Transformator Berbeban
1. Transformator Berbeban
Pertambahan arus primer (I1 − If) disebut arus penyeimbang yang akan
mempertahankan Φ.
1. Transformator Berbeban (Cont.)
Makin besar arus sekunder, makin besar pula arus penyeimbang yang
diperlukan yang berarti makin besar pula arus primer. Dengan cara inilah
terjadinya transfer daya dari primer ke sekunder. Dari (11.3) kita peroleh
arus magnetisasi :
….. (11.4)
2. Diagram Fasor
Dengan persamaan (11.1) dan (11.2) kita dapat menggambarkan secara
lengkap diagram fasor dari suatu transformator.
Penggambaran kita mulai dari belitan sekunder dengan langkah-langkah:
Gambarkan V2 dan I2 . Untuk beban resistif, I2 sefasa dengan V2.
Selain itu kita dapat gambarkan I’2 = I2/a yaitu besarnya arus sekunder
jika dilihat dari sisi primer
Dari V2 dan I2 kita dapat menggambarkan E2 sesuai dengan persamaan
(11.1) yaitu :
Jawaban Contoh 2
Dengan mengabaikan resistansi belitan dan reaktansi bocor, maka :
….. (11.5)
3. Rangkaian Ekivalen Transformator (Cont.)
Dengan hubungan maka maka persamaan
kedua dari (11.5) dapat ditulis sebagai :
….. (11.6)
….. (11.7)
3. Rangkaian Ekivalen Transformator (Cont.)
Dengan adalah arus, resistansi, dan reaktansi sekunder
yang dilihat oleh sisi primer. Dari persamaan (11.7) dibangunlah
rangkaian ekivalen transformator seperti gambar dibawah ini :
….. (11.8)
….. (11.9)
6. Penentuan Parameter Transformator
Dari rangkaian ekivalen lengkap Gb.11.3. terlihat ada enam parameter
transformator yang harus ditentukan, R1, X1, R′2, X′2, Rc, dan Xφ.
Resistansi belitan primer dan sekunder dapat diukur langsung
menggunakan metoda jembatan.
Untuk menentukan empat parameter yang lain kita memerlukan metoda
khusus seperti diuraikan berikut ini :
Uji Tak Berbeban ( Uji Beban Nol )
Uji Hubung Singkat
7. Uji Tak Berbeban (Uji Beban Nol)
Uji beban nol ini biasanya dilakukan pada sisi tegangan rendah karena
catu tegangan rendah maupun alat-alat ukur tegangan rendah lebih
mudah diperoleh.
Sisi tegangan rendah menjadi sisi masukan yang dihubungkan ke
sumber tegangan sedangkan sisi tegangan tinggi terbuka.
Pada belitan tegangan rendah dilakukan pengukuran tegangan
masukan Vr, arus masukan Ir, dan daya (aktif) masukan Pr.
Karena sisi primer terbuka, Ir adalah arus magnetisasi yang cukup kecil
sehingga kita dapat melakukan dua pendekatan.
Pendekatan yang pertama adalah mengabaikan tegangan jatuh di
reaktansi bocor sehingga Vr sama dengan tegangan induksi Er.
Pendekatan yang kedua adalah mengabaikan kehilangan daya di
resistansi belitan sehingga Pr menunjukkan kehilangan daya pada Rcr
(Rc dilihat dari sisi tegangan rendah) saja.
7. Uji Tak Berbeban (Uji Beban Nol) (Cont.)
Daya kompleks masukan :
….. (11.10)
8. Uji Hubung Singkat
Uji hubung singkat dilakukan di sisi tegangan tinggi dengan sisi tegangan
rendah dihubung-singkat. Sisi tegangan tinggi menjadi sisi masukan
yang dihubungkan dengan sumber tegangan.
Tegangan masukan harus cukup rendah agar arus di sisi tegangan rendah
masih dalam batas nominalnya.
Pengukuran di belitan tegangan tinggi dilakukan seperti halnya pada uji
beban nol, yaitu tegangan masukan Vt, arus masukan It, dan daya (aktif)
masukan Pt.
Tegangan masukan yang dibuat kecil mengakibatkan rugi-rugi inti menjadi
kecil sehingga kita dapat membuat pendekatan dengan mengabaikan
rugi-rugi inti.
