Anda di halaman 1dari 12

Motor Listrik kuliah ke IV (lanjutan)

Perubahan (Pembalikan) Arah Putaran


Perubahan arah putaran perlu bagi Motor dan alat penggerak lainnya. Dari Torsi
Ʈ = k Ф x Ia maka untuk merubah arah putaran dapat dilakukan dengan merubah arah arus
jangkar (Ia) atau arah fluksi (Ф). Jika arah Ia dan Ф dibalik bersama sama maka arah torsi
akan tetap yang berarti arah putaran (n) juga tetap.

Pengendalian (Pengaturan) Kecepatan Motor DC..

Peralatan yang diputar oleh Motor Listrik ada kalanya memerlukan putaran yang bervariasi
atau memerlukan putaran yang tetap walaupun beban berubah. Pengendalian Kecepatan
Motor DC maksudnya adalah merubah atau mempertahankan kecepatan motor DC. Untuk
pengaturan ini dapat dilakukan dengan melihat ke persamaan putaran Motor yaitu ; n=
Vt−Ia x Ra−∆ Vsi

Dari persamaan ini pengaturan putaran dapat dilakukan dengan :

1. Merubah Ф , yaitu dengan merubah arus penguat hal ini di lab.Tekni Konversi Energi
dilakukan dengan merubah tahanan depan (Rd) yang dipasang seri dengan kumparan
penguat.
2. Merubah tegangan masuk (Vt). Hal ini di Lab. Teknik Konversi Energi dilakukan
dengan merubah tahanan Start (Rst) yang dipasang seri dengan kumparan jangkar,
tetapi hal ini aman dilakukan dalam keadaan tanpa beban karena tahanan start yang
digunakan tidak direkomendasikan dialiri arus yang besar. Dapat juga dilakukan
dengan mernggunakan tegangan mmasuk jangkar berupa tegangan variabel sehingga
dapat diatur besar tegangan masuknya ( tidak melebihi tegangan yang
direkomendasikan).
Pengaturan putaran saat in ada juga yang menggunakan Chopper,dsb.

Karakteristik Motor DC.

Dalam penggunaan Motor Listrik agar sesuai dengan kebutuhan beban maka perlu diketahui
karakteristiknya. Pengertian Karakteristik adalah menunjukkan hubungan antar dua besarl
yang terdapat pada Motor tersebut. Karakteristik dapat digambarkan berupa gambar grafik
yang menunjukkan hubungan antara dua besarn yang terdapat pada Motor tsb. Karakteristik
Motor dapat diperoleh dari percobaan yang dilakukan di Laboratorium dan juga dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus yang terdapat pada Motor tersebut. Dengan
diketahuinya karakteristik maka dapat diketahui sifat dari Motor tersebut.

Misal Karakteristik Motor DC Penguat Bebas.


Im

Ia

If
Ra

Vt
Rf sikat
Vf Ea M

Rangkaian ekipalen Motor DC penguat bebas

Dari notasi yang digunakan adalah :

Vt = Tegangan terminal (masuk) Motor [V]

Ia = Arus jangkar = Arus masuk =Im [A]

Vf = Tegangan kumparan (medan) penguat

If = Arus penguat[A] ~ Ф [Wb], Ф = Fluks magnit

Dari rumus persamaan gaya gerak listrik (Ggl) Ea = Cn Ф ------- 1

Persamaan tegangan terminal Motor Vt = Ea + IaRa + Ia 2 Rsi = Ea + Ia (Ra + 2Rsi)........2

Persamaan Torsi Elektro magnetik =Ʈ = k Ф Ia .................3

Vt−Ia (Ra+ 2 Rsi)


Dari pers 1 dan 2 diperoleh n = -------------4

Vt−Cn Ф
Juga Ia = ...................5
Ra+2 Rsi

Vt−Cn Ф
Persamaan 5 masukkan ke pers 3 diperoleh Ʈ = k Ф ( ) .......6
Ra

Vt Cn
Atau Ʈ = k Ф - k Ф2 ......7.
Ra Ra

Dari persamaan 4 dapat disimpulkan jika :

* Fluksi turun maka putaran akan naik untuk tegangan jangkar yang tetap, hal ini dapat
dibuktikan sekaligus mengambil data untuk menggambarkan karateristiknya melalui
percobaan di laboratorium, data yang diambil adalah putaran (n) dan fluksi (arus penguat)
untuk tegangan yang konstan - n = n( If), Vt Putaran (n) dengan fluksi (Ф) untuk tegangan
jangkar (Vt) yang konstan dapat dituliskan n = n( If), Vt hubungannya akan linier.

