Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
Akhir kata kami berharap penyusunan laporan ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya, dan pembaca pada umumnya.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Etika Perusahaan Sebagai pelaku Bisnis Terhadap Stakeholder 3
2.2 Perusahaan Sebagai Pelaku 3
2.2.1 Memenuhi Legalitas 5
2.2.2 Mendengarkan Suara Hati 5
2.2.3 Perlakukan Orang Sebagaimana Kita Ingin Diperlakukan 5
2.2.4 Memikirkan Kepentingan Masa Depan 6
2.2.5 Memberikan Yang Terbaik Bagi Orang Lain 6
2.2.6 Kembalikan Keimanan Kepada Allah 6
2.3 Etika Perusahaan terhadap Konsumen (Pelanggan) 6
2.3.1 Keamanan Produk 8
2.3.2 Pemasangan Iklan 8
2.4 Etika Perusahaan Terhadap Pegawai (Karyawan) 8
2.4.1 Keamanan Pegawai 9
2.4.2 Pengurangan Pegawai 9
2.5 Etika Perusahaan Terhadap Masyarakat Umum 9
2.6 Etika Perusahaan Terhadap Lingkungan 10
2.7 Kode Etik Bisnis 10
BAB III PENUTUP 14
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
dalam sebuah lingkaran bisnis yang harmonisdan seimbang.Untuk
mengetahui keseimbangan yang harmonis dan seimbang, kita
akanmembahas hubungan stakeholder dengan perusahaan.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
6. Menawarkan kepada karyawan dan partisipan bisnis, nilai-nilai
kenyamanan, kegairahan, dan kesejahteraan.
7. Mendedikasikan diri melalui usaha bisnisnya bagi kepentingan
kesejahteraan bersama.
8. Perusahaan dan personal dalam perusahaan tidak mendefinisikan diri dan
organisasinya sebagai mesin penyedot uang yang hanya fokus untuk
memuaskan hasrat yang terus meningkat dan cenderung memaksakan
keuntungan dalam jangka pendek.
9. Keyakinan akan keberadaan usaha bisnis yang dapat memberi manfaat dan
nilai-nilai bagi anggota organisasi dan masyarakat.
10. Menawarkan kepada karyawan dan anggota keluarganya harapan masa
depan dan secara aktif berpartisipasi dalam membangun masa depan
mereka yang lebih baik.
11. Membina hubungan impersonal antara pemilik dengan perusahaan dan
mendistribusikan keuntungan yang diperoleh secara adil dan proporsional.
12. Kepedulian pebisnis dalam mengemban nilai-nilai luhur dan menghormati
13. pandangan jangka panjang.
14. Untuk mendapatkan bagaimana sebaiknya tanggung jawab etika dapat
dilaksanakan dengan sepenuh hati dan dilandaskan rasa ketulusan dari
lubuk hati yang paling dalam, pelaku bisnis perlu menjawab beberapa
pertanyaan antara lain:
a. Apakah pada setiap pribadi pelaku bisnis dan organisasinya memang
harus mengemban tanggung jawab etika atau moral pada setiap
langkah bisnisnya.
b. Sejauh mana ruang lingkup tanggung jawab etika yang harus diemban
perusahaan.
c. Apakah perusahaan perlu membatasi tanggung jawab etika itu hanya
sebatas kegiatan sosial yang berpengaruh terhadap perusahaan saja
atau kegiatan lain yang lebih besar untuk kepentingan masyarakat
secara lebih luas.
d. Bagaimanakah tanggung jawab etika itu dapat dioperasionalisasikan
oleh setiap pelaku bisnis dan perusahaan.
vi
15. Membangun bisnis yang beretika harus dilandasi oleh kesadaran akan
pentingnya penerapan nilai moral dalam setiap bisnis dan rujukan
keteladanan baik
16. personal maupun kelembagaan bisnis yang sukses. Untuk menjalankan
bisnis yang berdasarkan etika, perlu diperhatikan 6 (enam) langkah dalam
membangun etika bisnis, yakni:
a. Memenuhi legalitas, mendengar suara hati
b. Perlakuan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan
c. Perlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan
d. Memikirkan kepentingan masa depan
e. Memberikan yang terbaik bagi orang lain dan
f. Kembalikan keimanan kepada Allah
2.2.1 Memenuhi Legalitas
Perilaku pebisnis beretika adalah bersedia memenuhi dan
mematuhi segala sesuatu yang merupakan aturan-aturan yang
berlaku dimana operasi bisnisnya dijalankan. Untuk tidak dapat
merugikan orang lain, pebisnis salah satunya dapat merujuk kepada
Undang-undang no 5 tahun 1999 tentang larangan praktik
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di Indonesia, Undang-
undang anti KKN, dan Undang-undang hak paten dan hukum-
hukum bisnis yang berlaku lainnya.
vii
pebisnis harus menempatkan diri bagaimana sekiranya dia menjadi
pelanggan, mitra atau karyawan.
viii
membentuk dan mempengaruhi perilaku konsumen, tetapi melakukannya
dalam upaya membantu pelanggan membeli secara bijaksana. Perusahaan
harus bertanggung jawab dalam hal-hal berikut :
ix
diramalkan, termasuk pemakaian yang salah (penyalahgunaan) oleh
konsumen.
b. Bahan baku harus sesuai dengan peraturan yang diterapkan oleh
pemerintah dan cukup bertahan untuk pemakaian yang layak.
c. Produksi produk-produk harus dibuat tanpa cacat.
