Anda di halaman 1dari 12

UNIT KOMPETENSI BELAJAR MANDIRI

(UKBM)
BAHASA INDONESIA-3.7/4.7/5/7-7
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

KD : 3.7
Nama Peserta Didik :

Nomor Absen :

Kelas/ Jurusan : XII/ IPA- /IPS-

Semester / Tahun Pel. : 5 (Ganjil) / 2021-2022

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PARE
Jalan Pahlawan Kusuma Bangsa 41 Pare-Kediri Telp./ Fax (0354) 391132
Web. www.sman1pare.sch.id ; Email. info@sman1pare.sch.id
KEDIRI

Menilai Isi Dua Buku Fiksi dan Satu Buku


Nonfiksi
BIN-3.7/4.7/5/7-7

1. IDENTITAS
a. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia (Wajib)
b. Semester : 5 (Lima)
c. Kompetensi Dasar

3.7 Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan cerita pendek atau kumpulan puisi)
dan satu buku pengayaan (nonfiksi) yang dibaca.
4.7 Menyusun laporan hasil diskusi buku tentang satu topik.

d. Materi Pokok : Menilai Isi Dua Buku Fiksi dan Satu Buku Nonfiksi
e. Alokasi waktu : 4 x pertemuan (180 menit)
f. Tujuan Pembelajaran

Melalui diskusi, tanya jawab, penugasan, presentasi dan analisis, peserta


didik dapat menilai isi dua buku fiksi (kumpulan cerita pendek atau kumpulan
puisi) dan satu buku pengayaan (nonfiksi) yang dibaca, menyusun laporan hasil
diskusi buku tentang satu topik, sehingga peserta didik dapat menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, mengembangkan sikap jujur, peduli,
dan bertanggungjawab, serta dapat mengembangankan kemampuan berpikir
kritis, berkomunikasi, berkola-borasi, berkreasi (4C), berliterasi, dan berkarakter.

g. Materi Pembelajaran:
1) Fakta
a) Menilai Isi Dua Buku Fiksi dan Satu Buku Nonfiksi dari internet.
b) Kutipan Menilai Isi Dua Buku Fiksi dan Satu Buku Nonfiksi dalam Buku
Siswa [Maman Suryaman, Suherli, dan Istiqomah. 2018. Bahasa Indonesia
untuk SMA/MA/SMK/ MAK Kelas XII. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.] halaman __ s.d.__.
2) Konsep
a) Menilai Isi Dua Buku Fiksi dan Satu Buku Nonfiksi

3) Prosedur
a) Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan cerita pendek atau kumpulan puisi) dan
satu buku pengayaan (nonfiksi) yang dibaca.
b) Menyusun laporan hasil diskusi buku tentang satu topik.
2. PETA KONSEP

Memahami pengertian buku fiksi dan non fiksi

Memahami jenis-jenis buku fiksi dan non


fiksi

Pengayaan buku
Memahami perbedaan buku fiksi dan non fiksi
non fiksi

Memiliki kesan terhadap buku yang dibaca

Memaparkan kesan tersebut dalam bentuk diskusi


Menafsirkan dan Menyajikan Pandangan
Pengarang Novel
3. KEGIATAN PEMBELAJARAN (Proses Belajar)

a. Petunjuk Umum Penggunaan UKBM


BIN-3.1/4.1/5/1-1

Cek pemahaman
Baca buku BTP dan Ikuti kegiatan Evaluasi (soal – soal U
sumber lain tentang belajar pada UKBM & SBMPTN)
materi terkait

Tes Checklist Refleksi


UKBM
Formatif Guru Diri
selanjutnya
b. Pendahuluan
Secara garis besar kita mengklasifikasi buku menjadi dua jenis yaitu buku fiksi
dan non fiksi. Dua genre besar tersebut memang mash memiliki genre genre lain yang
menjadi sub bagianya. Namun pada proses pembelajaran kali ini, kita akan
memfokuskan pada genre non fiksi.

c. Kegiatan Inti
Buku bergenre non fiksi sangat sering sekali kita jumpai. Mulai dari toko buku,
perpustakaan sekolah, hingga pelapak pelapak buku. Permasalahanya adalah apakah
kita mampu membedakan buku yang kita baca tergolong genre fiksi atau non fiksi?
Pada pertemuan kali ini, kita akan membahas mengenai pengayaan buku non fiksi.
Sebuah bentuk apresiasi yang dapat kita lakukan pada mahakarya non fiksi.

