Anda di halaman 1dari 7

Nama:Ainun Fikri

Npm:720213169
Kelas:i

1.
 Tujuan pemasaran
Perusahaan harus menyelaraskan anggaran iklan mereka dengan tujuan
pemasaran mereka secara keseluruhan. Katakanlah, tujuan pemasaran adalah untuk
meningkatkan penetrasi di pasar massal. Perusahaan mungkin mentolerir anggaran iklan
yang besar karena mereka harus meningkatkan kesadaran konsumen dan mengekspos
pasar yang lebih luas.Juga, tujuan pemasaran mempengaruhi aspek lain dalam
menentukan pengeluaran iklan, termasuk pemilihan media.

Contoh: Tingkatkan skor kepuasan pelanggan di lima situs web yang sering
dikunjungi konsumen kami untuk membantu sistem refferal.

 Profil audiens target


Memahami profil audiens target adalah penting, tidak hanya dalam menentukan
jenis media yang akan digunakan, tetapi juga dalam efektivitas iklan. Misalnya, jika
sebuah perusahaan menargetkan kaum milenial, iklan online mungkin lebih tepat
daripada iklan di surat kabar cetak. Pasalnya, mereka lebih aktif menggunakan media
online daripada membaca koran cetak.

Contoh: Target Audience Toko Sepatu OlahragaSedangkan, contoh target


audience bagi Anda yang memiliki bisnis toko sepatu adalah pria (60%) dan
wanita (40%) yang berumur sekitar 18-29 tahun. Target pasar yang paling
tepat untuk ditawarkan produk sepatu adalah mereka yang senang tampil
fashionable, tapi tidak terlalu mengikuti trend.

 Jenis media iklan


Tidak semua media tepat untuk membidik khalayak. Selain mempengaruhi
efektivitas penyampaian pesan iklan, pemilihan media juga mempengaruhi biaya.
Beberapa media memiliki jangkauan lokal, sementara yang lain memiliki jangkauan
internasional. Mana yang lebih cocok? Itu tergantung pada target audiens, target pasar,
dan tujuan pemasaran perusahaan. Media online, misalnya, lebih murah daripada iklan
televisi. Jangkauan mereka relatif sama. Namun, iklan televisi mungkin lebih sesuai
untuk beberapa produk keluarga daripada yang lain. Selain biaya, frekuensi iklan juga
menjadi pertimbangan penting dalam memilih media iklan. Iklan di televisi dan media
online memiliki frekuensi yang lebih tinggi daripada di koran dan majalah cetak.

Contoh: Media ini meliputi Iklan media cetak (majalah, koran dan tabloid),
radio commercial atau iklan radio, Iklan televisi, media luar ruang (billboard
dan ultravision), iklan bioskop dan internet.
 Jenis produk

Jenis produk juga menentukan jenis promosi yang digunakan. Beberapa item
mungkin tidak benar-benar membutuhkan iklan yang intens. Mesin produksi atau
alat berat biasanya membutuhkan pendekatan yang lebih personal. Jadi, perusahaan
membutuhkan lebih sedikit iklan. Demikian juga iklan produk seperti laptop dan
furniture lebih banyak ditayangkan di majalah daripada di televisi. Sedangkan untuk
produk massal, perusahaan mengadopsi iklan massal. Dalam hal ini, perusahaan
memilih jenis iklan dan media yang memiliki eksposur yang luas. Iklan untuk produk
baru dan produk yang sudah ada juga membutuhkan anggaran yang berbeda. Pemasar
harus memperkenalkan produk baru karena konsumen belum menyadarinya. Biasanya
membutuhkan anggaran yang jauh lebih besar.

Contoh: Majalah, Deterjen, Minuman berenergi, Permen, Pasta gigi, Vitamin,


Alat bersih-bersih, Minuman, DVD dan film, Buku

 Siklus hidup produk


Siklus hidup produk juga mempengaruhi anggaran periklanan. Pada tahap
pengenalan dan tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya mengalokasikan anggaran
iklan yang lebih tinggi. Konsumen belum mengenal produk tersebut. Jadi, tugas pertama
perusahaan adalah mengedukasi dan meningkatkan awareness mereka terhadap produk.
Ini akan membutuhkan iklan yang lebih intensif. Ketika produk mencapai kedewasaan,
kebutuhan belanja promosi biasanya akan lebih rendah. Perusahaan biasanya fokus pada
membedakan atau mengurangi struktur biaya. Beberapa iklan mungkin masih
diperlukan; Namun, lebih untuk mempertahankan penjualan saat ini.

Contoh: Electric car atau mobil listrik yang beberapa tahun terakhir sangat
populer. Orang-orang dengan tingkat ekonomi atas cenderung
mempertimbangkan untuk membeli mobil listrik. Produk ini masuk dalam
tahap pertumbuhan (growth).

2. Logistik pasar ( market logistics ) meliputi perencanaan infrastruktur untuk


memenuhi permintaan, lalu mengimplementasikan dan mengendalikan aliran fisik
bahan dan barang akhir dari titik asal ke titik penggunaan, untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dan mendapatkan laba.
Perencanaan logistik pasar memiliki 4 tahap, yaitu :
1. Memutuskan proposisi nilai perusahaan bagi pelanggannya.
2. Memutuskan rancangan saluran dan strategi jaringan terbaik untuk
menjangkau pelanggan.
3. kesempurnaan operasional dalam peramalan penjualan, manajemen
gudang, manajemen transportasi, dan manajemen bahan.
4. Mengimplementasikan solusi sistem informasi, peralatan, kebijakan, dan
prosedur terbaik.

Contoh: Container, Crane, Hand Lift/Hand Truck, Forklift


3.

4.
 Melakukan Riset Lapangan

Guna mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pelanggan, Anda perlu


mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui survey atau mengirimkan email
langsung pada pelanggan. Berikan pertanyaan tentang harapan mereka akan
perusahaan Anda dan bagaimana Anda bisa memenuhi keinginan mereka. Dari data
yang Anda kumpulkan tersebut, Anda dapat menganalisisnya untuk dijadikan bahan
evaluasi terhadap produk yang ditawarkan.

Untuk bisa melibatkan pelanggan dalam survey memang terkadang tidak


mudah. Untuk menyiasatinya, Anda bisa memberikan sistem reward pada mereka
yang bersedia. Walaupun harus mengeluarkan dana tambahan, tapi sepadan dengan
hasil yang akan didapatkan terhadap angka penjualan. Untuk reward ini bisa berupa
pemberian voucher, potongan harga, buy 1 get 1, atau lainnya.

 Membangun Hubungan Baik dengan Pelanggan

Disamping mengumpulkan data, Anda juga harus bisa membangun kedekatan


dengan para pelanggan Anda. Mulailah dengan mendengarkan keluhan dan berusaha
untuk rutin menyapa mereka melalui pesan singkat ataupun secara langsung. Dari
hubungan yang terjalin dengan baik ini, Anda akan bisa mengetahui apa yang
dibutuhkan mereka terhadap produk Anda. Keuntungan lainnya yang akan Anda
dapatkan dari kedekatan tersebut adalah mereka lebih mempercayai Anda sehingga
akan terciptalah loyalitas.

 Membentuk Buyer Persona

Melalui data-data yang sudah Anda kumpulkan tadi, Anda juga bisa
membentuk membentuk buyer persona. Singkatnya, buyer persona adalah bentuk dari
pembeli ideal terhadap produk yang Anda tawarkan. Untuk bisa membentuknya, ada
tiga pertanyaan yang harus Anda jawab, yaitu:

 Siapa target calon pembeli Anda?


 Apa manfaat yang diberikan produk Anda pada mereka?
 Apa masalah yang dimiliki oleh calon pembeli tersebut?

Meskipun tidak bisa mengetahui kebutuhan pelanggan baru, tapi cara ini bisa
Anda gunakan untuk memvalidasi perkiraan masalah konsumen yang kerap terjadi.
Selain itu, Anda juga akan lebih mudah melihat adanya perubahan pola pembelian
yang terjadi di perusahaan.

 Mengamati Pelanggan di Media Sosial

Media sosial kini tidak hanya sebagai wadah untuk mencari hiburan dan
berkomunikasi dengan orang lain, tapi juga mencari kebutuhan. Banyak tren yang
dibicarakan di sana, sehingga Anda dapat memanfaatkannya untuk mengamati apa
saja kebutuhan pelanggan saat ini. Anda juga sebaiknya ikut aktif di media sosial
dengan memberikan pertanyaan pada audiens. Kelak, mereka akan menjawabnya
dengan sukarela karena mereka juga ingin mendapatkan kepuasan saat melakukan
pembelian.

 Berdiskusi dengan Tim Sales

Tim sales yang lebih sering berinteraksi dengan konsumen biasanya akan


memiliki wawasan lebih banyak tentang kebutuhan pelanggan. Tim ini juga menjadi
pihak pertama yang harus menghadapi persoalan pelanggan. Jadi, Anda bisa mengajak
mereka untuk berdiskusi membicarakan apa saja yang dibutuhkan oleh para pelanggan
Anda.

Buatlah sesi diskusi rutin bersama tim sales untuk mengobservasi lapangan,


karena masalah yang dimiliki konsumen cenderung berkembang secara perlahan. Jika
terlalu lama disimpan, dikhawatirkan dapat menyebabkan pelanggan menunggu terlalu
lama dan beralih pada kompetitor.

