Anda di halaman 1dari 33

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

TUGAS RESUME
KEGIATAN PENERIMAAN, PENYIMPANAN, DAN PENDISTRIBUSIAN

NAMA : WIDYA SUMARNI


STAMBUK : 15120200114
DOSEN : Dr. Apt. Hasnaeni, S.Si., M.Sc

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
RESUME
A. PENERIMAAN
Suatu kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga. Pada saat dilakukan penerimaan maka
perlu dilakukan pemeriksaan mutu obat secara organoleptic khususnya
pemeriksaan label dan kemasan perlu dilakukan pemeriksaan tanggal
kadaluarsa dan no.batch obat yang diterima.
Tablet dan tablet - Kemasan dan label
salut - Bentuk fisik
- Warna , bau dan rasa
Cairan - Warna, bau
- Kejernihan dan homogenitas
- Kemasan dan label
Salep - Warna , konsistensi
- Homogenitas
- Kemasan dan label
Injeksi - Warna
- Kejernihan untuk larutan
- Homogenitas untuk serbuk
injeksi
- Kemasan dan label
Sirup kering - Warna, bau, dan penggumpalan
- Kemasan dan label
Suppositoria - Warna
- Konsistensi
- Kemasan dan label

Menurut BPOM No. 4 tahun 2018, diketahui bahwa :


1. Penerimaan obat/bahan obat (narkotika , psikotropik dan atau precursor
farmasi) harus berdasarkan fraktur pembelian dan atau surat pengiriman
barang yang sah.
2. Fasilitas kesehatan kefarmasian hanya dapat melakukan penerimaan obat
dan bahan obat (narkotika , psikotropik dan atau precursor farmasi) yang
ditujukan untuk fasilitas kesehatan kerfamasiaan tersebut sesuai yang ada
pada surat pesanan.
3. Penerimaan obat dan bahan harus dilakukan oleh apoteker/ tenaga teknis
kefarmasiaan penanggung jawab.
4. Bila apoteker/ tenaga teknis kefarmasiaan penanggung jawab berhalangan
hadir maka penerimaan obat dan bahan obat dapat diserahkan pada tenaga
kefarmasiaan yang telah ditunjuk oleh apoteker/ tenaga teknis
kefarmasiaan penanggung jawab. Pemberiaan tanggungjawab tersebut
harus dibuktikan dengan surat pendelegasiaan penerimaan obat/bahan obat
berdasarkan contoh.
5. Pada saat penerimaan fasilitas pelayanan kefarmasiaan harus melakukan
pemeriksaan :
a. Kondisi kemasan (segel, label/penandaan dalam keadaan baik)
b. Kesesuaian nama, bentuk, kekuatan sediaan obat , isi kemasan antara
arsip surat pesanan dengan bahan obat/ obat yang diterima.
c. Kesesuaian fisik obat/ bahan obat dengan faktur pembeliaan dan atau
surat penerimaan barang yang meliputi :
- Kebenaran nama produsen, nama pemasok , nama obat/bahan obat,
jumlah, bentuk, kekuataan sediaan obat, dan isi kemasan
- Nomor batch dan tanggal kadaluarsa
6. Apabila setelah pemeriksaan ditemukan obat dan bahan obat yang diterima
tidak sesuai dengan pesanan seperti nama, kekuataan sediaan obat, jumlah
atau kondisi kemasan tidak baik , maka obat dan bahan obat harus segera
dikembalikan pada saat penerimaan. Apabila pengembaliaan tidak dapat
dilaksanakan pada saat penerimaan seperti pengiriman melalui ekspedisi
maka dibuatkan berita acara yang menyatakan penerimaan tidak sesuai dan
disampaikan ke pemasok untuk di kembalikan.
7. Jika hasil pada pemeriksaan ditemukan ketidak sesuaiaan nomor batch
atau tanggal kadaluarsa antara fisik dengan fraktur pembeliaan dan atau
surat pengiriman barang (SPB) harus ibuat koreksi dan dikonfirmasi
ketidaksesuaian dimaksud kepada pihak pemasok.
8. Jika pada hasil pemeriksaan dinyatakan sesuai atau kondisi kemasan baik
makan apoteker/ tenaga teknis kefarmasiaan penanggung jawab atau
tenaga kefarmasiaan yang mendapat delegasi wajib menandatangani faktur
pembelian dan atau surat pengiriman barang dengan mencantumkan nama
lengkap, nomor SIPA/SIPTTK dan stemple sarana
9.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan :
1. Bahan berbahaya dan beracun harus mempunyai Material Safety Data
Sheet (MSDS)
2. Alat kesehatan harus mempunyai Certificate of Origin
3. Sertfikat Analisa produk
4. Vaksin dan enzim harus diperiksan cool box dan catatan pemantauan suhu
selama dalam perjalanan
VVM (Vaccine Vial Monitoring) adalah suatu label yang mengandung
bahan sensitive yang ditempatkan pada vial vaksin untuk menunjukkan
akumulasi panas dari waktu ke waktu. Kombinasi pengaruh waktu dan
temperatur menyebabkan kotak dadalm VVN menjadi gelap secara
perlahan-lahan dan bersifat irreversible. Berhubungan langsung antara
kecepatan perubahan warna dan temperetur.

