Ta 613704
Ta 613704
Yogyakarta
BAB VI
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
153
Melissa Sharon - 100113704
Apartemen di D.I. Yogyakarta
154
Melissa Sharon - 100113704
Apartemen di D.I. Yogyakarta
Dapur • 4 orang
26,76 m2
• 4 kursi 14,86 m2 TS 1 20%
Ruang Makan
• 1 meja
• 1 kursi
Ruang 7,03 m2
Belajar/Kerja • 1 meja 5,86 m2 TS 1 20%
kerja
Jumlah Unit Hunian (Unit C) = 20 unit 87,30 m2 x 20 1.746 m2
155
Melissa Sharon - 100113704
Apartemen di D.I. Yogyakarta
156
Melissa Sharon - 100113704
Apartemen di D.I. Yogyakarta
157
Apartemen di D.I. Yogyakarta
158
Apartemen di D.I. Yogyakarta
Keluar-Masuk
Apartemen
Kamar Tidur
6. Pengelola
Keluar-Masuk R.Bagian
Ruang Tunggu
Pengunjung Administrasi
R.Bagian R.Bagian
Service Operasional
Toilet Staff
159
Apartemen di D.I. Yogyakarta
7. Restaurant/Cafetaria
Keluar / Masuk
Pengelola
Toilet R.Kantor
Area Makan/Duduk
Pegawai
8. Fasilitas Umum
Keluar-Masuk
Lobby/Informasi Retail Area
Pengunjung
Fitness Area
Toilet Foyer
160
Apartemen di D.I. Yogyakarta
Service Area
Indoor
Garden
UNIT HUNIAN Fitness Area
Security Entrance
161
Apartemen di D.I. Yogyakarta
Ruang Ruang
Kolam Renang
Ruang Pompa Genset Ruang
Mekanikal
Elektrikal Staff
162
Apartemen di D.I. Yogyakarta
163
Apartemen di D.I. Yogyakarta
VI.2.2. Konsep Hubungan Interaksi Sosial dengan Pendekatan Behavioral Architecture (Arsitektur Perilaku)
Tabel 6. 2 Konsep Hubungan Interaksi Sosial dan Pendekatan Behavioral Architecture (Arsitektur Perilaku)
Wujud Prinsip Perilaku apabila diiterapkan Kata Kunci Pendekatan
Karakteristik Penghuni Apartemen
pada penghuni Apartemen yang akan Unsur Fisik Behaviour Architecture pada
pada umumnya
dirancang perancangan Apartemen
Interaksi Sosial Rancangan hendaknya dapat menciptakan - Interaksi manusia-manusia dapat diwujudkan dengan
• Interaksi sosial antar penghuni tidak interaksi sosial antarpenghuni apartemen. ruang bersama/ ruang publik pada sirkulasi utama,
berlangsung karena sebagai masyarakat Interaksi merupakan wujud hubungan dari diharapkan jika melewati area tersebut akan ada
urban yang memiliki kesibukan masing- satu objek dengan yang lainnya, meliputi pertemuan antarpenghuni yang dapat menimbulkan
masing cenderung bersifat individualis interaksi terhadap sesama manusia, sebuah interaksi
• Kurangnya hubungan sosial dan bangunan, dan lingkungan sekitarnya. - Interaksi bangunan-bangunan
emosional timbal balik Menciptakan suasana yang memiliki Tatanan massa pada bangunan yang diposisikan
• Merasa tidak membutuhkan kontak sosial pergerakan dan citra yang baik--> fleksibel saling berhadapan akan menimbulkan interaksi antar
dengan tetangga dalam satu tempat dan dinamis bangunan.
tinggal - Interaksi manusia-bangunan
- Dengan penggunaan warna natural yang umum Komunikasi,
digunakan akan membuat penghuni mudah mengenali Interaksi/ hubungan sosial,
bangunan dan merasa tidak asing (diterima oleh Fleksibel dan dinamis
semua karakteristik pengguna ruang)
- Interaksi bangunan-lingkungannya
- Ruang terbuka hijau seperti taman, kolam , atau
pedestrian merupakan ruang luar yang dapat
menghubungkan antarbangunan.
