Anda di halaman 1dari 11

KEARIFAN

LOKAL
DAERAH PAPUA
KELOMPOK 2
NAMA KELOMPOK: ILMU HADITS
B2

DWI FEBRIANTY KURNIA


SITI NURMILA PUTRI
NURUL ISTIQOMAH
MFTAHUL JANNAH
2
APA ITU KEARIFAN LOKAL??
KEARIFAN LOKAL merupakan bagian
dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari
bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi
melalui cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita
rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai
suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu
melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan
dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu
tempat. 3
CONTOH:

BAKAR
BATU
TRADISI DAERAH
PAPUA

4
BAKAR BATU
Tradisi bakar batu merupakan salah satu tradisi penting
di Papua yang berupa ritual memasak bersama-sama warga satu
kampung yang bertujuan untuk bersyukur, bersilaturahim
(mengumpulkan sanak saudara dan kerabat, menyambut
kebahagiaan (kelahiran, perkawinan adat, penobatan kepala
suku), atau untuk mengumpulkan prajurit untuk berperang. Tradisi
Bakar Batu umumnya dilakukan oleh suku
pedalaman/pegunungan, seperti di Lembah
Baliem, Paniai, Nabire, Pegunungan Tengah, Pegunungan
5
Bintang, Jayawijaya, Dekai, Yahukimo dll.
ASAL MULA
Tradisi unik ini sudah berlangsung sejak
ratusan tahun lalu. Bermula dari pasangan
suami istri yang merasa bingung ketika
hendak mengolah hasil kebun. Hal tersebut
terjadi lantaran panci yang biasa digunakan
tidak ada.
Setelah berpikir panjang, tercetuslah ide
untuk memasak menggunakan batu. Tak
disangka hasil masakan dengan metode
tersebut jauh lebih lezat. Makanan yang
dimasak pun semakin bervariasi, tidak
hanya umbi-umbian saja, tetapi juga
daging-dagingan. 6
RITUAL
1. Batu ditumpuk di atas perapian dan dibakar sampai kayu bakar habis terbakar dan
batu menjadi panas (kadang sampai merah membara.
2. Bersamaan dengan itu, warga yg lain menggali lubang yang cukup dalam
3. Batu panas tadi dimasukkan ke dasar lubang yg sudah diberi alas daun pisang dan
alang-alang
4. Di atas batu panas itu ditumpuklah daun pisang, dan di atasnya diletakkan daging
babi/ayam
5. Di atas daging tersebut ditutup daun pisang, kemudian di atasnya diletakkan batu
panas lagi dan ditutup daun
6. Di atas daun, ditaruh ubi jalar (batatas), singkong (hipere), dan sayuran lainya dan
ditutup daun lagi
7. Di atas daun paling atas ditumpuk lagi batu panas dan terakhir ditutup daun pisang7
dan alang-alang.
KEHALALAN
Di sebagian
masyarakat pedalaman
Papua yg beragama
Islam atau saat
menyambut tamu
muslim, daging babi
bisa diganti dengan
daging ayam atau sapi
atau kambing atau bisa
pula dimasak secara
terpisah dengan babi.
8
VIDEO

9
KESIMPULAN
Disebut Bakar Batu karena benar-benar batu dibakar hingga panas
membara, kemudian ditumpuk di atas makanan yang akan
dimasak. Namun di masing-masing tempat/suku, disebut dengan
berbagai nama, misalnya Gapiia (Paniai), Kit Oba Isogoa
(Wamena), atau Barapen (Jayawijaya)
Tak sedikit yang mengira bahwa tradisi ini hanyalah acara biasa,
padahal di baliknya terdapat makna mendalam, yakni sebagai
ungkapan syukur pada Tuhan dan simbol solidaritas yang kuat.
Ritual ini tidak hanya digelar untuk menyambut kelahiran,
pernikahan, dan penghormatan saat acara kematian saja, tetapi
juga dilaksanakan saat menerima kunjungan pejabat penting 10
peresmian gedung, dan merayakan HUT Republik Indonesia.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai