Jembatan Bentang Panjang
Jembatan Bentang Panjang
1
Teknik Jembatan II
Jembatan rangka batang ada beberapa tipe. Disain, lokasi, dan bahan-bahan
peyusunnya menentukan tipe rangka batang apa yang akan dipakai. Pada awal
masa revolusi industri, jembatan balok dengan tambahan rangka batang
berkembang sangat cepat di Amerika. Salah satu rangka batang yang terkenal
adalah rangka batang Howe, yang dipatenkan oleh William pada tahun 1840.
Inovasinya merupakan perkembangan dari rangka batang Kingpost, bedanya
ditambahkan batang vertikal diantara batang diagonalnya.
2
Teknik Jembatan II
3
Teknik Jembatan II
B. Jembatan Gantung
Jembatan gantung adalah jenis konstruksi jembatan yang menggunakan
kabel-kabel baja sebagai penggantungnya, dan terentang di antara menara-menara.
Setiap ujung kabel-kabel penggantung tersebut ditanamkan pada jangkar yang
tertanam di pinggiran pantai. Perhatikanlah Gambar 5. Jembatan gantung
menyangga bebannya dengan cara menyalurkan beban tersebut (dalam bentuk
tekanan oleh gaya-gaya) melalui kabel-kabel baja menuju menara penyangga.
Kemudian, gaya tekan tersebut diteruskan oleh menara penyangga ke tanah.
Jembatan gantung ini memiliki perbandingan antara kekuatan terhadap berat
jembatan yang paling besar, jika dibandingkan dengan jenis jembatan lainnya.
Oleh karena itu, jembatan gantung dapat dibuat lebih panjang, seperti Jembatan
Akashi-Kaikyo di Jepang yang memiliki panjang rentang antarmenara 1780 m.
Salah satu tipe bentuk jembatan adalah jembatan gantung. Tipe ini sering
digunakan untuk jembatan bentang panjang. Pertimbangan pemakaian tipe
jembatan gantung adalah dapat dibuat untuk bentang panjang tanpa pilar
ditengahnya. Jembatan gantung terdiri atas pelengkung penggantung dan batang
4
Teknik Jembatan II
penggantung (hanger) dari kabel baja, dan bagian yang lurus berfungsi
mendukung lalulintas (dek jembatan)
Selain bentang utama, biasanya jembatan gantung mempunyai bentang luar
(side span) yang berfungsi untuk mengikat atau mengangkerkan kabel utama pada
balok angker. Walaupun pada kondisi tertentu terdapat keadaan dimana kabel
utama dapat langsung diangkerkan pada ujung jembatan dan tidak memungkinkan
adanya bentang luar, bahkan kadangkala tidak membutuhkan dibangunnya pilar.
Berkaitan dengan bentang luar (side plan) terdapat bentuk struktur jembatan
gantung sebagai berikut:
1. Bentuk batang luar bebas (side span free)
Pada batang luar kabel utama tidak menahan/dihubungkan dengan lantai
jembatan oleh hanger, jadi tidak terdapat hanger pada batang luar. Disebut
juga dengan tipe straight backstays atau kabel utama pada bentang luar
berbentuk lurus.
2. Bentuk bentang luar digantungi (side span suspended)
Pada bentuk kabel ini kabel utama pada bentang luar menahan struktur lantai
jembatan dengan dihubungkan oleh hanger.
5
Teknik Jembatan II
6
Teknik Jembatan II
terdapatnya elemen struktur kaku pada jembatan. Dalam hal ini bagian lurus yang
berfungsi untuk mendukung lantai lalu lintas berupa struktur sederhana, yaitu
berupa balok kayu biasa atau bahkan mungkin terbuat dari bambu. Dalam
perhitungan struktur secara keseluruhan, struktur pendukung lantai lalulintas ini
kekakuannya (EI) dapat diabaikan, sehingga seluruh beban mati dan beban lalu
lintas akan didukung secara penuh oleh kabel baja melalui hanger
Jembatan gantung dengan pengaku mempunyai dua dasar bentuk umum, yaitu:
Tipe rangka batang kaku (stiffening truss)
Pada tipe ini jembatan mempunyai bagian yang kaku atau diperkaku yaitu pada
bagian lurus pendukung lantai jembatan (dek) yang dengan hanger dihubungkan
pada kabel utama.
