Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
Jalan Prof. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang Telp. 024-76486851, 76486853
Website: fe.undip.ac.id Akademik: http://simaweb.fe.undip.ac.id Email: feb@undip.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 2020/2021

Mata Kuliah : PEREKONOMIAN INDONESIA Hari : Rabu


Kelas : Manajemen Kelas B,C,D
IESP Kelas B, C
Dosen : Achma Hendra Setiawan, S.E., M.Si Tanggal : 16 Juni 2021
Dr. Nugroho Sumarjiyanto B.M., MSi.
Presensi: 10.00 – 12.00 WIB

Sifat : Take Home Exam Waktu : 3 hari

PERHATIAN:
1. LJU UAS dibuat secara berkelompok sesuai kelompok presentasi dan diskusi yang telah ada.
2. Tuliskan nama anggota kelompok secara lengkap, NIM, kelas, program studi, nama Dosen Penguji dan
nama komting.
3. Pastikan seluruh anggota kelompok tertulis dalam LJU karena sekaligus sebagai bukti presensi.
4. LJU UAS ditulis rapi dalam format MS Word, dengan huruf Times New Roman, ukuran font 12 dan jarak
pengetikan 1,5 spasi.
5. Setiap kelompok dilarang copy-paste jawaban dari kelompok lain karena membawa konsekuensi nilai
baik bagi kelompok yang meng-copy maupun yang di-copy.
6. LJU UAS setiap kelompok dikumpulkan kepada komting terlebih dahulu dalam satu folder, untuk
selanjutnya dikirimkan secara bersamaan (kolektif) via email kepada Dosen Penguji paling lambat pada
hari Sabtu 19 Juni 2021
7. Jawaban dikirim ke email nugroho.sbm@gmail.com dan ke Assignment di MS Teams
8. Keterlambatan pengumpulan / pengiriman LJU UAS kepada Dosen Penguji akan berdampak pada nilai.

1. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa dalam rangka menalangi dan
mendorong perekonomian agar bertahan di tengah tekanan pandemic Covid-19, maka defisit
APBN per April 2021 mencapai Rp 138,1 triliun atau setara dengan 0,83 % dari PDB.
Selanjutnya, Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa pada awalnya defisit APBN 2021
ditargetkan sebesar 4,17% dari PDB, namun kemudian ditingkatkan menjadi 4,70% dari PDB.
Pada akhirnya di dalam sidang kabinet, Presiden Joko Widodo memutuskan akan memperlebar
defisit APBN menjadi 5,20% dari PDB pada tahun ini, lebih tinggi lagi dari desain awal yang
sudah disepakati.
a. Apakah dengan menetapkan target defisit APBN sebesar 5,20% dari PDB itu merupakan
suatu langkah yang aman, tepat, dan legal ? Jelaskan argumentasi Anda !
b. Sebutkan upaya-upaya Pemerintah untuk mengatasi atau menutup defisit APBN 2021
tersebut !

2. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indenesia pada tanggal 18-19 Maret 2020 memutuskan
untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-Rate) menjadi 4,50%. Selanjutnya dari
hasil RDG-BI pada tanggal 24-25 Mei 2021, BI telah memutuskan untuk mempertahankan BI-
Rate sebesar 3,50%. Sementara itu Giro Wajib Minimum (GWM) rerata rupiah diturunkan dari
5,5% (16 Maret 2020) menjadi 3,5% (16 April 2021). Menurut BI, kebijakan moneter tetap
akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran 3% sebagai
langkah antisipatif untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Menurut pendapat
Anda, jenis kebijakan moneter apa yang diterapkan di Indonesia pada akhir-akhir ini ? Apakah
kebijakan moneter tersebut sudah berjalan dengan efektif ?

