Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ETIKA PERUSAHAAN SEBAGAI PELAKU BISNIS TERHADAP


STAKEHOLDER

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis

Dosen Pengampu

Dr. Hj. Erni Rusyani, SE., MM.

Disusun Oleh :

1. Levy Ailena Vivian 194010125


2. Rikaldo Fitrah 194010136
3. Ghina Siti Chusniyyah 194010145
4. Aldi Muhammad Iqbal 194010149

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika
Perusahaan Sebagai Pelaku Bisnis Terhadap Stakeholder”. Maksud dan tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat menempuh tugas
mata kuliah Etika Bisnis. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dikatakan baik dan sempurna, serta masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penyusun menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun. Proses penyusunan makalah ini tentunya banyak memperoleh
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Terutama kepada Ibu DR. Hj. Erni R.
Ernawan, S.E,. M.M., selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis, yang telah
membimbing kami selama proses belajar didalam kelas, kami ucapkan
terimakasih. Dan tidak lupa untuk teman-teman sejawatan diprodi
manajemen Universitas Pasundan, terimakasih atas dorongannya.

Akhir kata kami berharap penyusunan laporan ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya, dan pembaca pada umumnya.

Bandung, 18 Februari 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Etika Perusahaan Sebagai pelaku Bisnis Terhadap Stakeholder 3
2.2 Perusahaan Sebagai Pelaku 3
2.2.1 Memenuhi Legalitas 5
2.2.2 Mendengarkan Suara Hati 5
2.2.3 Perlakukan Orang Sebagaimana Kita Ingin Diperlakukan 5
2.2.4 Memikirkan Kepentingan Masa Depan 6
2.2.5 Memberikan Yang Terbaik Bagi Orang Lain 6
2.2.6 Kembalikan Keimanan Kepada Allah 6
2.3 Etika Perusahaan terhadap Konsumen (Pelanggan) 6
2.3.1 Keamanan Produk 8
2.3.2 Pemasangan Iklan 8
2.4 Etika Perusahaan Terhadap Pegawai (Karyawan) 8
2.4.1 Keamanan Pegawai 9
2.4.2 Pengurangan Pegawai 9
2.5 Etika Perusahaan Terhadap Masyarakat Umum 9
2.6 Etika Perusahaan Terhadap Lingkungan 10
2.7 Kode Etik Bisnis 10
BAB III PENUTUP 14
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hubungan bisnis yang tidak beretika biasanya cenderung
merugikan para stakeholder yang posisi tawarnya lemah di bisnis
tersebut. Hal ini disebabkan, paraprofesional yang mengelola bisnis
tersebut tidak memiliki integritas dan niat baik pada stakeholder secara
keseluruhan. Pada dasarnyaa setiap stakeholder memilikikebutuhan yang
berbeda, kecuali didalam semua stakeholder memiliki kebutuhan yang
sama, yaitu mengharapkan mereka dilayani secara jujur, terbuka,
penuhtanggungjawab, wajar, berkualitas dan adil. Para pengelola bisnis
seharusnya bersikap professional untuk memberikan yangterbaik untuk
kepentingan para stakeholder. Seorang pendiri bisnis pasti
bermaksudu n t u k m e n d a p a t k a n k e u n t u n g a n y a n g s e m a k s i m a l
m u n g k i n u n t u k d i r i n y a . Keuntungan yang maksimal ini sangat
tergantung dari loyalitas stakeholder kepadaperusahaan. Khususnya,
pelanggan, pemasok dan karyawan. Keberadaan stakeholderr merupakan
bagian dari mata rantai bisnis yang hadird e n g a n b e r a g a m m i s i ,
target dan kepentingan. Dan untuk melayani
s e m u a kepentingan yang berbeda tersebut, para pengelola bisnis wajib
menjalankan praktikbisnis berdasarkan etika bisnis yang berintegritas.
Persoalan muncul pada saatpengelola bisnis memprioritaskan keinginan
dan tujuan dari para pemegang sahammayoritas. Mengingat kebutuhan
pemegang saham mayoritas sangat kuat untukmemberi perintah pada
manajemen secara langsung, sedangkan stakeholder diluarshareholder
adalah kepentingan yang tidak dapat langsung memiliki pengaruh
padamanajemen.\

1.1.2 Rumusan Masalah


Hubungan harmonis antara stakeholder adalah sebuah
obsesi yang wajin diwujudkan oleh para pengelola bisnis dan harus
menjadi komitmen untuk menjagakepentingan dari para stakeholder

iii
dalam sebuah lingkaran bisnis yang harmonisdan seimbang.Untuk
mengetahui keseimbangan yang harmonis dan seimbang, kita
akanmembahas hubungan stakeholder dengan perusahaan.

1.3 Tujuan Masalah


1. Menjelaskan pengertian stakeholder dalam etika bisnis
2. Menjelaskan hubungan antara stakeholder dengan perusahaan/
organisasi Bisnis
3. Menjelaskan harmonisasi keselarasan antara kepentingan perusahaan dan
Stakeholder

iv
BAB II

PEMBAHASAN

.1 Etika Perusahaan Sebagai Pelaku Bisnis Terhadap Stakeholder


Para manajer dalam dunia bisnis, dihadapkan secara moral penuh
dengan tanggung jawab yang beragam, bahkan sering saling bertentangan.
Kewajiban manajer lebih luas dari sekadar kepada para pemilik modal. Dan
yang menarik, tanggung jawab dan kewajiban moral ini tidak hanya
menyangkut dan berintikan keuntungan finansial dan hanya tertuju kepada
stakeholders. Karena sebagai manusia dan warga masyarakat, para pemegang
saham punya sekian banyak kepentingan lain lebih dari sekedar uang belaka,
tetapi mereka juga memiliki kepentingan seperti menciptakan sebuah sistem
sosial moral yang baik tertib dan aman.

.2 Perusahaan Sebagai Pelaku

Beberapa etika yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan


dan diperkirakan berpengaruh positif dalam menjaga pertumbuhan dan
keberhasilan bisnis adalah:

1. Menawarkan kebahagiaan kepada segenap pemangku kepentingan dari


bisnis yang dijalankan
2. Memberi imbalan kepada karyawan untuk menunjang kualitas
kehidupannya yang lebih baik di luar gaji yang merupakan haknya,
sehingga pekerjaan menjadi aktivitas yang menyenangkan dan
memuaskan.
3. Mengapresiasikan perusahaan yang memperjuangkan harapan kebahagiaan
bagi banyak orang.
4. Mewujudkan budaya-budaya yang bernilai luhur dengan menyediakan
sumber daya yang memadai dan menentukan tujuan secara jelas guna
membantu mengatasi rintangan yang dihadapi.
5. Peningkatan kualitas material dan spiritual masyarakat dan menawarkan
seperangkat tujuan untuk menyalurkan potensi sumber daya masyarakat.

v
6. Menawarkan kepada karyawan dan partisipan bisnis, nilai-nilai
kenyamanan, kegairahan, dan kesejahteraan.
7. Mendedikasikan diri melalui usaha bisnisnya bagi kepentingan
kesejahteraan bersama.
8. Perusahaan dan personal dalam perusahaan tidak mendefinisikan diri dan
organisasinya sebagai mesin penyedot uang yang hanya fokus untuk
memuaskan hasrat yang terus meningkat dan cenderung memaksakan
keuntungan dalam jangka pendek.
9. Keyakinan akan keberadaan usaha bisnis yang dapat memberi manfaat dan
nilai-nilai bagi anggota organisasi dan masyarakat.
10. Menawarkan kepada karyawan dan anggota keluarganya harapan masa
depan dan secara aktif berpartisipasi dalam membangun masa depan
mereka yang lebih baik.
11. Membina hubungan impersonal antara pemilik dengan perusahaan dan
mendistribusikan keuntungan yang diperoleh secara adil dan proporsional.
12. Kepedulian pebisnis dalam mengemban nilai-nilai luhur dan menghormati
13. pandangan jangka panjang.
14. Untuk mendapatkan bagaimana sebaiknya tanggung jawab etika dapat
dilaksanakan dengan sepenuh hati dan dilandaskan rasa ketulusan dari
lubuk hati yang paling dalam, pelaku bisnis perlu menjawab beberapa
pertanyaan antara lain:
a. Apakah pada setiap pribadi pelaku bisnis dan organisasinya memang
harus mengemban tanggung jawab etika atau moral pada setiap
langkah bisnisnya.
b. Sejauh mana ruang lingkup tanggung jawab etika yang harus diemban
perusahaan.
c. Apakah perusahaan perlu membatasi tanggung jawab etika itu hanya
sebatas kegiatan sosial yang berpengaruh terhadap perusahaan saja
atau kegiatan lain yang lebih besar untuk kepentingan masyarakat
secara lebih luas.
d. Bagaimanakah tanggung jawab etika itu dapat dioperasionalisasikan
oleh setiap pelaku bisnis dan perusahaan.

