Anda di halaman 1dari 17

Teknik Jembatan II

MACAM-MACAM KONSTRUKSI JEMBATAN

A. Jembatan Rangka Batang (Truss)


Jembatan Rangka Batang terdiri dari dua rangka bidang utama yang diikat
bersama dengan balok-balok melintang dan pengaku lateral. Rangka batang pada
umumnya dipakai sebagai struktur pengaku untuk jembatan gantung
konvensional, karena memiliki kemampuan untuk dilalui angin (aerodinamis)
yang baik. Beratnya yang relatif ringan merupakan keuntungan dalam
pembangunannya, dimana jembatan bisa dirakit bagian demi bagian.
Jembatan rangka batang jarang terlihat memiliki estetika yang baik, namun
untuk jembatan rangka yang panjang dan besar faktor itu tidak begitu kentara
karena pengaruh visual dalam skala besar. Contoh terkenal dari jembatan rangka
batang baja yang artistik adalah jembatan Sydney Harbour di Australia dan
jembatan New River George di West Virginia (USA), dimana keduanya
merupakan jembatan rangka batang yang berbentuk pelengkung.

Gambar 1. Jembatan Rangka Batang Pelengkung


Sydney Harbour, Australia

1
Teknik Jembatan II

Gambar 2. Jembatan Rangka Batang Pelengkung


New River George, West Virginia

Jembatan rangka batang ada beberapa tipe. Disain, lokasi, dan bahan-bahan
peyusunnya menentukan tipe rangka batang apa yang akan dipakai. Pada awal
masa revolusi industri, jembatan balok dengan tambahan rangka batang
berkembang sangat cepat di Amerika. Salah satu rangka batang yang terkenal
adalah rangka batang Howe, yang dipatenkan oleh William pada tahun 1840.
Inovasinya merupakan perkembangan dari rangka batang Kingpost, bedanya
ditambahkan batang vertikal diantara batang diagonalnya.

Gambar 3. Tipe-tipe Rangka Batang

2
Teknik Jembatan II

Kelebihan Jembatan Rangka Batang


 Gaya batang utama merupakan gaya aksial
 Dengan sistem badan terbuka (open web) pada rangka batang dimungkinkan
menggunakan tinggi maksimal dibandingkan dengan jembatan balok tanpa
rongga.
Kedua faktor diatas menyebabkan pengurangan berat sendiri struktur.
Disamping itu, ukuran yang tinggi juga mengurangi lendutan sehingga struktur
lebih kaku. Keuntungan ini diperoleh sebagai ganti dari biaya pabrikasi dan
pemeliharaan yang lebih tinggi. Jembatan rangka batang yang konvensional
paling ekonomis untuk bentang sedang.
Kelemahan Jembatan Rangka batang
Efisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika
jembatan rangka batang dibuat semakin panjang, maka ukuran dari rangka batang
itu sendiri juga harus diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut yang lebih
besar untuk menjaga kekakuannya, sampai rangka batang itu mencapai titik
dimana berat sendiri jembatan terlalu besar sehingga rangka batang tidak mampu
lagi mendukung beban tersebut.
Perhatikanlah Gambar 4. Kombinasi antara pasangan gaya yang berupa
regangan dan tegangan, menyebabkan setiap bagian jembatan yang berbentuk
segitiga membagi berat beban jembatan secara sama rata sehingga meningkatkan
perbandingan antara kekuatan terhadap berat jembatan. Pada umumnya, jembatan
kantilever digunakan sebagai penghubung jalan yang jaraknya tidak terlalu jauh,
karena jembatan jenis ini hanya cocok untuk rentang jarak 200 m sampai dengan
400 m.

3
Teknik Jembatan II

Gambar 4. Jembatan kantilever ini banyak digunakan di Indonesia untuk


menghubungkan wilayah antardaerah.

