Anda di halaman 1dari 22

KAJIAN LITERASI FINANSIAL DAN PERILAKU KONSUMTIF GURU DI SMAN 4

MAKASSAR

NUR ALIAH RAHMA


Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar
Email: nuraliahrahma0@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana literasi finansial
dan perilaku konsumtif dan faktor-faktor yang mempengaruhi literasi finansial dan perilaku
konsumtif Guru Di SMAN 4 Makassar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif kualitatif, cara pengumpulan data yaitu melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah guru di SMAN 4 Makassar yang
berjumlah 6 guru sebagai objek penelitian.

Hasil penelitian didapatkan Tidak semua guru di Sekolah SMAN 4 Makassar


berperilaku konsumtif. Guru yang yang tidak berperilaku konsumtif memiliki literasi
finansial yang baik. Hal ini sesuai dengan keempat bentuk literasi finansial yaitu memiliki
pengetahuan tentang keuangan, tabungan, asuransi, dan investasi. Sedangkan guru yang
berperilaku konsumtif walaupun seorang guru yang pasti memiliki pendidikan yang baik, tapi
karena keengganan dalam menambah ilmu pengetahuan keuangan menyebabkan rendahnya
literasi finansial yang guru miliki. Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku konsumtif pada
guru di Sekolah SMAN 4 Makassar antara lain pengaruh karena ingin tampak beda dengan
lain, kebanggaan karena penampilan dirinya, Pengaruh dari orang lain , dan ingin terlihat
menarik di hadapan orang lain.

Kata kunci: literasi Finansial, Perilaku Konsumtif

yang diinginkan (want). Masyarakat lebih


I. PENDAHULUAN
sering melakukan pembelian sesuai
Memasuki era globalisasi saat ini, dengan keinginan bukan sebagai
permasalahan ekonomi yang kompleks kebutuhan. Era konsumsi dewasa ini
menuntut manusia terus berusaha mencari membuat semakin tidak rasionalnya
solusi untuk memenuhi kebutuhan. konsumen dalam membeli kebutuhannya.
Berbagai jenis produk dan jasa yang Banyak hal yang mengakibatkan
ditawarkan oleh pasar semakin meningkat. masyarakat semakin konsumtif dan
Masyarakat cenderung melakukan melakukan pembelian yang impulsif tanpa
pembelian tanpa memperhatikan prinsip pertimbangan ke depan, seperti semakin

