Anda di halaman 1dari 14

11/16/2020

Pendahuluan
• Ada Beberapa perusahaan yang kurang memperhatikan penataan kerja yang baik
dan kurang memahami efek yang ditimbulkan dari penataan kerja yang buruk.

5R • Apabila tempat kerja tidak berfokus pada penataan kerja yang baik dan juga tidak
peduli dengan segala tindakan yang berhubungan dengan proses produksi,
maka continuous improvement yang berkualitas dari perusahaan itu tidak bisa
Poppy Sri Lestari diharapkan lagi.
2020 • Akhirnya akan berimbas pada rendahnya keselamatan kerja, produktivitas, dan
kualitas dari perusahaan tersebut.

Tanda-tanda Perusahaan dengan


Manfaat Penerapan Good Housekeeping
Housekeeping yang Buruk
 Pengaturan area kerja yang buruk dan berantakan  Mengurangi bahkan menghilangkan potensi bahaya atau apa saja yang menjadi penyebab umum terjadinya
 Penyimpanan barang atau bahan berbahaya secara sembarangan dan tidak tertata kecelakaan, seperti terpeleset, tersandung, dan terjatuh serta kebakaran dan ledakan.

 Lantai kotor dan berdebu  Mengurangi kemungkinan kontaminasi bahan berbahaya di area kerja penyebab timbulnya masalah
 Tidak ada ruang khusus untuk penyimpanan barang hasil produksi yang berlebih dan barang tidak diperlukan lagi kesehatan, seperti menghirup debu atau uap.

 Banyaknya hambatan di area menuju jalan keluar atau jalan yang sering dilalui karyawan  Meningkatkan produktivitas kerja. Dengan penataan material dan peralatan kerja yang baik, karyawan pun
 Peralatan kerja yang sudah dipakai tidak dikembalikan ke tempat semula bisa bekerja lebih efektif dan efisien.

 Sampah pada kontainer dibiarkan menumpuk berlebihan  Membuat area kerja jadi rapi, nyaman, dan menyenangkan. Barang-barang yang tertata baik dan bersih tidak
 Tumpahan dan kebocoran lagi menghambat pergerakan para karyawan dan kecelakaan kerja pun dapat diminimalkan.

Menetapkan standar housekeeping Langkah Meningkatkan Penataan Area Kerja agar Lebih Baik

Standar yang ditetapkan harus membuat pekerjaan jadi: 1. Tentukan target dan ukur seberapa baik perusahaan mematuhi standar housekeeping.
• lebih mudah
2. Buatlah daftar/ checklist untuk membantu Anda dalam mengukur tingkat
• lebih aman
keberhasilan housekeeping yang diterapkan.
• berdampak baik pada kesehatan karyawan
3. Memberi umpan balik yang positif. Biarkan karyawan mengetahui seberapa baik mereka

Pimpinan dapat melibatkan karyawan dalam pembuatan menerapkan housekeeping dan tentukan bagaimana cara memperbaikinya.
standar housekeeping.
4. Jadikan housekeeping sebagai kebudayaan perusahaan. Jangan sampai perusahaan baru
menerapkan housekeeping hanya ketika audit, sertifikasi, atau inspeksi dilakukan.

1
11/16/2020

Metode Penerapan Good Housekeeping Penyimpanan tanpa 5R

• Dalam menerapkan ‘good housekeeping’, sebenarnya dapat


diterapkan metode 5S di perusahaan.
• Dalam lean six sigma, 5S merupakan suatu metode penataan dan
pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang digunakan oleh
manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin
di area kerja sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan secara
menyeluruh.

Penyimpanan tanpa 5R Penyimpanan tanpa 5R

Penyimpanan tanpa 5R Penyimpanan tanpa 5R

Contoh
penyimpanan
tanpa
REGULASI !!