vi
15. Membangun bisnis yang beretika harus dilandasi oleh kesadaran akan
pentingnya penerapan nilai moral dalam setiap bisnis dan rujukan
keteladanan baik
16. personal maupun kelembagaan bisnis yang sukses. Untuk menjalankan
bisnis yang berdasarkan etika, perlu diperhatikan 6 (enam) langkah dalam
membangun etika bisnis, yakni:
a. Memenuhi legalitas, mendengar suara hati
b. Perlakuan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan
c. Perlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan
d. Memikirkan kepentingan masa depan
e. Memberikan yang terbaik bagi orang lain dan
f. Kembalikan keimanan kepada Allah
2.2.1 Memenuhi Legalitas
Perilaku pebisnis beretika adalah bersedia memenuhi dan
mematuhi segala sesuatu yang merupakan aturan-aturan yang
berlaku dimana operasi bisnisnya dijalankan. Untuk tidak dapat
merugikan orang lain, pebisnis salah satunya dapat merujuk kepada
Undang-undang no 5 tahun 1999 tentang larangan praktik
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di Indonesia, Undang-
undang anti KKN, dan Undang-undang hak paten dan hukum-
hukum bisnis yang berlaku lainnya.

.2.2 Mendengarkan Suara Hati


Penyelenggaraan bisnis yang beretika selalu bersandar pada
suara hati yang suci dan murni. Hati yang suci tidak pernah
menyuruh orang membuat sesuatu yang melanggar etika.

.2.3 Perlakukan Orang Sebagaimana Kita Ingin Diperlakukan


Memenuhi kebutuhan dan keinginan orang lain atau
permintaan pasar adalah initi dari kegiatan bisnis yang etis. Bisnis
yang sukses akan selalu berupaya memuaskan orang lain dan
melalui kepuasan orang lain itulah dia mendapatkan keuntungan
yang layak atas investasi dan pelayanannya. Pada keadaan yang etis

vii
pebisnis harus menempatkan diri bagaimana sekiranya dia menjadi
pelanggan, mitra atau karyawan.

.2.4 Memikirkan Kepentingan Masa Depan


Penyandang profesi pebisnis harus merumuskan dan
menetapkan visi bisnis dan pribadinya dengan berpandangan jauh
ke depan atau berwawasan jangka panjang. Visi yang jauh ke
depan adalah sebuah bisi yang bukan hanya memikirkan
kepentingan saat ini, melainkan mempertimbangkan kepentingan
masa depan, dengen mengedepankan etika dan moralitas
berdasarkan nilai-nilai yang diyakininya yang bersumber dari
filsafat, pengalaman budaya, hukum dan ajaran agama serta hati
sanubarinya.

.2.5 Memberikan yang Terbaik bagi Orang Lain


Secara moral setiap pelaku bisnis pantas berorientasi untuk
menghasilkan barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat dan
kegunaan serta pelayanan yang terbaik bagi orang lain terutama
pelanggannya. Dalam ajaran filsafat utilitarisme, perusahaan harus
menawarkan ke pasar atau masyarakat tidak saja produk yang
bermanfaat tetapi memberi manfaat kepada sebanyak mungkin
orang.