Karakteristiknya kira-kira seperti gambar 13.

n [rpm]

0 If [Amp]

Gambar 13. Karakteristik Putaran vs Arus penguat pada Vt konstan

** Tegangan jangkar turun maka putaran turun untuk fluksi yang tetap --n = n (Vt), If

Karakteristiknya seperti Gambar 14

n [rpm]

0 Vt [V]

Gambar 14. Karakteristik Putaran Vs Tegangan masuk pada fluksi konstan

Dari Persamaan 7 :

Jika Vt dan Ф dibuat konstan maka berlaku sebagai berikut :

Vt C
kФ = K1 = konstan dan k Ф2 = K2 = konstan ------8
Ra Ra

sehingga persamaan 7 menjadi Ʈ = K1 - K2 n ... ...........9 dari persamaan 9 dapat


disimpulkan jika tegangan masuk dan fluksi dijaga konstan maka hubungan antara torsi
dengan putaran motor adalah linier seperti gambar 15.
Ʈ [N-m]

K1

0 K1/K2 n[rpm]

Gambar 15 karakteristik Torsi Vs Putaran pada Vt dan Ф konstan

Jika Vt dibuat variabel dan Ф konstan maka berlaku persamaan berikut

Vt C
kФ = K1=Variabel dan k Ф2 = K2 = konstan
Ra Ra

Ʈ = K1 (Variabel) - K2 n, K2 sebanding dengan Vt,sehingga semakin besar Vt maka K1

akan membesar juga dan sebaliknya. Pengaruh perubahan tegangan terminal terhadap
putaran pada Motor DC penguat bebas seperi gambar16.

Ʈ [N-m]

K1

0 K1/K2 n [rpm]

Gambar 16.Karakteristik Torsi Vs putaran pada Vt berubah dan Ф konstan.

Jika Vt konstan dan Ф berubah maka persamaan 7 menjadi :


Vt C
kФ = K1= Variabel dan k Ф2 = K2 = Variabel,
Ra Ra

Ʈ = K1 (Variabel) - K2 n (Variabel), maka K1 dan K2 merupakan besaran variabel yang


berbanding lurus dengan Ф, dengan membesarnya Ф maka K1 dan K2 juga membesar dan
sebaliknya. Karakteristik yang menunjukkan hubungan antara torsi dengan putaran pada Ф
berubah dan Vt konstan seperti gamabr 17.

Ʈ [N-m]

K1

0 K1/K2 n [rpm]

Gambar Karakteristik Torsi Vs Putaran pada Ф berubah dan Vt konstan

Karakteristik lain :

Putaran sebagai fungsi arus jangkar pada tegangan dan fluksi kontan  n = n(Ia), Vt, Ф

Torsi sebagai fungsi arus jangkar pada tegangan konstan - Ʈ = Ʈ (Ia), Vt

Jadi untuk menentukan karakteristik suatu Motor DC perlu diingat 2 rumus utama yaitu

Vt−Ia ( Ra+ 2 Rsi)


