Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2
Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi
Cara sitasi: Nurjanah, Aprilia BE, Fransiskayana A, Rahmawati M, Nurhayati T. 2018. Senyawa bioaktif
rumput laut dan ampas teh sebagai antibakteri dalam formula masker wajah. Jurnal Pengolahan Hasil
Perikanan Indonesia. 20(2): 304-316.
Abstrak
Jerawat merupakan penyakit kulit karena adanya sumbatan pada pori-pori kulit wajah yang disebabkan
oleh penumpukan minyak yang mengakibatkan adanya aktivitas bakteri sehingga terjadi peradangan pada
kulit. Pemanfaatan senyawa bioaktif pada rumput laut dan ampas teh menjadi solusi untuk menangani P.
acnes karena memiliki sifat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian adalah menentukan rasio bubur rumput
laut Sargassum sp. dan E. cottonii terbaik dalam menghambat P. acnes serta mengetahui karakteristik ampas
teh dalam menghambat P. acnes dan S. aureus dengan karakteristik produk masker wajah yang terbaik.
Penelitian ini terdiri atas 3 perlakuan yaitu 1:1 ; 1:2 dan 2:1 untuk Sargassum sp. dan E. cottonii. Analisis
untuk menentukan rasio bubur rumput laut terbaik yaitu fitokimia, viskositas, pH, kadar air, total fenol,
aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, dan uji antibakteri. Rasio terbaik bubur rumput laut dengan
perbandingan 2:1. Hasil yang diperoleh yaitu pH 6,70±0,18, kadar air 95,83±0,01%, viskositas 6523 cp.
Komponen bioaktif meliputi alkaloid, flavonoid, fenol, dan saponin. Komponen bioaktif di dalam ampas
teh yaitu tanin, fenol, dan steroid. Aktivitas antioksidan yaitu 145,89±0,42 ppm dan daya hambat terhadap
P. acnes yaitu 3,62±0,04 mm, total fenol 50,43 mg GAE/g. Ampas teh memiliki kemampuan menghambat
P. acnes 2,44 mm dan S. aureus 8,56 mm. Analisis karakteristik produk masker yaitu daya sebar, pH, dan
antibakteri. Karakteristik produk masker wajah yang diperoleh yaitu pH 7,09±0,16 dan daya sebar 5 cm
serta diameter daya hambat terhadap P. acnes yaitu 2,60±0,00 mm dan terhadap S. aureus yaitu 10,67 ± 0.00
mm. Penerimaan konsumen terhadap produk melalui uji sensori berkisar antara netral sampai suka.
Bioactive Compounds of Seaweed and Tea Pulp as Antibacterials in Face Mask Formula
Abstract
Acne vulgaris is a skin disease due to blockage in the pores of the face’s skin caused by oil accumulation
of bacterial activity resulting in skin inflammation. The use of bioactive compounds in seaweed and tea pulp
is a solution to deal with P. acnes bacteria because it has antibacterial properties. The purpose of this study
was to determine the best ratio of seaweed slurry Sargassum sp. and E. cottonii combination in inhibiting
P. acnes and determine the characteristics of tea pulp in inhibiting P. acnes and S. aureus for the best facial
mask product. This study consisted of 3 treatments 1:1 ; 1:2 and 2:1 for Sargassum sp. and E. cottonii ratios.
Analytical methods to determine the ratio of the best seaweed slurry were: phytochemical, viscosity, pH,
moisture, total phenol, antioxidant activity and antibacterial. The results indicate that the best ratio is 2:1.
The results obtained were pH 6.70±0.18, moisture 95.83±0.01%, viscosity 6523 cp. Bioactive compounds in
seaweed slurry include alkaloids, flavonoids, phenols, and saponins. Bioactive compounds in ingredients
added to tea pulp, namely tannins, phenols and steroids. The antioxidant activity of seaweed slurry was
145.89±0.42 ppm, the inhibitory power for P. acnes 3.62±0.04 mm and total phenol 50.43 mg GAE/g.
Analysis of mask product characteristics from the best ratio of seaweed slurry, were dispersion, pH, and
antibacterial. Tea pulp has the ability to inhibit P.acnes by 2.44 mm and S. aureus by 8.56 mm. Characteristics
of facial mask obtained were pH 7.09±0.16, dispersion power 5 cm and the diameter of the inhibitory power
against P.acnes 2.60±0.00 mm and against S. aureus 10.67±0.00 mm. Consumer acceptance of the product
through sensory testing ranges from neutral to like.
fase minyak. Bahan yang larut dalam air ppm. Absorbansi sampel diukur dengan
dicampur hingga homogen pada suhu ±75℃ spektrofotometer UV-Visible pada panjang
disebut fase air. Fase air yang telah terbentuk gelombang 517 nm. Persamaan regresi
dimasukkan ke dalam fase minyak, diaduk diperoleh dari hubungan antara konsentrasi
hingga suhu menjadi ±40℃ dan terbentuk sampel dan presentase penghambatan
basis masker yang homogen. Bubur rumput aktivitas radikal bebas. Nilai IC50 dihitung
laut dan ampas teh kemudian dimasukkan dengan menggunakan persamaan regresi
ke dalam basis masker dan diaduk hingga linier. Analisis pH mengacu pada metode
homogen, selanjutnya masker wajah dikemas Hamsinah et al. (2016), Pengukuran dilakukan
ke dalam wadah. dengan cara mencelupkan elektroda pH ke
dalam setiap batch sampel. Uji antibakteri
Prosedur analisis mengacu pada metode Marselia et al. (2015)
Penelitian ini menggunakan rancangan menggunakan bakteri P.acnes dan S. aureus.
acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 3 Bakteri P. acnes disebarkan merata pada media
perlakuan dengan dua kali ulangan. Perlakuan blood agar dan bakteri S.aureus pada media
dalam penelitian ini yaitu rasio bubur rumput MHA dengan menggunakan cotton bud.
laut Sargassum sp. dan E. cottonii pada Kedua media kemudian dibuat sumur. Tiap
perbandingan 1:1 ; 1:2 dan 2:1. Rasio terbaik sumur diberikan sampel antibakteri hingga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan rata. Kontrol positif yang digunakan yaitu
masker wajah. Analisis yang dilakukan clindamycin dan kontrol negatif yaitu akuades
meliputi analisis fitokimia yang mengacu steril. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC
pada Harbone (1987),terdiri dari analisis dalam kondisi anaerob untuk media MHA.
alkaloid, flavonoid, fenol hidrokuinon, Diameter zona hambat diukur pada daerah
steroid/triterpenoid, tanin, dan saponin. bening sumur menggunakan jangka sorong.
Analisis viskositas berdasarkan metode AOAC Uji daya sebar mengacu pada
(1995) diukur menggunakan Viscometer Djajadisastra (2004). Sediaan gel yang telah
Brookfield. Sampel sebanyak 30 gram diukur terbentuk ditimbang sebanyak 1 gram
viskositasnya menggunakan Viscometer TV- kemudian diletakkan di atas kaca berukuran
10, diukur menggunakan spindel no. 4 dengan 30x40 cm, selanjutnya ditutup dengan mika
kecepatan 60 rpm. dan diberikan pemberat, setelah 1 menit
Analisis kadar air mengacu pada kemudian diameter yang terbentuk diukur
SNI (1992). Uji total fenol mengacu pada menggunakan jangka sorong. Uji sensori
Ramamoorthy dan Bono (2007). Sampel terhadap masker wajah bersifat subjektif
sebanyak 5 mg dilarutkan dalam 5 mL yang dilakukan oleh 30 orang panelis dari
air demineralisai. Hasil pengenceran mahasiswi Teknologi Hasil Perairan IPB.
sampel diambil sebanyak 1 mL, kemudian Skala hedonik yang digunakan berkisar 1-5,
ditambahkan 1 mL etanol 96%, 5 mL akuades (1) sangat tidak suka; (2) tidak suka; (3) netral;
dan 0,5 mL reagen Folin Ciocalteau 50%. (4) suka; (5) sangat suka. Parameter pengujian
Campuran didiamkan selama 5 menit dan yang dilakukan meliputi tampilan, warna,
ditambahkan 1 mL Na2CO3 5%. Campuran aroma, dan tekstur. Data yang diperoleh diuji
dihomogenkan lalu diinkubasi dalam kondisi dengan uji statistik non parametrik Kruskal
gelap selama satu jam. Absorbansi diukur Wallis dan hasil uji jika memberikan pengaruh
dengan spektrofotometer UV-Vis pada nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan.
panjang gelombang 725 nm.
Analisis aktivitas antioksidan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2- Kadar air
pikrilhidrazil) mengacu pada Molyneux Kadar air yang diperoleh dari
(2004). Uji aktivitas antioksidan terdiri perbandingan Sargassum sp. dan E. cottonii
atas pembuatan stok DPPH 0,001 M (1:1 ; 1:2 ; 2:1) secara berturut-turut yaitu
dan pembuatan larutan stok sampel 96,07%, 96,34%, 95,83%. Hasil kadar air untuk
dengan konsentrasi 50 ppm sampai 250 ketiga perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1.
80
60
40
20
0
1:1 1:2 2:1
Rasio Sargassum sp. dan E. cottonii/ Ratio of Sargassum sp. and E. cottonii
Gambar 1 Kadar air bubur Sargassum sp. dan E. cottonii
7,00 6.70b
(Figure 1 Moisture content of Sargassumabsp. dan E. cottonii porridge)
6.10a 6.30
6,00
5,00
Nilai pH/ pH value
4,00
Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 308
3,00
2,00
60
Kadar air/Mois
Kadar
40 20
6,00
4,00
5,00
Nilai pH/ pH value
3,00
4,00
2,00
3,00
1,00
2,00
0,00
1,00
1:1 1:2 2:1
0,00 Rasio Sargassum sp. dan E. cottonii/ Ratio of Sargassum sp. and E. cottonii
1:1
Gambar 1:2
2 Nilai pH bubur Sargassum 2:1
sp. dan E. cottonii
Rasio(Figure
Sargassum2 pHsp.
value
danof
E.Sargassum sp. dan
cottonii/ Ratio E. cottoniisp.
of Sargassum porridge)
and E. cottonii
12000
10000c
10000 9495b
Viskositas/ Viscosity (cP)
12000
10000c
8000
10000 9495b
Viskositas/ Viscosity (cP)
6545a
6000
8000
6545a
6000
4000
4000
2000
2000 0
1:1 1:2 2:1
0
Rasio1:1
Sargassum sp. dan E. cottonii/1:2Ratio of Sargassum sp. and
2:1
E. cottonii
Rasio Sargassum sp. dan E. cottonii/ Ratio of Sargassum sp. and E. cottonii
Gambar 3 Viskositas bubur Sargassum sp. dan E. cottonii
(Figure 3 Viscosity of Sargassum sp. and E. cottonii porridge)
Hal ini karena E. cottonii merupakan salah tidak bergerak sehingga karaginan dapat
satu jenis rumput laut yang menghasilkan meningkatkan kekentalan bahan (Diharmi
karaginan. Viskositas bahan baku akan et al. 2011). E. cottonii banyak digunakan
mempengaruhi tekstur dari produk masker. pada berbagai macam produk non
Karaginan merupakan senyawa pangan seperti dalam formulasi kosmetik.
polisakarida yang tersusun atas unit Penelitian terkait yang sudah dilakukan
β-D-galaktosa dan α-L-galaktosa 3,6 yaitu E. cottonii sebagai bahan baku
anhidrogalaktosa yang dihubungkan krim tabir surya (Luthfiyana et al. 2016;
dengan 1,4 glikosidika, dengan setiap unit Maharany et al. 2017), sebagai bahan baku
galaktosa mengikat gugus sulfat (Pebrianata krim pencerah kulit (Dolorosa et al. 2017).
2005). Gugus sulfat tersebut menyebabkan
terjadinya gaya tolak menolak antara yang Fitokimia
bermuatan negatif sehingga rantai polimer Uji fitokimia dilakukan untuk
kaku dan tertarik kencang mengakibatkan mengetahui senyawa aktif (metabolit
viskositas meningkat, selain itu sifat hidrofilik sekunder) yang terdapat di dalam bahan.
molekul tersebut menyebabkan rantai polimer Metabolit sekunder pada suatu bahan
dikelilingi oleh lapisan molekul air yang baku dapat memberikan efek fisiologis
Tabel 1 Hasil fitokimia sediaan bubur Sargassum sp. dan Eucheuma cottonii
Table 1 Phytochemical compounds of Sargassum sp. and E. cottonii porridge
Uji Fitokimia/ Rasio bubur Sargassum sp. dan Eucheuma cottonii/
Phytochemical Ratio of Sargassum sp. and E. cottonii porridge
compounds 1:1 1:2 2:1
Alkaloid
• Wagner + + +
• Dragendorff - - -
• Meyer - - -
Flavonoid + + +
Fenol + + +
Saponin - + +
Tanin - - -
Steroid - - -
Triterpenoid - - -
menunjukkan kemampuan yang kuat dari Aktivitas antibakteri perlakuan 1:1 ; 1:2
suatu sampel untuk berperan sebagai donor dan 2:1 antara lain 3,24 mm, 2,75 mm 3,62
atom hidrogen artinya bahwa sampel tersebut mm. Aktivitas antibakteri menunjukkan
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat bahwa bubur rumput laut terbukti dapat
(Diachanty et al. 2017). menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes
Aktivitas antioksidan pada suatu sampel dengan terbentuknya zona bening di sekeliling
berhubungan dengan kandungan senyawa sumur. Garg et al. (2002) menyatakan bahwa
bioaktif yang dimiliki sampel tersebut. tingkat penghambatan terhadap pertumbuhan
Senyawa polifenol terdapat pada rumput laut bakteri jika zona hambat 5 mm atau kurang
cokelat. Senyawa bioaktif polifenol memiliki maka dikategorikan lemah, 5-10 mm sedang,
lebih dari satu kelompok hidroksi fenol 10-19 mm kuat, dan 20 mm atau lebih
yang berikatan dengan satu atau lebih cincin dikategorikan sangat kuat. Bubur rumput
aromatik. Cincin aromatik ini mempengaruhi laut untuk ketiga perlakuan memiliki tingkat
kestabilan ikatan atom oksigen dengan atom penghambatan terhadap P. acnes termasuk
hidrogen pada kelompok hidroksil. Sifat ini kategori lemah.
yang menyebabkan golongan polifenol sebagai Diameter zona hambat ampas teh pada
salah satu senyawa yang berfungsi sebagai bakteri P. acnes yaitu 2,44 mm, sedangkan
antioksidan (Nawaly et al. 2013). pada bakteri S. aureus yaitu sebesar 8,56 mm.
Ampas teh memiliki tingkat penghambatan
Total Fenol dan Antibakteri yang lemah terhadap bakteri P. acnes, namun
Perlakuan kombinasi rumput laut memiliki tingkat penghambatan yang sedang
memberikan hasil yang berbeda nyata pada bakteri S. aureus.
Uji Fitokimia/ Rasio bubur Sargassum sp. dan Eucheuma cottonii/
terhadap total fenol yang
Phytochemical
dihasilkan (P<0,05). Fenol
Ratio of Sargassum sp. and E.merupakan
cottonii slurry salah satu metabolit
Hasil pengujian total fenol dan antibakteri
compounds 1:1 sekunder
1:2 yang berperan 2:1 sebagai antibakteri.
bubur Sargassum sp. dan E. cottonii
sediaanAlkaloid Mekanisme antibakteri senyawa fenol yaitu
disajikan pada
Wagner Tabel 2. + dengan + mendenaturasi protein + sel bakteri.
Tota fenol perlakuan bubur rumput laut
Dragendorff - Ikatan hidrogen yang terjadi antara senyawa
- -
1:1 ; 1:2 dan 2:1 yaitu 853,5 mg GAE/g,
Meyer - 626 fenol -dengan protein pada- sel menyebabkan
Flavonoid
mg GAE/g dan 971 mg GAE/g. Nilai total + + +
struktur protein rusak. Ikatan hidrogen ini
Fenol + + +
fenol tertinggi terdapat pada bubur rumput mempengaruhi permeabilitas dinding sel
Saponin - + +
laut perbandingan
Tanin 2:1 yaitu 971 mg- GAE/g. bakteri- dan membran sitoplasma,
- karena
Yanuarti et al.
Steroid (2017) melaporkan bahwa
- total keduanya
- tersusun atas protein.
- Terganggunya
ekstrak E. cottonii sebesar 141,00
fenolikTriterpenoid - mg permeabilitas
- dinding sel - dan membran
GAE/g, ekstrak Sargassum sp. yaitu 8287,18 sitoplasma akan menyebabkan tidak
mg GAE/g (Diachanty et al. 2017). seimbangnya makromolekul dan ion yang
300
Aktivitas antioksidan (IC50)/ Antioxidant
238.68c
250
177.34a
200
145.89b
activity (IC50)
150
100
50 3.363d
0
1:1 1:2 2:1 Asam askorbat
Rasio Sargassum sp. : E. cottonii dan control positif/ Ratio of Sargassum sp. :
E.cottonii and positive control
ada pada sel bakteri, sehingga sel menjadi lisis jika sediaan tersebut tidak mengiritasi kulit
(Carolia dan Noventi 2016). wajah. Suatu sediaan masker wajah akan
Terbentuknya zona hambat diduga menyebabkan kulit bersisik jika sediaan
karena adanya senyawa antibakteri pada tersebut memiliki pH terlalu basa, sebaliknya
bubur rumput laut. Senyawa tersebut antara suatu sediaan akan menyebabkan kulit iritasi
lain flavonoid dan fenolik. Flavonoid dianggap jika pH sediaan terlalu asam. Hasil ini sesuai
sebagai antibakteri karena kemampuannya dengan penelitian Faradiba et al.(2013) yang
dalam membentuk senyawa kompleks menyatakan bahwa pH fisiologi kulit berkisar
dengan protein sehingga dapat merusak antara 4,5-7,5.
membran sel bakteri yang dapat berakibat Semakin besar daya sebar maka luas
pada keluarnya makromolekul dan ion dari permukaan kulit wajah yang kontak dengan
sel sehingga sel rusak dan terjadi kematian sel sediaan semakin luas, sehingga zat aktif yang
(Rahmi et al. 2015). diharapkan dapat memberikan pengaruh
Rasio bubur rumput laut yang terpilih positif dapat terdistribusi secara merata
yaitu perbandingan 2:1. Rasio terbaik ini (Pratama dan Zulkarnain 2015).
kemudian menjadi bahan baku acne face mask Hasil uji daya sebar menunjukkan bahwa
dengan penambahan ampas teh. Karakteristik diameter penyebaran produk dari rasio terbaik
acne face mask dapat dilihat pada Tabel sebanyak 1 g setelah ditutupi kaca adalah 1,5
3. Hasil analisis pH pada produk dengan cm. Setelah diberi beban 200 g diameter daya
perlakuan rasio bubur rumput laut terbaik sebar bertambah menjadi 5 cm. Diameter daya
dan tanpa rumput laut (kontrol) yaitu 7,19 sebar untuk perlakuan kontrol setelah ditutupi
dan 7,45. Hasil analisis pH produk sudah kaca yaitu 1 cm, setelah diberi beban 200 g
sesuai dengan standar yang ditetapkan SNI meningkat menjadi 4 cm. Persyaratan daya
nomor 16-6070-1999, yaitu pH produk untuk sebar untuk sediaan produk kulit yaitu 5-7
kulit berkisar antara 4,5-8,0. cm. Hasil ini dapat dikatakan bahwa produk
Kesesuaian pH kulit dengan pH sediaan sudah memenuhi syarat daya sebar yang baik.