.2.6 Kembalikan Keimanan kepada Allah


Pebisnis atau siapapun secara langsung atau tidak langsung
terlibat dalam kegiatan bisnis harus menyadari akan nilai-nilai
Ilahiah. Pebisnis yang mengakui adanya Allah dan menempatkan
diri sebagai khalifatullah bidang bisnis tidak akan melakukan
penyimpangan-penyimpangan dalam aplikasi usaha bisnisnya,
melakukan kejahatan bisnis dan hal-hal yang dapat membawa
mudharat kepada manusia sebagai makhluk Tuhan di bumi.

.3 Etika Perusahaan terhadap Konsumen (Pelanggan)


Konsumen atau pelanggan adalah pembeli produk perusahaan dan
karenanya dibantu dan dikurangi. Pihak perusahaan atau siapapun dapat

viii
membentuk dan mempengaruhi perilaku konsumen, tetapi melakukannya
dalam upaya membantu pelanggan membeli secara bijaksana. Perusahaan
harus bertanggung jawab dalam hal-hal berikut :

1. Memberikan suatu produk atau jasa dengan kualitas terbaik sesuai


dengan kebutuhan dan keinginannya.
2. Memberikan perlakuan yang adil (tidak diskriminatif) dalam setiap
transaksi, termasuk ganti rugi bilamana pelanggan dirugikan oleh
perusahaan.
3. Memelihara dan memajukan kepedulian akan kesehatan dan lingkungan
konsumen secara sehat dengan menawarkan produk yang sehat dan
bermanfaat.
4. Dalam hal melakukan promosi produk perusahaan harus mencerminkan
sikap tanggap dan hormat pada martabat konsumen sebagai manusia.
5. Menghormati integritas kultur yang berlaku pada diri (perilaku)
konsumen yang menjadi pelanggan perusahaan.
6. Untuk menjamin kesejahteraan, pelaku usaha harus menggunakan dasar
persaingan usaha bebas (free enterprise economy) yang menjamin hak
konsumen mauoun untuk membuat pilihan yang terinformasu dan tidak
terbentuk dari suatu konsumen alternatif.
7. Kerangka perlindungan konsumen sebagaimana kita ketahui sekarang ini
dibentuk selam pemerintah Kennedy. Di dalam pidatonya didepan
kongres mengenai konsumen pada tahun 1962, Presiden Kennedy
menggambarkan 4 hak konsumen. Keempat hak yang digambarkann
meliputi hak atas keamanan, hak untuk didengar, hak untuk memilih dan
hak untuk mendapat informasi. Pesan dan perundang-undangan yang
dihasilkan sebagai dasar untuk gerakan konsumen sekarang ini.
8. Menurut sebagian orang, produk dan jasa harus diproduksi dan
disampaikan menurut teori “Berhati-hati sebagaimana mestinya” teori ini
menetapkan bahwa “Berhati-hati sebagaimana mestinya” meliputi :
a. Desain produk dan jasa harus memenuhi semua peraturan dan
ketentuan pemerintah dan aman dibawa semua kondisi yang dapat

ix
diramalkan, termasuk pemakaian yang salah (penyalahgunaan) oleh
konsumen.
b. Bahan baku harus sesuai dengan peraturan yang diterapkan oleh
pemerintah dan cukup bertahan untuk pemakaian yang layak.
c. Produksi produk-produk harus dibuat tanpa cacat.
d. Pengawasan mutu produk harus diperikasa secara teratur.
e. Kemasan, pemberian lebel dan peringatan produk-produk harus
dikemas secara aman, dengan petunjuk-petunjuk yang jelas dan juga
penjelasan mengenai segala bahayanya.
f. Para pengusaha harus mempunyai sistem untuk mengingat produk-
produk yang ternyata membahayakan pada suatu waktu setelah
pembuatan dan penyaluran.