2
11/16/2020

5R 5R : Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin


Kegunaan :
1. Seiri (ringkas): memilah dan menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan, sehingga barang yang ada
di area kerja hanya barang yang dibutuhkan saja. untuk dijadikan dasar dalam membangun
2. Seiton (rapi): baik barang maupun peralatan kerja harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan.
tempat kerja yang aman dan nyaman

3. Seiso (resik): kegiatan membersihkan peralatan dan area kerja sehingga kondisi peralatan terjaga baik dan Tujuan :
area kerja yang bersih juga berdampak baik untuk kesehatan karyawan.
Perubahan perilaku melalui perubahan
4. Seiketsu (rawat): standarisasi dan dokumentasi proses yang akan memastikan berjalannya seiri, seiton, tempat kerja dengan penerapan 5R
dan seiketsu.

5. Shitsuke (rajin): pemeliharaan kedisiplinan dan konsistensi dalam menjalankan seluruh tahap 5S.

Dampak penerapan
SASARAN PENERAPAN 5 R
Meningkatnya produktivitas dan
 Tempat kerja nyaman, aman,
Efektivitas, sebab:
menyenangkan
 Mudah identifikasi keadaan tidak
 Manusia pekerja mandiri normal
 Citra positif  Meminimumkan potensi kesalahan
 Organisasi siap mengikuti perubahan

3
11/16/2020

KUNCI KEBERHASILAN Prinsip Penerapan 5R dilakukan dengan

 Komitmen dan kesungguhan seluruh personil 3 azas yaitu ;


secara profesional
Konsistensi Kontinyuitas

sederhana

RINGKAS RINGKAS

Ringkas berarti membedakan antara yang diperlukan dan


yang tidak diperlukan serta membuang yang tidak Slogan :
diperlukan. Singkirkan barang-barang yang tidak
diperlukan dari tempat kerja

Prinsip: Latar Belakang :


menggunakan stratifikasi dan dan menangani sebab Karyawan pada umumnya menerima
masalah kehadiran berbagai benda di tempat
kerjanya secara wajar dan alamiah

Metode Ringkas : Manfaat Penerapan Ringkas :

Penjelasan guna Penyeragaman Mobilitas tinggi

pengertian Aliran kerja lancar


Kegiatan meringkas tempat kerja
Keamanan dan kenyamanan
Pemeriksaan berkala kondisi ringkas di
Produktivitas / efisiensi meningkat
tempat kerja

Pelembagaan kegiatan ringkas (dengan

sistem piket)

4
11/16/2020

Beberapa ciri khas aktivitas dari Ringkas RAPI


• Buang barang yang tidak diperlukan.
• Tangani penyebab kotoran dan kebocoran. Rapi adalah menentukan tata letak yang tertata
• Pembersihan Ruangan. rapi sehingga kita selalu menemukan barang yang
• Periksa tutup dan daerah bertekanan rendah untuk mencegah kebocoran dan percikan.
• Bersihkan daerah di sekitar area kerja.
dibutuhkan.
• Atur gudang.
• Buang kotoran.
• Buang wadah minyak.
• Tangani barang yang cacat dan rusak.
• Memilah barang yang diperlukan & yang tidak diperlukan.
• Memilah barang yang sudah rusak dan barang yang masih dapat digunakan.
• Memilah barang yang harus dibuang atau tidak.
• Memilah barang yang sering digunakan atau jarang penggunaannya.

RAPI
Prinsip : Metode Rapi:
Setiap barang yang berada di tempat
kerja mempunyai tempat yang
pasti dan jelas, serta harus Pengelompokkan barang
diletakkan pada tempatnya. Penyiapan tempat
Pemberian tanda batas
Latar Belakang : Pemberian tanda pengenal barang
Kegiatan mencari adalah pemborosan Membuat Denah / peta penyimpanan barang
karena tidak memberikan nilai
tambah pada hasil kerja

Beberapa ciri khas aktivitas dari Rapi Contoh Pelabelan


• Setiap barang memiliki tempat khusus.
• Menyimpan dan mengambil barang dalam waktu 30 detik.
• Standar pengarsipan.
• Papan pengumuman yang rapi.
• Pengumuman yang mudah dibaca.
• Garis lurus dan garis tegak lurus.
• Penempatan fungsional untuk material.
• Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan alur proses kerja.
• Menata/mengurutkan peralatan/barang berdasarkan keseringan penggunaannya.
• Pengaturan (pengendalian) visual supaya peralatan/barang mudah ditemukan, teratur dan selalu
pada tempatnya