finansial yang ada yaitu membeli barang maraknya sistem belanja online dan pusa
dan jasa yang dibutuhkan (need), bukan pusat perbelanjaan yang tersebar di mana-
mana khususnya di Makassar. nyaman sehingga mampu mempengaruhi
intensitas seseorang untuk melakukan
Kegiatan membelanjakan
pembelian secara tiba-tiba atau pembelian
penghasilan untuk berbagai barang atau
impulsif (impulsive buying). Pembelian
jasa guna memenuhi kebutuhan manusia
impulsive buying diartikan sebagai
disebut kegiatan konsumsi. Kebutuhan
kecenderungan konsumen untuk membeli
manusia yang paling penting untuk di
secara spontan, reflek, tiba-tiba, dan
penuhi melalui kegiatan konsumsi tentu
otomatis. Dari definisi tersebut terlihat
saja adalah kebutuhan pokok atau
bahwa impulsive buying merupakan
kebutuhan dasarnya. Akan tetapi
sesuatu yang alamiah dan merupakan
kebutuhan manusia terus berkembang
reaksi yang cepat. Akibatnya perilaku
sejalan dengan perkembangan zaman
konsumen dalam membeli kebutuhannya
dengan peningkatan pendapatan yang
semakin tidak rasional.
diterima. Manusia tidak sekedar dituntut
untuk memenuhi kebutuhan pokok saja, Menurut Kiyosaki (2000: 44),
tetapi juga menyangkut kebutuhan sebab utama kemiskinan atau masalah
lainnya. finansial adalah ketakutan dan kebodohan
seperti kebutuhan pendidikan, atau ketidaktahuan, bukan soal ekonomi,
kesehatan, transportasi, komunikasi dan pemerintah, atau orang kaya. Banyak
lain sebagainya. orang yang menjadi korban penipuan
berkedok investasi karena tergiur dengan
Imawati (2013) berpendapat
pengembalian yang tinggi dan kurangnya
bahwa perilaku konsumtif merupakan
pengetahuan tentang finansial. Otoritas
kecenderungan manusia untuk melakukan
Jasa Finansial (OJK) merilis 57 daftar
konsumsi tiada batas, membeli sesuatu
investasi bodong yang beredar di
yang berlebihan atau secara tidak
masyarakat. Ke 57 entitas tersebut
terencana. Perilaku konsumtif ini dapat
sejatinya sudah diminta menghentikan
dilihat dari meningkatnya kecenderungan
kegiatannya. Sebab, sangat merugikan
orang untuk berbelanja. Alasan perilaku
masyarakat (Muliaman, 2018). Oleh
konsumtif seringkali dikaitkan dengan
karena itu literasi finansial sangat penting
kecenderungan berbelanja, karena
untuk menunjang pengetahuan masyarakat
berbelanja dapat dijadikan alternatif untuk
mengenai produk-produk investasi dan
melepas penat dan stress akibat aktifitas
manajemen financial pribadi.
sehari-hari. Bahkan dengan berbelanja di
Menurut Lembaga Otoritas Jasa
pusat perbelanjaan seseorang akan merasa
Finansial (OJK), literasi finansial adalah Terkait dengan perilaku
rangkaian proses atau aktivitas untuk konsumsif guru, pendidikan memengang
meningkatkan pengetahuan, keyakinan peranan penting dalam meningkatkan
dan keterampilan konsumen dan sumber daya manusia berkualitas. Guru
masyarakat luas sehingga mereka mampu merupakan salah satu aspek penting dalam
mengelola finansial dengan baik. Literasi pendidikan, di mana guru yang ikut
finansial memiliki tujuan jangka panjang membentuk karakter, kualitas moral, serta
bagi seluruh golongan masyarakat, yaitu kemampuan akedemis peserta didik. Hal
meningkatkan literasi seseorang yang tersebut mendukung pentingnya upaya
sebelumnya less literate atau not literate peningkatan kualitas pendidikan baik
menjadi well literate, dan meningkatkan secara kuantitatif maupun kualitatif yang
jumlah pengguna produk dan layanan jasa harus dilakukan terus-menerus, sehingga
finansial. Menurut Sina (2016) orang yang nantinya pendidikan dapat digunakan
berpengetahuan finansial cenderung untuk sebagai wahana dalam membangun watak
berpikir dahulu sebelum mengeluarkan bangsa (nation character building), untuk
uang dan bukan hanya itu, dapat lebih itu guru sebagai main person harus
mungkin untuk paham berbagai alternatif ditingkatkan kompetensinya dan diadakan
untuk mengatur finansialnya. sertifikasi sesuai dengan pekerjaan yang
Bagi masyarakat, literasi diembannya.
finansial memberikan manfaat yang besar,
Adanya stigma bahwa menjadi
seperti mampu memilih serta
guru ingin kerja yang mapan , pekerjaan
memanfaatkan produk dan layanan jasa
yang bisa menjamin kehidupan adalah
finansial yang sesuai kebutuhan memiliki
sulit, dan ketatnya persaingan menjadi
kemampuan dalam melakukan
guru, apalagi dengan adanya kebijakan
perencanaan finansial dengan lebih baik.
pemerintah dalam memberikan sertifikasi
Terhindar dari aktivitas investasi pada
guru dan manfaatnya. Hal tersebut
instrumen finansial yang tidak jelas, serta
menjadi fenomena viral di masyarakat.
mendapatkan pemahaman mengenai
Harus diakui sekarang tingkat
manfaat, risiko produk dan layanan jasa
kesejahtraan guru yang sudah menikmati
finansial. Pemahaman yang baik mengenai
tunjangan profesi sebesar satu kali gaji
manfaat, risiko produk dan layanan jasa
pokok memang membaik. Setidaknya,
finansial sangat berguna bagi masyarakat
mereka sudah tidak lagi direpotkan urusan
dalam mengelola pendapatan khususnya
dapur. Namun untuk mampu beli rumah
guru.
dan mobil baru, agaknya terlalu kendaraan pribadi di luar kebutuhan
berlebihan kalau tunjangan profesi guru mereka, rata-rata memiliki roda dua dan
dikaitkan dengan stigma semacam itu. mobil, sedangkan lokasi sekolah berada di
Tanpa mengabaikan rasa syukur, Jalan umum yang akses kendaraanya bisa
gambaran kemakmuran guru yang memakai kendaraan umum tapi lebih
demikian menghebohkan bisa jadi akibat memilih pakai kendaraan pribadi,
lamanya guru menanggung beban hidup, sebagaimana kita ketahui kendaraan
yang selama ini bergaji pas-pasan pribadi diperlukan uang bensin, perawatan
sehingga mesti nyambi jadi tukang ojek kendaraan dan lain sebagainya.
atau penjual rokok ketengan untuk Mengambil keputusan untuk membeli
menyambung hidup tiba-tiba dimanjakan mobil dengan kredit, adakalanya memilki
dengan tunjangan profesi. Barangkali mobil belum jadi kebutuhan tetapi karena
bayangan imajiner semacam itu yang kompetisi penampilan maka mereka
menggiring opini publik bahwa guru masa terdorong untuk memiliki.
kini hidup melimpah dan kaya raya
Maka literasi finansial itu penting
(Habibah, 2014).
supaya guru juga mengetahui, dengan
Berdasarkan observasi peneliti,
menabung itu membuat investasi uang
agaknya gaya hidup guru sekarang banyak
lebih terjamin untuk bisa memberikan
yang juga senang untuk mengejar
pengaruh besar pada perekonomian
penampilan daripada meningkatkan
Indonesia. Guru memerlukan literasi
kompetensi profesi sebagai guru. Hal
finansial dalam perencanaan finansial
tersebut sebagaimana terjadi di Guru
pribadi. Tanpa adanya literasi finansial
SMAN 4 Makassar, khususnya guru-guru
yang cukup, guru akan kesulitan dalam
perempuan yang berlomba untuk membeli
mengatur finansialnya baik konsumsi
assesories, pakaian, perhiasan apabila ada
maupun untuk savings. Bukan hal asing
sales yang datang di sekolahnya, lebih
dalam dunia kerja ada masa pensiun,
mengutamakan gengsinya sesama guru
menurut Sundjaja et all tahun 2013 (dalam
dan penampilan diri, karena adanya
Sundjaja, Dewi , dan Oriana, 2015)
kebutuhan yang bersifat prestisius dengan
pensiun adalah masa dimana seseorang
cara membeli barang-barang yang dapat
akan mengalami penurunan penghasilan
menunjang penampilan diri. Dengan
yang diterimanya, dibandingkan semasa
adanya program sertifikasi guru, para guru
dia bekerja, sementara biaya hidup yang
mulai merenovasi rumah agar terlihat lebih
dikeluarkan tetap sama atau lebih.
mewah dan modern serta membeli
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan berarti kemampuan membaca, menulis,
OJK tahun 2013, tingkat literasi pendidikan, pembelajaran dan
masyarakat mengenai dana pensiun hanya pengetahuan. Sumber lain, The New
sebesar 7% dan tingkat pemanfaatan American Webster Handy College
produk dan layanan jasa finansial dana Dictionary bahwa literasi diartikan sebagai
pensiun hanya2%. membaca dan imu pengetahuan. Selain itu
literasi juga berkaitan dengan
Berdasarkan fenomena diatas,
pembelajaran.
Literasi Finansial sangat di butuhkan oleh
guru untuk mengembangkan Literasi finansial dapat diartikan
pengetahuannya dalam mengelola uang sebagai pengetahuan finansial, dengan
dengan baik agar tidak terjadi perilaku tujuan mencapai kesejahtraan (Lusardi &
yang konsumsif. Hal ini mendorong Mitchell, 2007). Literasi finansial menjadi
peneliti untuk membuktikan kebenaran lebih penting sekarang dibanding