B. PENYIMPANAN
Suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menenmpatkan sediaan farmasi dan BMHP yang diterima pada tempat yang
dinilai aman dari pencuriaan serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu
obat. Tujuannya ialah untuk menjamin kualitas dan keamanan sediaan
farmasi, alkes dan BMHP sesuai dengan pesyaratan kefarmasiaan, serta untuk
memelihara sediaan fgarmasi, menghindari penggunaan yang tidak
bertanggung jawab, menghindari kehilangan dan pencurian, serta
memudahkan pencarian dan pengawasan. Adapun syarat- syarat tempat
penyimpanan :
1. Rak/ lemari yang cukup
2. Jarak barang dengan langit-langit 50 cm
3. Langit-labgit tidak berpori/bocor
4. Tersedia palet untuk barang yang diletakkan di lantai
5. Ruangan bebas serangga
6. Pendingin ruangan (AC/kipas angin)
7. Diinding kedap air
8. Lantai tidak berongga
9. Bebas banjir
10. Tersedia lemari pendingin untuk obat tertentu
11. Alat pemantau suhu
12. Genset
13. Bersih dan rapi

Aspek umum penyimpanan :


1. Area penyimpanan obat hanya boleh dimasuki oleh petugas farmasi
yang berwenang
2. Harus tersedia minimal 2 pintu untuk jalur evakuasi
3. Obat yang mendekati kadaluarsa (3 atau 6 bulan sebelum tanggal
kadaluarsa tergantung kebijakan RS) disimpan terpisah dan diberi
penandaan khusus
4. Obat harus disimpan ddalam kondisi yang menjaga stabilitas bahan
aktif hingga digunakan oleh pasien. Suhu dan penyimpanan harus selalu
dipantau menggunakan thermometer terkalibrasi. Khuus untuk vaksin
tidak disarankan disimpan pada kulkas rumah tangga. pemantauan suhu
ruangan satu kali sehari, pematauan lemari pendingin 3x sehari.
5. Thermometer yang digunakan untuk menggukur suhu pendingin dapat
berupa thermometer eksternal dan internal yang diklibrasi tiap tahun
6. Eletrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan pada unit perawatan.
7. Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan
disimpan pada area yang diawasi ketat untuk mencegah penatalaksaan
kurang hati-hati
8. Sediaan farmasi , alat kesehatan dan BMHP yang dibawa oleh pasien
harus disimpan secara khusus dan dapat di indentifikasi.
9. Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan
barang lainnya yang dapat menyebabkan kontaminasi.
10. Penyimpanan obat harus dilengkapi dengan kartu stok (manual dan
elektronik)
Informasi pada kartu stok :
a. Nama obat/ bahan obat, bentuk sediaan, kekuatan obat
b. Jumlah persediaan
c. Tanggal , no. dokumen, sumber penerimaan
d. Jumlah yang diterima
e. Tanggal, no.dokumen, tujuan penyerahan/pengguaan
f. Jumlah yang diserahkan/ digunakan
g. No. bets dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyerahan
penggunaan
h. Paraf atau identitas petugas yang ditunjuk
11. Penyimpanan obat/bahan obat yang rusak atau kadaluarsa harus terpisah
dari obat yang masih layak guna dan diberi penandaan yang jelas serta
dilengkapi dengan pencatatan (kartu stok)
12. Melakukan stok opname secara berkala tiap 6 bulan
13. Bahan yang mudah terbakar dsimpan dalam ruang tahan api dan diberi
tanda khusus bahan berbahaya.
14. Gas media disimpan dalam posis berdiri, terikat dan diberi penandaan
untuk menghindari kesalahan pengambilan jenis gas medis.
Penyimpanan tabung gas medis kosong terpisah dari tabung gas medis
yang ada isinya. Penyimpanan tabung gas medis di ruangan harus
menggunakan tutup demi keselamatan.
Metode dan prinsip penyimpanan :
a. Metode alfabetis
- Kelas terapi
- Bentuk sediaan
- Jenis (sediaan farmasi, alat kesehatan , dan BMHP)
b. Prinsip
- First exipered first out (FEFO)
- First in first out (FIFO)
Kondisi khusus penyimpanan :
1. Obat LASA/NORUM
Penampilan dan penamaan mirip (LASA, Look Alike Sound
Alike) atau Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM. Obat lasa
dengan kekuatan berbeda penyimpanannya disarankan tidak
berdampingan dan diberi label “LASA” pada wadah penyimpanan.
Disarankan penulisan menggunakan TALL MAN LETTERING untuk
nama obat yang bunyi atau ejaanya mirip.
2. Obat HIGH ALERT
Obat yang harus diwaspadai karena berdampak serius pada
keselamatan pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaanya. Stiker
high laert berwarna mencolok dengan tulisan yang kontras dan terbaca
jelas.
Obat high alert meliputi :
a. Obat resiko tinggi ialah obat yang dapat menimbulkan kematian
atau kecacatan bila ada kesalahan.
b. LASA
c. Elektrolit konsentrat (CaCl >2 mEq/mL, NaCl > 0,9%, MgSO4
inj >50%)
d. Elektrolit konsentrasi tertentu ( CaCl >1 mEq/mL MgSO4 20%
dan 40%)
Pelabelan :
a. Pemberian stiker high alert sebaiknya dimulai dari Gudang
b. Stiker diberikan satuan terkecil obat
c. Obat high alert yang diberukan kepada pasien : perlu diedukasi
khusus (cara penggunaan obat) dan Tindakan bila terjadi efek
yang tidak di inginkan
3. Obat sitotoksik
Obat sitotoksin diberi penandaan dengan tanda/ label sesuai
standar internasional dan tidak perlu diberikan lagi tanda/ label high
alert.
4. Obat narkotika, psikotropika dan precursor farmasi
a. Narkotika harus disimpan dalam lemari khusus penyimpanan
narkotika sama halnya untuk psikotropika dan precursor.
b. Untuk lemari penyimpnan nartkotika dan harus mempunyai 2
buah kunci yang berbeda satu kunci dipegang oleh apoteker
penanggung jawab dan satu lainnya di berikan pada pegawai
yang telah dipercayakan.
c. Untuk lemari penyimpnan nartkotika dan psikotropika harus
mempunyai 2 buah kunci yang berbeda satu kunci dipegang oleh
apoteker penanggung jawab dan satu lainnya di berikan pada
pegawai yang telah dipercayakan, apabila apoteker penanggung
jawab berhalangan hadiur dapat menguasakan kunci kepada
pegawai lain (apoteker atau tenaga teknis kefarmasiaan)
d. Kunci lemari narkotika dan psikotropika tidak boleh dibiarkan
tergantung pada lemari, setiap pergantiaan shift harus dilakukan
pemeriksaan stok dan serah terima yang di dokumentasikan.
e. Penyimpanan narkotik, psikotropika danprekursor harus
dilengkapi kartu stok.
f. Melakukan stok opname narkotika dan psikotropika secara
berkala tiap 1 bulan dan perekuersor tiap 6 bulan.
5. Bahan berbahaya dan beracun
Disimpan dalam lemari khusu dengan penandaan yang
menunjukkan sifat bahan tersebut. Pengeloaan bahan ini mengacu
pada PP No.101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun.
6. Obat dan alat kesehatan untuk keadaan darurat (Emergensi)
Penyimpanan obat dan alat kesehatan emergensi : aspek
kecepatan bila terjadi kegawatdaruratan dan aspek keamanan dalam
penyimpanannya. Monitoring secara berkala, pemantauan dan
pengggantian obat emergensi yang kadaluarsa dan rusak secara tepat
waktu. Obat emergensi disusun rapi dalam troli dan obat high alert
tetap di lokalisir. Untuk tas emergensi dan kit emergensi dilengkapi
dengan kunci pengaman disposable. Mekanisme penegloaan sediaan
farmasi untuk emergansi :
a. Jenis dan jumlah persediaan untuk masing-masing item sediaan
farmasi emergensi ditetapkan oleh tim cde blue atau tim sejenis
yang salah satu anggotanya adalah apoeteker
b. Sediaan farmasi : gangguan jantung, gangguan pembuluh darah,
reaksi alergi, konvulsi , dan bronkoplasma.
c. Sediaan farmasi harus cepat diakses dan sampai pada pasien
kurang dari 5 menit
d. Sediaan farmasi haru selalu tersedia , tidak boleh kosong
e. Sediaan farmasi yang akan digunakan harus segera diganti
f. Persediaan emegensi harus di inspeksi oleh staf instalasi farmasi
secara rutin
Suhu penyimpanan :
- Suhu ruang >25 C (sediaan padat /oral , alkes)
- Suhu sejuk 15-2 C (tetes mata, salep mata, tetes telinga, injeksi)
- Suhu dingin 2-8 C (obat sitotoksik, insulin, serum dan vaksin
refrigenator)
- Suhu freezer (-25) – (-15) C (vaksin freezer seperti vaksin polio)

