Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA ARAB

“Fi’il Laazim dan Fi’il Muta’addi”

DISUSUN OLEH :
MESI PUTRI ANGGELIA
WIDIA AGUSTIN

DOSEN PENGAMPU :
ERIZON, M.Pd

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, segala puji dan syukur penulis haturkan


kepada Allah SWT, atas limpahan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Fiil Lazim dan Fiil Muta’addi”.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam, manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak
untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, dan seluruh getar
hatinya adalah kebaikan.
Makalah ini berisi tentang Fiil Lazim dan Fiil Muta’addi, dimana fiil lazim
adalah fiil yang tidak memerlukan maf’ul bih, sedangkan fi’il Muta’addi ialah f’iil
yang memerlukan maf’ul bih. Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima
kasih, kepada bapak dosen atas segala arahan dan bantuannya dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis berharap makalah ini bisa menjadi referensi bagi pembaca,
mengenai materi Fiil Lazim dan Fiil Muta’addi. Saran dan kritikan juga diharapkan
oleh penulis sebagai acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

Penyusun,

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1


DAFTAR ISI ...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Fiil Lazim .......................................................................................... 3
B. Pembagian Fi'il Lazim ......................................................................................... 3
C. Pengertian Fi'il Muta'addi....................................................................................4
D. Pembagian Fi'il Muta'addi ...................................................................................6
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9
A. Kesimpulan .........................................................................................................9
B. Saran ....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................14

iii
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Bahasa Arab adalah bahasa yang dipilih oleh Allah SWT sebagai
bahasa Al Quran. Sebagai akibatnya, penguasaan bahasa Arab menjadi
sangat penting dalam komunikasi kita dengan Allah SWT untuk memuji
kebesaran Allah SWT dan rasul-Nya, termasuk di dalam hal berdoa.
Dalam pendidikan bahasa Arab, banyak ilmu-ilmu yang perlu
diketahui, seperti: ilmu Nahwu, ilmu Sharaf, dan ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan bahasa Arab. Dalam ilmu nahwu banyak materi-materi yang
disajikan. Oleh karena itu, penulis mengangkat sebuah materi yang
berjudul “FI’IL LAZIM dan MUTA’ADDI”, yang mana materi ini salah
satu materi penting yang harus diketahui dalam Ilmu Sharaf. Materi ini
juga merupakan materi yang penting ketika kita ingin mempelajari ilmu
tafsir, ilmu hadits dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu islam yang
lain. Makalah ini juga disusun karena merupakan tugas kelompok yang
diberikan oleh dosen yang bersangkutan dalam mata kuliah ini.
Salah satu pembahasan yang dibahas dalam ilmu sharaf adalah fiil
Lazim dan Muta’addi di mana fiil lazim adalah ialah fiil yang tidak
memerlukan maf’ul bih, sedangkan fi’il Muta’addi ialah f’iil yang
memerlukan maf’ul bih.

B.Rumusan Masalah
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian fi’il Lazim beserta contohnya?
2. Apa saja pembagian fi’il Lazim beserta contohnya masing-masing?
3. Apa pengertian fi’il Muta’addi beserta contohnya?
4. Apa saja pembagian fi’il Muta’addi beserta contohnya masing-masing?

C.Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1
1. Untuk mengetahui pengertian fi’il Lazim beserta contohnya.
2. Untuk mengetahui pembagian fi’il Lazim beserta contohnya
masingmasing.
3. Untuk mengetahui fi’il Muta’addi beserta contohnya.
4. Untuk mengetahui pembagian fi’il Muta’addi beserta contohnya
masingmasing.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Fiil Lazim


Fi'il lazim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek untuk
menjadi kalimat sempurna. Dalam bahasa indonesia biasa kita kenal dengan
kata kerja intransitif. Contoh:

Sangat jelas tentunya contoh fi'il lazim di atas, ia sama sekali tidak
membutuhkan objek (maf'ul bih) untuk menjadi kalimat sempurna dan
memahamkan. i'il lazim hanya membutuhkan fa'il (pelaku) tapi tidak
membutuhkan maf'ul bih (objek).

