikut: berbentuk kecil dan lemah. Tetapi bila
sudah bekerja sesuai fungsinya, kegunaan
(1) Lamun deleka sok cilaka (jika senang
dan kehebatan kelingking tidak bisa
mencelakakan orang bisa celaka)
digantikan oleh jempol. Hal ini
Dalam praktek maenpo terjadi saat
menunjukkan masing-masing anggota
berhadapan dengan lawan yang lebih
badan diciptakan Allah memiliki fungsi
dan manfaat yang berbeda, serta tidak bisa
7
Berjamaah adalah istilah untuk pemenca digantikan dengan anggota badan lain
yang gerakan jurusnya serasi antara tangan dan untuk satu fungsi yang sama.
kaki.
Falsafah Penca Cikalong..... (Agus Heryana) 327

(4) Depe-depe handap asor (rendah hati minta bantuan kepada orang lain, artinya
dan halus budi pekerti) jangan sampai mudah membuat susah
Maenpo Cikalong kebanyakan orang lain.
menggunakan teknik tenaga halus.
(8) Gelut jeung diri sorangan (musuh
Kehalusan bukan berarti kelemahan,
pertama adalah diri sendiri).
melainkan kerendahan hati. Penggunaan
Perkelahian pada dasarnya bukan
tenaga halus atau tenaga kosong akan
pengerahan tenaga jasmani saja, namun
leluasa bergerak. Sebaliknya penggunaan
pengendalian rohani seperti: emosi, nafsu
tenaga berat menunjukkan kekokohan,
amarah sangat penting, bahkan inilah yang
namun susah bergerak. Kekokohan
tersulit. Dalam mengaplikasikan tenaga
diartikan sebagai keangkuhan. Dalam
Madi sebelum bersambung tangan dengan
falsafah kehidupan sifat angkuh tidak
lawan diharuskan mengisi Madi dari dalam
dapat luwes berkomunikasi.
badan diri sendiri. Artinya, dalam
(5) Tungkul ka jukut tanggah ka sadapan menghadapi lawan harus bisa menahan
(menghormati dan tidak membeda- emosi untuk mengalahkan diri sendiri
bedakan perlakuaan kepada siapa pun) dahulu. Dengan sikap begitu tujuan akan
Pada jurus masagikeun Cikalongan berhasil.
yaitu setelah tangtungan pasang, pesilat Falsafah kehidupan manusia dalam
mengambil ancang-ancang sambil melihat bermasyarakat secara tidak langsung dapat
ke bawah. Kemudian jurus tomplok yakni ditemukan pada karakteristik Penca
melemparkan tangan kanan ke atas dan Cikalong. Karekteristik yang dimaksud di
diikuti pandangan mata ke atas. Hal ini antaranya adalah sebagai berikut :
dilakukan dua kali dalam satu arah. (1) Mengutamakan kepekaan rasa. Tidak
Semuanya ada 4 (empat) arah, yaitu: Utara, mengandalkan kekuatan fisik dan
Selatan, Barat dan Timur. Jadi, jumlah kecepatan.
melihat ke atas dan ke bawah sebanyak 8 (2) Berorientasi pertarungan jarak dekat
(delapan) kali. Arti falsafahnya adalah dan menempel ke anggota badan
dalam hidup di mana pun berada harus lawan.
banyak memerhatikan orang yang (3) Bertujuan menyelamatkan diri tanpa
berkekurangan supaya selalu ingat dan mencelakakan lawan. Di kalangan
bersyukur kepada Allah SWT serta Maenpo Cikalong dikenal prinsip
memperhatikan orang yang berkelebihan ³Lamun masih keneh nyilakakeun
agar menjadi dorongan untuk lebih maju. batur, wayahna kudu diajar deui´
$V\¶DULH %LOD PDVLK
(6) Sauyunan (rukun, saling menolong)
mencelakakan lawan, sebaiknya
Dalam peragaan susun-tempel
belajar kembali). (AV\¶DULH 2013: 25-
terlihat tangan kanan diganggu, maka
26; Tabrizy, 2002: 13)
tangan kiri berinisiatif menolongnya.
(9) Falsafah Gerak Seser, Panceg na
Demikian pula sebaliknya, apabila tangan
Tangtungan (Kuat Pendirian)
kiri diganggu, maka tangan kanan
Gerak Seser pada Penca Cikalong
bertindak. Artinya diperlukan sifat saling
bukanlah sebuah nama jurus atau bagian
menolong, dan hubungan antarsesama
dari rangkaian jurus-jurus Penca Cikalong.
manusia yang harmonis.