asumsi tersebut dengan mengadakan sebelumnya, tidak hanya untuk keluarga
penelitian “Kajian Literasi Finansial Dan dan pelaku ekonomi professional.
Perilaku Konsumtif Guru Di SMAN 4 Lembaga kuangan, komunitas pinjaman
Makassar”. mahasiswa, ahli finansial dan pendidik dan
pihak lain telah mengindentifikasi
pendidikan manajemen finansial pribadi
II. TINJAUN PUSTAKA,
sebagai prioritas (Cude, et al, 2006).
KERANGKA PIKIR DAN
HIPOTESIS b. Pengertian Finansial
A. Tinjauan Pustaka
ada Pada literatur Finance the
1. Pengertian Literasi Finansial
Basics, dijelaskan bahwa finansial adalah
a. Pengertian Literasi
suatu pembelajaran mengenai konsep,
Literasi dalam bahasa inggris
pengaplikasian, dan sistem yang dapat
yaitu literacy berasal dari bahasa latin
mempengaruhi kekayaan seorang individu,
littera atau huruf yang artinya melibatkan
perusahaan bahkan negara baik dalam
penguasaan sitem-sistem tulisan dan
waktu jangka pendek ataupun jangka
konvensi-konvensi yang menyertainya.
panjang.Finansialjuga mengidentifikasikan
Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Peter
motivasi atau tujuan dari suatu tindakan
Sina dalam Kompasiana edisi 01 Mei 2012
serta penentuan pengambilan keputusan.
definisi Literasi menurut Collins
Dictionary and Thesaurus bahwa literasi Transaksi finansial bukan hanya
ketika melakukan simpanan pada bank Literasi keuangan adalah
saja. Transaksi finansial juga terjadi ketika pengetahuan dan pemahaman atas konsep
melakukan transaksi dengan pasar saham, keuangan yang digunakan untuk membuat
melakukan pembelian secara kredit, pilihan keuangan yang efektif (PISA,
melakukan peminjaman uang kepada bank 2012) dalam (Dikria & Mintari, 2016:3),
atau menerbitkan surat utang, ataupun sedangkan (OJK, 2013:24) dalam
ketika suatu negara menerbitkan surat (Kusumaningtyas, 2017:3) Literasi
utang. keuangan adalah serangkaian kegiatan
c. Pengertian Literasi Finansial untuk dapat meningkatkan pengetahuan,
keyakinan, keterampilan konsumen dan
Literasi keuangan atau financial literacy
masyarakat luas.
adalah tingkat pengetahuan, keterampilan,
Orang dengan pengetahuan
keyakinan masyarakat terkait lembaga
keuangan tinggi cenderung puas dengan
keuangan serta produk dan jasanya yang
keadaan keuangan dan terus menerus
dituangkan dalam prameter ukuran indeks
meningkatkan kualitas hidup karena
(Otoritas Jasa Keuangan, 2014). Literasi
mengerti sepenuhnya atas keadaan
finansial membantu dalam memberikan
keuangannya saat ini dan cara
pemahaman tentang mengelola keuangan
memperbaikinya. Jadi apabila individu
dan peluang untuk mencapai kehidupan
atau keluarga mampu mengelola
yang lebih sejahtra dimasa yang akan
pengetahuan keuanga dengan baik serta
datang.
menggunakan uangnya dengan bijak yaitu
Literasi finansial atau disebut hanya untuk memenuni kebutuhan yang
juga dengan pengetahuan keuangan dibutuhkan maka tujuan yang diinginkan
didefinisikan sebagai kemampuan untuk akan tercapai (Halim dan Astuti. 2015).
mengelola informasi ekonomi, membuat Dari definisi yang diuraikan dapat
perencanaan keuangan, dan membuat disimpulkan, literasi keuangan merupakan
keputusan yang lebih baik tentang serangkaian kegiatan dalam pengetahuan
akumulasi kekayaan, pensiun, dan juga pemahaman konsep keuangan dengan
hutang (Lusardi dan Mitchell, 2013). tujuan membuat pilihan keuangan yang
Huston (2010) menyatakan efektif dan pengelolaan keuangan dalam
bahwa pengetahuan finansial merupakan kehidupan ekonomi masyarakat.
dimensi yang tidak terpisahkan dari d. Indikator Literasi Finansial
literasi finansial, namun belum dapat Chen dan Volpe (dalam Mendari,
menggambarkan literasi finansial. Anastasia, dan Kewal, 2014) menyatakan
bahwa literasi keuangan dibagi dalam 4 Jenis kelamin didefinisikan
(empat) aspek, yaitu: sebagai salah satu faktor yang
a. Pengetahuan tentang keuangan mempengaruhi perilaku keuangan
pribadi secara umum (General seseorang. Beberapa studi mengungkapkan
Personal Finance Knowladge). laki-laki lebih pandai dalam mengella
b. Tabungan dan Pinjaman (Saving and keuangan dibandingkan dengan
borrowin). perempuan (Ansyong dan Gyensare 2012).
c. Asuransi (insurance). Tujuan adanya Andrew dan Lisnawati (2014) memperkuat
asuransi yaitu untuk memberikan rasa temuan yang menyatakan wanita
aman selain jika terjadi peristiwa yang cenderung lebih tidak bijak dalam perilaku
tidak terduga. keuangannya daripada pria. Hal ini
d. Investasi (invesment). Investasi disebabkan wanita cenderung lebih
merupakan keputusan yang diambil konsumtif daripada pria.
seseorang untuk dikeluarkan pada saat
2. Tingkat Pendidikan
ini dengan tujuan digunakan untuk
Pendidikan adalah tingkat
masa depan. Guru yang memiliki
penguasaan ilmu pengetahuan yang
pemahaman literasi yang baik akan
dimiliki oleh seseorang tentang bagaimana
berfikir untuk merencanakan
kemampuan dalam memahami sesuatu hal
keuangannya di masa depan salah
dengan baik menurut Iswantoro dan
satunya dengan investasi. Misalnya
Anastasia (2013:125). Tingginya
dengan menyisihkan uang sakunya
pendidikan yang sudah ditempuh maka
untuk membeli tiket pulang kampung,
akan semakin tinggi pula tingkat
liburan, atau hal lain yang berguna di
pengetahuan dalam mengelola keuangan
masa depan. Hal tersebut dilakukan
keluarga.Variabel pendidikan sebagai
agar tidak membebani orang tua dan
human capital merupakan salah satu
melatih kemandirian.
variable yang diharapkan akan
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
memberikan efek terhadap kesejahtraan
Literasi Finansial.
seseorang.
Faktor yang mempengaruhi
3. Tingkat Pendapatan
tingkat literasi keuangan guru antara lain
Dalam Andraw dan Linawati
jenis kelamin, tingkat pendidikan , tingkat
(2014:36) Hilget et menyatakan bahwa
pendapatan.
personal income adalah total pendapatan
1. Jenis Kelamin
kotor tahunan seorang individu yang
berasal dari upah, perusahaan bisnis dan dan keinginan. Dua unsur itulah yang
bebagai investasi. menjadi batas untuk membedakan
Menurut Rahma (2014) konsumen sebagai seorang konsumtif
pendapatan adalah suatu hasil yang dengan yang tidak konsumtif. Dengan
diterima oleh seseorang dari kegiatan demikian dapat disimpulkan bahwa
nasabahnya baik berupa uang atau maupun perilaku konsumtif secara berlebihan
hasil materil lainnya yang diukur dengan merupakan perilaku individu dalam
uang dan diterima dalam waktu tertentu. mengkonsumsi sesuatu bukan untuk
b. Pengerian Perilaku Konsumtif mencukupi kebutuhannya, akan tetapi
Perilaku konsumtif merupakan untuk memenuhi keinginannya (pseudo-
kecenderungan manusia untuk melakukan needs), baik untuk meningkatkan status
konsumsi tiada batas, membeli sesuatu social ataupun untuk motif lainnya.
yang berlebihan atau secara tidak 1. Ciri-ciri Perilaku Konsumtif
terencana. Pada banyak kasus, perilaku Menurut Sumartono (2002) ada delapan
konsumtif ini tidak berdasarkan pada ciri perilaku konsumtif, yaitu:
kebutuhan, tetapi didorong oleh hasrat dan a) Membeli produk karena adanya
keinginan. penawaran hadiah.
Yayasan Lembaga Konsumen b) Membeli produk karena kemasan
Indonesia mengatakan, perilaku konsumtif produk terlihat lebih menarik.
merupakan kecenderungan seseorang c) Membeli produk karena alasan gengsi
untuk menggunakan atau mengkonsumsi dan penampilan diri.
suatu produk tanpa batas. Seseorang lebih d) Membeli produk atas pertimbangan
mementingkan factor keinginan (want) harga yang dinilai murah/terjangkau,
dari pada kebutuhan (need). Sumartono e) Membeli produk hanya karena
menambahkan, bahwa perilaku konsumtif menjaga symbol status social.
merupakan suatu tindakan menggunakan f) Munculnya penilaian bahwa membeli
suatu produk secara tidak tuntas. Mereka produk dengan harga mahal akan
membeli suatu produk karena adanya meningkatkan rasa percaya diri.
tawaran hadiah atau karena banyak orang g) Memakai produk karena unsur
yang menggunakan produk tersebut konformitas terhadap model iklan,
(Sumartono, 2012). membeli bukan atas dasar kebutuhan
Dari uraian di atas dapat dilihat tapi juga untuk berlebihan.
adanya dua unsur dalam perilaku h) Mencoba lebih dari dua produk
konsumen secara umum, yaitu kebutuhan sejenis dengan merek yang berbeda.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Literasi Finansial.
a) Pembeli ingin tampak beda dengan
yang lain.
b) Kebanggaan karena penampilan
dirinya
c) Pengaruh dari orang lain
d) Menarik perhatian dari orang lain