 Mengikuti Gathering atau Konferensi

Anda sebaiknya terus menambah wawasan tentang menjalankan bisnis. Oleh


karena itu, rajinlah mengikuti konferensi atau gathering untuk mencari inspirasi,
mendapatkan motivasi, dan jaringan yang bisa berpotensi menjadi pelanggan bisnis.
Dari acara ini Anda juga berpeluang besar untuk mempelajari bisnis-bisnis lainnya
sembari mengamati masalah dari bisnis apa yang bisa diselesaikan oleh produk Anda.

5.

 Strategi Pertumbuhan

Growth strategy berarti secara konstan memperkenalkan fitur baru dari produk


yang sudah ada. Seringkali perusahaan dituntut untuk memodifikasi atau menjadi
lebih inovatif agar dapat terus kompetitif di industrinya. Jika tidak, pelanggan akan
lari ke produk kompetitor yang menawarkan teknologi yang lebih canggih. Tidak
hanya pada perusahaan besar, UMKM juga dapat mengadopsi strategi bisnis
pertumbuhan ini. Terkadang, sebuah perusahaan dapat menemukan market baru untuk
produk mereka secara tidak sengaja.

Contoh: sebuah perusahaan sabun colek melakukan market research dan


hasilnya menunjukkan produk mereka paling digemari oleh para buruh pabrik.

 Strategi Diferensiasi Produk


Strategi diferensiasi produk adalah salah satu strategi dalam bisnis yang paling
efektif untuk UMKM. Melalui strategi bisnis jenis ini, perusahaan dapat menggali secara
strategis faktor-faktor pembeda produk dan jasa dari kompetitor. Nilai pembeda dalam
strategi ini tidak harus selalu menjadikan perusahaan mengeluarkan biaya lebih untuk
mengkapitalisasikannya. Diferensiasi produk dapat lahir dari bagaimana melakukan business
model, bagaimana membuat produk, atau menerapkan pendekatan pada layanan.

Contoh: perusahaan FMCG akan meluncurkan produk kopi sachet terbaru. Untuk
mengungguli diri dari kompetitornya, perusahaan memperkenalkan produknya dengan
harga yang lebih murah dan rasa yang lebih ringan
 Strategi Harga

Strategi harga seringkali meliputi pemberlakuan harga produk yang lebih


tinggi dibanding kompetitor, terutama ketika ada di fase awal pengenalan
produk. Para pelaku UMKM dapat menggunakan strategi ini dan
menjadikannya motor akselerasi pembalik modal produksi dan iklan yang
mungkin telah dilakukan jika sukses diimplementasikan. Namun, jangan lupa
memastikan bahwa Anda benar-benar memiliki sesuatu yang spesial pada
produk atau layanan Anda ketika memberlakukan strategi ini. Jika Anda
berada di lingkungan pasar yang tidak banyak pemainnya atau bahkan hanya
Anda yang ada di sana, maka strategi ini bisa menjadi strategi yang efektif.
Karena pelanggan hanya akan melihat brand Anda saja.

Contoh: penetrasi harga adalah sebuah perusahaan yang meluncurkan produk


dengan harga terjangkau namun memiliki kualitas yang tinggi. Pada saat
perusahaan berhasil mengikat minat pembeli dan berhasil membangun citra
perusahaan, perusahaan dapat menghasilkan produk yang lebih tinggi dan
dengan kualitas yang lebih baik.

 Strategi Akuisisi

Para pebisnis yang memiliki modal yang cukup besar dapat memakai strategi
bisnis akuisisi ini. Strategi bisnis akuisisi artinya membeli salah satu perusahaan
dan/atau lini produksi tambahan dari produk yang sudah ada. Keuntungan dari
strategi ini adalah dengan modal yang besar, maka sebuah perusahaan dapat
lebih leluasa dalam menilai potensi bisnis perusahaan yang akan diakuisisi yang
sesuai dengan visi perusahaan pemilik modal.

Contoh: Facebook mengakuisisi Whatsapp pada 2014 lalu dengan nilai USD $19
milyar. Contoh lainnya adalah Western Digital yang mengakuisisi Sandisk
dengan nilai USD $19 milyar.

 Strategi Konten
Di era digital yang semakin canggih ini, strategi konten merupakan strategi
bisnis efektif yang wajib dikembangkan secara matang dan diimplementasikan dengan
benar. Ketika bisnis Anda menggunakan strategi bisnis yang jelas melalui konten,
maka konten Anda akan bekerja dengan efisien. Hal ini karena konten yang
dikembangkan akan menjadi lebih spesifik. Strategi konten ini setidaknya akan
melibatkan pengembangan konten blog, email marketing, dan aktivasi media sosial
yang relevan bagi bisnis Anda. Salah satu aspek yang terpenting dari strategi ini
adalah jangan hanya memproduksi dan mendistribusikan konten, namun Anda juga
harus responsif terhadap setiap interaksi yang terjadi dari setiap konten tersebut.

Contoh: di situs Acer Indonesia ada menu Article yang berisi artikel yang
bertema non-laptop, namun ada kaitannya dengan laptop. Itulah content marketing.

Anda mungkin juga menyukai