Anda di halaman 1dari 13

MAKAL A H T U G A S P E R T E MUAN KE-13

SEJARAH TEKSTIL TENUN


TROSO JEPARA DAN
RAGAM MOTIFNYA

DISUSUN OLEH :
VANDA NOOR HALIZA
NIM C0920049
KELAS B
DESAIN KRIYA SENI TEKSTIL
PENDAHULUAN
Sejarah adalah segala Tenun Troso merupakan kekayaan
kejadian yang ada warisan leluhur yang harus selalu
hubungannya dengan dilestarikan sehingga dapat memperkuat
kegiatan manusia identitas bangsa. Di samping itu, tenun
sedemikian rupa sehingga Troso dapat menjadi wadah berbagai
mengakibatkan adanya aktivitas yang memberikan dampak
perubahan politik, sosial, positif bagi masyarakat. Tenun Troso
ekonomi, dan kebudayaan bukan sekedar produk kerajinan rakyat
pada waktu serta tempat yang estetis semata, tetapi juga memiliki
tertentu barang-barang fungsi yang terkandung di dalam nama-
tenun nama motif tenun Troso
Pengertian Sejarah menurut para Ahli
1. Menurut Muhammad Yamin adalah ilmu pengetahuan yang
disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat
dibuktikan dengan bahan kenyataan
2. Menurut Herodotus adalah satu kajian untuk menceritakan
suatu perputaran jatuh bangunnya seseorang tokoh,
masyarakat, dan peradaban
3. Menurut Aristoteles adalah satu sistem yang meneliti suatu
kejadian sejak awal tersusun dalam bentuk kronologi

Pengertian Tekstil menurut para Ahli


Menurut Goet Poespo, Kain merupakan jenis bahan tekstil yang
diolah sedemikian rupa dengan menyilangkan benang lusi dan
benang pakan. Serat tekstil dapat dikelompokkan atas dua yaitu
serat alam dan serat buatan. Untuk serat buatan dibagi menjadi
dua yaitu serat setengah buatan dan serat sintetis
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sejarah dan Tekstil Secara Umum
Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul
(keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (‫ ﺷﺠﺮة‬: šajaratun) yang artinya pohon
Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang
pandai. Kemudian dalam Bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia.
Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi
Tekstil adalah material fleksibel yang terbuat dari tenunan benang. Tekstil dibentuk
dengan cara penyulaman, penjahitan, pengikatan, dan cara ''pressing''.
Tekstil juga dapat diartikan jalinan antara lungsin dan pakan atau dapat dikatakan sebuah
anyaman yang mengikat satu sama lain, tenunan dan rajutan.
Istilah tekstil dalam pemakaiannya sehari-hari sering disamakan dengan istilah kain.
Namun ada sedikit perbedaan antara dua istilah ini, tekstil dapat digunakan untuk
menyebut bahan apapun yang terbuat dari tenunan benang, sedangkan kain merupakan
hasil jadinya, yang sudah bisa digunakan.
2. Pengertian Sejarah Tenun Troso Jepara
Troso merupakan salah satu desa di Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Troso dikenal
sebagai sentra industri tenun Troso, salah satu penghasil kerajinan tenun di Jawa Tengah. Tenun
Troso merupakan komoditas kedua Kabupaten Jepara setelah kerajinan ukir kayu
Tenun Troso pada awalnya diciptakan sebagai kebutuhan sandang masyarakat setempat, yang
diprakarsai oleh Ki Senu dan Nyi Senu yang digunakan untuk menemui ulama besar yang
disegani yaitu mbah Datuk Gunardi Singorejo. Mbah Datuk ini adalah figur yang pada saat itu
sedang menyebarkan agama Islam di Desa Troso.
Pada saat tahun 60-an terjadi sebuah perkembangan signifikan pada industri tenun di daerah ini.
Dimana saat itu para perajin tenun secara besar-besaran mulai beralih menggunakan Alat Tenun
Bukan Mesin (ATBM) menggantikan alat tenun tradisional.
Saat itu adalah masa keemasan dan kejayaan Kain Tenun Troso. Namun pada akhir tahun 70-an
industri tenun Troso mulai mengalami kelesuan ekonomi. Banyak perusahaan tenun mengalami
gulung tikar. Peristiwa ini diakibatkan karena mulai berdirinya perusahaan tenun besar di
Indonesia yang menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM). Pengrajin tradisional tak mampu bersaing
dalam hal harga sehingga industri tenun tradisional tidak berkembang dan bahkan banyak
mengalami kebangkrutan.
Pada awal tahun 80-an, industri Tenun Troso sempat mengalami kebangkitan. Unit-unit usaha di
pedesaan sempat tumbuh kembali. Produksi tenun tradisional Troso muncul kembali di pasaran.
Namun hal ini tidak berlangsung lama. Periode sulit mulai menghampiri lagi industri tenun ini
sekitar tahun 1985-1988. Kondisi pasar lesu dan banyak pengusaha tenun mengalami
kebangkrutan kembali.
Tenun Troso masih bertahan sampai saat ini karena para pengrajin tenun Troso myulai tahun
2000 melakukan berbagai inovasi terhadap kain-kain tenun yang mereka produks. Karena
inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para pengrajin tenun Troso itu semakin dikembangkan, maka
perjalanan tenun Troso sendiri terus mengalami perkembangan, terutama setelah krisis moneter
yang terjadi pada tahun 90-an.