- Interkasi manusia-lingkunganya
Adanya area terbuka hijau yang dapat menguntungkan
penghuni (misal, supplay oksigen) seharusnya
membuat pengguna apartemen menyadari untuk
memberikan respon timbal balik, yaitu tidak merusak
tatanan alami yang merupakan area tempat tinggal
Perilaku Rancangan hendaknya mampu menciptakan - Pola pergerakan
• Perilaku bisa terjadi secara disadari suatu respon terhadap lingkungan Tatanan sirkulasi pada tapak baik di luar ataupun di
ataupun tidak disadari, mementingkan sehingga pengguna lingkungan diharapkan dalam bangunan dapat membentuk suatu pola
Perilaku yang terarah,
kepraktisan, tidak memahami batas dapat memberi respon timbal balik dan pergerakan pengguna bangunan
Respon Terhadap
teritorial, kebanyakan perilaku manusia meminimalisir kebiasaan perilaku penghuni - Kemudahan aksesbilitas (pencapaian ke suatu ruang
Lingkungan
tidak peduli atau tdak bertanggung jawab yang dirasa kurang sesuai atau dapat yang dituju)
dalam memelihara lingkungan di dalam dikatakan sebagai suatu perilaku yang
tempat tinggalnya sendiri menyimpang
paving block
166
Apartemen di D.I. Yogyakarta
Penggunaan material dan tekstur bada sisi luar bangunan yakni bahan yang
hangat, berat, fleksibel,dan informal misalnya kayu, plastik, gypsum, metal dan kaca
metal
Kaca kayu
• Ramp
Ramp diwajibkan pada bangunan tanpa lift sehingga penghuni yang
mempunyai cacat fisik tetap dapat mengakses bangunan. Untuk membuat
ramp dibutuhkan ruang yang cukup luas karena kemiringan yang relatif
landai. Pada area dalam bangunan apartemen ini sudah terdapat lift yang
dapat dipakai para penyandang cacat, sehingga ramp hanya digunakan
sebagai akses dari luar bangunan ke dalam bangunan. Ramp membutuhkan
dimensi ruang yang luas. Sehingga sirkulasi vertikal dalam bangunan
apartemen ini hanya menggunakan tangga dan lift.
2. Sirkulasi Horisontal
Pada perancangan apartemen ini sistem sirkulasi yang diterapkan adalah
sirkulasi Double Loaded. Pada sirkulasi double loaded ini hunian berada di
kedua sisi koridor bangunan sehingga bersifat tertutup. Dengan sistem ini maka
akan dapat memaksimalkan jumlah hunian yang dirancang.
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan dibutuhkan untuk kelangsungan kegiatan manusia ketika
cuaca mendung dan ketika malam hari. Sumber daya penerangan buatan
berasal dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan generator sebagai sumber
cadangan penerangan pada saat terjadi gangguan dari PLN. Sumber energi
untuk listrik juga dapat menggunakan solar cell yang merupakan konversi
dari sinar matahari menjadi listrik, namun biaya untuk penerapan solar cell
ini masih terlalu mahal dan masih jarang ditemui di Indonesia. Berikut ini
merupakan mekanisme penerapan sistem jaringan listrik pada bangunan:
Ruang
Sub Trafo 1
PLN Trafo
Automatic Ruang
Transfer
Switch Ruang
Sub Trafo 2
Genset Trafo
Ruang
tandon air
Pompa air
Bagan 6. 8 Konsep Peneraapan Sistem up feed dan down feed pada Apartemen di Sleman
DAFTAR PUSTAKA
De Chiara, Joseph dan Michael J. Crosbie. 2001. Time-Saver Standards for Building
Types. New York: Mc Graw-Hill.
Edward Paul. 1972: The Encyclopedia of Philosophy, vol.3 dan 4. Mac Millian Publishing
Laurens, Joyce Marcella. 2004. Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT. Grasindo.
Lynch, Kevin dan Hack, Gary. 1984. Site Planning Third Edition. Cambridge MA and
London: MIT Press
Panero, Julius dan Martin Zelnik. 2005. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta:
Erlangga.
Paul, Samuel. 1967. Apartment Their Design and Development. New York: Rainhold Pub
Co.
Rapoport, Amos. 1969. House Form and Culture. New York: Prentice - Hall.Inc.
Engglewood Cliffs N.J.
Rapoport, Amos. 1977. Human Aspects of Urban Form; Towards a Man Environment
Approach to Urban Form and Design. Oxford: Pergamon Press
S.Juwana, MSAE., Ir.Jimmy. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga
Savitri, Esti, Marcel Ignatius, Amelia Budihardjo, Imelda Anwar, dan Viva Rahwidyasa.,
Aditya, Ferihan F. (2007). Indonesia Apartment: Design Concept Lifestyle. Jakarta:
PT. Griya Asri Prima.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
DAFTAR REFERENSI
http://dppka.jogjaprov.go.id/document/02%20BAB%20II%20-%20Kondisi%20Umum.doc
http://books.google.co.id/books?hl=id
http://www.e-bookspdf.org/download/arsitektur-perilaku.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/196609301997032-
SRI_HANDAYANI/Bahan_Ajar_Mata_Kuliah_ArsLansekap_4.pdf
http://www.scribd.com/doc/179935436/Analisa-Apartemen-doc
www.slemankab.go.id