3. Berdasarkan laporan Indeks Kemudahan Berbisnis (Ease of Doing Business Index) yang dirilis
Bank Dunia (Mei 2019), Indonesia menempati peringkat ke-73 dari 190 negara.
Indeks Kemudahan Berbisnis (EODB Index) adalah sebuah indeks yang dibuat oleh Bank Dunia,
di mana peringkat yang tinggi menunjukkan peraturan untuk berbisnis yang lebih baik
(biasanya lebih sederhana) dan kuatnya perlindungan atas hak milik. Sebagai ilustrasi, untuk
memulai bisnis di Indonesia dibutuhkan 11 prosedur, waktu 22 hari dan biaya 10,9 % dari
pendapatan per kapita. Banyaknya proses perizinan yang belum memiliki kejelasan prosedur,
berbelit-belit, tidak transparan, waktu yang tidak menentu dan tingginya biaya yang harus
dikeluarkan, belum lagi masih adanya pungutan-pungutan yang tidak resmi (pungutan liar)
menyebabkan terhambatnya investasi di Indonesia.
a. Sebutkan dan jelaskan dengan singkat upaya-upaya Pemerintah untuk mengatasi masalah
birokrasi perizinan usaha yang panjang, mahal, rumit dan berbelit !
b. Bagaimana menurut pendapat Anda, apakah upaya tersebut sudah memberikan perubahan
iklim berbisnis yang lebih baik ?

4. Pada tahun 2020, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) secara keseluruhan pernah mencatat
surplus sebesar US$ 2,6 miliar, akan tetapi masih terjadi defisit transaksi berjalan (CAD) yang
mencapai US$ 4,7 miliar atau setara dengan 0,4% dari PDB. Pertanyaan: (a) Mengapa NPI
secara keseluruhan surplus meskipun masih terdapat CAD ?
Selanjutnya, dari laporan BI dalam Neraca Pembayaran Indonesia diketahui bahwa defisit
transaksi berjalan (CAD) pada Kuartal I-2021 tercatat sebesar USD 850 juta atau setara
dengan 0,3% dari PDB. Defisit kecil ini disebabkan oleh perbaikan impor pada Kuartal I-2021
seiring dengan adanya progres pemulihan ekonomi. Pada akhir tahun 2021 secara
keseluruhan diperkirakan CAD akan mencapai kisaran 1,88% dari PDB. Pertanyaan: (b)
Sebutkan dan jelaskan secara singkat faktor-faktor apa saja yang menyebabkan defisit
transaksi berjalan tersebut !

5. UU No. 19 Tahun 2019 tentang KPK yang ditetapkan secara resmi sejak tanggal 17 Oktober
2019 telah menggantikan UU No. 30 Tahun 2002 tentang KPK. Pada tahun 2018, ketika KPK
masih dipimpin oleh Agus Raharjo, tercatat KPK telah melakukan 30 OTT dengan menetapkan
121 tersangka kasus korupsi. Setelah memasuki tahun 2020, ketika KPK dipimpin oleh Firli
Bahuri, KPK hanya melakukan 7 OTT dan menetapkan 37 tersangka kasus korupsi.
a. Apakah perubahan undang-undang tentang KPK tersebut memang berpengaruh terhadap
kinerja pemberantasan korupsi ? Jelaskan argumentasi Anda !
b. Apakah korupsi itu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi (grease the wheel) ataukah
sebaliknya, korupsi justru manjadi penghambat pertumbuhan ekonomi (sand the wheel) ?
Jelaskan argumentasi Anda !

6. Dari statistik utang luar negeri yang dirilis BI pada bulan Januari 2021, Utang Luar Negeri
(ULN) Indonesia mencapai 420,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 6.100 triliun (kurs Rp
14.500 per dolar AS) yang terdiri dari ULN Sektor Publik (Utang Pemerintah dan BI) sebesar
Rp 3.056 triliun serta Utang Swasta (termasuk BUMN) sebesar Rp 3.044 triliun. Rasio ULN
terhadap PDB sebesar 39,5% sedangkan rasio pembayaran utang DSR pada akhir Kuartal I-
2021 tercatat sebesar 26,69%. Menurut BI, struktur ULN Indonesia saat ini tetap sehat dengan
didukung prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
a. Coba bandingkan posisi ULN Indonesia dengan menggunakan indikator rasio ULN
terhadap PDB dan dengan menggunakan indikator DSR. Bagaimana menurut pendapat
Anda ?
b. Menurut pendapat Anda, apakah ULN Indonesia sudah dikelola dengan baik ? Jelaskan
argumentasi Anda dengan ringkas !

***

Anda mungkin juga menyukai