Anda di halaman 1dari 88

Gambaran Umum dan Kondisi Wilayah Kabupaten Maybrat

Tabel 2.1
Luas Wilayah Kabupaten Maybrat Menurut
Kecamatan Tahun 2009
Kecamatan Luas / Area Rasio terhadap Total

BAB II
No. District (Km2) Ratio on Total (%)
1 Aifat Timur 1352 10.24
2 Aifat 3612 27.36
3 Aitinyo 3788 28.69

GAMBARAN UMUM
4 Ayamaru 1607 12.17
5 Mare 1773 13.43
6 Ayamaru Utara 1071 8.11

DAN KONDISI WILAYAH


Jumlah / Total 13203 100.00
Sumber : Kab. Maybrat dalam Angka, 2009

KABUPATEN MAYBRAT
Kabupaten Maybrat merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong Selatan di
Provinsi Papua Barat dengan Ibukota Ayamaru, berdasarkan UU No. 13 tahun 2009. Secara
administratif, Pemerintah Kabupaten Maybrat terbagi dalam 6 Distrik.

Distrik Aitinyo mempunyai jumlah desa yang paling banyak, yaitu 27 desa atau
kampung. Sedangkan Distrik Mare merupakan distrik yang mempunyai jumlah desa paling
sedikit, yaitu sebanyak 7 desa atau kampung. Tabel pembagian administrasi dan ibukota serta
2.1 Geografi dan Fisik Wilayah
banyaknya kampung dalam distrik masing-masing dalam tabel berikut.
2.1.1 Letak Geografi
Kabupaten Maybrat terletak dibagian barat Pulau Papua. Secara geografis, Kabupaten Maybrat
Tabel 2.2
pada posisi 131º 421 0” BT - 132º 581 12”BT dan 0º 55’ 12” LS - 2º 17’ 24” LS. Kabupaten Maybrat Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Maybrat
berbatasan dengan wilayah : Tahun 2009
 sebelah Utara bertasan dengan Distrik Fef, Distrik Senopi dan Distrik Kebar; Banyaknya Desa / Kelurahan
No. Kecamatan Ibukota Desa Kelurahan Jumlah
 sebelah Timur berbatasan dengan Distrik Moskona Utara dan Distrik Moskona Selatan;
1 Aifat Timur Aisa 19 - 19
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Distrik Kokoda dan Distrik Kais;
2 Aifat Kumurkek 23 - 23
 Sebelah Barat berbatasan dengan Distrik Moswaren, Distrik Wayer dan Distrik Sawiat; 3 Aitinyo Aitinyo 27 - 27
4 Ayamaru Ayamaru 24 1 25
2.1.2 Administrasi Wilayah 5 Mare Suswa 7 - 7
6 Ayamaru Utara Yukase 8 - 8
Luas kabupaten Maybrat tercatat 13.203 km 2, saat ini terbagi menjadi 11 distrik yang
Jumlah / Total 108 1 109
sebelumnya 6 distrik. Wilayah distrik terluas adalah Aitinyo, yaitu seluas 3.788 km 2 (28,69%) Sumber : Kab. Maybrat dalam Angka, 2009
sedangkan wilayah terkecil adalah Distrik Ayamaru Utara, yaitu seluas 1.071 km2 atau 8,11% dari
luas Kabupaten Maybrat. Luas masing-masing distrik di Kabupaten Maybrat dapat dilihat pada
tabel 2.1.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Maybrat II-1


2.2 Potensi dan Daya Dukung Lingkungan dataran alluvium. Distrik yang berada di dataran tinggi adalah Distrik Aitinyo, Distrik Mare,
Distrik Ayamaru, Distrik Ayamaru Utara, Distrik Aifat dan Distrik Aifat Timur berada di satuan
2.2.1 Topografi dan Morfologi
morfologi
A. Topografi
Topografi Kabupaten Maybrat cukup bervariasi terdiri dari dataran tinggi yang merupakan
daerah pegunungan dan lereng-lereng, (pedalaman ± 65%), dataran rendah, air payau dan
pantai (35%). Secara garis besar, penyebaran wilayah tersebut adalah sebagai berikut :
 Dataran tinggi meliputi Distrik Ayamaru, Ayamaru Utara, Mare, Aifat, Aifat Timur, dan
sebagian Aitinyo;
 Dataran rendah meliputi sebagian Distrik Aitinyo;

Sebagian besar daerah Kabupaten Maybrat merupakan daerah dataran rendah dengan
kemiringan lereng berkisar dari 0 - 8%. Daerah dataran rendah ini membujur dari arah barat
laut ke selatan yang berbatasan langsung dengan Laut Banda. Keunggulan dari faktor fisik ini
menyebabkan sebagian besar kegiatan penduduk berkembang di dataran rendah ini.

Luas wilayah Kabupaten Maybrat yang merupakan daerah dengan topografi pegunungan
(kemiringan lereng > 40%) adalah seluas 5.281,2 ha. Sedangkan luas wilayah kabupaten
tersebut yang merupakan daerah perbukitan adalah seluas 7.921,8 ha.

Sebelah Utara Kabupaten Maybrat merupakan daerah Pegunungan Karst yang dikenal dengan
nama Pegunungan Bukmadah. Distrik di Kabupaten Maybrat yang mempunyai topografi
dominan pegunungan adalah Distrik Mare, Distrik Ayamaru, Distrik Ayamaru, dan Distrik
Aitinyo.

Karakteristik topografi Kabupaten Maybrat yang sebagian besar merupakan daerah dataran
rendah menyebabkan sebagian besar kegiatan ekonomi maupun perkotaan berkembang di
dataran rendah tersebut. Hal tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi tingkat
perkembangan distrik- distrik yang ada di Kabupaten Maybrat. Topografi wilayah Kabupaten
Maybrat berkisar antara 0 – 1668 m dpal (diatas permukaan air laut). Untuk lebih jelasnya,
topografi seluruh Kabupaten Maybrat dan per distrik di Kabupaten Maybrat dapat dilihat pada
tabel 2.3 dan gambar 2.3.

B. Morfologi
Berdasarkan data kemiringan lereng diatas, Kabupaten Maybrat terbagi menjadi 3 satuan
morfologi yaitu dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.

Dataran tinggi di Kabupaten Maybrat terdiri dari Plato Ayamaru, sisa kipas alluvium dan sisa
pegunungan. Pertemuan tersebut ada dua jenis yaitu pegunungan dan lembah berbentuk
V yang mempunyai ciri bertonjolan tinggi, mempunyai pematang sempit, lembah
berbentuk V, lereng yang tajam (20 - 30º) dan timbulan yang melebihi 300 m. Di
pegunungan dengan ciri tersebut banyak ditemukan anak sungai yang mengalir berbelok-
belok tajam. Sedangkan Pegunungan Homoklin yang ada di Kabupaten Maybrat ada pada
formasi batuan endapan Paleozoikum Atas sampai Eosen.

Beberapa relief tinggi yang terkenal di Kabupaten Maybrat diantaranya adalah Gunung
Bormalit, Gunung Athabu, Gunung Formaya, Tanjakan Fensaraf, Gunung Kembar dan
Tanjakan Aduh Mama. Berdasarkan Buku Geologi Lembar Teminabuan, Irian Jaya
(1989:5), sebagian besar wilayah Distrik Ayamaru, Distrik Mare dan Distrik Aifat berada di
Plato Ayamaru. Sedangkan distrik-distrik lainnya berada di daerah pegunungan, kars dan
dataran.

Berdasarkan analisis Bakosurtanal, 2007, bentuk lahan Kabupaten Maybrat terdiri dari
blok pegunungan, dataran alluvial, dataran alluvial karst, dataran banjir, dataran alluvial
antar perbukitan, endapan kolluvium, jalur kelokan sungai, kipas alluvial, lembah kering
karst, pegunungan karst, pegunungan karst dengan puncak pipih memanjang, perbukitan
karst dengan puncak pipih membulat, perbukitan denudasional rendah miring, perbukitan
denudasional lereng miring terkikis ringan, perbukitan denudasional lereng miring
terkikis berat, perbukitan karst dengan puncak pipih dan runcing. Untuk lebih jelasnya,
morfologi berdasarkan analisis dari Bakosurtanal, 2007 terdapat dalam peta berikut ini.

Tabel 2.3
Kemiringan Lereng Kabupaten Maybrat per
Distrik

No Distrik 0 - 3% 3 - 8% 8 - 15% 15 - 25% 25 - 40% 40 - 60% > 60%

1 Aifat 57.024,09 51.653,98 21.190,03 20.241,47 26.366,94 15.318,47 855,87


Timur
2 Aifat 69.456,16 109.399,92 25.055,58 21.354,45 25.691,78 11.144,80 246,98
3 Aitinyo 36.631,88 28.841,25 5.399,23 860,30 36,32 - -
4 Ayamaru 9.418,73 - - 2.642,13 - - -
5 Mare 8.211,35 49.423,28 29.012,31 8.615,28 2.082,88 216,96 -
6 Ayamaru 4.777,58 17.963,27 7.343,26 1.153,60 65,76 4,25 -
Utara

Jumlah 171.323,48 257.281,70 88.000,41 42.456,22 2.148,64 26.684,48 1.102,85


2.2.2 Geologi, Potensi Sumberdaya Energi dan Mineral Aluvium (Qt) di Distrik Aitinyo dan Endapan Aluvium (Qa) di bagian selatan wilayah
A. Kondisi Geologi kabupaten. Berikut ini akan diuraikan masing-masing formasi dan penyusunnya dari yang
Kondisi gemorfologi Kabupaten Maybrat terbagi menjadi tiga wilayah yaitu 1) dataran tinggi tertua hingga termuda.
Ayamaru (Ayamaru Plateau) di bagian Utara, 2) Perbukitan Karst di bagian tengah dan 3)
1. Formasi - formasi bauan berumur Paleozoikum :
Dataran Alluvial - Fluvial - rawa dibagian selatan. Dataran tinggi Ayamaru merupakan
 Formasi Kemum (SDk) : terdiri dari batusabak, filit, grewake malihan, batupasir
plateau yang tersusun oleh berbagai jenis Batu gamping dari Fomasi Sekau dan Formasi
malihan, kwarsit, marmer dan konglomerat malihan;
Sekau dan Formasi Klasafet serta endapan Danau Ayamaru yang berupa lumpur dan pasir.
 Formasi Aisasjur (pCua) : terdiri dari grewake, feldsparan, batu pasir sela, batu
Perbukitan Karst berupa bukit dan lembah Danau Ayamaru yang berupa lumpur dan pasir.
lanau, serpih dan batu sabak;
Perbukitan Karst berupa bukit dan lembah (doline dan uvala) yang tersusun oleh berbagai
 Formasi Aimau (Cpa) : terdiri dari konglomerat, batupasir, serpih, grewake, Batu
jenis Batu gamping dari Formasi Sekau dan Formasi Klasafet. Dataran Alluvial - Fluvial -
gamping dan sedikit batu lanau;
rawa tersusun dari Formasi Steenkool dan Endapan Alluvial, sungai dan rawa.
 Formasi Aifat (Pla) : terdiri dari batu lumpur gampingan, sedikit batu napal, Batu
Pola aliran sungai (drainage pattern) merupakan tipe trellis hingga rectangular. Pola aliran gamping pasiran dan batu pasir;
trellis hingga rectangular. Pola aliran trellis berarti sangat dipengaruhi oleh struktur geologi yang  Formasi Ainim (Fua) : terdiri dari serpihan lanauan, batu pasir, grewake, batu
berupa lipatan (antiklin dan sinklin) dengan perpotongan sungai yang mendekati tegak lurus, lanau dan sedikit batu bara.
sedangkan pola aliran rectangular sangat dipengaruhi oleh kekar (retakan) yang berarah barat 2. Formasi - formasi batuan berumur Mesozoikum :
laut - tenggara dan barat daya - timur laut. Pola aliran sungai di Kabupaten Maybrat  Formasi Tipuma (TRJt) : terdiri dari batu lempung lanauan, batu lanau, grewake
umumnya berarah barat daya - timur laut dan barat laut - tenggara. Mengingat sebagian kwarsa, batu pasir merah hingga hijau;
besar Kabupaten Maybrat hampir seluruh tersusun oleh berbagai jenis Batu gamping, maka  Formasi Jass (Kj) : terdiri dari batu lumpur gampingan, batu pasir sela, sedikit batu
kemungkinan berkembang gua ((Stalaktif dan stalakmit) atau sungai bawah tanah. Sungai napal galukonitan dan Batu gamping pasiran;
bawah tanah (Underground stream) akibat proses pelarutan Batu gamping oleh air hujan/air  Formasi Furagi (KTep) (hanya di bawah permukaan) terdiri dari Batu gamping
tanah. Sungai bawah tanah ini merupakan sumber air tawar yang sangat potensial di daerah ganggang, batu pasir, serpih, sedikit batu lempung, dolomite dan anhidrit.
ini, disamping air Danau Ayamaru dan air dari beberapa sungai di permukaan (runoff).
3. Formasi - formasi batuan berumur Kenozoikum (Tersier) :
Dataran alluvial - fluvial - rawa juga merupakan sumber air tanah yang potensialm kecuali
 Formasi Faumai (Tef) terdiri dari grainstone, wackestone dan Batu gamping pasiran;
di daerah rawa yang kondisinya menjadi air payau.
 Formasi Sirga (Toms) : terdiri dari batu lanau dan batu lumpur gampingan, sedikit
Kondisi stratigrafi Kabupaten Maybrat terdiri dari formasi-formasi batuan (litostratigrafi) batu pasir glaukonitan dan konglomerat;
yang berumur Paleozoikum (Primer), Mesozoikum (Sekunder), Kenozoikum (Tersier) dan  Formasi Klamogun (Tmkl) (hanya di bawah permukaan) : terdiri dari Batu gamping
Kwarter. Formasi-formasi batuan tertua yang berumur Paleozoikum dan tersingkap di Distrik berlapis, sedikit serpih gampingan dan napal;
Aifat dan Aifat Timur terdiri dari Formasi Kemum (SDk), F. Aisasjur (pCua), F. Aimau (Cpa),  Formasi Kais (Tmka) : terdiri dari boundstone, grainstone, packestone dan sedikit
F. Aifat (Pla), dan F. Ainim(Pua), sedangkan yang berumur Mesozoikum terdiri dari F. wackestone;
Tipuma (TRJt), F. Jass (Kj), F. Puragi (Ktep) (hanya di bawah permukaan). Formasi-formasi  Formasi Sekau (Tms) : terdiri dari konglomerat Batu gamping, Batu gamping dan
yang berumur Kenozoikum (Tersier) terdiri dari F. Faumai (Tef), F. Kais (Tmka), F. Sekau batu lumpur gampingan/batu napal, terdapat kepingan karbonat koral;
(Tms), F. Klasafet (Tmk), dan F. Steenjool (TQs) mempunyai penyebaran merata di  Formasi Klasafet (Tmk) : terdiri dari batu napal, batu lumpur gampingan, sedikit
permukaan. Formasi-formasi yang berumur kwarter terdiri dari Endapan Danau (QI) di Batu gamping;
Danau Ayamaru, Upa Konglomerat (Qpu) dan Endapan Undak
 Formasi Steenkool (TQs) : terdiri dari batu lempung, batu lumpur mikaan
gampingan dan tidak gampingan, batu pasir sela, sedikit konglomerat, karbonan
dan terdapat lignit.

4. formasi - formasi batuan berumur kwarter :


 Konglomerat UPA (Qpu) : terdiri dari konglomerat dan batu pasir sela, karbonan;
 Endapan Danau (QI) : terdiri dari kerikil dari lumpur dan pasir;
 Endapan Undak Aluvium (Qt) : terdiri dari lumpur dan pasir;
 Endapan Undak Aluvium (Qt) : terdiri dari kerikil, pasir dan lumpur serta unsur tanaman;
 Endapan Aluvium (Qa) : terdiri dari kerikil dan lumpur serta unsur tanaman.

Kondisi struktur geologi kabupaten Maybrat berupa struktur lipatan antiklin dan sinklin yang
berarah barat - timur hingga barat laut - tenggara. Struktur sesar dan kekar umumnya
mempunyai kelurusan berarah barat laut - tenggara hingga barat daya - timur laut. Kondisi
struktur geologi yang demikian disebabkan oleh pergerakan Lempeng Pasifik (Lempeng
Caroline) yang bergerak ke arah barat daya terhadap Lempeng Australia (Papua) sebesar 10
- 12 cm/tahun. Dampak dari pergerakan ini terjadi Sesar Sorong yang bertipe sesar sinistral
yang memanjang dari bagian utara Papua hingga daerah kepala burung.
B. Potensi Sumberdaya Energi Dengan demikian Kabupaten Maybrat secara sistem perminyakan mempunyai potensi minyak
Potensi minyak dan gas bumi di Kabupaten Maybrat akan sangat dikontrol atau dipengaruhi dan gas bumi, tinggal bagaimana menarik investor asing masuk mengadakan kegiatan
oleh sistim perminyakan (petroleum system) di daerah ini, yang tidak terlepas dengan eksplorasi untuk melakukan penelitian detail baik di daratan (onshore) maupun di dasar laut
cekungan tektoniknya. Cekungan tektonik di daerah Kabupaten Maybrat termasuk dalam (offshore). Sarana dan prasarana infrastruktur dan logistik di daerah ini sangat mempengaruhi
Cekungan Salawati (Salawati Basin) yang berumur Tersier. Cekungan Salawati merupakan daya tarik investasi tersebut. Sarana dan prasana infrastruktur dan logistik di daerah ini
cekungan belakang busur (back arc basin) dalam sistem lempeng konvergen antara sangat mempengaruhi daya tarik investasi tersebut. Selama ini wilayah Kabupaten Maybrat
Lempeng Pasifik (yang diwakili Lempeng Caroline) dengan Lempeng Australia. termasuk dalam kegiatan eksplorasi Pertamina (RUTR Kabupaten Sorong / sebelum
Sistem perminyakan yang mempengaruhi terhadap potensi minyak dan gas bumi antara lain pemekaran, kerjasama Kabupaten Sorong dengan Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah
:
dan Kota, ITB).
 Batuan induk (source roks) yang merupakan sumber bahan baku bagi pembentukan
Berikut ini disertakan informasi stratigrafi Cekungan Salawati yang menunjukkan komponen
minyak dan gas bumi, umumnya berupa batuan yang kaya bahan organik seperti batu
penyusun masing-masing formasi dan peluangnya atau peranannya dalam sistem perminyakan
lempung hitam, batu lanau atau batu lumpur gampingan;
di Kabupaten Maybrat. Disamping itu juga diberikan gambaran batuan reservoir dan
 Panas bumi (gradient geothermis) yang berfungsi untuk mematangkan batuan induk,
pengeboran minyak yang dilakukan di Kabupaten Sorong.
sangat dipengaruhi oleh ketebalan sendimen yang menutupinya, panas bumi yang berasal
dari kegiatan magmatik atau peluruhan unsur radioaktif batuan. Panas yang sangat baik,
seperti batu pasir atau Batu gamping;
 Batuan reservoir (reservoir rocks), merupakan tempat menampung cairan minyak atau
gas bumi, biasanya berupa batuan yang mempunyai porositas dan permeabelitas baik, seperti
batu pasir atau Batu gamping;
 Migrasi minyak atau gas bumi menuju batuan reservoir dan terperangkap dalam jebakan
yang berupa puncak - puncak antiklin, struktur patahan atau perangkap stratigrafi;
 Batuan penutup (cap rocks) yang berfungsi agar minyak atau gas bumi masih
terpreservasi dengan baik, umumnya berupa batuan yang kedap (impermeable rocks)
seperti batu lempung, batu lanau dan batu napal.
Selanjutnya apabila kita melihat potensi geologi di Kabupaten Maybrat, terlihat mempunyai :
 Batuan induk yang berasal dair Formasi Sirga yang berupa batu lanau dan batu lumpur
gampingan atau Formasi Klasafet yang berupa batu lumpur gampingan, atau batuan
induk yang berasal dari batuan berumur Mesozoikum;
 Panas bumi di Kabupaten Maybrat memenuhi syarat bagi pematangan batuan induk, 3)
terdapat batuan reservoir yang berasal dari batuan karbonat (Batu gamping) yang berasal
dari Formasi Klamogun, Formasi Kais, Formasi Sekau dan Formasi Klasafet;
 Terdapat banyak jebakan minyak dan gas bumi yang berupa struktur geologi seperti
puncak antiklin dan struktur patahan maupun perangkap stratigrafi;
 Dijumpai batuan penutup dari Formasi Steenkool yang berupa batu lempung dan batu
lumpur.
batubara di Kabupaten Maybrat ini baru

Berdasarkan pada kondisi geologi, maka potensi tedapatnya batu bara di Kabupaten
Maybrat terdapat pada Formasi Ainim yang berumur Paleozoikum dan Formasi Steenkool
yang berumur Mio-Pliosen. Batubara dari formasi Ainim tersebut di Distrik Aifat Timur,
sedangkan batu bara yang masih termasuk lignit terdapat dari Formasi Steenkool ditemukan
di bagian barat distrik sawiat (RUTR Kabupaten Sorong/sebelum pengembangan, kerjasama
Kabupaten Sorong dengan pusat penelitian Pengembangan Wilayah dan Kota ITB). Potensi
dalam tingkat indikasi, yang perlu diinformasikan kepada investor untuk komposisi Ca3 (PO4)2 yang dapat berfungsi sebagai pupuk pertanian pada tanah - tanah
mengadakan kegiatan eksplorasi. asam. Disamping dapat menambah unsur harta makro seperti Ca, dapat menambah

C. Potensi Sumberdaya Mineral unsur P dalam tanah,

Potensi sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten Maybrat berdasarkan


kondisi geologi, data sekunder dan pengamatan lapangan antara lain Batu gamping,
batu gampig phospat, Batu gamping dolomite, marmer dan kwarsit, tanah liat serta
pasir kwarsa.
1. Batu gamping
Batu gamping merupakan bahan galian terbesar di Kabupaten Maybrat. Batu
gamping tersebut meupakan angota dari Formasi Sekau, formasi kais dan
formasi klasafat. Batu gamping dari beberapa formasi tersebut membentuk
perbukitan karst dengan hutan lindung yang masih perawan (sebelum diusik
oleh kegiatan manusia), sehingga melimpah air permukaan (runoff) maupun
sebagai air tanah yang tersebar dari utara hingga selatan wilayah Kabupaten
Maybrat. Batu gamping yang berpotensi ditambang dan digunakan untuk
bangunan adalah dari Formasi Kais yang berupa bodstone, packestone dan
wackestone atau berkomposisi Ca CO3. Sebagian berasal dari Batu gamping dari
Formasi Sekau dan Formasi Klasafat. Batu gamping yang sangat baik
digunakan sebagai bahan bangunan adalah Batu gamping yang mengandung CaO
minimal 50%. Selama itu penambangan Batu gamping hanya digunakan untuk
bahan fondasi bangunan yang lain, seperti yang terlihat di Distrik Sawiat. Batu
gamping yang digunakan untuk fondasi jalan atau bangunan adalah Batu
gamping yang mempunyai kuat tekan lebih dari 800 - 1500 kg/cm 2 (Standar
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, 1989). Berdasarkan pengamatan, dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan yang terkait dengan ketersediaan dan
kelestarian air permukaan, disarankan ijin penambangan Batu gamping
diberikan secara cermat dan tepat. Sebaiknya penambangan Batu gamping
dalam skala besar untuk kepentingan idustri diarahkan ke arah selatan wilayah
Kabupaten Maybrat, mendekati daerah pantai (dengan pertimbangan
kelestarian air, jalur transportasi, pelabuhan dan keterdapatan bahan tambang
yang lain seperti pasir kwarsa). Penambangan Batu gamping di daerah utara
Kabupaten Maybrat harus dihindarkan, sedangkan yang sudah ada kegiatan
penambangan diwajibkan mereklamasi kembali dengan tanaman hutan sejenis.

2. Batu Phospat
Batu gamping phospat adalah bahan galian Batu gamping yang mempunyai
sehingga ketersediaan unsur organik dalam tanah meningkat. Batu gamping phospat Maybrat cukup besar seperti terlihat
alami terjadi akibat akumulasi cangkang binatang laut yang komposisinya berupa Ca3
(PO4)2. Batu gamping phospat banyak terdapat di konglomerat Batu gamping pada
Formasi Sekau, terutama di Distrik Ayamaru (RUTR Kabupaten Sorong/ sebelum
pengembangan, kerjasama Kabupaten Sorong dengan Pusat Penelitian Pengembangan
Wilayah dan Kota, ITB). Batu gamping phospat ini mempunyai penyebaran tidak
merata, terdapat sebagai lensa - lensa konglomerat Batu gamping.

3. Batu gamping Dolomit


Batu gamping dolomit adalah bahan galian Batu gamping yang mempunyai komposisi Ca
Mg CO3 yang dapat juga berfungsi sebagai pupuk pertanian pada tanah - tanah asam.
Disamping dapat menambah unsur hara makro seperti Ca dan Mg dapat meningkatkan
pH tanah terutama pada tanah - tanah rawa yang mau dikembangkan untuk pertanian
tanaman pangan. Batu gamping dolomit terapat pada Formasi Puragi yang hanya
terdapat di bawah permukaan (Sukanta dan Prigman, 1989). Disamping juga terdapat
anhidrit (Ca SO4) pada formasi tersebut. Penyebaran formasi ini diperkirakan ada dibawah
permukaan dalam Distrik Kais dengan kedalaman sekitar lebih dari 1.000 m.

4. Marmer dan Kwarsit


Marmer dan Kwarsit merupakan bahan galian yang berasal dari metamorfosisme Batu
gamping dan batu pasir kwarsa sehingga bersifat kristalin, keras dan kompak. Umumnya
berwarna putih, abu - abu, kuning, hingga merah muda yang dimanfaatkan untuk
industri bangunan (batu ubin dan batu dinding), barang kerajinan (furniture, cindera
mata). Harganyapun cukup mahal mengingat keterdapatannya sangat terbatas. Marmer dan
Kwarsit di Kabupaten Maybrat terdapat pada Formasi Kemum yang berumur Paleozolik
(Devon) dan tersebar di Distrik Aifat Timur dengan penyebaran tidak merata, berupa lensa
- lensa filit atau batusabak.

5. Tanah Liat
Tanah liat merupakan bahan galian yang secara mineralogi didominasi oleh mineral
lempung (mineral sekunder), disamping mineral - mineral lain (mineral primer) yang
komposisinya lebih sedikit. Tanah liat dapat berasal dari bahan induk batulempung,
batukapur/Batu gamping dan aluvium yang mengalami pelapukan dan proses
pedogenesis membentuk horisonisasi tanah yang ketebalan solumnya berkisar 0,20 m
hingga 1,5 m bergantung pada faktor-faktor pembentuk tanah yang berperan, seperti
bahan induk, iklim, topografi, organisme dan waktu. Potensi tanah liat di Kabupaten
pada di halaman berikut. Sebaran bahan galian tanah liat yang layak ditambang
dan potensi terdapat di Distrik Teminabuan, Kais dan Kokoda. Tanah Liat perlu
adanya penelitian kelayakan bahan baku jika ingin digunakan untuk industri,
baik industri keramik maupun industri semen.

6. Pasir Kwarsa
Pasir Kwarsa merupakan bahan galian yang potensial di Kabupaten Maybrat, yang
melampar sebagai endapan sungai atau endapan muara sungai. Endapan
tersebut berasal dari pelapukan batuan kwarsit, batupasir malihan, konglomerat
malihan, urat-urat kwarsa pada batusabak atau sekis/filit dari formasi-formasi
batuan berumur Palezoikum yang terangkut oleh aliran sungai dan diendapkan di
bagian hulu atau muara sungai sebagai endapan pasir kwarsa. Endapan ini
bersifat lepas dengan kandungan kwarsa mencapai lebih 90%. Berdasarkan
karakternya maka pasir kwarsa dapat dimanfaatkan untuk campuran bahan baku
semen Portland, industri silica cair (gelas) dan bahan baku batubata cetak
(batako). Pasir kwarsa ini tersebar sebagai endapan sungai, endapan alluvium
atau yang sangat potensial sebagai endapan undak alluvium (Qt) atau endapan
teras sungai seperti yang terdapat di Distrik Kokoda.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Dinas Pertambangan (2007), potensi gas
bumi juga dimungkinkan ada di Distrik Kokoda. Begitu pula dengan potensi
batubara, selain di Distrik Kokoda dan Aifat juga dimungkinkan ada di Aitinyo.
Untuk bahan baku semen dari penelitian yang pernah dilakukan ada di Wilayah
Distrik Ayamaru, Sawiat, Aifat, Teminabuan, Moswaren, Wayer dan Aitinyo.
Sedangkan galian C yang berupa batu dan sirtu juga terdapat di delapan distrik
tersebut diatas. Untuk lebih jelasnya, persebaran mineral di Kabupaten Maybrat
dapat dilihat pada peta persebaran mineral dan beberapa lokasi penambangan
pasir.
2.2.3 Hidrologi dan Sumberdaya Air
A. Curah Hujan
Berdasarkan tabel dibawah ini, rata-rata curah hujan tahunan tertinggi adalah 236,37 mm
per bulan pada tahun 2003. Sedangkan rata-rata hari hujan tertinggi dalam setahun adalah
19 hari pada tahun 2005. menurut klasifikasi iklim Schimdt dan Fergusson tipe iklim di
Wilayah Kabupaten Maybrat termasuk tipe Iklim A yaitu daerah beriklim tropis basah. Untuk
lebih jelasnya data curah hujan dan hari hujan di Kabupaten Maybrat dapat dilihat pada tab
el dibawah ini.

Tabel 2.4
Curah Hujan, Rata Hari Hujan, Kelembaban Udara, Suhu Udara dan Penyinaran Matahari
Kabupaten Maybrat tahun 2001 - 2005
Curah Hujan Hari Hujan
Bulan
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Januari 305 248,2 77,2 201 55 213,91 21 15 7 24 17 14,91
Februari 216 70,6 107,4 157 75 287,18 15 6 14 18 15 15,36
Maret 157 156,8 294,3 149 132 283,27 17 18 24 14 15 18,36
April 111 220,3 219,9 272 266 268,65 15 17 17 20 23 15,82
Mei 325 336,4 163,6 142 239 197,73 16 10 12 16 21 13
Juni 418 304,4 431,3 93 395 157,27 22 18 18 19 25 12,45
Juli 343 14,4 510,8 189 228 122,18 14 4 27 29 20 11,18
Agustus 26 29 313,6 24 136 153,09 9 6 16 18 14 10,82
September 476 18 182,9 339 113 127,36 27 3 18 24 15 10,09
Oktober 134 44,7 236,6 64 370 122,7 13 3 16 9 32 11,8
November 289 126,2 74,9 161 186 182,3 16 12 9 15 20 13,3
Desember 111 186,2 223,9 257 342 330,5 16 12 14 24 23 19,1
Jumlah 2.911 1.755,2 2.836,4 2.048 2.537 2.446,14 201 124 192 220 230 166,2
Rata-rata 243 146 236 171 211 204 17 10 16 18 19 14
Sumber : Kab. Sorong Selatan dalam Angka
B. Air Permukaan Uter di
Potensi hidrologi di Kabupaten Maybrat terdiri dari potensi air permukaan tanah (fresh
water) dan air tanah (groundwater). Potensi aliran air permukaan terdiri dari air rawa, air
danau dan air sungai yang mengalir.
1. Sungai
Terdapat 3 Daerah Aliran Sungai (DAS) utama di wilayah Maybrat yaitu DAS Seremuk,
DAS Kaibus dan DAS Waromge. Masing-masing DAS mempunyai banyak anak sungai.
Semua anak sungai umumnya mengalir kea rah Barat Daya hingga Barat Laut dan
bermuara di sungai utama yaitu Sungai Kaibus, Sungai Seremuk dan Sungai Waromge.
Berdasarkan Peta Rupa Bumi Digitasi Bakosurtanal terdapat 14 DAS yang teridentifikasi
yaitu DAS Aninamaru, Kaibus, Kais, Kamundan, Karabra, Matemani, Sajem, Sebjar,
Sekak, Seremuk, Sigeroi, Tarof, Wariagrar dan Waromge. Untuk lebih jelasnya lokasi
dan cakupan DAS masing-masing terlihat dalam peta berikut.
DAS Kaibus terdiri dari sungai Kohoin, Sungai Wermit dan Sungai Sayal. Sungai Sayal
memiliki anak sungai yang relatif sedikit, umumnya merupakan sungai-sungai kecil di
daerah hulu. Terdapat 6 anak sungai yang cukup besar alirannya yang mengalir ke
Sungai Kaibus. DAS Waromge terdiri dari Sungai Keyen, Sungai Sungguer, Sungai Waigo
dan Sungai Waren. Cukup banyak anak sungai yang mengalir di DAS Waromge, misalnya
Sungai Keyen yang terdiri dari 12 anak sungai. Sungai-sungai utama dan anak-anak
sungai yang cukup besar sebagian alirannya dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Maybrat berfungsi sebagai sumber air sehari-
sehari penduduk setempat, tempat wisata dan juga sebagai prasarana transportasi.
Contoh sungai di Kabupaten Maybrat yang berfungsi sebagai tempat wisata adalah
Sungai Sembra, Sungai Kohoin dan Sungai Wermit. Selain itu, sungai yang ada di
Kabupaten Maybrat juga merupakan sumber air PAM. Sebagai contoh air PAM di Distrik
Ayamaru bersumber dari Sungai Mos dan Distrik Ayamaru Utara menggunakan Sungai
Imsun sebagai sumber air PAM. Kerusakan lingkungan telah terjadi di beberapa sungai
di Kabupaten Maybrat. Salah satunya adalah sedimentasi yang terjadi di Sungai Hilang
di Distrik Sawiat. Pendangkalan sungai tersebut menyebabkan air menggerus badan
jalan di sisi sungai dan juga menyebabkan banjir yang dapat memutus jalur
transportasi.

2. Danau
Danau meupakan salah satu potensi air permukaan yang banyak terdapat di Kabupaten
Maybrat. Setidaknya ada 5 danau yang terdapat di Kabupaten Maybrat yaitu : Danau
Distrik Aitinyo, Danau Ayamaru di Distrik Ayamaru, Danau Tanimut (Makiri) dan (8m/dt), dengan frekuensi kejadian kurang dari 2%. Kecepatan angina terbesar umumnya
Nawawefom di Aifat Timur. bertiup dari arah barat daya (> 15
Danau- danau tersebut merupakan sumber air sehari-hari bagi penduduk yang
bertempat tinggal di sekitar danau tersebut. Selain itu danau-danau tersebut
merupakan menyimpan potensi sebagai obyek wisata di Kabupaten Maybrat
seperti Danau Ayamaru di Distrik Ayamaru dan Danau Uter di Distrik Aitinyo.
Danau Ayamaru merupakan salah satu danau yang ada di Kabupaten Maybrat
yang terletak di Distrik Ayamaru. Luas Danau Ayamaru sekitar 2500 ha, termasuk
tipe seri oligotropik- eutropik yang produktivitasnya tergantung nutrisi yang
diterimanya dan pengairan regional pada usia geologis dan kedalaman
kelimpahan planton kurang karena laju sedimentasi yang tinggi mengakibatkan
tipisnya penetrasi cahaya. Danau Ayamaru juga merupakan salah satu danau
yang dijadikan sebagai obyek wisata, oleh sebab itu, disekitar danau tersebut
telah dikembangkan fasilitas-fasilitas pendukung tempat wisata seperti tempat
istirahat dan dermaga. Selain digunakan sebagai obyek wisata, Danau Ayamaru
juga digunakan sebagai tempat pemancingan dan tempat pemijahan ikan
sehingga di danau tersebut banyak ditemui keramba ikan milik penduduk. Hanya
saat ini, danau tersebut telah mengalami pendangkalan karena penebangan di
perbukitan sekitar danau.
Danau Uter di Distrik Aitinyo juga merupakan salah satu danau di Kabupaten
Maybrat yang dikembangkan menjadi obyek wisata dan juga digunakan sebagai
sumber air sehari-hari bagi penduduk setempat.

2.2.4 Klimatologi
Letak Kabupaten Maybrat pada posisi normal (khatulistiwa) sehingga tidak
langsung mendapat pengaruh udara kering dari Autralia atapun sebaliknya mendapat
pengaruh udara basah dari daratan benua asia.
Iklim Wilayah Kabupaten Maybrat tergolong iklim tropis Monsoon. Musim hujan
terjadi saat berlaku Monsoon Barat Laut, yaitu pada Bulan Desember – Maret. Musim
terjadi saat Monsoon Tenggara, yaitu pada Bulan Mei – Oktober. Daerah dataran rendah
di Kabupaten Maybrat mempunyai intensitas hujan yang lebih banyak karena adanya
proses hujan orografis dimana angina yang membawa uap air dari laut terhambat
pegunungan yang berada di sebelah utara Kabupaten Maybrat sehingga terjadilah hujan
lokal di daerah dibawah pegunungan tersebut (dataran rendah).
Suhu udara rata-rata berkisar antara 20ºC - 38ºC dengan fluktuasi suhu rata-rata
tahunan tidak lebih dari 2ºC. kecepatan angin berkisar dari lambat hingga sedang
m/dt). Tekanan udara rata-rata 1006,1 mb. Kelembaban udara rata-rata 84,7% dan intesitas 6 Mare Merupakan asosiasi antara Entisol, Inceptisol dan Ultisol. Tanah ini teksturnya
penyinaran matahari sekitar 54,3%. lempung liat berdebu, reaksi tanah masam dengan nilai kejenuhan basa
rendah. Tanah-tanah ini ini tingkat kesuburannya rendah.
Sumber : Database Pembangunan Pertanian Kabupaten Sorong Selatan, tahun 2009
2.2.5 Sumberdaya Lahan
A. Jenis Tanah
Secara umum, struktur tanah di Kabupaten Maybrat, terdiri antara lain jenis alluvial,
mediterania, podzolik, latosol, orgaosol, litosol dan gambut. Sedangkan jenis tanah yang
ada secara umum antara lain tanah kemerahan, tanah endapan alluvial dan tanah alluvial
muda. Berikut ini akan dijelaskan gambaran umum jenis tanah per distrik di Kabupaten
Maybrat.
Tabel 2.5
Karakteristik Jenis Tanah per Distrik di Kabupaten Maybrat

No Distrik Karakteristik Tanah


1 Ayamaru Jenis tanah yang dominan di Distrik Ayamaru adalah asosiasi antara Inceptisol
(eutrudent) dan ultisol (hapludult). Tanah inceptisol memiliki tekstur sedang
(lempung) sampai halus (liat). Reaksi tanah agak masma sampai netran
dengan pH (12-14 cmol/(+)/kg). Kesuburan tanah tergolong agak rendah dan
penyebab utamanya adalah rendahnya KTK.
2 Aitinyo Jenis tanahnya didominasi Asosiasi Inceptisol (Eutrudent) dan Ultisol
(Hpludult). Tekstur tanah Eutrudept tergolong halus (liat, reaksi tanah agak
masam (pH 6,3), kejenuhan basa tinggi (60%). Kadar bahan organik, N total
dan P tersedia serta KTK tergolong tinggi. Oleh karena itu, tingkat kesuburan
tanah ini lebih baik daripada Hapludult. Tanah Hapludult memiliki tekstur halus
(liat), pH agak masam dengan nilai kejenuhan basa rendah (29%). Kadar bahan
oragnik, N total, dan KTK
tergolong rendah. Oleh karena itu, tanah ini tingkat kesuburan tergolong
rendah.
3 Ayamaru Jenis tanahnya adalah entisol dan enceptisol.entisol adalah tanah yang
Utara teksturnya kasar (lempung berpasir sampai pasir), pH masam sampai agak
masam (pH 5,5- 6,4) dengan kejenuhan basa rendah sampai sedang (35-50%).
Kadar bahan organik, N total dan KTK tergolong rendah.tanah eutrudept
teksturnya halus (liat), reaksi tanah agak masam sampai netral (pH 6,0-6,8)
dengan kejenuhan basa tergolong tinggi. Namun kadar bahan organik, N total
dan KTK termasuk rendah. Karena itu kesuburan tanah ini sangat rendah.
4 Aifat Jenis tanah di Distrik Aifat yang dominan adalah Inceptisol dan Ultisol. Ketiga
jenis tanah tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tergolong rendah, yang
dicirikan oleh rendahnya KTK atau kejenuhan basa.
5 Aifat Jenis tanah pada daerah perbukitan merupakan asosiasi antara Udorthent dan
Timur Hapludult, sedangkan pada daerah yang relatif datar adalah Eutrudent.
Tekstur tanah bervariasi mulai dari liat sampai lempung berdebu. Tanah
Hapludult pH sangat masam dengan kejenuhan basa rendah, sedangkan
Udorthent dan Eutrudept reaksi tanahnya agak masam, KTK dan bahan
organik tergolong rendah. Ketiga jenis tanah tersebut tingkat kesuburannya
rendah.
Di wilayah Kabupaten Maybrat terdapat berbagai jenis tanah yaitu inceptisol (entropepts
dan dystropets), ultisol tropis (tropudults), entisol berpasir (tropopsament), gambut
(sulfihemist), tanah tergenang (hydraquenst), tanah dengan bahan organik tinggi
(rendolls), jenis inceptisol tropis di daerah equator tropaquepts), ultisol tropis (tropudult),
yang tersebar di wilayah-wilayah distrik di Kabupaten Maybrat. Tanah Inceptisol di
Kabupaten Maybrat ada 2 macam yaitu tanah inceptisol yang tidak subur (dystropepts)
dan tanah inceptisol yang subur (eutropepts).
Tanah inceptisol yang tidak subur mencapai luasan 144.447,83 ha tersebar di hampir
semua distrik, kecuali Distrik Ayamaru, Mare, dan Ayamaru Utara. Luas terbesar ada di
Distrik Aifat (76,408,47 ha). Sedang jenis tanah inceptisol yang subur mencapai luasan
25.605,33 ha, yang terdapat hampir semua distrik.
Jenis tanah entisol tergenang (hyraquents) terdapat seluas 5.673,35 ha tersebar di Distrik
Ayamaru, Aitinyo, Ayamaru Utara, jenis tanah rendools seluas 21.299,54 tersebar di
hampir semua distrik kecuali Distrik Aitinyo. Jenis tanah Inceptisol tropis daerah equator
di Kabupaten Maybrat mencakup luasan 73.565,57 ha yang tersebar di hampir semua
distrik kecuali Distrik Ayamaru dan Ayamaru Utara. Jenis tanah yang lain terdapat di
Kabupaten Maybrat adalah gambut tropis (tropoheminsts) seluas 745,68 ha yang terdapat
di Distrik Aifat. Tanah ultisol tropis (tropudult) di Kabupaten Maybrat mencakup luasan
159.851,68 ha dengan luasan terbesar di Distrik Aifat. Masing-masing luasan jenis tanah
per distrik secara rinci termuat dalam tabel berikut.
Dari fakta yang ada di wilayah Kabupaten Maybrat yang terdiri dari 6 distrik jenis tanah
didominasi oleh tanah Entisol, Inceptisol dan Ultisol dengan pH rendah sampai normal
maupun kandungan unsur bahan organik dan N total rendah, bahkan untuk kawasan di
pantai pesisir terjadi permasalahan drainase sementara dibagian atas permasalahan tidak
ada sarana pengairan, sehingga kecukupan kebutuhan air bagi tanaman dan tegakan
hanya tergantung air hujan. Untuk pengembangan pertanian tingkat kesesuaian adalah S2
dan S3 atau sesuai marginal dengan faktor pembatas yang beragam. Tingkat kesuburan
yang rendah dapat diatasi dengan menambahkan bahan organik kedalam tanah dan
menambahkan pupuk buatan (anorganik terutama pupuk N, P dan K) untuk meningkatkan
kesesuain lahan dari S3 menjadi S2 dan S1, sehingga lahan pertanian yang relatif terbatas
dapat diberdayakan secara maksimal untuk mencukupi kebutuhan pangan lokal.
Tabel 2.6
Luasan Jenis Tanah per Distrik di Kabupaten Maybrat (ha)

Lain-
Distrik dystropepts eutropepts hydraquents rendalls sulfihemists tropaquepts tropofluvents tropohemists troposamments troposaprist tropudalfs tropudults
lain

Aifat Timur 56892,14 551,47 10540,22 41545,32 10775,93 20992,59 51337,29

Aifat 76408,47 5631,94 446,09 20867,56 632,51 745,68 71486,04 86131,91 15,92
Aitinyo 11147,22 5732,4 26,35 9865,62 22614,65 22382,48
Ayamaru 1484,95 4407,95 8556,94 43943,61 155,86
Mare 9368,57 1151,97 1287,07 39129,1
Ayamaru 2836 1239,05 604,32 25979,59 648,9
Utara

Total 144447.83 25605.33 5673.35 21299.54 0 73565.57 11408.44 745.68 0 0 224145.58 159851.68 820.68
B. Kesesuaian Lahan
Lahan merupakan suatu wilayah (region), yaitu suatu satuan ruang berupa suatu lingkungan Tabel 2.7
hunian masyarakat manusia dan masyarakat hayati yang lain. Sumberdaya alam menjadi Pengelompokan kelas Kesuaian Lahan Untuk Tanaman Pangan Lahan Kering
komponen lahan, yaitu atmosfer (udara, iklim, musim), pedosfer (tanah), bentuk muka No Faktor Simbol
Kelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N1 N2
bumi, geologi (batuan, mineral, bahan tambang), hidrologi dan biosfer (flora dan fauna). 1 Kedalaman > 75 cm > 50 cm > 25 cm > 10 cm
Sumberdaya binaan (waduk, kawasan industri, jaringan jalan, hamparan perkebunan dan efektif
2 Kelas besar S Berliat, Berliat, Berdebu Berliat, berdebu
Berliat, berdebu
sobagainya) menjadi komponen lahan apabila kehadirannya berpengaruh penting atas butir pada berdebu halus, kasar, kasar,
zone perakaran halus, Berlempung berlempung berlempung
penggunaan lahan masa kini dan masa yang akan datang. Penilaian dipandang sebagai (0 - berlempung halis halus halus dan kasar,
proses pembandingan secara teliti dan penafsiran inventarisasi dasar mengenai tanah, 30 cm) halus berpasir (bukan
kuarsa)
iklim, vegetasi penutup, penggunaan lahan kini dan gatra (aspect) lahan yang lain, dengan berskeletal
3 Pori air tersedia Sangat tinggi, Sangat tinggi, Sangat tinggi, Sangat tinggi,
maksud membandingkan berbagai alternative penggunaan lahan yang memberikan harapan
tinggi tinggi dan tinggi, sedang tinggi, sedang,
dapat diterapkan di macam lahan yang berbeda- beda (FAO, 1984). sedang dan rendah rendah dan
sangat rendah
Salah satu penilaian lahan tercakup juga dalam kesesuaian lahan (land suitability), yaitu 4 Batu-batu < 5% < 25 cm < 50% <75%
dipermukaan
dinilai menurut pengelolaan khas yang diperlukan untuk mendapatkan nisbah (ratio) yang
tanah
lebih baik antara manfaat yang dapat diperoleh dan masukan yang diperlukan. Semakin 5 Kesuburan N Tinggi Tinggi, sedang Tingggi, sedang, Tinggi, sedang,
tanah rendah rendah dan
rendah untuk macam penggunaan yang direncanakan. Dalam hal ini kesesuaian lahan sangat rendah
berkomyasi ekonomi. Semakin kurang kecukupannya, kesesuaian lahan dinilai semakin 6 Reaksi tanah pH : 6,0 – 7,0 pH : 5,5 – 7,5 pH : 4,5 – 8,0 pH : 3,5 – 8,5
lapisan atas (0 -
rendah untuk macam penggunaan lahan bersangkutan. 30 cm)
7 Keracunan
Analisa data kesesuaian lahan mencakup jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Maybrat Kejenuhan Ai C < 20% < 40% < 60% < 80%
dan anasir-anasir tanah yang mencakup derajat keasaman (pH), kelerengan, kesuburan, Kedalaman pirit > 100 cm > 75 cm > 50 cm > 25 cm
8 Lereng t < 3% < 3% < 8% < 15%
ketersediaan air yang digunakan untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan dalam rangka 9 Erodilitas tanah Sangat Sangat rendah, Sangat rendah, Sangat rendah,
rendah rendah rendah, sedang rendah, sedang,
pengembangan tanaman pangan, tanaman industri dan perkebunan maupun pengembangan agak tinggi,
potensi sektor pertanian lainnya. Atas dasar tingkat kesesuaian lahan dan sebarannya, tinggi
10 Zona Agroklimat r A1, A2, B1 B2 A1, A2, B1, B2, A1, A2, B1, B2, A1, A2, B1, B2,
diharapkan memberikan arahan dalam memanfaatkan potensi sumberdaya alam Kabupaten B3 B3, B3,
C1, C2, C3, D1, C1, C2, C3, D1,
Maybrat. D2, D3 D2, D3, E1, E2, E3
11 Kelas Drainase d Baik Baik Agak cepat, baik Cepat, agak
cepat,
baik, agak
terhambat
12 Banjir dengan f Tampa Kurang dari 2 Kurang dari 4 Kurang dari 4
genangan bulan dengan bulan dengan bulan dengan
musiman tanpa adanya tanpa adanya tanpa adanya
genangan genangan penanganan
permanent (< permanent (< 1 permanent (< 1
1 m) m)
Dari analisa kesesuaian lahan dapat disusun rancangan pengembangan komoditas pertanian Tabel 2.9 Kesesuaian Lahan
dengan mengacu pada pedoman pengembangan tanaman atas dasar kesesuaian lahan Padi Ladang
tanaman pertanian dan kehutanan yang ditentukan oleh Center of soil ang Agro Climate Distribusi Lokasi
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat
Research Bogor (1994) dan Environmental Adaptation of Crops. Dengan mengetahui potensi No Distrik Luas (ha)
sumber lahan dan dikaitkan dengan persyaratan tumbuh berbagai jenis tanaman pertanian S3 52571.26 Kemiringan lereng, nutrisi 1 Aifat Timur -
dan perkebunan dan kehutanan, wilayah Kabupaten Maybrat dapat dipetakan potensi 2 Aifat 1.360,06
3 Aitinyo 274,49
pengembangan komoditas.
4 Ayamaru -
Dalam pengembangan sektor pertanian dalam arti luas, tidak lepas dengan ketersediaan 5 Mare 50.936,71
sumberdaya manusia baik kuantitas maupun kualitas. Manusia dalam hal ini berperan 6 Ayamaru Utara -
ganda, artinya dapat berperan sebagai produsen sekaligus konsumen untuk tanaman pangan N1 663838.11 Kedalaman tanah, Drainase, Nutrisi, 1 Aifat Timur 192.650,89
Banjir, Kemiringan Lereng, Fragmentasi
2 Aifat 260.990,11
dan sebagai produsen bahan baku untuk yang menghasilkan bahan olahan pabrik. Berikut ini
3 Aitinyo 71.494,22
adalah analisis kesesuaian lahan untuk komoditas-komoditas tanaman pertanian dan
4 Ayamaru 58.393,45
perkebunan terpilih sebagai berikut. 5 Mare 50.936,71
6 Ayamaru Utara 31.307,85
Tabel 2.8 Sumber : Bakosurtanal, 2009
Jenis Komoditas Yang Dipilih Untuk Analisis Kesesuaian Lahan
Tanaman Pangan dan Lahan Tanaman Perkebunan Tanaman Hutan
Kering b) Padi Sawah
1. Padi ladang 4. Kacang hijau 1. Karet 5. Kopi 1. Merbabu
2. Padi sawah 5. Kedelai 2. Kelapa sawit 6. Mangga Sama seperti padi lading, padi sawah juga merupakan salah satu tanaman yang
3. Jagung 3. Kelapa 7. Rambutan kurang bisa dikembangkan di Kabupaten Maybrat. Klas kesesuaian lahan untuk
Sumber : Bakosurtanal, 2007 4. Coklat 8. Pisang
tanaman padi sawah di kabupaten tersebut adalah tidak sesuai sementara (N1) dan
1. Tanaman Pangan dan Lahan Kering kurang sesuai (S3). Luas lahan yang masuk dalam klas N1 adalah seluas 663.838,11

a) Padi Ladang penghambat bagi kelas kesesuaian lahan N1 adalah kedalaman tanah, drainase,

Padai lading merupakan salah satu komoditas yang kurang bisa dikembangkan di kemiringan lereng, fragmentasi, nutrisi dan banjir. Sedangkan luas lahan yang
masuk dalam klas S3 adalah seluas
Kabupaten Maybrat. Lahan yang ada cenderung kurang sesuai (S3) dan tidak sesuai, lading dapat dilihat pada tabel dan peta berikut ini.
sementara (S3) untuk pengembangan padi lading. Luas lahan yang masuk dalam klas
kesesuaian lahan tidak permanen sementara (N1) adalah 663.838,11 Ha. Faktor
penghambat bagi klas kesesuaian lahan tidak sesuai sementara adalah kedalaman
tanah, drainase, kemiringan lereng, fragmentasi, nutrisi dan banjir. Lahan yang
masuk dalam klas kesesuaian lahan N1 tersebar di seluruh distrik di Kabupaten
Maybrat. Sedangkan luas lahan yang masuk dalam klas kesesuaian kurang sesuai (S3)
adalah seluas 52.571,26 Ha dengan penyebaran hampir di seluruh distrik kecuali
Distrik Ayamaru dan Ayamaru Utara. Faktor penghambat bagi klas kesesuaian lahan
S3 adalah kemiringan lereng dan nutrisi. Untuk lebih jelasnya kesesuaian lahan padi
2.929,77 Ha dengan penyebaran merata hampir di seluruh distrik kecuali di
Distrik Aifat Timur, Ayamaru dan Ayamaru Utara. Faktor penghambat bagi
kelas kesesuaian lahan S3 adalah kemiringan lereng dan nutrisi. Untuk lebih
jelasnya kesesuaian lahan padi sawah dapat dilihat pada tabel dan pada peta
berikut ini.
Tabel 2.10 Kesesuaian Lahan Padi Sawah lama dimiliki oleh para petani. Namun dibanyak daerah kacang hijau diperlakukan juga seperti kedelai, seringkali tidak
menjadi pilihan komoditas pertanian yang menarik, karena itu petani seringkali memperlakukannya sebagai tanaman sela saja.
Distribusi Lokasi
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat
No
Sama dengan
Distrik
tanaman coklat, jagung dan kedelai, tanaman kacang hijau tidak sesuai untuk dikembangkan di Kabupaten
Luas (ha)
S3 2920.77 Slope, nutrients 1 AifatMaybrat.
Timur -
Sama seperti ketiga tanaman terdahulu, faktor penghambat bagi pengembangan tanaman kacang hijau di
2 Aifat 1.360,06
3 Kabupaten Maybrat
Aitinyo 274,49adalah curah hujan. Kesesuaian lahan untuk tanaman kacang hijau dapat dilihat pada tabel dan peta
4 Ayamaru
berikut ini. -
5 Mare 1.286,22
6 Ayamaru -
Utara
Tabel 2.12663838.11
N1 Kesesuaian Depth,
Lahan Kacang Hijauslope
drainage, fragmentation, 1 Aifat Timur 192.650,89
nutrients flood 2 Aifat 260.990,11
3 Aitinyo 71.494,22
4 Ayamaru 58.393,45 Distribusi Lokasi
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat
5 Mare 49.650,49 No Distrik Luas (ha)
6 Ayamaru 30.658,95
Utara N2 666758.62 Curah Hujan 1 Aifat Timur 192.650,89
c) Jagung
2 Aifat 262.350,17
Jagung juga merupakan salah satu tanaman yang sulit untuk dikembangkan di 3 Aitinyo 71.768,71
Kabupaten Maybrat. Seluruh distrik Kabupaten Maybrat tidak sesuai untuk 4 Ayamaru 28.393,45
pengembangan tanaman jagung. Sama seperti tanaman kedelai dan tanaman coklat, 5 Mare 50.936,71
6 Ayamaru Utara 30.658,95
faktor pehambat bagi pengembangan tanaman jagung di kabupaten tersebut adalah
curah hujan. Untuk lebih jelasnya kesesuaian lahan dapat dilihat pada tabel dan
e) Kedelai
peta berikut ini.
Pada skala nasional sebenarnya terdapat peluang pasar yang luas untuk kebutuhan
kedelai. Namun dibanyak daerah kedelai seringkali tidak menjadi pilihan komoditas
Tabel 2.11
Kesesuaian Lahan Jagung pertanian yang menarik, karena itu petani seringkali memperlakukannya sebagai

Distribusi Lokasi tanaman sela saja. Sama halnya dengan tanaman coklat, keseluruhan lahan di
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat Kabupaten Maybrat tidak sesuai untuk pengembangan tanaman kedelai. Faktor
No Distrik Luas (ha)
N2 666758.62 Curah Hujan 1 Aifat Timur 192.650,89 penghambatnya adalah curah hujan yang terlalu besar. Lahan seluas 666.758 Ha
2 Aifat 262.350,17 tidak sesuai untuk pengembangan tanaman tersebut. Untuk lebih jelasnya, data
3 Aitinyo 71.768,71 kesesuaian lahan untuk tanaman kedelai dapat dilihat pada tabel dan peta dibawah
4 Ayamaru 58.393,45
ini.
5 Mare 50.936,45
6 Ayamaru Utara 30.658,95

d) Kacang Hijau
Kacang hijau merupakan komoditas pertanian tanaman pangan yang memiliki
spectrum penggunaan yang luas di bidang pengolahan pangan. Selain itu tradisi
produksinya sudah
Tabel 2.13 Tabel 2.14
Kesesuaian Lahan Kedelai Kesesuaian Lahan Karet
Distribusi Lokasi Distribusi Lokasi
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat
No Distrik Luas (ha) No Distrik Luas (ha)
N2 666758.62 Curah Hujan 1 Aifat Timur 192.650,89 S2 127931.75 Fragmentasi tekstur 1 Aifat Timur 31.224,96
2 Aifat 262.350,17 2 Aifat 57.732,50
3 Aitinyo 38.492,19
3 Aitinyo 71.768,71
4 Ayamaru 482,10
4 Ayamaru 58.393,45
5 Mare -
5 Mare 50.936,45 6 Ayamaru Utara -
6 Ayamaru Utara 30.658,95 N1 240979.37 Kedalaman tanah 1 Aifat Timur 84.211,19
Sumber : Bakosurtanal, 2009
Banjir 2 Aifat 92.875,93
Drainase
Fragmentasi 3 Aitinyo 13.155,85
Tekstur 4 Ayamaru 6.679,38
2. Tanaman Perkebunan Air
5 Mare 22.201,85
a) Karet 6 Ayamaru Utara 21.855,17
Karet sebagai salah satu bahan industri memiliki penggunaan dengan spectrum N2 282164.29 Curah Hujan 1 Aifat Timur 77.214,74
yang semakin luas. Meskipun demikian terdapat juga saingan dari bahan-bahan 2 Aifat 111.741,74
baru yang dikembangkan secara sintetis, sehingga prospeknya sebagai komoditas 3 Aitinyo 20.120,67
4 Ayamaru 51.231,97
andalan tidak begitu cerah. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, sebagian
5 Mare 21.855,17
besar lahan di Kabupaten Maybrat tidak sesuai sementara untuk pengembangan
tanaman karet. Luas lahan yang termasuk dalam klas kesesuaian lahan N1 adalah
b) Kelapa Sawit
seluas 240.979,37 Ha dan tersebar di seluruh distrik. Faktor pembatas dalam klas
Kelapa sawit bisa berperan penting sebagai penghasil devisa dari luar negeri jika
kesesuaian lahan N1 adalah kedalaman, banjir, drainase, fragmentasi, tekstur dan
ekspor dapat diperkuat. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan diperoleh
air. Sedangkan untuk lahan dengan klas kesesuaian lahan tidak sesuai permanen
informasi bahwa sebagian besar wilayah di kabupaten ini tidak sesuai sementara
adalah hujan dan faktor pembatasan untuk klas kesesuaian lahan cukup sesuai
untuk pengembangan tanaman kelapa sawit. Luas lahan yang dalam klas kesesuaian
adalah fragmentasi dan tekstur.
lahan N1 (tidak sesuai
sementara) adalah seluas 225.932,62 ha dengan penyebaran di seluruh distrik.
Sedangkan luas lahan yang masuk dalam klas kesesuaian lahan cukup sesuai (S2)
adalah seluas 133.525,23 Ha dengen penyebaran hampir di ke seluruh distrik
kecuali di Ayamaru Utara. Faktor pembatas bagi klas kesesuaian lahan N1 adalah
kedalaman, banjir, drainase, air dan banjir. Sedangkan bagi klas kesesuaian lahan
S2, faktor pembatasnya adalah fragmentasi dan nutrisi. Untuk lebih jelasnya,
kesesuaian lahan kelapa sawit dapat dilihat pada tabel dan peta berikut ini.
Tabel 2.15 Tabel 2.16
Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit Kesesuaian Lahan Kelapa
Distribusi Lokasi
Distribusi Lokasi Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat No Distrik Luas (ha)
No Distrik Luas (ha)
S2 133525.23 Fragmentasi 1 Aifat Timur 31.224,96 S1 1286.22 1 Aifat Timur
Nutrisi 2 Aifat 57.732,50
3 Aitinyo 38.492,19 2 Aifat
4 Ayamaru 482,10 3 Aitinyo
5 Mare 5.593,48 4 Ayamaru
6 Ayamaru Utara
N1 225932.62 Kedalaman tanah 1 Aifat Timur 84.211,19 5 Mare 1.286,22
Drainase 2 Aifat 92.875,93 6 Ayamaru Utara
Air 3 Aitinyo 13.155,85 S2 147849.66 Fragmentasi 1 Aifat Timur 44.916,87
Banjir 4 Ayamaru 6.835,24 2 Aifat 58.365,02
Nutrisi
5 Mare 23.488,07 3 Aitinyo 38.492,19
6 Ayamaru Utara 5.366,34 4 Ayamaru 482,10
N2 260309.12 Curah Hujan 1 Aifat Timur 77.214,74 5 Mare 5.593,48
2 Aifat 111.741,74 6 Ayamaru Utara
3 Aitinyo 20.120,67 N1 262403.6 Kedalaman tanah 1 Aifat Timur 95.417,04
4 Ayamaru 51.231,97 Banjir 2 Aifat 120.232,04
5 Mare 21.855,17 Drainase 3 Aitinyo 13.155,85
6 Ayamaru Utara 25.941,52 Fragmentasi 4 Ayamaru 6.679,38
Ketinggian 5 Mare 22.201,85
Kemiringan lereng 6 Ayamaru Utara 4.717,44
N2 255219.42 Curah hujan 1 Aifat Timur 52.316,98
2 Aifat 83.753,11
c) Kelapa 3 Aitinyo 20.120,67
4 Ayamaru 51.231,97
Kelapa merupakan komoditas perkebunan yang penting untuk diketahui 5 Mare 21.855,17
6 Ayamaru Utara 25.941,52
kesesuainnya untuk dibudidayakan lebih lanjut di Kabupaten Maybrat saat ini,
karena budidayanya sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Berdasarkan hasil Sumber : Bakosurtanal, 2009
analisis kesesuaian lahan diperoleh informasi bahwa sebagian besar lahan di
Kabupaten Maybrat (262.403,6 ha) tidak sesuai sementara (N1) untuk
d) Coklat
pengembangan tanaman kelapa. Faktor pembatas bagi klas kesesuaian lahan N1
Coklat merupakan salah satu komoditas yang dikembangkan di Kabupaten Maybrat.
adalah kedalaman, banjir, drainase, fragmentasi,
ketinggian dan kemiringan lereng. Untuk lebih jelasnya, kesesuaian lahan untuk
tanaman kelapa dapat dilihat pada tabel dan peta berikut Coklat pernah menjadi komodtas unggulan di Kabupaten tersebut ketika krisis
ini.
moneter beberapa waktu lalu. Coklat sebagai tanaman perkebunan memiliki
prospek yang masih baik, karena sebagian besar komoditas ini merupakan bahan
ekspor yang menghasilkan devisa yang cukup penting.
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, seluruh lahan di kabupaten tersebut
tidak sesuai untuk tanaman coklat. Faktor penghambat bagi pengembangan
tanaman coklat di kabupaten tersebut adalah curah hujan. Lahan seluas 666.758,88
ha di Kabupaten Maybrat tidak sesuai permanen untuk pengembangan tanaman
coklat. Untuk lebih jelasnya, kesesuaian lahan untuk tanaman coklat dapat dilihat
pada tabel dan peta di
halaman berikut ini.
Tabel 2.17 Maybrat. Faktor penghambat bagi pengembangan tanaman mangga di Kabupaten
Kesesuaian Lahan Coklat
Maybrat adalah curah hujan. Untuk lebih jelasnya, kesesuaian lahan di Kabupaten
Distribusi Lokasi
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat Maybrat dapat dilihat pada tabel dan peta berikut ini.
No Distrik Luas (ha)
N2 666758.88 Curah hujan 1 Aifat Timur 192.650,89
2 Aifat 262.350,17 Tabel 2.19
Kesesuaian Lahan Mangga
3 Aitinyo 71.768,71
4 Ayamaru 58.393,45 Distribusi Lokasi
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat
5 Mare 50.936,71 No Distrik Luas (ha)
6 Ayamaru Utara 30.658,95 N2 666758.88 Curah hujan 1 Aifat Timur 192.650,89
Sumber : Bakosurtanal, 2009
2 Aifat 262.350,17
3 Aitinyo 71.768,71
e) Kopi 4 Ayamaru 58.393,45
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, seluruh lahan di Kabupaten Maybrat 5 Mare 50.936,71
6 Ayamaru Utara 30.658,95
tidak sesuai untuk pengembangan tanaman kopi. Luas lahan yang masuk dalam klas
Sumber : Bakosurtanal, 2009
kesesuaian lahan tidak sesuai permanen (N2) adalah seluas 666.758,88 ha dan
tersebar di seluruh distrik yang ada di kabupaten tersebut. Faktor penghambat g) Rambutan
untuk kelas kesesuaian lahan N2 tersebut adalah curah hujan. Untuk lebih jelasnya, Rambutan adalah salah satu tanaman buah yang mempunyai nilai jual yang cukup
kesesuaian lahan tanaman kopi dapat dilihat pada tabel dan peta di halaman baik. Tanaman rambutan dapat dijadikan sebagai salah satu tanaman yang dapat
berikut ini. digunakan untuk menambah pemasukan rumah tangga penduduk Kabupaten
Maybrat.
Tabel 2.18 Penyebaran lahan dengan klas kesesuaian lahan tersebut tersebar di seluruh distrik di
Kesesuaian Lahan Kopi
Kabupaten
Distribusi Lokasi
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat
No Distrik Luas (ha)
N2 666758.88 Curah hujan 1 Aifat Timur 192.650,89
2 Aifat 262.350,17
3 Aitinyo 71.768,71
4 Ayamaru 58.393,45
5 Mare 50.936,71
6 Ayamaru Utara 30.658,95
Sumber : Bakosurtanal, 2009

f) Mangga
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, tanaman mangga tidak sesuai
permanen untuk dikembangkan di Kabupaten Maybrat. Luas lahan yang masuk
dalam klas kesesuaian lahan tidak sesuai permanen (N2) adalah seluas 666.758 Ha.
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, sebagian besar lahan di
kabupaten tersebut tidak sesuai permanen (N2) untuk pengembangan
tanaman rambutan. Seluruh distrik di Kabupaten Maybrat tidak sesuai
pengembangan tanaman rambutan tersebut. Untuk lebih jelasnya, kesesuaian
lahan untuk tanaman rambutan dapat dilihat pada tabel dan peta dibawah
ini.

Tabel 2.20
Kesesuaian Lahan
Rambutan
Distribusi Lokasi
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat
No Distrik Luas (ha)
N2 666758.88 Curah hujan 1 Aifat Timur 192.650,89
2 Aifat 262.350,17
3 Aitinyo 71.768,71
4 Ayamaru 58.393,45
5 Mare 50.936,71
6 Ayamaru Utara 30.658,95
Sumber : Bakosurtanal, 2009
h) Pisang Tabel 2.22
Sama seperti tanaman rambutan, pisang juga merupakan salah satu tanaman yang Kesesuaian Lahan Merbau
dapat digunakan untuk menambah pemasukan bagi rumah tangga penduduk. Distribusi Lokasi
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan tanaman pisang, seluruh lahan di No Distrik Luas (ha)
Kabupaten Maybrat tidak sesuai untuk pengembangan tanaman pisang. Luas lahan S1 19819.49 1 Aifat Timur 3.603,77
2 Aifat 5.625,61
yang masuk dalam klas kesesuaian lahan tidak sesuai permanen adalah 666.758,88
3 Aitinyo 2.169,26
ha dengan penyebaran di seluruh distrik. Faktor penghambatnya adalah curah hujan.
4 Ayamaru 482,10
Untuk lebih jelasnya, kesesuaian lahan tanaman pisang dapat dilihat pada tabel dan 5 Mare 6.878,85
peta berikut ini. 6 Ayamaru Utara 3.229,16
S2 430968.55 Drainase 1 Aifat Timur 190.662,93
Kemiringan lereng 2 Aifat 171.484,53
Tabel 2.21 pH
Kesesuaian Lahan Pisang 3 Aitinyo 43.140,85
4 Ayamaru 2.271,44
Distribusi Lokasi
Kesesuaian Luas Total (ha) Faktor Penghambat 5 Mare 22.201,85
No Distrik Luas (ha) 6 Ayamaru Utara 3.478,39
N2 666758.88 Curah hujan 1 Aifat Timur 192.650,89 S3 239678.42 Drainase 1 Aifat Timur 50.483,86
2 Aifat 262.350,17 Kemiringan lereng 2 Aifat 85.240,03
3 Aitinyo 71.768,71 pH
3 Aitinyo 26.458,60
4 Ayamaru 58.393,45 4 Ayamaru 55.639,91
5 Mare 50.936,71 5 Mare 21.856,02
6 Ayamaru Utara 30.658,95 6 Ayamaru Utara 27.180,56
Sumber : Bakosurtanal, 2009 Sumber : Bakosurtanal, 2009

C. Potensi Pengembangan Tanaman Pertanian dan Perkebunan


Dari jenis tanah yang beragam dan tersebar hampir di semua distrik bila dikombinasikan
dengan faktor tumbuhan tanaman yang lain yaitu faktor agroklimatologis seperti curah
3. Tanaman Hutan hujan, suhu, kelembaban dan faktor fisik lainnya seperti ketebalan solum, tingkat
a) Merbau kesuburan fisik maupun kimiawi, salininas, maka untuk pengembangan komoditas tanaman
Merbau adalah salah satu tanaman kayu yang mempunyai nilai komoditas yang pertanian dan perkebunan dihadapkan kepada berbagai permasalahan yang lebih bersifat
tinggi. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, sebagian besar lahan di sebagai hambatan.
Kabupaten Maybrat sesuai untuk pengembangan tanaman merbau. Luas lahan yang Jenis tanaman pangan non padi yang mempunyai peluang untuk dikembangkan antara lain
masuk dalam klas kesesuaian lahan sesuai (S1) adalah seluas 19.819,49 ha dengan ubi kayu, ubi jalar, talas, jagung dan kacang-kacangan. Tanaman-tanaman ini pada tahap-tahap
penyebaran hampir diseluruh distrik kecuali di Ayamaru Utara. Faktor pembatas awal pembangunan pertanian mungkin belum dapat dikategorikan sebagai sumber
bagi klas kesesuaian lahan S2 adalah drainase, kemiringan lereng dan pH. Untuk pendapatan daerah atau menjadi sumber peningkatan pendapatan keluarga petani secara
lebih jelasnya kesesuaian lahan tanaman merbau dapat dilihat pada tabel dan peta langsung, namun mampu menopang kebutuhan pangan penduduk setempat.
dibawah ini. Untuk pengembangan tanaman ubi kayu jenis tanah dan faktor agroklimatologis di
Kabupaten Maybrat mempunyai tingkat kesesuaian lahan N1 (tidak sesuai saat ini) dan N2
(tidak sesuai),
meskipun di beberapa wilayah distrik memiliki tingkat kesesuaian lahan S3 (sesuai marginal)
seperti di Distrik Ayamaru dan Mare, dengan faktor pembatas atau penghambat cukup bertanam
kompleks yaitu curah hujan, suhu, salinitas dan kebanjiran. Dengan demikian untuk
pengembangan ubi kayu diperlukan berbagai masukan (input) produksi yang berat, misalnya
dengan pengapuran, pengairan di musim kemarau dan penanggulangan banjir.
Untuk pengembangan talas, lahan di Kabupaten Maybrat memiliki tingkat kesesuaian dari S3
(sesuai marginal) sampai N2 (tidak sesuai), tidak ada yang S1 dan S2. wilayah-wilayah
pengembangan dengan masukan produksi yang berat untuk tanaman talas (kesesuaian lahan
S3) antara lain di Distrik Ayamaru dengan faktor pembatas suhu, salinitas, pH dan di
beberapa bagian wilayah kebanjiran, di Distrik Aifat dengan faktor pembatas yang sama
dengan di Distrik Ayamaru, Aitinyo, Ayamaru Utara, Aifat Timur dan Mare, kendala yang
banyak dihadapi adalah pH, suhu, diranase dan salinitas.
Untuk pengembangan tanaman kedelai, jagung pisang, mangga dan kakao secara umum
tingkat kesesuaian lahannya adalah N2 dengan faktor pembatas utama curah hujan dan
suhu (tidak dapat diperbaiki). Hal ini perlu mendapat pemikiran yang lebih mendalam untuk
mengubah tingkat kesesuaian lahan setiidaknya menjadi S3 melalui program khusus,
misalnya reboisasi, reklamasi maupun program lainnya.
Untuk pengembangan tanaman perkebunan seperti kelapa dan kelapa sawit, lahan dan
faktor agroklimatologis di Kabupaten Maybrat memberikan peluang untuk pengembangan
dengan tingkat kesesuaian lahan dari S1 (sangat sesuai) dengan S2 (cukup sesuai); di Distrik
Ayamaru dengan pembatas kesuburan rendah; Aifat dengan pembatas tanah fragile; Aitinyo
dengan pembatas kesuburan rendah; Moswaren dengan pembatas kesuburan tanah rendah.
Aifat Timur dan Mare, yang pada umumnya sebagai pembatas adalah kesuburan lahan yang
rendah. Di Distrik Mare terdapat lahan yang mempunyai tingkat kesesuaian lahan S1 untuk
kelapa sawit.
Tingkat kesesuaian lahan S2 dapat ditingkatkan ke S1 dengan masukan yang sesuai dan
dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, misalnya dengan faktor pembatas tingkat
kesuburan yang rendah, melalui studi analisis tanah dapat diketahui kekahatan (defisiensi hara)
yang terjadi, sehingga rekomendasi pemupukan dapat disesuaikan untuk keberhasilan
pengembangan komoditas pertanian maupun perkebunan dan buah-buahan. Tanaman
kelapa sawit akan dapat dilihat peran ekonominya setelah berumur 5 tahun sampai umur 30
tahun, artinya tenggang waktu antara tanam dan panen tidak terlalu panjang dan
berlangsung selama waktu yang panjang.
Dari uraian diatas dapat diutarakan bahwa nampaknya kelapa sawit dan kelapa merupakan
komoditas yang mempunyai peluang besar untuk dikembangkan di Kabupaten Maybrat. Di
areal pengembangan kelapa masih dimungkinkan dikembangkan sistem tumpang sari atau
ganda dengan tanam perkebunan lainnya maupun dengan tanaman pangan. Dari
berbagi pengalaman dan studi yang memberikan gambaran dampak negative jangka
panjang pertanaman kelapa sawit, maka perlu dipertimbangkan karena kelapa sawit
merupakan tanaman yang diusahakan secara monokultur terjangkau waktu 25 - 30
tahun (satu siklus) dan mempunyai kontribusi besar dalam pemiskinan lahan, erosi
dan banjir.
Pengembangan tanamanpangan di lahan dengan tingkat kesesuaian S3 masih dapat
dilakukan dengan memperhatikan faktor pembatas yang masih dimungkinkan untuk
diperbaiki. Sedang pada lahan dengan tingkat kesesuaian lahan N1 untuk jangka
panjang dapat dimanfaatkan dengan tindakan antara lain reklamasi lahan,
memperbaiki struktur dan kesuburan lahan dengan konsep konservasi secara
vegetasi. Sebagai gambaran untuk memilih komoditas perkebunan yang akan
dikembangkan di Kabupaten Maybrat, maka ditunjukkan persyaratan tumbuh
beberapa tanaman komoditan perkebunan.
Kakao (coklat) tumbuh baik pada lahan dengan retensi kelengasan dan aerasi tanah
yang baik. Dapat diusahakan pada tanah lempungan (clay-loam) dengan struktur
remah. Pada tanah berpasir (pasiran) kakao tumbuh baik karena penetrasi perakaran
sempurna, namun kelengasan tanah harus dapat dipertahankan sehingga cocok untuk
di wilayah yang curah hujannya cukup tinggi dan terdistribusi dengan baik dan
merata, bulan kering diseyogyakan 1 - 2 bulan saja. Curah hujan 1500 - 2000 mm/th
dan tidak terjadi genangan adalah kondisi yang baik untuk tumbuhnya tanaman
kakao. Tanaman kakao dapat tumbuh pada lahan dengan kisaran pH tanah 4,3 - 8,7,
tetapi lebih baik pada tanah acidic, salinitas rendah dan pada lahan dengan
kelerengan
< 15 %. Suhu optimum untuk pertumbuhan antara 21 - 35º C dan terbaik pada suhu
22,4 - 26,7ºC. Tanaman kakao memerlukan intensitas cahaya 1000 - 3000 fc,
sehingga untuk tanaman muda perlu mendapatkan naungan buatan karena tidak
tahan terhadap sinar matahari terik, namun setelah tumbuh dewasa dapat menaungi
dirinya sendiri (self-shading) atau tumpangsari dengan tanaman lain. Tanaman kakao
dapat ditumpangsarikan dengan kelapa, yang sekaligus dapat berfungsi untuk
naungan.
Untuk pengembangan kelapa sawit lahan dapat dibedakan menjadi 4 klas yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tingkat produksi yang
dihasikan. Keempat kelompok lahan tersebut didasarkan pada kondisi fisik yang pada
dasarnya dapat untuk pengembangan kelapa sawit, pada tabel berikut.
Tabel 2.23 menghendaki ketinggian tempat antara 500 - 1700 m dpl. Bila kopi arabika ditanam di
Kondisi Fisik Lahan Untuk Perkebunan Kelapa Sawit
dataran rendah kurang dari 500 m dpl biasanya akan berproduksi dan bermutu rendah
Faktor Pembatas Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV
serta mudah terserang penyakit HV.
1. Altitude (m) 0 - 400 0 - 400 0 - 400 0 – 400
2. Iklim 2. Hujan
 Curah hujan (mm/th)
 Tipe iklim 2000 - 2500 1800 - 2000 1500 - 1800 1500 Hujan merupakan faktor iklim terpenting setelah ketinggian tempat. Faktor ini bisa dilihat
 SuhuºC 22 - 23 22 - 23 22 - 23 22 - 23
dari curah hujannya dan waktu turunnya hujan. Curah hujan akan berpengaruh
 Penyinaran (jam/hari) 6 6 6 6
 Kelembaban (%) 80 80 80 80 terhadap ketersediaan air yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Sedangkan waktu
 Angin Lemah Sedang Sedang Sedang jatuhnya hujan terutama berpengaruh terhadap proses pembentukan bunga dan buah.
3. Bentuk wilayah
 Kelerengan (%) 0 - 15 16 - 25 25 - 36 > 36 Kopi golongan robusta dan arabika sangat peka terhadap pengaruh ini. Kopi umumnya
 Rawa Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
tumbuh optimum di daerah yang cukup hujannya 2000 - 3000 mm/th. Namun kopi
 Genangan/banjir Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
 Drainase Baik Baik Agak baik Agak baik masih tumbuh baik pada daerah bercurah hujan 1300 – 2000 mm/th. Bahkan di daerah
 Pasang-surut Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada bercurah hujan.
4. Tanah
 Erosi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit
 Solum (cm) 80 80 60 - 80 60 2.2.6 Sumberdaya Hutan
 Bahan organik (cm) 5 - 10 5 - 10 5 - 10
A. Tipe Hutan
 Tekstur lempung Liat-pasiran Pasir-lempung Pasir
 Batuan dalam dalam dalam - Sumberdaya hutan di Kabupaten Maybrat termasuk ke dalam hutan hujan tropika, atau
 Kedalaman air (cm) 80 60 - 80 50 - 60 40 - 50
hutan tropika basah, karena memiliki ciri khas kelembaban cukup tinggi, tidak pernah
 pH 5-4 4, 5 - 4 4 4
Sumber : Pusat Penelitian Marihat, Pematang Siantar kering. Sebaran sumberdaya hutan mencakup seluruh Kabupaten Maybrat dan semua distrik
memiliku hutan. Lahan setiap distrik didominasi oleh penutupan hutan. Pada kawasan hutan
Seperti halnya tanaman lain, pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi sangat
dararan rendah suhu lingkungan hutan pada umumnya hangat, termasuk kawasan hutan
dipengaruhi oleh lingkungan. Bahkan tanaman kopi mempunyai sifat sangat khusus, karena payau (mangrove) dan hutan dataran rendah kering. Hutan hujan tropika dataran rendah
masing-masing terdapat tiga tipe yaitu :
 Hutan dataran rendah payau (mangrove);
jenis kopi menghendaki lingkungan yang agak berbeda. Faktor-faktor lingkungan yang Setiap jenis kopi menghendaki suhu atau ketinggian tempat yang berbeda-beda. Misalnya kopi
sangat berpengaruh terhadap tanaman kopi antara lain adalah ketinggian, tempat, curah robusta tumbuh optimum pada ketinggian 400 - 700 m dpl, tetapi beberapa diantaranya juga
hujan, sinar matahari, angina dan tanah. masih tumbuh baik dan ekonomis pada ketinggian 0 - 1000 m dpl. Kopi arabika
1. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat sebenarnya tidak berpengaruh langsung terhadap tanaman kopi,
tetapi berpengaruh terhadap tinggi dan rendahnya suhu. Faktor suhu inilah yang
berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman kopi, terutama terhadap
pembentukan bunga dan buah serta kepekaannya terhadap serangan penyakit. Di
Indonesia, umumnya tinggi rendahnya suhu oleh suhu ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat dari permukaan air laut. Oleh karena itu faktor ketinggian tempat lebih sering
disebutkan.
 Hutan dataran rendah air tawar;
 Hutan dataran rendah tanah/lahan kering.
Tipe satu dan dua termasuk kelompok hutan lahan basah. Hutan yang termasuk
kawasan hutan tanah basah yang tidak payau, bukan mangrove, antara lain terdapat
di Distrik Aitinyo.
Diatas hutan dataran rendah yang basah, kemudian terdapat hutan dataran rendah
kering, seperti terdapat di daerah distrik antara lain, Distrik Ayamaru, Aitinyo, Ayamaru
Utara, dan Aifat. Secara keseluruhan hutan dataran rendah kering relatif tidak begitu
luas, dibandingkan dengan hutan dataran rendah basah, baik basah payau maupun
basah air tawar. Hutan dataran rendah kering ini pada umumnya merupakan kawasan
hutan yang paling mudah untuk dilakukan aksesibilitas bagi penduduk, seperti untuk
pembangunan jalan, atau permukiman. Demikian juga banyak lahan dataran rendah
kering yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai lahan pertanian kering,
seperti untuk ladang atau kebun.
Di atas hutan dataran rendah kering Kabupaten Maybrat memiliki kawasan yang cukup luas tumbuh mengelompok, seragam, dengan tinggi rata-rata hampir seragam, tajuk atau kanopinya,
yang berupa hutan tropika basah pegunungan. Kawasan hutan ini membentang sejak dari seperti kerucut, dengan kepadatan
sebelah utara sampai ke selatan, kemudian ke tenggara dan timur. Hampir seluruh distrik-
distrik di Kabupaten Maybrat memiliki hutan hujan tropika pegunungan. Hutan-hutan ini seperti
antara lain di Distrik Ayamaru, Ayamaru Utara, Aifat, Mare, dan Aitinyo. Hutan pegunungan ini
pada umumnya terdapat pada puncak-puncak bukit, dan juga pada lereng-lereng bukit, dengan
kelerengan lahan yang pada umumnya curam, lebih dari 15%. Bahkan terdapat sebagian
besar lereng bukit lebih dari 45%, sehingga dalam usaha pengelolaan hutan untuk dilakukan
eksploitasi cukup si\ulit. Paling tidak memerlukan biaya yang lebih, dibandingkan dengan
kawasan hutan yang pertopografi berat, sehingga memerlukan ekstra biaya, dan teknik
pemungutan hutan yang tidak mudah. Selain itu kawasan hutan pegunungan sebagian besar
tumbuh diatas formasi geologi yang berupa kapur atau gamping, sehingga kemungkinan
terjadinya longsor atau erosi cukup tinggi. Hal ini disebabkan curah hujan tahunan yang
relatif tinggi. Oleh karena itu, usaha pengelolaan hutan di daerah Kabupaten Maybrat harus
dilakukan dengan hati-hati, diharapkan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Terutama
diharapkan dapat mempertahankan pelestarian sumberdaya air, dan juga sumber
keanekaragaman hayati alam.
Potensi sumberdaya hutan di kabupaten ini, memiliki keanekaragaman jenis yang cukup
banyak, tetapi secara umum masih kurang beragam dibandingkan dengan keanekaragaman
tumbuhan di sebelah barat garis Wallacea. Kelompok hutan hujan tropika di Papua ini
termasuk di dalam kelompok hutan di sebelah timur Wallacea, dan secara tegas di sebelah
timur garis Weber. Tumbuhan ini di kawasan Papua tidak terdapat jenis-jenis dari famili Shorea
dan Dipterocarpacea, seperti tumbuhan hutan yang mudah ditemui di kawasan sebelah barat
garis Wallacea. Secara alami untuk jenis-jenis famili Shorea dan Diptercarpacea sebaran ke
arah paling timur terdapat di Kepulauan Maluku, tepatnya antara lain di Pulau-pulau
Halmahera, Pulau Seram. Tampaknya tumbuhan kayu di kawasan Papua didominasi oleh
jenis-jenis famili Leguminoceae dan juga jenis- jenis daun jarum, seperti antara lain termasuk
famili Araucariceae. Jenis-jenis famili yang terakhir ini pada umumnya tumbuh didaerah
pegunungan, pada hutan-hutan pegunungan, seperti di Distrik Ayamaru, Ayamaru Utara,
Mare dan Aifat.
Jenis tumbuhan famili berdaun jarum seperti famili Araucariacea, dengan jenis Agathis,
Araucaria, yang banyak tumbuh di daerah hutan pegunungan, maupun hutan dataran tinggi,
semuanya termasuk jenis-jenis kayu komersial yang terapung. Pada umumnya jenis famili
daun jarum ini tumbuh secara mengelompok, tidak tersebar merata hampir diseluruh
kawasan lahan hutan. Secara umum kenampakannya, seperti hutan tanaman, karena
daun yang umumnya penuh. Hutan daun jarum ini dikatakan termasuk jenis-jenis pegunungan atau ke bukit-bukit. Menurut penaksiran ukuran volume,tampaknya tidak
tumbuhan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun atau termasuk jenis evergreen begitu besar, mungkin dikarenakan jumlahnya relatif tidak begitu banyak. Populasi berbagai
atau tidak pernah menunjukkan menggugurkan daun, meskipun terjadi keadaan jenis tegakan tersebar dalam hamparan bukit-bukit dan gunung-gunung, dengan kelerengan
kekeringan yang panjang. Secara kebetulan kawasan hutan di Papua, tidak terdapat yang terjal. Oleh karena itu, kendala yang
musim kering, seperti di pulau Jawa.
Berkaitan dengan gatra konservasi sumberdaya air, sebenarnya jenis tumbuhan
famili berdaun jarum memiliki kemampuan mentranspirasi air tanah lebih tinggi dari
pada tumbuhan yang berdaun lebar. Keadaan ini disebabkan tumbuhan famili daun
jarum memiliki kepadatan daun yang relatif tinggi dan permukaan daunnya relatif
lebih luas dari pada permukaan daun lebar. Tumbuhan daun jarum bila tumbuh di
kawasan yang curah hujan sedikit, tampaknya akan mempengaruhi keseimbangan
sumberdaya air, karena kemampuan tumbuhan ini untuk mengeluarkan air cukup
besar, sehingga memungkinkan untuk mempengaruhi pengurangan potensi
sumberdaya air tanah cukup besar.
Daerah Kabupaten Maybrat memiliki curah hujan yang tinggi, sehingga meskipun
terdapat tumbuhan famili daun jarum, mungkin tidak akan menimbulkan gangguan
terhadap keseimbangan air tanah. Selain itu tumbuhan ini hidup di daerah tinggi
dengan suhu yang relatif rendah, sehingga memungkinkan evapotranspirasi kawasan
kemungkinan juga lambat. Kecuali bila dilakukan penanaman monokultur, dengan
hanya satu jenis famili daun jarum, missal jenis Araucaria, maka kemungkinan akan
terjadi defisit keseimbangan air tanah. Itupun kemungkinan besar bila diusahakan
tanaman hutan secara skala besar, di kawasan dataran rendah, dengan suhu yang
relatif tinggi. Pada umumnya meskipun diusahakan penanaman secara skala besar,
biasanya tetap dilakukan dengan memasukkan beberapa jenis tanaman pengisi,
sehingga tidak disukai oleh hama dan penyakit, tingkat keawetan tinggi, melebihi rata-
rata kayu yang berasal dari daerah lain. Sebagai contohnya tegakan merbau (Intsia
biyuga) atau kayu besi, jenis kayu ini memiliki kekuatan dan keawetan yang tinggi,
tahan dalam rendaman air tawar maupun air asin atau payau, sehingga merupakan
bahan utama untuk bangunan dermaga atau perumahan diatas air. Kayu-kayu yang
dikategorikan klas pada umumnya digunakan sebagai bahan bangunan, jarang
dimanfaatkan untuk tujuan sebagai bahan mentah meubiler atau barang-barang yang
memerlukan tingkat pengerjaan halusdan rumit. Tegakan jenis ini tersebar diseluruh
kawasan Papua, terutama di daerah hutan dataran rendah dan beberapa terdapat di
ketinggian sedang.
Pada umumnya potensi tegaka di daerah Papua, juga termasuk di Kabupaten
Maybrat, dalam ukuran luas tersebar sejak dari permukaan laut sampai ke
mungkin menjadi batu sandungan dalam kegiatan pemungutan hasil hutan adalah topografi Distrik Sawiat berada di daerah pegunungan yang cukup terjal.
yang cukup berat, sebagian besar topografi berupa bukit-bukit, dengan lembah-lembah
yang dalam, atau jurang-jurang yang dalam. Populasi tegakan yang mungkin dapat
diketemukan masih dan kompak, adalah tegakan di daerah payau, atau mangrove,
khususnya untuk jenis-jenis tegakan sagu. Pada kawasan ini dapat dijumpai hamparan yang
cukup luas yang mungkin didominasi hanya beberapa jenis tegakan payau, seperti
khususnya sagu dan beberapa jenis tegakan bakau, seperti famili Zoneratia, Bruguiera atau
Avicenia.

