Risiko audit (Audit Risk) adalah resiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari
tidak memodifikasikan pendapatanya sebagaimana mestinya atas suatu laporan
keuangan yang mengandung salah satu material risiko dalam auditing berarti bahwa
auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam pelaksanaan audit.
Istilah Audit
1. Menganalisis (anailize)
2. Mengecek (check)
3. Membandingkan (compare)
4. Menginspeksi (Scan)
5. Merekonsiliasi (reconcile)
6. Mengonfirmasi (confirm)
7. Menelusuri (trace)
8. Memeriksa dokumen dasar(vouching)
9. Menguji (testing)
10. Melakukan pisah batas (cut-off)
Pemberian Indeks Kertas Kerja Pemeriksaan
1. Indeks ditempatkan di sndut kanan atas atau kanan bawah dari kertas kerja
pemeriksaan.
4. Perhatikan prosedur indeks silang (cross indexing) atau referensi silang (cross referencing).
5. Kertas kerja pendukung diberi indeks sesuai dengan kertas kerja induk (lead
schedule) dengan nomor setelah indeks induk.
BAGIAN II
BERKAS PERMANENT
SEJARAH DAN LATAR BELAKANG PERUSAHAAN
PT PETA didirikan tanggal 23 April 1984 denga akta notaris James,SH Nomor 30372 di
Jakarfa/ fikte ihi disetujui olehdengan Nomor C2-1 .462 tertanggal 28 April 1984. juga telah
didaftar di Pengadilan Negeri akarta dengan Nomor 1882/1 84 tanggal 5 Mei 1984.
STRUKTUR ORGANISASI
Organisasi adalah suatu usaha kerjasama dari sekelompok orang untuk mencapai
tujuan bersama untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya struktur organisasi
yang mampu menggambarkan secara jelas mengenai tugas, tanggung jawab dan
wewenang setiap anggota.
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR AKUNTANSI
Dasar Akuntansi
Posting pada buku besar dilakukan secara bulanan oleh pemegang buku besar, berdasarkan
bukti jurnal journal voucher) yang dijurnal secara komputerisasi setelah mendapat
persetujuan dari pejabat yang berwenang.
* Penerimaan Kas/Bank
Sumber penerimaan kas/bank terutama berasal dari hasil penjualan tunai serta
penagihan piutang dagang. Setiap penerímaan dengan cek/giro atas nama PT PETA dan
untuk pembayaran dari langganan luar kota melalui transfer bank. Setiap penerimaan uang
harus dibuatkan bukti penerimaan kas (cash receipt voucher) dan apabila akan disetorkan
harus dilengkapi dengan slip setoran bank.
Kasir membuat laporan peneriiriaan kas harian dan diperiksa oleh Saudara Agus. Kas yang
diterima dan yang tersisa, setiap harinya harus disetorkan setiap pagi pada keesokkan
harinya. Tetapi apabila hari libur maka disimpan dalam brankas yang terletak dalam
perusahaan.
Cek/giro mundur dicatat dalam buku tersendiri oleh kasir dan pada hari jatuh tempo
diserahkan kepada Saudara Agus untuk disetorkan ke bank.
* Pengeluaran Kas/ßank
Pengeluaran uang dari perusahaan harus dilakukan dengan kas kecil, kas besar atau
cek/giro dengan syarat yaitu:
• Pengeluaran sampai dengan Rp 500.000 dapat dilakukan dengan memakai kas kecil.
• Pengeluaran diatas Rp 500.000 dapat dilakukan dengan memakai kas besar atau
dengan cek/giro atas nama perusahaan/perorangan yang menerùna.
• Setiap pengeluaran uang dibuatkan bukti pengeluaran kas (cash disbursement
voucher) dan distempel“LUNAS” serta tanggal pembayaran pada bukti pendukung
tersebut untuk menghindari pembayaran ganda.
* Pembelian
berikut:
* Penjualan
Setiap penjualan harus memenuhi prosedur dan didukung bukti transaksi penjualan
sebagai berikut:
Kas Kecil
Kas kecil (petty cash) menggunakan sistem berdasarkan sistem dana tetap
(imperest fund system) sebesar Rp 1.250.000 untuk pembayaran tunai maksimum
Rp 500.000 Pengeluaran melalui kas kecil harus mendapat persetujuan dari
Saudara Agus. Kas kecil diisi kembali apabila saldo kas sudah minim, yaitu
sekitar Rp 500.000 sehingga membutuhkan pengisian kembali dari kas besar (cash
on hand).