Kaidah Penca Cikalong pun sebagaimana
(7) Hirup tawakal (hidup mandiri) dikemukakan pada awal tulisan (sub 4)
Masih lanjutan susun-tempel, tidak memasukkan seser sebagai bagian
keadaan tangan kanan sebenarnya kaidah Cikalong.
diharapkan harus mandiri dan jangan Seser demikian praktisi pemenca
berharap bantuan tangan kiri dahulu, tetapi menyebutnya adalah upaya
diupayakan berusaha menyelesaikan mempertahankan posisi kuda-kuda agar
permasalahannya sendiri. Jangan mudah kuat bertahan. Secara teknis, seser
328 Patanjala Vol. 10 No. 2 Juni 2018: 315 - 330

dilakukan dengan cara tidak mengangkat Penelaahan lebih jauh atas gerak
NDNL PHODLQNDQ GHQJDQ ´PHQJJHVHU´ seser tidaklah sesederhana gerakannya. Di
telapak kaki ke depan. Pergeseran kedua dalamnya terkandung makna tersembunyi
telapak kaki dilakukan dengan cara kedua yang perlu digali, yaitu falsafah pohon.
ujung jari kaki dikerutkan bersama-sama Struktur tubuh manusia dalam pandangan
kemudian maju sedikit demi sedikit. praktisi Penca Cikalong diibaratkan sebuah
Pergeseran dengan tujuan pohon yang besar dan kokoh. Kaki adalah
mempertahankan dan mendekati jarak akar, batang adalah tubuh, dahan dan
pukul (serang) atau mencari posisi dapat ranting adalah tangan. Kekokohan pohon
dilakukan ke depan atau ke samping. dibuktikan dengan akar-akarnya yang
Seorang pemenca Cikalong yang mahir menancap dalam-dalam di dalam tanah.
melakukan gerak seser, gerakannya tidak Oleh karena itu, apabila akarnya keropos,
kentara. Akibatnya lawan kaget atau maka batang tubuh pohon pun akan
terkesiap. Ia terkejut sebab tiba-tiba saja ambruk dan mati. Jadi, seser merupakan
lawannya sudah ada di depan mata. Jadi, solusi atau pilihan untuk mempertahankan
seser adalah suatu strategi menggeser kaki posisi kaki agar tidak tercerabut dari
dengan cara berjalan, menarik seluruh akarnya.
badan dengan menggunakan gerakan jari Pohon yang baik akan tumbuh
kaki. dengan akar yang kuat dan kokoh. Tanpa
Pada proses gerak seser tidak terjadi akar sebagai fondasinya bangunan akan
pengangkatan kaki. Pengangkatan kaki mudah runtuh. Falsafah pohon dapatlah
berarti membuka ruang kelemahan untuk dimaknai sebagai panceg na tangtungan
diserang lawan. Mengapa? Penelaahan (kokoh pendirian). Dengan demikian
pada struktur tubuh saat posisi mengangkat falsafah Maenpo Cikalong memeroleh
kaki menunjukkan sedang terjadi proses tambahan falsafah pohon. Selengkapnya
perpindahan posisi dan titik keseimbangan, adalah (1) Lamun deleka sok cilaka,(2)
yaitu dari posisi seimbang menjadi tidak Laer aisan; (3) Wijaksana; (4) Tungkul ka
seimbang. Hal itu berarti pula jukut tanggah ka sadapan; (5) Sauyunan;
memindahkan kekuatan. Proses (6) Gelut jeung diri sorangan; (7) Hirup
perpindahan inilah yang menjadi titik tawakal; (8) Depe-depe handap asor; (9)
lemah dalam hubungannya dengan strategi Panceg na tangtungan (kokoh pendirian).
pertarungan. Lawan bisa saja Falsafah pohon pun tercerminkan
´PHQJDPELO´ PHQ\HUDQJ VDDW NDNL dalam tataran teknis kaidah Penca
diangkat. Kekuatan kaki sebelah tidak Cikalong. Nyaris pada jurus-jurus yang
mungkin melawan kedua kaki yang rapat dimilikinya tidak mengutamakan
di atas tanah. tendangan. Bahkan boleh dikatakan tidak
Dalam tinjauan sosiologis gerak ada tendangan, terutama tendangan yang
seser mengacu pada sistem masyarakat melewati di atas selangkangan (perut,
masa itu. Seperti diketahui, Penca dada, dan kepala). Kalaupun ada hanya
Cikalong lahir dari kalangan menak VHEDWDV ´WHQGDQJDQ´ jejek (e dibaca pepet),
bangsawan Cianjur yang terkungkung yakni menjejakkan kaki pada sesuatu.
dengan segala aturan tak tertulis. Salah Tendangan jejek dilakukan dalam ruang
satunya adalah cara berpakaian yang dan jarak dekat (terbatas).
mengenakan kain. Keberadaan kain secara Dalam tataran etika, tendangan kaki
tidak langsung menghambat pergerakan menunjukkan ketidaksopanan. Kaki yang
kaki. Kaki tidak bisa bebas bergerak. melonjor di hadapan orang tua
Jangankan menendang untuk berjalan pun menunjukkan ketidaksopanan8
kadang-kadang merepotkan. Atas kondisi
8
demikian, mudah dimengerti apabila gerak Di kalangan masyarakat Sunda, penggunaan
seser tumbuh dalam Penca Cikalong. kaki dalam bela diri dianggap tidak sopan, oleh
karena itu dalam bela diri pun jarang digunakan
Falsafah Penca Cikalong..... (Agus Heryana) 329

(Fadilahkusumah, 2016: 16). Hal ini pula Pencak Cikalong yang lahir dari
yang menyebabkan seorang pemenca kalangan bangsawan memiliki makna-
Cikalong saat mengibing penca tidak makna filosofis. Makna filosofis yang
melakukan gerakan menendang di hadapan dimaksud di antaranya: (1) Lamun deleka
penonton. Kalaupun ada gerakan sok cilaka,(2) Laer aisan; (3) Wijaksana;
menendang, maka akan dilakukan dengan (4) Tungkul ka jukut tanggah ka sadapan;
isyarat saja. (5) Sauyunan; (6) Gelut jeung diri
sorangan; (7) Hirup tawakal; (8) Depe-
D. PENUTUP depe handap asor (rendah hati); (9)
Pencak atau Maenpo Cikalong Panceg na tangtungan.
PHUXSDNDQ EXDK ³SHQJJRGRJDQ´ GDQ Selain itu terdapat falsafah pohon
penghayatan R. H. Ibrahim atas bela diri yang terkandung dalam gerakan seser.
yang pernah dipelajarinya. Aliran Falsafah pohon yang menganggap tubuh
Cimande, aliran Bang Marup, aliran Bang manusia sebagai pohon. Lebih khusus lagi
Madi dan aliran Bang Kari ditambah gaya akar pohon dinisbahkan sebagai kaki.
guru-guru pencak yang pernah diguruinya Pohon sangat bergantung pada kekokohan
diolah sedemikian rupa menjadi sebuah akar. Sehebat apapun gerakan Maenpo
aliran pencak yang baru. Proses Cikalong tanpa disertai kekokohan kaki
perenungan yang berlangsung di Gua akan menyebabkan kerapuhan dan berakhir
Jelebud Kecamatan Cikalong telah dengan ketumbangan pohonnya.
melahirkan Penca Cikalong atau Maenpo
Cikalong.
Pada awal perkembangannya unsur DAFTAR SUMBER
Pencak Sabandar belum menjadi satu 1. Jurnal, Makalah, Laporan
kesatuan dalam Pencak Cikalong. Penelitian, Skripsi, dan Tesis
Pemanfaatan pencak aliran Sabandar Darmana, Nana; Karna Yudibrata, Saini K.M.
1978.
muncul setelah R.H. Ibrahim meninggal
Aliran-aliran Pokok Pencak Silat Jawa
dunia. Hal itu dilakukan oleh para Barat. Proyek Penelitian dan Pencatatan
muridnya yang mempelajari pencak Kebudayaan Daerah Departemen
Sabandar dari Mama Kosim. Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam pengertian teknis bela diri
Pencak Cikalong adalah suatu sistem bela Fadilakusumah, A. Adil. 1996.
Pencak Silat sebagai Media Peningkatan
diri jarak dekat dengan penggunaan tenaga Sumber Daya Manusia dalam Menyikapi
gabungan Kari, Madi, dan (Sabandar) serta Abad XXI. Makalah. Bandung: Balai
menempatkan keseimbangan sebagai suatu Kajian Jarahnitra.
unsur yang penting sebagai modal
pertahanan maupun serangan. ________. 2016.
Penca Aliran Cimande. Disertasi.
Bandung: Universitas Padjadjaran.
kaki (tendangan). Kaki hanya digunakan sesuai
Heryadi, Yedi. 2004.
GHQJDQ ´EDWDV ZLOD\DKQ\D´ \DLWX SDOLQJ WLQJJL
Tesis: Pencak Silat Gaya Cianjur : Studi
mengarah kepada selangkangan lawan. Sangat
tentang Perubahan dalam Konteks Seni
tidak sopan jika kaki melewati batas ini apalagi
Pertunjukan Ibing Penca. Yogyakarta:
sampai menendang kepala. Dari selangkangan
Universitas Gadjah Mada.