C. Kerangka Pikir
SEKOLAH SMAN 4 MAKASSAR

GURU

Literasi Finansial Perilaku Konsumtif

1. Pengetahuan tentang keuangan. 1. Pembeli ingin tampak beda dengan


2. Tabungan dan Pinjaman yang lain
3. Asuransi 2. Kebanggaan karena penampilan
4. investasi dirinya
Gambar 2.1. Kerangka Pikir 3. Pengaruh dari orang lain
4. Menarik perhatian dari orang lain

sebagimana adanya sehingga hanya


B. METODE PENELITIAN
bersifat sebagai pengungkap fakta.
A. Jenis Penelitian
Tujuan deskritif kualitatif dalam
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian ini yaitu untuk memberikan
deskriptif kualitatif. (Moleong, 2017)
gambaran secara sistematis, faktual dan
menjelaskan bahwa penelitian deskriptif
akurat mengenai fakta-fakta tertentu. Fakta
yaitu penelitian yang menggambarkan dan
tertentu tersebut yaitu tentang literasi
melukiskan keadaan objek penelitian pada
finansial dan perilaku konsumtif guru di
saat sekarang sebagaimana adanya
SMAN 4 Makassar.
berdasarkan fakta-fakta. Penelitian ini
merupakan usaha untuk mengungkapkan 1. Variabel Penelitian