Kas Besar
Voucher untuk pengeluaran diatas Rp 500.000 s/d Rp 5.000.000 harus disetujui oleh
2 orang yaitu Saudara Agus dan kepala bagian yang bersangkutan. Sedangkan
pengeluaran Rp 5.000.000 s/d Rp 20.000.000 hafus mendapat persetujuan dari
Saudara Agus, kepala bagian yang bersangkutan dan Bapak Deni
Bank
Piutang dagang dihitung berdasarkan saldo terakhir dan perusahaan tidak melakukan
pencadangan piutang tak tertagih. Perusahaan menghapuskan piutang dagang pada saat
piutang tersebut benar-benar tidak dapat ditagih lagi (metode penghapusan
langsung).
Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai peroiehan yang ditentukan dengan metode masuk
pertama keluar pertama tfirst in first out—£IFO) dan dicatat dengan sistem persediaan
perpetual perpetual inventory system).
Aset Tetap
Aset tetap fixed assets) dicatat berdasarkan harga perolehannya dan disajikan
dengan akumulasi penyusutan sehingga didapatkan nilai bukunya.
Tanah memiliki masa manfaat yang tidak terbatas dan tidak dianggapsebagai
aset yang dapat disusutAan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis
lurus (straight line method) berdasarkan Sedangkan untuk beban reparasi dan
pemeliharaan yang sifatnya tidak mempengaruhi nilai ataupun produktivitas aset tetap
tersebut, dibebankan sebagai beban pada tahun berjalan.
KODE AKUN
Setiap nomor perkiraan dalam kode perkiraan perusahaan terdiri dari 3 digit nomor.
Digit pertama pada nomor perkiraan merupakan suatu kode digit yang inenunjukkan
jenis perkiraan. Nomor digit berikutnya merupakan suatu daftar dari masing-masing kode
digit perkiraan yang memperlihatkan tipe dari perkiraan yang ditunjukkannya.
BAGIAN III
PERMASALAHAN
MATERIALITAS
Untuk tujuan perencanaan pemeriksaan, KAP Edson & Rekan menggunakan 5% dari
laba bersih sebâliım pajak nutuk tingkat ıaterialitasnya dalam rnembuat koreksi.
Direktur Utama PT PETA bertanya kepada Anda mengenai penemuan pemeriksaan yang
dapat mengakibatkan terjadinya koreksi laporan keuangan. Anda menggunakan 5% dari
laba bersih sebelum pajak sebagai dasar pembuatan koreksi laporan keuangan,
yaitu 5% dari Rp 312.482.725.
RISIKO AUDIT
Untuk tujuan perencanaan pemeriksaan, Anda menentukan risiko audit (audit risk).
Risiko audit dibagi dalam tiga komponen yaitu:
Piutang Usaha
1. Piutang yang tercatat merupakan tagihan yang sah dan merupakan milik perusahaan
(validity and ownership).
2. Semua tagihan perusahaan telah dicatat dengan lengkap dan tepet dalam pisah batas
(completeness and cut-ojj).
3. Cadangan piutàng tidak tertagih atau penghapusan piutang telah dinilai dengan cukup
memadai (valuation).
4. Piutang yang dijadikan jaminan atau dihipotekkan telah diungkapkan dalam laporan
keuangan
secara memadai presentation and disclosure).
Penjualan
4. Metode pengakuan penjualan harus sesuai dengan sifat kegiatan perusahaan tersebut
dan prinsip akuntansi yang tepat (accurac y).
5. Hal-hal yang perlu diungkapkan harus dijelaskan dalam laporan keuangan disertai
dengan catatan yang memadai (presentation and disclosure).
2. Semua persediaan yang ada telah dihitung dan dicantumkan dalam ikhtisar
persediaan (completeness).
1. Ketepatan penetapan laba kotor tergantung pada tepat dan konsistennya penetapan
beban pokok penjualan serta penilaian persediaan dan adanya harga jual yang
tepat (valuation).
2. Perhitungan laba rugi khususnya yang berkaitan dengan perhitungan harga pokok
telah dilakukan dengan layak pada dasarnya sesuai dengan prinsip penandingan antara
pendapatan dengan biaya- biaya terkait (matching cost against re venue).
3. Penyajian harga pokok dalam laporan keuangan harus sesuai dengan sifat harga pokok
itu sendiri, misalkan perdagangan/manufaktur dan didukung dengan klasifikasi
yang tepat (classification, presentation and disclosure).
4. Pengeluaran barang yang terjual didasarkan atas persetujuan pejabat yang berwenang
dan didukung dengan bukti-bukti yang cukup serta benar-benar merupakan beban
perusahaan (accuracy).