NH DWDV DGDODK ´ZLOD\DK WDQJDQ´ 3HUJXUXDQ-
perguruan penca, biasanya memiliki kiat Heryana, Agus, Aam Masduki, Adeng, M.
bagaimana menghadapi tendangan kaki ini. Halwi Dahlan, Lina Herlinawati, Nina
Sebaliknya bela diri silat lebih banyak Merlina. 2014.
menggunakan kaki dengan alasan kaki lebih Falsafah Pencak Silat dan Perannya
panjang dan lebih kuat (Fadilahkusumah,2016: dalam Pembangunan Karakter di
16). Kabupaten Cianjur. Bandung: Balai
Pelestarian Nilai Budaya Bandung.
330 Patanjala Vol. 10 No. 2 Juni 2018: 315 - 330

Mardotillah, Mila; Dian Mochammad Zein. 3ŸQWMD 6RHQGD. Batavia: Bale Poestaka.
³Silat: Identitas Budaya, Pendidikan, Seni
Maryaeni, 2005.
Bela Diri, dan Pemeliharaan Kesehatan´
Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta:
dalam Jurnal Antropologi. Vol. 18 (2)
Bumi Aksara.
Desember 2016. Hlm 121-133.
Raspuzi, Gending, Hawe Setiawan, Mody
Ramadhan, Feby Febria. 2016.
Afandi. 2016.
Pengaruh Silat Maenpo Cikalong
Penca: Pangkal, Alur, Dialektika.
Terhadap Peningkatan Koordinasi Gerak
Bandung: Dinas Pariwisata dan
dan Kepercayaan Diri di SMK Pemuda
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
Sumedang. Skripsi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia. Rusyana, Yus. 1996.
Tuturan tentang Pencak Silat dalam
Rauf, Abdur, dan Rusman Tabrizy M. 1990.
Tradisi Lisan Sunda. Jakarta: Yayasan
Penca Cikalong. Makalah. Cianjur:
Obor Indonesia.
Paguron Pusaka Cikalong Pusat Pasar
Baru. Subroto, Joko, Moh. Rohadi. 1996.
Kaidah-Kaidah Pencak Silat Seni yang
Romansah, Eden. 2015.
Tergabung dalam IPSI. Solo: Aneka.
Olahraga Bela Diri Maenpo Cikalong
Dalam Perspektif Self-Responsibility Tabrizy, M. Rusman. 2002.
Masyarakat (Studi Etnografi Terhadap Permainan Rasa: Cikalong. Cianjur:
Maenpo di Cianjur). Disertasi. Bandung: Paguron Pusaka Cikalong.
Program Studi Pendidikan Olahraga
Sekolah Pascasarjana Universitas Turner, Victor. 1967.
Pendidikan Indonesia Bandung. The Forest of Symbols: Aspects of Ndembu
Ritual, Ithaca and London: Coenell
Rudito, Bambang. ³Mitos sebagai Jatidiri´. University Press.
Makalah, di Balai Pelestarian Nilai
Budaya Bandung, 2014. Obing, Rd. 1938.
Sadjarah Kaboedajan Pentja. Bandoeng :
Saleh, M. 1990. Pengharepan.
Penelitian Aliran Pokok Pencak Silat di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi
Jawa Barat. Bandung: Fakultas Keempat. Jakarta: Gramedia.
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Internet
Abdurahman, Memet Mohamad Tohir. Sejarah Maenpo Cikalong (8); Sejarah
³Eksitensi dan Regenerasi Maenpo di Maenpo Cikalong (9)
Cianjur´. Makalah, di Balai Pelestarian http://overkooled.wordpress.com/2008/0
Nilai Budaya Bandung, 2012. 3/23/sejarah-maenpo-cikalong-9/
diakses 21/01/14; 15:00.
2. Buku http://maenpocikalong.com/2009/07/sejarah-
Abdullah, Edwin Hidayat. 2013 filosofi-dan-kaedah-maenpo-
Keajaiban Silat. Jakarta: Gramedia cikalong/#more-47 diakses 14/07/2014:
Pustaka Utama. 10:44
$V\¶DULH Azis, R.H.,2010.
Maenpo Cikalong. Malang: Buih Leba. 4. Sumber Lisan/Informan
$V\¶DULH + $]LV WDKXQ 2014.
________ 2013. Wiraswasta, praktisi Maenpo Cikalong.
Maenpo Cikalong Gan Uweh. Bandung: Wawancara, Cianjur, 20 Februari 2014.
Kaifa.
Bagus, Lorens. 1996.
Kamus Filsafat. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Hardjawinata, Sadeli. 1941.

Anda mungkin juga menyukai