produk kulit wajah dapat mempengaruhi Daya sebar yang baik menyebabkan absorpsi
penerimaan kulit terhadap sediaan tersebut. zat aktif produk ke kulit dapat berlangsung
Suatu sediaan masker wajah dikatakan ideal efektif (Wibowo et al. 2017).
penambahan bubur rumput laut dengan Achroni, Keen. 2012. Semua Rahasia Kulit
rata-rata 3,7 yang berbeda nyata dengan Cantik dan Sehat Ada di sini. Yogyakarta
masker tanpa penambahan bubur rumput (ID): Javalitera.
laut dan masker komersil. Hal ini diduga [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan.
karena kombinasi bubur rumput laut dan 2016. Penertiban kosmetika impor ilegal
ampas teh pada masker menghasilkan aroma dan kosmetika mengandung bahan
alami, berbeda dengan masker perlakuan berbahaya. Jakarta (ID): BPOM.
lainnya. Tekstur yang dihasilkan dari ketiga [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992.
masker tidak memberikan pengaruh nyata. Pengukuran Kadar Air (SNI 01-2891-
Hal ini diduga karena ketiga masker memiliki 1992, Butir 5.1). Jakarta (ID): Badan
kesamaan tektur yaitu kasar. Standarisasi Nasional
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1999. 16-
KESIMPULAN 6070-1999. Sediaan Masker. Jakarta (ID):
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Badan Standarisasi Nasional.
rasio terbaik bahan baku bubur rumput laut Carolia N, Noventi W. 2016. Potensi Ekstrak
untuk pembuatan produk masker wajah yaitu Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) sebagai
Sargassum sp. : E. cottonii (2:1). Bubur rumput Alternatif Terapi Acne vulgaris. Jurnal
laut mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, Majority. 5(1): 140-145.
fenol, dan saponin, dengan fenol 50,43 mg Diachanty S, Nurjanah, Abdullah A.
GAE/g, dan aktivitas antioksidan 145,89+0,42 2017. Aktivitas antioksidan berbagai
ppm, daya hambat 3,62+0,04 mm. Ampas teh jenis rumput laut cokelat dari
memiliki kemampuan menghambat P. acnes perairan kepulauan seribu. Jurnal
sebesar 2,44 mm dan S. aureus sebesar 8,56 Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
mm. Acne face mask yang dihasilkan memiliki 20(2): 305-318.
diameter daya hambat terhadap P. acnes yaitu Dolorosa MT, Nurjanahm Puwaningsih S,
2,60±0,00 mm dan terhadap S. aureus yaitu Anwar E, Hidayat T. 2017. Kandungan
10,67±0.00 mm. senyawa bioaktif bubur rumput laut
Sargassum plagyophyllum dan E. cottonii
DAFTAR PUSTAKA sebagai bahan baku krim pencerah
[AOAC] Association of Official Analitycal kulit. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Chemist. 1995. Official Method of Indonesia. 20(3): 633-644.
analysis. Marylandn: Association of Fachrozan R. 2017. Karakterisasi bubur
Official Analytical Chemist, Inc. rumput laut Sargassum sp. dan
[AOAC] Association of Official Analitycal Eucheuma cottonii sebagai bahan baku
Chemist. 2005. Official Method of Analysis sediaan Lipbalm [Skripsi]. Bogor (ID):
of The Association of Official Analytical Departemen Teknologi Hasil Perairan,
of Chemist. Arlington, Virginia, USA: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Association of Official Analytical Institut Pertanian Bogor.
Chemist, Inc.