1. Persamaan kecepatan n= CФ
2. Persamaan torsi Ʈ = k Ф Ia
Contoh soal

1. Suatu Motor DC penguat Bebas 400 V, 14 A, Tahanan jangkar 5 Ώ .Tentukan arus


startdan bandingkan dengan arus nominalnya jika :

a. dijalankan langsung

b. dijalankan dengan menggunakan tahanan start 5Ώ

b.dijalankan dengan menggunakan tahanan start 25 Ώ

Penyelesaian: Pada saat start berarti motor belum jalan (n=0) sehingga Ea = Cn Ф = 0 dan
arus yang mengalir melalui kumparan jangkar disebut arus start
Vt 400
a. Vt = Ea + Ia (Ra + 2Rsi) -- Ia =Ist = = = 80 A >>> Inom maka
Ra+2 Rsi 5+0
kumparan jangkar kemungkinan besar terbakar
Vt 400
b. Vt = Ea + Ia (Ra + 2Rsi + Rst) -- Ia =Ist = = = 40 A >Inom
Ra+2 Rsi+ Rst 5+0+5
Kumparan jangkar tidak terbakar karena Ist diijinkan 3 x Inom tetapi untuk Motor
yang tidak sering di hidup matiikan, untuk praktek di laboratorium tidak diijinkan
karena Motor sering di hidup matikan
Vt 400
c. Vt = Ea + Ia (Ra + 2Rsi + Rst) -- Ia =Ist = = = 13,33A <
Ra+2 Rsi+ Rst 5+0+25
Inom Kumparan jangkar tidak terbakar untuk praktek di laboratorium di anjurkan
Ist < Inom karena Motor sering di hidup matikan.

2. Motor dc shunt dihubungkan ke catu tegangan 440 volt dan menarik arus ke jangkar
20 amp pada putaran 500 rpm. Tahanan jangkar R a = 0,6 Ω. Jika fluks magnet
dikurangi 30% dan torka yang dibangkitkan diperbesar 40%, tentukan besar arus
jangkar dan kecepatan pada kondisi yang baru.

Penyelesaian :

V = 440 volt, Ia1 = 20 amp, Ra = 0,6 Ω

Φawal = Φ1 → Φ2 = 0,7Φ1

T= Ʈ awal = Ʈ1 → Ʈ2 = 140% Ʈ1 = 1,4 Ʈ1 ,


T 2 CΦ2 I a 2 1,4 T 1 Cx 0,7 Φ 1 xI a 2
= =
T=CФIa maka T 1 CΦ1 I a 1 → T1 Cx Φ1 x 20 → Ia2 = 40 amp

E = Cn Φ maka Eb1 = 440 – 20 x 0,6 = 428 volt = Ea1

Eb2 = V – Ia2Ra = 440 – 40x0,6 = 416 volt = Ea2

E b 2 CxN 2 x 0,7 Φ1
= 416 N 2 x 0,7
E b1 CxN 1 xΦ 1 =
→ 428 500 → N2 = 694,25 rpm

3] Motor dc shunt 50 hp, 250 volt, 1200 rpm mempunyai tahanan jangkar 0,06 Ω dan tahanan
kumparan medan 50 Ω yang menghasilkan kecepatan beban nol 1200 rpm. Tentukan
kecepatan motor bila :

a) arus masuk 100 amp,

b) arus masuk 200 amp,


c) arus masuk 300 amp,

d) torka-untuk setiap kecepatan motor pada soal a, b dan cini.

Penyelesaian :

Tegangan yang dibangkitkan dalam motor dc dinyatakan dengan

Ea= Eb = C n Φ , Ea adalah tegangan pada kumparan jangkar atau disebut


juga tegangan balik pada jangkar disimbol Eb jadi Ea = Eb

Karena tahanan medan dan tegangan terminal konstan, arus medan akan konstan. Hubungan
antara kecepatan dan tegangan yang dibangkitkan dalam motor untuk dua kondisi tanpa
beban dengan berbeban ( beban berbeda) dinyatakan dengan :

E b 2 Cx Φ 2 xn 2 Eb 2
= n1
E b1 Cx Φ1 xn 1 → n2 = E b1

Pada beban nol (tanpa beban), arus jangkar Ia = 0, sehingga Eb1=Vt=250 volt = Cn1 Φ1 pada
n1 = 1200 rpm. Pada keadaan berbeban Eb2 = Vt – Ia(Ra+2Rsi) = Cn2 Φ2 untuk kondisi
setiap beban