masalah atau keadaan atau peristiwa


Dalam penelitian ini yang Objek dalam penelitian ini adalah
menjadi variabel adalah Literasi Finansial guru di SMAN 4 Makassar yang dianggap
dan Perilaku Konsumtif. sesuai dengan kriteria pada penelitian ini.
2. Fokus dan Deskriptif Fokus Penentuan objek penelitian ini terkait
Penelitian dengan tujuan penelitian.
Fokus dalam penelitian ini adalah A. Definisi Operasional
bagaimana “Kajian Literasi Finansial Adapun definisi operasional
dan Perilaku Konsumtif Guru di SMAN variabel penelitian ini meliputi:
4 Makassar”. Dalam hal ini menyangkut 1. Literasi Finansial
tentang berbagai hal yang menyangkut
literasi keuangan merupakan
literasi finansial dan perilaku konsumtif.
serangkaian kegiatan dalam pengetahuan
Mulai dari bagaimana perilaku konsumtif
pemahaman konsep keuangan dengan
didasari dengan literasi finansial, serta
tujuan membuat pilihan keuangan yang
faktor yang mendukung perilaku
efektif dan pengelolaan keuangan dalam
konsumtif Guru di SMAN 4 Makassar.
kehidupan ekonomi masyarakat.
A. Lokasi Penelitian
Literasi finansial guru di Sekolah
Tempat yang dipilih sebagai
SMAN 4 Makassar. Semua guru pasti
lokasi penelitian yaitu Sekolah di SMAN 4
telah mengetahui tentang literasi
Makassar. Pemilihan lokasi penelitian ini
keuangan. Tapi tidak semua guru di
ditentukan secara purposive (sengaja).
Sekolah SMAN 4 Makassar yang telah
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
mengetahui tentang literasi finansial
Maret 2019.
mengaplikasikannya dalam kehidupan
B. Subjek dan Objek Penelitian
sehari-hari. Karena tidak semua guru
1) Subjek Penelitian
mempunyai pendapatan dan keperluan
Subjek dalam penelitian ini
yang sama. Ada beberapa Guru yang
adalah Guru di SMAN 4 Makassar yang
memiliki pendapatan di luar dari gaji
dianggap sesuai dengan kriteria pada
sebagai seorang pendidik. Seperti memiliki
penelitian ini. Pemilihan subjek penelitian
investasi atau usaha dan mereka dibekali
ini didasarkan pada tujuan penelitian,
dengan literasi finansial yang baik,
dengan harapan untuk memperoleh
sehingga mereka dapat mengelola
informasi sebanyak-banyaknya, dengan ini
keuangan mereka dengan baik pula.
peneliti melakukan observasi terlebih
Adapun Aspek-aspek literasi finansial
dahulu.
Guru SMAN 4 Makassar sebagai berikut
2) Objek Penelitian
pengetauan keuangan, tabungan, asuransi, catatan. Kamera digunakan ketika penulis
dan investasi. melakukan observasi untuk merekam
2. Perilaku Konsumtif kejadian yang penting pada suatu peristiwa
Perilaku konsumtif merupakan baik dalam bentuk foto maupun video.
kecenderungan manusia untuk melakukan Recorder, digunakan untuk merekam suara
konsumsi tiada batas, membeli sesuatu ketika melakukan pengumpulan data, baik
yang berlebihan atau secara tidak menggunakan metode wawancara maupun
terencana. Pada banyak kasus, perilaku observasi. Sedangkan pensil, ballpoint,
konsumtif ini tidak berdasarkan pada dan buku catatan digunakan untuk
kebutuhan , tetapi didorong oleh hasrat dan menuliskan atau menggambarkan
keinginan. informasi data yang didapat dari
Perilaku konsumtif merupakan narasumber.
skor dari skala perilaku konsumtif C. Teknik Pengumpulan Data
terhadap Guru SMAN 4 Makassar yang Teknik pengumpulan data
diukur dengan menggunakan indikator merupakan langkah yang paling strategis
diantaranya: pembeli ingin tampak beda dalam penelitian, karena tujuan utama
dengan yang lain, kebanggaan karena dalam penelitian adalah mendapatkan data.
penampilan dirinya, Pengaruh dari orang Pada penelitian kualitatif pengumpulan
lain , dan menarik perhatian dari orang data dilakukan pada kondisi yang alamiah
lain. (natural setting), sumber data primer dan
B. Instrumen Penelitian teknik pengumpulan data dengan metode
observasi dan wawancara mendalam (in
Menurut Indrawan & Yaniawati
depth interview), dan dokumentasi
(2016:112) instrumen penelitian yang
(Sugiyono, 2010). Dalam mengumpulkan
merupakan alat bagi peneliti yang
data digunakan metode sebagai berikut:
digunakan untuk mengumpulkan data atau
1. Observasi
informasi yang relevan dengan
Secara harfiah observasi
permasalahan penelitian. Dalam penelitian
diturunkan dari bahasa latin yang berarti
ini peneliti menggunakan instrumen
“melihat” dan “memperhatikan”. Istilah
penelitian melalui observasi dan
observasi dapat di definisikan sebagai
wawancara. Kemudian, instrumen yang
“perhatian yang terfokus terhadap kejadian
digunakan oleh peneliti dalam penelitian
gejala”. Poerwandari (2003) menyatakan
ini yaitu kamera, telepon genggam untuk
bahwa observasi adalahh dasar semua ilmu
recorder, pensil, ballpoint, dan buku
pengetahuan. Hal senada diungkapkan
oleh Marshall (dalam Sugiyono, 2010) kebebasan dalam mengembangkan
yang menegaskan bahwa observasi pertanyaan, serta suasana tetap terjaga agar
merupakan metode pengumpulan data kesan dialogis informan nampak. Dalam
dimana peneliti belajar tentang perilaku penelitian ini wawancara ditujukan kepada
dan makna dari perilaku tersebut. guru-guru SMAN 4 Makassar yang
2. Wawancara mendapatkan sertifikasi.
Wawancara adalah percakapan 3. Dokumentasi
dengan maksud tertentu. Percakapan ini Teknik dokumentasi menurut
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak Arikonto (2010: 134) adalah mencari data
pewawancara (interviewer) yang mengenai hal atau variabel yang berupa
mengajukan pertanyaan dan terwawancara catatan, transkrip, buku, surat, kabar,
(interviewee) yang memberikan jawaban majalah, prasasti, notulen rapat, agenda
atas pertanyaan itu (Moleong, 2017). dan sebagainya. Dalam hal ini metode
Wawancara mendalam adalah diperlukan guna melengkapi hal-hal yang
suatu percakapan yang diarahkan pada dirasa belum cukup dalam data-data yang
suatu persoalan tertentu. Ini merupakan telah diperoleh melalui pengumpulan
proses tanya jawab lisan di mana dua lewat dokumen/catatan yang ada dan
orang atau lebih dapat berhadap-hadapan dianggap relevan dengan masalah yang
secara fisik. Metode wawancara mendalam diteliti. Menurut Sugiyono (2013: 240),
ini digunakan untuk mendapat keterangan- dokumentasi bisa berbentuk tulisan,
keterangan secara mendalam dari gambar atau karya-karya monumentel dari