COLD CHAIN
System pengelolaan vaksin yang dimaksudkan untuk memelihara dan
menjamin mutu vaksin dalam pendistribusian mulai dari pabrik pembuat
vaksin sampai pada sasaran. Penyimpanan harus memenuhi syarat yaitu
a. Tempat penyimpanan minimal chiller untuk produk dengan pesyaratan
penyimpanan suhu 2-8 C dan freezer untuk produk dengan persyaratan
penyimpanan suhu (-25) – (-15) C
b. Tempat penyimpanan dilengkapi dengan alat monitoring suhu
terkalibrasi
c. Harus dilakukan pemantauan suhu tempat penyimpanan selama 2 kali
sehari dengan rentang waktu memadai
d. Tempat penyimpanan harus dilengkapi dengangenerator otomatis atau
manual yang sijaga oleh personil khusu selama 24 jam
e. Penyimpanan obat tidak boleh terlalu padat sehingga sirkulasi udara
dapat dijaga jarak antar produk 1-2 cm
f. Penyimpanan bahan obat/obat dapat rusak dan kadaluarsa harus
terpisah dari obat/ bahan obat yang masih layak guna dan diberi
penandaan yang jelas serta dilengkapi dengan pencatatan berupa kartu
stok manual dan/ elektronilk.