B. Pembagian Fi'il Lazim

Berikut ini adalah ciri-ciri atau fi'il yang sudah dipastikan termasuk fi'il
lazim atau kata kerja yang tidak membutuhkan objek:
1. Fi'il yang menunjukan arti sifat, contohnya :
َ‫ش ُج َع‬
َ : "Berani" َُُ َ‫ َجبن‬: "Takut" ََ‫سن‬
ُ ‫ َح‬: "Baik" ََُ‫قبَ َح‬:
"Jelek"
2. Fi'il yang menunjukan arti ukuran, contohnya :
َ‫طا َ َل‬: "Panjang" ‫قصَُ ََر‬:
َ "Pendek"
3. Fi'il yang menunjukan arti kebersihan,
contohnya :

3
َُُ‫ط َه َر‬: "Suci"
َُُ‫ف‬ َ ‫ن‬:
َ ‫ظ‬
"Bersih"
4. Fi'il yang menunjukan arti kotor, contohnya :
َ‫و ِس َخ‬:
َ "Kotor"

5. Fi'il yang menunjukan arti keadaan yang tidak


lazim dan bukan termasuk gerakan, contohnya :
َ‫ض‬
َ ‫ َم ِر‬: "Sakit" ‫ل‬ ََ َُ‫نش‬:
ََ ‫ َك ِس‬: "Malas" ‫ط‬ ِ "Rajin”
6. Fi'il yang menunjukan arti warna, contohnya :
َ‫إحُ َمر‬:
ِ "Memerah"
َ‫إسُ َود‬:"Menghitam"
ِ
َ‫ضر‬
َ ُِ‫إخ‬: "Menghijau"
7. Fi'il yang mengikuti wazan (َ‫)ف ُعَُ َل‬, contohnya
":ََ‫سن‬
ُ ‫ َح‬Baik"

َ‫ش ُج َع‬
َ :"Berani"
َ‫ف‬
َ ‫ش َُر‬: "Mulia"
8. Fi'il yang mengikuti wazan (َ‫)إنف َعَُ َل‬, contohnya :
َ ‫إن َك‬: "Pecah"
َ‫س َر‬
ََُ‫طم‬
َ ‫إن َح‬:
"Hancur"
َ ‫إن‬: "Pergi"
ََُ َ‫طلق‬
9. Fi'il yang mengikuti wazan (َ‫)إفعَل‬, contohnya :

َ‫إسُ َود‬:
ِ "Menghitam"
َ‫ضر‬
َ ُِ‫إخ‬: "Menghijau"
ََُ‫بُيض‬
ِ ‫إ‬: "Memutih"

C. Pengertian Fi'il Muta'addi

4
Fi'il muta'addi adalah kata kerja yang membutuhkan objek untuk
menjadi kalimat sempurna. Dalam Bahasa Indonesia biasa kita kenal dengan
kata kerja transitif. Contoh:

Berbeda dengan fi'il lazim, fi'il muta'addi ini sangat membutuhkan


maf'ul bih atau objek agar kalimat menjadi sempurna dan dapat dipahami,
terlihat dari contoh di atas, jika kalimat di atas hanya tersusun dari kata kerja
َ َ َُ‫" "فت َ َح‬Lelaki itu membuka", maka akan ada
dan subjek saja contoh: "َ‫ ُل‬vَ‫الر ُج‬
pertanyaan, apa yang dibuka? karena kalimat itu masih belum sempurna
dikarenakan kata kerja "membuka" termasuk kata kerja transitif atau fi'il
muta'addi yang sangat membutuhkan objek, maka yang benar adalah "َ َُ‫فَ ت َ َح‬
َ َ ‫"الر ُج ُُللبا‬
َ‫ب‬ َ "Lelaki itu membuka pintu".
Adapun ciri-ciri dari fi'il muta'addi adalah yang dapat disambung
dengan HA dhomir (‫ه‬v) yang merujuk kepada maf'ul bih, contoh:

Dari contoh di atas tentunya sudah cukup rinci dan dapat diketahui
bahwa HA dhomir pada contoh di atas adalah menjadi ciri bahwa fi'il "َ‫"أك َر َم‬
merupakan fi'il muta'addi karena ia membutuhkan objek.

5
Adapun HA dhomir yang merujuk kepada MASDAR dan
DHOROF, maka Ha dhomir yang merujuk pada MASDAR dan
DHOROF BUKAN termasuk tanda dari Fi'il Muta'addi, contoh:
• HA dhomir yang merujuk kepada MASDAR:
ُ‫ب ض ََربْتـُـه‬
ُ ‫" الض َْر‬Pukulan yang saya Pukul"
• HA dhomir yang merujuk kepada DHOROF:
ُ ‫يوُ ُمَال ُجمعَة‬
ُ‫َه‬vvَُ‫َِزرت‬ َ "Hari Jumat yang sudah kulalui"

D. Pembagian Fi'il Muta'addi

Ada dua macam pembagian fi'il muta'addi, yaitu:


