Anda di halaman 1dari 13

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Scientific Journals of Bogor Agricultural University

Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2
Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi

SENYAWA BIOAKTIF RUMPUT LAUT DAN AMPAS TEH SEBAGAI


ANTIBAKTERI DALAM FORMULA MASKER WAJAH

Nurjanah*, Bintang Efrata Aprilia, Andika Fransiskayana, Mutiara Rahmawati,


Tati Nurhayati
Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Jalan Agatis, Bogor 16680 Jawa Barat
Telepon (0251) 8622909-8622906, Faks. (0251) 8622915
*Korespondensi: inunthp10@gmail.com
Diterima: 6 Juni 2018/Disetujui: 25 Agustus 2018

Cara sitasi: Nurjanah, Aprilia BE, Fransiskayana A, Rahmawati M, Nurhayati T. 2018. Senyawa bioaktif
rumput laut dan ampas teh sebagai antibakteri dalam formula masker wajah. Jurnal Pengolahan Hasil
Perikanan Indonesia. 20(2): 304-316.
Abstrak
Jerawat merupakan penyakit kulit karena adanya sumbatan pada pori-pori kulit wajah yang disebabkan
oleh penumpukan minyak yang mengakibatkan adanya aktivitas bakteri sehingga terjadi peradangan pada
kulit. Pemanfaatan senyawa bioaktif pada rumput laut dan ampas teh menjadi solusi untuk menangani P.
acnes karena memiliki sifat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian adalah menentukan rasio bubur rumput
laut Sargassum sp. dan E. cottonii terbaik dalam menghambat P. acnes serta mengetahui karakteristik ampas
teh dalam menghambat P. acnes dan S. aureus dengan karakteristik produk masker wajah yang terbaik.
Penelitian ini terdiri atas 3 perlakuan yaitu 1:1 ; 1:2 dan 2:1 untuk Sargassum sp. dan E. cottonii. Analisis
untuk menentukan rasio bubur rumput laut terbaik yaitu fitokimia, viskositas, pH, kadar air, total fenol,
aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, dan uji antibakteri. Rasio terbaik bubur rumput laut dengan
perbandingan 2:1. Hasil yang diperoleh yaitu pH 6,70±0,18, kadar air 95,83±0,01%, viskositas 6523 cp.
Komponen bioaktif meliputi alkaloid, flavonoid, fenol, dan saponin. Komponen bioaktif di dalam ampas
teh yaitu tanin, fenol, dan steroid. Aktivitas antioksidan yaitu 145,89±0,42 ppm dan daya hambat terhadap
P. acnes yaitu 3,62±0,04 mm, total fenol 50,43 mg GAE/g. Ampas teh memiliki kemampuan menghambat
P. acnes 2,44 mm dan S. aureus 8,56 mm. Analisis karakteristik produk masker yaitu daya sebar, pH, dan
antibakteri. Karakteristik produk masker wajah yang diperoleh yaitu pH 7,09±0,16 dan daya sebar 5 cm
serta diameter daya hambat terhadap P. acnes yaitu 2,60±0,00 mm dan terhadap S. aureus yaitu 10,67 ± 0.00
mm. Penerimaan konsumen terhadap produk melalui uji sensori berkisar antara netral sampai suka.

Kata kunci : E. cottonii, fenol, jerawat, Propionibacterium acnes, Sargassum sp.

Bioactive Compounds of Seaweed and Tea Pulp as Antibacterials in Face Mask Formula

Abstract
Acne vulgaris is a skin disease due to blockage in the pores of the face’s skin caused by oil accumulation
of bacterial activity resulting in skin inflammation. The use of bioactive compounds in seaweed and tea pulp
is a solution to deal with P. acnes bacteria because it has antibacterial properties. The purpose of this study
was to determine the best ratio of seaweed slurry Sargassum sp. and E. cottonii combination in inhibiting
P. acnes and determine the characteristics of tea pulp in inhibiting P. acnes and S. aureus for the best facial
mask product. This study consisted of 3 treatments 1:1 ; 1:2 and 2:1 for Sargassum sp. and E. cottonii ratios.
Analytical methods to determine the ratio of the best seaweed slurry were: phytochemical, viscosity, pH,
moisture, total phenol, antioxidant activity and antibacterial. The results indicate that the best ratio is 2:1.
The results obtained were pH 6.70±0.18, moisture 95.83±0.01%, viscosity 6523 cp. Bioactive compounds in
seaweed slurry include alkaloids, flavonoids, phenols, and saponins. Bioactive compounds in ingredients
added to tea pulp, namely tannins, phenols and steroids. The antioxidant activity of seaweed slurry was
145.89±0.42 ppm, the inhibitory power for P. acnes 3.62±0.04 mm and total phenol 50.43 mg GAE/g.
Analysis of mask product characteristics from the best ratio of seaweed slurry, were dispersion, pH, and
antibacterial. Tea pulp has the ability to inhibit P.acnes by 2.44 mm and S. aureus by 8.56 mm. Characteristics
of facial mask obtained were pH 7.09±0.16, dispersion power 5 cm and the diameter of the inhibitory power
against P.acnes 2.60±0.00 mm and against S. aureus 10.67±0.00 mm. Consumer acceptance of the product
through sensory testing ranges from neutral to like.

Kata kunci : E. cottonii, fenol, jerawat, Propionibacterium acnes, Sargassum sp.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 304


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2 Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al.