C. DISTRIBUSI
Suatu kegiatan dalam rangka menyalurkan atau menyerahkan sediaan
farmasi, alkes, dan BMHP dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan/pasien denga tetap menjamin mutu , stabilitas, jenis, jumlah, dan
ketepatan waktu. Rumah sakit harus menentukan system distribusi yang dapat
menjamin terlaksananya pengawasan dan pengendalian sediaan farmasi,
alkes, dan BMHP di unit prlayanan dengan tujuan untuk menjamin
tersediaanya sediaan farmasi dan BMHP di unit-unit pelayanan secara tepat
waktu, tepat jenis dan jumlah.
System distribusi sediaan farmasi dan BMHP :
a. System distribusi sentralisasi : distribusi dilakukan oleh instalasi farmasi
secara terpusat ke semua unit rawat inap di rumah sakit secara
keseluruhan.
Sentralisasi adalah system pendistribusiaan perbekalan farmasi yang
dipusatkan pada satu tempat yaitu instalasi farmasi. Pada sentralisasi
seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit pemakai baik untuk
kebutuhan individu maupun untuk kebutuhan barang dasar ruangan
disumpali langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut.
Adapun permasalahan yang mungkin terjadi :
- Terjadinya delay time dalam proses penyiapan obat permintaan dan
distribusi obat ke pasien yang cukup tinggi.
- Jumlah kebutuhan personel di instalasi farmai rumah sakit meningkat
- Tenaga farmasi kurang dapat melihat data riwayat pasien dengan cepat
- Terjadinya kesalahan obat karena kurangnya pemeriksaan pada saat
penyiapam
- System ini kurang sesuai untuk rumah sakit besar(kelas A dan B)
karena memiliki daerah pasien yang menyebar sehungga jarak antara
instalasi farmasi rumahg sakit dengan perawatan pasien sangat jauh.
Resep orisinil dikirim dari IFRS oleh perawat , kemudian resep itu
diproses sesuai kaidah cara dispensing yang baik dan obat disiapkan
untuk di distribusikan kepada penderita tertentu.
b. System distribusi desentralisasi : distribusi dilakukan oleh beberapa
depo/satelit yang merupakan cabang pelayanan di rumah sakit.
Desentralisasi adalah system pendistribusian sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan yang mempunyai cabang di dekat unit
perawatan/pelayanan. Penyimpanan dan pendistribusian perbekalan
farmasi ruangan dilayani oleh depi farmasi/ satelit farmasi. Instlasi
farmasi bertanggung jawab terhadap efektivitas dan keamanan perbekalan
farmasi yang ada di depo farmasi.
Metode penyiapan sediaan farmasi , alkes dan BMHP :
1. System persediaan lengkap di ruangan (Floor stock)
- Penyiapan dilakukan oleh perawat berdasarkan resep/instruksi
pengobatan yang ditulis oleh dokter
- Disimpan di ruang rawat dengan penanggungjawab perawat
- Disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan
- Jika tidak ada petugas farmasi yang mengelola(di atas jam kerja)
maka pendistribusiaanya di delegasikan kepada penanggungjawab
ruangan
- Setiap hari dilakukan serah terima kembalu pengelolaan obat floor
stock kepada petugas farmasi dan penanggungjawab ruangan.
- Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan
kemungkinan interaksi obat pada setiao jenis obat yang disediakan
di floor stock
- Untuk persediaan obat emergensi
2. Resep perorangan (personal prescription)
- Berdasarkan system resep perorangan
- Penyiapan sesuai resep/ instruksi pengobatan yang dituli dokter
baik secara manual maupun secara elektronik untuk tiap pasien
dalam satu periode pengobatan
- Untuk pasien rawat jalan
3. Dosis unit (Unit Dose Dispensing=UUD)
- Penyiapan secara unit dose
- Penyiapan dikemas dalam satu kantong/wadah untuk satu kali
penggunaan obat(dosis)
- Obat yang sudah dikemas perdosis disimpan dalam di lemari obat
pasien di ruang rawat untuk persediaan tidak lebih dari 24 jam
- Tingkat kesalahan kurang dari 5% dibandingkan dengan system
floor stock atau resep individu yang mencapai 18%
4. System kombinasi
- Floor stock + unit dose
- Floor stock + individual prescription
- Individual prescription + unit dose
5. Lainnya
- One day dose dispensing (ODD) merupakan system distribusi yang
menyediakan obat untuk sekali dosis tetapi penyediaany langsung
untuk 1 hari (24 jam)
- Untuk memudahkan pengawasan , obat di siapkan menggunakan
warna etiket berbeda beda, misalnya pagi (putih), siang (hijau),
sore (biru), malam (merah)
- Pengembangan system UUD
SOAL CBT
1. Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit menerima obat tablet
piroksikam 10 mg dan piroksikam 20 mg yang dipesan dari PBF.
Perhatian khusus apa yang harus diberikan pada penyimpanan kedua
obat tersebut?
a. Disimpan pada lemari obat keras berdasarkan alfabetis
b. Disimpan pada lemari obat keras, ditempatkan berdekatan dan diberi
tanda khusus
c. Disimpan pada lemari obat-obat generik dan diberi tanda khusus
d. Disimpan pada lemari obat keras berdasarkan efek farmakologis
e. Disimpan pada lemari obat keras, ditempatkan berjauhan dan diberi tanda
khusus

