Anda di halaman 1dari 6

KEARIFAN LOKAL

MASYARAKAT DI
INDONESIA

MATA PELAJARAN : SOSIOLOGI


GURU MAPEL : ASMAWATI, S.Pd

NAMA : SRI MUTIARA


KELAS : XII.IS.3
NIS : 8602
1. Mappadendang ( Sulawesi Selatan )

Mappadendang (Pesta Panen Adat Bugis) Sulawesi-Selatan.


Mappadendang atau yang lebih dikenal dengan sebutan pesta pascapanen
pada suku bugis merupakan suatu pesta syukur atas keberhasilannya
dalam menanam padi kepada yang maha kuasa. Mappadendang sendiri
merupakan suatu pesta yang diadaakan dalam rangka besar-besaran.
Yakni acara penumbukan gabah pada lesung dengan tongkat besar
sebagai penumbuknya. Orang-orang akan berkumpul di suatu tempat
(biasanya di tangah sawah) unruk melakukan penumbukan gabah secara
besama.
2. Mappalette Bola / Memindahkan Rumah (Sulawesi Selatan)

Dalam tradisi suku Bugis, tradisi memindahkan rumah disebut


sebagai Mappalette Bola. Orang Bugis percaya, rumah itu nggak hanya digunakan
sebagai tempat tinggal maupun tempat berteduh, tetapi juga menjadi sesuatu yang
sakral.

Rumah adalah ruang sakral di mana penghuninya mengalami berbagai hal


seperti lahir, menikah, beribadah, bersosial, dan mati. Pemilik rumah biasanya
melakukan pindahan rumah ini karena tanah rumah sebelumnya telah terjual,
sehingga mereka memindahkan rumahnya ke tanah (tempat) yang baru
3. Hambo Batu/Lompat Batu ( Pulau Nias)

Tradisi lompat batu Nias oleh masyarakat setempat dikenal dengan istilah hombo


batu atau fahombo. Batu yang sudah disusun setinggi 2 meter dengan ketebalan 40
sentimeter harus dilompati oleh semua pemuda Nias yang sudah dianggap dewasa.

Di Pulau Nias, ketika seorang pria sudah berhasil melakukan fahombo, maka ia
sudah matang secara fisik dan kelak akan menjadi samu’i mbanua atau la’imba hor
seandainya muncul konflik dengan warga desa lain. Saking prestisiusnya tradisi ini,
keluarga dari pemuda yang berhasil melompati batu, biasanya akan menyembelih
beberapa ekor ternak sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan putranya.
4. Perayaan 1 Suro ( Jawa )

Memasuki bulan Muharram atau lebih dikenal 1 Suro merupakan momen yang
sakral bagi sebagian masyarakat di Pulau Jawa. Mereka percaya, masuknya
bulan Suro merupakan waktu yang tepat untuk introspeksi diri dan mengucap
syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas limpahan rejeki yang telah
diberikannya.

Masyarakat Kabupaten Ponorogo mempunyai salah satu tradisi paling meriah


ketika akan memasuki bulan Muharram, yaitu Grebeg Suro. Grebeg Suro sendiri
secara harfiah berarti keramaian saat memasuki atau pergantian tahun hijriyah
dalam penanggalan Islam.
5. Vunja Ada Mpae (Sulawesi Tengah)

Vunja ada mpae, merupakan ritual adat yang biasa dilakukan ketika
menjelang panen raya. Ritual diawali dengan pembicaraan antara para tetua
desa dengan Tina Ngata, yakni orang-orang yang berwenang merancang segala
kegiatan seputar pertanian.Upacara ini dilakukan untuk mengungkapkan rasa
syukur atas panen yang berlimpah.

Anda mungkin juga menyukai