Pendahuluan
• Ada Beberapa perusahaan yang kurang memperhatikan penataan kerja yang baik
dan kurang memahami efek yang ditimbulkan dari penataan kerja yang buruk.
5R • Apabila tempat kerja tidak berfokus pada penataan kerja yang baik dan juga tidak
peduli dengan segala tindakan yang berhubungan dengan proses produksi,
maka continuous improvement yang berkualitas dari perusahaan itu tidak bisa
Poppy Sri Lestari diharapkan lagi.
2020 • Akhirnya akan berimbas pada rendahnya keselamatan kerja, produktivitas, dan
kualitas dari perusahaan tersebut.
Lantai kotor dan berdebu Mengurangi kemungkinan kontaminasi bahan berbahaya di area kerja penyebab timbulnya masalah
Tidak ada ruang khusus untuk penyimpanan barang hasil produksi yang berlebih dan barang tidak diperlukan lagi kesehatan, seperti menghirup debu atau uap.
Banyaknya hambatan di area menuju jalan keluar atau jalan yang sering dilalui karyawan Meningkatkan produktivitas kerja. Dengan penataan material dan peralatan kerja yang baik, karyawan pun
Peralatan kerja yang sudah dipakai tidak dikembalikan ke tempat semula bisa bekerja lebih efektif dan efisien.
Sampah pada kontainer dibiarkan menumpuk berlebihan Membuat area kerja jadi rapi, nyaman, dan menyenangkan. Barang-barang yang tertata baik dan bersih tidak
Tumpahan dan kebocoran lagi menghambat pergerakan para karyawan dan kecelakaan kerja pun dapat diminimalkan.
Menetapkan standar housekeeping Langkah Meningkatkan Penataan Area Kerja agar Lebih Baik
Standar yang ditetapkan harus membuat pekerjaan jadi: 1. Tentukan target dan ukur seberapa baik perusahaan mematuhi standar housekeeping.
• lebih mudah
2. Buatlah daftar/ checklist untuk membantu Anda dalam mengukur tingkat
• lebih aman
keberhasilan housekeeping yang diterapkan.
• berdampak baik pada kesehatan karyawan
3. Memberi umpan balik yang positif. Biarkan karyawan mengetahui seberapa baik mereka
Pimpinan dapat melibatkan karyawan dalam pembuatan menerapkan housekeeping dan tentukan bagaimana cara memperbaikinya.
standar housekeeping.
4. Jadikan housekeeping sebagai kebudayaan perusahaan. Jangan sampai perusahaan baru
menerapkan housekeeping hanya ketika audit, sertifikasi, atau inspeksi dilakukan.
1
11/16/2020
Contoh
penyimpanan
tanpa
REGULASI !!
2
11/16/2020
3. Seiso (resik): kegiatan membersihkan peralatan dan area kerja sehingga kondisi peralatan terjaga baik dan Tujuan :
area kerja yang bersih juga berdampak baik untuk kesehatan karyawan.
Perubahan perilaku melalui perubahan
4. Seiketsu (rawat): standarisasi dan dokumentasi proses yang akan memastikan berjalannya seiri, seiton, tempat kerja dengan penerapan 5R
dan seiketsu.
5. Shitsuke (rajin): pemeliharaan kedisiplinan dan konsistensi dalam menjalankan seluruh tahap 5S.
Dampak penerapan
SASARAN PENERAPAN 5 R
Meningkatnya produktivitas dan
Tempat kerja nyaman, aman,
Efektivitas, sebab:
menyenangkan
Mudah identifikasi keadaan tidak
Manusia pekerja mandiri normal
Citra positif Meminimumkan potensi kesalahan
Organisasi siap mengikuti perubahan
3
11/16/2020
sederhana
RINGKAS RINGKAS
sistem piket)
4
11/16/2020
RAPI
Prinsip : Metode Rapi:
Setiap barang yang berada di tempat
kerja mempunyai tempat yang
pasti dan jelas, serta harus Pengelompokkan barang
diletakkan pada tempatnya. Penyiapan tempat
Pemberian tanda batas
Latar Belakang : Pemberian tanda pengenal barang
Kegiatan mencari adalah pemborosan Membuat Denah / peta penyimpanan barang
karena tidak memberikan nilai
tambah pada hasil kerja
5
11/16/2020
RESIK RESIK
Prinsip :
Resik berarti menghilangkan sampah kotoran dan barang Bersihkan segala sesuatu yang ada di
tempat kerja. Membersihkan berarti
asing untuk memperoleh tempat kerja yang lebih bersih. memeriksa dan menjaga
Latar Belakang :
Karyawan pada umumnya berpikir
bahwa kebersihan adalah tanggung
jawab cleaning service
Metode Resik :
Manfaat Penerapan Resik:
Penyediaan sarana kebersihan
Tidak ada gangguan proses
Pembersihan tempat kerja
Peremajaan tempat kerja
Mengurangi kesalahan kerja
Pelestarian resik
6
11/16/2020
Prinsip :
Penentuan butir kendali
Semua orang memperoleh informasi Penetapan kondisi tidak wajar
yang dibutuhkan di tempat kerja
dengan tepat waktu. Rancangan mekanisme terpantau
Pola tindak lanjut
Latar Belakang :
Kesalahan / penyimpangan di Pemeriksaan berkala/audit
tempat kerja terjadi karena karyawan
pada umumnya tidak tahu / lupa.