5. Semua beban pokok penjualan telah dibukukan dengan lengkap serta tepat dalam
pisah batas pada periode yang bersangkutan (completeness and cut-off).
Kewajiban
1. Semua kewajiban yang ada pada tanggN neraca telah dinyatakan dalam laporan
keuangan dengan benar dan lengkap (accuray and completeness).
2. Utang yang tercantum dalam laporan keuangan merupakan milik perusahaan
(right andobligation).
1. Posisi kas dan setara kas pada tanggal neraca benar-benar ada dan merupakan milik
perusahaan (existence and ownership j
2. Semua transaksi kas dan setara kas telah dicatat dengan lengkap dan merupakan
transaksi yang sah (completeness)
3. Kas di bank seperti dinyatakan dalam rekonsiliasi telah dijumlahkan dengan benar
dan sesuai dengan buku besar (mathematical accuracy y).
4. Kas di bank seperti dinyatakan dalam rekonsiliasi adalah absah dan benar (validit y and
valuation)
5. Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam periode yang tepat (cut-ojj).
6. Kas dan setara kas telah diungkapkan dengan benar (disclosure).
1. Saldo per tanggal neraca merupajan beban yang masih mempunyai manfaat dimasa
yang akan datang
2. Penambahan selama periode pemeriksaan merupajan pembebanan yang wajar
terhadap akun tersebut serta merupakan beban yang masih mempunyai mulai
manfaat dimasa yang akan datang.
3. Pembebanan beban yang dibayar dimuka memang merupakan beban untuk tahun
berjalab telah dihitung atas dasar yang dapat diterima dan konsisten dengan dasar
yaitu digunakan periode sebelumnya.
4. Akun – akun tersebut telah diklasifikasikan dengan tepat dan hal – hal yang penting
telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
(MODUL VI “ SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN INVESTASI)
Prosedur Analitis
Dewan Standar Audit (Auditing Standard Board—ASB) menyimpulkan bahwa
prosedur analitis sangat penting sehingga disyaratkan dalam setiap pemeriksaan. Hal
ini dapat dilakukan pada saat atra/ pemeriksaan dan saat penyelesaian pemeriksaan.
Pada awal pemeriksaan, bertujuan untuk membantu auditor menetapkn sifat dan luas
pelaksanaan audit. Sedangkan pada saat penyelesaian pemeriksaan, halini berguna
sebagai penelaahan akhii untuk menemukan salah saji/masalah keuangan yang material
dan membantu auditor dalam mengambil “pandangan objektif” terakhir atas laporan
keuangan yang telah diaudit.
BAGIAN IV
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN TAHUN LALU
PT PETA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
1. Umum
PT PETA ('Perusahaan") didirikan di Jakarta berdasarkan akta Nomor 30372 tanggal 23 April
1984 yang dibuat dihadapan James, SH. Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan persetujuan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat Nomor C2-11.462 tanggal 28 April 1984.
Juga telah didaftarlian di Pengadilan Negeri Jakarta dengan Nomor 1882/1984 tanggal 5 Mei 1984
dan diumumkan dalam Tambahan Nomor 32 pada Berita Negara Nomor 1001 tanggal 18 Mei
1984.
Perusahaan bergerak dalam bidang jual beli barang mebel khususnya spring bed.
Kegiatan perdagangan barang mebel secara komersial telah dimulai pada tanggal 1 Oktober
1984.
Perusahaan berkedudukan di Jalan Pinang Nomor 2, Jakarta. Susunan dewan komisaris dan dewan
direksi Perusahaan per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah, Sedangkan transaksi dalam
mata uang asing diJabaekan ke dalam Ruplah dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya
transaksi. Pada tanggal neraca, saldo aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan
ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau
kerugian selisih kurs yang timbul dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba (rugi) tahun
berjalan.
c. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan dan
investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau
kurang.
d. Piutang usaha
Piutang usaha disajikan sebesar jumlah masing-masing saldo piutang pada akhir tahun.
Piutang usaha dibedakan me.njadi piutang pihak yang mempunj ai hubungan istimewa
dan piutang pihak ketiga.Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak
akan tertagih.
e. Persediaan
Persediaan dinyatakan dengan biaya atau nilai realisasi bersih maria yang lebih rendah.
Penilaian biaya ditentukan berdasarkan m-tode masuk pertama keluar pertama (MPKP).
Penyisihan untuk persediaan using dan lambat bergerak ditentukan berdasarkan
estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa
mendatang.