PEMBAHASAN :
Penampilan dan penamaan mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) atau
Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM. Obat lasa dengan kekuatan
berbeda penyimpanannya disarankan tidak berdampingan dan diberi label
“LASA” pada wadah penyimpanan. Disarankan penulisan menggunakan
TALL MAN LETTERING untuk nama obat yang bunyi atau ejaanya mirip.
2. Seorang apoteker baru diterima bekerja di Rumah Sakit, dan diberikan
tugas mengelola persediaan dan memberikan pelayanan larutan metadon
pada ruang Program Terapi Rumatan Metadon untuk pasien
ketergantuangan obat. Dimanakah obat tersebut harus disimpan?
a. Lemari pendingin suhu 8-15 derajat C
b. Lemari khusus obat narkotika
c. Lemari khusus obat psikotropika
d. Lemari penyimpanan obat keras bentuk cair
e. Lemari terlindung dari cahaya

PEMBAHASAN :
Obat narkotika, psikotropika dan precursor farmasi
o Narkotika harus disimpan dalam lemari khusus penyimpanan narkotika
sama halnya untuk psikotropika dan precursor.
o Untuk lemari penyimpnan nartkotika dan harus mempunyai 2 buah kunci
yang berbeda satu kunci dipegang oleh apoteker penanggung jawab dan
satu lainnya di berikan pada pegawai yang telah dipercayakan.
o Untuk lemari penyimpnan nartkotika dan psikotropika harus mempunyai
2 buah kunci yang berbeda satu kunci dipegang oleh apoteker
penanggung jawab dan satu lainnya di berikan pada pegawai yang telah
dipercayakan, apabila apoteker penanggung jawab berhalangan hadiur
dapat menguasakan kunci kepada pegawai lain (apoteker atau tenaga
teknis kefarmasiaan)
o Kunci lemari narkotika dan psikotropika tidak boleh dibiarkan tergantung
pada lemari, setiap pergantiaan shift harus dilakukan pemeriksaan stok
dan serah terima yang di dokumentasikan.
o Penyimpanan narkotik, psikotropika danprekursor harus dilengkapi kartu
stok.
o Melakukan stok opname narkotika dan psikotropika secara berkala tiap 1
bulan dan perekursor tiap 6 bulan.
3. Pendistribusian sediaan farmasi dan perbekalan kesehata berdasarkan
resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda,
untuk penggunaan satu kali dosis/pasien disebut …
a. UDD
b. System peresepan
c. Floor stock
d. System peresepan individu
e. Kombinasi

PEMBAHASAN :
Metode penyiapan sediaan farmasi , alkes dan BMHP :
a. System persediaan lengkap di ruangan (Floor stock)
- Penyiapan dilakukan oleh perawat berdasarkan resep/instruksi
pengobatan yang ditulis oleh dokter
- Disimpan di ruang rawat dengan penanggungjawab perawat
- Disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan
- Jika tidak ada petugas farmasi yang mengelola(di atas jam kerja) maka
pendistribusiaanya di delegasikan kepada penanggungjawab ruangan
- Setiap hari dilakukan serah terima kembalu pengelolaan obat floor
stock kepada petugas farmasi dan penanggungjawab ruangan.
- Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan
interaksi obat pada setiao jenis obat yang disediakan di floor stock
- Untuk persediaan obat emergensi
b. Resep perorangan (personal prescription)
- Berdasarkan system resep perorangan
- Penyiapan sesuai resep/ instruksi pengobatan yang dituli dokter baik
secara manual maupun secara elektronik untuk tiap pasien dalam satu
periode pengobatan
- Untuk pasien rawat jalan
c. Dosis unit (Unit Dose Dispensing=UUD)
- Penyiapan secara unit dose
- Penyiapan dikemas dalam satu kantong/wadah untuk satu kali
penggunaan obat(dosis)
- Obat yang sudah dikemas perdosis disimpan dalam di lemari obat
pasien di ruang rawat untuk persediaan tidak lebih dari 24 jam
- Tingkat kesalahan kurang dari 5% dibandingkan dengan system floor
stock atau resep individu yang mencapai 18%
d. System kombinasi
- Floor stock + unit dose
- Floor stock + individual prescription
- Individual prescription + unit dose
e. Lainnya
- One day dose dispensing (ODD) merupakan system distribusi yang
menyediakan obat untuk sekali dosis tetapi penyediaany langsung
untuk 1 hari (24 jam)
- Untuk memudahkan pengawasan , obat di siapkan menggunakan
warna etiket berbeda beda, misalnya pagi (putih), siang (hijau), sore
(biru), malam (merah)
- Pengembangan system UUD
4. Berikut ini sediaan farmasi yang distribusinya floor stock adalah …
a. Spurt disposable 5 mL
b. Kapas berlemak
c. Sarung tangan steril
d. Kanamycin injeksi
e. Adrenalin injeksi