Kegiatan 1
BukuPengayaanNonfiksi

1. Pengertian bukuNonfiksi

Nonfiksi adalah karangan yang di buat atas dasar fakta atau hal yang benar-benar terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Non fiksi merupakan sebuah karangan yang di hasilkan dalam
bentuk cerita nyata atau cerita kehidupan setiap hari yang di tuliskan menjadi sebuah cerita.
Dengan kata lain non fiksi merupakan karya yang bersifat faktual atau peristiwa yang benar-
benar terjadi.

2. Jenis-jenisbukunonfiksi
a. Buku Biografi
Buku biografi adalah buku yang berisi riwayat hidup seseorang. Buku itu ditulis
untuk mendokumentasikan peristiwa penting yang dialami seseorang. Tentu buku
biografi ditulis agar dapat menginspirasi pembacanya.
b. Buku Pendamping
Buku pendamping adalah buku yang berfungsi untuk mendampingi buku utama.
Biasanya buku pendamping disebut pula buku pengayaan. Jadi, buku pendamping ditulis
setelah ada buku utama. Sebagai contoh, buku pelajaran untuk anak sekolah. Kajian buku
pelajaran itu masih bersifat umum. Jadi, buku pelajaran memerlukan buku pendamping
untuk menjelaskan buku utama karena ada beberapa bagian dari buku utama yang tidak
dijelaskan dalam buku utama. Ini disebabkan space atau pedoman penulisan buku utama
tersebut.
c. Buku Literature
Buku literature adalah buku yang difungsikan sebagai rujukan kajian keilmuan.
Buku literature sering disebut diktat atau buku kuliah. Buku literatur sering ditulis
berdasarkan penelitian. Jadi, buku ini mempunyai kadar keilmiahan sangat tinggi. Maka,
buku ini sering ditulis dosen atau peneliti.
d. Buku Motivasi.
Buku motivasi adalah buku yang berisi kajian psikologis untuk membangkitkan gairah
atau semangat pembacanya. Buku motivasi dapat disusun berdasarkan kajian keagamaan
dan moral. Buku motivasi sering ditulis oleh entrepreneur. Dengan membaca buku
motivasi, pembaca merasa mendapatkan energy baru untuk meneruskan hidup.

3. Perbedaanbukufiksi dan nonfiksi


Fiksi adalah jenis tulisan yang hanya berdasarkan imajinasi. Dia hanya rekaan
sipenulisnya. Jadi, jenis-jenis karya seni berikut ini merupakan karya Fiksi : Cerita
pendek (cerpen), novel, cerita sinetron, telenovela, drama, film drama, film komedi, film
horor, film laga.
Nonfiksi adalah tulisan-tulisan yang isinya bukanlah fiktif, bukan hasil
imajinasi/rekaan si penulisnya. Dengan kata lain, nonfiksi adalah karya seni yang bersifat
faktual. Hal-hal yang terkandung di dalamnya adalah nyata., benar-benar ada dalam
kehidupan kita. Jadi, jenis-jenis karya seni berikut ini merupakan karya nonfiksi : Aetikel,
opini, resensi buku, karangan ilmiah, skripsi, tesis, tulisan-tilisan yang berisi pengalaman
pribadi si penulisnya (seperti diary, chiken soup for the soul, laporan perjalanan wisata),
berita di koran/majalah/tabloid, film dokumenter, dan masih banyak lagi.
Perbedaan antara fiksi dan nonfiksi hanya terletak pada masalah faktual atau tidak,
imajiner atau tidak. Jadi, perbedaan antar keduanya sama sekali tidak ada hubungannya
dengan gaya bahasa atau apapun selain masalah fakta atau imajiner.