Tipe rantai kaku (braced chain)
Pada tipe ini bagian yang kaku atau diperkaku adalah bagian yang berfungsi
sebagai kabel utama.
7
Teknik Jembatan II
Sistem Kabel
Kabel merupakan bahan atau material utama dalam struktur jembatan gantung.
Karakteristik kabel kaitannya dengan struktur jembatan gantung antara lain:
Mempunyai penampang yang seragam/homogen pada seluruh bentang
Tidak dapat menahan momen dan gaya desak,
Gaya-gaya dalam yang bekerja selalu merupakan gaya tarik aksial,
Bentuk kabel tergantung pada beban yang bekerja padanya,
Bila kabel menderita beban terbagi merata, maka wujudnya akan merupakan
lengkung parabola,
Pada jembatan gantung kabel menderita beberapa beban titik sepanjang
beban mendatar.
Schodek (1991) menyatakan bahwa kabel bersifat fleksibel cenderung
berubah bentuk drastis apabila pembebanan berubah. Dalam hal pemakaiannya
kabel berfungsi sebagai batang tarik.
Menara (Tower)
Menara pada sistem jembatan gantung akan menjadi tumpuan kabel utama.
Beban yang dipikul oleh kabel selanjutnya diteruskan ke menara yang kemudian
disebarkan ke tanah melalui pondasi. Konstruksi menara dapat juga berupa
konstruksi cellular, yang terbuat dari pelat baja lembaran, baja berongga, atau
beton bertulang.
8
Teknik Jembatan II
Apabila lantai kerja tidak cukup kaku, maka jembatan penggantung akan
bergoyang dan menjadi tidak stabil jika terkena angin dan getaran akibat
resonansi, seperti pada jembatan Tacoma Narrows, Seattle, Amerika dan
jembatan Millenium, River Thames, London.
9
Teknik Jembatan II
Pada dasarnya komponen utama jembatan cable stayed terdiri atas gelagar,
sistem kabel , dan menara atau pylon.
a). Sistem kabel
Sistem kabel merupakan salah satu hal mendasar dalam perencanaan
jembatan cable stayed. Kabel digunakan untuk menopang gelagar di antara dua
tumpuan dan memindahkan beban tersebut ke menara. Secara umum sistem kabel
dapat dilihat sebagai tatanan kabel transversal dan tatanan kabel longitudinal.
Pemilihan tatanan kabel tersebut didasarkan atas berbagai hal karena akan
memberikan pengaruh yang berlainan terhadap perilaku struktur terutama pada
bentuk menara dan tampang gelagar. Selain itu akan berpengaruh pula pada
metode pelaksanaan, biaya dan arsitektur jembatan. Sebagian besar struktur yang
sudah dibangun terdiri atas dua bidang kabel dan diangkerkan pada sisi-sisi
gelagar (Walther, 1988). Namun ada beberapa yang hanya menggunakan satu
bidang. Penggunaan tiga bidang atau lebih mungkin dapat dipikirkan untuk
jembatan yang sangat lebar agar dimensi balok melintang dapat lebih kecil.
10
Teknik Jembatan II
11
Teknik Jembatan II
Gelagar
Bentuk gelagar jembatan cable stayed sangat bervariasi namun yang paling
sering digunakan ada dua yaitu stiffening truss dan solid web (Podolny and Scalzi,
1976). Stiffening truss digunakan untuk struktur baja dan solid web digunakan
untuk struktur baja atau beton bertulang maupun beton prategang. Gelagar yang
tersusun dari solid web yang terbuat dari baja atau beton cenderung terbagi atas
dua tipe yaitu :
12
Teknik Jembatan II
1. gelagar pelat (plate girder), dapat terdiri atas dua atau banyak gelagar.
2. gelagar box (box girder), dapat terdiri atas satu susunan box yang dapat
berbentuk persegi panjang atau trapesium.
13
Teknik Jembatan II
D. Jembatan Pelengkung
Jembatan pelengkung adalah struktur setengah lingkaran dengan abutmen di
kedua sisinya. Desain pelengkung (setengah lingkaran) secara alami akan
mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju ke abutmen
yang menjaga kedua sisi jembatan agar tidak bergerak kesamping.