1. Muta'addi dengan sendirinya (َ‫ِفُ ِس ِه‬
َ ‫) ُمت َعَُ دِيَبن‬
Fi'il muta'addi yang bertemu dengan maf'ul bih (objek) secara langsung
(atau tanpa perantara huruf jar), contoh:
‫ـــــــــــــــــــــترَْ ى أحَْْ مـَــــــــــــــــــــ ُد القلَ َم‬
َ ْْ‫ََََََإ ِْش‬
"Ahmad Membeli Pena"
Contoh di atas termasuk fi'il muta'addi yang biasa kita lihat dan
termasuk muta'addi dengan sendirinya (َ‫ِفُ ِس ِه‬
َ ‫) ُمت َعَُ دِيَبن‬. dan Maf'ul (objek) nya
dinamakan "Shorih" atau "Jelas"
2. Muta'addi dengan perantara huruf jar (َ‫ِيَبغَُ ي ِر ِه‬
ِ ‫) ُمت َعَُ د‬
Fi'il muta'addi yang sampai kepada maf'ul bih (objek) dengan perantara
huruf jar, contoh:
ُْ َ‫" ذَ َهبْتُ بـِـكَ >>>ـ أذَ ْْ َه ْبتك‬Saya pergi denganmu >>> Saya
memberangkatkanmu"
Huruf jar bi "vَ‫ب‬
ِ " yang bertanda merah di atas adalah sebagai perantara
bagi fi'il untuk menjadikannya fi'il muta'addi. dan Maf'ul (objek) nya
dinamakan "Ghoiru Shorih" atau "Tidak Jelas".

Fi'il Muta'addi yang membutuhkan objek lebih dari satu

Fi'il muta'addi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: Fi'il muta'addi yang
membutuhkan satu objek, Fi'il muta'addi yang membutuhkan dua objek, dan

6
fi'il muta'addi yang membutuhkan tiga objek. Adapun fi'il muta'addi yang
membutuhkan satu objek sangatlah banyak, diantaranya:
َْ‫َتب‬
َ ‫ ك‬Menulis
َ‫أ َخذ‬ Mengambil
‫ أك َْر َم‬Memuliakan
‫ب‬
َ ‫ ض ََر‬Memukul
Nah, di bawah ini adalah fi'il muta'addi yang membutuhkan objek lebih dari
satu:
a. Fi'il muta'addi yang membutuhkan dua objek.
Fi'il yang membutuhkan dua objek ini juga dibagi lagi menjadi dua
bagian, yaitu:
1) Fi'il yang menashobkan kedua objek (maf'ul bih) yang mana
kedua objek tersebut bukanlah mubtada' dan khobar, contoh:
Fi’il Contoh Kalimat Arti
َ ‫أ ْع‬
‫طى‬ ‫ْطيَْ تـ ُـكَ كِتاَبا‬
ْ ‫" أع‬Saya memberikanmu buku"
ََْ‫سأل‬
َ ‫سألَْْ تـ ُـهُ فلُ ْوُْ سا‬
َ "Saya memintainya uang"
َْ‫بس‬ َ َْْ‫أل‬ ‫بَْ ِوساعَا‬ِ ‫بسْْ تُ الطاَل‬ َ َْْ‫" أل‬Saya memakaikan siswa mendali"
‫عَلم‬ ‫َب‬
َ ‫البَْ األد‬
َ ‫ط‬ ُّ ‫ستاَذُال‬
ْ ‫" عَلمَْ األ‬Guru mengajarkan para siswa
adab"
Daftar contoh di atas, merupakan contoh fi'il yang membutuhkan
dua objek dan kedua objek tersebut sebelumnya bukanlah mubtada' dan
khobar. coba kita ambil contoh di atas:
"‫سألَْْ تـُـهُ فلُ ْوُْ سا‬
َ "
Jika kita ambil kedua objek di atas ‫ ـ ُه‬dan ‫فلُ ْوُْ ســا‬, menjadi " ‫ه‬
‫ـوفلُ ْوُْ س‬
َ ُ ‫ "ـ‬artinya adalah "Dia uang", walaupun keduanya mengikuti
susunan mubdata' dan khobar, tapi secara istilah, susunan itu tidak masuk
kriteria mubtada' dan khobar karena kalimatnya tidak masuk akal.
2) Fi'il yang menashobkan kedua objek (maf'ul bih) yang mana
kedua objek tersebut asalnya adalah mubtada' dan khobar, fi'il ini
juga dibagi menjadi dua lagi yaitu : Af'alul qulub dan Af'alut
tahwil (‫ل‬
َِ ‫َوَأف َعالَُالتحَُ ِوي‬
َ ‫ب‬ِ ُُ‫(أف َعالَُالقلُو‬.