Tugas

1. Berkelompoklah dengan temanmu, carilah buku non fiksi berupa biografi dan buku fiiksi
berupa kumpulan cerpen di perpustakaan sekolah!
2. Buatlah perbandingan antara kedua buku tersebut!
3. Temukan sebanyak-banyaknya perbedaanya dan sajikan di depan kelas!
Kegiatan 2

Menganalisis dan Menyajikan Teks Diskusi

Teks diskusi adalah teks yang memaparkan diskursus atau perdebatan terhadap
sebuah masalah berdasarkan sudut pandang atau argumen yang berbeda, yakni argumen
mendukung dan argumen menolak. Menurut KBBI, diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk
bertukar pikiran mengeai suatu masalah. Sebuah teks diskusi menyajikan perbedaan
pendapat, sudut pandang atau perspektif terhadap suatu masalah yang memungkinkan
pembaca untuk mengeksplorasi ide-ide yang berbeda sebelum mendapat saran atau
rekomendasi. Oleh karena itu, terdapat eksplorasi pendapat yang berbeda dalam teks diskusi
dan berakhir pada saran atau komentar tentang isu yang diangkat.

Tujuan komunikatif teks diskusi adalah untuk menengahkan suatu masalah sebelum
sampai pada suatu saran atau rekomendasi. Secara praktis, teks diskusi sebenarnya
mengajarkan untuk belajar berpikir kritis sebelum mengambil keputusan terhadap sesuatu.
Teks diskusi juga penting untuk menimbang sisi positif dan negatif secara objektif sebelum
mengambil keputusan yang rasional. Melalui teks diskusi, pikiran siswa menjadi luas karena
masalah atau situasi yang sama dapat dilihat dari perspektif yang berbeda. Jenis teks ini
memberikan siswa kesempatan untuk menemukan dan mendukung pendapatnya serta
menekankan pentingnya mengantisipasi dan menanggapi pendapat. Teks diskusi pada
hakikatnya juga mengajarkan siswa untuk berdiskusi secara tertulis.

Pada teks diskusi, penulis menggunakan kata evaluatif persuatif untuk memengaruhi
pembaca. Penyajian argumen harus jelas dan koheren. Teknik yang digunakan dalam teks
diskusi meliputi penggunaan pemikiran pertanyaan yang profokatif, analisis sudut pandang
dan pengulangan kata, frasa, dan konsep. Argumen harus disertai bukti dan kritis.

Struktur Teks Diskusi


Menurut Anderson & Anderson (1997:119), teks diskusi mempunyai struktur yang
meliputi (1) orientasi isu, (2) pendapat (pendapat mendukung dan pendapat menolak, dan (3)
simpulan atau saran. Berikut penjelasan lebih lengkap terkait dengan masing-masing struktur
teks diskusi.

Pertama, orientasi isu adalah masalah yang diangkat untuk didiskusikan. Masalah
atau isu dalam teks diskusi adalah suatu hal yang penting untuk diselesaikan. Masalah atau
isu harus tercerminkan secara jelas karena hal tersebut dijadikan sebagai inti atau sorotan.
Kriteria orientasi isu teks diskusi yang baik, yaitu (a) isu sesuai dengan topik yang dibahas,
(2) isu dikemukakan secara jelas, (3) isu dikemukakan secara lugas, (4) isu dikemukakan
secara terfokus dan tidak mendua arti, dan (5) isu bersifat kontroversial.

Kedua, pendapat mendukung dan menolak. Pendapat mendukung adalah pendapat


yang setuju (mendukung) atau berpandangan positif tentang isu atau masalah yang
dimunculkan dalam teks diskusi dengan berbagai argumen atau alasan yang logis. Adapun
pendalah menolak adalah kebalikannya, yaitu pendapat yang menolak atau berpandangan
negatif tentang isu atau masalah dengan berbagai argumen atau alasan yang logis. Pendebatan
dua sisi pendapat pro dan kontra muncul karena isu atau masalah yang kontroversial,
sehingga menimbulkan dua perspektif yang berbeda.