Ketika menahan beban akibat berat sendiri dan beban lalu lintas, setiap
bagian pelengkung menerima gaya tekan, karena alasan itulah jembatan
pelengkung harus terdiri dari material yang tahan terhadap gaya tekan.
Walaupun pelengkung tidak mengalami gaya tarik yang membuat
pelengkung lebih efisien dari jembatan balok, namun kekuatan struktur jembatan
pelengkung juga masih dibatasi. Misal, untuk jembatan yang struktur utamanya
diatas lantai kendaraan, semakin besar sudut kelengkungannya (semakin tinggi
lengkungannya) maka pengaruh gaya tekan akan semakin kecil, namun itu berarti
bentangnya menjadi lebih kecil, jika diinginkan membuat jembatan pelengkung
dengan bentang panjang, maka sudut pelengkung harus diperkecil sehingga gaya
tekanpun menjadi lebih besar dan diperlukan abutmen yang lebih besar untuk
menahan gaya horizontal tersebut. Jadi sama seperti jembatan balok bentang dari
jembatan pelengkung juga dibatasi hingga 50 sampai 150 m.
Bentuk melengkung dari struktur memungkinkan berat sendiri struktur
disalurkan ke pondasi sebagai gaya normal tekan tanpa lenturan. Hal ini sangat
penting untuk material pasangan batu dan beton yang memiliki kuat tekan relatif
sangat tinggi dibandingkan kuat tariknya., bahan tersebut juga memiliki kekakuan
yang sangat besar sehingga faktor tekukan akibat gaya aksial tekan tidak menjadi
masalah utama.
Karena bentuk struktur utamanya yang melengkung maka diperlukan lantai
kerja untuk lalu lintas yang bisa diletakkan diatas, dibawah, atau diantara struktur
utamanya. Untuk struktur pelengkung yang dikakukan oleh lantai kerjanya (Deck
Stiffened-arch) atau jembatan pelengkung yang struktur utamanya diatas lantai
kerja, seperti pada jembatan Sydney Harbour, Australia, lantai kerja tersebut harus
lebih tebal dari pelengkungnya karena lantai kerja harus dapat mengatasi dari
kemungkinan melentur/menekuk dan pelengkung tetap menerima gaya tekan.
14
Teknik Jembatan II
Pada beberapa jembatan, lantai kerja bisa lebih tipis dari balok sedehana biasa
karena berat sendirinya sudah ditopang oleh pelengkung dan pelengkung bisa juga
lebih tipis dari pelengkung biasa karena sudah dikakukan oleh balok diatasnya.
Karena alasan inilah jembatan pelengkung bisa membentang lebih panjang dari
jembatan balok.
Efesiensi pemakaian struktur pelengkung akan lebih tinggi lagi jika
lokasinya tepat seperti lembah ataupun sungai yang dalam dimana pondasi
melengkung terletak pada tanah keras. Masuk akal apabila jembatan pelengkung
adalah salah satu jembatan paling sederhana karena jika kita membangun
jembatan pelengkung di atas tanah keras kita hanya memerlukan pelengkung
tanpa memerlukan bagian yang lain. Tanah keras tersebut bisa berperan sebagai
abutmen dan kita bisa menempatkan tanah atau batu disampingnya dengan sudut
yang tepat.
Kegunaan dari abutmen ini adalah untuk membuat tegangan yang terjadi
akibat dorongan pelengkung menurun sampai pada titik yang bisa dipikul oleh
tanah karena tanah mampu menerima tekan dan tanah tidak akan bergerak lagi
(selama tegangan tanah lebih besar dari tegangan yang terjadi), biasanya juga ada
gaya geser yang bekerja di daerah dekat abutmen.
Jembatan pelengkung pada awalnya terbuat dari batu, bata, besi cor, besi
tempa dan baja. Saat ini jembatan pelengkung seperti beton pratekan dan baja
membuat jembatan pelengkung bisa dibuat lebih panjang dan lebih elegan
15
Teknik Jembatan II
16
Teknik Jembatan II
17