permasalahan yang dikemukakan. seseorang.
Wawancara mendalam ini dengan Berdasarkan kedua pendapat para
percakapan secara langsung, bertatap ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa
muka dengan informan yang pengumpulan data dengan cara
diwawancarai. Dengan menggunakan dokumentasi merupakan suatu hal
metode wawancara mendalam ini dilakukan oleh peneliti guna
diharapkan akan memperoleh gambaran mengumpulkan data dari berbagai hal
yang lebih jelas guna mempermudah dan media cetak membahas mengenai
menganalisis data selanjutnya. Wawancara narasumber yang akan diteliti. Penelitian
mendalam akan dilakukan dengan ini menggunakan metode dokumentasi
pedoman wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk mencari data tentang profil guru
agar pertanyaan yang diajukan oleh SMAN 4 Makassar.
peneliti dapat terarah, tanpa mengurangi C. Penentuan Informan
Pengambilan informan atau Ada enam langkah yang dilakukan oleh
teknik sampling menggunakan purpositive peneliti yaitu :
sampling. Arikunto (2010: 81) a) Menyusun Rancangan Penelitian
menjelaskan bahwa purpositive sampling Pada tahap ini, peneliti membuat
adalah pengambilan sampel yang sudah usulan penelitian atau proposal penelitian
diketahui karaktrestik atau ciri-cirinya oleh yang sebelumnya didiskusikan dengan
peneliti. Sesuai dengan pendapat tersebut, dosen pembimbing.
informan dalam penelitian ini adalah b) Memilih Lapangan Penelitian
Kepala Sekolah, Guru, dan Guru NON Peneliti memilih Sekolah SMAN 4
PNS di SMAN 4 Makassar. Makassar sebagai lokasi penelitian.
Pengambilan informan dengan c) Menjajaki dan Menilai Lapangan
metode purposive diharapkan tujuan Tahap ini dilakukan untuk
penelitian akan dapat terpenuhi secara memperoleh gambaran umum tentang
baik. Informan penelitian diperoleh dengan literasi finansial dan perilaku konsumtif
cara seperti berikut: Guru di Sekolah SMAN 4 Makassar
1. Peneliti mencari informasi dari staf Sehingga peneliti lebih siap terjun ke
tata usaha tentang data guru SMAN 4 lapangan serta untuk menilai keadaan,
Makassar. situasi, latar belakang dan konteksnya.
2. Peneliti melakukan pendekatan d) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
dengan membangun hubungan yang Pada tahap ini peneliti
baik dengan calon informan. mempersiapkan segala sesuatu atau
D. Tahap – Tahap Penelitian kebutuhan yang akan dipergunakan dalam
peneltian ini. Perlengkapan yang
Menurut Basrowi & Suwandi
dipersiapkan peneliti antara lain surat izin
(2008: 84-209) untuk melakukan sebuah
mengadakan penelitian, kontak dengan
penelitian kualitatif, perlu mengetahui
daerah yang menjadi latar penelitian,
tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses
pengaturan perjalanan, perlengkapan
penelitian. Tahapan ini disusun secara
pribadi, dan perlengkapan pendukung yang
sistematis agar diperoleh data secara
akan digunakan dalam penelitian.
sistematis pula. Tahap yang bisa
2) Tahap Kerja Lapangan
dikerjakan dalam suatu penelitian, yaitu :
Dalam tahap ini dibagi atas tiga
1) Tahap Pra-Lapangan
bagian yaitu :
Pada tahap pra-lapangan
a) Memahami Latar Penelitian dan
merupakan tahap penjajakan lapangan.
Persiapan Diri
Pada tahap ini, selain hipotesis sepert yang di saranakan oleh
mempersiapkan diri peneliti harus data dan sebagai usaha untuk memberikan
memahami latar penelitian agar dapat bantuan pada tema dan hipotesis tersebut,
menentukan model pengumpulan datanya. jika dikaji definisi pertama lebih menitik
b) Memasuki Lapangan beratkan pada pengorgasasian data
Pada saat sudah masuk ke lapangan seangkan definisi yang kedua lebih
peneliti menjalin hubungan yang akrab menekankan maksud dan tujuan analisis
dengan subyek penelitian dengan data, dan dari kedua definisi tersebut dapat
menggunakan tutur bahasa yang ditarik kesimpulan, analisis data adalah
baik, akrab serta bergaul dengan mereka proses mengorganisasikan dan
dan tetap menjaga etika pergulan mengurutkan data dalam pola, kategori san
dan norma-norma. satuan uraian dasar sehingga dapat
c) Berperan Serta Sambil Mengumpulkan ditemukan tema dan dapat dirumuskan
Data hipotesis kerja seperti yang disarankan
Dalam tahap ini peneliti mencatat oleh data.
data yang diperolehnya ke dalam field Dalam penelitian ini data di
notes, baik data yang diperoleh dari analisis dengan cara berikut:
wawancara, pengamatan atau menyaksikan 1. Reduksi Data
sendiri kejadian tersebut. Reduksi data merupakan kegiatan
E. Teknik Analisi Data merangkum catatan-catatan lapangan
Menurut Patton dalam Moleong dengan memilah hal-hal yang pokok yang
(2017: 280), teknik analisi data adalah berhubungan dengan permasalaha
proses kategori urutan data, penelitian, rangkuman catatan-catatan
mengorganisasikannya ke dalam suatu lapangan itu kemudian disusun secara
pola, kategori dan satuan uraian dasar. Ia sistematis agar memberikan gambaran
membedakannya dengan penafsiran yaitu yang lebih tajam serta mempermudah
memberikan arti yang signifikan terhadap pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu
analisis, menjelaskan pola uraian dan data diperlukan kembali. Peneliti
mencari hubungan di antara dimensi – menggunakan reduksi data dengan tujuan
dimensi uraian. Sedangkan menurut memudahkan dalam pengumpulan data di
Bodgan dan Taylor dalam Moleong lapangan.
(2017: 280), analisis data sebagai proses 2. Display Data
yang merinci usaha secara formal untuk Display data berguna untuk
menemukan tema dan merumuskan melihat gambaran keseluruhan hasil
penelitian, baik yang berbentuk matrik berbentuk kesimpulan yang coba-coba,
atau pengkodean, dari hasil reduksi data maka verifikasi dilakukan sepanjang
dan display data itulah selanjutnya peneliti penelitian berlangsung sejalan dengan
dapat menarik kesimpulan dan memberchek, triangulasi dan audit trail,
memvervikasikan sehingga menjadi sehingga menjamin signifikasi atau
kebermaknaan data. Peneliti menggunakan kebermaknaan hasil penelitian. Peneliti
display data ini untuk melihat gambaran menggunakan metode ini untuk
penelitian. memverifikasi kesimpulan yang jelas dan
3. Kesimpulan dan Verifikasi pasti.
Untuk menetapkan kesimpulan
yang lebih beralasan dan tidak lagi