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa pendapat mendukung dan menentang isu atau
masalah dalam teks diskusi pasti disertai dengan argumen atau alasan logis yang menguatkan.
Argumen dalam bentuk apapun sangat dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam
“berspekulasi” dengan kemampuan berpikir kritisnya. Bukan hanya penulis, bahkan pembaca
pun akan berpikir secara kritis mencerna argumen-argumen tersebut – kemampuan berpikir
adalah kecenderungan dalam menerima atau menolak, menilai atau mengevaluasi sebuah
penyataan (Zainurahman, 2011:55). Hal tersebut menandakan bahwa berpikir kritis
berpengaruh dalam memilih argumen dan mengategorikan argumen. Argumen bukan hanya
tentang spekulasi saja, melainkan juga tentang argumen yang berdasar pada teori dan fakta.

Kriteria argumen yang baik dalam teks diskusi meliputi (1) argumen sesuai dengan
isu, (2) argumen dikemukakan secara jelas, (3) argumen dikemukakan secara lugas, (4)
argumen dipaparkan disertai alasan logis, dan (5) argumen dipaparkan disertai dengan
contoh.

Argumentasi berasal dari kata argue yang artinya “membantah atau argumen
perbantahan”. Keraf (2007:3)menyatakanbahwa argumentasi ialah suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara.Dalamdefinisitersebutdapatdilihatbahwatujuanutamaargumentasiadalahmempenga
ruhi orang lain.

Karangan argumentasi mengarah pada aspek rasional dan kelogisan. Suatu karangan
bisa dimasukkan dalam kategori karangan argumentasi jika bertolak dari adanya masalah atau
isu yang bersifat kontroversi. Isu yang bersifat kontroversi didasarkan pada asumsi penulis
bahwa ada pihak yang tidak setuju dengan pendapatnya. Kaitanya dengan isu tersebut penulis
berusaha menjelaskan posisinya dan memberikan alasan-alasan yang logis untuk meyakinkan
pendapatnya.

Menurut Keraf (2007:108) ada beberapa wujud argumen, sebagaimana dijelaskan


berikutini.
a. Genus
Argumentasi yang diwujudkan melalui genus mempergunakan wujud barang atau
klasifikasi yang sudah ada. Klasifikasi dapat pula merupakan sesuatu yang baru berkat
pemikiran pengarang. Namun, dasar dan ciri yang dikemukakan harus jelas.
b. Sebab akibat
Wujud argumen yang didasarkan pasa sebab akibat selalu mempergunakan proses
berfikir yang bercorak klausal. Proses berfikir ini menyatakan bahwa suatu sebab tertentu
akan mencangkup sebuah akibat yang sebanding, begitu juga sebaliknya.
c. Keadaan atau Sirkumtasi
Keadaaan yang dimaksud dalam karangan argumentasi adalah suatu proses yang
digolongkan dalam proses sebab akibat. Namun, tindakan yang dimaksud adalah tindakan
yang tidak dapat dibenarkan melalui prinsip-prinsip kelogisan. Seseorang terpaksa
melakukakan suatu tindakan karena fakta-fakta tidak memungkinkannya melakukan hal lain.
Seperti pernyataan ‘kami terpaksa melakukan hal itu’. Penulis harus berusaha menyodorkan
situasi yang serba terpaksa untuk membenarkan tindakannya. Jika penyajian keadaan tidak
meyakinkan maka argumentasinya akan ditolak.
d. Persamaan
Kekuatan argumentasi dengan menggunakan wujud persamaan terletak pada suatu
pernyataan mengenai kesamaan antara dua barang. Kekuatan argumentasi dari wujud
persamaan tergantung dari hubungan langsung dengan kebenaran yang ada dalam topik yang
diperbandingkan. Jika persamaan yang diungkapkan itu ternyata lemah, maka kekuatan
retorikanya juga lemah.
e. Perbandingan
Argumentasi yang berwujud perbandingan tercakup pengertian bahwa salah satu yang
diperbandingkan lebih kuat dari hal lain yang dijadikan dasar perbandingan . Data-data
otentikmerupakankomponenutamanya.