PEMBAHASAN :
System persediaan lengkap di ruangan (Floor stock)
- Penyiapan dilakukan oleh perawat berdasarkan resep/instruksi pengobatan
yang ditulis oleh dokter
- Disimpan di ruang rawat dengan penanggungjawab perawat
- Disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan
- Jika tidak ada petugas farmasi yang mengelola(di atas jam kerja) maka
pendistribusiaanya di delegasikan kepada penanggungjawab ruangan
- Setiap hari dilakukan serah terima kembalu pengelolaan obat floor stock
kepada petugas farmasi dan penanggungjawab ruangan.
- Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan
interaksi obat pada setiao jenis obat yang disediakan di floor stock
- Untuk persediaan obat emergensi
5. Seorang perempuan berusia 34 tahun, mendapatkan perawatan di bangsal
Obsgyn dengan keluhan ISK. Dokter meresepkan sejumlah obat dan
Apoteker menyiapkan obat tersebut untuk satu kali pemakaian, lalu
dibungkus dalam wadah plastik dan diserahkan langsung kepada pasien.
Apa jenis distribusi obat yang diterapkan oleh Apoteker tersebut ?
a. ODD
b. UDD
c. Floor stock
d. Individual prescription
e. Kombinasi floor stock & IP

PEMBAHASAN :
Dosis unit (Unit Dose Dispensing=UUD)
- Penyiapan secara unit dose
- Penyiapan dikemas dalam satu kantong/wadah untuk satu kali penggunaan
obat(dosis)
- Obat yang sudah dikemas perdosis disimpan dalam di lemari obat pasien di
ruang rawat untuk persediaan tidak lebih dari 24 jam
- Tingkat kesalahan kurang dari 5% dibandingkan dengan system floor stock
atau resep individu yang mencapai 18%
TUGAS KHUSUS
1. Buatlah SOP penerimaan sediaan farmasi di RS.

Halaman 1/1
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No. 001
LOGO RS
BAHAGIA PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI
Tanggal berlaku
SELALU - ALAT KESEHATAN DARI PBF
28/07/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penerimaan sediaan
farmasi- alat kesehatan
2. PENANGGUNG JAWAB
Teknisi kefarmasian.
3. PROSEDUR
1) Dicocokkan antara SP dengan faktur meliputi
a. Nama PBF
b. Jenis sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
c. Kekuatan sediaan farmasi-alat kesehatan dan bentuk sediaan
yang dipesan
d. Jumlah yang dipesan
e. Harga
Bila tidak sesuai dikonfirmasi dengan PBF.
2) Dicocokkan antara isi faktur dan sediaan farmasi-alat kesehatan yang
datang meliputi :
a. Jenis sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
b. Jumlah sediaan farmasi-alat kesehatan yang dipesan
c. Nomor batch
Bila jenis dan jumlah sediaan farmasi-alat kesehatan tidak sama,
dikembalikan dan ditukar dengan yang tertera pada faktur dan SP. Bila
nomor batch tidak sesuai dengan yang tertera maka pada faktur
dituliskan nomor batch barang yang diterima dan harus dimintakan
tanda tangan pengirim sebagai bukti bahwa batch yang dikirim tidak
sesuai dan sudah disesuaikan dengan sepengetahuan si pengirim.
3) Sediaan farmasi-alat kesehatan diperiksa kondisi fisiknya antara lain :
a. Wadahnya harus baik dan tertutup rapat
b. Kondisi sediaan tidak rusak (bentuk, warna, bau)
c. Tanggal kedaluarsa masih jauh
Bila rusak atau tanggal kedaluarsa sudah dekat, diretur kepada PBF.
Setelah pemeriksaan dan pencocokan selesai, faktur ditandatangani pihak
apotek dan diberi stempel apotek. Faktur asli diberikan kepada PBF dan
salinannya disimpan sebagai arsip apotek.
Dilaksanakan oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana Apt. Pembuat bahagia selalu, S.Farm., M.Si

2. Buatlah Surat Pesanan obat berdasarkan pada daftar obat di bawah :


No. Nama obat Sediaan Jumlah

1 Ibuprofen 200 mg Sirup 10 botol


2 Codein 10 mg Tablet 1 botol @ 100 tablet

3 Stesolid rectal 5 mg/2,5 ml Suppositoria 1 box @ 5 tube


4 Amoksisilin 250 mg tablet 1 box @ 100 tablet

5 Amoksisilin 500 mg Tablet 1 box @ 100 tablet


6 Insulin Novorapid Pen 2 pen

7 Visine Tetes mata 5 botol


8 Dekstrosa 20% Injeksi 2 botol

SURAT
PESANAN
NARKOTI
KA
Nomor :
123/AB_201
9/00000
Yang
bertanda
tangan di
bawah ini:

Nama

: apt.
Widya
Sumarni, S.
Farm

Jabatan

:
Apoteker
Penanggungj
awab
Mengajukan
pesanan
Narkotika
Nama Obat

SURAT PESANAN PSIKOTROPIKA


Nomor : 124/AB_2019/00000
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : apt. Widya Sumarni, S. Farm
Jabatan : Apoteker Penanggungjawab
Mengajukan pesanan Psikootropika kepada :
Nama Distributor : PT. Widya Jaya
Alamat : Jln . BTP
No. Telepon : 0411 813444
Dengan Psikotropika yang dipesan adalah:
RUMAH SAKIT BAHAGIA SELALU
Jln. Menuju Bahagia
Tlp. (0411) 123456
Makassar 90123
No.
Kepada Yth.
PBF/Apotek : PT Widya Jaya
di -
Makassar