V 250
a) Im= 100 amp → Ia = Im – If = Im -
R f = 100 - 50 =95 amp

244 , 3
1200=1173
Eb2 = 250 – 95x0,06 = 244,3 volt → n2 = 250 rpm

b) Im = 200 amp → Ia = 200 – 5 = 195 amp

238 ,3
1200=1144
Eb3 = 250 – 195x0,06 = 238,3 volt → n3 = 250 rpm

c) Im = 300 amp → Ia = 300 – 5 = 295 amp

232 ,3
1200=1115
Eb3 = 250 – 295x0,06 = 232,3 volt → n2 = 250 rpm

d). Torka terbangkit motor untuk suatu beban dapat dicari dari hubungan
E b xI a
Pkonv = Pm = EbxIa = Tindxω → Tind = ω

244 , 3 x95
=190
↔ Im = 100 amp → Tind = (1173)(2 π /60 ) N-m

238 ,3 x 195
=388
↔ Im = 200 amp → Tind = (1144)(2 π /60 ) N-m

232 ,3 x 295
=587
↔ Im = 300 amp → Tind = (1115)(2 π /60 ) N-m

3. Suatu Generator DC 12 Kutub mempunyai jangkar 1 lapis belitan gelombang 144


kumparan setiap sisi kumparan terdapat 10 lilit (konduktor). Tahanan setiap
konduktor 0,011 Ω. Pluks per kutub 0,05 Wb, dan berputar pada kecepatan 200 rpm.

a. Berapa lintasan arus pada mesin ini

b. Berapa tegangan induksi

c. Berapa tahanan jangkar effektif

d. Jika tahanan 1 kΩ dihubungkan ke terminal Generator ini, berapa torsi lawan pada
poros generator ini (abaikan tahanan jangkar).

Peneyelesaian,

a. Belitan gelombang berarti lintasan paralel dari konduktor jangkar adalah 2, jadi
lintasan arus = a = 2

b. Z = 2 C Nc = 2 . 144 . 10 = 2880 konduktor pada rotor. Z = jumlah konduktor


jangkar , C = jumlah kumparan dan Nc =Jumlah lilitan setiap kumparan,

Zx P 2.880 x 12
Ea = xn x Φ = x200 x 0,05 = 2.880 V
60 xa 60 x 2

c. Ra total = Jumlah konduktor x Tahanan setiap konduktor = 2880 . 0,011 = 31,68 Ω,


terdapat dua lintasan paralel maka Ra setiap lintasan = Ra total : 2 = 31,68 : 2 = 15,84
Ω, karena ada 2 lintasan paralel maka R a effektif = Ra = Ra/lintasan : 2 = 15,84 Ω : 2
= 7,92 Ω
d. Anggap Generator ini penguat bebas dan Ra diabaikan maka arus jangkar = arus
beban = 2888 : 1000 = 2,88 Amp, Torsi lawan = Tind = K Φ Ia ,

K = Z.P : 2¶ a = 2880 . 12 : 2¶ . 2 = 2750,2


Tind = 2750,2 . 0,05 . 2,88 = 396 N.m

4. Suatu Generator DC Shunt 220V, Ra = 1Ώ, Rsi masing masing 0,25 Ώ dan Rsh =
200 Ώ dihubungkan ke beban berupa hambatan 22Ώ . Rugi gesek&angin 150 W.

Tentukan :

a. Rugi tembaga ( Pcu )


b. Tegangan yang dibangkitkan
c. Effisiensy (η) Listrik = ηL
d. Effisiensy (η) Mekanik = ηM
e. Effisiensy (η) Komersil = ηK
Penyelesaian :

Vt Vt 220 220
a. Pcu = I a2 Ra+ Ish 2 Rs h ; Ia = IL + Ish = + = + = 10 + 1,1 =
Rl Rs h 22 200
11,1 A
Pcu = 11,12 1+1,12 200 = 123,21 + 242 = 365,21 Watt
b. Ea = Vt + Ia ( Ra + 2 Rsi ) = 220 + 11,1 (1+ 2. 0,25) = 220 + 11,1 x 1,5 = 236,65 V
Po
c. ηL = x 100 % ; Po = Vt x IL = 220 x 10 = 2.200 W ; Pa = Ea x Ia = 236,65 x11,1
Pa
2200
= 2.626,815 W --- ηL = x 100 % = 83,75 %
2626,815
Pa
d. ηM = x 100 % ; Pm = Pa + Rugi gesek dan angin = 2626,815 +150 = 2776,815W
Pin
2626,815
ηM = x 100 % = 94,6 %
2776,815
Po 2200
e. ηK = x 100 % = x 100 % = 79,23 %
Pin 2776,815