B. Potensi Hutan
1. Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan data di tabel berikut, sebagian besar hutan di Kabupaten Maybrat
mempunyai sebagai hutan produksi tetap. Luas hutan dengan fungsi tersebut adalah
seluas 1.175.236 ha atau sekitar 64,5% dari total seluruh hutan di Maybrat. Sedangkan
hutan di kabupaten tersebut yang mempunyai luasan paling kecil adalah hutan di
Kabupaten Maybrat berdasarkan fungsinya dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah
ini.

Tabel 2.24
Luasan Hutan menurut Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK)
Di Kabupaten Maybrat Tahun 2009
Jenis Hutan Luas (ha) Persentase (%)
Hutan lindung 194.565 10,7
Hutan PPA 46.384 2,5
Hutan produksi terbatas 111.457 6,1
Hutan produksi tetap 1.175.236 64,5
Hutan produksi yang dikonversikan 294.381 16,2
Jumlah 1.822.023 100,0

Berdasarkan fungsinya, hutan di Kabupaten Maybrat dibagi menjadi 5 fungsi yaitu hutan
produksi, hutan produksi konversi, hutan produksi terbatas, hutan lindung dan suaka
alam. Berdasarkan data, 24,42 % hutan produksi berada di Distrik Aifat yaitu seluas
91.223,69 ha, begitu juga dengan hutan produksi konversi. Sebagian besar hutan
produksi berada di distrik tersebut yaitu seluas 106.284,37 ha. Hutan produksi terbatas
yang ada di Distrik Aifat Timur adalah seluas 24.049,98 ha atau lebih dari 25% dari total
hutan produksi terbatas yang di Kabupaten Maybrat. Adanya hutan produksi yang cukup
luas di distrik tersebut berfungsi sebagai ‘alat lindung’ bagi daerah bawahannya sebab
Hutan suaka alam terluas di Distrik Aifat Timur yaitu seluas 45.775,65 ha atau Eungenia spp, Inocarpus fagiferus, Instsia Palembanica, Vitex dan sebagainya. Jenis-
67,55% dari luas total hutan suaka alam yang ada di Distrik Aifat Timur. Hutan jenis vegetasi tersebut mineral yang lebih tinggi.
tersebut selain sebagai suaka alam juga berfungsi sebagai tempat wisata. Untuk
lebih jelasnya, luasan hutan menurut fungsi per distrik di Kabupaten Maybrat
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.25
Luasan Hutan Menurut Fungsi Per Distrik di Kabupaten Maybrat
Tahun 2009 (Dalam Satuan Ha)
Hutan Hutan
Hutan Hutan Suaka
No Distrik % Produksi % Produksi % % %
Produksi Lindung Alam
Konversi Terbatas
1 Ayamaru 13.286,70 3,56 20.222,71 3,71 0 0,00 24.747,09 10,60 0,00
2 Aifat 91.223,69 24,42 106.284,37 19,49 8.521,24 8,88 45.277,87 19,40 11.191,84 16,51
3 Aitinyo 36.549,42 9,78 14.803,28 2,71 20.043,87 20,89 372,13 0,16 0,00
4 Ayamaru 1.316.78 0,35 6.254,41 1,15 0,00 23.686,39 10,15 0,07
Utara
5 Aifat 71.569,68 19,16 23.255,09 4,26 24.049,98 25,06 28.279,98 12,11 45.775,65 67,55
Timur
6 Mare 36.009,36 9,64 29,65 0,01 0,00 14.067,86 6,03 0,00
Jumlah 249955.63 100 170849.5 100 52615.09 100 136431.3 100 56967.49 100
Sumber : Peta Kawasan Hutan dan Perairan Kabupaten Maybrat, Analisis, 2009

2. Berdasakan Jenis Tumbuh yang Mendominasi


 Hutan Sagu
Hutan sagu alam belum banyak terganggu oleh pemanfaatan masyarakat,
karena masyarakat memanfaatkan hutan sagu yang dekat dengan permukiman
penduduk atau kebun sagu yang sengaja ditanam di sekitar kampong, jenis
sagu yang dominan adalah jenis mola (igo), bosario, edidau dan bibeo (Sagu
raja).
Distrik Aitinyo merupakan salah satu distrik yang memiliki potensi hutan sagu
walaupun luasannya terbatas hanya 3.121,81 ha. Namun demikian, luasan
tersebut belum termasuk tumbuhan sagu yang ditanam secara terbatas di tepi
sungai ataupun kali.

 Hutan Rawa
Selain memiliki hutan sagu, di wilayah ini juga tersebar hutan rawa yang
tergenang temporer atau rawa tepian sungai yang jauh dari jangkauan pasang
surut air laut. Pada hutan rawa, selain dijumpai vegetasi sagu juga dijumpai
tumbuhan berkayu dan vegetasi rawa lainnya yang tumbuh berasosiasi dengan
vegetasi sagu. Jenis tumbuhan antara lain Pisonia Umbelifera, Myristica sp-1,
Adanya jenis-jenis tumbuhan berkayu terutama dari komersial tersebut dapat tahun yang lalu, Pulau Papua bersama Benua Australia,Kepulauan Selandia Baru dan
dimanfaatkan sebagai bahan baku konstruksi fasilitas-fasilitas penunjang pada saat beberapa daerah lain
pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang industri atau perumahan. bersatu dalam Benua Gondwana. Namun pada sekitar 25 juta tahun yang lalu terjadi geseran

Hak penggunaan hutan pada tahun 2000 di Kabupaten Maybrat dipegang oleh tiga
perusahaan, yaitu : PT. Wahana Galang utama diDistrik Aifat Timur serta PT.
Bangunan Kayu Irian dengan daerah tersebar di Distrik Aifat Timur, Aifat dan
Aitinyo. Selain itu, pemerintah daerah juga mengeluarkan Ijin Hak Pengusahaan
Hasil hutan (PHPHH) dengan luas 100 Ha per ijin. Namun sejak pemekaran daerah
tahun 2002, banyak ijin HPH dan IHPHH yang ditinjau ulang, sehingga banyak operasi
penebangan yang sementara dihentikan. Saat ini hanya ada satu perusahaan HPH
yang beroperasi yaitu PT. Bangun Kayu Irian. Selain itu juga telah diterbitkan Ijin
Pemanfaatan Kayu Masyarakat Adat (IPKMA) dengan ijin oleh Gubernur dengan
luasan daerah 1000 ha per ijin di Kamundan dan Aifat. Peta hak penggunaan hutan
dapat dilihat pada peta berikut ini.

3. Potensi Non Kayu


Sumberdaya hutan yang lain selain kayu juga terdapat di Kabupaten Maybrat mempunyai
jenis yang cukup beragam. Sumberdaya hutan non-kayu ini juga memberikan sumbangan
yang tidak kecil, karena memiliki nilai-nilai yang beragam dan juga tinggi, bagi berbagai
gatra kehidupan. Sumberdaya non-kayu, sebagai missal memiliki nilai social, komersial,
aestetika, seni dan juga nilai ekologis dan biologis. Berbagai sumberdaya hutan non-kayu
antara lain : madu hutan, daun, buah, pati, umbi-umbian, satwa liar, ikan, udang,
serangga, air, tanah, angin, pemandangan indah, bahan obat, masyarakat setempat
dengan budayanya dan lain-lain sumber yang masih sangat banyak dan sulit untuk
dikalkulasikan nilainya.

Potensi sumberdaya non-kayu ini cukup melimpah di Kabupaten Maybrat, sebagai missal
tepung sagu yang jumlahnya jutaan ton, demikian juga biota yang hidup pada lantai
hutan sagu yang berupa kawasan payau. Pada kawasan payau ini hidup populasi aneka
jenis ikan dan udang yang sangat memungkinkan untuk memberikan sumber pangan, dan
nilai tambah baik ekonomi maupun nilai finansial bagi rakyat.

Flora dan fauna yang terdapat di daerah Papua mempunyai kerabat yang cukup dekat
dengan yang ada di Australia seperti Mamalia berkantung (marsupialia) dan unggas besar
yang tidak dapat terbang seperi kasuari. Kondisi tersebut dikarenakan sekitar 200 juta
besar pada kerak bumi yang menyebabkan membanjirnya lautan ke daratan dan
tepat, sesuai dengan kaidah lingkungan tentu saja dapat memberikan nilai tambah baik
memisahkan Papua dan Australia. Beberapa jenis fauna yang tergolong endemic
secara ekonomi maupun finansial. Pengelolaan ini dapat
Papua antara lain kasuari, megapoda, cenderawasih, merpati bermahkota, landak,
kuskus, bandikot, kangguru. Dengan tingkat endemisitas tinggi, keanekaragaman
makhluk hidup di Papua hanya dapat disandingkan dengan Kalimantan. Di Kawasan
Kabupaten Maybrat untuk wilayah hutan antara lain masih dijumpai burung
cenderawasih di Distrik Aifat.

Jenis vegetasi di Papua meliputi vegetasi dataran rendah (< 600 m dpal), Hutan Sub
Montana (600 - 1400 m dpal), Hutan Montana (1400 – 3000 m dpal),Hutan Sub Alpina
(3000 – 4000 m dpal) dan Hutan Alpina (> 4000 m dpal). Untuk daeah Maybrat yang
terdapat dalam rentang ketinggian antara 0 – 2000 m dpal diperkirakan memiliki
jenis vegetasi Hutan Dataran Rendah, Hutan Sub Montana dan Hutan Montana. Selain
vegetasi tersebut, juga terdapat mangrove di bagian selatan (daerah pesisir). Jenis
hutan selain mangrove, yang ada di kawasan Maybrat berupa Hutan Hujan Dataran
Rendah dan Tinggi.

Potensi sumberdaya non-kayu ini cukup melimpah di Kabupaten Maybrat, sebagai


missal tepung sagu yang jumahnya jutaan ton, demikian juga biota yang hidap pada
lantai hutan sagu yang berupa kawasan payau. Pada kawasan payau ini hidup populasi
aneka jenis ikan dan udang yang sangat memungkinkan untuk memberikan sumber
pangan dan nilai tambah baik ekonomi maupun nilai financial bagi rakyat.

Kawasan Kabupaten Maybrat kaya akan sumberdaya air, sumberdaya air ini
kelestariannya sangat tergantung oleh adanya penutupan lahan yang berupa hutan
yang masih baik, tanpa penutupan ini jelas sumberdaya air tidak akan seimbang. Bila
tanpa penutupan hutan yang baik, maka berpotensi terjadi bencana yang berupa
kekeringan pada waktu musim kurang hujan, bencana air, longsor, erosi pada waktu
musim penghujan. Oleh karena itu, kelebatan hutan yang tumbuh pada lahan hutan
harus dikelola dengan baik, tanpa tindakan ini mustahil sumberdaya air akan tetap
lestari. Kualitas dan kuantitas sumberdaya air sangat tergantung dari keutuhan
sumberdaya hutan yang ada di seluruh Kabupaten Maybrat.

Keindahan hutan dengan kejernihan airnya, kesejukan udara hutan, aneka jenis
tumbuhan, juga terdapat aneka jenis kehidupan satwa liar, kesemuanya memberikan
nilai yang tinggi secara aestetik dan seni. Nilai-nilai ini sesungguhnya sulit dinilai
scara finansial, tetapi keindahan hutan dapat memberikan nilai tambah bagi
masyarakat, Pemerintah Daerah, sebagai asset untuk industri kapariwisataan alam,
atau lebih lanjutnya bermakna untuk ekowisata. Potensi ini bila dikelola dengan
dilaksanakan dengan modal dasar yang ada dikawasan ini, sederhana, sesuai dengan hanya biaya
alam setempat, tetapi nyaman dan aman. Wisatawan tentu akan dapat melihat secara
luas, dengan kemampuan intelektualnya, sehingga mendapatkan suatu pengalaman baru,
baik yang berupa sosial, budaya, maupun lingkungan alam setempat. Pengalaman-
pengalaman intelektual (secara saintifik) ini tentu saja bila dikembangkan akan
memberikan kepuasan kepada wisatawan dan sumber-sumber ini tidak akan habis untuk
dieksplorasi sepanjang zaman.

Berbagai sumberdaya hayati hutan lainnya adalah sumberdaya hayati hutan yang berupa
satwa liat. Sumber ini juga memberikan potensi yang tidak kecil bagi kehidupan
masyarakat setempat dan juga kepada pemerintah daerah bila dikelola dengan tepat,
sesuai dengan keadaan setempat sebagai sumber pangan yang amat penting, yaitu
sumber protein hewani. Aneka jenis satwa liar dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan dan keperluan lain. Satwa liar yang memungkinkan untuk dimanfaatkan seperti
babi hutan, rusa, akngguru, aneka jenis burung, serangga, dan aneka jenis ikan.

Keadaan sumberdaya hutan non-kayu juga memberikan kemudahan-kemudahan kepada


masyarakat setempat dalam mengekspresikan kemampuan sosial dan budaya. Sebagai
misal masyarakat mampu menjaga keutuhan sumberdaya hayati, sesuai dengan
kemampuan sumberdaya itu untuk berprduksi, sehingga diperlukan pranata-pranata
sosial sesuai dengan kemampuan populasi sumberdaya hayati yang diramu atau dipungut.
Berbagai jenis budaya seni masyarakat setempat pada umumnya juga mengacu kepada
perilaku aneka jenis sumberdaya hayati setempat, sebagai misal dari tarian burung, tari-
tarian perang atau tari- tarian tolak bala, biasanya berkaitan dengan kepercayaan pada
hutan, tanahm gunung, maupun fenomena alam sekelilingnya. Oleh karena itulah,
kekayaan alam yang ada pada hutan tentu memberikan pengaruh tentang perilaku sosial
dan budaya masyarakat setempat. Nilai-nilai ini tentu saja akan sangat bermanfaat, bila
disajikan dalam bentuk suatu paket wisata lingkungan yang cukup menarik. Berbagai
perilaku masyarakat setempat dalam mengelola sumberdaya hutan, dapat digali atau
dimunculkan karena mengandung nilai-nilai konservasi lingkungan yang mungkin cukup
bernilai atau dapat memberikan suatu inspirasi kegiatan kepada pihak atau masyarakat
lain dalam melestarikan lingkungan hidup.

Berbagai sumberdaya hutan memberikan manfaat kepada masyarakat setempat sebagai


bahan untuk membangun rumah atau tempat berteduh misal yang berasal dari tumbuhan
hutan, seperti daun sagu. Daun ini sangat penting bagi masyarakat setempat untuk
bahan peneduh rumah, karena sudah tersedia di lingkungan mereka, tinggal memungut,
tenaga. Bahan peneduh yang berasal dari daun sagu ini cukup bagus, karena
pada waktu siang hari terasa sejuk dan pada malam hari terasa hangat.
Bahan lain yang terdapat pada kawasan hutan yang memiliki tinggi dan tidak
dimiliki oleh Negara-negara lain, dan sangat melimpah di daerah Kabupaten
Maybrat adalah aneka jenis rotan. Material ini memiliki kegunaan yang
beraneka ragam, dengan kekuatan yang cukup bagus, mudah didapatkan serta
tidak sulit untuk dibudidayakan. Sumberdaya hayati semacam ini sangatlah
saying kalau diabaikan karena aneka jenis tumbuhan rotan telah dapat
memberikan nilai tambah yang tidak kecil bagi masyarakat setempat, dan
limbahnya memberikan nilai tambah bagi Pemerintah Daerah Kabupaten
Maybrat.

2.2.7 Sumberdaya Pesisir dan Kelautan

2.2.7.1 Sumberdaya Ikan


Kabupaten Maybrat mempunyai potensi perikanan yang besar untuk kegiatan
perikanan tangkap laut dan air tawar serta perikanan budidaya. Kondisi juga ini
didukung oleh kondisi alam Kabupaten Maybrat yang mendukung
perkembangbiakan berbagai jenis ikan. Kegiatan perikanan di Kabupaten Maybrat
meliputi perikanan tangkap laur dan air tawar. Perikanan tangkap laut mempunyai
luas tangkapan produktif kurang lebih 9830 km2 (30%). Perikanan air tawar masih
dalam skala kecil yaitu untuk konsumsi keluarga.
Potensi ikan dapat dilihat dari jenisnya, yaitu ikan dasar, ikan pelagis, serta udang
dan jenis crustacea lainnya. Ikan dasar atau ikan demersal adalah ikan yang
umumnya hidup di daerah dekat dasar perairan dan berenang tidak berkelompok
(soliter). Jenis ikan dasar yang ada antara lain jenis ekor kuning, ikan kerapu
lumpur, dan ikan kakap merah sawo. Ikan pelagis adalah ikan yang umumnya
berenang mendekati permukaan perairan hingga kedalaman 200 m. ikan pelagis
pada umumnya berenang berkelompok dalam jumlah yang sangat besar. Jenis-jenis
ikan pelagis yang terdapat di Kabupaten Maybrat adalah ikan perak, ikan kuro,
ikan Sembilan dan ikan manyung.