C. HASIL PENELITIAN DAN lebih baik tentang akumulasi kekayaan,


PEMBAHASAN pensiun, dan juga hutang.
1. Bentuk Literasi Finansial Guru di Di dalam kehidupan nyata,
SMAN 4 Makassar seseorang harus memiliki literasi finansial.
Maka dari itu mereka harus dibekali
Literasi finansial membantu
dengan pengetahuan finansial yang baik
dalam memberikan pemahaman tentang
agar dapat mengelola keuangannya, dan
mengelola keuangan dan peluang untuk
pandai mengambil keputusan sebelum
mencapai kehidupan yang lebih sejahtera
berbelanja. Karena tidak semua individu
dimasa yang akan datang. Literasi
mempunyai pendapatan dan keperluan
keuangan sangat penting untuk seseorang
yang sama. Terkadang ada beberapa
dalam membuat keputusan terutama yang
individu yang memiliki pendapatan yang
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari
cukup banyak namun mereka dibekali
untuk menabung atau investasi untuk
dengan literasi finansial yang baik,
mencapai tujuan yang sudah ditentukan
sehingga mereka dapat mengelola
sebelumnya. Sama yang diungkapkan
keuangan mereka dengan baik pula.
Lusardi dan Mitchell (2013) Literasi
Aspek-aspek literasi finansial Guru SMAN
finansial atau disebut juga dengan
4 Makassar sebagai berikut:
pengetahuan keuangan didefinisikan
a. Pengetahuan keuangan
sebagai kemampuan untuk mengelola
Berdasarkan kegiatan penelitian
informasi ekonomi, membuat perencanaan
yang telah dilakukan oleh peneliti
keuangan, dan membuat keputusan yang
menemukan bahwa hasil wawancara b. Tabungan
dengan informan pertama sampai informan Tabungan adalah pendapatan
yang disisihkan untuk disimpan agar dapat
keempat memiliki literasi
digunakan dikemudian hari untuk
finansial yang baik, karena membuat
keperluan mendesak lainnya, selain itu
perencanaan di masa depannya, sedangkan
tabungan mendorong seseorang menjadi
informan kelima dan keenam kurang
belajar untuk mengelola keuannya dengan
memiliki perencanaan, keputusan membeli
bijak. Berdasarkan hasil wawancara yang
lebih berdasarkan pada spontanitas, bukan
telah dilakukan oleh peneliti menemukan
berdasarkan perencanaan atau
bahwa masing-masing informan
pertimbangan terlebih dahulu.
berpendapat tabungan adalah simpanan
Jadi dengan adanya literasi yang berasal dari sebangian pendapatan
finansial informan akan dapat mengatur tidak untuk di konsumsi
atau mengelola keuangannya dengan baik, melainkan digunakan pada saat-
membuat perencanaan keuangan, dan saat tertentu atau dimasa yang akan
dapat membuat keputusan yang lebih baik. datang. Seperti yang dikemukakan
Seperti yang dikemukakan oleh peneliti penelitian terdahulu Indah, Suci, Elvia
terlebih dahulu Laily (2013) mengatakan (2013) mengatakan bahwa seseorang yang
bahwa perilaku keuangan yang sehat memiliki pengelolaan yang bagus akan
ditunjukkan oleh aktifitas perencanaan, membatasi diri berhutang untuk
pengelolaan serta pengendalian keuangan kepentingan konsumtif dan menyimpan
yang baik. Sama halnya yang uangnya untuk kesejahtraan yang lebih
dikemukakan Halim dan astuti (2015) baik.
yang mengatakan bahwa orang dengan c. Asuransi
pengetahuan keuangan tinggi cenderung Berdasarkan hasil wawancara
puas dengan keadaan keuangan dan terus yang telah dilakukan oleh peneliti
meningkatkan kualitas hidup karena menemukan bahwa informan berpendapat
mengerti sepenuhnya atas keadaan bahwa asuransi sangat penting untuk
keuangannya saat ini dan cara dimiliki karena salah satu bentuk
memperbaikinya. Jadi apabila individu pengendalian resiko yang dilakukan
atau keluarga mampu mengelola uangnya dengan cara mengalihkan atau transfer
dengan bijak yaitu hanya untuk memenuhi resiko dari satu pihak ke pihak lain dalam
kebutuhkan yang dibutuhkan maka tujuan hal ini adalah perasuransian baik itu
yang diinginkan akan tercapai.
asuransi jiwa, warisan, pendidikan dan lain individu akan memberikan dampak bagi
sebagainya. perilaku individu tersebut dalam
Seperti yang dikemukakan perencanaan investasinya.
Kusumaningtuti (2018) mengatakan bahwa 2. Bentuk Perilaku Konsumtif Guru
asuransi adalah alat untuk menanggulangi di SMAN 4 Makassar
risiko yang dihadapi anggota masyarakat Guru di SMAN 4 Makassar
dan sekaligus merupakan salah satu berperilaku konsumtif lebih menitik
lembaga penghimpun dana masyarakat, beratkan pada persoalan barang atau
sehingga memiliki kedudukan strategis produk yang bergensi hanya untuk
dalam pembangunan dan kehidupann menunjang gaya hidup. Perilaku ini dalam
perekonomian, dalam upaya memajukan menggunakan barang- barang terbaru lebih
kesejahtraan umum. dari satu, sebangian besar tidak lain ingin
d. Investasi memperoleh kepuasaan tersendiri dengan
Berdasarkan hasil wawancara membeli barang-barang yang terbaru, agar
yang telah dilakukan oleh peneliti dapat memenuhi keinginannya serta rasa
menemukan investasi adalah penyimpanan kepuasaan.
sejumlah dana atau aset yang disimpan a. Faktor - Faktor yang
guna untuk memperoleh keuntungan Memperngaruhi Perilaku
dimasa yang akan datang. Seperti yang Konsumtif Guru di SMAN 4
dikemukakan penelitian terdahulu Laela Makassar
Susdiani (2017) mengatakan bahwa
Setelah dilakukan wawancara
pengetahuan keuangan atau Financial
dengan informan dapat diketahui faktor –
Literacy yang baik juga akan memotivasi
faktor yang terjadinya perilaku konsumtif
seorang individu untuk berinvestasi
guru di SMAN 4 Makassar.
dibanyak aset sehingga sudah pasti
1. Pembeli ingin tampak beda dengan
individu tersebut akan melakukan
yang lain
perencanaan dalam investasniya. Hal
Berdasarkan hasil wawancara
tersebut dikarenakan dalam Financial
yang telah penelitian lakukan menemukan
Literacy secara lengkap diinformasikan
bahwa berpenampilan beda dengan yang
semua pengetahuan keuangan yang
lain alasannya karena pekerjaannya
penting dalam hal pembiayaan, investasi
sebagai guru dan ada juga informan adalah
jangka panjang, investasi jangka pendek.
istri pejabat sehingga informan tersebut
Sehingga dapat diperkirakan tinggi
rendahnya pengetahuan keuangan seorang
selalu berpenamilan yang beda sepeti muncul rasa nyaman dan kepuasaan saat
menggunakan produk yang bermerek. membeli produk melalui toko online
Setiap orang tentu saja meskipun harganya mahal mereka tetap
mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. akan membelinya, agar mereka lebih
Tergantung siapa orangnya, apa jenis percaya diri, akan tetapi adapula yang
pekerjaannya, atau bagaimana tipe membeli barang sesuai dengan keperluan
orangnya. Ini membedakan suatu barang dan kebutuhannya.
dikatakan konsumtif atau bukan. Kita Guru yang memiliki konsep diri
harus pandai melihat apa sesungguhanya yang rendah akan cenderung pada
kebutuhan yang harus dipenuhui dalam berperilaku konsumtif, seperti yang
hidup masing-masing. dikemukakan Naz dan Lohdi (2016)
Namun jika barang yang mahal menyebut seseorang dengan konsep diri
itu fungsinya hanya sebagai “gaya- rendah akan kehilangan kepercayaan diri
gayaan” atau tidak berpengaruh dalam nya akan melakukan berbagai cara
kehidupan kita , maka tidak perlu barang termasuk merubah penampilannya dengan
yang mahal itu kita miliki karena bisa jadi mengadaptasi lingkungan sekitar,
akan menambah beban pengeluaran hidup mengikuti trend yang sedang berkembang
seperti yang dikemukakan penelitian dan mengubah gaya hidup.
terdahulu Habibah (2014) perilaku Ketika muncul rasa nyaman dan
konsumtif dapat diartikan sebagai gaya kepuasaan setelah membeli produk melalui
hidup bermewah-mewah , kemudian toko online karena berbagai
berimbas kepada pembentukan perilaku kemudahannya, memungkinkan guru
individu yang dikarenakan sifat dasar melakukan pembelian ulang seperti yang
manusia yang cenderung materialistik. kemukakan Menon dan Kahn dalam
2. Kebanggaan karena penampilan bhunaweswary (2016) bahwa pengalaman
dirinya yang menyenangkan atau membangkitkan
Berdasarkan hasil wawancara akan berdampak pada pengalaman
menemukan bahwa sikap membeli suatu berikutnya. Senada dengan pendapat
barang sering tidak didasarkan pada Pratiwi (2013) pengguna toko online
kebutuhan yang sebenarnya dikarenakan melihat hal utama salah satunya adalah
perilaku yang dilakukan semata-mata demi pemenuhan kebutuhan kepuasaan atas
kesenangan, sehingga menyebabkan kesenangan, ketika sudah masuk pada
seseorang cenderung lebih konsumtif suatu perasaan kepuasaan maka sudah
dalam membeli barang, selain itu juga, menjadi barang tentu segala sesuatu akan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dikarenakan dari segi tuntunan pekerjaan
kepuasaan tersebut. Dari pendapat tersebut kedepannya menuntut mereka untuk
menunjukkan bahwa rasa kepuasaan yang memperhatikan style dan gaya berpakaian
muncul setelah belanja online, dapat dan berpenampilan yang membuat mereka
menyebabkan pembelian ulang. mempunyai kepercayaan diri yang lebih
3. Pengaruh dari orang lain dan miliki body image yang positif. Seperti
Berdasarkan dari hasil wawancara yang di kemukukan hasil penelitian Roro
yang dilakukan terhadap guru di Sekolah (2016) untuk meningkatkan kepercayaan
SMAN 4 Makassar dengan berdasarkan diri dan memiliki body images yang positif
faktor yang mempengaruhi terjadinya seseorang cenderung akan berbelanja
perilaku konsumtif diatas, dapat di tarik barang-barang yang dapat menunjang
kesimpulan bahwa beberapa guru yang di penampilan fisiknya. Seseorang akan
wawancarai tidak terpengaruh untuk menjadi lebih boros untuk membelanjakan
Pengaruh dari orang lain dengan teman uangnya dalam membeli barang-barang
atau lingkungan sekitarnya yang dimana yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan
mereka lebih mempercayai diri sendiri akan kecantikan dan penampilan dirinya
untuk mengambil keputusan dalam D. KESIMPULAN DAN SARAN
berbelanja. Namun, dari hasil wawancara a. Kesimpulan
juga ternyata lebih membuktikan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dan
banyaknya guru yang lebih senang pembahasan, yang telah penelitian lakukan
mengarah pada faktor berperilaku mengenai literasi finansial dan perilaku
konsumtif dalam mengambil keputusan konsumtif Guru di Sekolah SMAN 4
untuk berbelanja seperti yang Makassar, maka dapat disimpulkan
dikemukakan penelitian terdahulu Chandra sebagai berikut:
Kurniawan (2017) pola perilaku konsumtif 1. Tidak semua guru di Sekolah SMAN
adalah pola pembelian dan pemenuhan 4 Makassar berperilaku konsumtif.
kebutuhan yang lebih mementingkan Guru yang yang tidak berperilaku
faktor keinginan dari pada kebutuhan dan konsumtif memiliki literasi finansial
cenderung dikuasai oleh hasrat yang baik. Hal ini sesuai dengan
keduniawian dan kenangan semata. keempat bentuk literasi finansial yaitu
4. Menarik Perhatian Orang Lain memiliki pengetahuan tentang
Dan dari hasil wawancara juga keuangan, tabungan, asuransi, dan
ternyata lebih membuktikan bahwa investasi. Sedangkan guru yang
banyaknya guru berperilaku konsumtif berperilaku konsumtif walaupun
seorang guru yang pasti memiliki Arikonto. 2010. Prosedur Penelitian:
pendidikan yang baik, tapi karena Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
keengganan dalam menambah ilmu
pengetahuan keuangan menyebabkan Andrew, V. dan Lisnawati, N. 2014.
Hubungan Faktor Demografi dan
rendahnya literasi finansial yang guru
Pengetahuan Keuangan Dengan
miliki. Perilaku Keuangan Karyawan
2. Belanja adalah salah satu perilaku Swasta di Surabya. Finesta. Vol. 2
(2) : pp 35-39.
konsumtif yang sulit di ubah dan
belanja merupakan cerminan dari gaya Bhushan, P., & Medury, Y. (2013).
Financial literacy and its
hidup sebangian Guru di SMAN 4
determinants. International
Makassar. Faktor-faktor yang Journal of Engineering, Business
menyebabkan perilaku konsumtif pada and Enterprise Applications
(IJEBEA), 4(2), 155–160.
guru di Sekolah SMAN 4 Makassar
antara lain pengaruh karena ingin Cole, et. al.. 2008. Financial Literacy,
tampak beda dengan lain, kebanggaan Financial Decisions, and the
Demand for Financial Services:
karena penampilan dirinya, Pengaruh Evidence from India and
dari orang lain , dan ingin terlihat Indonesia. Harvard Business
menarik di hadapan orang lain. School Working Paper 09-117.

