Anda di halaman 1dari 3

Tolak Ukur Kinerja Dewan Kerja

Kwartir yang tidak memiliki Dewan Kerja disebut dengan Kwartir yang tidak lengkap.
Oleh karena itu, untuk melengkapi Kwartir dan sebagai pembantu pengelola kegiatan Kwartir
dibentuklah Dewan Kerja yang masa baktinya mengikuti masa bakti Kwartir. Sebagai badan
kelengkapan Kwartir, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dewan Kerja
bertanggungjawab kepada Kwartir dan Musppanitera sebagai bentuk realisasi akan amanat yang
telah disepakati bersama.
Namun pada kenyataannya mengelola Dewan Kerja tidak semudah membentuknya. Asal
mengikuti seleksi dengan niat mencari pengalaman menjadi modal terbesar bagi kebanyakan
anggota Dewan Kerja dalam memasuki organisasi. Dewan Kerja memang tempat untuk belajar
dan mendewasakan diri, tetapi tidak seharusnya anggota Dewan Kerja berdiam saja hanya karena
merasa perlu belajar lagi dan belum bisa. Seharusnya, memasuki Dewan Kerja dijadikan
kesempatan yang baik untuk dimanfaatkan melalui pengeksekusian setiap hak dan kewajiban di
Dewan Kerja. Tak hanya itu, adanya perbedaan pandangan antar anggota Dewan Kerja dapat
memicu ketidakharmonisan dalam organisasi. Ketika sebuah organisasi sudah tidak harmonis,
hal ini akan berdampak kepada keberhasilan tujuan dari Dewan Kerja sendiri, seperti
terhambatnya program Dewan Kerja yang sudah dirancang sejak awal. Maka dari itu, tolak ukur
keberhasilan Dewan Kerja diukur oleh 2 (dua) faktor, yaitu program kerja Dewan Kerja dan
SDM (Sumber Daya Manusia) yang akan melaksanakan program kerjanya.
Menurut PPDK 005 Tahun 2017 Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
yang selanjutnya disingkat Dewan Kerja adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi
kepemimpinan di tingkat Kwartir yang beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
Putri putra, sebagai bagian integral dari Kwartir dan berkedudukan sebagai badan kelengkapan
Kwartir yang diberi wewenang dan kepercayaan untuk mengelola pembinaan dan kegiatan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega sesuai prinsip "dari, oleh dan untuk Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega dengan bimbingan orang dewasa", yang pengelolaannya bersifat kolektif
dan kolegial.
Program kerja menjadi komponen penting bagi organisasi dalam mencapai sebuah tujuan.
program kerja yang baik adalah program kerja yang menghasilkan manfaat bagi pelaksana
maupun sasaran dari program kerja itu sendiri. Di dalam sebuah organisasi terdapat program
kerja yang telah di susun sedemikian rupa untuk dilaksanakan. Dalam hal ini yang dimaksud
program kerja adalah susunan rencana kegiatan kerja yang sudah dirancang dan telah disepekati
bersama untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Program kerja harus dibuat secara
tearah, sebab akan menjadi pegangan organisasi dalam mencapai sebuah tujuan dan dapat
menjadi sebuah tolak ukur dalam pencapaian target saat akan melakukan pekerjaan.
Manfaat Program Kerja
Adapun manfaat dari program kerja yaitu:
a. Memunculkan rasa kebersamaan di dalam organisasi
di dalam melaksanakan program kerja, sebelumnya harus ada perencanaan terlebih
dahulu, berupa persiapan dan lain-lain. Hal ini akan menimbulkan kebersamaan satu
sama lain.
b. Memunculkan rasa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing
Karena merealisasikan program kerja merupakan tugas bersama, maka setiap individu
dalam organisasi akan memikul masalah mereka bersama. Sehingga akan menimbulkan
rasa tanggungjawab secara langsung maupun tidak langsung.
c. Citra baik organisasi
Program kerja yang baik akan memberikan dampak yang baik bagi organisasi, baik dari
segi pengemasannya yang menark, kegiatan yang menantang dan membuat berkesan,
atau hal lainnya. Maka dari itu, hal ini akan memberikan citra yang baik bagi organisasi.

Program kerja Dewan Kerja harus disesuaikan dengan kultur budaya yang ada di
daerahnya masing-masing, hal ini akan berpengaruh pada Branding dewan Kerja itu sendiri.
Selain itu, program kerja yang ada harus bisa menarik minat dan bakat Pramuka agar semakin
menggemari Pramuka. namun dalam melaksanakan program kerja kita membutuhkan Sumber
Daya Manusia unggul yang akan merealisasikan program kerja tersebut. Maka ketika sudah ada
SDM yang unggul, kita perlu membuat MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) yang baik.
MSDM adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan,
pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi
atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Karakteristik Kualitas Sumber Daya Manusia menurut Ruky (2006:16) dalam buku
“SDM berkualitas mengubah visi menjadi realitas” mengatakan bahwa karakteristik atau ciri-ciri
SDM berkualitas ialah :
1. Memiliki pengetahuan penuh tentang tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
2. Memiliki pengetahuan (knowledges) yang diperlukan, terkait dengan pelaksanaan
tugasnya secara penuh.
3. Mampu melaksanakan tugas-tugas yang harus dilakukannya karena mempunyai
keahlian/keterampilan (skills) yang diperlukan.
4. Bersikap produktif, inovatif/kreatif, mau bekerja sama dengan orang lain, dapat
dipercaya, loyal, dan sebagainya
Hasibuan (2007:72-73) mengelompokkan jenis pengembangan menjadi dua yaitu:
a. Pengembangan secara informal yaitu individu atas keinginan dan usaha sendiri melatih
dan mengembangkan dirinya dengan mempelajari buku-buku literatur yang ada
hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya. Hal ini menunjukkan karyawan tersebut
memilki keinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan kerjanya.
b. Pengembangan secara formal yaitu individu ditugaskan untuk mengikuti pendidikan dan
latihan.

Anda mungkin juga menyukai