SURAT PESANAN

NO NAMA BARANG JUMLAH SATUAN


1 Ibuprofen 200 mg 10 Botol
2 Amoksisilin 250mg 1 Box
3 Amoksisilin 500mg 1 Box
4 Insulin Novorapid 2 Pen
5 Visine 5 Botol
6 Dekstrosa 20% 2 Botol

Makassar, 01 Maret 2021


Apoteker Pengelola Apotek

(STEMPEL)
( apt. Widya Sumarni, S. Farm )
SIPA: 123456789/B/2029/APT

3. Buatlah 1 daftar hasil pemeriksaan obat datang berdasarkan soal no.2


dan faktur pembelian obat di bawah ini:
DAFTAR HASIL PEMERIKSAAN OBAT NARKOTIKA
Bentuk
Tanggal Tanggal Nama No. KET
No Jumlah Sediaa
Masuk Expired Obat Batch
n
12/12/202 Codein 1 (satu)
1 28/07/2021 910099 Tablet SESUAI
5 10mg botol

FAKTUR PEMBELIAN

Cabang : XXXXXXXXXXXX KEPADA :


Alamat : XXXXXXXXXXXX Nama sarana : RS Bahagia
No. PBF : XXXXXXXXXXXX Selalu
Alamat sarana : Jl. Menuju
Bahagia

No. Nama obat No.batch Expired Unit Harga Harga


date satuan total
1. Codein 10 mg 910099 12.12.2025 1 botol 580.371 580.371
@ 100
tablet

Total PPN Materai Jumlah


tagihan
580.371 58.037,1 - 638.408,1
Terbilang : enam ratus tiga puluh delapan ribu empat ratus delapan rupiah
Penerima : Tgl diterima : Hormat kami,
28/07/2021

WS (Stempel) Jam diterima : 9.10


WITA
AP
(ALVIN PERMANA)
(apt. Widya Sumarni,
S.Farm)

DAFTAR HASIL PEMERIKSAAN OBAT PSIKOTROPIKA


No Tanggal Tanggal Nama No. Jumla Bentuk KET
Masuk Expired Obat Batch h Sediaan
Stesolid
Rectal 1 (satu)
1 28/07/2021 12/12/2025 909018 Suppositoria SESUAI
5mg/2,5 box
mL

FAKTUR PEMBELIAN

Cabang : XXXXXXXXXX KEPADA :


Alamat : XXXXXXXXXX Nama sarana : RS Bahagia
No. PBF : XXXXXXXXXX Selalu
Alamat sarana : Jl. Menuju
Bahagia
No. Nama obat No.batch Expired Unit Harga Harga
date satuan total
1 STESOLID 909018 10.10.2023 1 box @ 20.831 104.155
RECTAL 5 5 tube
mg/2,5 ml

Total PPN Materai Jumlah


tagihan
104.155 10.415,5 - 114.570,0
Terbilang : seratus empat belas ribu lima ratus tujuh puluh rupiah
Penerima : Tgl diterima : Hormat kami,
28/07/2021

WS (Stempel) Jam diterima : 9.10


WITA AP
(apt. Widya Sumarni,
(AHMAD PERMANA)
S.Farm)

DAFTAR HASIL PEMERIKSAAN OBAT


N Tanggal Tanggal Nama No. Jumla Bentuk KET
o Masuk Expired Obat Batch h Sediaan
Ibuprofen
1 28/07/2021 01/01/2026 105101 10 botol Sirup SESUAI
200mg
Amoksisili
2 28/07/2021 02/02/2024 202092 1 box Tablet SESUAI
n 250mg
Amoksisili
3 28/07/2021 03/03/2025 205090 1 box Tablet SESUAI
n 500mg
Insulin
4 28/07/2021 04/04/2024 001019 2 pen Pen SESUAI
Novorapid
Tetes
5 28/07/2021 05/05/2027 Visine 103118 5 botol SESUAI
Mata
Dextrosa
6 28/07/2021 06/06/2025 111028 2 botol Infus SESUAI
20%

FAKTUR PEMBELIAN

Cabang : XXXXXXXXXX KEPADA :


Alamat : XXXXXXXXXX Nama sarana : RS Bahagia
No. PBF : XXXXXXXXXX Selalu
Alamat sarana : Jl. Menuju
Bahagia
No. Nama obat No.batch Expired Unit Harga Harga
date satuan total
1 Ibuprofen 200 mg 105101 01.01.2026 10 botol 8.100 50.100
sirup
2 Amoksisilin 250 202092 02.02.2024 1 box 26.100 26.100
mg tablet @ 100
tablet
3 Amoksisilin 500 205090 03.03.2025 1 box 49.500 49.500
mg tablet @ 100
tablet
4 Insulin Novorapid 001019 04.04.2024 2 pen 125.000 250.000
pen
5 Visine tetes mata 103118 05.05.2027 5 botol 8.000 40.000
6 Dekstrosa 20% 111028 06.06.2025 2 botol 62.250 84.500
infus

Total PPN Materai Jumlah


tagihan
520.200 52.020 - 572.220
Terbilang : lima ratus tujuh puluh dua ribu dua ratus dua puluh rupiah
Penerima : Tgl diterima : Hormat kami,
28/07/2021