3. Kondisi Tenun Troso Jepara Masa Kini


Insting bisnis yang tertinggi pada sebagian warga Troso telah menggugah daya kreativitas
mereka. Ini dapat dilihat dari performa kain Troso sekarang yang sangat variatif, kaya warna, dan
kaya motif, bahkan dibuat dari berbagai bahan alternatif seperto : serat sutera, serat pisang, serat
nanas, bulu ayam, dan sebagainya
Kreativitas serta kemampuan mengadopsi dan mengadaptasi jenis kain tenun ikat lainnya inilah
yang antara lain berhasil memperpanjang umur kain Troso sebagai kain tradisional bernilai tinggi,
sehingga tidak hilang di tengah arus zaman. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa perusahaan yang
masih bertahan, dan dalam perkembangannya menunjukkan peningkatan dalam bidang
produksi maupun pemasarannya.

Pemerintah pun turut andil dalam mengembangkan sektor produksi Tenun Troso, dengan cara
meningkatkan sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM). Selain itu dengan cara membuat
terobosan-terobosan desain produk baru atau biasa disebut inovasi produk, Dengan begitu akan
menciptakan sebuah selera pasar yang dinamis dari masa ke masa.

Selain IKM, pemerintah juga menyediakan workshop pembuatan tenun Troso, ajang pameran
yang baru-baru ini diselenggarakan di Jakarta dalam kegiatan pameran tekstil Indonesia, salah
satu peserta tenun dari Troso memperagakan bagaimana cara menenun dengan teknik ikat
pakan dengan menggunakan ATBM diekitar stage barang yang digunakan untuk memamerkan
hasil produksi para pengrajin
4. Teknik Pembuatan Tenun Troso Jepara
Tenun merupakan selembar kain yang terjadi karena proses persilangan benang-benang
memanjang (lungsi) dan benang melebar (pakan) kemudian ditenun sesuai motif-motif yang
sebelumnya telah dibuat berdasarkan pola anyam tertentu dengan menggunakan alat tenun,
baik berupa alat tenun gedhog maupun ATBM.
Meskipun berbeda penggunaan jenis alat tenun tersebut, namun cara bekerja alat-alat tenun
tersebut tidaklah terlalu berbeda. Namun demikian, hasil tenunan di berbagai daerah di
Indonesia memiliki karakter dan jenis masing-masing sehingga memperkaya keanekaragaman
kerajinan tenun di Indonesia. Salah satu hasil tenun masyarakat Indonesia adalah tenun ikat.