5. Dua Generator Arus Searah bekerja paralel melayani beban


Generator 1 : Ea = 175 V dan Rd = Ra = 1 Ώ, Generator 2 : Ea = 175 V dan Rd = 1 Ώ
Beban yang dilayani berupa tahanan 5 Ώ atau Rb = 5 Ώ
Tentukan daya yang dikirim setiap Generator ke beban ( Po1 dan Po2)
Penyelesaian :
Generator 1. Ea1 = Vt1 + Ia1 Ra1 - Vt1 = 175 – Ia1
Generator 2. Ea2 = Vt2 + Ia2 Ra2 - Vt2 = 170 – Ia2, ke dua Generator paralel maka
Vt1=Vt2
Jadi 175 – Ia1 = 170 – Ia2 ------ Ia2 = Ia1 – 5 ..................(1)
Itotal = I beban = Ib = Ia1 + Ia2 = Ia1 + Ia1 -5 --------- Ib = 2 Ia1 -5 ......... (2)
175−Ia 1 175−Ia 1
Vt = Ib x Rb = 175 – Ia1 ---.Ib = = - Ib = 35 – 0,2 Ia1 ....(3)
Rb 5
40
Pers 2 = Pers 3 - 2 Ia1 -5 = 35 – 0,2 Ia1 --- 2,2 Ia1 = 40 - Ia1 = = 18,182 Amp
2,2
Pers (1) Ia2 = Ia1 – 5 = 18,182 -5 = 13,182 Amp
Vt1 = 175 – Ia1 = 175 – 18,182 = 156,82 Volt = Vt
Po1 = Vt x Ia1 = 156,82 x 18,182 = 2.851,30 Watt
Po2 = Vt x Ia2 = 156,82 x 13,182 = 2.067,20 Watt

Tugas

1. Suatu Mesin DC Shunt 25 kW, 220 V, dengan tahanan jangkar dan tahanan
penguat masing masing 0,1Ώ dan 110 Ώ. Tentukan :
a. Arus jangkar dan daya listrik pada jangkar jika Mesin DC digunakan sebagai
Generator DC Shunt
b. Arus jangkar dan daya listrik pada jangkar jika Mesin DC digunakan sebagai
Motor DC Shunt .

Pada soal ini jika mesin DC ini digunakan sebagai Generator berarti Daya
keluarannya (Pout) 25 kW dan jika digunakan sebagai Motor berarti Daya yang
digunakannya ( Pin) adalah 25 kW .

2. Suatu Motor DC Shunt belitan gelombang, P=4 kutub, 540 konduktor jangkar
dengan tahanan 0,1Ώ , 240 V, menghasilkan 15 hp (BHP), bila dijalankan pada
1000 rpm, arus jangkar 50 A , arus penguat 1 A dan tegangan jatuh pada sikat 1 V.
Tentukan :
EaIa
a. Torsi total (torsi jangkar) Ʈa = 0,159 [N-m] , n [rps]
n
735,5 x BHP
b. Torsi yang berguna ( torsi poros) = Ʈsh = [N-m], n [rps]
2π n
Ea x a
c. Fluksi perkutub Ф = . [wb], n[rps], a = 2 belitan Gelombang
z x nx P
d. Rugi putaran = Daya listrik yang terjadi pada jangkar – Daya keluaran motor.
= Pa – Po
Po
e. Effisiensi komersil = ηK = Pin x 100 %

Tugas di kumpul hari ini Senin13 Juli 2020 paling lambat 2 jam.setelah waktu kuliah Mesin
Arus Searah dan Trafo beraklhir. Dikumpul melalui WA dan Sipadi.

Anda mungkin juga menyukai