FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TUGAS RESUME
KEGIATAN PENERIMAAN, PENYIMPANAN, DAN PENDISTRIBUSIAN
B. PENYIMPANAN
Suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menenmpatkan sediaan farmasi dan BMHP yang diterima pada tempat yang
dinilai aman dari pencuriaan serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu
obat. Tujuannya ialah untuk menjamin kualitas dan keamanan sediaan
farmasi, alkes dan BMHP sesuai dengan pesyaratan kefarmasiaan, serta untuk
memelihara sediaan fgarmasi, menghindari penggunaan yang tidak
bertanggung jawab, menghindari kehilangan dan pencurian, serta
memudahkan pencarian dan pengawasan. Adapun syarat- syarat tempat
penyimpanan :
1. Rak/ lemari yang cukup
2. Jarak barang dengan langit-langit 50 cm
3. Langit-labgit tidak berpori/bocor
4. Tersedia palet untuk barang yang diletakkan di lantai
5. Ruangan bebas serangga
6. Pendingin ruangan (AC/kipas angin)
7. Diinding kedap air
8. Lantai tidak berongga
9. Bebas banjir
10. Tersedia lemari pendingin untuk obat tertentu
11. Alat pemantau suhu
12. Genset
13. Bersih dan rapi
COLD CHAIN
System pengelolaan vaksin yang dimaksudkan untuk memelihara dan
menjamin mutu vaksin dalam pendistribusian mulai dari pabrik pembuat
vaksin sampai pada sasaran. Penyimpanan harus memenuhi syarat yaitu
a. Tempat penyimpanan minimal chiller untuk produk dengan pesyaratan
penyimpanan suhu 2-8 C dan freezer untuk produk dengan persyaratan
penyimpanan suhu (-25) – (-15) C
b. Tempat penyimpanan dilengkapi dengan alat monitoring suhu
terkalibrasi
c. Harus dilakukan pemantauan suhu tempat penyimpanan selama 2 kali
sehari dengan rentang waktu memadai
d. Tempat penyimpanan harus dilengkapi dengangenerator otomatis atau
manual yang sijaga oleh personil khusu selama 24 jam
e. Penyimpanan obat tidak boleh terlalu padat sehingga sirkulasi udara
dapat dijaga jarak antar produk 1-2 cm
f. Penyimpanan bahan obat/obat dapat rusak dan kadaluarsa harus
terpisah dari obat/ bahan obat yang masih layak guna dan diberi
penandaan yang jelas serta dilengkapi dengan pencatatan berupa kartu
stok manual dan/ elektronilk.
C. DISTRIBUSI
Suatu kegiatan dalam rangka menyalurkan atau menyerahkan sediaan
farmasi, alkes, dan BMHP dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan/pasien denga tetap menjamin mutu , stabilitas, jenis, jumlah, dan
ketepatan waktu. Rumah sakit harus menentukan system distribusi yang dapat
menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi,
alkes, dan BMHP di unit prlayanan dengan tujuan untuk menjamin
tersediaanya sediaan farmasi dan BMHP di unit-unit pelayanan secara tepat
waktu, tepat jenis dan jumlah.
System distribusi sediaan farmasi dan BMHP :
a. System distribusi sentralisasi : distribusi dilakukan oleh instalasi farmasi
secara terpusat ke semua unit rawat inap di rumah sakit secara
keseluruhan.
Sentralisasi adalah system pendistribusiaan perbekalan farmasi yang
dipusatkan pada satu tempat yaitu instalasi farmasi. Pada sentralisasi
seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit pemakai baik untuk
kebutuhan individu maupun untuk kebutuhan barang dasar ruangan
disumpali langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut.
Adapun permasalahan yang mungkin terjadi :
- Terjadinya delay time dalam proses penyiapan obat permintaan dan
distribusi obat ke pasien yang cukup tinggi.
- Jumlah kebutuhan personel di instalasi farmai rumah sakit meningkat
- Tenaga farmasi kurang dapat melihat data riwayat pasien dengan cepat
- Terjadinya kesalahan obat karena kurangnya pemeriksaan pada saat
penyiapam
- System ini kurang sesuai untuk rumah sakit besar(kelas A dan B)
karena memiliki daerah pasien yang menyebar sehungga jarak antara
instalasi farmasi rumahg sakit dengan perawatan pasien sangat jauh.
Resep orisinil dikirim dari IFRS oleh perawat , kemudian resep itu
diproses sesuai kaidah cara dispensing yang baik dan obat disiapkan
untuk di distribusikan kepada penderita tertentu.
b. System distribusi desentralisasi : distribusi dilakukan oleh beberapa
depo/satelit yang merupakan cabang pelayanan di rumah sakit.
Desentralisasi adalah system pendistribusian sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang mempunyai cabang di dekat unit
perawatan/pelayanan. Penyimpanan dan pendistribusian perbekalan
farmasi ruangan dilayani oleh depi farmasi/ satelit farmasi. Instlasi
farmasi bertanggung jawab terhadap efektivitas dan keamanan perbekalan
farmasi yang ada di depo farmasi.
Metode penyiapan sediaan farmasi , alkes dan BMHP :
1. System persediaan lengkap di ruangan (Floor stock)
- Penyiapan dilakukan oleh perawat berdasarkan resep/instruksi
pengobatan yang ditulis oleh dokter
- Disimpan di ruang rawat dengan penanggungjawab perawat
- Disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan
- Jika tidak ada petugas farmasi yang mengelola(di atas jam kerja)
maka pendistribusiaanya di delegasikan kepada penanggungjawab
ruangan
- Setiap hari dilakukan serah terima kembalu pengelolaan obat floor
stock kepada petugas farmasi dan penanggungjawab ruangan.
- Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan
kemungkinan interaksi obat pada setiao jenis obat yang disediakan
di floor stock
- Untuk persediaan obat emergensi
2. Resep perorangan (personal prescription)
- Berdasarkan system resep perorangan
- Penyiapan sesuai resep/ instruksi pengobatan yang dituli dokter
baik secara manual maupun secara elektronik untuk tiap pasien
dalam satu periode pengobatan
- Untuk pasien rawat jalan
3. Dosis unit (Unit Dose Dispensing=UUD)
- Penyiapan secara unit dose
- Penyiapan dikemas dalam satu kantong/wadah untuk satu kali
penggunaan obat(dosis)
- Obat yang sudah dikemas perdosis disimpan dalam di lemari obat
pasien di ruang rawat untuk persediaan tidak lebih dari 24 jam
- Tingkat kesalahan kurang dari 5% dibandingkan dengan system
floor stock atau resep individu yang mencapai 18%
4. System kombinasi
- Floor stock + unit dose
- Floor stock + individual prescription
- Individual prescription + unit dose
5. Lainnya
- One day dose dispensing (ODD) merupakan system distribusi yang
menyediakan obat untuk sekali dosis tetapi penyediaany langsung
untuk 1 hari (24 jam)
- Untuk memudahkan pengawasan , obat di siapkan menggunakan
warna etiket berbeda beda, misalnya pagi (putih), siang (hijau),
sore (biru), malam (merah)
- Pengembangan system UUD
SOAL CBT
1. Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit menerima obat tablet
piroksikam 10 mg dan piroksikam 20 mg yang dipesan dari PBF.
Perhatian khusus apa yang harus diberikan pada penyimpanan kedua
obat tersebut?
a. Disimpan pada lemari obat keras berdasarkan alfabetis
b. Disimpan pada lemari obat keras, ditempatkan berdekatan dan diberi
tanda khusus
c. Disimpan pada lemari obat-obat generik dan diberi tanda khusus
d. Disimpan pada lemari obat keras berdasarkan efek farmakologis
e. Disimpan pada lemari obat keras, ditempatkan berjauhan dan diberi tanda
khusus
PEMBAHASAN :
Penampilan dan penamaan mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) atau
Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM. Obat lasa dengan kekuatan
berbeda penyimpanannya disarankan tidak berdampingan dan diberi label
“LASA” pada wadah penyimpanan. Disarankan penulisan menggunakan
TALL MAN LETTERING untuk nama obat yang bunyi atau ejaanya mirip.