Perkembangan teknik tenun Troso yang semula berawal dari kain biasa atau yang disebut kain
mori kemudian tenun Troso berkembang dengan teknik tenun ikatnya kemudian pada tahun 90-
an tenun Troso kembali memunculkan inovasi baru dengan menambah teknik dondom yang
dipadu dengan tenun ikat, kemudian tenun batik yang muncul pada tahun 2008, tenun ikat
kombinasi sulam yang muncul pada tahun 2010 dan teknik tenun anyam yang muncul pada awal
tahun 2013
5. Ragam Corak Tenun Troso Jepara
Tenun Troso pada umumnya menggunakan motif-motif yang hampir sama antara selembar kain
tenun dengan lembaran kain tenun yang lainnya. Begitu pula dengan warna yang digunakan,
termasuk bahan. Motif yang digunakan mulai dari motif geometris, non geometris (flora-fauna,
makhluk hidup) dan kontemporer termasuk motif abstrak.
Berikut adalah beberapa motif dari tenun Troso Jepara :
1. Motif Nagasari
Dominasi warna coklat muda dan coklat tua pada background semakin
memunculkan motif yang ada. Apabila dilihat sekilas kain tenun motif Nagasari
ini seperti terbentuk dari susunan bidang geometris dengan stilasi bidang di
sana-sini. Umumnya motif nagasari ini menggunakan banyak warna seperti
pelangi
2. Motif Bunga
Ragam hias bunga pada industri tenun Troso terdapat berbagai motif. Mulai
dari bunga yang berukuran kecil hingga besar. Ada yang dikombinasi dengan
sulur dan titik, dengan warna yang meriah di sana sini. Dengan penggunaan
warna yang sedemikian rupa menjadikan selembar kain tersebut terlihat
bersih dan ceria
3. Motif Daun Lompong
Kain bahan sandang ini dibuat dengan teknis tenun ikat pakan. Ragam hiasnya
menggunakan motif utama tumbuhan lompong, dengan tambahan motif,
daun, dan bunga.

4. Motif Bambu
Ragam hias motif bambu merupakan ragam hias yang bersifat non geometris.
Jenis kain motif Bambu ini dibuat dengan menggunakan tenun ikat pakan.
Motif bambu ini dibuat dengan menggunakan jenis pengulangan full repeat.

5. Motif Rang-rang
Ragam hias Rang-rang terdiri dari komposisi geometri mulai dari bidang
persegi yang bersusun dan bidang zig-zag yang berada pada samping kain.
Motif Rang-rang banyak ragamnyam untuk ciri khususnya adalah motif yang
digunakan berbentuk motif lancip seperti persegi.
6. Motif Akar Seribu
Ragam Kain tenun motif Akar Seribu merupakan jenis kain tenun ikat pakan
yang biasa difungsikan untuk jenis sandang, dengan didominasi warna ungu
yang terdapat pada background. Susunan akar yang digunakan adalah akar
lompong dengan berbagai macam warna dan dikombinasi dengan motif daun
dan bunga.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari makalah, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam mempelajari sejarah tektstil Tenun
Troso Jepara ini, kita mendapatkan banyak sekali pemahaman tentang sejarah dan ragam
motif yang tertera dalam kain legendaris tenun Troso, dan juga dari seluruh ragam motif
tenun Troso mempunyai makna dan filosofi yang berbeda pula, kita bisa menyimpulkan
bahwa perjalanan tekstil tenun Troso ini dari masa peradaban lampau/primitif menuju masa
yang sekarang sudah sangat panjang dan akan terus berlanjut hingga seterusnya

Di dalam kehidupan sehari-hari, tentunya Tenun Troso turut andil jua, entah sebagai pakaian,
dekorasi, dan lain-lain, tentu kita secara sadar menyadari bahwa dunia pertekstilan
merupakan peluang besar untuk lebih digali dan diperdalam lagi pengetahuan kita.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai