Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN 6

PERBAIKAN FAKTOR DAYA DENGAN


MENGGUNAKAN MODUL PFC BR 6000

I. Tujuan
1. Mampu memahami konsep perbaikan factor daya dengan menggunakan
kapasitor bank.
2. Mengetahui dan memahami prinsip dasar dari PFC (power factor
correction).
3. Mampu mengoperasikan dan membuat program PFC pada BR 6000.

II. Dasar Teori

Power Factor Controller (PFC) BR 6000 EPCOS adalah Power Factor


Controller dengan memanfaatkan proses switching sebagai controllernya.
Controller ini memiliki menu yang terstruktur, paramenter dengan text yang
mudah dipahami serta display paramenter yang lengkap (V, I,F, P, S, Q, THD
dan lain lain).
Gambar 10. BR6000 Overview

Controller ini memiliki ukuran 144 X 144 mm yang terpasang pada


front panel dengan cut out 138 X 138 mm, pemasangannya dimasukan dari
depan dan dikunci oleh penjepit dari belakang. Controller ini disupply
dengan tegangan operasi 230 VAC (L-N) memiliki range pengukuran
tegangan 30 ~ 300 VAC (L-N) dan pengukuran arus 5 Amp atau 1 Amp. Pada
terminal pengukuran arus dan tegangan harus dipastikan polaritasnya dan
sebaiknya menggunakan kabel 2,5 mm2. Untuk wiring harus disesuaikan
dengan wiring diagram yang ada di manual dan belakang unit controller.
Gambar 11. BR6000 Connection Plan

Tegangan yang masuk ke unit controller harus pada fasa yang sama,
baik untuk supply, tegangan pengukuran dan tegangan coil. Polaritas CT
harus sesuai, terbaliknya polaritas akan mengganggu fungsi controller. Saat
controller BR 6000 diberi supply tegangan maka display akan menampilkan
versi softwarenya dan kemudian akan berubah ke mode operasi (automatic).
Pada baris pertama ditampilkan nilai cos phi, dan bagian bawah menampilkan
step capacitor.

Struktur program controller ini adalah sebagai berikut :


Automatic

BR 6000 akan secara automatis menuju mode automatic, ini merupakan


standart pabrik. Pada mode ini step capacitor akan bertambah atau berkurang
sesuai dengan kondisi cos phi terukur dan setting. Jika masih dibawah setting
maka step akan bertambah secara otomatis dan sebaliknya.

Pada mode ini, jika tombol “ENTER” ditekan akan menampilkan parameter
berturut turut adalah tegangan line (V), Arus terukur(A), daya reaktif
(kVAR), daya aktif (kW), daya (kVA), selisih daya reaktif dengan setting
(kVAR), frekuensi (Hz), temperature (deg C), Harmonic V dan I (3 ~ 19),
THD V dan I (%) dan versi software. Jika dalam 60 detik tombol “ENTER”
tidak ditekan, maka akan kembali ke menu awal.

Programming

Pada menu ini akan dipergunakan untuk memasukan parameter yang


diperlukan agar controller dapat bekerja dengan baik. Untuk menuju
keparameternya adalah dengan menekan tombol “ENTER”. Adapun
parameter tersebut adalah sbb :

a. LANGUAGE : Pemilihan menu bahasa yang akan ditampilkan (Germany,


English, Spain).
b. I-CONVERTERPRIM : Nilai ratio sisi primer converter / CT (5 ~ 7500)
c. I-CONVERTER SEC : Nilai ratio sisi sekunder converter / CT (1 atau 5
A)
d. END STOP : Jumlah step yang diaktifkan. Maksimal adalah 6 atau 12
tergantung typenya.
e. CONTROL SERIES : Ratio capacitor bank masing masing step dengan
step pertama.
f. CONTROL PRINCIPLE: Mode control yang akan dijalankan controller.
Ada 4 option, Sequential (LIFO), Loop (FIFO), Intelegent (default setting/
FIFO advance) dan Combine Choke.
g. POWER 1 STAGE : Nilai kapasitas bank pada step 1 (pertama).
h. TARGET COS PHI : Nilai Con Phi tujuan.
i. MEASURING VOLTAGE : Tegangan yang terukur (L-N) atau sisi primer
jika menggunakan transformer (PT).
j. V-CONVERTER RATIO : Di isi NO jika tanpa PT. Untuk aplikasi HV
menggunakan PT mis. 20KV : 100 berarti diisi 200.
k. CONNECTION TIME : Jeda waktu yang diperlukan untuk menaikan
capacitance jaringan atau bisa juga sensitivitas. Untuk setting ini perlu
diperhatkan discharge timenya juga.
l. DISCONNECTION TIME : Jeda waktu yang diperlukan untuk
menurunkan capacitance jaringan.
m. DISCHARGE TIME : Waktu untuk discharge/ pengosongan muatan tiap
step capacitor. Jika step ini mengalami perintah ON dan OFF dibawah
waktu discharge maka perintah akan di blok.
n. ALARM TEMP : Setting temperature di dalam controller, jika temperature
melebihi setting akan mengaktifkan Alarm.
o. MESSAGE RELAY : Setting output pada relay (FAN, ALARM,
UNDERCURRENT dll)
p. HARMONIC LIMIT : Setting batas harmonic THD yang diijinkan.
q. CONTRAST : Pengaturan kecerahan display.
r. BASICSETTING : Jika diaktifkan maka semua parameter akan kembali
sesuai dengan setting dari pabrik.