WS (Stempel) Jam diterima : 9.10


WITA
AP
(ARMAN PERMANA)
(apt. Widya Sumarni,
S.Farm)
4. Simpanlah obat yang telah diterima sesuai tempat/suhu yang sesuai
No. Nama obat Sediaan Jumlah Penyimpanan/suhu
Ibuprofen 200 mg
1 Sirup 10 botol Suhu ruang (>25oC)
sirup
1 botol @
2 Codein 10 mg Tablet Lemari Narkotika
100 tablet
Stesolid rectal 5 Suppositori 1 box @ 5
3 Lemari Psikotropika
mg/2,5 ml a tube
1 box @
4 Amoksisilin 250 mg Tablet Suhu Ruang (>25oC)
100 tablet
1 box @
5 Amoksisilin 500 mg Tablet Suhu Ruang (>25oC)
100 tablet
6 Insulin Novorapid Pen 2 pen Suhu dingin (2-8oC)
7 Visine Tetes mata 5 botol Suhu sejuk (15-25oC)
8 Dekstrosa 20% Infus 2 botol Suhu ruang (>25oC)
5. Buatlah SOP distribusi obat di Rumah Sakit

Halaman 1/2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No. 001
LOGO RS
BAHAGIA DISTRIBUSI PERBEKALAN
Tanggal berlaku
SELALU FARMASI
28/07/2021
1. PENGERTIAN
Distribusi/Penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat
secara merata dan teratur diberikan dalam 24 jam setiap hari, kepada pasien
rawat jalan, pasien rawat inap dan unit-unit di lingkungan Rumah Sakit
2. TUJUAN
Tujuan distribusi/Penyaluran obat adalah memenuhi kebutuhan obat pasien
di Rumah Sakit dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat waktu.
3. ALAT DAN BAHAN
1) Buku
2) Obat yang tersedia
3) Kartu stok
4. PROSEDUR
1) SISTEM DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI
a. System distribusi kepada pasien rawat inap
System distribusi/dispensing kepada pasien rawat inap (in-patient)
adalah system kombinasi antara ward floor stock (persediaan obat
di ruangan) dengan individual prescription (peresepan individu).
Resep dikaji dan divalidasi terlebih dahulu sebelum disiapkan dan
diserahkan kepada pasien maupun perawat
b. System distribusi kepada pasien rawat jalan
System distribusi/dispensing kepada pasien rawat jalan (out-
patient) menggunakan system invidual prescription (peresepan
individu). Resep dikaji dan divalidasi terlebih dahulu sebelum
disiapkan dan diserahkan kepada pasien disertai informasi
mengenai aturan pakai, cara penyimpanan, dan infromasi lain
mengenai penggunaan obat
c. System distribusi kepada unit pelayanan di lingkungan Rumah
Sakit
d. System distribusi/dispensing kepada unit pelayanan di lingkungan
Rumah Sakit menggunakan system ward floor stock (persediaan
obat di ruangan) agar pelayanan lebih cepat
2) MENENTUKAN JUMLAH DAN JENIS OBAT YANG DIBERIKAN
Dalam menentukan jumlah obat perlu dipertimbangkan :
a. Pemakaian rata-rata per jenis obat
b. Sisa stok
c. Pola penyakit
d. Jumlah kunjungan
Dilaksanakan oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana Apt. Pembuat bahagia selalu, S.Farm., M.Si


6. Buatlah SOP penyimpanan obat di Rumah Sakit

Halaman 1/2
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL No. 001
LOGO RS
BAHAGIA PENYIMPANAN SEDIAAN
Tanggal berlaku
SELALU FARMASI-ALAT KESEHATAN
28/07/2021
1. TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk pelaksanaan dan pengawasan penyimpanan
Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan
2. PENANGGUNG JAWAB
Kepala Gudang/Personil yang ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan
dan pengawasan penyimpanan Sediaan Farmasi - Alat Kesehatan.
3. PROSEDUR
1) Setelah obat sesuai dengan pesanan, obat dilakukan penyimpanan
sesuai dengan spesifikasi obat tersebut (suhu dan kelembabannya)
untuk menjamin stabilitas obat
2) Obat disimpan dengan susunan sedemikian rupa sehingga
memudahkan pengambilan
3) Penataan obat dapat dilakukan dengan penggolongan antara lain:
a. Berdasarkan kelas terapi
b. Bentuk sediaan
c. Alfa betis
d. Gabungan antara ketiganya
4) Penyimpanan khusus (di lemari pendingin)
Ada beberapa sediaan yang tidak stabil/rusak jika disimpan pada suhu
kamar, antara lain: suppositoria, ovula, tablet amoxicillin dengan asam
klavulanat, sediaan dengan bakteri lacto bacillus, tablet salut gula dan
selaput, sirup, beberapa sediaan injeksi, albumin, serum, insulin dan
lain-lain.
5) Metode FIFO dan FEFO
Metode First In First Out (FIFO) yaitu obat yang datang lebih dulu
dikeluarkan lebih dulu, hal ini untuk menghindari obat kedaluarsa.
Penataan juga berdasarkan metode First Expired First Out (FEFO)
yaitu obat yang mempunyai kadaluarsa lebih awal dikeluarkan lebih
dulu.
Dilaksanakan oleh Diperiksa Oleh

Pelaksana Apt. Pembuat bahagia selalu, S.Farm., M.Si

Anda mungkin juga menyukai