Sektor perikanan di kawasan pesisir yang memiliki hutan rawa dan hutan mangrove
primer dapat depertimbangkan sebagai habitat untuk pengembangan udang dan
kepiting dan perlu dipertimbangkan kemungkinan pembentukan hatchery atau
pembibitan udang.
2.2.8 Kendala Fisik dan Potensi Bencana B. Potensi Bencana
A. Kendala Fisik 1. Gempa Tektonik
1. Topografi Berdasarkan peta Seismotektonik Indonesia, Kabupaten Maybrat, terutama di daerah
Wilayah Kabupaten Maybrat adalah wilayah dengan topgrafi yang cukup bervariasi. Kepala Burung mempunyai daerah tekanan (compressional zone) berada di kwadran 1
Sebelah utara merupakan daerah pegunungan, sedangkan sebelas selatan merupakan dan 3 atau berarah barat daya - timur laut - tenggara, sedangkan di sebelah utara Kepala
daerah dataran dan di bagian tengah merupakan dataran luas yang berada di ketinggian Burung mempunyai daerah tekanan berada di kwadran 2 dan 4 atau barat laut – tenggara
yang biasa disebut dengan Plato Ayamaru. Berdasarkan hasil perhitungan kemiringan dan daerah tarikan berada di kwadran 1 dan 3 atau berarah barat daya - timur laut.
lereng, lebih dari 30% dari luas wilayah Kabupaten Maybrat merupakan pegunungan. Berdasarkan peta tersebut, kedalaman episentrum gempa di daerah Kepala Burung
Kondisi alami tersebut merupakan salah satu kendala fisik yang menghambat termasuk dangkal (0 - 90 km) dengan skala magnitude 5.
perkembangan Kabupaten Maybrat khususnya menghambat perkembangan fisik
Berdasarkan Peta Wilayah Rawan Bencana Gempa Bumi, Kabupaten Maybrat tergolong
perkotaan maupun aksesibilitas antar distrik.
pada skala MMI V – VI dan sebagian kecil dibagian utara wilayah kabupaten tergolong
Ibukota Kabupaten Maybrat yaitu Kota Ayamaru, berada di bagian selatan kabupaten pada skala MMI VI – VII. Berikut ini uraian masing-masing skala MMI (Modified Mercalli
tersebut. Secara fisik, letak Kota Ayamaru mudah untuk diakses bagi distrik-distrik Intensity) dari V hingga VII.
sekitarnya yang relatif mempunyai topografi datar. Sedangkan untuk distrik yang berada
Skala V : dapat dirasakan di luar rumah, orang tidur terbangun, cairan tampak bergerak-
di bagian utara yang merupakan daerah pegunungan sehingga untuk menuju Ibukota
gerak dan tumpah sedikit, barang perhiasan rumah yang kecil dantidak stabil akan
kabupaten haruslah memakai jalan laut yang kadang memakan waktu sangat lama. Saat
bergerak/jatuh, pintu terbuka dan tertutup, pigura dinding bergerak, lonceng bandul
ini, arah perkembangan permukiman maupun sarana-prasarananya lebih dominan
berhenti/mati, atau tidak cocok jalnnya.
berkembang bagian selatan Kabupaten Maybrat yang merupakan daerah rendah dan di
bagian tengah Kabupaten Maybrat yang merupakan plato. Skala VI : Terasa oleh semua orang, banyak orang lari keluar karena terkejut, orang yang
sedang berjalan kaki terganggu, gerabah dan barang pecah-belah pecah, barang-barang
2. Cuaca
kecil dan buku jatuh dari raknya, gambar-gambar jatuh dari dinding, mebel bergerak atau
Cuaca merupakan salah satu kendala fisik yang dihadapi Kabupaten Maybrat. Kabupaten
berputar, plester dinding pecah, lonceng gereja berbunyi dan pohon-pohon terlihat
Maybrat terletak di pesisir pantai sehingga kemungkinan terjadinya hujan orografis lebih
bergoyang.
sering dibandingkan wilayah lainnya.
Selain itu, kondisi cuaca yang tidak menentu juga dapat menghambat aksesibilitas laut. Skala VII : dapat dirasakan oleh sopir yang sedang mengemudikan mobil, orang sedang

Apabila kondisi cuaca tidak memungkinkan seperti ombak besar, angina besar, hujan berjalan kaki sulit untuk berjalan dengan baik, cerobong asap yang lemah pecah, langit-

deras, maka perjalanan kapal dari Kota Teminabuan ke Kota Sorong atau wilayah lain langit dan bagian dari kontruksi pada tempat tinggi rusak, barang pecah belah pecah,

yang hanya dapat ditempuh dengan perjalanan laut akan mengalami kendala. tembok tidak kuat pecah, plester dan tembok dan batu tembok yang tidak terikat jatuh,
terjadi pergeseran dan lekukan-lekukan pada timbunan pasir dan kerikil, air menjadi
3. Tanah
keruh, lonceng-lonceng besar berbunyi dan selokan/irigasi rusak.
Jenis tanah yang mendominasi Kabupaten Maybrat adalah tanah lempung. Tanah ini
mempunyai sifat kembang-perut yang tinggi dan mudah meluluskan air. Sifat-sifat Selanjutnya berdasarkan peta geologi Kabupaten Maybrat atau Kepala Burung secara luas

tersebut merupakan kelemahan dari tanah lempung sehingga semua bangunan yang terdapat sesar geser sinistral Sorong yang berarah barat-timur, kelurusan yang berupa

dibangun diatas tanah tersebut mudah mengalami kerusakan seperti fondasi jalan dan kekar dan sesar berarah barat laut - tenggara dan barat daya - timur laut perlu dicermati

bangunan akan mudah mengalami keretakan. dan diperhatikan pada saat membangun infrastruktur, baik jalan, bandara, pelabuhan,
perumahan/perkantoran karena zona tersebut sangat mengakomodasi gelombang seismik
yang disebabkan oleh gempa bumi tektonik, yang besaran skala MMI-nya cukup potensi
merusak bangunan. Perlu dikembangkan juga teknologi bangunan tahan gempa yang
Menurut Undang-undang No. 24 tentang penanggulangan bencana, rawan bencana adalah
dapat mengurangi jumlah kerugian harta dan jiwa manusia.
kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis, klimatologis, geografis, sosial, budaya,
2. Gerakan Tanah/Batu - Tanah Longsor
Gerakan tanah atau gerakan batu sering dikenal dengan istilah earth fall atau roks fall
yang merupakan gerakan jatuh bebas karena gaya gravitasi terhadap tanah atau batuan
yang rapuh (tidak ada ikatan lagi satu dengan yang lain). Umumnya menempati tebing-
tebing yang curam (> 80º), tebing hampir tegak lurus, tanah atau batuan rapuh atau
retak-ratak sehingga tidak terikat satu dengan lainnya, meluncur dengan jatuh bebas.
Gerakan tanah/batu ini perlu diwaspadai pada wilayah dengan ketebalan tanah rapuh
besar, lereng curam, biasanya menempati pemotongan bukit yang digunakan untuk jalan-
jalan baru.

Tanah longsor perlu diwaspadai di daerah perbukitan dimana terdapat endapan koluvial
atau endapan alluvial yang terendapkan pada lereng-lereng tertentu yang mampu
menampungnya. Pada saat turun hujan endapan tersebut akan jenuh air sehingga berat
massa bertambah dan setelah melewati titik jenuh maka tanah akan bergerak ke bawah
dengan cara sliding (translational sliding) karena material endapan koluvial hanya
menempel pada batuan (tidak terikat batuan), atau dengan cara aliran sedimen (aliran
debris) yang meluncur ke bawah.

3. Amblesan
Kabupaten Maybrat yang sebagian besar terdri dari topografi karst pada dasarnya
berkembang di daerah Batu gamping. Akibat peristiwa geologi yang dikenal dengan
istilah tektonik maka batuan akan mengalami tekanan atau tarikan sehingga
menimbulkan banyak retakan atau kekar dan bahkan sesar baik yang berukuran kecl
maupun besar dengan dengan spasi atau tingkat kerapatan rendah tinggi. Kemudian
curah hujan di bagian wilayah Kabupaten Maybrat cukup tinggi dan kondisi air
permukaan dan air tanah sangat baik. Air permukaan atau air tanah ini akan masuk
kedalam kekar atau sesar, sehingga terjadi proses pelarutan Batu gamping yang lama
kelamaan retakan menjadi bertambah besar sehingga berbentuk gua (cave), terbentuk
stalaktit dan stalamit, gua ini kalau saling berhubungan akan menjadi aliran sungai
bawah tanah (underground stream). Berkembangnya gua ini harus dicermati dan
diwaspadai, terlebih jika kedalaman dari permukaan tanah dangkal dan menyangga
bangunan besar yang melebihi kekuatan penyangga, maka akan terjadi rumtuhan atau
amblesan. Perlu adanya penelitian bawah permukaan dengan geolistrik untuk kawasan
permukiman dan perkantoran yang padat penduduk.
politik, ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang
mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan dan mengurangi
kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.

Papua merupakan tempat pertemuan beberapa mega lempeng tektonik dunia yaitu
Lempeng Indo Asia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik. Pertemuan ketiga
lempeng tersebut membentuk jalur aktif gempa pasifik yang posisinya melingkari
Samudera Pasifik sehingga sering disebut sebagai “jalur lingkar politik”, yang
memang dikenal sebagai jalur gempa paling aktif di dunia.

Sesar yang ada di Papua merupakan hasil subduksi antar mega lempeng, tumbukan
mega lempeng atau disebabkan adanya tekanan yang menekan blok Papua. Salah
satu lajur sesar yang melewati Papua adalah lajur sesar Sorong (Sorong fault zone)
yang melewati Pegunungan Bukmadah. Pegunungan tersebut membujur dari arah
barat ke Timur Kabupaten Maybrat. Keberadaan lajur sesar tersebut menyebakan
Kabupaten Maybrat rawan terhadap bencana gempa. Gempa yang terjadi
berulangkali dapat merubah struktur tanah di daerah yang terkena gempa tersebut
apabila gempa apabila struktur tanah di daerah tersebut labil. Untuk kasus
Kabupaten Maybrat, formasi batuannya adalah batu gamping yang cukup stabil
sehingga tidak mudah berubah strukturnya ketika terjadi goncangan yang disebabkan
oleh gempa. Berdasarkan peta rawan bencana gempa, Kabupaten Maybrat terletak di
wilayah rawan gempa dengan skala intensitas MMI IV - VI.
Pada gambar berikut ini dapat dilihat wilayah rawan bencana di Indonesia termasuk
Kabupaten Maybrat dalam Pulau Papua.
Kabupaten
4. Kebakaran Maybrat baik dari Pulau Papua maupun dari luar pulau (Jawa, Sulawesi dsb) untuk tinggal di
Kawasan permukiman yang cukup padat dan tidak teratur di Kabupaten Maybrat
merupakan salah satu faktor rawan bencana di Kabupaten Maybrat. Di Distrik Aifat ada
sarana yang mudah sekali mengalami kebakaran. Pemicu terjadinya kebakaran di
savanna terutama oleh panas musim kemarau yang melampaui batas.

5. Kerusakan Estuaria
Kabupaten Maybrat terletak di kawasan pesisir pantai. Beberapa ekosistem utama yang
terletak di kawasan pesisir pantai adalah estuaria, hutan mangrove, padang lamun,
terumbu karang, pantai (berbatu dan berpasir) dan pulau-pulau kecil.
Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut,
sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Estuaria
merupakan wilayah peralihan ekosistem dan karakter lokasinya serta morfologinya yang
landai, kawasan estuaria sangat rentan terhadap kerusakan dan perubahan alami buatan.
Kabupaten Maybrat merupakan kabupaten yang terletak wilayah pesisir pantai. Salah
satu jenis ekosistem pesisir pantai yang ada di kabupaten tersebut adalah estuaria.
Sehingga estuaria yang telah disebutkan diatas dapat terjadi di wilayah tersebut.

6. Konflik penggunaan lahan (Lahan Tambang, Permukiman dan Kehutanan)


Kabupaten Maybrat merupakan kabupaten baru sehingga alih fungsi penggunaan lahan
cukup marak terjadi disana. Konversi kawasan budidaya menjadi non budidaya lambat
laun akan terjadi di Kabupaten Maybrat seiring dengan berkembangnya pembangunan di
Kabupaten Maybrat. Untuk menampung kegiatan pembangunan di Kabupaten Maybrat,
maka kawasan non budidaya seperti kawasan lindung dapat terancam keberadaannya.
Selain itu, adanya hak ulayat yang masih berlaku dip Papua pada umumnya dan
Kabupaten Maybrat pada khususnya dapat menyebabkan terjadinya konflik penggunaan
lahan. Sebagai contoh kasus PT. Bangun Kayu Irian di Kabupaten Maybrat terjadi
permasalahan hak ulayat dengan masyarakat sekitar HPH. Menurut kebijakan pemerintah
daerah, hak ulayat wajib diakui keberadaannya, akan tetapi sosialisasi di lapangan
mengenai pengaturan hak ulayat belum diatur dengan baik, sehingga sering
menimbulkan permasalahan yang mengganggu kegiatan operasional pengelolaan hutan
dan pada akhirnya dapat menimbulkan konflik penggunaan lahan.

Kegiatan di Kabupaten Maybrat pembangunan baik secara fisik maupun non fisik sedang
digalakkan. Hal tersebut merupakan salah satu daya tarik bagi penduduk di luar
kabupaten tersebut. Karena penduduk adalah modal dasar pembangunan. Tetapi di
pihak lain apabila pertambahan penduduk ini yang hanya terkonsentrasi di titik
tertentu (misal : kota) dan tidak dikontrol dengan baik maka akan menjadi masalah
tersendiri bagi Kabupaten Maybrat. Aktifitas penduduk yang tidak terkontrol lambat
laun dapat menyebabkan ketidakseimbangan daya dukung lahan bahkan dapat
merusak ekosistem yang ada. Potensi bencana juga dapat berasal dari faktor
penggunaan lahan. Penggunaan lahan di Kabupaten Maybrat yang dapat memicu
terjadinya bencana adalah penambangan pasir. Berdasarkan hasil pengamatan
setidaknya ada dua lokasi penambangan pasir di Kabupaten Maybrat tepatnya di
Kampung Wersar dan Kampung Keyen. Lokasi penambangan pasir tersebut lambat
laun dapat memicu terjadinya bencana sebab lokasinya berdekatan dengan
permukiman penduduk. Ceruk hasil penambangan pasir dapat memicu terjadinya
longsor yang berbahaya bagi penduduk setempat. Pada peta berikut ini dapat dilihat
penambangan pasir menurut hasil pengamatan di lapangan di Kabupaten Maybrat.

Selain itu, berdasarkan data dari Bakosurtanal, telah terjadi penggundulan hutan di
berbagai wilayah di kabupaten tersebut. Luas lahan yang mengalami deforestasi
adalah seluas 3.597,36 Ha.
Masalah atau isu polemic di sektor kehutanan adalah kepemilikan lahan hutan
masyarakat adapt. Isu atau permasalahan ini menyebabkan pengelolaan sumberdaya
hutan sejak era Otonomi Khusus Papua tidak dapat berjalan optimal dan efektif.
Kebijakan pengelolaan dan pembangunan kehutan di masa lalu sering
mengenyampingkan dan kurang menghargai aturan verbal yang berlaku dalam
komunitas masyarakat adapt. Kesalahan kebijakan dan perencanaan kawasan yang
tidak mempertimbangkan aturan-aturan verbal masyarakat adat ini, menyebabkan
kerugian sosial baik biaya, tenaga dan waktu untuk menyelesaikan kasus- kasus
tersebut diatas. Guna mengantisipasi dan mewujudkan pengelolaan serta
pembangunan kehutanan yang baik, bermanfaat dan berkelanjutan serta menjunjung
tinggi nilai-nilai budaya dan martabat masyarakat adat, maka perlu dipaduserasikan
rencana tata ruang wilayah daerah/nasional serta peruntukan kawasan hutan di
Papua dengan pola penggunaan, sistem kepemilikan dan penguasaan sumberdaya
alam masyarakat adat sehingga tidak terjadi benturan dan saling tumpah-tindih dalam
pengelolaan sumberdaya alam di Papua.
Tabel 2.26 C. Mobilitas Penduduk
Deforestasi hutan di Kabupaten Maybrat
Mobilitas penduduk atau pergerakan penduduk merupakan salah satu faktor yang
Tahun 2009 (Ha)
berpengaruh dalam dinamika dan perkembangan suatu wilayah. Mobilitas penduduk dapat
No Distrik Deforestasi Tetap Berhutan Tetap Tidak Berhutan Tubuh Air
dibedakan dalam dua bentuk yakni mobilitas permanen (migrasi) dan mobilitas non
1 Aifat Timur 742,19 179.941,76 10.177,02 1.698,98
permanen (ulang alik). Semakin tinggi mobilitas penduduk (migrasi) masuk di sebuah
2 Aifat 2.416,94 241.700,32 16.690,32 1.542,58
3 Aitinyo 61.563,67 9.749,21 wilayah maka mengisyaratkan tumbuhnya dinamika dan perkembangan sebuah wilayah.
4 Ayamaru 45.863,79 12.529,64 648,92 Satu hal penting yang dapat menarik pergerakan penduduk atau mobilitas penduduk adalah
5 Mare 438,23 48.438,91 2.059,57 keterkaitan dengan adanya peningkatan prasarana transportasi dan komunikasi antar
6 Ayamaru Utara 19.796,72 10.859,61 648,92 wilayah. Peningkatan prasarana transportasi tersebut akan menumbuhkan pusat-pusat
Jumlah 3597.36 597305.17 49535.73 4539.40
kegiatan ekonomi baru.
Sumber : Bakosurtanal, 2009, diolah
Kegiatan ekonomi suatu wilayah pada umumnya digerakkan tidak hanya oleh aktivitas penduduk
setempat namun juga oleh aktivitas yang dilakukan oleh para pendatang yang kemudian menetap
2.3 Kependudukan dan Sosial Budaya penduduk di wilayah ini dapat dikatakan masih sangat rendah.
2.3.1 Kependudukan
A. Jumlah dan sebaran Penduduk
Penduduk sebagai salah satu komponen dalam suatu sistem wilayah memiliki peranan yang
penting sebagai subyek pelaku perubahan pemanfaatan ruang melalui berbagai kegiatan
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain sebagai pelaku perubahan ruang,
penduduk juga merupakan pihak yang akan memperoleh manfaat dari upaya-upaya
penataan ruang. Dengan demikian dinamika kependudukan memiliki peranan yang penting
sebagai obyek dalam dinamika perkembangan suatu wilayah.
Sebagai subyek pembangunan, potensi sumberdaya manusia digunakan sebagai ujung
tombak untuk mempercepat peningkatan ke arah kehidupan yang lebih baik. Semakin tinggi
kualitas sumberdaya manusia, semakin cepat pulalah proses peningkatan itu terjadi.
Sedangkan sebagai obyek pembangunan yang hanya bertujuan fisik saja, tanpa diiringi
dengan mempersiapkan perangkat pendukungnya, hanya akan menimbulkan kesenjangan
dalam kemajuan.

B. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas
wilayahnya. Kabupaten Maybrat yang meliputi areal dataran seluas 13.203 km2, sampai
dengan tahun 2009, memiliki kepadatan penduduk rata-rata sebesar 1,73 jiwa/km2 yang
artinya setiap kilometer persegi rata-rata dihuni 1,73 atau 2 jiwa. Kepadatan tertinggi
dimiliki Distrik Teminabuan sebesar 4,18 jiwa/km 2, sedangkan kepadatan terendah dimiliki
Distrik Wayer sebesar 0,88 jiwa/km2. Dengan demikian, secara keseluruhan kepadatan
maupun yang hanya tinggal untuk sementara waktu, Etnis Bugis, Makassar, Madura,
Cina maupun etnis Jawa merupakan etnis yang kedatangannya di Kabupaten Maybrat
dapat menjadi penggerak kegiatan ekonomi wilayah ini. Kegiatan ekonomi yang
mereka lakukan pada umumnya adalah kegiatan perdagangan dan jasa yang
memanfaatkan peluang dan kesempatan yang tersedia di kabupaten ini. Kehadiran
mereka mampu menumbuhkan kegiatan ekonomi wilayah ini. Kegiatan ekonomi yang
mereka lakukan pada umumnya adalah kegiatan perdagangan dan jasa yang
memanfaatkan peluang dan kesempatan yang tersedia di kabupaten ini. Kehadiran
mereka mampu menumbuhkan kegiatan ekonomi lainnya sehingga Kabupaten
Maybrat menunjukkan dinamika perkembangan wilayah.

D. Komposisi Penduduk
Tabel 2.27
Penduduk Kabupaten Maybrat Dan
Kepadatannya Menurut Kecamatan
No. Kecamatan Luas Daerah Penduduk Kepadatan per Km2
1 Aifat Timur 1352 2375 1.76
2 Aifat 3612 3513 0.97
3 Aitinyo 3788 4977 1.31
4 Ayamaru 1607 7777 4.84
5 Mare 1773 2142 1.21
6 Ayamaru Utara 1071 3828 3.57
Jumlah / Total 13203 24612 13.66
Sumber : Kabupaten Sorong Selatan Dalam Angka, 2009
1. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dengan usia yang produktif. Pada umumnya peserta transmigrasi tersebut adalah
Sampai tahun 2009, penduduk laki-laki yang ada di Kabupaten Maybrat tercatat tenaga laki-laki.
berjumlah 12.679 jiwa. Sedangkan penduduk perempuan tercatat berjumlah 11.931
2. Penduduk Menurut Agama
jiwa. Dengan demikian sex ratio atau sebaran proporsi penduduk laki-laki dan
Kehidupan beragama yang penuh toleransi merupakan salah satu syarat bagi
perempuan rata-rata kabupaten ini pada tahun yang sama adalah sebesar 101, yang
terciptanya kehidupan sosial budaya masyarakat yang menunjang pengembangan
berarti di antara 100 orang penduduk perempuan terdapat 101 orang penduduk laki-
sebuah wilayah. Kehidupan beragama senantiasa dibina dengan tujuan untuk
laki.
menciptakan kehidupan masyarakat yang serasi, seimbang dan selaras yang diharapkan
dapat mengatasi berbagai masalah sosial budaya sebagai dampak dari globalisasi dunia
Tabel 2.28
dewasa ini. Berdasarkan datar dari Irian Jaya Barat Dalam Angka, terlihat bahwa
Penduduk Kabupaten Maybrat
Menurut Jenis Kelamin, Dan Sex Ratio sampai dengan tahun 2009 mayoritas penduduk Kabupaten Maybrat memeluk Agama
No.
1 Kecamatan
Aifat Timur Laki-laki
1194 Perempuan
1181 Jumlah
2375 Seks Rasio
101.03 Kristen Protestan yang berkisar 81,95%, kemudian Agama Islam yang berkisar 12,04%
2 Aifat 1765 1747 3512 101.05 sedangkan Agama Kristen Katholik berkisar 5,97%. Proporsi tersebut akan terkait
3 Aitinyo 2574 2402 4976 107.16
dengan penyediaan fasilitas peribadatan di wilayah kabupaten ini.
4 Ayamaru 4043 3734 7777 108.26
5 Mare 1113 1029 2142 108.21 tersebut. Dimana salah satu persyaratan untuk menjadi transmigran adalah tenaga kerja
6 Ayamaru Utara 1990 1838 3828 108.31
Jumlah / Total 12679 11931 24610 105.67
Sumber : Bagian Tata Setda Kabupaten Sorong Selatan, 2009

Sex ratio pada masing-masing distrik menunjukkan angka yang relatif tinggi uakni diatas
100, meskipun untuk rata-rata kabupaten angka sex ratio menunjukkan angka 101.
nampaknya sex ratio yang tinggi untuk laku-laki tersebut merupakan fenomena yang
umum berlangsung di wilayah lain di Pulau Papua, berbeda halnya dengan sex ratio di
Pulau Jawa yang pada umumnya memperlihatkan angka yang relatif tinggi untuk
penduduk perempuan. Proporsi penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan penduduk
perempuan dimungkinkan antara lain karena angka kematian bayi laki-laki lebih rendah
dibandingkan dengan angka kematian bayi laki-laki lebih rendah dibandingkan dengan
anagka kematian bayi perempuan. Selain itu mungkin disebabkan pula oleh tingginya
angka migrasi masuk penduduk laki-laki dibandingkan penduduk perempuan, karena
laki-laki merupakan pencari nafkah utama dalam keluarga.
Tingginya angka sex ratio ini mengisyaratkan bahwa di Kabupaten Maybrat angkatan
kerja produktif yang tersedia jenis kelamin laki-laki relatif banyak dibandingkan
perempuan. Secara spasial sebaran sex ratio yang tertinggi terdapat di Dsitrik Moswaren
dan terendah terdapat di Distrik Ayamaru. Tingginya sebaran proporsi penduduk laki-laki
dan perempuan di Distrik Moswaren mungkin terkait dengan keberadaan transmigran
dari Pulau Jawa di distrik
Tabel 2.29
Persentase Penduduk Menurut Agama Di Kabupaten Maybrat Tahun
2009
No Agama Jumlah
1 Islam 12,04
2 Kristen Protestan 81,95
3 Kristen Katholik 5,97
4 Hindu 0,02
5 Budha 0,01
6 Konghucu 0,01
7 Lainnya 0

3. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Salah satu indiaktor pokok kualitas sumberdaya manusia adalah pendidikan.
Pendidikan merupakan komponen penting dalam pengembangan wilayah yang
bertumpu pada masyarakat lokal. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk suatu
daerah, maka semakin baik pula kualitas sumberdaya manusianya. Semakin tinggi
kualitas sumberdaya manusia, semakin terbuka untuk menerima inovasi dan
perubahan yang tepat bagi pengembangan wilayahnya. Dapat juga dikatakan, dengan
tingkat pendidikan yang tinggi diharapkan masyarakat mampu menangkap berbagai
peluang perkembangan disekitarnya dalam rangka perbaikan kualitas hidupnya.
Demikian pula pada tingkat individu, semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi akses
untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan semakin terbuka
peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan semakin terbuka peluang untuk
meningkatkan kesejahteraan. Dengan demikian pendidikan membeikan peluang Jika dilihat kondisi pada jenjang pendidikan dasar maka terlihat bahwa pelaksaan
terjadinya mobilitas sosial bagi kelompok penduduk tertentu. program wajib belajar 9 tahun telah meningkatkan partisipasi anak, khususnya anak
Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk manusia yang trampil dan produktif usia sekolah untuk mendapatkan pendidikan dasar. Data partisipasi murid sekolah
sehingga pada gilirannya dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat. memperlihatkan bahwa Angka Partisipasi Murni (APM) mengalami peningkatan di tahun
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia ditentukan oleh kualitas sistem pendidikan. 2009 dibandingkan tahun 2007. peningkatan tersebut tidak hanya terjadi pada jenjang
Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari hasil pendidikan pendidikan dasar akantetapi juga terjadi pada jenjang menengah pertama yakni dari
yang telah atau sedang dicapai oleh penduduk. Data yang tersedia menunjukkan bahwa 61,87 menjadi 86,36. Demikian pula untuk jenjang pendidikan menengah ke atas dari
Persentase penduduk yang telah menamatkan jenjang pendidikan hingga SD cukup 37,48 menjadi 50,00. kondisi ini mengisyaratkan bahwa semakin banyak murid usia
dominan yakni 4.,15%, demikian pula Persentase penduduk yang tidak menamatkan SD sekolah yang dapat mengenyam pendidikan. Hal ini dimunkingkan karena masyarakat
(22,41%). Sementara penduduk yang berpendidikan tinggi, hanya sekitar 1,24%. Ini mulai menyadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu hal cukup penting dalam
mengisyaratkan bahwa kualitas sumberdaya manusia di kabupaten ini relatif masih kehidupan. Dengan lain perkataan masyrakat mulai menunjukan apresiasi yang cukup
rendah. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah akan berimplikasi terhadap tinggi terhadap pendidikan.
kemampuan sumberdaya manusia lokal untuk bersaing dengan sumberdaya mansia dari
luar yang masuk ke wilayah ini karena perkembangan wilayah. Rendahnya kualitas Tabel 2.31
sumberdaya manusia tersebut mungkin terkait pula dengan rendahnya tingkat Angka partisipasi murni untuk SD, SMP dan
SMA Di Kabupaten Maybrat
kesejahteraan penduduk, tercatat bahwa 74,08% keluarga di Kabupaten Maybrat
Kabupaten Maybrat
termasuk dalam kategori keluarga prasejahtera. Kondisi tersebut menyebabkan Jenjang Pendidikan
2005 2006
penduduk tidak mampu menyiapkan dan mengirimkan anak- anaknya untuk dapat
SD 87,28 87,72
memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Meskipun demikian berdasarkan
SMP 61,87 86,36
wawancara dengan beberapa tokok masyarakat, saat ini mulai tumbuh kesadaran
SMA 37,48 50,00
masyarakat untuk mengutamakan pendidikan yang setinggi-tingginya.
Sementara berdasarkan analisis data jumlah murid dan guru yang terdapat di
Tabel 2.30 Kabupaten Maybrat tahun 2004 menunjukkan bahwa rasio guru SD terhadap murid 1 :
Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas dan Pendidikan 37. rasio guru SMP terhadap murid adalah 1 : 23 dan rasio guru SMA terhadap murid
Tertinggi Yang ditamatkan di Kabupaten Maybrat Tahun
2009 adalah 1 : 13. ini berarti pada jenjang SMA seorang guru hanya melayani 13 murid,
sementara pada jenjang SD seorang guru harus melayani 37 murid. Kondisi tersebut
No Jenjang Pendidikan Kabupaten Maybrat
menunjukkan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan semakin relatif lebih pelayanan
1 Tidak/Belum Pernah Sekolah 11,20
2 Tidak Tamat SD 22,41 yang diberikan guru terhadap murid dalam kegiatan belajar mengajar.
3 SD 43,15 Meskipun demikian berdasarkan wawancara dengan beberapa tokoh adat, saat ini
4 SMP 13,28 jumlah tenaga guru di Kabupaten Maybrat semakin memadai. Di beberapa wilayah
5 SMA Umum 7,05 sekolah-sekolah mengalami kekurangan tenaga guru. Hal ini pada umumnya terjadi di
6 SMA Kejuruan 1,66
wilayah-wilayah yang kurang memiliki aksesibilitas maupun jaringan infrastruktur yang
7 Akademi D1/D2/D3 0,83
terbatas, seperti di Distrik Inanwatan dan Distrik Kokoda. Bahkan untuk kedua distrik
8 Universitas 0,41
tersebut perlu mendatang guru bantu dari wilayah Maluku. Kondisi tersebut disebabkan
oleh peningkatan peran dan status Maybrat menjadi kabupaten baru hasil
pemekaran wilayah yang membawa implikasi pada
kebutuhan akan permintaan staf pemerintah lokal di kantor-kantor instansi pemerintah yang Jika dilihat dari perpektif gender, maka terlihat bahwa sektor pertanian, perdagangan
baru dibentuk. Kebutuhan tenaga kerja tersebut sebagian diantaranya dapat terpenuhi serta jasa sosial kemasyarakatan merupakan sektor yang menjadi tumpuan hiudp utama
oleh tenaga kerja yang berasal dari sekolah-sekolah yakni tenaga guru yang berasal dari bagi perempuan. Dengan kata lain, pada ketiga sektor tersebut perempuan lebih
beberapa distrik. Hal ini menyebabkan sekolah-sekolah di beberapa distrik mengalami banyak berperan dibandingkan dengan laki-laki. Sebaliknya di sektor pertambangan dan
kekurangan tenaga guru. Sehingga dalam satu sekolah dimungkinkan hanya terdapat 1 penggalian, industri pengolahan dan bangunan serta angkutan dan komunikasi peran
hingga 3 orang tenaga guru yang harus mengajar dari kelas 1 hingga kelas 6. tentu hal laki-laki lebih dominan dibandingkan perempuan. Hal ini dapat dipahami mengingat
ini akan menghambat proses dan kegiatan belajar mengajar. Sebagai akibatnya sektor-sektor tersebut merupakan aktivitas yang membutuhkan kesiapan dan
sumberdaya manusia yang dididik di sekolah tentu saja kurang memadai secara kemampuan fisik yang lebih kuat, laki-laki mempunyai kesempatan dan peluang yang
kualitas. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah akan menghambat peluang lebih banyak dibandingkan dengan perempuan pada sektor-sektor tersebut.
masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
5. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
4. Penduduk Menurut Mata Pencaharian Berdasarkan data yang diperoleh dari Kabupaten Maybrat Dalam Angka, pada tahun
Persentase penduduk yang hidup dari usaha pertanian sangat tinggi, yaitu 71,07% dari 2007 tercatat jumlah penduduk kabupaten tersebut adalah 19.665 jiwa yang meningkat
total penduduk yang bekerja. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar bahkan menjadi
mayoritas penduduk menggantungkan hidup dari sektor pertanian, baik pertanian 20.582 jiwa pada dua tahun berikutnya, dimana peningkatan terjadi tidak hanya
tanaman pangan; perkebunan; perikanan dan peternakan. disebabkan faktor kelahiran saja tetapi juga oleh tingkat migrasi masuk. Ini berarti
pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Maybrat selama 2007 - 2009 sebesar 2,42%
Tabel 2.32 per tahun. Akan tetapi data time series yang tersedia amat terbatas tersebut, yakni
Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Maybrat Tahun 2009 hanya 2 tahun, maka angka pertumbuhan penduduk rata-rata tersebut tidak dapat

Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan Jumlah digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk rata-rata tersebut tidak dapat
Pertanian 68,84 76,02 71,07 digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk untuk hingga 10 - 20 tahun
Pertambangan dan Penggalian 2,52 0,37 1,85 mendatang akan didekati dengan angka pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten
Industri Pengolahan 2,12 0,42 1,59
Listrik, Gas dan Air Minum 0,60 0,22 0,48 Sorong sebagai kabupaten induk sebelum pemekaran. Hal ini didasarkan pada asumsi
Bangunan 4,33 1,37 3,41 bahwa kondisi wilayah Kabupaten Maybrat tidak jauh berbeda dengan kondisi wilayah
Perdangangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 7,42 10,91 8,51
Angkutan dan Komunikasi 5,80 1,08 4,33 Kabupaten Sorong. Angka pertumbuhan yang digunakan tersebut merupakan angka
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0,29 0,31 0,30 pertumbuhan penduduk Kabupaten Maybrat dalam jangka waktu 10 tahun. Data
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 8,07 9,31 8,46
Persentase 100,00 100,00 100,00 penduduk time series yang lebih panjang rentang wktunya lebih dapat dipercaya
Total Kabupaten Maybrat 11,523 5.470 13.993 validitasnya jika dibandingkan dengan data yang hanya mencakup 2 - 3 tahun
perkembangan. Selama tahun 2010 - 2020 pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten
Sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi merupakan mata pencaharian
Maybrat mencapai 0,81% per tahun.
kedua yang dijadikan sebagai tumpuan hidup ekonomi penduduk kabupaten ini (8,51%).
Kemudian tumpuan ekonomi lainnya adalah sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan
perorangan (8,46%). Hal ini mengisyarakatkan bahwa sektor tersier telah mulai
berperan dalam kehidupan penduduk Kabupaten Maybrat yang dapat menjadi tumpuan
hidup rumah tangga.
Tabel 2.33 yang didapatkan dianggap sebagai lambang kekayaan, tanda status sosial yang tinggi.
Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maybrat Tahun 2010 dan 2020
Bahkan sampai saat ini hal tersebut masih dapat ditemui di beberapa wilayah.
No Distrik 2007 2008 2009 Prediksi Pertumbuhan 2010 2020
Pemerintah Hindia Belanda masuk ke Teminabuan pada tahun 1917 hingga 1920. Pada
1 Aifat Timur 1,896 1,952 1,562 0,73 1.692 1.820
2 Aifat 2,808 2,890 4,392 0,84 4.815 5.235 tanggal 27 Januari 1927, Agama Kristen mulai masuk ke Teminabuan dibawa oleh dua
3 Aitinyo 3,976 4,092 3,404 0,84 3.732 4.058 orang penginjil dari Maluku yaitu Matatula dan Yotleli, didampingi oleh Pendeta J.
4 Ayamaru 6,214 6,394 6,356 0,92 7.030 7.704
5 Mare 1,712 1,761 1,859 0,72 2.012 2.161 Wetstein. Pemerintah Hindia Belanda Belanda membangun lembaga pendidikan
6 Ayamaru Utara 3,059 3,148 3,009 0,82 3.292 3.572 setingkat SD pada tahun 1930. Pada masa penduduk Jepang, Jepang mengambil alih
Kabupaten Maybrat 19,665 20,237 20,582 0.81 16,246 24,550
Sumber : Hasil Analisis sekolah-sekolah tersebut. Ketika Pemerintah Belanda kembali mengambil alih pada
tahun 1950, berturut-turut didirikan sekolah YVVS pada tahun 1950 dan sekolah gadis
Proyeksi tersebut didasarkan pada pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten
MVVS pada tahun 1956 - 1957. Sekitar tahun 1954 - 1955 Belanda memindahkan pusat
Maybrat tahun 2010 - 2020 yakni sebesar 0,81% per tahun. Hal ini didasari oleh
pemerintahan untuk wilayah Kepala Burung Bagian Selatan dari Ayamaru ke
pertimbangan bahwa distrik-distrik yang ada di Kabupaten Sorong dasumsikan memiliki
Teminabuan. Hingga saat ini masih dapat ditemui sisa-sisa bangunan yang digunakan
pertumbuhan penduduk yang sama dengan pertumbuhan tingkat kabupaten dalam
Pemerintah di kedua tempat tersebut.
kurun waktu yang sama. Angka pertumbuhan penduduk yang digunakan sebesar 0,81%
per tahun tersebut didasari oleh pertimbangan penduduk pada kelompok umur muda, 2. Etnis
yakni usia sekolah relatif lebih besar dibandingkan dengan penduduk kelompok umur Suku aslI yang mendiami Kabupaten Maybrat terdiri dari 3 suku yang terdiri dari
produktif, seperti telah dijelaskan pada bagian komposisi penduduk. Diasumsikan pual beberapa anak suku. Pertama, Suku Maybrat dengan Anak Suku Mai Yah; Mai Ithe dan
bahwa pada kurun waktu 10 hingga 20 tahun mendatang, pertumbuhan penduduk di Mai maka yang mendiami daerah bagian tengah, utara, timur yaitu Mare, Ayamaru
Kabupaten Maybrat diharapkan tidak akan jauh melebihi pertumbuhan penduduk yang Utara, Ayamaru, Aifat, Aifat Timur dan Aitinyo. Suku Maybrat adalah suku terbesar
telah diprediksi tersebut. Bahkan dimungkinkan pula bahwa pertumbuhan penduduk dengan sebaran paling luas di Kabupaten Maybrat. Keragaman suku di Kabupaten
Kabupaten Maybrat berada di bawah angka prediksi pertumbuhan penduduk tersebut. Maybrat mengakibatkan banyaknya ragam budaya dan kesenian yang terdapat di
kabupaten ini.
2.3.2 Sosial Budaya
A. Karakteristik Sosial Budaya 3. Bahasa

1. Sejarah karakteristik Sosial Budaya Bahasa daerah di Kabupaten Maybrat sangat beragam. Hal ini mungkin terjadi karena

Awal perkembangan Kabupaten Maybrat dimulai dari Kota Teminabuan. Kota yang keadaan alam yang terisolasi oleh hutan dan gunung yang sulit ditempuh, serta karena

terletak di tepi Sungai Kaibus ini, sudah berkembang sebagai salah satu pusat ada perang antar suku di masa lalu. Beberapa bahasa daerah juga ternyata dipengaruhi
perdagangan sejak zaman kesultanan ternate - Tidore. Komoditi yang diperdagangkan oleh pendatang dari daerah Timor - Alor - Pantar. Selengkapnya dapat dilihat pada
adalah hasil alam dari Papua seperti hasil hutan, sagu dan bulu burung. Sebelum tabel di bawah ini.
kedatangan Belanda, perdagangan dengan sistem barter telah terjadi antara pedagang
dari Ternate - Tidore tersebut menukarkan kain dan porselen untuk mendapatkan kayu,
bulu burung dan sagu. Kerajaan Ternate dan Tidore selain berdagang juga
mendapatkan hasil hutan dan budak dari daerah Muara Sungai Kaibus dan Waromge.
Masyarakat asli Papua pada waktu itu menganggap Kerajaan Ternate - Tidore sebagai
pusat kekayaan, sehingga kain dan porselen
Tabel 2.34 Namun demikian pengelompokan sosial ini bersifat melintasi ruang khususnya terkait
Bahasa Daerah di Kabupaten Maybrat
dengan tanah adat yang mempunyai implikasi terhadap keberadaan hak ulayat. Dalam arti
No Nama Bahasa Daerah Seragam (di Kabupaten Maybrat)
meskipun sebuah klan atau etnis secara administratif mengelompok dalam suatu kampung
1 Abun Ayamaru
tetapi keberadaan tanah adat mereka dapat melintasi batas administratif wilayah kampung
2 Duriankere Inanwatan
mereka. Hal ini seringkali menjadi sumber permasalahan di kemudian hari khususnya terkait
3 Kaburi Inanwatan
4 Kais Sekitar Sungai Kais (8 desa) dengan pemanfaatan ruang yang akan terkait dengan persoalan tanah.
5 Kokoda Inanwatan
Apabila dianalisis secara ekologis maka masyarakat daapt dikelompokkan dalam dua
6 Konda Teminabuan, daerah sekitar Sungai
Waromge kelompok besar yakni masyarakat yang tinggal di daratan rendah dan masyarakat yang
7 Maybrat Sekitar Danau Ayamaru (40 desa) tinggal di dataran tinggi (pegunungan). Masyarakat yang tinggal di dataran rendah pada
8 Puragi Daerah sekitar Sungai Matamani
umumnya merupakan masyarakat yang hidup dengan bercocok tanam (berkebun dengan
9 Suabo Inanwatan
pola ladang berpindah) dan sebagian hidup dengan menjadi nelayan yang menangkap ikan
10 Tehit Teminabuan (35 desa)
baik di sungai maupun pantai serta menokok sagu. Sementara masyarakat yang tinggal di
11 Yahadian Sekitar Sungai Matamani
Sumber : RIFFDA Kabupaten Maybrat dataran tinggi pada umumnya hidup dengan bercocok tanam (berkebun dengan pola ladang
berpindah).
4. Mata Pencaharian
Secara spasial pengelompokan sosial yang terbentuk dapat diamati dari keberadaan etnis
Secara umum, masyarakat asli Papua masih tergantung pada alam. Selain
yang terdapat di Kabupaten Maybrat. Etnis Maybrat sebagai etnis yang terbesar yang tinggal
mengandalkan hasil yang diperoleh dari ladang dan hasil peternakan, masyarakat Papua
di Kabupaten Maybrat secar spasial sebarannya mencakup wilayah dataran tinggi atau
juga masih memanfaatkan hasil hutan yang diperoleh dengan cara berburu dan
pegunungan di kabupaten ini, yakni antara lain di Distrik Ayamaru, Distrik Ayamaru, Distrik
meramu. Di Ayamaru, pandan masih dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Demikian
Ayamaru Utara, Distrik Aifat, Distrik Aifat Timur, Distrik Aitinyo dan sebagian juga di Distrik
juga halnya dengan Suku Maybrat yang masih memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan
Mare. Partisipasi dalam Pembangunan
baku obat tradisional. Penggunaan lahan tersebut mendorong kepemilikan tanah adat
oleh marga-marga dari tiap suku. Saat ini seringkali hak atas tanah adat ini Pada umumnya masyarakat di Kabupaten Maybrat memiliki kepedulian yang cukup tinggi
menimbulkan konflik-konflik dalam pembangunan di Papua adat berupa hak ulayat yang terhadap kegiatan pembangunan. Masyarakat memiliki keinginan yang cukup besar untuk
melekat dalam tanah adat. membangun wilayahnya. Masyarakat juga akan bersikap responsive terhadap kegiatan-
kegiatan pembangunan yang dianggap akan memberikan manfaat terhadap kegiatan-
B. Pola Pengelompokan Sosial
kegiatan pembangunan yang dianggap akan memberikan manfaat terhadap peningkatan
Secara sosial budaya masyarakat di Kabupaten Maybrat membentuk pola pengelompokan
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari ungkapan beberapa
seperti halnya sosial di wilayah lain di Papua. Pola pengelompokan seperti halnya pada
tokoh adat yang mengatakan bahwa masyarakat cukup antusias terhadap kegiatan
awalnya didasarkan atas kelompok-kelompok klan. Masing-masing klan membentuk satu
pembangunan, seperti dicontohkan dalam pembangunan kantor distrik. Masyarakat dengan
komunitas permukiman yang disatukan oleh ikatan kekerabatan. Masing-masing komunitas
sukarela akan membantu secara swadaya dalam bentuk bahan bangunan misalnya. Akan
dipimpin oleh seorang yang dituakan, yang sering disebut kepala adat. Pada perkembangan
tetapi keinginan besar masyarakat tersebut sering menghadapi kendala khususnya dalam hal
selanjutnya komunitas permukiman ini berkembang menjadi kampong. Dengan demikian
jaringan infrastruktur dan transportasi yang tidak memadai, sehingga menyebabkan segala
masing-masing kampong dapat menjadi penanda bagi keberadaan sebuah klan atau etnis,
sesuatunya menjadi lebih lambat dan lebih tinggi biayanya.
bahkan sebuah klan atau etnis dapat membentuk menjadi beberapa kampung.
Dalam hal ini peran dari tokoh masyarakat seperti ketua adat, kepala distrik, kepala Kabupaten Maybrat
kampung maupun tokoh agama seperti pendeta cukup penting dalam menggerakkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Tokoh-tokoh masyarakat tersebut merupakan
tokoh yang menjadi panutan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

C. Kepedulian Masyarakat Terhadap Lingkungan


Masyarakat pada umumnya menyadari bahwa alam merupakan sumber kehidupan sehingga
lingkungan yang terjaga kelestariannya dengan baik akan memberikan kehidupan yang lebih
baik. Kelangsungan hidup masyarakat akan terjamin jika masyarakat tetap menjaga dan
melestarikan lingkungan. Hal ini setidaknya terungkap dari penuturan tokoh adat yang
menyatakan bahwa masyarakat di kawasan hulu (pegunungan) dimana terdapat sumber air
sejak nenek moyang selalu menjaga kebersihan dan kelestarian sumber air tersebut. Sungai
merupakan sumber air bersih utama bagi kehidupan. Masyarakat menyadari bahwa
ketersediaan air bersih merupakan satu hal yang amat penting untuk dijaga kelestariannya.

Akan tetapi seiring dengan perkembangan dan dinamika wilayah dimana jumlah penduduk
semakin bertambah, mulai muncul kecenderungan, bahwa kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan khususnya di kawasan hulu maupun hilir di dataran rendah semakin berkurang.
Hal ini terlihat dari mulai dimanfaatkannya sungai untuk kegiatan rumah tangga seperti
mencuci, mandi, maupun membuang sampah. Jika tidak antisipasi sejak awal maka di
kemudian hari akan menimbulkan permasalahan lingkungan yakni pencemaran sumber air
akibat limbah rumah tangga. Pada satu sisi hal ini dapat dipahami karena jaringan air bersih
belum dapat menjangkau permukiman penduduk, sehingga menyebabkan penduduk
terpaksa memanfaatkan sungai untuk kegiatan rumah tangga mereka. Akan tetapi pada sisi
yang lain pemanfaatan sungai untuk limbah tangga tersebut akan menimbulkan pencemaran
sumber air bersih yang pada akhirnya akan berakibat pada terganggunya pasokan air bersih
bagi penduduk itu sendiri. Sepanjang penduduk belum merasakan sendiri dampak dari
pencemaran ini biasanya mereka akan tetap memanfaatkan sungai untuk seluruh kegiatan
rumah tangganya. Dalam konteks ini, sebenarnya menjadi tanggung jawab dari pemerintah
untuk dapat menjadikan prasarana air bersih bagi penduduk dengan melalui penyediaan air
bersih, supaya ketersediaan air bersih tetap terjaga baik dari segi pasokan maupun
kualitasnya.

Sementara itu perlu diperhatikan pula kecenderungan masyarakat yang mulai menebang
pohon khususnya di wilayah dataran tinggi untuk dijual memenuhi kebutuhan ekonomi. Hal
ini terkait pula dengan sistem pertanian yang dianut oleh sebagian besar masyarakat di
yang masih menganut pola ladang berpindah dengan membakar pohon. Jika pola ini
berlanjut terus bukan tidak mungkin jika pada suatu saat nanti luasan area hutan
akan semakin berkurang karena semakin banyak kegiatan penebangan pohon,
sementara untuk mengganti pohon yang telah ditebang tidak dilakukan. Hal ini akan
menyebabkan berkurangnya pasokan sumber air bersih untuk wilayah Kabupaten
Maybrat. Hingga saat ini air bersih di Kabupaten Maybrat masih cukup melimpah
bahkan terkesan terbuang percuma. Oleh karenanya ketersediaan air bersih ini perlu
tetap dijaga demi kelangsungan hidup dan perkembangan wilayah Kabupaten
Maybrat.

D. Pergeserakan Nilai dan Norma yang Berlaku


Menurut penuturan beberapa tokoh adat, masyarakat Kabupaten Maybrat sedang
dalam transisidan masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern. Sebagian
besar masyarakat masih menganut budaya lokal yang mempunyai prinsip apa yang
dicari hari ini, dihabiskan hari ini juga. Hal ini didasari pertimbangan bahwa
masyarakat masih memiliki cukup banyak sumber daya alam yang berlimpah antara
lain berupa hutan. Dengan demikian masyarakat masih mengandalkan sumberdaya
alam sebagai tumpuan hidup utamanya. Namun tentu harus diperhatikan bahwa
sumberdaya alam yang melimpah tidak selamanya akan tetap melimpah karena tidak
selalu dapat diperbaharui, suatu saat dapat habis karena pemanfaatannya tidak
terkendali. Untuk itu masyarakat perlu diingatkan bahwa selain tersedia sumberdaya
alam yang melimpah tetapi tentu harus disertai upaya dan kerja keras untuk dapat
mencari potensi, menciptakan peluang lain yang bernilai ekonomis tanpa harus
memanfaatkan sumberdaya alam secara berlebih-lebihan.

Selain itu, masyarakat pada umumnya memiliki semangat kerja yang keras untuk
menafkahi hidup keluarga. Apresiasi masyarakat terhadap pendidikan cukup tinggi.
Pendidikan merupakan faktor penting yang menjadi perhatian pada hampir setiap
keluarga. Orang tua akan bekerja keras mencari nafkah untuk dapat membiayai
pendidikan bagi anak-anaknya setinggi mungkin. Semakin tinggi tingkat pendidikan
anak akan membawa kebanggaan pada keluarga dan dapat menaikkan status sosial
keluarga. Dengan demikian pendidikan merupakan salah satu upaya untuk dapat
meningkatkan mobilitas sosial penduduk.
2.4 Ekonomi Wilayah
2.4.1 Ekonomi Sektoral
Sesuai dengan potensi wilayah yang sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian, ekonomi wilayah Kabupaten Maybrat didominasi oleh sektor pertanian. Hal ini dilihat
dari pemanfaatan ruang wilayahnya yang didominasi oleh kegiatan pertanian. Diluar
permukiman dan lahan yang belum dimanfaatkan, sumberdaya lahan dimanfaatkan untuk
kegiatan yang meliputi kegiatan pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan dan
peternakan. Demikian juga dengan potensi sumberdaya pesisir yang utama, sektor-sektor lain
yang cukup berkembang terutama di kawasan perkotaan adalah kegiatan perdagangan dan
kegiatan industri.
A. Pertanian
Sumberdaya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Maybrat merupakan faktor yang mempengaruhi
besarnya kontribusi pertanian terhadap perekonomian wilayah. Posisi wilayah Kabupaten Maybrat
yang berada pada perairan selatan Provinsi Papua Barat memberikan keuntungan berupa
sumberdaya perikanan yang melimpah. Kegiatan perikanan yang didominasi oleh perikanan
tangkap memberikan kontribusi sebesar 25,48% terhadap ekonomi wilayah. Kegiatan pertanian
tanaman pangan menghasilkan palawija, sayuran dan buah-buahan. Sub sektor pertanian
tanaman pangan memberikan kontribusi 10,46% terhadap ekonomi wilayah Kabupaten Maybrat.
Selain perikanan dan pertanian tanaman pangan, sub sektor kehutanan juga telah memberikan
peranan yang cukup berarti terhadap ekonomi wilayah Kabupaten Maybrat. Hasil dari kegiatan
ekonomi yang berbasis sumberdaya kehutanan telah memberikan kontribusi terhadap ekonomi
wilayah sebanyak 25% terhadap ekonomi wilayah. Sumberdaya hutan berupa hutan produksi,
hutan produksi terbatas dan hutan produksi menghasilkan kayu bulat dan gaharu yang dapat
diolah menjadi kayu gergajian dan mebel. Selain itu, juga terdapat potensi hutan sagu alam di
beberapa distrik.
a) Palawija
Tanaman pangan berupa tanaman jagung dan palawija diusahakan oleh penduduk untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanaman palawija yang banyak diusahakan,
antara lain keladi, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang hijau.
Komoditas jagung dihasilkan di beberapa daerah, antara lain di Distrik Aifat. Tanaman
ubi jalar merupakan komoditas yang paling banyak dihasilkan di Distrik Aitinyo dan
Distrik Ayamaru. Tanaman keladi banyak ditanam di Distrik Ayamaru, Aitinyo dan
Ayamaru Utara dengan total luas lahan panen sebesar 28 Ha. Tanaman ini menjadi
komoditas palawija utama di Distrik Ayamaru. Produksi keladi di wilayah ini merupakan
yang tertinggi dengan luas lahan panen terbesar.
Tabel 2.35
Luas Panen dan Produksi Beberapa Tanaman Palawija Terpilih per
Distrik Di Kabupaten Maybrat Tahun 2009

Jagung Ubi Jalar Keladi Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu
No Distrik Luas Luas Luas Luas Luas Luas
Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi Produksi
Panen Panen Panen Panen Panen Panen
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
1 Aifat Timur 0 0 5 25 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Aifat 10 20 5 25 0 0 0 0 2 4 0 0
3 Aitinyo 0 0 12 60 7 42 20 50 2 4 0 0
4 Ayamaru 0 0 8 40 15 82,5 10 25 12 24 0 0
5 Mare 0 0 0 0 0 0 5 15 0 0 0 0
6 Ayamaru Utara 0 0 4 23,2 6 34,8 5 12,5 2 3 2 11

