Allium sativum L
a. Nama Daerah
Di Indonesia khususnya, bawang putih memiliki banyak nama, seperti bawang putih
(Indonesia), bawang (Jawa); bawang bodas (Sunda), bawang handak (Lampung); kasuna
(Bali), lasuna pute (Bugis), bhabang pote (Madura); laisona mabotiek (Nusa Tenggara); bawa
bodudo (Ternate), kalfeo foleu (Timor), bawa solubdo (Maluku) (v. M. buyanov, 1967).
b. Klasifikasi
Menurut (Supitri, 2018) klasifikasi tanaman bawang putih adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
c. Manfaat
Umbi bawang putih berpotensi tinggi pada efek anti-mikroba, meliputi virus, bakteri,
protozoa, dan jamur. Senyawa ajoene memiliki efek tinggi sebagai anti-virus dan juga
menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif dan gram positif. Selain itu kandungan
senyawa allicin yang akan segera teroksidasi setelah diremas akan berubah menjadi deoksi-
alliin, DADS (2) dan suatu senyawa anti-bakteri namun tidak memiliki efek anti-virus. Selain
dikonsumsi tunggal, resep ekstrak bawang putih dapat juga dikonsumsi bersama dengan
Amphotericin B untuk melawan infeksi fungsi sistemik pada manusia dan meningitis (v. M.
buyanov, 1967)
Bawang putih juga bermanfaat sebagai penurun kadar kolesterol. Hal ini karena
bawang putih memiliki zat ajoene yang terkandung di dalamnya, yaitu suatu senyawa yang
bersifat antikolesterol dan membantu mencegah penggumpalan darah. Kandungan yang
terdapat pada bawang putih yaitu Allisin dan adrenosin juga dapat diberikan kepada pasien
penyakit jantung koroner karena dapat menghambat agregasi platelet secara in vivo.
Mengkonsumsi bawang putih secara teratur sekitar 2 – 3 siung setiap hari juga dapat
membantu mencegah serangan jantung. Hal ini karena bawang putih bermanfaat membantu
mengecilkan sumbatan pada arteri jantung sehingga menimimalkan terjadinya serangan
jantung (Supitri, 2018).
Tabel 1.1. Penyakit yang Dapat Diobati Bawang Putih, Sumber: (Untari, 2010)
d. Kandungan kimia
Bawang putih memiliki manfaat dan kegunaan yang besar bagi kehidupan manusia.
Bagian utama dan paling penting dari bawang putih adalah umbinya yang biasanya digunakan
sebagai bumbu dapur. Kandungan senyawa yang sudah ditemukan dalam bawang putih
diantaranya adalah allicin dan sulfur amino acid alliin. Sulfur ammonia acid alliin ini oleh
enzim allicin liase diubah menjadi allicin yang akan mengalami perubahan menjadi diallil
sulfide. Senyawa allicin dan diallil sulfide inilah yang memiliki banyak kegunaan dan
berkhasiat sebagai obat. Selain itu, bawang putih juga dapat digunakan sebagai bakterisida
dan fungisida pada pengendalian penyakit tanaman.
Dalam 100 gr bawang putih terkandung 71,0 gr air, 95 kalori, 4,5 gr protein, 0,2 gr
lemak, 23,1 gr karbohidrat, 42 mg kalsium, 346 gr kalium, 134 mg fosfor, 1,0 mg besi, 0,22
mg vit B1, dan 15 md vit C. Melalui ekstraksi dan isolasi kimiawi, dapat diketahui beberapa
senyawa aktif yang terkandung dalam bawang putih, seperti allicin yang ditemukan oleh
Bailey dan Cavallito tahun 1944, allicin yang ditemukan oleh Stoll dan Seebeck tahun 1448,
ajoene, Sallycyctein, dan scordinin. Menurut Mc Anwyll (2000), menyatakan bahwa allicin
pada bawang putih mempunyai daya antibiotik yang kuat, namun senyawa ini merupakan
senyawa yang labil, jika dalam satu menit berada di udara bebas akan mengalami dially
disulfide. Kandungan allicin dalam bawang putih sangat kecil, selain itu rentan terhadap
dekomposisi jika berada di udara bebas.
Menurut Yuhua dan Eddy, menyatakan bahwa 100 gr bawang putih memiliki
kadungan kimia yang terdiri dari 1,5% Allicin yaitu merupakan komponen penting dalam
efek antibiotik, 4,5 gram protein, lemak 0,2 gram, hidrat arang 23,10 gram, Vitamin B1 0,22
miligram, Vitamin C 15 miligram, Kalori 95 kalori, Posfor 134 miligram, Kalsium 42
miligram, Zat besi 1 miligram, Air 71 gram. Allicin merupakan senyawa kimia pada bawang
putih yang berperan sebagai antibiotik. Dalam penghambatannya allicin merusak dinding sel
bakteri dan juga menghambat sintesis RNA. Perusakan dinding sel bakteri bakteri dilakukan
allicin dengan cara menginhibisi biosintesis dipeptidoglikan yang berperan dalam
memberikan kekuatan dan rigidasi pada dinding sel, sedangkan penghambatan sintesin RNA
dilakukan allicin dengan cara membentuk ikatan yang sangat kuat pada enzim bakteri yaitu
DNA Dependent RNA Polymerase sehingga sintesis RNA pada bakteri terhambat (Supitri,
2018).
DAFTAR PUSTAKA
Albella Putri. (2019). Pengaruh Konsumsi Bawang Putih (Allium Sativum Linn) Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah
Bukittinggi Tahun 2015. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 3–9.
Untari, I. (2010). Bawang Putih Sebagai Obat Paling Mujarab Bagi Kesehatan. Gaster, 7(1), 547–554.
https://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/59
v. M. buyanov. (1967a). Bawang Putih. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.,
8–28.