Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

PEMBEBANAN JEMBATAN
(SNI 1725:2016 – Pembebanan Untuk Jembatan)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Jembatan

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Ir.Ibnu Pudji Rahardjo, M.S.
Fitria Wahyuni, S.T., M.T.

Disusun Oleh:
Kumara Ulya Sari 10111910010047

TRPPBS-B/2019

PROGRAM SARJANA TERAPAN


TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN
BANGUNAN SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021

REKAYASA JEMBATAN Page 1


PENDAHULUAN
1. Definisi Jembatan
Jembatan merupakan suatu konstruksi yang dibangun untukmelewatkan massa (lalu-
lintas, air) lewat atas suatu penghalang.
2. Bagian Jembatan
Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam bagian pokok, yaitu:
a. Bangunan Atas.
b. Tumpuan.
c. Bangunan Bawah.
d. Pondasi.
e. Oprit (timbunan di belakang abutment).
f. Bangunan pengaman jembatan.
Sedangkan kontruksi struktur jembatan sebenarnya dapat dibedakan menjadi:
a. Bangunan Bawah (Sub Structure)
Bangunan Bawah (Sub Structure) berdiri diatas pondasi penyangga dari bangunan
atas dan juga seluruh beban yang bekerja pada bangunan atas. berdiri diatas pondasi
penyangga dari bangunan atas dan juga seluruh beban yang bekerja pada bangunan
atas. Ditinjau dari konstruksinya, struktur bawah jembatan terdiri dari:
1) Pondasi
Pondasi terletak pada bagian bawah yang secara langsung berhubungan dengan
tanah. Dalam merencanakan pondasi ada 2 (dua) hal utama yang harus
diperhatikan, yaitu Daya Dukung Tanah dan Penurunan. Jenis-jenis pondasi pada
jembatan ada 3 (tiga) macam yaitu:
 Pondasi Langsung Pangkal
 Pondasi Sumuran
 Pondasi Dalam
2) Abutmen
Abutmen atau kepala jembatan adalah suatu konstruksi jembatan yang terdapat
pada ujung-ujung jembatan, disamping sebagai pendukung bagi bangunan atas,
juga berfungsi sebagai penahan beban dari bangunan atas dan meneruskannya ke

REKAYASA JEMBATAN Page 2


pondasi. Adapun jenis abutmen ini dapat dibuat dari jenis pasangan batu 15 atau
dari beton bertulang dengan konstruksi seperti dinding atau tembok.
Macam-macam type pangkali jembatan dan penggunaannya:
- Type Masif (solid) / type dinding penuh.
- Type Cap (tipe topi)
3) Pilar
Pilar adalah salah satu konstruksi bangunan bawah jembatan yang terletak
diantara dua abutment yang juga berfungsi sebagai penahan beban bangunan atas
dan meneruskannya ke pondasi.

b. Bangunan Atas (Upper Structure)


Konstruksi bagian atas jembatan meliputi:
1) Trotoir
Berfungsi sebagai tempat berjalan bagi para pejalan kaki yang melewati jembatan
agar tidak mengganggu lalu lintas kendaraan. Trotoar terdiri atas:
 Sandaran + tiang sandaran
 Peninggian trotoir/kerb
 Konstruksi trotoir
2) Lantai kendaraan + perkerasan
Berfungsi sebagai lewatan dan penahan beban kendaraan ketika lalu lintas sedang
berjalan.
3) Balok diafragma/ikatan melintang
Memiliki fungsi utama mengakukan Girder satu dengan lainnya dari pengaruh
gaya beban melintang.
4) Balok gelagar
Terdiri atas gelagar induk / memanjang dan gelagar melintang. Gelagar induk atau
memanjang merupakan komponen jembatan yang letaknya melintang arah
jembatan atau tegak lurus arah aliran sungai. Sedangkan, gelagar melintang
merupakan komponen jembatan yang letaknya melintang arah jembatan.
5) Ikatan pengaku
Untuk mendapatkan kekakuan jembatan pada arah melintang dan menjaga torsi
maka diperlukan adanya ikatan-ikatan angin tersebut.

REKAYASA JEMBATAN Page 3


 Ikatan angina
 Ikatan rem
 Ikatan tumbukan
6) Perletakan
Bagian ujung bawah dari suatu bangunan atas yang berfungsi menyalurkan gaya-
gaya reaksi dari bangunan atas ke bangunan bawah. Menurut fungsinya
dibedakan:
 Rol
 Sendi

PEMBAHASAN
PEMBEBANAN JEMBATAN
1. Pembebanan Jembatan
Dalam sebagai pedoman perhitungan pembebanan, dipakai referensi Pedoman
Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJJR) tahun 1987 yang diterbitkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum dan SNI 1725:2016 tentang Pembebanan Untuk
Jembatan. Pedoman pembebanan dikelompokkan menjadi beban permanen dan beban
transien.
a) Beban Permanen
1) MS = beban mati komponen struktural dan non-struktural jembatan
2) MA = beban mati perkerasan dan utilitas.
3) TA = gaya horizontal akibat tekanan tanah.
4) PL = gaya-gaya yang terjadi pada struktur jembatan akibat pelaksanaan.
5) PR = prategang

b) Beban Transien
1) SH = Beban akibat susut/rangkak
2) TB = Beban akibat rem
3) TR = Gaya sentrifugal
4) TC = Gaya akibat tumbukan kendaraan
5) TV = Gaya akibat tumbukan kapal

REKAYASA JEMBATAN Page 4


6) EQ = Gaya gempa
7) BF = Gaya friksi
8) TD = Beban lajur “D”
9) TT = Beban lajur “T”
10) TP = Beban pejalan kaki
11) SE = Beban akibat penurunan
12) ET = Gaya akibat temperature gradient
13) EU = Gaya akibat temperature seragam
14) EF = Gaya apung
15) EWS = Beban angin pada struktur
16) EWL = Beban angin pada kendaraan
17) EU = Beban arus dan hanyutan

2. Faktor Beban dan Kombinasi Pembebanan


Gaya total terfaktor yang digunakan dalamperencanaan harus dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
Q=∑ ηi γ i Qi
Dimana:
ηi = factor pengubah respons
γi = factor beban
Qi = gaya atau beban yang bekerja pada jembatan

Tabel Kombinasi Beban dan Faktor Beban

REKAYASA JEMBATAN Page 5


3. Pembebanan Pada Pelat Lantai Jembatan
Plat lantai (ploor plate) memiliki pengertian lantai yang tidak terletak di atas tanah
langsung, melainkan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat
yang lain. Plat lantai tersebut didukung dengan balok-balok yang bertumpu kepada
kolom-kolom bangunan. Pekerjaan plat lantai jembatan terdiri dari beberapa tahapan,
yaitu:

4. Pembebanan Pada Gelagar Jembatan

REKAYASA JEMBATAN Page 6

Anda mungkin juga menyukai