f. Pertentangan
Argumentasi dengan menggunakan cara ini termasuk dalam argumentasi yang didasarkan
pada relasi/hubungan berbagai fakta dan peristiwa.Fokusnyaadalah pada
ketidaksetujuanataubisa juga perbedaanantarasatuhaldenganhallainnya.
g. Kesaksian dan Autoritas
Kesaksian dalam argumentasi bersifat dari luar. Kesaksian tersebut disebut sebagai
sumber dari luar karena preposisi yang digunakan merupakan penerapan atau persepsi orang
lain yang siap kita gunakan. Argumen dengan autoritas didasarkan pada pendapat atau
ucapan seseorang yang terkenal atau diakui keahliannya. Kesaksian dan autoritas tidak
memiliki tenaga dalam dirinya sendiri, tetapi ada pada kepercayaan atau saksi dan kualitas
autoritas.
Ketiga, simpulan atau saran berisi penyataan apa yang seharusnya atau tidak
seharusnya dilakukan tentang isu atau masalah yang dibahas. Simpulan atau saran terkadang
meringkas dua sisi pendapat yang bertentangan, apabila kedua pendapat tersebut cukup
seimbang, dapat pula memberikan rekomendasi pada salah satu pendapat jika memang bukti
atau alasan logis dihadirkan sangat kuat. Penegasan ulang pendapat berkaitan dengan
penegasan kembali terhadap pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam argumen
di bagian sebelumnya (Anderson & Anderson, 1997:127). Pada bagian simpulan atau saran
diusahakan mencapai jalan tengah mengenai isu atau masalah yang sedang dibahas agar
simpulan atau saran yang diambil tidak mendatangkan masalah baru.

Kriteria simpulan atau saran yang baik dalam teks diskusi meliputi (1) simpulan atau
saran dikemukakan secara jelas, (2) simpulan atau saran dikemukakan secara lugas, (3)
simpulan atau saran memuat pernyataan apa yang seharusnya atau tidak seharusnya
dilakukan, (4) simpulan atau saran memberikan rekomendasi pada salah satu pendapat yang
paling kuat, dan (5) simpulan atau saran tidak menimbulkan masalah baru.

Ciri Bahasa Teks Diskusi


Ciri bahasa pada teks diskusi, yaitu sebagai berikut.
1) Pengungkapan opini dengan menggunakan kalimat argumen.
Pernyataan argumen dapat ditandai dengan penggunaan kata seharusnya, sebaiknya,
semestinya, menurut saya, saya pikir, saya rasa, mungkin, dan akan lebih baik jika.
2) Menurut Rani, dkk. (2013:52), pengungkapan derajat kepastian atau kualitas suatu
pernyataan penulis dengan menggunakan modal. Setiap argumen selalu memiliki modal
yang menunjukkan modal yang menunjukkan kualitas suatu pernyataan. Modal
dibedakan menjadi dua, yaitu (1) penanda kepastian dan (2) penanda kemungkinan.
Adapun, kata atau frasa yang digunakan sebagai penanda kepastian, meliputi perlu,
pasti, dan tentu saja. Adapun penanda kemungkinan, meliputi agaknya, kiranya,
rupanya, kemungkinannya, sejauh bukti yang ada, sangat mungkin, mungkin sekali, dan
masuk akal.
3) Pengungkapan sanggahan atau penolakan pada argumen menentang dengan
menggunakan piranti kohesi untuk menandai elemen sanggahan, yaitu kecuali, jika ....
maka, dan jika. Piranti pertentangan yang biasa digunakan, misalnya (akan) tetapi,
sebaliknya, namun, berbeda dengan, dll.
4) Pengungkapan maksud persuasi penulis dengan menggunakan kalimat ajakan, yaitu
mari, ayo, dll.
5) Pengungkapan simpulan atau saran penulis dengan menggunakan kata jadi,
kesimpulannya, dengan demikian, mudah-mudahan, dll.

Tugas

1. Diskusikanlah buku fiksi dan non fiksi yang telah Anda baca!
2. Ungkapkan kelebihan serta kelemahan masing-masing buku!
3. Sampaikan pula pesan yang diberikan oleh penulis dalam bukunya!
4. Tulislah dalam bentuk laporan diskusi!
5. Sajikan di depan kelas untuk memperoleh tanggapan dari teman sejawat!

d. Penutup
1) Evaluasi
A. Pilihlah satu jawaban yang tepat.
1. Teks cerita sej
2) Refleksi Diri

Bagaimana pemahaman Anda sekarang?


Setelah Anda belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1, 2, 3, dan 4 berikut
diberikan Tabel untuk mengukur diri Anda terhadap materi yang sudah Anda pelajari.
Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKBM ini di Tabel berikut.

Tabel Refleksi Diri Pemahaman Materi

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah Anda mampu membedakan buku fiksi dan non fiksi?
2. Apakah Anda memiliki pengalaman membaca buku non fiksi?
3. Apakah Anda mampu membedakan jenis-jenis buku non fiksi?
4. Apakah Anda tertarik membaca buku fiksi dan non fiksi?
5. Apakah Anda mampu membandingkan buku fiksi dan non
fiksi?
6. Apakah Anda mampu mendiskusikan buku?
7. Apakah Anda merasa tertarik saat proses diskusi berlangsung?
8. Apakah Anda mampu menyampaikan hasil diskusi tersebut
dalam bentuk ulasan singkat?

Jika menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pelajarilah kembali materi
tersebut dalam Buku Teks Pelajaran (BTP) dan pelajari ulang kegiatan belajar 1, 2, dan 3
yang sekiranya perlu Anda ulang dengan bimbingan Guru atau teman sejawat. Jangan putus
asa untuk mengulang lagi!. Dan apabila Anda menjawab “YA” pada semua pertanyaan,
maka lanjutkan dengan meminta tes formatif pada gurumu.

Pemahaman Anda pantas dinilai dengan angka berapa?


Ukurlah diri kalian dalam menguasai materi Menilai Isi Dua Buku Fiksi dan Satu
Buku Nonfiksi dalam rentang 0–100, tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.

Setelah kalian menuliskan penguasaanmu terhadap materi Menilai Isi Dua Buku
Fiksi dan Satu Buku Nonfiksi, lanjutkan kegiatan berikut untuk mengevaluasi
penguasaan kalian!

3) Petunjuk Tindak Lanjut

Setelah menyelesaikan soal di atas dan mengikuti kegiatan belajar 1 s.d. 4,


silahkan kalian berdiskusi dengan teman sebangku atau teman lain jika memang
masih ada beberapa hal yang perlu dikaji ulang.
Ini adalah bagian akhir dari UKBM materi Menilai Isi Dua Buku Fiksi dan Satu
Buku Nonfiksi, mintalah tes formatif kepada Guru kalian sebelum belajar ke UKBM
berikutnya.

4. Daftar Pustaka
Maman Suryaman, Suherli, dan Istiqomah. 2018. Bahasa Indonesia untuk
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kosasih, Engkos. 2017. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII Kelompok
Wajib. Jakarta: Erlangga.
Kosasih, Engkos. 2017. Jenis-Jenis Teks. Bandung: Yrama Widya

Yuk Cek Penguasaanmu terhadap Materi Menilai Isi Dua


Buku Fiksi dan Satu Buku Nonfiksi dengan TES FORMATIF!

Bacalah kutipan berikut untuk menjawab soal nomor 1-3!


Tuntutan kaum buru

Nama Peserta Didik :

Nomor Absen :

Kelas/ Jurusan : XII/ IPA- /IPS-

Semester / Tahun Pel. : 5 (Ganjil) / 2021-2022

KD 3.7/4.7 Tuntas Tgl. :

Penilaian/ Paraf Guru :

Anda mungkin juga menyukai