PENDAHULUAN lebih aman dalam mengatasi masalah jerawat


Jerawat (Acne vulgaris) merupakan adalah menggunakan bahan aktif alami hasil
peradangan pada kulit wajah akibat perairan di antaranya rumput laut.
tersumbatnya pori-pori kulit yang disebabkan Rumput laut tropika mengandung
oleh kelebihan sekresi kelenjar minyak beberapa komponen bioaktif yang
(sebacea) pada kulit wajah (Achroni 2012). bermanfaat bagi kesehatan, baik berupa
Vilar et al. (2015) menyatakan bahwa ada 317 produk pangan maupun produk non pangan.
responden yang memiliki masalah jerawat, Potensi rumput laut tropika telah banyak
48,6% di antaranya merasa dirinya stres, dilaporkan, di antaranya sebagai bahan baku
19,4% takut untuk berfoto, 22% takut bertemu kosmetik yang mengandung antioksidan
seseorang untuk pertama kali, dan 8,5% takut (Nurjanah et al. 2016; Nurjanah et al, 2017;
untuk bertemu kolega. Jerawat memang Luthfiyana at al. 2017; Maharany et al. 2017;
tidak mengancam kehidupan, namun dapat Yanuarti et al. 2017; Dolorosa et al. 2017)
menyebabkan masalah serius dalam kondisi serta sebagai bahan baku pembuatan garam
psikologis dan kehidupan sosial penderita di (Diachanti et al. 2017; Nufus et al. 2017).
masa depan. Termasuk rumput laut sebagai sumber serat
Faktor terbentuknya jerawat dipengaruhi (Nurjanah et al. 2018) serta penggunaan
oleh jenis kulit. Kulit berminyak menjadi kombinasi rumput laut merah dan coklat
faktor dengan persentase terbesar yaitu 53,6% sebagai tabir surya (Nurjanah et al. 2017).
dibandingkan pada kulit normal dan kulit Rumput laut merupakan salah satu hasil
kering (Kartheepan et al. 2015). Kondisi perairan yang banyak mengandung senyawa
tersebut dipengaruhi oleh hormon androgen bioaktif yang dapat dimanfaatkan di bidang
dihydrotestosterone yang meningkatkan kosmetika yang berfungsi sebagai antioksidan
ukuran kelenjar sebacea dan meningkatkan dan antibakteri. Sedjati et al.(2017) melaporkan
produksi sebum (Jones 2014). Kondisi ini bahwa fenol pada ekstrak Sargassum sp.
menguntungkan bagi bakteri penyebab berfungsi sebagai antioksidan dengan IC50
jerawat yaitu Staphylococcus aureus dan yaitu 1,36 mgGAE/g. Fenol, saponin, dan
Propionibacterium acnes. Bakteri penyebab flavonoid pada Sargassum sp. juga memiliki
jerawat ini akan mendapatkan asupan nutrien aktivitas antibakteri, dengan diameter daya
dari sebum yang terdiri atas trigliserida dan hambat terhadap bakteri S. aureus 6,323
asam lemak (Jawetz dan Adelberg’s 2005). mm (Pangestuti et al. 2017). Diachanty et al.
Ramdani dan Sibero (2015) menyatakan (2017) menyatakan bahwa ekstrak Sargassum
bakteri P. acnes dan S.aureus akan memecah polycystum mengandung flavonoid dan
trigilserida menjadi asam lemak bebas steroid yang berfungsi sebagai antioksidan
dan membentuk kolonisasi yang memicu dengan nilai IC50 sebesar 3,4 mg/L. Senyawa
terjadinya inflamasi pada jerawat. bioaktif flavonoid pada ekstrak E. cottonii
Produk kosmetik masker wajah dapat berfungsi sebagai antibakteri, diameter daya
menjadi salah satu cara mengatasi masalah hambat yang mampu dihasilkan terhadap
jerawat. Masker wajah merupakan kosmetik Staphylococcus sp. yaitu 17,33 mm dan E. coli
yang digunakan untuk merawat kondisi 16,33 mm. Nilai zona hambat ini dikategorikan
wajah seseorang agar tetap sehat serta dalam kategori kuat (Sartika et al. 2013).
penggunaannya dapat mengatasi masalah- Ampas teh merupakan salah satu
masalah kulit wajah seperti jerawat (Melayanti bahan alami yang mengandung senyawa
dan Dwiyanti 2017). Peredaran produk bioaktif yang bermanfaat dalam berbagai
kosmetik berbahan kimia berbahaya yang bidang. Pemanfaatan limbah ampas teh
bersifat karsinogenik saat ini marak terjadi. yang sudah dilakukan saat ini meliputi
Tahun 2016 Badan POM menemukan 29 jenis pengaruhnya dalam media pertumbuhan
kosmetik yang mengandung bahan kimia beberapa tanaman (Pangihutan et al. 2017)
berbahaya yaitu merkuri, asam retinoat, dan dan pemanfaatannya dalam ransum kelinci
hidrokuinon pada produk perawatan kulit (Wibowo et al. 2014). Ampas teh berdasarkan
(BPOM 2016). Alternatif lain yang dianggap pengalaman empiris mempunyai banyak

305 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2

khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan ciocalteu (Merck), Na2CO3. Bahan-bahan


kulit wajah. Teh memiliki senyawa bioaktif yang digunakan untuk membuat masker
yaitu tanin dan polifenol yang berfungsi yaitu air, gliserin, TEA, nipasol, asam stearat,
sebagai antioksidan (Kusumaningrum et al. setil alkohol, nipagin, fragrance. Alat yang
2013). Senyawa antioksidan berperan dalam digunakan antara lain alat-alat gelas (Pyrex),
menetralisir radikal bebas sehingga dapat oven, desikator, pH meter, kompor listrik, alat
menghambat penuaan dini. Ampas teh juga timbang, alumunium foil, vortex (VM-300),
memiliki aktivitas antibakteri Staphylococcus inkubator, spektrofotometer UV-Vis OPTIMA
epidermidis dengan diameter daya hambat SP-300, termometer, pipet volumetrik,
yang dihasilkan sebesar 6,03 mm (Widiati mikropipet (Gilson), viscometer, cawan petri,
2011). Kandungan polifenol pada ampas teh spiritus, dan ose steril.
dapat menghambat pembentukan lemak dari
asam lemak sehingga mencegah kandungan Metode Penelitian
minyak berlebih. Preparasi bubur rumput laut
Penggunaan masker wajah berbahan Pembuatan bubur rumput laut mengacu
dasar alami dapat menjadi alternatif untuk pada penelitian Luthfiyana et al. (2016)
mengganti masker berbahan kimia untuk yang dimodifikasi. Rumput laut E. cottonii
pengobatan jerawat karena tidak memiliki dan Sargassum sp. dicuci hingga bersih
efek jangka panjang yang berbahaya. dan direndam di dalam air demineralisasi
Penggunaan bahan-bahan alami sebagai selama 12 jam dengan rasio 1:20. Rumput
bahan baku masker wajah sudah banyak laut kemudian dibilas agar sisa-sisa kotoran
dilakukan, namun pemanfaatan dari dua jenis yang masih menempel hilang. Pembuatan
rumput laut dalam bentuk bubur rumput bubur rumput laut dilakukan dengan
laut Sargassum sp. dan E. cottonii serta bahan mencampurkan rumput laut dan air
tambahan ampas teh sebagai bahan baku demineralisasi dengan perbandingan 1:1
masker wajah belum dilakukan. Tujuan untuk E. cottonii dan 1:1,5 untuk Sargassum
penelitian adalah menentukan rasio bubur sp. kemudian dihomogenisasi dengan blender
rumput laut Sargassum sp. dan E. cottonii selama 3-5 menit.
terbaik dalam menghambat P. acnes serta
mengetahui karakteristik ampas teh dalam Preparasi ampas teh
menghambat P. acnes dan S. aureus dengan Ampas teh ditiriskan/diperas untuk
karakteristik produk masker wajah yang membuang sisa-sisa air teh, setelah itu
terbaik disimpan di dalam wadah bersih dan
dimasukkan ke dalam kulkas. Penyimpanan
BAHAN DAN METODE ini bertujuan agar air yang masih terkandung
Bahan dan Alat dalam ampas teh akan menguap. Ampas teh
Bahan yang digunakan adalah rumput yang sudah kering, kemudian dihaluskan
laut cokelat Sargassum sp. yang berasal dari menggunakan blender.
pantai Lhok Bubon Aceh, rumput laut merah
E. cottonii yang diambil dari Banten, dan Pembuatan masker wajah
bubuk ampas teh merk “Nyapu” yang berasal Pembuatan masker wajah mengacu pada
dari limbah rumah tangga. Bahan-Bahan penelitian Fachrozan (2017) dengan beberapa
yang digunakan untuk analisis terdiri atas modifikasi. Bubur rumput laut dan bubuk
air demineralisasi, buffer 4, buffer 7, reagen ampas teh dicampur dan diaduk hingga rata.
Meyer, Dragendorff, Wagner, H2SO4 , serbuk Bahan-bahan tambahan yang digunakan
Mg (Merck), amil alkohol, alkohol, etanol, meliputi bahan yang larut dalam minyak di
FeCl3 5% (Merck), HCl 2N, FeCl3 1% (Merck), antaranya setil alkohol, asam stearat, dan
anhidra asam asetat, kloroform, etanol 96%, nipagin. Bahan yang larut dalam air antara
DPPH, asam askorbat (Merck), blood agar, lain gliserin, TEA, air, dan nipasol, serta
Mueller Hinton Agar (MHA) bakteri P. acnes, bahan yang larut dalam minyak dicampur
S. aureus akuades, asam galat (Merck), Folin- hingga homogen pada suhu ±75℃ disebut