B. Jembatan Gantung
Jembatan gantung adalah jenis konstruksi jembatan yang menggunakan
kabel-kabel baja sebagai penggantungnya, dan terentang di antara menara-menara.
Setiap ujung kabel-kabel penggantung tersebut ditanamkan pada jangkar yang
tertanam di pinggiran pantai. Perhatikanlah Gambar 5. Jembatan gantung
menyangga bebannya dengan cara menyalurkan beban tersebut (dalam bentuk
tekanan oleh gaya-gaya) melalui kabel-kabel baja menuju menara penyangga.
Kemudian, gaya tekan tersebut diteruskan oleh menara penyangga ke tanah.
Jembatan gantung ini memiliki perbandingan antara kekuatan terhadap berat
jembatan yang paling besar, jika dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya.
Oleh karena itu, jembatan gantung dapat dibuat lebih panjang, seperti Jembatan
Akashi-Kaikyo di Jepang yang memiliki panjang rentang antarmenara 1780 m.
Salah satu tipe bentuk jembatan adalah jembatan gantung. Tipe ini sering
digunakan untuk jembatan bentang panjang. Pertimbangan pemakaian tipe
jembatan gantung adalah dapat dibuat untuk bentang panjang tanpa pilar
ditengahnya. Jembatan gantung terdiri atas pelengkung penggantung dan batang

4
Teknik Jembatan II

penggantung (hanger) dari kabel baja, dan bagian yang lurus berfungsi
mendukung lalulintas (dek jembatan)
Selain bentang utama, biasanya jembatan gantung mempunyai bentang luar
(side span) yang berfungsi untuk mengikat atau mengangkerkan kabel utama pada
balok angker. Walaupun pada kondisi tertentu terdapat keadaan dimana kabel
utama dapat langsung diangkerkan pada ujung jembatan dan tidak memungkinkan
adanya bentang luar, bahkan kadangkala tidak membutuhkan dibangunnya pilar.

Gambar 5. Jembatan Ampera yang terdapat di Sumatra Selatan ini menggunakan


konstruksi jembatan gantung dengan dua menara

Berkaitan dengan bentang luar (side plan) terdapat bentuk struktur jembatan
gantung sebagai berikut:
1. Bentuk batang luar bebas (side span free)
Pada batang luar kabel utama tidak menahan/dihubungkan dengan lantai
jembatan oleh hanger, jadi tidak terdapat hanger pada batang luar. Disebut
juga dengan tipe straight backstays atau kabel utama pada bentang luar
berbentuk lurus.
2. Bentuk bentang luar digantungi (side span suspended)
Pada bentuk kabel ini kabel utama pada bentang luar menahan struktur lantai
jembatan dengan dihubungkan oleh hanger.

5
Teknik Jembatan II

Gambar 6. Komponen Jembatan Gantung


Steinman (1953), membedakan jembatan gantung menjadi 2 jenis yaitu:
a. Jembatan gantung tanpa pengaku
Jembatan gantung tanpa pengaku hanya digunakan untuk struktur yang
sederhana (bukan untuk struktur yang rumit dan berfungsi untuk menahan beban
yang terlalu berat), karena tidak adanya pendukung lantai jembatan yang kaku
atau kurang memenuhi syarat utntuk diperhitungkan sebagai struktur kaku /balok
menerus.
Jembatan tanpa pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana seluruh
beban sendiri dan lalu lintas didukung penuh oleh kabel. Hal ini dikarenakan tidak