2.3.1 Keamanan Produk


Kewajiban etis utama dari setiap organisasi adalah untuk
memproduksi produk atau jasa yang bermutu. Dan sama jelasnya, tak
ada yang menyebabkan tidak berjalan dengan cepat daripada
menawarkan suatu produk yang berbahaya, diproduksi dengan kurang
baik atau kurang bermutu.
.3.2 Pemasangan Iklan
Masalah etika didalam pemasangan iklan kurang diperharikan
dan produsen terkesan kurang bertanggungjawab terhadap isi iklan
tersebut, sehingga seringkali mengabaikan dampak iklan tersebut
terutama terhadap anak-anak.

.4 Etika Perusahaan terhadap Pegawai (Karyawan)


Karyawan adalah aset yang sangat penting dalam
organisasi.Kedudukan karyawan dalam perusahaan adalah sebagai sumber
daya yang tidak dapat diganti oleh faktor produksi lainnya. Beberapa
tanggung jawab perusahaan kepada karyawannya :

1. Lapangan kerja dan kompensasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup


pada karyawannya
2. Kondisi dan tempat kerja

x
3. Kelancaran komunikasi
4. Transparansi terhadap prestasi yang dihasilkan
5. Merespon secara aktif setiap saran dan kritik
6. Memberikan perlindungan yang beik terhadap kesehatan, keselamatan
dan kecelakaan kerja karyawan
7. Memberikan dorongan yang konstruktif bagi pengembangan dan
kemampuan keahlian
8. Tanggap terhadap peningkatan pengangguran pada setiap keputusan yang
dilakukan perusahaan.
2.4.1 Keamanan Pegawai
Hak pegawai yang paling mendasar adalah bekerja tanpa
mengalami kecelakaan. Pada tahun 1970-an Occupational Safety and
Healty Administration dibentuk dalam usaha untuk melindungi para
pekerja terhadap kerugian yang mungkin terjadi, dan menjamin bahwa
para pegawai mendapat informasi tentang bahaya industri pekerjaan
mereka.

.4.2 Pengurangan Pegawai


Pengurangan pegawai atau pemberhentian sementara dapat
disebabkan karena banyak bisnis termasuk depresi ekonomi, keinginan
untuk mengkonsolidasi operasi dan jumlah tujuan perusahaan yang tidak
terpenuhi. Organisasi mungkin mempunyai hak untuk menekan jumlah
tenaga kerja sampai jumlah tertentu, tetapi mereka mempunyai
tanggungjawab untuk merekrut atau memecat secara bertanggungjawab.

.5 Etika Perusahaan terhadap Masyarakat Umum


Masyarakat (komunitas) umum harus menjadi pertimbangan dalam
setiap rumusan kebijakan perusahaan. Sebuah perusahaan baru dianggap
bermakna bilamana mampu memberikan manfaat baik jangka pendek
maupun jangka panjang kepada masyarakat. Karena perusahaan harus
bertanggungjawab kepada masyarakat dalam beberapa hal atau kegiatan
berikut :

xi
1. Melakukan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility)
2. Sebagai partner (mitra) kerja dalam hubungan dengan pemasok dan
permintaan yang saling dibutuhkan
3. Mengakomodasi kepentingan masyarakat dalam jangka panjang.

.6 Etika Perusahaan terhadap Lingkungan


Etika lingkungan dapat diartikan sebagai dasar moralitas yang
memberikan pedoman bai individu atau masyarakat dalam berperilaku atau
memilih tindakan yang baik dalam menyikapi segala sesuatu berkaitan dengan
lingkungan sebagai kesatuan pendukung kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan umat manusia serta makhluk hidup lainnya. Tujuan etika
lingkungan adalah untuk melindungi lingkungan, udara, air, bumi dari
kegiatan bisnis dan individu.

