Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS MODEL PERSAMAAN GERAK NONLINIER PESAWAT UDARA

Wisnu D - 13614012

1. Pemodelan gerak pesawat udara

Model persamaan gerak bergantung pada asumsi-asumsi yang digunakan. Asumsi yang
digunakan pada pemodelan ini adalah asumsi pesawat sebagai sebuah benda kaku.
Tidak ada perubahan massa akibat pengurangan bahan bakar dan tidak ada deformasi
akibat elastisitas materialnya. Berikut adalah persamaan gerak pesawat udara sebagai
benda kaku tersebut.

Gambar 1. Kumpulan persamaan gerak nonlinier benda kaku dengan 6 derajat kebebasan

Dua set persamaan pertama dapat dinormalisasi terhadap massa dan inersia sehingga
akan diperoleh bentuk kinematic. Berikut adalah pemodelan persamaan gerak yang
telah dinormalisasi tersebut dalam diagram blok pada software Simulink.

Gambar 2. Model kinematika benda kaku dalam diagram blok Simulink


2. Pemberian input

Persamaan gerak atau persamaan dinamik dapat digunakan untuk melihat pengaruh suatu
gangguan/input terhadap gerak suatu benda, dalam kasus ini sebuah pesawat udara. Pada
simulasi ini, kondisi terbang menjadi suatu input yang ingin dijaga kondisinya. Gangguan
yang dimodelkan adalah kondisi salah satu mesin mati. Sebuah gangguan akan
memengaruhi output yang harus dikeluarkan oleh aktuator-aktuator kendali pesawat udara
yang berupa bidang-bidang kendali. Pada simulasi ini, kondisi terbang yang ingin dijaga
adalah terbang stasioner lurus dengan kecepatan terbang 141.4 m/s. Berikut adalah model
gangguan satu mesin mati pada diagram blok Simulink.

Gambar 3. Input gangguan satu mesin (mesin kanan) mati pada blok Simulink.

Kondisi tersebut akan memengaruhi suku-suku di ruas kanan set persamaan dinamika. Karena
berat dan gaya dorong mesin merupakan kondisi yang tak dapat diatur, pengondisian terbang
hanya dapat dilakukan dengan memanipulasi gaya-gaya dan momen-momen aerodinamika.
Manipulasi tersebut dilakukan oleh bidang-bidang kendali Berikut adalah persamaan-
persamaan untuk mencapai kondisi setimbang tersebut.

Gambar 4. Kumpulan persamaan kesetimbangaan atau disebut juga persamaan trim.

Kumpulan persamaan-persamaan di atas disebut juga persamaan trim. Dengan memasukkan


input-input yang telah ditentukan di atas, kondisi terbang dapat dijaga dengan gerak-gerak
bidang kendali sebagai berikut.
Gambar 5. Output bidang-bidang kendali dalam menanggulangi gangguan satu mesin (mesin kanan) mati agar
kondisi terbang terjaga.

Terlihat pada output di atas bahwa kondisi satu mesin mati mempengaruhi gerak pada bidang
simetri dan asimetri pesawat. Bidang-bidang kendali yang harus bekerja adalah seluruh bidang
kendali pesawat yaitu elevator (de), aileron (da) dan rudder (dr). Sikap pesawat juga harus
menyesuaikan agar lintasan terbang tetap terjaga. Kondisi trim tersebut akan diselisihkan
kembali dengan gangguan untuk melihat apakah hasil yang dituju diperoleh. Hasil yang dituju
adalah terjaganya kondisi terbang. Output dari usaha menyeimbangkan tersebut akan menjadi
input bagi persamaan gerak nonlinier yang telah dimodelkan di awal. Berikut adalah output
persamaan gerak nonlinier tersebut.

Gambar 6. Kondisi terbang sebagai output persamaan gerak nonlinier.

Dari output persamaan gerak nonlinier tersebut, terlihat bahwa kondisi terbang yang
dikehendaki dapat tetap dijaga. Terdapat komponen-komponen yang tidak bernilai nol akibat
komputasi dari software Simulink. Selain akibat komputasi, hal tersebut disebabkan pada
dasarnya seluruh variabel gerak dengan 6 derajat kebebasan suatu benda kaku saling terkait
satu-sama lain. Pada persamaan di awal terlihat bahwa terjadi coupling antara variabel-variabel
gerak. Pesawat tidak lagi dapat dipisahkan antara matra longitudinal dengan lateral/direksional.
Pemisahan tersebut hanya dapat dilakukan pada model yang telah disederhanakan yaitu model
linier. Analisis tidak menampilkan efek dinamik akibat gangguan yang terjadi karena tidak
terdapat pemodelan delay dari input step yang diberikan. Kondisi satu mesin mati dapat
dianggap sebuah fungsi step.

Anda mungkin juga menyukai