d. Pengawasan mutu produk harus diperikasa secara teratur.
e. Kemasan, pemberian lebel dan peringatan produk-produk harus
dikemas secara aman, dengan petunjuk-petunjuk yang jelas dan juga
penjelasan mengenai segala bahayanya.
f. Para pengusaha harus mempunyai sistem untuk mengingat produk-
produk yang ternyata membahayakan pada suatu waktu setelah
pembuatan dan penyaluran.
x
3. Kelancaran komunikasi
4. Transparansi terhadap prestasi yang dihasilkan
5. Merespon secara aktif setiap saran dan kritik
6. Memberikan perlindungan yang beik terhadap kesehatan, keselamatan
dan kecelakaan kerja karyawan
7. Memberikan dorongan yang konstruktif bagi pengembangan dan
kemampuan keahlian
8. Tanggap terhadap peningkatan pengangguran pada setiap keputusan yang
dilakukan perusahaan.
2.4.1 Keamanan Pegawai
Hak pegawai yang paling mendasar adalah bekerja tanpa
mengalami kecelakaan. Pada tahun 1970-an Occupational Safety and
Healty Administration dibentuk dalam usaha untuk melindungi para
pekerja terhadap kerugian yang mungkin terjadi, dan menjamin bahwa
para pegawai mendapat informasi tentang bahaya industri pekerjaan
mereka.
xi
1. Melakukan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility)
2. Sebagai partner (mitra) kerja dalam hubungan dengan pemasok dan
permintaan yang saling dibutuhkan
3. Mengakomodasi kepentingan masyarakat dalam jangka panjang.
1. Pelanggan
Beberapa hal yang harus dilakuka perusahaan sebagai wujud
tanggung jawabnya kepada pelanggan :
a. Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai
dengan tuntutan mereka.
xii
b. Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi,
termasuk pelayanan yang baik dan memperbaiki ketidakpuasan
mereka.
c. Membuat setiap usaha menjamin bahwa kesehatan dan keselamatan
pelanggan demikian juga kualitas lingkungan mereka akan dijaga
keberlangsungan dan ditingkatkan dengan produk dan jasa
perusahaan.
d. Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,
memasarkan dan mengiklankan produk
e. Menghormati integritas budaya pelanggan
2. Pekerja
Pimpinan pekerja perusahaan mempunyai tanggungjawab :
xiii
j. Tanggap terhadap masalah pengangguran dalam pembuatan keputusan
bisnis dan bekerjasama dengan pemerintah, serikat pekerja dan
pihakpihak lain untuk menangani masalah ini.
3. Pemegang Saham
Pengelola bisnis memiliki beberapa tanggungjawab sebagai
penghormatan atas kepercayaan mengelola bisnisnya :
xiv
e. Membayar pemasok tepat pada waktunya dan sesuai dengan
persetujuan perdagangan mereka.
f. Mencari, mendukung dan mengutamakan pemasok dan subkontraktor
yang menghormati martabat mereka.
5. Pesaing
Persaingan ekonomi secara wajar merupakan suatu tuntutan dasar
bagi bertumbuhnya kesejahteraan bangsa-bangsa. Karena itu setiap
perusahaan harus menghormati persaingan dan memiliki tanggungjawab
untuk :
xv
c. Bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan standar kesehatan, pendidikan dan
keselamatan di tempat kerja dan kesejahteraan ekonomi.
d. Mengembangkan dan merangsang pembangunan berkelanjutan dan
memainkan peran dalam memelihara dan meningkatkan lingkungan
fisik dan konservasi sumber daya tanah.
e. Mendukung perdamaian keamanan, keanekaragaman, dan keutuhan
sosial.
f. Menghormati keutuhan budaya lokal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada umumnya stakeholder biasanya diartikan sebagai orang yang
akan mengambil peran aktif dalam eksekusi sistem mutu atau orang yang
akan merasakan dampak signifikan dari penggunanya. Stakeholder ini
biasanya berupa orang yang memiliki sebuah proses, orang yang kegiatannya
mempengaruhi sebuah proses, atau orang yang harus berinteraksi dengan
sebuah atau sekumpulan proses. Sifat dari hubungan perusahaan dengan
stakeholder mengalami dinamis seiring berjalannya waktu. Beberapa pakar
mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif
(inactive) menjadi rekatif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif
(proactive) dan akhirnya menjadi interaktif (interactive). Seorang pemangku
kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang dapat ia peroleh
atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek.
Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan
mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu
proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian
untuk mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dan kepedulian berbagai
pemangku kepentingan, terutama bila proyek-proyek ini bertujuan
mempengaruhi kebijakan.
.2 Saran
Dalam bisnis harus memutuskan apa yang benar dan yang salah.
Seorang harus memiliki tanggungjawab yang besar kepada pelanggan,
karyawan, investor, dan masyarakat sekitar. Dan pemerintah harus membentuk
hukuman kepada perusahaan yang melakukan pelanggaran dalam etika bisnis.
xvi
DAFTAR PUSTAKA
http://zufasupriyadi.wordpress.com/2014/05/25/hubungan-stakeholderdengan-
organisasi-perusahaan/
Dr. Hj. Erni Rusyani, SE., MM. , (2016) , Business Ethics, Penerbit Alfabeta
https://www.academia.edu/9605294/Etika_Pada_Stakeholder
https://studylibid.com/doc/278113/etika-perusahaan-sebagai-pelaku-bisnis
xvii