7
11/16/2020
RAJIN RAJIN
Prinsip :
Rajin berarti melakukan suatu yang benar sebagai
kebiasaan Lakukan apa yang harus dilakukan
dan jangan melakukan apa yang tidak
boleh dilakukan
Latar Belakang :
Kebiasaan positif harus dibina
agar dapat menjaga dan
meningkatkan apa yang sudah ada
8
11/16/2020
JSA
Poppy Sri Lestari
2020
DEFINISI DEFINISI
Job safety analysis atau JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi Job safety analysis (JSA), biasa disebut juga dengan job hazard analysis (JHA)
bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang atau job task analysis (JTA) adalah teknik manajemen keselamatan yang berfokus
hendak dilakukan, dimana JSA ini berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas atau pekerjaan, pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan
peralatan dan lingkungan kerja. rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan di area kerja
Menurut OSHA (2002) Job Safety Analysis (JSA) adalah sebuah analisis bahaya pada suatu
Pekerjaan adalah teknik yang memfokuskan pada tugas pekerjaan sebagai cara untuk
Mengidentifikasi bahaya sebelum terjadi sebuah insiden atau kecelakaan kerja. Memfokuskan pada
hubungan antara pekerja, tugas, alat, dan lingkungan kerja.
9
11/16/2020
digunakan yaitu : Metode yang kedua ini biasa digunakan untuk pekerjaan yang jarang dilakukan. Metode ini biasa
diterapkan pada pekerja-pekerja yang sudah selesai bekerja dan membiarkan para pekerja bertukar
1) Metode observasi (pengamatan) pikiran tentang langkah-langkah pekerjaan dan potensi bahaya yang ada.
Metode pertama dalam Job Safety Analysis adalah wawancara observasi untuk 3) Metode meninjau kembali prosedur yang sudah ada
menetukan langkah-langkah kerja dan bahaya yang dihadapi yang bertujuan untuk Metode yang terakhir ini dapat digunakan ketika proses sedang berlangsung dan para pekerja tidak
melakukan pengumpulan data terkait tempat kerja, lingkungan kerja, jam kerja, bisa bersama-sama. Semua orang yang berpartisipasi pada proses ini dapat menuliskan ide-ide
tentang langkah-langkah dan potensi bahaya yang ada di ruang lingkup pekerjaan para pekerja.
dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.
Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan cedera serius atau PAK yang mematikan, bahkan untuk pekerjaan yang
terlebih dahulu (atau bahkan tidak perlu penanganan)
tidak ada riwayat kecelakaan sebelumnya
4. Merancang dan menerapkan pengendalian bahaya. Pekerjaan di mana satu kelalaian kecil yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan kecelakaan fatal atau cedera
serius
Setiap pekerjaan baru atau pekerjaan yang telah mengalami perubahan proses dan prosedur kerja
10
11/16/2020
LANGKAH 2 LANGKAH 2
Jabarkan pekerjaan pada langkah dasar
Merinci langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan
Langkah-langkahnya :
1. Langkah-langkah ini tidak hanya dibuat secara spesifik untuk satu pekerjaan tertentu, tetapi
juga khusus untuk satu area kerja tertentu. Jika area kerja berubah tetapi jenis pekerjaan sama,
Dalam urutan perintah tetap saja langkah-langkah dari pekerjaan tersebut perlu berubah juga.
Hindari terlalu detil 2. Penting untuk menghindari merinci pekerjaan terlalu sempit (detail) atau terlalu luas.
Umumnya, setiap pekerjaan mengandung tidak lebih dari 10 tugas perorangan. Jika ternyata
Hindari hal umum
tugas perorangan pada JSA melebihi jumlah ini, pertimbangkan untuk membagi pekerjaan
Mulai dengan kata kerja menjadi dua atau lebih fase secara terpisah.