5
11/16/2020

RESIK RESIK
Prinsip :
Resik berarti menghilangkan sampah kotoran dan barang Bersihkan segala sesuatu yang ada di
tempat kerja. Membersihkan berarti
asing untuk memperoleh tempat kerja yang lebih bersih. memeriksa dan menjaga
Latar Belakang :
Karyawan pada umumnya berpikir
bahwa kebersihan adalah tanggung
jawab cleaning service

Metode Resik :
Manfaat Penerapan Resik:
Penyediaan sarana kebersihan
Tidak ada gangguan proses
Pembersihan tempat kerja
Peremajaan tempat kerja
Mengurangi kesalahan kerja
Pelestarian resik

6
11/16/2020

Beberapa ciri khas aktivitas dari Resik RAWAT


• Membersihkan tempat kerja dari semua kotoran, debu dan Rawat berarti memelihara barang dengan teratur,
sampah.
rapi, bersih dan dalam aspek personal serta
• Menyediakan sarana dan prasarana kebersihan di tempat kerja. kaitannya dengan polusi
• Meminimalisir sumber-sumber kotoran dan sampah.
• Memperbarui/memperbaiki tempat kerja yang sudah
usang/rusak.

RAWAT Metode Rawat :

Prinsip :
Penentuan butir kendali
Semua orang memperoleh informasi Penetapan kondisi tidak wajar
yang dibutuhkan di tempat kerja
dengan tepat waktu. Rancangan mekanisme terpantau
Pola tindak lanjut
Latar Belakang :
Kesalahan / penyimpangan di Pemeriksaan berkala/audit
tempat kerja terjadi karena karyawan
pada umumnya tidak tahu / lupa.

Beberapa ciri khas aktivitas dari


Manfaat Penerapan Rawat: Rawat
• Tanda benar dan Label suhu.
Resiko dan kerancuan kerja berkurang • Penandaan Meteran pada daerah berbahaya.

Keselamatan kerja, kualitas produk dan • Pemberian petunjuk arah..


• Label Tanggung Jawab.
efisiensi meningkat • Label arah membuka dan menutup.
• Label Voltase, Batas
• Pipa yang diberi kode warna dan peringatan.
• Pencegahan kebisingan dan getaran.
• Papan petunjuk pemadam kebakaran.
• Pengaturan Kabel.
• Keadaan tembus pandang.
• Penempatan tanaman dan jadwal 5S.
• Mempertahankan 3 kondisi di atas (Ringkas, Rapi, Resik) dari waktu ke waktu

7
11/16/2020

RAJIN RAJIN
Prinsip :
Rajin berarti melakukan suatu yang benar sebagai
kebiasaan Lakukan apa yang harus dilakukan
dan jangan melakukan apa yang tidak
boleh dilakukan

Latar Belakang :
Kebiasaan positif harus dibina
agar dapat menjaga dan
meningkatkan apa yang sudah ada

Metode Rajin : Manfaat Penerapan Rajin:

Penetapan target bersama Mendukung efisiensi dan produktivitas kerja


Pengembanagn teladan atasan Timbul kebanggan profesional
Pembinaan hubungan karyawan
Kesempatan belajar bagi karyawan

Beberapa ciri khas aktivitas dari Rajin SIMPULAN


• Pembersihan bersama.
• Waktu Latihan.
5R merupakan metode sederhana namun sangat
• Praktek Memungut barang. kuat untuk menurunkan tingkat gangguan atau
• Mengenakan sepatu pengaman.
• Manajemen ruangan umum.
potensi bahaya di area kerja. Penerapan 5R secara
• Praktek penanganan keadaan darurat. positif memengaruhi produktivitas, kualitas, dan
• Tanggung jawab individu.
• Menelfon dan berkomunikasi
keselamatan kerja.
• Manual 5S.
• Setelah melihat baru percaya.
• Mendisiplinkan diri untuk melakukan 4 hal di atas (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat)

8
11/16/2020

Cek Lis Penerapan 5R

JSA
Poppy Sri Lestari
2020

DEFINISI DEFINISI
Job safety analysis atau JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi Job safety analysis (JSA), biasa disebut juga dengan job hazard analysis (JHA)
bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang atau job task analysis (JTA) adalah teknik manajemen keselamatan yang berfokus
hendak dilakukan, dimana JSA ini berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas atau pekerjaan, pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan
peralatan dan lingkungan kerja. rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan di area kerja

Menurut OSHA (2002) Job Safety Analysis (JSA) adalah sebuah analisis bahaya pada suatu
Pekerjaan adalah teknik yang memfokuskan pada tugas pekerjaan sebagai cara untuk
Mengidentifikasi bahaya sebelum terjadi sebuah insiden atau kecelakaan kerja. Memfokuskan pada
hubungan antara pekerja, tugas, alat, dan lingkungan kerja.

Job Safety Analysis (JSA) Tujuan job safety analysis (JSA)


adalah kegiatan pemeriksaan sistematis pekerjaan, yang tujuannya: a. Penelaahan risiko pada task-task yang ada pada suatu pekerjaan. Memikirkan
cara yang paling aman untuk itu.
• untuk mengidentifikasi potensi bahaya
b. Pelaku job safety analysis (JSA) harus menyelediki segala jenis hazard yang
• menilai tingkat risiko, dan terdapat pada masing-masing task.

c. Memikirkan cara untuk mencegah terjadinya cidera, atau kecelakaan.


• mengevaluasi langkah-Langkah yang telah dilakukan untuk
d. Membantu pembuatan Prosedur Kerja yang safe (SOP).
mengendalikan risiko

9
11/16/2020

FUNGSI JSA Manfaat job safety analysis (JSA)


1. Mengenali “hazards” pada suatu pekerjaan. 1. Job safety analysis (JSA) bermanfaat untuk mengidentifikasi dan
2. Menaksir kemungkinan untuk merugikan pada orang, peralatan dan lingkungan dari suatu menganalisis bahaya dalam suatu pekerjaan sehingga bahaya pada
“hazards”. setiap jenis pekerjaan dapat dicegah dengan tepat dan efektif.
3. Memikirkan langkah untuk mengendalikan resiko yang berhubungan dengan suatu
2. Job safety analysis (JSA) juga dapat membantu pekerja memahami
“hazards”.
pekerjaan mereka lebih baik khususnya memahami potensi bahaya
4. Memeriksa metoda kerja dan mengembangkan suatu prosedur kerja yang aman.
yang ada dan dapat terlibat langsung mengembangkan prosedur
5. Menyediakan suatu pendekatan yang konsisten kepada semua karyawan dan kontraktor pencegahaan kecelakaan.
dengan mematuhi pada manajemen resiko pekerjaan.

TEKNIK PENERAPAN JSA TEKNIK PENERAPAN JSA


Menurut Friend dan Kohn (2006), JSA dibagi menjadi berbagai teknik yang 2) Metode diskusi (konsultasi)

digunakan yaitu : Metode yang kedua ini biasa digunakan untuk pekerjaan yang jarang dilakukan. Metode ini biasa
diterapkan pada pekerja-pekerja yang sudah selesai bekerja dan membiarkan para pekerja bertukar
1) Metode observasi (pengamatan) pikiran tentang langkah-langkah pekerjaan dan potensi bahaya yang ada.

Metode pertama dalam Job Safety Analysis adalah wawancara observasi untuk 3) Metode meninjau kembali prosedur yang sudah ada

menetukan langkah-langkah kerja dan bahaya yang dihadapi yang bertujuan untuk Metode yang terakhir ini dapat digunakan ketika proses sedang berlangsung dan para pekerja tidak
melakukan pengumpulan data terkait tempat kerja, lingkungan kerja, jam kerja, bisa bersama-sama. Semua orang yang berpartisipasi pada proses ini dapat menuliskan ide-ide
tentang langkah-langkah dan potensi bahaya yang ada di ruang lingkup pekerjaan para pekerja.
dan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja.

5 Langkah untuk dapat melaksanakan Job


4 UNSUR PENTING JSA
Safety Analysis (JSA) yang Efektif
Langkah 1 − Memilih pekerjaan yang akan dianalisis
1. Langkah-langkah pekerjaan secara spesifik
Pada dasarnya, hampir semua jenis pekerjaan membutuhkan JSA. Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
2. Identifikasi bahaya yang terdapat pada setiap langkah pekerjaan dalam menentukan prioritas pekerjaan yang harus dianalisIS terlebih dahulu, di antaranya:

Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan kerja atau PAK tertinggi


3. Menentukan skala bahaya atau urutan bahaya yang harus ditangani 

Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan cedera serius atau PAK yang mematikan, bahkan untuk pekerjaan yang
terlebih dahulu (atau bahkan tidak perlu penanganan) 
tidak ada riwayat kecelakaan sebelumnya

4. Merancang dan menerapkan pengendalian bahaya.  Pekerjaan di mana satu kelalaian kecil yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan kecelakaan fatal atau cedera
serius

 Setiap pekerjaan baru atau pekerjaan yang telah mengalami perubahan proses dan prosedur kerja

 Pekerjaan yang cukup kompleks dan membutuhkan instruksi tertulis.

10
11/16/2020

LANGKAH 2 LANGKAH 2
Jabarkan pekerjaan pada langkah dasar
Merinci langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan
Langkah-langkahnya :
1. Langkah-langkah ini tidak hanya dibuat secara spesifik untuk satu pekerjaan tertentu, tetapi
juga khusus untuk satu area kerja tertentu. Jika area kerja berubah tetapi jenis pekerjaan sama,
Dalam urutan perintah tetap saja langkah-langkah dari pekerjaan tersebut perlu berubah juga.
Hindari terlalu detil 2. Penting untuk menghindari merinci pekerjaan terlalu sempit (detail) atau terlalu luas.
Umumnya, setiap pekerjaan mengandung tidak lebih dari 10 tugas perorangan. Jika ternyata
Hindari hal umum
tugas perorangan pada JSA melebihi jumlah ini, pertimbangkan untuk membagi pekerjaan
Mulai dengan kata kerja menjadi dua atau lebih fase secara terpisah.

LANGKAH 2 LANGKAH 3
Evaluasi Setiap Langkah Terhadap Bahaya
3. Penting bagi supervisor untuk menjaga urutan tugas dengan benar guna memastikan bahwa
setiap tahap identifikasi bahaya dan pengendaliannya sesuai urutan pekerjaan yang dilakukan
para pekerja.
Menilai setiap langkah dari tindakan atau
4. Perincian tugas biasanya dilakukan dengan cara pengamatan langsung, setidaknya satu
supervisor mengetahui tahapan pekerjaan secara langsung dan mencatat serangkaian tugas kondisi yang mungkin dapat menyebabkan
yang dilakukan oleh pekerja yang terlatih dan berpengalaman.
kecelakaan
5. Pengamatan langsung terhadap pekerja yang berpengalaman membantu memastikan bahwa
pekerjaan dilakukan sesuai urutan yang tepat dengan tingkat pencegahan yang tinggi, ini
membantu supervisor mengidentifikasi bahaya yang tidak terduga jadi lebih mudah. Hal ini
juga membantu memastikan bahwa semua tugas, termasuk langkah yang sering terlewatkan
seperti pengaturan dan pembersihan, dapat ditinjau ulang.

Potensi bahaya kimia, fisika, mekanik atau LANGKAH 3


ergonomi dianalisis :
Identifikasi bahaya
Paparan zat bahaya
1. Setiap bahaya harus diidentifikasi sesegera mungkin setelah pengamatan dan perincian setiap langkah
Paparan peralatan dan perlengkapan bahaya
pekerjaan selesai dilakukan. Jika satu atau lebih langkah pekerjaan perlu diulang, sebaiknya lakukan dengan
Cidera dari benda terjatuh
segera, jika memungkinkan.
Cidera karena ergonomi
2. Identifikasi bahaya menjadi bagian paling penting dalam pelaksanaan JSA. Berikut beberapa hal yang dapat
Cidera dari terjatuh
Anda pertimbangkan saat mengidentifikasi bahaya:
Cidera terjepit
Ledakan, sengatan listrik, kebakaran, polusi tiba-tiba  Penyebab kecelakaan kerja sebelumnya (jika ada)
Ventilasi dan cahaya kurang  Pekerjaan lain yang berada di dekat area kerja
Kebisingan tinggi
 Regulasi atau peraturan terkait pekerjaan yang hendak dilakukan

 Instruksi produsen dalam mengoperasikan peralatan kerja.

11
11/16/2020

LANGKAH 3 LANGKAH 3
Supervisor juga sebaiknya mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pekerja untuk mengidentifikasi bahaya Pertanyaan yang diajukan harus mencerminkan bahaya yang berpotensi muncul
terkait langkah pekerjaan yang dilakukan. Contoh pertanyaan seperti:
terkait dengan lingkungan kerja dan langkah-langkah pekerjaan yang telah dirinci.
Apakah ada potensi bahaya terjepit atau anggota tubuh yang terperangkap saat bekerja menggunakan mesin

Pekerja yang melakukan tugas dimana JSA sedang dilakukan harus memberikan
atau alat bergerak/ berputar?
saran dan pendapat terkait proses identifikasi bahaya.
 Apakah peralatan yang digunakan berpotensi menimbulkan bahaya?
Selanjutnya, pengendalian yang tepat kemudian harus dikembangkan
 Apakah ada potensi bahaya terpeleset, tersandung dan terjatuh?
untukmeminimalkan bahkan menghilangkan potensi bahaya pekerjaan demi
 Apakah ada risiko terpapar panas atau dingin yang ekstrem?
terciptanya lingkungan kerja yang aman.
 Apakah ada potensi terpapar zat berbahaya dan beracun, radiasi berbahaya atau bahaya listrik?

LANGKAH 4 : Pengendalian bahaya di tempat kerja


Menentukan Tindakan Pengendalikan
1. Eliminasi − menghilangkan atau meminimalkan bahaya

2. Substitusi − mengganti alat, mesin, atau bahan lain yang berbahaya menjadi kurang berbahaya

Pekerjaan dilakukan dengan cara lain


3. Rekayasa teknik − melakukan isolasi, memasang sistem ventilasi tambahan, modifikasi alat,
Lingkungan kerja harus aman mesin atau tempat kerja jadi lebih aman
Penggunaan peralatan atau teknologi lain
4. Pengendalian administratif – prosedur, aturan, pelatihan, durasi kerja, rambu K3, poster K3, label,
Kurangi material bahaya
dll.
Gunakan APD
Kurangi frekuensi pekaerjaan 5. Alat pelindung diri (APD).

LANGKAH 5
Hasil Evaluasi JSA
Dokumentasi dan komunikasikan temuan analisis bahaya kepada pekerja
JSA lengkap ditinjau bersama dengan
1. Setelah JSA selesai dilaksanakan, hasilnya harus didokumentasikan dan diinformasikan kepada pekerja
sehingga mereka mengetahui bahaya terkait dengan pekerjaan yang akan mereka lakukan dan mengetahui kepala departemen dan SHE
tindakan pencegahan/ pengendalian yang membantu mereka agar tetap aman ketika bekerja.

2. JSA harus menjadi dokumen ter-update yang memuat informasi tentang risiko, control dokumen dan
informasi tentang bahaya yang ada di lingkungan kerja maupun setiap langkah pekerjaan dan cara tepat untuk
mengendalikannya. JSA ditinjau dan disetujui seluruh karyawan
3. Perubahan Kondisi Area Kerja. Jika kondisi area kerja berubah atau area kerja berpindah, supervisor
atau foreman harus memperbarui JSA, karena potensi bahaya di area tersebut juga mungkin berbeda serta
melakukan peninjauan ulang JSA yang telah diperbarui bersama pekerja.

12
11/16/2020

Manfaat Hasil Evaluasi JSA Efektivitas JSA

Alat training Dibagi


Memperbaiki metode kerja untuk Update
meningkatkan produktivitas Tinjau segera dalam kejadian kecelakaan
Meningkatkan kewaspadaan karyawan
terhadap keselamatan

Job Safety Analysis


Nama Pekerja Agung Supriyadi No: 1
Nama Pekerjaan Instal jalur Pipa Steam Baru Supervisor Pekerja Adi
Tanggal Pekerjaan 12-12-14 sampai 31-12-14 HSE Departement Supri

Tahap Pekerjaan Bahaya Resiko Pengendalian Tanggung Jawab


Mendirikan Scaffolding
1. Persiapan bahan,rancangan, dan metode pendirian Scaffolding tumbang pekerja dengan kompetensi scaffolder Supervisor
scaffolding salah dan validasi metode dengan tim safety
2. Membawa frame sisi tajam; berat tergores, risiko ergonomis Menggunakan sarung tangan, mengangkat Supervisor dan
dengan benar pekerja
3. Mengangkat frame frame di posisi tepat di atas pekerja frame jatuh frame diangkat dengan tali dan simpul scaffolder dan
yang kuat; menggunakan helm pekerja
4. Menyusun frame sisi tajam; ketinggian tergores, jatuh menggunakan sarung tangan, frame dan scaffolder dan
clamp bebas karat; permit ketinggian dan supervisor
body harness
5. Mengencangkan baut clamp sisi tajam; ketinggian tergores jatuh menggunakan sarung tangan tim
6. Finishing struktur scaffolding tidak aman Scaffolding tumbang validasi dengan tim safety supervisor
Install pipa steam
1. Membawa pipa ke atas bahaya ketinggian jatuh pipa dibawa ke atas dengan tali dan tim dan supervisor
simpul yang kuat
2.Memotong pipa existing Flow steam terpapar pressure steam; panas pastikan jalur pipa telah mati dan supervisor dan
terpasang LOTO pemberi kerja
3. Pengelasan jalur baru kompetensi pengelas tidak sesuai; salah dalam pengelasan; terpapar panas; Pastikan pengelas pernah dilatih untuk Supervisor dan
panas; sinar UV; kerusakan mata mengelas, menggunakan kedok las, welder
menggunakan batas terpal
4. Pemasangan pressure indicator Flow steam terpapar pressure steam; panas pastikan jalur pipa telah mati dan supervisor dan
terpasang LOTO pemberi kerja

Anggota Tim: (jojon) (budi anduk) (…………………………..) (…………………………..)


(pretty pret) (soekarman) (…………………………..) (…………………………..)
(didi sudidi) (…………………………..) (…………………………..) (…………………………..)

Definisi Kecelakaan

Peristiwa yang tidak diinginkan yang


mempunyai potensi untuk menimbulkan
kerugian dalam derajat tertentu.

13
11/16/2020

Teori Sebab kecelakaan


Tindakan berbahaya (unsafe action) :
88% Tindakan berbahaya (unsafe action) •Tanpa wewenang

10% Kondisi berbahaya (unsafe condition) •Gagal beri peringatan bahaya


•Kecepatan tinggi
2% Sebab yang tidak ditentukan/nasib/takdir
•Menggunakan alat rusak/salah
(act of God)
•Cara kerja salah
•Bersenda gurau

Frequency Rate dan Severity Rate


Keadaan berbahaya (unsafe condition) :
(FR dan SR)
•Penggunaan APD tidak tepat
FR : tingkat kekerapan dari kecelakaan yang
•Sistem pemberi peringatan tidak tepat
•Bahaya peledakan menimbulkan hari hilang > 2x24 jam
•Tata rumah tangga di bawah standar
•Kebisingan SR : tingkat keparahan dari kecelakaan yang
•Paparan/ radiasi menimbulkan hari hilang
•Ventilasi kurang

Perhitungan FR dan SR
Perusahaan dengan 500 pegawai
FR : A X 1.000.000 melakukan kegiatan kerja 50 minggu/tahun
jumlah jam kerja total 1 tahun dan 48 jam per minggu. Dalam tahun 2009
terjadi 60 kali kecelakaan kerja dengan
SR : B X 1.000.000 1.200 hari hilang,dikarenakan sakit,
jumlah jam kerja total 1 tahun kecelakaan kerja dan sebab lain, dan
pegawai tidak masuk kerja sebanyak 5%
A: jumlah kecelakaan yang menyebabkan kecelakaan yang dari seluruh waktu kerjanya
menimbulkan hari hilang 2x24 jam
Ditanyakan :
B : jumlah hari hilang akibat kecelatakaan Lost Time Accident FR (kekerapan kecelakaan)
SR (Hari Hilang)

14

Anda mungkin juga menyukai