Dari semua pemandangan baru yang kini menjadi sebuah kebiasaan itu, tercipta
pertanyaan-pertanyaan baru pula. Apakah batasan ini tercipta untuk
memperbaiki segala yang rusak oleh keterbatasan waktu? Selama ini kita hanya
bisa mengutuk virus itu agar segera enyah dari permukaan bumi. Setelahnya,
apakah pemandangan-pemandangan baru ini akan hilang? Aku bukannya
senang akan keberadaan batasan ini, hanya saja berusaha mengamati lebih jauh
lagi tentang semua dampak yang tercipta. Ternyata tidak semuanya buruk, tapi
ada pula yang baik seperti lebih banyak waktu dengan keluarga, lebih banyak
waktu mengeksplorasi diri, lebih terbiasa berhemat, lebih sedikit polusi, langit
lebih jernih, bintang lebih sering terlihat, lebih sedikit kemacetan.
Walaupun ada banyak dampak baru yang terasa nyaman buatku, aku tetap tidak
ingin virus itu berlama-lama ada di bumi. Tak tega melihat para tenaga medis
dan pemerintah yang mati-matian mencegah penyebaran virus yang begitu pesat
ini. Disamping itu, faktanya, manusia adalah makhluk yang dituntut untuk bisa
beradaptasi dan itu bukan hal mudah dilakukan. Aku sangat merindukan
suasana keramaian kelas dan kekonyolan yang dibuat penghuninya, rindu
momen-momen dimana kita suka mengeluh terhadap banyaknya tugas, rindu
suasana perpustakaan sekolah, rindu suasana jam kosong, suasana riuh di
kantin. Rindu jalan menuju sekolah, rindu bagaimana keruwetan parkiran
sekolah.
pesan dariku :
"Hidup itu bagai mengarungi samudera dengan perahu. Yang mana kamu
bertindak untuk menentukan arah tempat mu berlayar. Semakin besar ombak
yang kamu lewati dan semakin sulit kamu menerjang badai tapi, ketahuilah
akan ada pelabuhan indah yang menunggumu di sana. Kerja kerasmu tidak akan
pernah sia-sia. Karena sejatinya kebahagian selalu tersimpan dalam pelukan
kesedihan"
"Jangan pernah membunuh mimpi kamu, karena mimpi tak akan bisa mati. Mau
kamu pukul, atau kamu tusuk, dia hanya akan pingsan dan bangkit di usia tua
dalam bentuk penyesalan" — Ayah Pandji Pragiwaksono
"Nggak ada yang instan di dunia ini. Kalau Tuhan ngasih jalan buat melangkah
cepat, berarti udah jadi rezeki buat hambanya. Tapi yang namanya hidup,
semuanya butuh proses. Mau cepat, mau pelan-pelan, semuanya udah
digariskan oleh Tuhan. Tinggal kita yang menyikapinya seperti apa. Kalau
dikasihnya cepat, syukuri. Kalau lambat, nikmatin. Semuanya punya esensi
sendiri dan Tuhan juga punya banyak maksud lain di tiap takdir yang dituliskan.
Nggak cuma sekadar kata "lelah' yang didapat, tapi juga ada hikmah di sana.
Buru-buru nggak bikin cepat sampai di tujuan, Terlalu maksain kehendak juga
nggak baik. Ikutin alur aja maunya takdir kayak gimana, perlahan tapi pasti.
Lakuin apa yang menurut kamu benar, yakinin diri kamu atas pilihan kamu
sendiri. Jangan sampai ada penyesalan di tiap langkah kamu berikutnya, karena
kamu adalah pemeran utama di kehidupan kamu sendiri."