Manual Operation

Menu ini akan mengakses/ memerintah tiap tiap step secara manual, dan juga
akan di set mode operasi tiap step baik OFF, FIXED atau AUTO.

Service Menu

Dengan mengakses menu ini kemudian di scroll dengan menekan ENTER


akan diketahui parameter parameter pengukuran yang telah terjadi. Tegangan
Maks, Power Reaktif (KVAR) Maks, Power Aktif (KW) Maks, Power
(KVA) Maks, Temperature Maks (deg C), THD Maks V dan I, Jumlah
Switching tiap step, operating Time tiap step, Fault Memory dan Memeory
reset akan ditampilkan berurutan. Dengan mengetahui parameter tersebut
pelacakan masalah akan dipermudah.

EXPERT MODE

Menu ini sebaiknya dipergunakan bagi yang sudah sangat paham.Parameter


yang ada pada menu ini tidak dapat diganti pada operasi normal.

III. Rangkaian Percobaan


IV. Alat Dan Bahan
1. Modul PFC BR 600 1
V. Langkah Kerja0
1. Buka modul PFC BR 6000 dan tancapkan kabel power suplai.
2. Untuk memulai programming pilih menu “PROGRAMMING” lalu tekan
tombol ENTER
3. Isilah parameter-parameter yang ada pada BR 6000 sesuai dengan range dan
kebutuhan.
4. Setelah semua selesai diberikan masukan parameter yang benar RUN
PROGRAM.
5. Beri beban modul dengan 3 pilihan beban yaitu 2 buah motor dan 1 buah
balast.
6. Lihat daya yang dihasilkan dengan cara menekan tombol ENTER .

VI. Hasil Percobaan

No V I PF THD THD P S Q Beban


V I
1 Sebelum 205. 114.2 0.6 8.2 24.8 46.48 70.51 50.08 1M
kapasitor 8 160.5 0.8 8.1 17.3 83.25 98.71 57.51 1M+1L
berjalan 205. 204.0 2 8.3 37.1 122.3 126.1 73.35 2M+1L
9 0.8 4
206. 2
7
2 PF = 0.93 265. 79.0 0.9 8.5 43.0 48.37 48.55 -20.36 1M
3 147.3 0.9 7.9 22.5 88.71 90.11 -36.18 1M+1L
205. 194.0 1 8.3 15.4 119.59 119.4 3.49 2M+1L
0 7
205.
2
3 PF = 0.99 206. 77.7 1 8.4 44.5 47.41 48.0 -1.35 1M
6 140.3 1 8.3 19.6 86.44 56.99 2.26 1 M + 1L
206. 194.7 0.9 8.3 14.4 120.13 120.4 -15.17 2 M + 1L
4 9 0
206.
2

VII. Analisa Percobaan

Power factor correction adalah usaha untuk menperbaiki cos phi dimana
cosphi yang mebesar diakibatkan oleh pemakaian beban yang bersifat induktif.
Beban bersifat induktif tersebut memerlukan daya reaktif (daya VAR) untuk
membangkitkan ggl. PFC menggunakan capacitor bank untuk menghasilkan daya
rekatif sehingga tidak perlu lagi menganmbil daya rekatif dari jala-jala PLN. PFC
pada BR 6000 ini sudah dapat berjalan otomatis mengikuti kebutuhan daya reaktif
pada beban dengan memasukan parameter yang diinginkan. Seperti contoh pada
percobaan ini dengan parameter yang dimasukan adalah PF sama dengan 0.93
dengan menggunakan beberapa macam beban induktif power factornya tetap
konstan di kisaran 0.9. Pada percobaan ini ketika memasukan parameter seperti
contoh power factor yang diinginkan jika dibebani dengan beban induktif tidak
dapat tepat seperti parameter power factor yang diinginkan karena PFC ini
berbeda dengan Static Var Compensator dimana PFC ini tidak menggunakan
komponen semiconductor atau switching seperti halnya SVC. PFC BR 6000 ini
menggunakan relay sebagai penghubung kompensasi kapasitor bank sehingga
karena arus capacitive tidak diatur maka ketika beban induktif ditambah hanya
akan meng-ON kan relay jika capacitor yang sebelumnya sudah tidak dapat
mengkompensasi daya reaktif lagi pada beban. Berbeda dengan SVC, pada SVC
menggunakan rangkaian AC-AC voltage controller untuk mengatur kebutuhan
daya reaktif pada beban sehinga SVC lebih presisi daripada PFC BR 6000 yang
hanya menggunakan relay tanpa mengatur arus capacitive tersebut.

VIII. Kesimpulan
1. Adanya perbedaan sudut fasa dikarenakan kebutuhan daya reaktif yang
dibutuhkan oleh beban induktif, sehingga capacitor bank untuk
menggantikan sumber daya reaktif dari PLN dengan membangkitkan arus
capacitive pada capacitor.

Anda mungkin juga menyukai