7
ِ ُْ‫)أ ْفعَا ُل القلُ ْو‬: dinamakan Af'alul qulub karena
a) Af'alul Qulub (‫ب‬
ia menggunakan kata-kata kerja yang mengandung rasa,
Af'alul Qulub juga dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
• Af'alul Yaqiin (‫)أ ْفعَا ُل اليقَيِْْ ِن‬: Fi'il-fi'il yang menunjukan
arti yakin, contohnya yaitu:

Fi’il Contoh Kalimat Arti Kalimat


‫أى‬
َ ‫َر‬ ُ‫نرَْ اه‬ َ ‫بعَْ يْدا َو‬ ِ ُ‫يرَْ ْونـ َـه‬ َ ‫“ (إن ُّهَْ ْم‬Sesungguhnya mereka
(yang berarti “mengerti dan )‫قرَْ يْبا‬ ِ meyakini bahwa adzab
yakin” biasanya diartikan objek dari fi’il pertama: itu jauh (artinya tidak
“berpendapat”), adapun “ ُ‫ ـه‬dan ‫بعَْ يْدا‬ ِ akan terjadi), tapi kami
‫أى‬ َ ‫”ر‬ َ yang berarti “melihat” Objek dari fi’il yakin itu nyata (dekat)”.
ia hanya membutuhkan satu kedua: ُ‫ ـه‬dan ‫قرَْ يْبا‬ ِ
objek, contoh:
“َ ُ‫فرآه‬ َ َُْ‫ َ" ”ض ََربه‬Ia dipukul,
maka ia melihatnya”
َْ‫ع َِلم‬ ََ ‫ت‬
‫فال‬ ٍ َ ‫“ فإ َنْ ع َِلم ْْت ُمُْ ْوهُـن ُمؤْ مِ نا‬Jika Kalian yakin
(yang berarti “yakin”), َ‫ت‬ ٍ َ ‫إلى الكُفار ُمؤمِ نا‬ َ ‫ُن‬ ‫ه‬‫و‬ ‫ع‬‫ج‬
ُْ ِ ْ َْ‫تر‬ () Perempuanperempuan itu
adapun “ َْ‫ "ع َِلم‬yang Objeknya:َ َُ‫هن‬ ُّ َdan orang yang beriman, maka
berarti “mengetahui”, ia jangan kembalikan mereka
hanya membutuhkan satu kepada orang-orang kafir”
objek, contoh:
“َ ‫ َ" ”ع َِلم ْْتُ األ ْم َر‬Saya
mengetahui sesuatu”
‫َو َج َد‬ َ‫ِزيْنة‬ َ ‫الص ْد‬
‫ق‬ ِ ُ‫َو َجدْت‬ “Saya meyakini Kejujuran
(yang َ‫ق‬ َ ‫الص ْد‬
ِ danَ َ ‫قالءِ َْ ِزيْنة‬ َ َ ُ‫ الع‬adala h perhiasan orang-
berarti “mengetahui dan Objeknya: orang
َْ ِ‫قالء‬َ ُ‫الع‬
menyakini”), adapun jika “ yang berakal”
‫”و َج َد‬َ yang berarti
“menemukan”, maka hanya
membutuhkan satu objek,
contoh:
“‫جدْتُ قلَ َما‬ َ ‫" ” َو‬Saya
menemukan pena”

8
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai


berikut.
1. Fi'il lazim adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek untuk
menjadi kalimat sempurna. Dalam bahasa indonesia biasa kita kenal
dengan kata kerja intransitif.
2. Fi'il yang sudah dipastikan termasuk fi'il lazim atau kata kerja yang
tidak membutuhkan objek adalah fi'il yang menunjukan arti sifat,
ukuran, kebersihan, arti kotor, warna, dan lain sebagainya.
3. Fi'il muta'addi adalah kata kerja yang membutuhkan objek untuk
menjadi kalimat sempurna. Dalam Bahasa Indonesia biasa kita kenal
dengan kata kerja transitif.
4. Ada dua macam pembagian fi'il muta'addi, yaitu: Muta'addi dengan
sendirinya (َ‫ِفُ ِس ِه‬
َ ‫ ) ُمت َعَُ دِيَبن‬dan Muta'addi dengan perantara huruf jar
(‫ُمت َعَُ دِي‬
َ‫(بغَُ يَ ِر ِه‬.
ِ

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih
banyak terdapat kekurangan–kekurangan, baik dari bentuk maupun isinya.
Adapun saran yang ingin di sampaikan penulis yaitu, penulis menyarankan
kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana pembaca
mempelajari tentang menulis ilmiah. Semoga dengan karya tulis ini para
pembaca dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/ibrahimsyihab/550b75e3813311fa13b1e61c/pentingny

abahasa-arab-dalam-kehidupan

http://makalahpbastainparepare.blogspot.com/2015/06/fiil-lazim-mutaaddi.html

http://arabunaa.blogspot.com/2019/02/pengertian-fiil-lazim-dan-fiil-mutaaddi.html

10

Anda mungkin juga menyukai