LANGKAH 2 LANGKAH 3
Evaluasi Setiap Langkah Terhadap Bahaya
3. Penting bagi supervisor untuk menjaga urutan tugas dengan benar guna memastikan bahwa
setiap tahap identifikasi bahaya dan pengendaliannya sesuai urutan pekerjaan yang dilakukan
para pekerja.
Menilai setiap langkah dari tindakan atau
4. Perincian tugas biasanya dilakukan dengan cara pengamatan langsung, setidaknya satu
supervisor mengetahui tahapan pekerjaan secara langsung dan mencatat serangkaian tugas kondisi yang mungkin dapat menyebabkan
yang dilakukan oleh pekerja yang terlatih dan berpengalaman.
kecelakaan
5. Pengamatan langsung terhadap pekerja yang berpengalaman membantu memastikan bahwa
pekerjaan dilakukan sesuai urutan yang tepat dengan tingkat pencegahan yang tinggi, ini
membantu supervisor mengidentifikasi bahaya yang tidak terduga jadi lebih mudah. Hal ini
juga membantu memastikan bahwa semua tugas, termasuk langkah yang sering terlewatkan
seperti pengaturan dan pembersihan, dapat ditinjau ulang.
11
11/16/2020
LANGKAH 3 LANGKAH 3
Supervisor juga sebaiknya mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pekerja untuk mengidentifikasi bahaya Pertanyaan yang diajukan harus mencerminkan bahaya yang berpotensi muncul
terkait langkah pekerjaan yang dilakukan. Contoh pertanyaan seperti:
terkait dengan lingkungan kerja dan langkah-langkah pekerjaan yang telah dirinci.
Apakah ada potensi bahaya terjepit atau anggota tubuh yang terperangkap saat bekerja menggunakan mesin
Pekerja yang melakukan tugas dimana JSA sedang dilakukan harus memberikan
atau alat bergerak/ berputar?
saran dan pendapat terkait proses identifikasi bahaya.
Apakah peralatan yang digunakan berpotensi menimbulkan bahaya?
Selanjutnya, pengendalian yang tepat kemudian harus dikembangkan
Apakah ada potensi bahaya terpeleset, tersandung dan terjatuh?
untukmeminimalkan bahkan menghilangkan potensi bahaya pekerjaan demi
Apakah ada risiko terpapar panas atau dingin yang ekstrem?
terciptanya lingkungan kerja yang aman.
Apakah ada potensi terpapar zat berbahaya dan beracun, radiasi berbahaya atau bahaya listrik?
2. Substitusi − mengganti alat, mesin, atau bahan lain yang berbahaya menjadi kurang berbahaya
LANGKAH 5
Hasil Evaluasi JSA
Dokumentasi dan komunikasikan temuan analisis bahaya kepada pekerja
JSA lengkap ditinjau bersama dengan
1. Setelah JSA selesai dilaksanakan, hasilnya harus didokumentasikan dan diinformasikan kepada pekerja
sehingga mereka mengetahui bahaya terkait dengan pekerjaan yang akan mereka lakukan dan mengetahui kepala departemen dan SHE
tindakan pencegahan/ pengendalian yang membantu mereka agar tetap aman ketika bekerja.
2. JSA harus menjadi dokumen ter-update yang memuat informasi tentang risiko, control dokumen dan
informasi tentang bahaya yang ada di lingkungan kerja maupun setiap langkah pekerjaan dan cara tepat untuk
mengendalikannya. JSA ditinjau dan disetujui seluruh karyawan
3. Perubahan Kondisi Area Kerja. Jika kondisi area kerja berubah atau area kerja berpindah, supervisor
atau foreman harus memperbarui JSA, karena potensi bahaya di area tersebut juga mungkin berbeda serta
melakukan peninjauan ulang JSA yang telah diperbarui bersama pekerja.
12
11/16/2020
Definisi Kecelakaan
13
11/16/2020
Perhitungan FR dan SR
Perusahaan dengan 500 pegawai
FR : A X 1.000.000 melakukan kegiatan kerja 50 minggu/tahun
jumlah jam kerja total 1 tahun dan 48 jam per minggu. Dalam tahun 2009
terjadi 60 kali kecelakaan kerja dengan
SR : B X 1.000.000 1.200 hari hilang,dikarenakan sakit,
jumlah jam kerja total 1 tahun kecelakaan kerja dan sebab lain, dan
pegawai tidak masuk kerja sebanyak 5%
A: jumlah kecelakaan yang menyebabkan kecelakaan yang dari seluruh waktu kerjanya
menimbulkan hari hilang 2x24 jam
Ditanyakan :
B : jumlah hari hilang akibat kecelatakaan Lost Time Accident FR (kekerapan kecelakaan)
SR (Hari Hilang)
14