Dengan demikian kita dapat menggunakan rangkaian ekivalen yang
disederhanakan.
Daya Pt dapat dianggap sebagai daya untuk mengatasi rugi-rugi
tembaga saja, yaitu rugi-rugi pada resistansi ekivalen yang dilihat dari sisi
tegangan tinggi Ret.
8. Uji Hubung Singkat (Cont.)
….. (11.11)
Dalam perhitungan ini kita memperoleh nilai Ret = R1+ R′2. Nilai resistansi
masing-masing belitan dapat diperoleh dengan pengukuran terpisah
sebagaimana telah disebutkan diatas.
Untuk reaktansi, kita memperoleh nilai Xet = X1+ X′2.
Kita tidak dapat memperoleh informasi untuk menentukan reaktansi
masingmasing belitan. Jika sekiranya nilai reaktansi masing-masing
belitan diperlukan kita dapat mengambil asumsi bahwa X1= X′2.
Kondisi ini sesungguhnya benar adanya jika transformator dirancang
dengan baik.
8. Uji Hubung Singkat (Cont.)
Contoh 3 :
Pada sebuah transformator 25 KVA, 2400/240 volt, 50 Hz, dilakukan uji beban
nol dan uji hubung singkat. Uji beban nol pada sisi tegangan rendah
memberikan hasil Vr = 240 volt, Ir = 1.6 amper, Pr = 114 watt
Uji hubung singkat yang dilakukan dengan menghubung-singkat belitan
tegangan rendah memberikan hasil pengukuran di sisi tegangan tinggi
Vt = 55 volt, It = 10.4 amper, Pt = 360 watt
a). Tentukanlah parameter transformator dilihat dari sisi tegangan tinggi.
b). Hitung rugi-rugi inti dan rugi-rugi tembaga pada beban penuh
Jawaban Contoh 3 :
a) Uji beban nol dilakukan di sisi tegangan rendah. Jadi nilai Rc dan Xφ yang
akan diperoleh dari hasil uji ini adalah dilihat dari tegangan rendah,
kita sebut Rcr dan Xφr.
8. Uji Hubung Singkat (Cont.)
Resistansi ekivalen dan reaktansi bocor ekivalen diperoleh dari uji hubung
singkat. Uji hubung singkat yang dilakukan di sisi tegangan tinggi ini
memberikan
8. Uji Hubung Singkat (Cont.)
b) Pada pembebanan penuh fluksi bersama dalam inti transformator
hampir sama dengan fluksi dalam keadaan beban nol. Jadi rugi-rugi
inti pada pembebanan penuh adalah 114 Watt.
Rugi-rugi tembaga tergantung dari besar arus. Besar arus primer pada
beban penuh adalah sama dengan arus sisi tegangan tinggi pada
percobaan hubung singkat, yaitu :
Karena pada uji hubung singkat arus sisi tegangan tinggi dibuat
sama dengan arus beban penuh, maka rugi-rugi tembaga adalah
penunjukan wattmeter pada uji hubung singkat.
9. Efisiensi dan Regulasi Tegangan
Efisiensi suatu piranti didefinisikan sebagai :
….. (11.12)
….. (11.14)
….. (11.15)
9. Efisiensi dan Regulasi Tegangan (Cont.)
TUGAS 4 :
Pada sebuah transformator 25 KVA, 2400/240 volt, 50 Hz, dilakukan uji
beban nol dan uji hubung singkat. Uji beban nol pada sisi tegangan rendah
memberikan hasil Vr = 240 volt, Ir = 1.6 amper, Pr = 114 watt
Uji hubung singkat yang dilakukan dengan menghubung-singkat belitan
tegangan rendah memberikan hasil pengukuran di sisi tegangan tinggi
Vt = 55 volt, It = 10.4 amper, Pt = 360 watt.
Transformator tersebut diatas mencatu beban 25 KVA pada faktor daya
0.8.
a). Hitunglah efisiensinya.
b). Hitunglah regulasi tegangannya.
Referensi :
• Hamzah Berahim, “Pengantar Teknik Tenaga Listrik”
• Sudaryatno Sudirham, “Analisa Tenaga Listrik”
• Artono Aris Munandar, “Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik”
• Sumber dari Internet