Anda di halaman 1dari 2

4 Cara Mengelola Database Pelanggan, Maksimalkan Strategi Marketing!

Database pelanggan adalah data yang berisi informasi seputar personal konsumen, termasuk
data tentang perilaku belanja mereka. Contoh database pelanggan yaitu nama, usia, jenis
kelamin, riwayat pencarian produk yang dibutuhkan, riwayat pembelian, dan lain sebagainya.
4 Strategi Mengelola Database
- Pakai Tools untuk Mempermudah Pebisnis
Tools tersebut dapat membantu mengurus semua database dalam jumlah banyak termasuk
menambahkan ataupun mengedit database. Misalnya Genie, Mailchimp, kirim email
bahkan dengan Whatsapp hingga Telegram.
- Segmentasi Konsumen
Segmentasi berarti pengelompokkan. Kegiatan ini dapat dilakukan berdasarkan riwayat
pembelian konsumen, aktivitas mereka terhadap campaign yang diciptakan, geografi,
demografi seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, dll. Data-data penting seperti perilaku
belanja mereka pun bisa dilihat untuk meningkatkan penjualan, sehingga mengetahui
produk yang mereka butuhkan ataupun pada jam berapa saja mereka melakukan
pembelian.
- Labeling
Labeling itu penting untuk menandai database yang satu dan yang lainnya. Sebab hal ini
dapat mencegah kekeliruan. Selain itu, labeling juga berguna untuk menjalin komunikasi
yang baik dengan konsumen. Pebisnis bisa menghubungi konsumen secara personal dan
langsung, misalnya menggunakan lead magnet whatsapp atau media yang lain.
- Monitor Database
Monitor database adalah memantau pergerakan dari database yang sudah sebelumnya
dikumpulkan, dikelompokkan, dan labeling.
Manfaat Database Pelanggan
a. Target Pasar yang Pas
Dengan database pelanggan, pebisnis bisa mendapatkan target pasar yang cocok, sekaligus
memasuki kebutuhan pasar. Semuanya bisa selalu tepat sasaran jika mengetahui apa yang
konsumen butuhkan. Jadi, aktivitas penjualan juga akan berjalan lebih cepat, terutama
dengan data pembelian serta informasi personal dari konsumen.
b. Ada Kelompok Konsumen, Penjualan Makin Efektif
Dengan adanya segmentasi tersebut, penjualan jadi makin efektif. Misalnya, pebisnis
berjualan produk fashion wanita. Jika sudah mengelompokkan calon konsumen yang
berpotensi membeli produk, maka akan lebih mudah untuk menganalisis produk yang
tepat untuk konsumen yang tepat pula.
c. Tidak Membuang Waktu untuk Customer Blacklist
Kalau pebisnis punya data konsumen yang lengkap dengan segmentasinya, pebisnis bisa
tahu konsumen mana yang punya riwayat pembelian bermasalah. Jangan sampai waktu
serta produk terbuang sia-sia hanya karena menjual ke konsumen yang salah. Misalnya
fake customer.
d. Laporan Penjualan yang Akurat
Dengan adanya database pelanggan, pebisnis jadi lebih paham untuk mempromosikan
produk baru pada konsumen baru ataupun lama. Hal ini bisa didapatkan dari menganalisis
laporan penjualan. Sehingga, hal itu bisa jadi pertimbangan bisnis ke depannya.
e. Memberi Kepercayaan pada Konsumen
Database pelanggan bisa membuat komunikasi pebisnis dengan konsumen membaik. Jika
pebisnis sudah tahu data konsumen, bisa mempromosikan produk secara personal, ataupun
mengetahui review, kendala, serta motivasi mereka, terutama yang berkaitan dengan
strategi pemasaran produk.

Anda mungkin juga menyukai