6
Teknik Jembatan II

terdapatnya elemen struktur kaku pada jembatan. Dalam hal ini bagian lurus yang
berfungsi untuk mendukung lantai lalu lintas berupa struktur sederhana, yaitu
berupa balok kayu biasa atau bahkan mungkin terbuat dari bambu. Dalam
perhitungan struktur secara keseluruhan, struktur pendukung lantai lalulintas ini
kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga seluruh beban mati dan beban lalu
lintas akan didukung secara penuh oleh kabel baja melalui hanger

b. Jembatan gantung dengan pengaku


Jembatan gantung dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung yang
karena kebutuhan akan persyaratan keamanan dan kenyamanan, memiliki bagian
struktur dengan kekakuan tertentu.
Jembatan dengan pengaku adalah tipe jembatan gantung dimana pada salah
satu bagian strukturnya mempunyai bagian yang lurus yang berfungsi untuk
mendukung lantai lalu lintas (dek). Dek pada jembatan gantung jenis ini biasanya
berupa struktur rangka, yang mempunyai kekakuan (EI) tertentu. Dalam
perhitungan struktur secara keseluruhan, beban dan lantai jembatan didukung
secara bersama-sama oleh kabel dan gelagar pengaku berdasarkan prinsip
kompaktibilitas lendutan (kerjasama antara kabel dan dek dalam mendukung
lendutan).

Jembatan gantung dengan pengaku mempunyai dua dasar bentuk umum, yaitu:
Tipe rangka batang kaku (stiffening truss)
Pada tipe ini jembatan mempunyai bagian yang kaku atau diperkaku yaitu pada
bagian lurus pendukung lantai jembatan (dek) yang dengan hanger dihubungkan
pada kabel utama.
Tipe rantai kaku (braced chain)
Pada tipe ini bagian yang kaku atau diperkaku adalah bagian yang berfungsi
sebagai kabel utama.

7
Teknik Jembatan II

Sistem Kabel
Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung.
Karakteristik kabel kaitannya dengan struktur jembatan gantung antara lain:
 Mempunyai penampang yang seragam/homogen pada seluruh bentang
 Tidak dapat menahan momen dan gaya desak,
 Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan gaya tarik aksial,
 Bentuk kabel tergantung pada beban yang bekerja padanya,
 Bila kabel menderita beban terbagi merata, maka wujudnya akan merupakan
lengkung parabola,
 Pada jembatan gantung kabel menderita beberapa beban titik sepanjang
beban mendatar.
Schodek (1991) menyatakan bahwa kabel bersifat fleksibel cenderung
berubah bentuk drastis apabila pembebanan berubah. Dalam hal pemakaiannya
kabel berfungsi sebagai batang tarik.

Menara (Tower)
Menara pada sistem jembatan gantung akan menjadi tumpuan kabel utama.
Beban yang dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke menara yang kemudian
disebarkan ke tanah melalui pondasi. Konstruksi menara dapat juga berupa
konstruksi cellular, yang terbuat dari pelat baja lembaran, baja berongga, atau
beton bertulang.

Kelebihan Jembatan Gantung


 Seluruh struktur jembatan dapat dibangun tanpa perancah dari tanah.
 Struktur utamanya nampak gagah dan mengekspresikan fungsinya dengan
baik.
 Merupakan pilihan yang ekonomis untuk jembatan dengan panjang bentang
lebih dari 600 meter.
Kelemahan Jembatan Gantung

8
Teknik Jembatan II

 Apabila lantai kerja tidak cukup kaku, maka jembatan penggantung akan
bergoyang dan menjadi tidak stabil jika terkena angin dan getaran akibat
resonansi, seperti pada jembatan Tacoma Narrows, Seattle, Amerika dan
jembatan Millenium, River Thames, London.

Saat ini jembatan gantung yang terpanjang adalah Jembatan Akashi-Kaikyo, di


Jepang, dengan panjang total mencapai 4 km, dan panjang bentang 1990 meter.

C. Jembatan Cable Stayed


Jembatan cable stayed (Kabel Tetap) sudah dikenal sejak lebih dari 200
tahun yang lalu (Walther, 1988) yang pada awal era tersebut umumnya dibangun
dengan menggunakan kabel vertical dan miring seperti Dryburgh Abbey
Footbridge di Skotlandia yang dibangun pada tahun 1817. Jembatan seperti ini
masih merupakan kombinasi dari jembatan cable stayed modern. Sejak saat itu
jembatan cable stayed mengalami banyak perkembangan dan mempunyai bentuk
yang bervariasi dari segi material yang digunakan maupun segi estetika.

9
Teknik Jembatan II

Dryburgh Abbey Footbridge


Pada umumnya jembatan cable stayed menggunakan gelagar baja, rangka,
beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995).
Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan
dan harga konstruksi. Penilaian parameter tersebut tidak hanya tergantung pada
perhitungan semata melainkan masalah ekonomi dan estetika lebih dominan.
Kecenderungan sekarang adalah menggunakan gelagar beton, cast in situ atau
prefabricated (pre cast).

Pada dasarnya komponen utama jembatan cable stayed terdiri atas gelagar,
sistem kabel , dan menara atau pylon.
a). Sistem kabel
Sistem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam perencanaan
jembatan cable stayed. Kabel digunakan untuk menopang gelagar di antara dua
tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke menara. Secara umum sistem kabel
dapat dilihat sebagai tatanan kabel transversal dan tatanan kabel longitudinal.
Pemilihan tatanan kabel tersebut didasarkan atas berbagai hal karena akan
memberikan pengaruh yang berlainan terhadap perilaku struktur terutama pada
bentuk menara dan tampang gelagar. Selain itu akan berpengaruh pula pada
metode pelaksanaan, biaya dan arsitektur jembatan. Sebagian besar struktur yang
sudah dibangun terdiri atas dua bidang kabel dan diangkerkan pada sisi-sisi
gelagar (Walther, 1988). Namun ada beberapa yang hanya menggunakan satu
bidang. Penggunaan tiga bidang atau lebih mungkin dapat dipikirkan untuk
jembatan yang sangat lebar agar dimensi balok melintang dapat lebih kecil.

10
Teknik Jembatan II

b). Tatanan kabel transversal


Tatanan kabel transversal terhadap arah sumbu longitudinal jembatan dapat
dibuat satu atau dua bidang dan sebaliknya ditempatkan secara simetri. Ada juga
perencana yang menggunakan tiga bidang kabel sampai sekarang belum
diterapkan di lapangan. Secara tatanan kabel transversal dapat dilihat pada gambar
berikut.
Sistem satu bidang
Sistem ini sangat menguntungkan dari segi estetika karena tidak terjadi
kabel bersilangan yang terlihat oleh pandangan sehingga terlihat penampilan
struktur yang indah. Kabel ditempatkan ditengah-tengah dek dan membatasi dua
arah jalur lalulintas. Untuk jembatan bentang panjang biasanya memerlukan
menara yang tinggi menyebabkan lebar menara di bawah dek sangat besar. Secara
umum jembatan yang sangat panjang atau sangat lebar tidak cocok dengan
penggantung kabel satu bidang.

Sunshine Skyway Bridge, St. Petersburg and Bradenton, Florida

Sistem dua bidang


Penggantung dengan dua bidang dapat berupa dua bidang vertikal sejajar
atau dua bidang miring yang pada sisi atas lebih sempit.

11
Teknik Jembatan II

suspension bridge over savannah georgia usa


Sistem tiga bidang
Pada perencanaan jembatan yang sangat lebar atau membutuhkan jalur
lalulintas yang banyak, akan ditemui torsi yang sangat besar bila menggunakan
sistem kabel satu bidang dan momen lentur yang besar pada tengah balok
melintang bila menggunakan sistem dua bidang. Kejadian ini menyebabkan
gelagar sangat besar dan menjadi tidak ekonomis lagi. Penggunaan penggantung
tiga bidang dapat mengurangi torsi, momen lentur, dan gaya geser yang
berlebihan. Penggunaan penggantung tiga bidang sampai saat ini masih berupa
inovasi dan baru sampai pada tahap desain (Walther,1988)

Gelagar
Bentuk gelagar jembatan cable stayed sangat bervariasi namun yang paling
sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web (Podolny and Scalzi,
1976). Stiffening truss digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan
untuk struktur baja atau beton bertulang maupun beton prategang. Gelagar yang
tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung terbagi atas
dua tipe yaitu :

12
Teknik Jembatan II

1. gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar.
2. gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu susunan box yang dapat
berbentuk persegi panjang atau trapesium.

Kelebihan Jembatan Cable Stayed :


Kabel lurus memberikan kekakuan yang lebih besar dari kabel melengkung.
Disamping itu, analisis non linier tidak perlu dilakukan untuk geometri kabel
lurus. Kabel diangker pada lantai jembatan dan menimbulkan gaya aksial tekan
yang menguntungkan secara ekonomis dan teknis. Tiap – tiap kabel penggantung
lebih pendek dari panjang jembatan secara keseluruhan dan dapat diganti satu
persatu.
Kelemahan Jembatan Cable Stayed
Diperlukan metode pelaksanaan yang cukup teliti jika jembatan Cable
Stayed dibangun dengan bentang yang lebih panjang, bagian yang terkantilever
sangat rentan terhadap getaran akibat angin selama masa konstruksinya. Sama
halnya dengan jembatan penggantung, kabel penggantungnya memerlukan
perawatan yang intensif untuk melindungi dari karat.

Jembatan kabel tetap Sutong Bridge, China

13
Teknik Jembatan II

D. Jembatan Pelengkung
Jembatan pelengkung adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di
kedua sisinya. Desain pelengkung (setengah lingkaran) secara alami akan
mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen
yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping.
Ketika menahan beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas, setiap
bagian pelengkung menerima gaya tekan, karena alasan itulah jembatan
pelengkung harus terdiri dari material yang tahan terhadap gaya tekan.
Walaupun pelengkung tidak mengalami gaya tarik yang membuat
pelengkung lebih efisien dari jembatan balok, namun kekuatan struktur jembatan
pelengkung juga masih dibatasi. Misal, untuk jembatan yang struktur utamanya
diatas lantai kendaraan, semakin besar sudut kelengkungannya (semakin tinggi
lengkungannya) maka pengaruh gaya tekan akan semakin kecil, namun itu berarti
bentangnya menjadi lebih kecil, jika diinginkan membuat jembatan pelengkung
dengan bentang panjang, maka sudut pelengkung harus diperkecil sehingga gaya
tekanpun menjadi lebih besar dan diperlukan abutmen yang lebih besar untuk
menahan gaya horizontal tersebut. Jadi sama seperti jembatan balok bentang dari
jembatan pelengkung juga dibatasi hingga 50 sampai 150 m.
Bentuk melengkung dari struktur memungkinkan berat sendiri struktur
disalurkan ke pondasi sebagai gaya normal tekan tanpa lenturan. Hal ini sangat
penting untuk material pasangan batu dan beton yang memiliki kuat tekan relatif
sangat tinggi dibandingkan kuat tariknya., bahan tersebut juga memiliki kekakuan
yang sangat besar sehingga faktor tekukan akibat gaya aksial tekan tidak menjadi
masalah utama.
Karena bentuk struktur utamanya yang melengkung maka diperlukan lantai
kerja untuk lalu lintas yang bisa diletakkan diatas, dibawah, atau diantara struktur
utamanya. Untuk struktur pelengkung yang dikakukan oleh lantai kerjanya (Deck
Stiffened-arch) atau jembatan pelengkung yang struktur utamanya diatas lantai
kerja, seperti pada jembatan Sydney Harbour, Australia, lantai kerja tersebut harus
lebih tebal dari pelengkungnya karena lantai kerja harus dapat mengatasi dari
kemungkinan melentur/menekuk dan pelengkung tetap menerima gaya tekan.

14
Teknik Jembatan II

Pada beberapa jembatan, lantai kerja bisa lebih tipis dari balok sedehana biasa
karena berat sendirinya sudah ditopang oleh pelengkung dan pelengkung bisa juga
lebih tipis dari pelengkung biasa karena sudah dikakukan oleh balok diatasnya.
Karena alasan inilah jembatan pelengkung bisa membentang lebih panjang dari
jembatan balok.
Efesiensi pemakaian struktur pelengkung akan lebih tinggi lagi jika
lokasinya tepat seperti lembah ataupun sungai yang dalam dimana pondasi
melengkung terletak pada tanah keras. Masuk akal apabila jembatan pelengkung
adalah salah satu jembatan paling sederhana karena jika kita membangun
jembatan pelengkung di atas tanah keras kita hanya memerlukan pelengkung
tanpa memerlukan bagian yang lain. Tanah keras tersebut bisa berperan sebagai
abutmen dan kita bisa menempatkan tanah atau batu disampingnya dengan sudut
yang tepat.
Kegunaan dari abutmen ini adalah untuk membuat tegangan yang terjadi
akibat dorongan pelengkung menurun sampai pada titik yang bisa dipikul oleh
tanah karena tanah mampu menerima tekan dan tanah tidak akan bergerak lagi
(selama tegangan tanah lebih besar dari tegangan yang terjadi), biasanya juga ada
gaya geser yang bekerja di daerah dekat abutmen.
Jembatan pelengkung pada awalnya terbuat dari batu, bata, besi cor, besi
tempa dan baja. Saat ini jembatan pelengkung seperti beton pratekan dan baja
membuat jembatan pelengkung bisa dibuat lebih panjang dan lebih elegan

Kelebihan Jembatan Pelengkung


1. Keseluruhan bagian pelengkung menerima tekan, dan gaya tekan ini
ditransfer ke abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah dibawah
pelengkung. Tanpa gaya tarik yang diterima oleh pelengkung
memungkinkan jembatan pelengkung bisa dibuat lebih panjang dari
jembatan balok dan bisa menggunakan material yang tidak mampu
menerima tarik dengan baik seperti beton.
2. Bentuk jembatan pelengkung adalah inovasi dari peradaban manusia yang
memiliki nilai estetika tinggi namun memiliki struktur yang sangat kuat

15
Teknik Jembatan II

yang terbukti jembatan pelengkung Romawi kuno masih berdiri sampai


sekarang.
Kekurangan Jembatan Pelengkung
Konstruksi jembatan pelengkung lebih sulit daripada jembatan balok karena
pembangunan jembatan ini memerlukan metode pelaksanaan yang cukup rumit
karena struktur belum dikatakan selesai sebelum kedua bentang bertemu di
tengah-tengah. Salah satu tekniknya dengan membuat "scaffolding" dibawah
bentang untuk menopang struktur sampai bertemu dipuncak. Metode yang terbaru
adalah dengan menopang batang dengan kabel yang diangkerkan di tanah di tiap
sisi jembatan. Dalam situasi dimana terdapat muka air atau jalan raya dibawah
struktur yang dibangun, metode ini membuat kontraktor bisa membangun tanpa
menggangu lalu lintas.

Salah satu jembatan pelengkung yang paling revolusioner adalah Natchez


Trace Bridge di Franklin, Tennessee yang resmi dibuka pada tahun 1994. Ini
adalah jembatan Amerika pertama yang dibangun dari segmen-segmen beton pra-
tekan, material yang paling ekonomis. Biasanya jembatan pelengkung terdapat
tiang vertikal antara pelengkung dan lantai kendaraan (disebut spandrel), namun
pada jembatan ini didisain tanpa spandrel untuk menciptakan ruang yang lebih
terbuka dan penampilan yang lebih estetik. Hasilnya seluruh beban hidup ditahan
oleh puncak pelengkung yang menyatu dengan lantai kendaraan.

16
Teknik Jembatan II

17

Anda mungkin juga menyukai