b. Saran Chandra Kurniawa. (2017). “Analisis


1. Guru memerlukan edukasi literasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumtif Ekonomi Pada
finansial dengan mengikuti pelatihan-
Mahasiswa,” Jurnal Media
pelatihan atau seminar mengenai Wahana Ekonomika, Vol. 13 No.
literasi finansial dengan begitu guru 4A.
dapat mengatur finansialnya baik Dikria, O., & Mintari, S. (2016). Pengaruh
konsumsi maupun untuk savings. Literasi Keuangan dan
Pengendalian Diri Terhadap
2. Guru hendaknya mengajarkan pola
Perilaku Konsumtif Mahasiswa
hidup hemat kepada peserta didik Jurusan Ekonomi Pembangunan
sehingga dengan itu pula secara tidak Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Malang Angkatan 2013.
langsung mengingatkan kepada
Jurnal Pendidikan Ekonomi, 9 (2),
dirinya agar berperilaku hemat dan 143-156.
tidak mengutamakan keinginan sesaat
Huston, Sndra J. (2010). Measuring
untuk membeli sesuatu. Financial Literacy. The Journal Of
Customer Affairs, Vol. 44, No. 2,
DAFTAR PUSTAKA
The American Council on
Customer Interests Negeri Malang, Vol.1 No.4

Habibah (2014). “Analisis faktor-faktor Laela Susdiani (2017) Pengaruh Financial


yang Mempegaruhi Perilaku Litercy dan Financial Experince
Konsumtif Ekonomi Pada Terhadap Perilaku Perencanaan
Mahasiswa” Investasi PNS Di Kota Padang.
Jurnal Pembangunan Negeri. Vol.
Halim, Y. K. E., & Astuti, D. (2015). 2 No. 1 Hal. 6174
Financial Stressors, Financial Moleong, Metode Penelitian Kualitatif
Behavior, Risk Tolerance, (Edisi Revisi), Bandung: Rosda,
Financial Solvency, Financial 2017.
Knowlodge, dan Kepuasaan
Finansial. Finesta, 3(1), 19-23. Margaretha, F. Dan Pambudhi, R. A.
(2015) “Tingkat Literasi Finansial
Indah Imawati, Suci (2013) Pengaruh Pada Mahasiswa S-1,” 17(1), Hal.
Financial Literacy terhadap 76–85. Doi: 10.9744/Jmk.17.1.76.
Perilaku Konsumtif Remaja pada
Program IPS SMA Negeri 1 Mendari, Anastasia, dan Kewal. 2014.
Surakarta Tahun Ajaran Tingkat Literasi Keuangan di
2012/2013. Jupe UNS. VO. 2 No. Kalangan Mahasiwa STIE MUSI.
1 Hal 48/58 Hal 130-140.
Noor Juliansyah, Metodologi Penelitian,
Krishna, dkk.. 2010. Analisis Tingkat Jakarta; Prenadamedia Group,
Literasi Finansial di Kalangan 2011.
Mahasiswa dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Proceedings of Finansial,”.
the 4th International Conference on Naz U dan Lohdi (2016) Impcat of
Teacher Education: Join Customer Selft Concept and Life
Conference UPI & UPSI Bandung, stlye on Luxury Goods Purchaes: A
Indonesia. Hal. 552-560. Case of Famales of Karachi
Arabian. Journal of Bussines and
Kekuatan Kata Literasi Finansial. Diakses
Management Review. Vol. 6 Issue.
14 Desember 2018, dari
2, 80-87
https://www.kompasiana.com/sina/
550f4a2aa33311a12dba8441/kekua Otoritas Jasa Finansial (2016) .Perbankan.
tan-kata-dan-literasi-finansial Siaran Pers OJK Luncurkan Buku
Literasi Finansial Tingkat
Lusardi dan Mitchell. (2013) The Economy
Perguruan Tinggi.
Importance Of Finansial Literacy:
(Online).(http://www.ojk.go.id,
Theory and Evidance, Journal Of
diakse 21 November 2018).
Economic Literature.
Roro, Silvia (2016). Hubungan Body
Laily, N. (2013). “Pengaruh Literasi
Image dan Kepercayaan Diri
Finansial Terhadap Perilaku
dengan Perilaku Konsumtif Pada
Mahasiswa Dalam Mengelola
Remaja Putri. Jurnal Ilmiah
Keuangan. E-Journal Universitas
Psikologi, Vol. 9 No. 1. 50-57
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pratiwi (2013) Online Shop Sebagai Cara
Kuantitatif, Kualitatif, dan K&D, Belanja di Kalangan Mahasiswa
Bandung: Alfabeta. UNNES. FAKULTAS Sosiologi
dan Antropolgi Universitas Negeri
Sumartono. 2002. Terperangkap dalam Semarang.
Iklan: Menerobos Imbas Pesan
Iklan Televisi. Bandung: PT Perilaku Konsumtif Mahasiswa. Diakses
Remaja Rordakarya. 15 Desember 2018, dari
https://www.kompasiana.com/lanai
Soetione, (2015). Pengaruh Karaktristik nunnisa/58496b97149373f2100be5
Demografi dan Karaktristik 61/perilaku-konsumtif-
Personalitas Terhadap Tingkat mahasiswa?page=all
Literasi Keuangan Mahasiswa
Program Studi Manajemen Rahardja Pratama, Manurung Mandala,
Universitas Kristen Maranatha. Pengantar Ilmu Ekonomi
Jurnal Managemen, Juni 2915. (Mikrokonomi & Makroekonomi),
Jakarta: Fakultas Ekonomi
Shahjehan, Asad. (2012). The Effect of Universitas Negeri Makassar, 2008.
Personality on Impulsive and
Compulsive Buying Behaviors. Widayati, I. (2012) “Faktor-Faktor Yang
Journal of Business Management Mempengaruhi Literasi Finansial
Vol. 6 (6) 2187-2194 Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Brawijaya”,
Kusumaningtyas Indarti (2017) Pengaruh 1(5), Hal. 89–99.
Literasi Keuangan Dan Gaya
Hidup Terhadap Perilaku
Konsumtif Siswa Kelas XI IPS Di
SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo.
Vol 5, No 3, 2017

Vinna Sri Yuniarti. 2015. Perilaku


konsumen Teori dan Praktik.
Bandung: Pustaka Setia.

Peter, G Sina. 2012. Literasi Ekonomi.


Diakses 14 Desember 2018, dari
http://ekonomi.kompasiana.com/m
oneter/2012/05/01/literasi-ekonomi
459579.html

Pengumpulan Data dan Instrumen


Penelitian. Diakses 14 Desember
2018, dari
https://afidburhanuddin.wordpress.
com/2013/05/21/pengumpulan-
data-dan-instrumen-penelitian/

Anda mungkin juga menyukai