Kab. Maybrat 10 20 34 150 28 42 40 90 18 35 2 11


Hasil palawija lainnya yang banyak dihasilkan di Kabupaten Maybrat adalah kacang b) Hortikultura
tanah. Tanaman kacang tanah hanya dibudidayakan di beberapa wilayah saja, yaitu Tanaman sayuran dan buah-buahan diusahakan penduduk dalam jumlah yang
Distrik Aitinyo, Ayamaru, Mare dan Ayamaru Utara. Distrik Ayamaru merupakan terbatas, baik di lahan pekarangan maupun di kebun. Beberapa komoditas tanaman
salah satu penghasil utama kacang hijau. sayuran yang ditanam adalah kacang panjang, terong, kangkung, bayam, cabe dan
Pada umumnya, usaha tani yang dikembangkan petani adalah dengan sistem tomat.
polikultur sehingga dalam satu luasan lahan yang sama terdapat lebih dari satu Tanaman buah-buahan terdapat di hampir seluruh distrik kecuali Aifat Timur.
cabang usaha tani. Jenis usaha ubi-ubian biasanya dicampurkan dengan usaha Secara spasial, buah pisang dominan dihasilkan di Distrik Mare, sedangkan buah
sayur, pisang, dan jagung. Namun, untuk tanaman kacang tanah, beberapa petani jambu air dominan dihasilkan di Distrik Ayamaru Utara dan Ayamaru. Buah pepaya
mengusahakannya dengan sistem monokultur dengan luasan lahan yang cukup luas, dihasilkan di hampir seluruh distrik.
tetapi ada juga yang diselingi dengan jagung. Dari semua segmen kegiatan
Berdasarkan database pertanian, cempedak merupakan salah satu komoditas buah-
pertanian, kegiatan pembukaan lahan untuk ubi-ubian serta kegiatan pembakaran
buahan yang cukup banyak terdapat Distrik Aifat Timur. Tanaman ini tumbuh
kebun lebih banyak membutuhkan tenaga kerja laki-laki, sementara kegiatan
secara alami dan belum dbudidayakan oleh masyarakat setempat. Ada beberapa
penanaman, pemeliharaan sampai panen lebih banyak dilakukan oleh tenaga kerja
jenis cempedak yang dapat dibedakan menurut pengetahuan dan istilah lokal
perempuan.
masyarakat setempat. Buah cempedak dikenal dengan sebutan “soraf”, dan jenis-
Permasalahan yang dihadapi petani ubi-ubian adalah adanya penyakit hawar daun jenisnya antara lain Soraf Abban, Soraf Tiftiah, Soraf Kie, Soraf Sakien dan Soraf
dan hama babi yang merusakan tanaman. Selain itu, hewan burung kakatua putih Auwsie. Tiap jenis cempedak tersebut memiliki bentuk dan karakteristik berbeda.
dan hitam juga sering mengganggu tanaman ubi milik masyarakat. Hewan ini sering Pemasaran buah ini kadang dilakukan di dalam atau antar kampung, namun ada
menghabiskan dahan ubi kayu sehingga yang tersisa hanyalah batang utama. Hewan juga yang dibawa ke Teminabuan. Untuk pemasaran di dalam kampung atau antar
ini juga sering memakan buah jagung sehingga kerugian yang dialami petani dapat kampung harga jual relatif rendah karena menggunakan satuan noken/keranjang.
mencapai 50%. Keterbatasan bibit unggul juga masih dirasakan petani, terutama untuk Pada umumnya, satu noken/keranjang berisi 10 - 15 buah. Selanjutnya, buah
tanaman jagung. ditukarkan (barter) dengan barang lain, seperti kain timur, sagu, ikan atau daging
Produk pertanian lebih banyak digunakan untuk konsumsi sendiri daripada untuk hasil buruan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
dijual. Pengolahan hasil pertanian jarang dilakukan. Produksi pertanian yang c) Sarana dan Prasarana Pertanian Tanaman Pangan
dihasilkan dari kebun langsung dijual ke pasar. Komoditas pertanian yang sering
Salah satu faktor penting dalam peningkatan produksi pertanian adalah
diolah adalah kacang tanah, yang diolah menjadi kacang bawang atau kacang telur. ketersediaan sarana dan prasarana pertanian. Sarana dan prasarana tersebut
Peningkatan nilai tambah produk ini membantu petani untuk mendapatkan
antara lain kelembagaan petani, alat mesin pertanian, prasarana pengairan, jalan
penghasil lebih tinggi. Pemasaran hasil pertanian umumnya di kampung masing- usaha tani, kios saprodi dan koperasi.
masing dan sampai ke Teminabuan. Jika belum terdapat pasar kampung maka
Untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian dilaksanakan berbagai kegiatan
pemasaran hasil biasanya dilakukan hanya antar tetangga, dari rumah ke rumah.
penyuluhan namun tenaga penyuluh pertanian jumlahnya masih terbatas. Balai
Untuk pemasaran antar kampung ditempuh dengan berjalan kaki. Masalah dalam
Penyuluh dan tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan sebagai ujung tombak
pemasaran adalah mahalnya biaya transportasi menuju pasar. Harga produk
pembinaan pertanian masih mengalami kekurangan sumberdaya manusia bila
pertanian relatif sama, tidak berfluktuasi pada saat panen maupun tidak panen.
dibandingkan dengan luasnya wilayah Kabupaten Maybrat. Balai penyuluh dan
Harga di masing-masing distrik juga relatif tidak berbeda.
Tenaga PPL hanya terdapat di 2 distrik, yaitu Distrik Ayamaru dan Aitinyo. Jumlah
Balai Penyuluh dan Tenaga PPL di Kabupaten Maybrat masing-masing
adalah 3 unit dan 4 orang. Selain itu,
terdapat juga sarana dan prasarana riset, perbenihan dan perlindungan tanaman  Keterbatasan sarana dan prasarana pertanian (pasca panen, produksi dan
berupa Balai Benih Utama. pengeringan benih);
 Keterbatasan modal usaha tani (petani lokal);
Tabel 2.36  Bangunan irigasi yang sudah ada belum difungsikan secara optimal;
Jumlah Kelembagaan dan Tenaga Penyuluh Pertanian  Pembudidayaan komoditas (hortikultura) belum dikembangkan secara merata
Lapangan Kabupaten Maybrat
di Kabupaten Maybrat karena petani lokal pada umumnya belum menggunakan
No Distrik Jumlah Balai Penyuluh Jumlah Tenaga PPL
lahan secara menetap atau masih bersifat nomaden;
1 Ayamaru 2 3
 Keterbatasan tenaga penyuluh dan sarana penunjang tenaga penyuluh di lapangan;
2 Aitinyo 1 1
Jumlah 3 4  Kurangnya pengawasan teknik pengolahan hasil dan pembinaan lainnya dar
petugas lapangan;
 Keterbatasan pengenalan dan pembinaan teknologi pertanian baru dalam pola
Tabel 2.37
Mesin Milik Dinas Pertanian tanam, benih, bibit unggul, serta cara pembasmian hama.
Kabupaten Maybrat
2. Perkebunan
No Jenis Alat Jumlah Balai Penyuluh Jumlah Tenaga PPL
Komoditas perkebunan dominan di Kabupaten Maybrat adalah kelapa dan kakao.
1 Mini Traktor 1 Baik
Tanaman perkebunan lain yang tercatat adalah cengkeh, kopi, pala dan jambu mete
2 Power Thresser 3 2 Baik, 1 Rusak
walaupun belum terdapat data mengenai hasil produksinya.
3 Pompa Air 4 Baik
4 Handtraktor 3 Baik 3. Peternakan
5 RMU 3 2 Baik, 1 Rusak
Kegiatan peternakan di Kabupaten Maybrat pada umumnya dilakukan secara tradisional
sebagai usaha sambilan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehingga tidak
Sarana berupa alat dan mesin pertanian yang ada jumlahnya masih sangat terbatas
terdapat kawasan khusus peternakan. Kegiatan peternakan bercampur dengan
dan belum dioprasikan sebagaimana mestinya. Alat yang dimiliki Dinas Pertanian
permukiman penduduk.
Kabupaten Maybrat 1 unit mini traktor, 3 unit power thresser, 4 unit pompa air, 3
unit handtraktor dan 3 unit RMU. Permasalahan yang umum dihadapi oleh peternak adalah :

Peralatan pertanian yang dimiliki petani-petani, pada umumnya, berupa parang, kapak,  Pemeliharaan ternak masih dengan cara tradisional;

sabit, cangkul, sekop dan hand sprayer. Peralatan paling penting yang dimiliki oleh  Kurangnya pengetahuan peternak tentang teknik budidaya ternak yang baik;

petani adalah parang dan kapak, selain itu, petani juga menggunakan pupuk daun  Pakan/rumput yang terbatas;
untuk tanaman sayuran serta obat-obatan pembasmi hama. Semua jenis modal  Terbatasnya dana pemeliharaan ternak;
diusahakan secara swadaya oleh petani. Selama ini belum ada lembaga keuangan  Adanya penyakit yang menyerang terutama untuk unggas.
atau koperasi yang berperan memberikan bantuan modal. Berdasarkan beberapa permasalahan yang ada maka diharpkan Pemerintah Daerah
setmpat mampu memberikan pelatihan dan pendampingan teknis tentang teknik
d) Permasalahan budidaya ternak, termasuk juga pengolahan dan pemasaran hasil ternak. Dengan
Masalah yang menghambat pengembangan pertanian tanaman pangan secara umum adanya pelatihan dan pendampingan diharapkan mampu meningkatkan kuantitas dan
di Kabupaten Maybrat, antara lain : kualitas produksi ternak.
Timur.
4. Kehutanan
Hutan merupakan sumberdaya alam yang harus dijaga kelestariannya. Namun, selain
memberi manfaat secara ekologis, hutan juga mampu memberi kontribusi secara
ekonomis bagi suatu wilayah. Berdasarkan data BPS tahun 2009, luas hutan di
Kabupaten Maybrat adalah 1.822.023 Ha. Potensi Kehutanan Kabupaten Maybrat adalah
hutan sagu alam, selain itu juga memiliki hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan berkayu.
Tumbuhan berkayu ini merupakan jenis tumbuhan komersial yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku konstruksi penunjang industri atau perumahan. Hasil hutan ini
berupa kayu, gaharu, rotan dan minyak lawang.

Tabel 2.38
Hasil Produksi Kehutanan di Kabupaten Maybrat Tahun 2009

Hasil Produksi
No Distrik
Gaharu (Kg) Kayu Bangunan Rotan Minyak Lawang
(m3) (I)
1 Aifat Timur 61 24 - 180
2 Aifat 65 24 - -
3 Aitinyo 17,51 - - -
4 Ayamaru - - - -
5 Mare 75 24 - -
6 Ayamaru Utara - - - -
Kab. Maybrat 218.51 72 0 180

Pada tahun 2009 dihasilkan 72 m3 kayu bangunan. Kayu bangunan terdiri dari 2 jenis,
yaitu kayu besi (merbau) dan kayu putih. Kayu biasanya digunakan sebagai bahan
bangunan atau bahan baku pembuatan mebel. Kayu ini dihasilkan di Distrik Aifat, Aifat
Timur, Aitinyo, Sawiat dan Mare. Hasil hutan tidak hanya diambil oleh masyarakat asli
pemegang hak ulayat tetapi juga masyarakat pendatang dengan kesepakatan dengan
masyarakat asli. Hak Penggunaan Hutan (HPH) pada tahun 2002 dipegang oleh PT.
Bangun Kayu Irian dengan daerah operasi tersebar distrik.

Selain kayu, komoditas kehutanan lainnya adalah gaharu. Gaharu banyak dihasilkan di
beberapa deah, antara lain di Distrik Mare, Aifat, Aifat Timur dan Aitinyo. Hasil
produksi berupa gaharu mencapai 218,51 ton untuk tahun 2009. Komoditas kehutanan
lainnya adalah rotan dan minyak lawang. Minyak lawang dihasilkan di Distrik Aifat
beroperasi dan ada yang masih dalam persiapan.
5. Perikanan
Kegiatan perikanan di Kabupaten Maybrat meliputi perikanan air tawar.
Perikanan tangkap air tawar masih dalam skala kecil, hanyak untuk konsumsi
keluarga.

Kabupaten Maybrat mempunyai potensi perikanan yang besar untuk kegiatan


perikanan air tawar dan perikanan budidaya, serta dengan adanya potensi air
tawar, seperti Danau Ayamaru dan Danau Uter dan sungai-sungainya.

a) Perikanan Air Tawar


Perikanan air tawar diusahakan pada Danau Ayamaru dan Danau Uter serta
sungai- sungai besar di Kabupaten Maybrat. Komoditas ikan air tawar, antara
lain ikan mas, ikan nila, ikan mujair, ikan sepat dan udang. Ikan-ikan ini
biasanya hanya ditangkap lalu dijual atau dikonsumsi, belum dibudidayakan
secara luas. Daerah-daerah di Kabupaten Maybrat yang mengusahakan
perikanan air tawar adalah Distrik Ayamaru, Aitinyo, Sawiat, Ayamaru Utara
dan Aifat Timur.

Masyarakat Distrik Ayamaru biasanya menangkap ikan di Danau Ayamaru.


Danau Ayamaru memperoleh pasokan air dari sungai-sungai di sekitarnya
sehingga berpotensi untuk pengembangan budidaya perikanan air tawar.
Komoditasnya terbatas hanya pada jenis ikan mas, ikan sepat dan udang.
Sementara itu, penduduk di sekitar Danau Ayamaru adalah 26 kelompok
petani ikan di kampung/kelurahan sekotar Danau Ayamaru adalah 26
kelompok, dengan anggota sebanyak 5 - 10 petani. Penduduk mulai
membuat empang-empang dengan luas rata-rata 16 m2, jenis ikan yang
biasa dipelihara adalah ikan mas yang diperoleh dari Danau Ayamaru, namun
sekarang juga giat dibudidayakan ikan nila. Bibit ikan dibeli di Sorong dan
pakannya pun didatangkan dari luar daerah. Hasil produksi ikan ini
diorientasikan untuk dijual memenuhi kebutuhan pasar.

Penduduk di Distrik Ayamaru Utara yang berada di sepanjang Danau


Ayamaru, seperti Kampung Segior, Yubiah, Karetubun, Seta, Hohoyar,
Mapura dan Suwyam juga sedang mencoba mengembangkan usaha budidaya
perikanan air tawar (empang) selain menangkap langsung dari danau. Rata-
rata empang di Kampung Segior dibuat pada tahun 2003 - 2005 sehingga
sudah berproduksi secara kontinyu, sementara di Kampung Mapura dan
Suwyam pada umumnya baru dibuat tahun 2006 sehingga ada yang sudah
Tabel 2.39 penduduknya juga menjadi petani ikan. Penduduk yang menjadi petani ikan biasanya
Jenis Ikan Yang Tertangkap per Upaya
bermukim di kampung yang berhampiran dengan sungai.
Tangkap Di Danau Ayamaru dan Danau
Aitinyo

No Jenis Ikan Alat Tangkap


1 Mas Gillnet
2 Sepat Gillnet
3 Nila Gillnet
4 Rainbow Gillnet
5 Udang Gillnet, Bubu, Selam
6 Mujair Gillnet, Bubu
7 Gabus Gillnet

Pola usaha petani ikan terdiri dari usaha pokok sebagai petani ikan dan usaha
sampingan sebagai petani. Sebagai petani ikan mereka menangkap ikan dengan
perahu “kole-kole” yang digerakkan dengan dayung serta menggunakan alat
tangkap berupa bubu atau gill net. Penangkapan pada umumnya dilakukan pada
malam hari dari pukul
23.00 - 05.00 pagi. Hasil tangkapan ini hanya dijual di pasar lokal dengan ukuran
per tusuk untuk ikan dan per tumpuk untuk udang.

Wilayah perairan di Distrik Aitinyo adalah Danau Uter. Potensi hasil Danau Uter
belum diidentifikasi walaupun penduduk sudah sering mengambil ikan di danau
tersebut. Danau Uter tidak memperoleh pasokan air dari sungai-sungai di
sekitarnya sehingga debit airnya berfluktuasi. Petani ikan di Distrik Aitinyo juga
membentuk kelompok- kelompok usaha yang rata-rata berjumlah 3 kelompok per
kampung. Berdasarkan data, paling tidak terdapat 144 petani ikan yang tergabung
dalam 26 kelompok petani. Selain memanfaatkan sumberdaya ikan di danau,
kelompok petani ikan juga mencoba memelihara ikan di kolam-kolam sederhana.
Ikan yang dibudidayakan adalah ikan mas merah, ikan mas hitam dan ikan mujair.
Kegiatan perikanan yang dilakukan oleh penduduk Aifat Timur meliputi kegiatan
penangkapan ikan di sungai dan kegiatan ini dilakukan secara terbatas untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga. Jenis ikan yang biasa ditangkap adalah
ikan tawes, bolana, gabus, Sembilan hitam, Sembilan putih dan mujair serta
beberapa jenis udang.
Distrik Wayer memiliki beberapa sungai, antara lain Sungai Kemas, Sungai Songger,
Sungai Tuwo, Sungai Waigo, Sungai Bao, Sungai Sesem dan Sungai Sikare. Sebagian
b) Program Pembangunan Perikanan tanah liat serta pasir. Belum terdapat data mengenai hasil produksi usaha pertambangan
Pada tahun 2006, Pemerintah Kabupaten Maybrat melalui Sub Dinas dan penggalian ini.
Perikanan dan Kelautan telah melakukan beberapa kegiatan untuk
mencapai tujuan pembangunan perikanan. Kegiatan-kegiatan tersebut
antara lain berupa :
 Pelatihan perawatan motor temple, perbaikan jarring dan
penanganan hasil, serta Pelatihan pemeliharaan alat dan sistem
pembudidayaan ikan yang dilaksanakan di Distrik Teminabuan,
Ayamaru dan Ayamaru Utara;
 Pendidikan dan pelatihan teknis bagi pembudidayaan ikan yang
dilaksanakan di Distrik Teminabuan, Ayamaru dan Ayamaru Utara;
 Kegiatan pembuatan tambak ikan di Distrik Teminabuan, Ayamaru
dan Ayamaru Utara;
 Kegiatan Bantuan modal budidaya ikan di Distrik Teminabuan,
Ayamaru dan Ayamaru Utara;
 Kegiatan bantuan modal kelompok nelayan di 5 distrik;
 Kegiatan pengadaan peralatan penangkapan di 5 distrik;
 Kegiatan pendampingan Pemberdayaan Ekonomi Masyarkat Pesisir (PEMP);
 Kegiatan Monitoring, Controlling, Surveilance (MCS).

Langkah-langkah antisipatif yang dilakukan oleh Sub Dinas Perikanan dan


Kelautan Kabupaten Maybrat dalam mengelola dan mengembangkan
sumberdaya perikanan :
 Merangsang dunia usaha (investor) dalam melaksanakan kemitraan
dengan nelayan lokal dalam upaya pencapaian produksi perikanan
serta alih teknologi, yang akhirnya akan bermuara pada peningkatan
kesejahteraan nelayan dan pembudidayaan ikan;
 Mempererat kerjasama dengan instansi lainnya, seperti TNI AL,
POLAIR dan dunia usaha dalam upaya kegiatan pengawasan (MCS)
sumberdaya perikanan dan kelautan secara swakarsa;
 Menumbuhkan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan
berbasis masyarakat.

B. Pertambangan dan Penggalian


Sumberdaya mineral yang terdapat di Kabupaten Maybrat berdasarkan kondisi
geologinya, data sekunder dan pengamatan lapangan antara lain Batu gamping,
Batu gamping merupakan potensi bahan galian yang relatif besar di Kabupaten Maybrat. Tabel 2.40
Batu gamping yang berpotensi ditambang dan digunakan untuk bahan bangunan adalah Batu Posisi Kelompok Industri Kecil di Kabupaten Maybrat Tahun 2009
gamping yang mengandung CaO minimal 50%. Selama ini penambangan Batu gamping hanya No Jenis Industri Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi (Ribu Rupiah)
digunakan untuk bahan fondasi jalan atau fondasi bangunan yang lain. I Pengolahan Pangan
1 Es Krim 3 5 6.000.000
Potensi tanah liat sebagai bahan galian di Kabupaten Maybrat cukup besar. Sebaran bahan 2 Penggilingan Padi 2 5 12.000.000
galian tanah liat yang layak ditambang dan potensi terdapat di Distrik Teminabuan, Kais 3 Roti/Kue-kue 10 10 3.000.000
dan Kokoda. Namun, perlu adanya penelitian kelayakan bahan baku jika ingin digunakan 4 Es Batu 20 20 200.000.000
5 Es Mambo/Es Lilin 10 20 10.000.000
untuk industri, baik industri keramik maupun industri semen.
6 Tahu Tempe 2 4 6.000.000
Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan penambangan oasir yang dilakukan oleh warga 7 Kripik Keladi 1 5 10.000.000
Subtotal 48 69 247.000.000
sekitar Distrik Teminabuan dengan menggunakan peralatan sederhana. Pasir dijual untuk
II Sandang dan Kulit
konsumsi lokal saja sebagai bahan bangunan. 1 Sol Sepatu 3 3 2.000.000
2 Penjahit Pakaian 3 12 60.000.000
C. Industri 3 Percetakan 3 6 150.000.000
Subtotal 9 21 212.000.000
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Maybrat Dalam Angka, kegiatan industri yang
III Kerajinan dan Umum
terdapat di Kabupaten Maybrat merupakan industri kecil berupa industri rumah tangga dan 1 Mebel Rotan 3 6 12.000.000
masih bersifat tradisional. Keseluruhan industri kecil berupa industri rumah tangga dan 2 Biro Reklame 1 1 2.000.000
3 Cuci Kendaraan 3 6 12.000.000
masih bersifat tradisional. Keseluruhan industri berjumlah 107 unit yang dikelompokkan
4 Kerajinan Emas 1 3 30.000.000
menjadi 5 jenis industri meliputi industri pengolahan pangan, industri sandang dan kulit, 5 Sablon 1 2 5.000.000
industri kerajinan umum, industri kimia dan bahan bangunan dan industri logam. 6 Foto Studio 2 2 5.000.000
7 Fotokopi 3 6 90.000.000
Subtotal 14 26 156.000.000
IV Kimia dan Bahan Bangunan
1 Mebel Kayu 12 23 40.000.000
2 Percetakan 3 5 90.000.000
3 Minyak Lawang 3 3 10.000.000
Subtotal 18 31 140.000.000
V Logam
1 Reparasi Elektronika 2 3 7.000.000
2 Bengkel Mobil 2 3 50.000.000
3 Bengkel Sepeda Motor 9 10 50.000.000
4 Bengkel Motor Tempel 1 2 50.000.000
5 Reparasi Arloji 1 1 5.000.000
6 Tambal dan Kendaraan 3 3 10.000.000
Subtotal 18 22 172.000.000
TOTAL 107 169 927.000.000
Industri pengolahan pangan merupakan industri kecil terbanyak di Kabupaten Maybrat. Industri mebel merupakan jenis industri yang paling banyak terdapat di Kabupaten Maybrat.
Industri ini mencakup 48 unit usaha yang mempekerjakan 69 orang tenaga kerja. Industri Industri ini berjumlah 10 unit, yang tersebar di beberapa distrik. Tenaga kerja yang dapat
Kimia dan bahan bangunan terdiri dari 18 unit usaha dengan 31 tenaga kerja. Industri logam diserap oleh industri ini juga merupakan yang tertinggi dengan jumlah total tenaga kerja
terdiri dari 18 unit usaha yang mempu menyerap 22 orang tenaga kerja. Industri kerajinan adalah 65 orang. Nilai investasi industri mebel adalah sebesar Rp. 150.000.000,00 dan dapat
dan umum terdiri dari 14 unit usaha dan 26 tenaga kerja. Industri kecil yang paling sedikit menghasilkan produk senilai Rp. 650.000.000,00. Lokasi industri mebel adalah 1) Kampung
jumlah unit usahanya adalah industri sandang dan kulit. Industri ini terdiri dari 9 unit usaha Wernas, Satin dan Keyen di Distrik Teminabuan, 2) Kampung Bumiajo dan Hasik Jaya di
dengan 21 orang tenaga kerja. Distrik Moswaren, 3) Kampung Framu dan Huberita di Distrik Ayamaru, 4) Kampung Tehak di
Pada tahun 2009, hanya terdapat 1 industri menengah, yaitu industri di bidang sawmill yang Distrik Aitinyo dan 5) Kampung Kumurkek di Distrik Aifat. Industri mebel menggunakan
menggunakan 8 tenaga kerja. Usaha sawmill ini dapat memproduksi kayu gergajian hingga bahan baku berupa kayu merbauw dan kayu putih lainnya. Kayu-kayu ini dipasok dari
135 m3 per tahun. distrik-distrik di Kabupaten Maybrat saja, antara lain Distrik Seremuk, Wayer, Moswaren,
Inanwatan, Sawiat, Kais dan Aifat. Hasil produksi hanya dipasarkan terbatas di Kabupaten
Berbeda dengan BPS, menurut data yang bersumber dari Dinas Perindustrian dan
Maybrat, belum ke luar daerah karena masih terdapat keterbatasan kualitas dan kontiyuitas
Perdagangan dan Penanaman Modal, kegiatan industri di Kabupaten Maybrat merupakan
produksi.
industri kecil rumahan dan bersifat tradisional. Jumlah industri kecil di Kabupaten Maybrat
yang tercatat adalah sebesar 18 unit. Jenis-jenis usahanya meliputi, antara lain industri Industri pakaian jadi/menjahit di Kabupaten Maybrat hanya berjumlah 3 unit namun nilai
mebel, industri penyulingan minyak lawang, industri sulaman/tenunan, dan industri pakaian produksinya cukup tinggi, yaitu sebesar Rp. 561.000.000,00. Industri dengan jumlah tenaga
jadi. Industri-industri yang ada mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 96 orang. Nilai kerja sebanyak 16 orang ini hanya terdapat di Distrik Teminabuan. Bahan baku berupa
investasi dan nilai produksinya adalah sebesar Rp. 248.000.000,00 dan Rp. berbagai jenis kain didatangkan dari Makasar, Sulawesi Selatan. Pemasaran hasil produksi
1.344.000.000,00. terbatas hanya di Kabupaten Maybrat saja.

Di Kabupaten Maybrat terdapat 3 unit industri penyulingan minyak lawang. Industri ini
Tabel 2.41 menggunakan 10 orang tenaga kerja. Produk yang dihasilkan bernilai Rp. 68.400.000,00.
Jenis Industri Kabupaten Maybrat Tahun 2009 lokasi industri berada di Distrik Aifat Timur serta Kampung Kisor di Distrik Aifat. Industri
Jumlah
Jumlah pengolahan minyak lawang menggunakan bahan baku lokal berupa kulit kayu lawang yang
Tenaga Nilai Investasi Nilai Produksi
No Jenis Industri Industri Lokasi Industri
(Unit)
Kerja (Rupiah) (Rupiah) berasal dari Distrik Aifat, Distrik Aifat Timur serta distrik-distrik di sekitarnya. Volume
(Orang)
1 Industri Mebel 10 65 150.000.000 650.000.000 Distrik Teminabuan, bahan baku tergantung pada kontinyuitas produksi. Pemasaran produk tidak hanya di
Moswaren, Ayamaru, Kabupaten Maybrat saja tapi juga mencapai Kota Sorong, bahkan hngga keluar Provinsi
Aitinyo dan Aifat
2 Industri Pakaian 3 16 55.000.000 561.000.000 Distrik Teminabuan Papua terutama Kota Surabaya.
Jadi/ Menjahit
Industri sulaman/tenunan berlokasi di Distrik Aifat dan Distrik Wayer. Industri ini terdiri dari 2
3 Industri 3 10 18.000.000 68.000.000 Distrik Aifat dan Aifat
Penyulingan Timur unit usaha dengan 5 orang tenaga kerja. Nilai investasinya adalah sebesar Rp. 25.000.000,00
Minyak Lawang
dan nilai investasinya adalah sebesar Rp. 68.800.000,00. Bahan baku yang digunakan adalah
4 Industri 2 5 25.000.000 64.000.000 Distrik Aifat dan
Sulaman/ Wayer kain tenun dan benang yang dipasok dari Sorong dan Manokwari. Produknya dipasarkan
Tenunan
sampai ke Kota Sorong. Kerajinan tenun di Aifat belum berkembang karena manajemen
Kabupaten
Maybrat 18 96 248.000.000 1.344.2.00.000 kurang baik dan kekurangan modal. Kerajinan lain adalah kerajinan kayu berbentuk senjata
tradisional (panah), kerajinan manik-manik, kantong (noken dan koba (untuk paying).
Kerajinan kayu ini biasa dijual sampai ke Pelabuhan Sorong.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan industri kecil adalah sebagai berikut : industri mebel.
 Keterbatasan kemampuan dan keahlian sumberdaya manusia, baik dalam hal teknis
maupun dalam organisasi dan manajemen;
 Keterbatasan modal;
 Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang usaha;
 Masalah eksternal, antara lain daya saing industri kecil rendah, pangsa pasar produk
masih terbatas dan keterbatasan membanguna jaringan.