2. Seorang apoteker baru diterima bekerja di Rumah Sakit, dan diberikan
tugas mengelola persediaan dan memberikan pelayanan larutan metadon
pada ruang Program Terapi Rumatan Metadon untuk pasien
ketergantuangan obat. Dimanakah obat tersebut harus disimpan?
a. Lemari pendingin suhu 8-15 derajat C
b. Lemari khusus obat narkotika
c. Lemari khusus obat psikotropika
d. Lemari penyimpanan obat keras bentuk cair
e. Lemari terlindung dari cahaya
PEMBAHASAN :
Obat narkotika, psikotropika dan precursor farmasi
o Narkotika harus disimpan dalam lemari khusus penyimpanan narkotika
sama halnya untuk psikotropika dan precursor.
o Untuk lemari penyimpnan nartkotika dan harus mempunyai 2 buah kunci
yang berbeda satu kunci dipegang oleh apoteker penanggung jawab dan
satu lainnya di berikan pada pegawai yang telah dipercayakan.
o Untuk lemari penyimpnan nartkotika dan psikotropika harus mempunyai
2 buah kunci yang berbeda satu kunci dipegang oleh apoteker
penanggung jawab dan satu lainnya di berikan pada pegawai yang telah
dipercayakan, apabila apoteker penanggung jawab berhalangan hadiur
dapat menguasakan kunci kepada pegawai lain (apoteker atau tenaga
teknis kefarmasiaan)
o Kunci lemari narkotika dan psikotropika tidak boleh dibiarkan tergantung
pada lemari, setiap pergantiaan shift harus dilakukan pemeriksaan stok
dan serah terima yang di dokumentasikan.
o Penyimpanan narkotik, psikotropika danprekursor harus dilengkapi kartu
stok.
o Melakukan stok opname narkotika dan psikotropika secara berkala tiap 1
bulan dan perekursor tiap 6 bulan.
3. Pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehata berdasarkan
resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda,
untuk penggunaan satu kali dosis/pasien disebut …
a. UDD
b. System peresepan
c. Floor stock
d. System peresepan individu
e. Kombinasi
PEMBAHASAN :
Metode penyiapan sediaan farmasi , alkes dan BMHP :
a. System persediaan lengkap di ruangan (Floor stock)
- Penyiapan dilakukan oleh perawat berdasarkan resep/instruksi
pengobatan yang ditulis oleh dokter
- Disimpan di ruang rawat dengan penanggungjawab perawat
- Disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan
- Jika tidak ada petugas farmasi yang mengelola(di atas jam kerja) maka
pendistribusiaanya di delegasikan kepada penanggungjawab ruangan
- Setiap hari dilakukan serah terima kembalu pengelolaan obat floor
stock kepada petugas farmasi dan penanggungjawab ruangan.
- Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan
interaksi obat pada setiao jenis obat yang disediakan di floor stock
- Untuk persediaan obat emergensi
b. Resep perorangan (personal prescription)
- Berdasarkan system resep perorangan
- Penyiapan sesuai resep/ instruksi pengobatan yang dituli dokter baik
secara manual maupun secara elektronik untuk tiap pasien dalam satu
periode pengobatan
- Untuk pasien rawat jalan
c. Dosis unit (Unit Dose Dispensing=UUD)
- Penyiapan secara unit dose
- Penyiapan dikemas dalam satu kantong/wadah untuk satu kali
penggunaan obat(dosis)
- Obat yang sudah dikemas perdosis disimpan dalam di lemari obat
pasien di ruang rawat untuk persediaan tidak lebih dari 24 jam
- Tingkat kesalahan kurang dari 5% dibandingkan dengan system floor
stock atau resep individu yang mencapai 18%
d. System kombinasi
- Floor stock + unit dose
- Floor stock + individual prescription
- Individual prescription + unit dose
e. Lainnya
- One day dose dispensing (ODD) merupakan system distribusi yang
menyediakan obat untuk sekali dosis tetapi penyediaany langsung
untuk 1 hari (24 jam)
- Untuk memudahkan pengawasan , obat di siapkan menggunakan
warna etiket berbeda beda, misalnya pagi (putih), siang (hijau), sore
(biru), malam (merah)
- Pengembangan system UUD
4. Berikut ini sediaan farmasi yang distribusinya floor stock adalah …
a. Spurt disposable 5 mL
b. Kapas berlemak
c. Sarung tangan steril
d. Kanamycin injeksi
e. Adrenalin injeksi
PEMBAHASAN :
System persediaan lengkap di ruangan (Floor stock)
- Penyiapan dilakukan oleh perawat berdasarkan resep/instruksi pengobatan
yang ditulis oleh dokter
- Disimpan di ruang rawat dengan penanggungjawab perawat
- Disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan
- Jika tidak ada petugas farmasi yang mengelola(di atas jam kerja) maka
pendistribusiaanya di delegasikan kepada penanggungjawab ruangan
- Setiap hari dilakukan serah terima kembalu pengelolaan obat floor stock
kepada petugas farmasi dan penanggungjawab ruangan.
- Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan
interaksi obat pada setiao jenis obat yang disediakan di floor stock
- Untuk persediaan obat emergensi
5. Seorang perempuan berusia 34 tahun, mendapatkan perawatan di bangsal
Obsgyn dengan keluhan ISK. Dokter meresepkan sejumlah obat dan
Apoteker menyiapkan obat tersebut untuk satu kali pemakaian, lalu
dibungkus dalam wadah plastik dan diserahkan langsung kepada pasien.
Apa jenis distribusi obat yang diterapkan oleh Apoteker tersebut ?
a. ODD
b. UDD
c. Floor stock
d. Individual prescription
e. Kombinasi floor stock & IP
PEMBAHASAN :
Dosis unit (Unit Dose Dispensing=UUD)
- Penyiapan secara unit dose
- Penyiapan dikemas dalam satu kantong/wadah untuk satu kali penggunaan
obat(dosis)
- Obat yang sudah dikemas perdosis disimpan dalam di lemari obat pasien di
ruang rawat untuk persediaan tidak lebih dari 24 jam
- Tingkat kesalahan kurang dari 5% dibandingkan dengan system floor stock
atau resep individu yang mencapai 18%
TUGAS KHUSUS
1. Buatlah SOP penerimaan sediaan farmasi di RS.
Halaman 1/1
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No. 001
LOGO RS
BAHAGIA PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI
Tanggal berlaku
SELALU - ALAT KESEHATAN DARI PBF
28/07/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penerimaan sediaan
farmasi- alat kesehatan
2. PENANGGUNG JAWAB
Teknisi kefarmasian.
3. PROSEDUR
1) Dicocokkan antara SP dengan faktur meliputi
a. Nama PBF
b. Jenis sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
c. Kekuatan sediaan farmasi-alat kesehatan dan bentuk sediaan
yang dipesan
d. Jumlah yang dipesan
e. Harga
Bila tidak sesuai dikonfirmasi dengan PBF.
2) Dicocokkan antara isi faktur dan sediaan farmasi-alat kesehatan yang
datang meliputi :
a. Jenis sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
b. Jumlah sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
c. Nomor batch
Bila jenis dan jumlah sediaan farmasi-alat kesehatan tidak sama,
dikembalikan dan ditukar dengan yang tertera pada faktur dan SP. Bila
nomor batch tidak sesuai dengan yang tertera maka pada faktur
dituliskan nomor batch barang yang diterima dan harus dimintakan
tanda tangan pengirim sebagai bukti bahwa batch yang dikirim tidak
sesuai dan sudah disesuaikan dengan sepengetahuan si pengirim.
3) Sediaan farmasi-alat kesehatan diperiksa kondisi fisiknya antara lain :
a. Wadahnya harus baik dan tertutup rapat
b. Kondisi sediaan tidak rusak (bentuk, warna, bau)
c. Tanggal kedaluarsa masih jauh
Bila rusak atau tanggal kedaluarsa sudah dekat, diretur kepada PBF.
Setelah pemeriksaan dan pencocokan selesai, faktur ditandatangani pihak
apotek dan diberi stempel apotek. Faktur asli diberikan kepada PBF dan
salinannya disimpan sebagai arsip apotek.
Dilaksanakan oleh Diperiksa Oleh
SURAT
PESANAN
NARKOTI
KA
Nomor :
123/AB_201
9/00000
Yang
bertanda
tangan di
bawah ini:
Nama
: apt.
Widya
Sumarni, S.