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 306


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2 Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al.

fase minyak. Bahan yang larut dalam air ppm. Absorbansi sampel diukur dengan
dicampur hingga homogen pada suhu ±75℃ spektrofotometer UV-Visible pada panjang
disebut fase air. Fase air yang telah terbentuk gelombang 517 nm. Persamaan regresi
dimasukkan ke dalam fase minyak, diaduk diperoleh dari hubungan antara konsentrasi
hingga suhu menjadi ±40℃ dan terbentuk sampel dan presentase penghambatan
basis masker yang homogen. Bubur rumput aktivitas radikal bebas. Nilai IC50 dihitung
laut dan ampas teh kemudian dimasukkan dengan menggunakan persamaan regresi
ke dalam basis masker dan diaduk hingga linier. Analisis pH mengacu pada metode
homogen, selanjutnya masker wajah dikemas Hamsinah et al. (2016), Pengukuran dilakukan
ke dalam wadah. dengan cara mencelupkan elektroda pH ke
dalam setiap batch sampel. Uji antibakteri
Prosedur analisis mengacu pada metode Marselia et al. (2015)
Penelitian ini menggunakan rancangan menggunakan bakteri P.acnes dan S. aureus.
acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 3 Bakteri P. acnes disebarkan merata pada media
perlakuan dengan dua kali ulangan. Perlakuan blood agar dan bakteri S.aureus pada media
dalam penelitian ini yaitu rasio bubur rumput MHA dengan menggunakan cotton bud.
laut Sargassum sp. dan E. cottonii pada Kedua media kemudian dibuat sumur. Tiap
perbandingan 1:1 ; 1:2 dan 2:1. Rasio terbaik sumur diberikan sampel antibakteri hingga
digunakan sebagai bahan baku pembuatan rata. Kontrol positif yang digunakan yaitu
masker wajah. Analisis yang dilakukan clindamycin dan kontrol negatif yaitu akuades
meliputi analisis fitokimia yang mengacu steril. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC
pada Harbone (1987),terdiri dari analisis dalam kondisi anaerob untuk media MHA.
alkaloid, flavonoid, fenol hidrokuinon, Diameter zona hambat diukur pada daerah
steroid/triterpenoid, tanin, dan saponin. bening sumur menggunakan jangka sorong.
Analisis viskositas berdasarkan metode AOAC Uji daya sebar mengacu pada
(1995) diukur menggunakan Viscometer Djajadisastra (2004). Sediaan gel yang telah
Brookfield. Sampel sebanyak 30 gram diukur terbentuk ditimbang sebanyak 1 gram
viskositasnya menggunakan Viscometer TV- kemudian diletakkan di atas kaca berukuran
10, diukur menggunakan spindel no. 4 dengan 30x40 cm, selanjutnya ditutup dengan mika
kecepatan 60 rpm. dan diberikan pemberat, setelah 1 menit
Analisis kadar air mengacu pada kemudian diameter yang terbentuk diukur
SNI (1992). Uji total fenol mengacu pada menggunakan jangka sorong. Uji sensori
Ramamoorthy dan Bono (2007). Sampel terhadap masker wajah bersifat subjektif
sebanyak 5 mg dilarutkan dalam 5 mL yang dilakukan oleh 30 orang panelis dari
air demineralisai. Hasil pengenceran mahasiswi Teknologi Hasil Perairan IPB.
sampel diambil sebanyak 1 mL, kemudian Skala hedonik yang digunakan berkisar 1-5,
ditambahkan 1 mL etanol 96%, 5 mL akuades (1) sangat tidak suka; (2) tidak suka; (3) netral;
dan 0,5 mL reagen Folin Ciocalteau 50%. (4) suka; (5) sangat suka. Parameter pengujian
Campuran didiamkan selama 5 menit dan yang dilakukan meliputi tampilan, warna,
ditambahkan 1 mL Na2CO3 5%. Campuran aroma, dan tekstur. Data yang diperoleh diuji
dihomogenkan lalu diinkubasi dalam kondisi dengan uji statistik non parametrik Kruskal
gelap selama satu jam. Absorbansi diukur Wallis dan hasil uji jika memberikan pengaruh
dengan spektrofotometer UV-Vis pada nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan.
panjang gelombang 725 nm.
Analisis aktivitas antioksidan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2- Kadar air
pikrilhidrazil) mengacu pada Molyneux Kadar air yang diperoleh dari
(2004). Uji aktivitas antioksidan terdiri perbandingan Sargassum sp. dan E. cottonii
atas pembuatan stok DPPH 0,001 M (1:1 ; 1:2 ; 2:1) secara berturut-turut yaitu
dan pembuatan larutan stok sampel 96,07%, 96,34%, 95,83%. Hasil kadar air untuk
dengan konsentrasi 50 ppm sampai 250 ketiga perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1.

307 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2

Perlakuan kombinasi rumput laut Nilai pH


memberikan hasil yang berbeda nyata Analisis pH dilakukan untuk menentukan
terhadap kadar air yang dihasilkan (P<0,05). tingkat keasaman pada bubur rumput laut.
Kadar air bahan baku bubur Sargassum sp. dan Hasil analisis pH bahan baku bubur rumput
E. cottonii pada penelitian ini tergolong sangat laut untuk masing-masing perlakuan dapat
tinggi, karena praperlakuan perendaman dilihat pada Gambar 2.
rumput laut kering dan penambahan Perlakuan kombinasi rumput laut
air demineralisasi pada saat pembuatan memberikan hasil yang berbeda nyata
bubur rumput laut. Hasil perendaman ini terhadap nilai pH rasio bubur rumput laut
menunjukkan kemampuan rehidrasi rumput 1:1 dan 2:1 yang dihasilkan (P<0,05). Hasil
laut mencapai 4 kali dari berat awal, yaitu analisis pH pada perbandingan 1:1 ; 1:2 dan
rumput laut kering 100 g setelah perendaman 2:1 secara berturut-turut yaitu 6,09; 6,30; dan
memiliki berat 424 g. 6,70. Hasil analisis pH bubur menunjukkan
Ihsan (2016) melaporkan bahwa kadar bahwa semua perlakuan rasio bubur rumput
air bubur rumput laut E. cottonii yaitu laut ini aman digunakan sebagai bahan baku
95,95%. Dolorosa et al. (2017) menambahkan masker wajah karena memiliki nilai pH yang
bahwa E. cottonii memiliki kadar air sesuai dengan standar yang ditetapkan SNI
yang lebih tinggi dibandingkan dengan 16-6070-1999 yaitu berkisar antara 4,5-8,0.
Sargassum plagyophyllum. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh spesies dan umur panen Viskositas
yang berbeda. Hal ini sesuai dengan hasil Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui
penelitian yaitu perlakuan dengan jumlah tingkat kekentalan pada bubur rumput laut.
E. cottonii lebih banyak memiliki kadar air Hasil uji viskositas untuk masing-masing
yang paling tinggi. perlakuan dapat dilihat pada Gambar 3.
Rumput laut E. cottonii merupakan jenis Perlakuan kombinasi rumput laut
rumput laut merah penghasil karaginan. memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap
Karaginan merupakan polisakarida yang nilai viskositas yang dihasilkan (P<0,05). Hasil
tersusun atas polimer sulfat bersifat hidrofilik uji viskositas pada perbandingan 1:1 ; 1:2 dan
yang dapat mengikat air. Semakin banyak 2:1 secara berturut-turut yaitu 9537 cp, 10000
jumlah karaginan yang ditambahkan maka cp, dan 6523 cp. Hasil tersebut menunjukkan
semakin tinggi kadar air yang dihasilkan bahwa jumlah E. cottonii yang di tambahkan
(Putra et al. 2015). berpengaruh terhadap viskositas yang tinggi.

100 96.07b 96.34c 95.83a


Kadar air/Moisture (%)

80

60

40

20

0
1:1 1:2 2:1
Rasio Sargassum sp. dan E. cottonii/ Ratio of Sargassum sp. and E. cottonii
Gambar 1 Kadar air bubur Sargassum sp. dan E. cottonii
7,00 6.70b
(Figure 1 Moisture content of Sargassumabsp. dan E. cottonii porridge)
6.10a 6.30
6,00
5,00
Nilai pH/ pH value

4,00
Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 308
3,00
2,00
60

Kadar air/Mois
Kadar
40 20

JPHPI 2018, 20 0 21 Nomor 2


Volume Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al.
1:1 1:2 2:1
Rasio Sargassum sp. dan E. cottonii/ Ratio of Sargassum sp. and E. cottonii
0
1:1 1:2 2:1
7,00 Rasio Sargassum sp. dan E. cottonii/ Ratio 6.70b
6.10a 6.30ofab Sargassum sp. and E. cottonii
6,00
7,00 6.70b
6.10 a 6.30 ab
5,00
Nilai pH/ pH value

6,00
4,00
5,00
Nilai pH/ pH value

3,00
4,00
2,00
3,00
1,00
2,00
0,00
1,00
1:1 1:2 2:1
0,00 Rasio Sargassum sp. dan E. cottonii/ Ratio of Sargassum sp. and E. cottonii
1:1
Gambar 1:2
2 Nilai pH bubur Sargassum 2:1
sp. dan E. cottonii
Rasio(Figure
Sargassum2 pHsp.
value
danof
E.Sargassum sp. dan
cottonii/ Ratio E. cottoniisp.
of Sargassum porridge)
and E. cottonii
12000
10000c
10000 9495b
Viskositas/ Viscosity (cP)

12000
10000c
8000
10000 9495b
Viskositas/ Viscosity (cP)

6545a
6000
8000
6545a
6000
4000
4000
2000
2000 0
1:1 1:2 2:1
0
Rasio1:1
Sargassum sp. dan E. cottonii/1:2Ratio of Sargassum sp. and
2:1
E. cottonii
Rasio Sargassum sp. dan E. cottonii/ Ratio of Sargassum sp. and E. cottonii
Gambar 3 Viskositas bubur Sargassum sp. dan E. cottonii
(Figure 3 Viscosity of Sargassum sp. and E. cottonii porridge)

Hal ini karena E. cottonii merupakan salah tidak bergerak sehingga karaginan dapat
satu jenis rumput laut yang menghasilkan meningkatkan kekentalan bahan (Diharmi
karaginan. Viskositas bahan baku akan et al. 2011). E. cottonii banyak digunakan
mempengaruhi tekstur dari produk masker. pada berbagai macam produk non
Karaginan merupakan senyawa pangan seperti dalam formulasi kosmetik.
polisakarida yang tersusun atas unit Penelitian terkait yang sudah dilakukan
β-D-galaktosa dan α-L-galaktosa 3,6 yaitu E. cottonii sebagai bahan baku
anhidrogalaktosa yang dihubungkan krim tabir surya (Luthfiyana et al. 2016;
dengan 1,4 glikosidika, dengan setiap unit Maharany et al. 2017), sebagai bahan baku
galaktosa mengikat gugus sulfat (Pebrianata krim pencerah kulit (Dolorosa et al. 2017).
2005). Gugus sulfat tersebut menyebabkan
terjadinya gaya tolak menolak antara yang Fitokimia
bermuatan negatif sehingga rantai polimer Uji fitokimia dilakukan untuk
kaku dan tertarik kencang mengakibatkan mengetahui senyawa aktif (metabolit
viskositas meningkat, selain itu sifat hidrofilik sekunder) yang terdapat di dalam bahan.
molekul tersebut menyebabkan rantai polimer Metabolit sekunder pada suatu bahan
dikelilingi oleh lapisan molekul air yang baku dapat memberikan efek fisiologis

309 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2

yang berguna bagi tubuh manusia. Analisis Aktivitas Antioksidan


fitokimia dilakukan secara kualitatif untuk Perlakuan kombinasi rumput laut
menentukan metabolit sekunder yang memberikan hasil yang berbeda nyata
berperan sebagai antibakteri pada bakteri terhadap aktivitas antioksidan yang dihasilkan
penyebab jerawat P. acnes. Hasil uji fitokimia (P<0,05). Hasil analisis aktivitas antioksidan
untuk masing-masing perlakuan dapat dilihat dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil pengujian
pada Tabel 1. aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada
Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan perlakuan 2:1 yaitu 145,89 ppm. Perlakuan
kombinasi sediaan bubur Sargassum sp. dan dengan jumlah E. cottonii paling banyak
E. cottonii 1:1 memiliki hasil positif pada memiliki aktivitas antioksidan paling lemah.
alkaloid (Wagner), flavonoid, dan fenol. Hasil Hasil ini sejalan dengan penelitian Luthfiyana
positif pada perlakuan 1:2 dan 2:1 sama yaitu et al. (2016), pada bubur rumput laut Sargassum
pada alkaloid (wagner), flavonoid, fenol, dan sp. memiliki aktivitas antioksidan yang lebih
saponin. Dolorosa et al. (2017) menyatakan tinggi yaitu 119,66 ppm dibandingkan dengan
bahwa bubur rumput laut E.cottonii positif bubur rumput laut E. cottonii yaitu 127,23
mengandung senyawa bioaktif alkaloid dan ppm.
terpenoid, sedangkan bubur rumput laut Antioksidan merupakan zat yang dapat
Sargassum plagyophyllum mengandung menetralisir radikal bebas sehingga atom
senyawa bioaktif alkaloid, steroid, flavonoid, radikal bebas yang bersifat reaktif karena
saponin, dan tanin. Hasil ini jika dibandingkan tidak memilki pasangan elektron dapat
dengan ekstrak E. cottonii yang dilakukan oleh mendapatkan pasangan elektron. Radikal
Maharany et al. (2017) terdapat perbedaan, bebas merupakan molekul yang bertanggung
yaitu di dalam ekstrak E. cottonii mengandung jawab terhadap penyakit seperti penuaan dini
senyawa bioaktif triterpenoid. Ekstrak (Kosasih et al. 2004). Aktivitas antioksidan
Sargassum sp. mengandung flavonoid, fenol, pada sediaan bubur Sargassum sp. dan E.
tanin, dan saponin (Pangestuti et al. 2017) cottonii yang dihasilkan tergolong sedang
Ampas teh dalam penelitian ini positif hingga lemah. Molyneux (2004) menyatakan
pada tanin dan fenol. Tanin merupakan suatu senyawa dikatakan memiliki aktivitas
salah satu senyawa bioaktif yang memiliki antioksidan sangat tinggi jika nilai IC50 <50
aktivitas antibakteri. Tanin akan mengganggu µg/mL, kuat jika nilai IC50 berkisar pada 50-
pertumbuhan bakteri dengan cara 100 µg/mL, sedang jika nilai IC50 berkisar
menginaktivasi enzim dan protein transpor pada 101-150 µg/mL, dan lemah jika jika
pada membran sel (Rahmi et al. 2015). nilai IC50 > 150 µg/mL. Nilai IC50 yang rendah

Tabel 1 Hasil fitokimia sediaan bubur Sargassum sp. dan Eucheuma cottonii
Table 1 Phytochemical compounds of Sargassum sp. and E. cottonii porridge
Uji Fitokimia/ Rasio bubur Sargassum sp. dan Eucheuma cottonii/
Phytochemical Ratio of Sargassum sp. and E. cottonii porridge
compounds 1:1 1:2 2:1
Alkaloid
• Wagner + + +
• Dragendorff - - -
• Meyer - - -
Flavonoid + + +
Fenol + + +
Saponin - + +
Tanin - - -
Steroid - - -
Triterpenoid - - -

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 310


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2 Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al.

menunjukkan kemampuan yang kuat dari Aktivitas antibakteri perlakuan 1:1 ; 1:2
suatu sampel untuk berperan sebagai donor dan 2:1 antara lain 3,24 mm, 2,75 mm 3,62
atom hidrogen artinya bahwa sampel tersebut mm. Aktivitas antibakteri menunjukkan
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat bahwa bubur rumput laut terbukti dapat
(Diachanty et al. 2017). menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes
Aktivitas antioksidan pada suatu sampel dengan terbentuknya zona bening di sekeliling
berhubungan dengan kandungan senyawa sumur. Garg et al. (2002) menyatakan bahwa
bioaktif yang dimiliki sampel tersebut. tingkat penghambatan terhadap pertumbuhan
Senyawa polifenol terdapat pada rumput laut bakteri jika zona hambat 5 mm atau kurang
cokelat. Senyawa bioaktif polifenol memiliki maka dikategorikan lemah, 5-10 mm sedang,
lebih dari satu kelompok hidroksi fenol 10-19 mm kuat, dan 20 mm atau lebih
yang berikatan dengan satu atau lebih cincin dikategorikan sangat kuat. Bubur rumput
aromatik. Cincin aromatik ini mempengaruhi laut untuk ketiga perlakuan memiliki tingkat
kestabilan ikatan atom oksigen dengan atom penghambatan terhadap P. acnes termasuk
hidrogen pada kelompok hidroksil. Sifat ini kategori lemah.
yang menyebabkan golongan polifenol sebagai Diameter zona hambat ampas teh pada
salah satu senyawa yang berfungsi sebagai bakteri P. acnes yaitu 2,44 mm, sedangkan
antioksidan (Nawaly et al. 2013). pada bakteri S. aureus yaitu sebesar 8,56 mm.
Ampas teh memiliki tingkat penghambatan
Total Fenol dan Antibakteri yang lemah terhadap bakteri P. acnes, namun
Perlakuan kombinasi rumput laut memiliki tingkat penghambatan yang sedang
memberikan hasil yang berbeda nyata pada bakteri S. aureus.
Uji Fitokimia/ Rasio bubur Sargassum sp. dan Eucheuma cottonii/
terhadap total fenol yang
Phytochemical
dihasilkan (P<0,05). Fenol
Ratio of Sargassum sp. and E.merupakan
cottonii slurry salah satu metabolit
Hasil pengujian total fenol dan antibakteri
compounds 1:1 sekunder
1:2 yang berperan 2:1 sebagai antibakteri.
bubur Sargassum sp. dan E. cottonii
sediaanAlkaloid Mekanisme antibakteri senyawa fenol yaitu
disajikan pada
Wagner Tabel 2. + dengan + mendenaturasi protein + sel bakteri.
Tota fenol perlakuan bubur rumput laut
 Dragendorff - Ikatan hidrogen yang terjadi antara senyawa
- -
1:1 ; 1:2 dan 2:1 yaitu 853,5 mg GAE/g,
Meyer - 626 fenol -dengan protein pada- sel menyebabkan
Flavonoid
mg GAE/g dan 971 mg GAE/g. Nilai total + + +
struktur protein rusak. Ikatan hidrogen ini
Fenol + + +
fenol tertinggi terdapat pada bubur rumput mempengaruhi permeabilitas dinding sel
Saponin - + +
laut perbandingan
Tanin 2:1 yaitu 971 mg- GAE/g. bakteri- dan membran sitoplasma,
- karena
Yanuarti et al.
Steroid (2017) melaporkan bahwa
- total keduanya
- tersusun atas protein.
- Terganggunya
ekstrak E. cottonii sebesar 141,00
fenolikTriterpenoid - mg permeabilitas
- dinding sel - dan membran
GAE/g, ekstrak Sargassum sp. yaitu 8287,18 sitoplasma akan menyebabkan tidak
mg GAE/g (Diachanty et al. 2017). seimbangnya makromolekul dan ion yang

300
Aktivitas antioksidan (IC50)/ Antioxidant

238.68c
250
177.34a
200
145.89b
activity (IC50)

150

100

50 3.363d

0
1:1 1:2 2:1 Asam askorbat
Rasio Sargassum sp. : E. cottonii dan control positif/ Ratio of Sargassum sp. :
E.cottonii and positive control

Gambar 4 Nilai IC50 bubur Sargassum sp. dan E. cottonii


(Figure 4 Total
Perlakuan/Treatment IC50 offenol (mg GAE/g)/
Sargassum Diameter
sp. dan E. cottonii porridge ) hambat (mm)/
Total phenolic (mg GAE/g) Inhibitory zone (mm)
1:1 853.50+3.54b 9.24+0.00b
a
1:2 626.00+0.00 8.75+0.01a
311 c Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia
2:1 971.00+0.00 9.62+0.04c
Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2

ada pada sel bakteri, sehingga sel menjadi lisis jika sediaan tersebut tidak mengiritasi kulit
(Carolia dan Noventi 2016). wajah. Suatu sediaan masker wajah akan
Terbentuknya zona hambat diduga menyebabkan kulit bersisik jika sediaan
karena adanya senyawa antibakteri pada tersebut memiliki pH terlalu basa, sebaliknya
bubur rumput laut. Senyawa tersebut antara suatu sediaan akan menyebabkan kulit iritasi
lain flavonoid dan fenolik. Flavonoid dianggap jika pH sediaan terlalu asam. Hasil ini sesuai
sebagai antibakteri karena kemampuannya dengan penelitian Faradiba et al.(2013) yang
dalam membentuk senyawa kompleks menyatakan bahwa pH fisiologi kulit berkisar
dengan protein sehingga dapat merusak antara 4,5-7,5.
membran sel bakteri yang dapat berakibat Semakin besar daya sebar maka luas
pada keluarnya makromolekul dan ion dari permukaan kulit wajah yang kontak dengan
sel sehingga sel rusak dan terjadi kematian sel sediaan semakin luas, sehingga zat aktif yang
(Rahmi et al. 2015). diharapkan dapat memberikan pengaruh
Rasio bubur rumput laut yang terpilih positif dapat terdistribusi secara merata
yaitu perbandingan 2:1. Rasio terbaik ini (Pratama dan Zulkarnain 2015).
kemudian menjadi bahan baku acne face mask Hasil uji daya sebar menunjukkan bahwa
dengan penambahan ampas teh. Karakteristik diameter penyebaran produk dari rasio terbaik
acne face mask dapat dilihat pada Tabel sebanyak 1 g setelah ditutupi kaca adalah 1,5
3. Hasil analisis pH pada produk dengan cm. Setelah diberi beban 200 g diameter daya
perlakuan rasio bubur rumput laut terbaik sebar bertambah menjadi 5 cm. Diameter daya
dan tanpa rumput laut (kontrol) yaitu 7,19 sebar untuk perlakuan kontrol setelah ditutupi
dan 7,45. Hasil analisis pH produk sudah kaca yaitu 1 cm, setelah diberi beban 200 g
sesuai dengan standar yang ditetapkan SNI meningkat menjadi 4 cm. Persyaratan daya
nomor 16-6070-1999, yaitu pH produk untuk sebar untuk sediaan produk kulit yaitu 5-7
kulit berkisar antara 4,5-8,0. cm. Hasil ini dapat dikatakan bahwa produk
Kesesuaian pH kulit dengan pH sediaan sudah memenuhi syarat daya sebar yang baik.
produk kulit wajah dapat mempengaruhi Daya sebar yang baik menyebabkan absorpsi
penerimaan kulit terhadap sediaan tersebut. zat aktif produk ke kulit dapat berlangsung
Suatu sediaan masker wajah dikatakan ideal efektif (Wibowo et al. 2017).

Tabel 2 Total Fenol Bubur Sargassum sp. dan E. cottonii


Table 2 Total phenolic of Sargassum sp. and E. cottonii porridge
Total fenol (mg GAE/g)/ Diameter hambat (mm)/
Perlakuan/Treatment
Total phenolic (mg GAE/g) Inhibitory zone (mm)
1:1 853.50+3.54 b
3.24+0.00b
1:2 626.00+0.00a 2.75+0.01a
2:1 971.00+0.00c 3.62+0.04c

Tabel 3 Karakteristik acne face mask


Table 3 Characteristicsof acne face mask
Parameter/Parameter
Nilai pH/pH valeu Daya sebar (cm)/ Spread (cm)
Formula dengan rumput laut/
6.96±0.24 5 cm
Formulation with saeweed
Formula tanpa rumput laut/
7.46±0.35 4 cm
Formulation without saeweed
Persyaratan/ Reference 4.5-8.0(*) 5-7 cm (**)
Ket : (*)SNI 1999 (**) Garg et al. (2002)

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 312


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2 Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al.

Antibakteri karena dapat menghambat inflamasi dan


Hasil dari uji aktivitas antibakteri produk membunuh bakteri (Wahdaningsih et al.
ini adalah terbentuknya zona bening yang 2014).
terlihat di sekeliling sumur berdiameter 0,6
cm. Hasil pengukuran diameter zona hambat Sensori
dapat dilihat pada Tabel 4. Analisis sensori merupakan metode
Tabel 4 menunjukkan bahwa perlakuan ilmiah yang digunakan untuk mengukur atau
kombinasi rumput laut dan ampas teh menganalisis respon yang dirasakan dari suatu
memberikan hasil yang berbeda nyata produk melalui indra manusia. Parameter
terhadap aktivitas antibakteri yang dihasilkan yang diuji meliputi tampilan, warna, aroma,
(P<0,05). Produk masker wajah terbukti dan tekstur. Hasil uji statistik berdasarkan
dapat menghambat pertumbuhan bakteri nilai ANOVA yang diperoleh jika <0,05 maka
P. acnes dengan terbentuknya zona bening akan dilakukan uji lanjut. Nilai sensori produk
di sekeliling sumur. Diameter zona hambat dapat dilihat pada Tabel 5.
kontrol negatif, basis masker, acne face mask Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa
pada P. acnes, acne face mask pada S. aureus nilai kesukaan tertinggi terhadap tampilan
dan kontrol positif secara berturut-turut masker terdapat pada masker komersil dengan
yaitu 0 mm, 0 mm, 2,60 mm, 10,67 mm dan nilai rata-rata 4,17 yang berbeda nyata dengan
34,21 mm. Produk masker wajah memiliki masker yang ditambahkan bubur rumput
tingkat penghambatan yang lebih besar pada laut dan tanpa penambahan bubur rumput
bakteri S. aureus dibandingkan pada bakteri laut. Hal ini diduga karena masker komersil
P. acnes. Kontrol positif yaitu klindamisin memiliki tampilan yang halus, sedangkan
20% memiliki aktivitas antibakteri yang dengan penambahan bubur rumput laut
dikategorikan sangat kuat. dan ampas teh, tampilan masker cenderung
Pembanding yang digunakan dalam uji terlihat kasar.
antibakteri penelitian ini yaitu akuades steril Nilai kesukaan tertinggi terhadap warna
sebagai kontrol negatif dan klindamisin sebagai terdapat pada masker komersil dengan rata-
kontrol positif. Kontrol negatif menunjukkan rata 4,27 yang berbeda nyata dengan masker
tidak terbentuknya zona bening di sekitar yang ditambahkan bubur rumput laut dan
sumur. Hal ini menunjukkan bahwa akuades tanpa penambahan bubur rumput laut. Hal
steril tidak memiliki aktivitas antibakteri ini diduga karena masker komersil memiliki
karena tidak memberikan pengaruh terhadap warna cenderung abu, berbeda dengan masker
pertumbuhan bakteri P. acnes. Kontrol positif penambahan bubur rumput laut dan tanpa
menunjukkan terbentuknya zona hambat di penambahan bubur rumput laut diberikan
sekeliling sumur, sehingga dapat dikatakan ampas teh, yang mengakibatkan warna
bahwa klindamisin memiliki aktivitas masker menjadi cokelat kehitaman, sehingga
antibakteri yang mempengaruhi pertumbuhan cenderung kurang disukai oleh panelis.
bakteri. Klindamisin merupakan antibioktik Nilai kesukaan panelis tertinggi terhadap
yang umumnya digunakan untuk obat jerawat aroma ditunjukkan pada masker dengan

Tabel 4 Diameter daya hambat acne face mask


Table 4 Diameter inhibitory of acne face mask

Perlakuan/Treatment Rata-rata (mm)/Average (mm)

Kontrol negatif/ Negative control 0.00±0.00a


Basis masker 0.00±0.00a
Acne face mask (P.acnes) 2.60±0.00b
Acne face mask (S. aureus) 10.67±0.00c
Kontrol positif/ Positive control 34.21±0.01d

313 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2

Tabel 5 Sensori acne face mask


Table 5 Sensory of acne face mask
Formula tanpa rumput Formula dengan rumput
Parameter/ Komersial/
laut/ Formulation with laut/ Formulation without
Parameter Commercial
seaweed seaweed
Tampilan/ Appearance 3.2 a
3.5ab 4.17c
Warna/Color 2.93a 3.33ab 4.27c
Aroma/Scent 3.47ab 3.7a 3.67c
Tekstur/Texture 3.53 3.53 4.17

penambahan bubur rumput laut dengan Achroni, Keen. 2012. Semua Rahasia Kulit
rata-rata 3,7 yang berbeda nyata dengan Cantik dan Sehat Ada di sini. Yogyakarta
masker tanpa penambahan bubur rumput (ID): Javalitera.
laut dan masker komersil. Hal ini diduga [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan.
karena kombinasi bubur rumput laut dan 2016. Penertiban kosmetika impor ilegal
ampas teh pada masker menghasilkan aroma dan kosmetika mengandung bahan
alami, berbeda dengan masker perlakuan berbahaya. Jakarta (ID): BPOM.
lainnya. Tekstur yang dihasilkan dari ketiga [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1992.
masker tidak memberikan pengaruh nyata. Pengukuran Kadar Air (SNI 01-2891-
Hal ini diduga karena ketiga masker memiliki 1992, Butir 5.1). Jakarta (ID): Badan
kesamaan tektur yaitu kasar. Standarisasi Nasional
[BSN] Badan Standarisasi Nasional. 1999. 16-
KESIMPULAN 6070-1999. Sediaan Masker. Jakarta (ID):
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Badan Standarisasi Nasional.
rasio terbaik bahan baku bubur rumput laut Carolia N, Noventi W. 2016. Potensi Ekstrak
untuk pembuatan produk masker wajah yaitu Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) sebagai
Sargassum sp. : E. cottonii (2:1). Bubur rumput Alternatif Terapi Acne vulgaris. Jurnal
laut mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, Majority. 5(1): 140-145.
fenol, dan saponin, dengan fenol 50,43 mg Diachanty S, Nurjanah, Abdullah A.
GAE/g, dan aktivitas antioksidan 145,89+0,42 2017. Aktivitas antioksidan berbagai
ppm, daya hambat 3,62+0,04 mm. Ampas teh jenis rumput laut cokelat dari
memiliki kemampuan menghambat P. acnes perairan kepulauan seribu. Jurnal
sebesar 2,44 mm dan S. aureus sebesar 8,56 Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
mm. Acne face mask yang dihasilkan memiliki 20(2): 305-318.
diameter daya hambat terhadap P. acnes yaitu Dolorosa MT, Nurjanahm Puwaningsih S,
2,60±0,00 mm dan terhadap S. aureus yaitu Anwar E, Hidayat T. 2017. Kandungan
10,67±0.00 mm. senyawa bioaktif bubur rumput laut
Sargassum plagyophyllum dan E. cottonii
DAFTAR PUSTAKA sebagai bahan baku krim pencerah
[AOAC] Association of Official Analitycal kulit. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan
Chemist. 1995. Official Method of Indonesia. 20(3): 633-644.
analysis. Marylandn: Association of Fachrozan R. 2017. Karakterisasi bubur
Official Analytical Chemist, Inc. rumput laut Sargassum sp. dan
[AOAC] Association of Official Analitycal Eucheuma cottonii sebagai bahan baku
Chemist. 2005. Official Method of Analysis sediaan Lipbalm [Skripsi]. Bogor (ID):
of The Association of Official Analytical Departemen Teknologi Hasil Perairan,
of Chemist. Arlington, Virginia, USA: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Association of Official Analytical Institut Pertanian Bogor.
Chemist, Inc.

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 314


JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2 Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al.

Faradiba, Attamimi F, Maulida R. 2013. Melayanti PC, Dwiyanti S. 2017.


Formulasi krim wajah dari sari buah Pengaruh persentase umpi rumput
jeruk lemon dan anggur dengan variasi teki dan tepung beras terhadap kulit
konsentrasi emulgator. Majalah Farmasi wajah hiperpigmentasi. e-Journal.
dan Farmakologi. 17(1): 17-20. 6(1): 89-98.
Garg A, Aggarwal D, Garg S, Sigla AK. 2002. Molyneux P. 2004. The use of stable free
Spreading of Semisolid Formulation: radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH)
An Update. Pharmaceutical Technology. for estimating antioksidan activity.
84-102. Songklanakarin Journal Science Tech.
Hamsinah, Darijanti SD, Mauluddin R. 2016. 26(2): 211-219.
Uji stabilitas formulasi krim tabir surya Nawaly H, Uktolseja J, Susanto AB. 2013.
serbuk rumput laut (E. cottonii). Jurnal Senyawa bioaktif dari rumput laut
Fitofarmaka Indonesia. 3(2): 155-158. sebagai antioksidan. Seminar Nasional X
Ihsan F. 2016. Pembuatan nori dengan Pendidikan Biologi FKIP UNS.
pemanfaatan kolang-kaling sebagai Nurjanah, Abdullah A, Nufus C. 2018.
bahan substitusi rumput rumput laut Karakteristik sediaan garam Ulva lactuca
jenis E. cottonii. Padang (ID): Universitas dari Perairan Sekotong Nusatenggara
Andalas. Barat bagi pasien hipertensi. Jurnal
Jawetz M, Adelberg’s. 2005. Mikrobiologi Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
Kedokteran. Penerjemah: N. Widorini. 20(3): 109-117.
Jakarta (ID): Penerbit Salemba Medika. Nurjanah, Jacoeb MJ, Hidayat T, Chrystiawan
Jones RM. 2014. ABC of Dermatology. London R. 2018. Perubahan komponen serat
(UK) : BMJ Books. rumput laut Caulerpa sp. (dari Tual,
Kartheepan K, Suhail A, Mithuna V, Prianka L. Maluku) akibat proses perebusan.
2015. Evaluation of common risk factors Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan.
of acne in teenagers in Batticaloa district. 10(1): 35-48.
5th International Symposium. 168-171. Nurjanah, Anwar E, Yanuarti R. 2017.
Kosasih EN, Setiabudhi T, Heryanto H. Karakteristik sediaan krim tabir surya
2004. Peranan antioksidan pada lanjut menggunakan kombinasi bubur rumput
usia. Jakarta (ID): Pusat Kajian Nasional laut Turbinaria ornata dan Euchema
Masalah Lanjut Usia. cottonii. Prseding SeminarPPIS BSN.
Kusumaningrum R, Supriadi A, Hanggita S. 250-260
2013. Karakteristik dan mutu teh bunga Nurjanah, Nurilmala M, Anwar E, Luthfiyana
lotus. Jurnal Fishtech. 2(1): 9-21. N, Hidayat T. 2017. Identification
Luthfiyana N, Nurjanah, Nurilmala M, of bioactive compounds of seaweed
Anwar E, Hidayat T. 2016. Rasio bubur Sargassum sp. and Eucheuma cottonii doty
rumput laut E. cottonii dan Sargassum sp. as a raw sunscreen cream. Proceedings
sebagai formula krim tabir surya. Jurnal of the Pakistan Academy of Sciences:
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. B. Life and Environmental Sciences.
19(3): 183-195. 54(4): 311-318.
Maharany F, Suwandi R, Anwar E, Hidayat Nurjanah, Nurilmala N, Sudiarjo F, Hidayat
T. 2017. Kandungan senyawa bioaktif T. 2016. Characteristics of seaweed as raw
bubur rumput laut Padina australis dan materials for cosmetics. Aquatic Procedia.
E. cottonii sebagai bahan baku krim 7: 177 – 180.
pencerah kulit. Jurnal Pengolahan Hasil Pangestuti IE, Sumardianto, Amalia U. 2017.
Perikanan Indonesia. 20(1): 10-17. Skrining senyawa fitokimia rumput laut
Marselia S, Wibowo MA, Arreneuz S. 2015. Sargassum sp. dan aktivitasnya sebagai
Aktivitas antibakteri ekstrak daun soma antibakteri terhadap Staphylococcus
terhadap Propionibacterium acnes. Jurnal aureus dan Escherichia coli. Saintek
Kimia Khatulistiwa. 4(4): 72-82. Perikanan. 12(2): 98-102.

315 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Senyawa Bioaktif Rumput Laut dan Ampas Teh, Nurjanah et al. JPHPI 2018, Volume 21 Nomor 2

Pangihutan PE, Yetti H, Isnaini. 2017. Escherichia coli, Staphylococcus aureus,


Pengaruh pemberian ampas teh dan Vibrio cholera dan Salmonella typhosa.
pupuk NPK terhadap pertumbuhan Maspari Journal. 5(2): 98-103.
bibit tanaman kopi arabika. Jurnal Sedjati S, Suryono, Santosa A, Supriyantini E,
Online Mahasiswa Fakultas Pertanian. Ridlo A. 2017. Aktivitas antioksidan dan
4(2): 1-11. kandungan senyawa fenolik makroalga
Pebrianata E. 2005. Pengaruh pencampuran cokelat Sargassum sp. Jurnal Kelautan
kappa dan iota karaginan terhadap Tropis. 20(2): 117-123.
kekuatan gel dan viskositas karaginan Vilar GN, Filho JFS, Santos LA. 2015. Quality
campuran. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas of Life, Self-esteem and psychosocial
Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut factors in Adolescents with Acne Vulgaris.
Pertanian Bogor. An Bras Dermatol. 90(5): 622-629.
Picardo M, Ottaviani M, Camra E, Wahdaningsih S, Untari EK, Fauziah Y.
Mastrofancesco A. 2009. Sebaceous gland 2014. Antibakteri fraksi n-Heksana
lipids. Dermato Endocinology. 1(2): 68-71. kulit Hylocereus polyrhizus terhadap
Pratama WA, Zulkarnain AK. 2015. Uji SPF in Staphylococcus epidermidis dan
vitro dan sifat fisik beberapa produk tabir Propionibacterium acnes. Pharmaceutical
surya yang berebdar di pasaran. Majalah Science Research. 1(3): 180-193.
Farmaseutik. 11(1): 275-283. Wibowo SA, Budiman A, Hartanti D. 2017.
Putra DAP, Agustini TW, Wijayanti I. 2015. Formulasi dan aktivitas anti jamur sediaan
Pengaruh penambahan karagenan krim M/A ekstrak etanol buah takokak
sebagai stabilizer terhadap karakteristik terhadap Candida albicans. Jurnal Riset
otak-otak ikan kurisi (Nemipterus Sains dan Teknologi. 1(1): 15-21.
nematophorus). Jurnal Pengolahan Wibowo YS, Riyanto J, Subagyo YBP.
dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 2014. Pengaruh penggunaan ampas
4(2): 1-10. teh (Camellia sinensis) dalam ransum
Rahmi A, Cahyanto T, Sujarwo T, Lestari RI. terhadap produksi karkas kelinci New
2015. Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun Zealand White jantan. Jurnal Biofarmasi.
beluntas terhadap Propionibacterium 12(1): 11-17.
acnes penyebab jerawat. Jurnal Istek. Widiati S. 2011. Daya hambat ekstrak ampas
9(1): 141-161. teh hitam (Camellia sinensis) terhadap
Ramamoorthy, P and Bono, A., 2007, pertumbuhan Staphylococcus epidermidis
Antioxidant Activity, Total Phenolic and [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Fakultas
Flavonoid Content of Morinda citrifolia Teknobiologi, Universitas Atmajaya
Fruit Extracts from Various Extraction Yogyakarta.
Processes. Journal of Engineering Science Yanuarti R, Nurjanah, Anwar E, Hidayat
and Technology. 2(1): 70- 80. T. 2017. Profil fenolik dan aktivitas
Ramdani R, Sibero HT. 2015. Treatment for antioksidan dari ekstrak rumput laut
acne vulgaris. J Majority. 4(2): 87-95. Turbinaria conoides dan E. cottonii. Jurnal
Sartika R, Melki, Purwiyanto IS. 2013. Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
Aktivitas antibakteri ekstrak rumput 20(2): 230-237.
laut Eucheuma cottoni terhadap bakteri

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 316

Anda mungkin juga menyukai