Pemerintah Kabupaten Maybrat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan membuat dan
melaksanakan program-program kegiatan untuk mengembangkan industri kecil. Program-
program ini meliputi bantuan modal usaha dan pelatihan-pelatihan. Bantuan modal usaha
diberikan kepada unit-unit industri di 14 distrik yang ada, sedangkan pelatihan-pelatihan
diikuti oleh pengusaha kecil perwakilan dari beberapa distrik.

Tabel 2.42
Rencana Program Pengembangan Industri Tahun 2004 - 2006
No Jenis Kegiatan Lokasi Kegiatan Volume Jumlah Dana
Kegiatan
1 Bantuan modal usaha 14 distrik di Kabupaten 3 Kali Rp.
Maybrat 1.060.000.000,00
Selama 3 tahun
2 Pelatihan pembuatan Perwakilan dari Distrik Teminabuan, 1 Kali Rp.
kerupuk udang dan ikan Inanwatan, 150.000.000,00
Kais, Kokoda dan Seremuk
3 Pelatihan pembuatan Distrik Teminabuan dengan peserta perwakilan 1 Kali Rp.
kursi rotan dari Distrik Seremuk, Sawiat, Teminabuan, 100.000.000,00
Wayer, Moswaren, Aitinyo dan Aifat
4 Pembinaan dan 14 distrik di Kabupaten 3 Kali dalam 3 -
Pengawasan Maybrat tahun
5 Pelatihan manajemen Distrik Teminabuan dengan peserta dari 1 Kali Rp.
usaha pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten 150.000.000,00
Sumber : Bappeda KabupatenMaybrat
Maybrat

Sasaran kegiatan program diarahkan pada pengelola industri kecil. Program-program


tersebut bertujuan untuk mendorong pengusaha kecil agar mampu mengelola usaha secara
mandiri dan professional sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Maybrat.
Peluang pengmbangan industri kecil sangat besar mengingat industri kecil di Kabupaten
Maybrat memiliki potensi terutama yang terkait dengan ketersediaan bahan baku lokal.
Pemerintah Kabupaten Maybrat berencana mengembangkan beberapa kawasan industri agar
komoditas industri yang dihasilkan mempunyai nilai tambah dan memiliki ekonomi lebih
tinggi. Pengembangan industri yang direncanakan, antara lain pengembangan pabrik
pengolahan sagu, pengembangan pabrik pembekuan ikan dan udang serta pengembangan
Tabel 2.43 untuk selanjutnya dijual kembali. Penduduk Distrik Wayer yang kampungnya berada di
Rencana Pengembangan Industri di Kabupaten
tepi jalan Ayamaru - Teminabuan kadangkala hasil
Maybrat
Rencana Pengembangan
Pabrik Pabrik
No Distrik Pabrik Kerupuk Industri Industri
Pembekuan Pengasinan Semen & Industri
Pengelolaan Udang Kayu Kerajinan
Udang & Udang Pembuatan Mebel
Sagu & Ikan Lapis Tangan
Ikan Batu Bata
1 Aifat - - - - - - - -
Timur
2 Aifat - - - - -   -
3 Aitinyo - - - - -   -
4 Ayamaru - - - - -   -
5 Mare - - - - - - - -
6 Ayamaru - - - - - - - -
Utara
Sumber : Bappeda Kabupaten Maybrat

D. Perdagangan dan Pergerakan Barang dan Jasa


Pergerakan barang dan jasa meliputi pergerakan intra wilayah dan inter wilayah.
Pergerakan intra wilayah meliputi pergerakan dari dank e Distrik Teminabuan
sebagai pusat kegiatan ekonomi di Kabupaten Maybrat. Pergerakan barang dan jasa
dari semua distrik ke Teminabuan didominasi oleh hasil pertanian seperti palawija,
buah-buahan dan sayur-sayuran. Untuk komoditas pertanian ini, aliran pergerakan
barang dimulai dari petani ke pedagang pengumpul lokal kemudian dipasarkan ke
Teminabuan. Namun ada juga penduduk yang menjual sendiri hasil pertaniannya ke
Teminabuan, tanpa melalui pedagang pengumpul. Sebaliknya, pergerakan barang
dan jasa dari Teminabuan ke semua distrik meliputi barang-barang dan alat-alat
kebutuhan sehari-hari. Barang-barang berupa komoditas pertanian berasal dari
daerah-daerah di sekitar Distrik Ayamaru.

Kesulitan transportasi masih menjadi kendala bagi penduduk di Kabupatan Maybrat


untuk melakukan perdagangan antar daerah. Masih adanya daerah yang terisolasi
menyebabkan komoditas perdagangan tidak dapat masuk dan keluar dari daerah
tersebut. Transportasi darat juga masih belum bisa diandalkan karena keterbatasan
infrastruktur jalan. Angkutan umum yang ada juga relatif belum terlalu banyak dan
biayanya masih relatif mahal.

Kebutuhan sehari-hari masyarakat Aifat dipenuhi oleh pedagang yang datang ke


Aifat menggunakan mobil angkutan 2 - 3 kali sehari (kios berjalan). Selain itu juga
terdapat tempat yang dapat dikatakan sebagai pasar desa untuk berjualan sayur-
sayuran serta daging. Hasil pertanian penduduk dijual sendiri ke Teminabuan atau
Sorong, namun ada juga pedagang yang datang membeli hasil pertanian tersebut
pertaniannya di pinggir jalan atau langsung dijual ke pasar di Distrik Teminabuan. Tabel 2.44
Transportasi yang utama adalah transportasi darat dengan menggunakan angkutan pedesaan Tempat Wisata di Kabupatan Maybrat
atau ojek. Sebelum ada infrastruktur jalan, penduduk Distrik Sawiat membawa hasil No Tempat Wisata Jenis Wisata Lokasi
pertaniannya dengan jalan menuju Teminabuan atau hingga ke jalan menuju Sorong. Saat 1 Danau Uter Wisata sejarah; flora dan fauna Aitinyo
2 Gua Eway Wisata alam; panorama alam, Aitinyo
ini adanya jalan menuju Teminabuan atau Sorong memudahkan penduduk dalam penjualan flora dan fauna
komoditas pertanian mereka. 3 Sungai Brin Wisata alam; sungai Aitinyo
4 Danau Ayamaru Wisata alam; danau flora dan Ayamaru
Pergerakan barang dan jasa inter wilayah melibatkan Sorong sebagai salah satu pusat fauna
5 Kolam Framu Wisata alam; kolam Ayamaru
kegiatan perdagangan di Provinsi Papua Barat. Sorong menjadi pintu keluar dan masuknya
6 Sungai Wensi Wisata alam; sungai Ayamaru
barang-barang dari luar daerah, seperti Sulawesi atau Jawa, yang lalu diteruskan ke 7 Bangunan peninggalan Belanda Wisata sejarah Ayamaru
Maybrat, termasuk juga untuk kegiatan ekspor dan impor. Barang-barang kebutuhan 8 Sungai Kuom, Sungai Antofat, Sungai Wenik Wisata alam; sungai Mare
9 Sungai Sentuf (Johafah) Wisata alam; sungai Ayamaru
sekunder dan tersier. Sementara itu, komoditas pertanian Kabupatan Maybrat, khususnya Utara
hasil perkebunan perikanan, dapat menjangkau pasar yang lebih luas dengan melalui 10 Danau Nawawefom; Sungai Kamundan, Sungai Wisata alam; sungai Aifat Timur
Aimu, Sungai Usem
Sorong. Pergerakan barang inter wilayah ke Kabupatan Maybrat pada umumnya langsung ke Sumber : Bappeda Kabupaten Maybrat
Teminabuan. Barang-barang yang langsung didatangkan ini jenisnya beragam dan tidak
hanya untuk memenuhi kebutuhan penduduk
Teminabuan saja tetapi juga menjangkau distrik-distrik lainnya.
Gambaran beberapa potensi obyek dan daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Maybrat
Prasarana perdagangan yang tersedia di Kabupatan Maybrat adalah pasar dan took/warung. adalah sebagai berikut :
Berdasarkan data, di Kabupatan Maybrat memiliki 4 unit pasar dan 424 unit warung/took
1. Danau Uter
yang persebarannya terbatas di beberapa distrik saja. Pasar induk dan pasar ikan tersedia
Danau Uter merupakan tempat pemandian alam yang berada di Distrik Aitinyo. Tempat
di Distrik Teminabuan. Sementara itu, di Distrik Aitinyo juga tercatat ada 1 unit pasar
pemandian alam ini juga memiliki berbagai jenis flora dan fauna.
namun hingga saat ini bangunan pasar tersebut belum dimanfaatkan. Fasilitas perdagangan
berupa warung/toko hanya tersedia di Distrik Inanwatan, Aitinyo, Ayamaru, Moswaren dan 2. Danau Ayamaru

Teminabuan. Danau Ayamaru merupakan danau alami yang luas dengan pemandangan yang indah.
Selain itu, terdapat juga berbagai macam flora dan fauna, terutama anggrek Irian yang

E. Pariwisata endemik. Di sekitar danau juga terdapat gua-gua yang menjadi siter arkeologis.

Pariwisata merupakan kegiatan wilayah untuk menghasilkan manfaat ekonomi dari 3. Bangunan Peninggalan Belanda (Rumah HPB)
masuknya devisa bagi negara, daerah dan peningkatan pendapatan masyarakat. Pariwisata Bangunan peninggalan Belanda yang ada di Distrik Ayamaru berupa rumah. Rumah ini
juga dapat mendorong proses terhadap perlindungan lingkungan fisik maupun sosial budaya digunakan oleh Belanda sebelum pusat pemerintah Belanda untuk Daerah Kepala
masyarakat. Kabupatan Maybrat memiliki potensi pariwisata berupa wisata alam. Jenis Burung Sebelah Selatan dipindahkan ke Teminabuan pada tahun 1950. Selain rumah
wisata lain, seperti wisata dengan minat khusus belum tersedia. HPB, bangunan peninggalan Belanda lainnya, berupa bangunan bekas gereja, sekolah
dan rumah, tersebar di Distrik Teminabuan dan Distrik Inanwatan serta kebun kopi di
Distrik Moswaren.

Potensi obyek wisata budaya yang dikembangkan adalah desa-desa adat di Kabupaten
Maybrat serta tari-tarian adat, seperti Tari Kames, Tari Kasuari dan Tari Srar yang digelar
pada acara-acara tertentu. Keragaman suku di Kabupaten Maybrat menyebabkan adanya
keragaman budaya dan
kesenian. Potensi obyek wisata sejarah, antara lain bangunan-bangunan peninggalan Belanda
berupa sekolah, gereja, kantor dan rumah-rumah seperti yang terdapat di Distrik Ayamaru, Kabupaten Maybrat 6 25 25 61 1 0
Teminabuan dan Inanwatan. Sumber : Maybrat Dalam Angka Tahun 2009

Masalah yang dihadapi dalam pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Maybrat adalah
:
 Masyarakat dan pemerintah belum memahami secara mendalam tentang manfaat
kepariwisataan;
 Pegawai Dinas Pariwisata belum memiliki pengetahuan teknis pariwisata;
 Kurangnya dana yang disiapkan oleh pemerintah untuk mengembangkan kegiatan
kepariwisataan.
kabupaten Maybrat memiliki daerah strategis dan mempunyai obyek wisata alam dan wisata
budaya yang siap dikembangkan dan dibudidayakan. Obyek-obyek wisata ini memiliki
peluang pasar dan dapat mendatangkan pendapatan (PAD) untuk Kabupaten Maybrat.
Peluang lainnya adalah pengembangan sektor pariwisata dapat membuka lapangan
pekerjaan baru untuk mengatasi pengangguran.

2.5. Fasilitas Sosial Ekonomi


2.5.1. Kesehatan
Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sarana
kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat
kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar
penyediaan sarana ini adalah didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut.
Fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Maybrat tergolong relatif belum memadai,
apalagi jika dikaitkan dengan jangkauan wilayah, akibatnya sering menimbulkan permasalahan
dalam bidang pelayanan kesehatan terutama di daerah perkampungan dan distrik terisolir
seperti Distrik Mare dan Distrik Aifat Timur.

Tabel 2.45
Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Distrik di Kabupaten Maybrat Tahun 2006

No Distrik Puskesmas Pustu Polindes Posyandu Apotek Toko Obat


1 Aifat Timur 1 3 0 5 0 0
2 Aifat 1 6 2 9 0 0
3 Aitinyo 1 6 11 18 0 0
4 Ayamaru 1 5 12 14 1 0
5 Mare 1 3 0 7 0 0
6 Ayamaru Utara 1 2 0 8 0 0
Prasarana kesehatan yang tersedia di Kabupaten Maybrat meliputi Puskesmas, Puskesmas sebanyak 3 unit apotek di
Pembantu, Polindes, Posyandu, Apotek dan Toko Obat. Prasarana kesehatan Puskesmas Kabupaten Maybrat yang terdapat di Distrik Ayamaru. Selain itu, untuk kebutuhan obat-obatan
tersedia di seluruh wilayah Kabupaten Maybrat yang tersebar di seluruh distrik. Untuk
memberikan pelayanan di bidang kesehatan di Kabupaten Maybrat tersedia Puskesmas
yang tersebar merata di seluruh distrik. Secara keseluruhan tersedia 6 unit Puskesmas
yang tersebar di masing-masing distrik di Kabupaten Maybrat. Beberapa Puskesmas di
Kabupaten Maybrat selain memiliki fasilitas rawat jalan juga memiliki fasilitas rawat
inap. Puskesmas Ayamaru dengan kapasitas 14 tempat tidur dan Puskesmas Aifat dengan
kapasitas 13 tempat tidur.

Tabel 2.46
Kapasitas Tempat Tidur di Puskesmas
Rawat Inap Kabupaten Maybrat

No Nama Puskesmas Kapasitas (Unit) Keterangan


1 Puskesmas Ayamaru 14
2 Puskesmas Aifat 13
Sumber : Maybrat Dalam Angka Tahun 2009

Puskesmas Pembantu (Pustu) tersedia sebanyak 52 unit yang tersebar merata di seluruh
distrik di Kabupaten Maybrat. Distrik Aifat dan Aitinyo merupakan distrik yang memiliki
jumlah Puskesmas Pembantu tersebar dibandingkan dengan distrik-distrik lainnya, yaitu
masing-masing sebanyak 6 unit. Distrik Ayamaru memiliki Puskesmas Pembantu masing-
masing sebanyak 5 unit. Sedangkan Distrik Ayamaru Utara memiliki jumlah Puskesmas
Pembantu terkecil dibandingkan dengan distrik-distrik lainnya, yaitu sebanyak 2 unit.
Poliklinik Desa (Polindes), secara keseluruhan di Kabupaten Maybrat tersedia sebanyak 52
unit. Distrik Ayamaru merupakan distrik yang memiliki jumlah Polindes terbesar
dibandingkan dengan distrik-distrik lainnya, yaitu sebanyak 12 unit. Meskipun demikian,
beberapa distrik tidak memiliki Polindes sama sekali. Distrik-distrik tersebut adalah
Distrik Aifat Timur, Mare dan Ayamaru Utara. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Maybrat berfungsi
memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia balita. Pada tahun 2006, tersedia
Posyandu sebanyak 134 unit yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Maybrat. Distrik
Aitinyo merupakan distrik di Kabupaten Maybrat yang memiliki jumlah Posyandu
terbesar, yaitu sebanyak 18 unit.

Fasilitas kesehatan lain yang tersedia di Kabupaten Maybrat adalah Apotek dan Toko
Obat. Apotek berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaan obat-obatan, baik
untuk penyembuhan maupun pencegahan. Pada tahun 2006 secara keseluruhan tersedia
masyarakat, terutama obat-obatan bebas, dipenuhi oleh toko-toko atau warung-warung (obsi) Perumahan di Perkotaan dan berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Maybrat, sampai dengan
yang terdapat di sekitar masyarakat Kabupaten Maybrat. tahun 2027

Fasilitas kesehatan berupa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), pada saat ini di Kabupaten
Maybrat baru dalam tahap pembangunan. RSUD Kabupaten Maybrat memiliki fasilitas perawatan
dan tenaga kesehatan yang paling lengkap kabupaten tersebut dan menjadi pusat rujukan bagi
unit-unit pelayanan kesehatan yang lebih kecil di sekitarnya (puskesmas, balai pengobatan).
Pelayanan kesehatan RSUD Kabupaten Maybrat meliputi :
 Penyediaan Poliklinik Umum dan Spesialis;
 Penyediaan unit gawat darurat;
 Penyediaan penunjang medik (laboratorium dan radiologi);
 Memberikan penanganan operasi;
 Memberikan pelayanan dan pengelolaan.

Dengan demikian, diharapkan dengan adanya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Maybrat maka kebutuhan masyarakat Kabupaten Maybrat akan pelayanan kesehatan lebih
tepenuhi.

Sampai dengan tahun 2027, berdasarkan perkiraan jumlah penduduk, Kabupaten Maybrat belum
membutuhkan rumah sakit di wilayah Kabupaten Maybrat. Meskipun demikian, berdasarkan
kebutuhan masyarakat Kabupaten Maybrat, dibutuhkan Rumah Sakit Umum Daerah untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kabupaten Maybrat.

Tabel 2.47
Proyeksi Kebutuhan Rumah Sakit (1 : 240.000)
Menurut Distrik di Kabupaten Maybrat Tahun 2012 -
2027
Proyeksi Penduduk Kondisi Proyeksi Kebutuhan
No Distrik
2012 2017 2022 2027 Eksisting 2012 2017 2022 2027
1 Aifat Timur 1.632 1.692 1.755 1.820 0 0 0 0
2 Aifat 4.618 4.815 5.021 5.235 0 0 0 0
3 Aitinyo 3.579 3.732 3.891 4.058 0 0 0 0
4 Ayamaru 6.715 7.030 7.359 7.704 0 0 0 0
5 Mare 1.941 2.012 2.085 2.161 0 0 0 0
6 Ayamaru Utara 3.160 3.292 3.429 3.572 0 0 0 0
Kabupaten Maybrat 21645 22573 18524 24550 0 0 0 0 0

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia mengenai Tata Cara Perencanaan Lingkungan


secara keseluruhan hanya dibutuhkan 1 unit Puskesmas. Meskipun demikian, berdasarkan
kebutuhan masyarakat Maybrat, dibutuhkan Puskesmas di setiap distrik untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kabupaten Maybrat.

Tabel 2.48
Proyeksi Keburuhan Puskesmas Menurut Distrik di Kabupaten
Maybrat Tahun 2012 - 2027

Proyeksi Penduduk Kondisi Proyeksi Kebutuhan


No Distrik
2012 2017 2022 2027 Eksisting 2012 2017 2022 2027
1 Aifat Timur 1.632 1.692 1.755 1.820 1 0 0 0 0
2 Aifat 4.618 4.815 5.021 5.235 1 0 0 0 0
3 Aitinyo 3.579 3.732 3.891 4.058 1 0 0 0 0
4 Ayamaru 6.715 7.030 7.359 7.704 1 0 0 0 0
5 Mare 1.941 2.012 2.085 2.161 1 0 0 0 0
6 Ayamaru 3.160 3.292 3.429 3.572 1 0 0 0 0
Utara
Kabupaten
21645 22573 23540 24550 6 0 0 0 0
Maybrat
Sumber : Maybrat Dalam Angka Tahun 2009
Sama halnya dengan proyeksi kebutuhan puskesmas di Kabupaten Maybrat,
berdasarkan Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan dan berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Maybrat, sampai dengan tahun
2007, menurut distrik yang ada di Kabupaten Maybrat, masing-masing distrik diperkirakan
belum membutuhkan Puskesmas Pembantu. Meskipun, berdasarkan kebutuhan
masyarakat Maybrat, dibutuhkan Puskesmas di setiap distrik untuk memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kabupaten Maybrat.

Tabel 2.49
Proyeksi Kebutuhan Puskesmas Pembantu
Menurut Distrik Di Kabupaten Maybrat Tahun
2012 - 2027
Proyeksi Penduduk Proyeksi Kebutuhan
No Distrik Kondisi Eksisting
2012 2017 2022 2027 2012 2017 2022 2027
1 Aifat Timur 1.632 1.692 1.755 1.820 3 0 0 0 0
2 Aifat 4.618 4.815 5.021 5.235 6 0 0 0 0
3 Aitinyo 3.579 3.732 3.891 4.058 6 0 0 0 0
4 Ayamaru 6.715 7.030 7.359 7.704 5 0 0 0 0
5 Mare 1.941 2.012 2.085 2.161 3 0 0 0 0
6 Ayamaru Utara 3.160 3.292 3.429 3.572 2 0 0 0 0
Kabupaten Maybrat 21645 22573 23540 24550 25 0 0 0 0
Sumber : Maybrat Dalam Angka Tahun 2009
Selama kurun waktu tahun 2012 - 2027, kebutuhan Posyandu Kabupaten Maybrat diperkirakan
2.5.2. Peribadatan
selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2012, kebutuhan Posyandu diperkirakan sebanyak 18
Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani yang
unit. Pada tahun 2022, kebutuhan Posyandu Kabupaten Maybrat mengalami peningkatan
perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan yang
menjadi 22 unit. Kemudian pada tahun 2007, kebutuhan Posyandu di Kabupaten Maybrat
ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Sebagian masyarakat
diperkirakan mencapai jumlah sebanyak 22 unit.
Kabupaten Maybrat memeluk Agam Kristen. Meskipun demikian, terdapat juga masyarakat yang
Tabel 2.50 memeluk Agama Islam dan Katholik.
Proyeksi Kebutuhan Posyandu (1 : 1250) Menurut Distrik
Di Kabupaten Maybrat Tahun 2012 - 2027 Mayoritas penduduk Kabupaten Maybrat memeluk Agama Kristen. Pada tahun 2009
terdapat Gereja Kristen sebanyak 39 unit yang tersebar di seluruh Distrik dengan jumlah
Proyeksi Penduduk Proyeksi Kebutuhan
No Distrik Kondisi Eksisting
2012 2017 2022 2027 2012 2017 2022 2027 terbanyak terdapat di Distrik Ayamaru Utara, yaitu sebanyak 11 unit. Untuk Gereja Katholik
1 Aifat Timur 1.632 1.692 1.755 1.820 5 1 4 4 4 terdapat sebanyak 15 unit dengan jumlah terbanyak terdapat di Distrik Aifat Timur, yaitu sebanyak
2 Aifat 4.618 4.815 5.021 5.235 9 4 4 4 4 6 unit. Distrik Ayamaru Utara tidak tersedia fasilitas peribadatan Gereja Katholik. Fasilitas Masjid
3 Aitinyo 3.579 3.732 3.891 4.058 18 3 3 3 3
4 Ayamaru 6.715 7.030 7.359 7.704 14 5 6 6 6
juga tersedia di Kabupaten Maybrat yaitu di Distrik Ayamaru.
5 Mare 1.941 2.012 2.085 2.161 7 2 2 2 2
Tabel 2.52
6 Ayamaru Utara 3.160 3.292 3.429 3.572 8 3 3 3 3 Jumlah Tempat Peribadatan di Kabupaten Maybrat Tahun 2009
Kabupaten Maybrat 21645 22573 23540 24550 61 18 22 22 22
No Distrik Gereja Kristen Gereja Katholik Masjid Pura
Sumber : Maybrat Dalam Angka Tahun 2009
1 Aifat Timur 8 6 0 0
Selama kurun waktu tahun 2012 - 2027 kebutuhan apotek secara keseluruhan di 2 Aifat 5 5 0 0
3 Aitinyo 5 2 0 0
Kabupaten Maybrat diperkirakan mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 kebutuhan apotek 4 Ayamaru 4 1 1 0
Kabupaten Maybrat diperkirakan sebanyak 1 unit, kemudian pada tahun 2027, kebutuhan apotek 5 Mare 6 1 0 0
Kabupaten Maybrat diperkirakan sebanyak 1 unit. 6 Ayamaru Utara 11 0 0 0
Kabupaten Maybrat 39 15 1 0
Tabel 2.51
Proyeksi Kebutuhan Apotek Menurut Distrik Di Kabupaten Maybrat Tahun
2012 - 2027 2.5.3. Pariwisata
Sektor pariwisata di Kabupaten Maybrat cukup berpotensi, baik obyek pariwisata alam
Proyeksi Penduduk Kondisi Proyeksi Kebutuhan
No Distrik dan wisata sejarah. Distrik Ayamaru memiliki obyek pariwisata potensial, baik obyek pariwisata
2012 2017 2022 2027 Eksisting 2012 2017 2022 2027
alam maupun sejarah. Obyek wisata alam di Distrik Ayamaru meliputi Danau Ayamaru, Kolam
1 Aifat Timur 1.632 1.692 1.755 1.820 0 0 0 0 0
Framu, Sungai Wensi. Untuk wisata sejarah tersedia Bangunan Peninggalan Belanda (Rumah
2 Aifat 4.618 4.815 5.021 5.235 0 0 0 0 0
HPB). Sedangkan Distrik Aitinyo memiliki obyek pariwisata alam meliputi Danau Uter, Gua Eway
3 Aitinyo 3.579 3.732 3.891 4.058 0 0 0 0 0
dan Sungai Brin. Distrik Ayamaru Utara masing-masing memiliki obyek wisata alam Sungai Sentuf
4 Ayamaru 6.715 7.030 7.359 7.704 1 1 1 1 1
(JoHafah) di Distrik Ayamaru Utara dan Danau Nawewafom di Distrik Aifat Timur. Untuk
5 Mare 1.941 2.012 2.085 2.161 0 0 0 0 0
mendukung sektor pariwisata, pada tahun 2009 tersedia 1 unit penginapan di Kabupaten
6 Ayamaru Utara 3.160 3.292 3.429 3.572 0 0 0 0 0
Maybrat. Penginapan yang tersedia tersebar di Distrik Ayamaru. Sedangkan distrik-distrik lainnya
Kabupaten
21645 22573 23540 24550 1 1 1 1 1 di Kabupaten Maybrat belum tersedia penginapan. Untuk Distrik Ayamaru tersedia 1 unit
Maybrat
penginapan.

Anda mungkin juga menyukai