Farm
Jabatan
:
Apoteker
Penanggungj
awab
Mengajukan
pesanan
Narkotika
Nama Obat
SURAT PESANAN
(STEMPEL)
( apt. Widya Sumarni, S. Farm )
SIPA: 123456789/B/2029/APT
FAKTUR PEMBELIAN
FAKTUR PEMBELIAN
FAKTUR PEMBELIAN
Halaman 1/2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No. 001
LOGO RS
BAHAGIA DISTRIBUSI PERBEKALAN
Tanggal berlaku
SELALU FARMASI
28/07/2021
1. PENGERTIAN
Distribusi/Penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat
secara merata dan teratur diberikan dalam 24 jam setiap hari, kepada pasien
rawat jalan, pasien rawat inap dan unit-unit di lingkungan Rumah Sakit
2. TUJUAN
Tujuan distribusi/Penyaluran obat adalah memenuhi kebutuhan obat pasien
di Rumah Sakit dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat waktu.
3. ALAT DAN BAHAN
1) Buku
2) Obat yang tersedia
3) Kartu stok
4. PROSEDUR
1) SISTEM DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI
a. System distribusi kepada pasien rawat inap
System distribusi/dispensing kepada pasien rawat inap (in-patient)
adalah system kombinasi antara ward floor stock (persediaan obat
di ruangan) dengan individual prescription (peresepan individu).
Resep dikaji dan divalidasi terlebih dahulu sebelum disiapkan dan
diserahkan kepada pasien maupun perawat
b. System distribusi kepada pasien rawat jalan
System distribusi/dispensing kepada pasien rawat jalan (out-
patient) menggunakan system invidual prescription (peresepan
individu). Resep dikaji dan divalidasi terlebih dahulu sebelum
disiapkan dan diserahkan kepada pasien disertai informasi
mengenai aturan pakai, cara penyimpanan, dan infromasi lain
mengenai penggunaan obat
c. System distribusi kepada unit pelayanan di lingkungan Rumah
Sakit
d. System distribusi/dispensing kepada unit pelayanan di lingkungan
Rumah Sakit menggunakan system ward floor stock (persediaan
obat di ruangan) agar pelayanan lebih cepat
2) MENENTUKAN JUMLAH DAN JENIS OBAT YANG DIBERIKAN
Dalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan :
a. Pemakaian rata-rata per jenis obat
b. Sisa stok
c. Pola penyakit
d. Jumlah kunjungan
Dilaksanakan oleh Diperiksa Oleh
Halaman 1/2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No. 001
LOGO RS
BAHAGIA PENYIMPANAN SEDIAAN
Tanggal berlaku
SELALU FARMASI-ALAT KESEHATAN
28/07/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyimpanan
Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan
2. PENANGGUNG JAWAB
Kepala Gudang/Personil yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan
dan pengawasan penyimpanan Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan.
3. PROSEDUR
1) Setelah obat sesuai dengan pesanan, obat dilakukan penyimpanan
sesuai dengan spesifikasi obat tersebut (suhu dan kelembabannya)
untuk menjamin stabilitas obat
2) Obat disimpan dengan susunan sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengambilan
3) Penataan obat dapat dilakukan dengan penggolongan antara lain:
a. Berdasarkan kelas terapi
b. Bentuk sediaan
c. Alfa betis
d. Gabungan antara ketiganya
4) Penyimpanan khusus (di lemari pendingin)
Ada beberapa sediaan yang tidak stabil/rusak jika disimpan pada suhu
kamar, antara lain: suppositoria, ovula, tablet amoxicillin dengan asam
klavulanat, sediaan dengan bakteri lacto bacillus, tablet salut gula dan
selaput, sirup, beberapa sediaan injeksi, albumin, serum, insulin dan
lain-lain.
5) Metode FIFO dan FEFO
Metode First In First Out (FIFO) yaitu obat yang datang lebih dulu
dikeluarkan lebih dulu, hal ini untuk menghindari obat kedaluarsa.
Penataan juga berdasarkan metode First Expired First Out (FEFO)
yaitu obat yang mempunyai kadaluarsa lebih awal dikeluarkan lebih
dulu.
Dilaksanakan oleh Diperiksa Oleh