.7 Kode Etik Bisnis


Menurut Rosita Noer (1995) menyatakan bahwa mencari panduan bagi
penerapan etika bisnis di Indonesia tidaklah sulit. Sebab pada dasarnya setiap
perilaku manusia Indonesia haruslah mengacu pada pengamalan Pancasila,
yang operasionalisasinya tertata pada tata perundangan dibawahnya. Selain
nilai-nilai dasar negara untuk membuat kode etik ini ada baiknya kita
membandingkan dengan prinsip-prinsip etika bisnis yang sudah dirumuskan
ke dalam kode etik sederhana. Kode etik yang ditujukan untuk stakeholder
terdapat pada pasal 3, sebagai berikut :

Pasal 3. Prinsip-prinsip Stakeholder

1. Pelanggan
Beberapa hal yang harus dilakuka perusahaan sebagai wujud
tanggung jawabnya kepada pelanggan :

a. Memberikan produk dan jasa dengan kualitas yang terbaik dan sesuai
dengan tuntutan mereka.

xii
b. Memperlakukan pelanggan secara adil dalam semua transaksi,
termasuk pelayanan yang baik dan memperbaiki ketidakpuasan
mereka.
c. Membuat setiap usaha menjamin bahwa kesehatan dan keselamatan
pelanggan demikian juga kualitas lingkungan mereka akan dijaga
keberlangsungan dan ditingkatkan dengan produk dan jasa
perusahaan.
d. Perusahaan harus menghormati martabat manusia dalam menawarkan,
memasarkan dan mengiklankan produk
e. Menghormati integritas budaya pelanggan
2. Pekerja
Pimpinan pekerja perusahaan mempunyai tanggungjawab :

a. Memberikan pekerjaan dan imbalan yang dapat memperbaiki kondisi


kehidupan mereka
b. Memberikan kondisi kerja yang menghormati kesehatan dan martabat
pekerja
c. Bersikap jujur dalam berkomunikasi dengan pekerja dan terbuka
dalam memberikan informasi
d. Berseedia mendengarkan dan sejauh mungkin bertindak atas saran,
gagasan, permintaan dan keluhan pekerja
e. Mengajak bermusyawarah apabila terjadi konflik
f. Menghindari praktik diskriminasi dan menjamin perlakuan dan
kesempatan yang sama pada pekerja sekelipun berbeda gender, usia,
suku dan agama
g. Mengembangkan diversifikasi pekerjaan dalam bisnis agar pekerja
dapat sungguh-sungguh bermanfaat
h. Melindungi pekerja dari kemungkinan terkena penyakit dan
kecelakaan di tempat kerja.
i. Mendorong dan membantu pekerja dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang relevan dan dapat dialihkan

xiii
j. Tanggap terhadap masalah pengangguran dalam pembuatan keputusan
bisnis dan bekerjasama dengan pemerintah, serikat pekerja dan
pihakpihak lain untuk menangani masalah ini.

3. Pemegang Saham
Pengelola bisnis memiliki beberapa tanggungjawab sebagai
penghormatan atas kepercayaan mengelola bisnisnya :

a. Menetapkan manajemen yang professional dan tekun guna


memperoleh keuntungan yang wajar dan kompetitif atas modal yang
telah ditanamkan.
b. Memperlihatkan informasi yang relevan kepada investor mengenai
masalah tuntutan-tuntutan legal dan hambatan persaingan.
c. Menghemat, melindungi dan menumbuhkan aset-aset investor
d. Menghormati permintaan, saran, keluhan dan solusi dari investor.
4. Pemasok
Hubungan perusahaan dengan pemasok dan subkontraktor harus
didasarkan pada sikap saling menghormati. Ia memiliki tanggungjawab
untuk :

a. Mengusahakan terwujudnya prinsip keadilan dan kejujuran dalam


semua aktivitas baik dalam menetapkan harga licensing, dan hak-hak
untuk menjual.
b. Menjamin bahwa aktivitas bisnis perusahaan terbebas dari segala
bentuk pemaksaan dan proses yuridis yang tidak perlu
c. Membantu terciptanya stabilitas hubungan jangka panjang dengan
pemasok dalam bentuk pengambilan, keuntungan secara wajar,
terjaganya kualitas, kontinuitas dan kompetitif bahan baku.
d. Berbagi informasi dengan pemasok dan melibatkan mereka ke dalam
perencanaan perusahaan

xiv
e. Membayar pemasok tepat pada waktunya dan sesuai dengan
persetujuan perdagangan mereka.
f. Mencari, mendukung dan mengutamakan pemasok dan subkontraktor
yang menghormati martabat mereka.

5. Pesaing
Persaingan ekonomi secara wajar merupakan suatu tuntutan dasar
bagi bertumbuhnya kesejahteraan bangsa-bangsa. Karena itu setiap
perusahaan harus menghormati persaingan dan memiliki tanggungjawab
untuk :

a. Mengembangkan pasar terbuka untuk perdagangan dan investasi


b. Mengembangkan perilaku yang bersaing yang menguntungkan secara
sosial dan lingkungan serta mengembangkan sikap saling
menghormati diantara sesama pesaing.
c. Menghindarkan dari pemberian gaji atau hadiah yang dapat
dipertanyakan untuk menjamin keuntungan yang kompetitif
d. Menghormati hak cipta dan hak paten
e. Menolak untuk mencuri gagasan baik untuk inovasi maupun
penciptaan produk.
6. Masyarakat
Perusahaan mempunyai tanggungjawab kepada masyarakat dimana
bisnis berpotensi untuk :

a. Menghormati hak asasi manusia dan lembaga-lembaga demokrasi dan


mengembangkan pelaksanaannya.
b. Mengakui kewajiban kepada pemerintah dan masyarakat serta
mendukung kebujakan dan pelaksanaan publik yang bertujuan untuk
mengembangkan manusia melalui hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan bagian-bagian masyarakat.

xv
c. Bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan standar kesehatan, pendidikan dan
keselamatan di tempat kerja dan kesejahteraan ekonomi.
d. Mengembangkan dan merangsang pembangunan berkelanjutan dan
memainkan peran dalam memelihara dan meningkatkan lingkungan
fisik dan konservasi sumber daya tanah.
e. Mendukung perdamaian keamanan, keanekaragaman, dan keutuhan
sosial.
f. Menghormati keutuhan budaya lokal.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada umumnya stakeholder biasanya diartikan sebagai orang yang
akan mengambil peran aktif dalam eksekusi sistem mutu atau orang yang
akan merasakan dampak signifikan dari penggunanya. Stakeholder ini
biasanya berupa orang yang memiliki sebuah proses, orang yang kegiatannya
mempengaruhi sebuah proses, atau orang yang harus berinteraksi dengan
sebuah atau sekumpulan proses. Sifat dari hubungan perusahaan dengan
stakeholder mengalami dinamis seiring berjalannya waktu. Beberapa pakar
mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif
(inactive) menjadi rekatif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif
(proactive) dan akhirnya menjadi interaktif (interactive). Seorang pemangku
kepentingan adalah seseorang yang mempunyai sesuatu yang dapat ia peroleh
atau akan kehilangan akibat dari sebuah proses perencanaan atau proyek.
Dalam banyak siklus, mereka disebut sebagai kelompok kepentingan, dan
mereka bisa mempunyai posisi yang kuat dalam menentukan hasil suatu
proses politik. Seringkali akan sangat bermanfaat bagi proyek penelitian
untuk mengidentifikasi dan menganalisa kebutuhan dan kepedulian berbagai
pemangku kepentingan, terutama bila proyek-proyek ini bertujuan
mempengaruhi kebijakan.

.2 Saran
Dalam bisnis harus memutuskan apa yang benar dan yang salah.
Seorang harus memiliki tanggungjawab yang besar kepada pelanggan,
karyawan, investor, dan masyarakat sekitar. Dan pemerintah harus membentuk
hukuman kepada perusahaan yang melakukan pelanggaran dalam etika bisnis.

xvi
DAFTAR PUSTAKA

http://zufasupriyadi.wordpress.com/2014/05/25/hubungan-stakeholderdengan-
organisasi-perusahaan/
Dr. Hj. Erni Rusyani, SE., MM. , (2016) , Business Ethics, Penerbit Alfabeta

https://www.academia.edu/9605294/Etika_Pada_Stakeholder

https://studylibid.com/doc/278113/etika-perusahaan-sebagai-pelaku-bisnis

xvii

Anda mungkin juga menyukai