Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ambara Adi Prasetya

NPM : 200610190001
Mata Kuliah : Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan
Peternakan PSDKU Pangandaran
Tugas Resume Materi General Lecture

Sustainable Livestock Waste Management


(Prof. Norli Ismail, Ph. D)

Faktor yang harus diperhatikan dalam pengolahan limbah antara lain: ukuran dalam
pengoperasian, iklim, jenis hewannya, jumlah uang yang digunakan untuk diinvestasikan, arah
angin, dan suhu. Limbah dari peternakan dapat menjadi peluang keuntungan dan juga dapat
menjadi hal yang baik untuk kehidupan manusia maupun bisa menjadi positif untuk
lingkungan. Pengendalian limbah ternak sangat penting agar dapat mengendalikan polusi yang
menyebabkan bau, kotoran, lalat, hewan pengerat dan juga gangguan yang lain.
Ada dua sistem pemeliharaan yang biasa diterapkan didalam industri peternakan yaitu
sistem intensif dan ekstensif. Intensif artinya sistem terbatas atau hewan ternaknya itu
dikandangkan sedangkan ekstensif artinya sistem tidak terbatas atau hewan ternaknya itu
dibebaskan atau digembalakan.
Pemeliharaan ternak dengan sistem intensif akan membutuhkan biaya pengelolaan
limbah yang cukup tinggi karena dibutuhkan tenaga kerja ataupun mesin untuk membuang
limbah, penampungan limbah, dan untuk mempermudah pengelolaan limbah di peternakan.
Sedangkan pemeliharaan ternak dengan sistem ekstensif biaya yang dikeluarkan akan jauh
lebih murah dibandingkan dengan sistem intensif karena sistem ekstensif dapat memanfaatkan
limbah padang rumput yang tertinggal di padang rumput, memerlukan sedikit ruang gudang,
dan biaya pengelolaan atau pembuangan limbah hewan ternak lebih rendah dibandingkan
sistem intensif. Sistem ekstensif memberikan kebebasan bagi hewan sehingga hewan ternak
memiliki banyak ruang dan dapat menjadi lebih aktif. Pemilihan sistem perkandangan akan
menentukan seberapa baik para peternak dalam mengatur hewan ternaknya.
Pupuk kandang merupakan salah satu hasil limbah dari peternakan yang sangat murah
jika dibandingkan dengan pupuk kimia, selain lebih murah pupuk kandang juga lebih ramah
lingkungan dibandingkan dengan pupuk kimia. Hal tersebut bukan lagi hal yang baru karena
hampir semua orang pasti sudah mengetahuinya. Pupuk kandang dapat digunakan sebagai
pupuk alternatif yang murah dan mudah didapatkan karena berasal dari limbah kotoran
peternakan.
Dampak dari pengelolaan limbah peternakan yang tidak tepat diantaranya akan
menyebabkan bau busuk sehingga menghilangkan nilai estetika lingkungan, terjadi
pencemaran air tanah (kandungan nitrat berlebih sangat berbahaya bagi tubuh manusia karena
mengakibatkan penipisan oksigen dalam darah), tumbuhnya alga yang cukup membawa
dampak negatif bagi manusia dan hewan, terjadi polusi air yang menyebabkan degradasi
konsumsi untuk manusia dan hewan.
Dari hal-hal tersebut kita dapat mengetahui dampak apa yang akan dirasakan nanti jika
kita tidak mengelola limbah peternakan dengan baik. Ada beberapa cara yang bisa digunakan
untuk mendaur ulang limbah peternakan dengan metode yang ramah liingkungan untuk
meningkatkan keuntungan dalam rangka meningkatkan profitabilitas. Bahkan metode ini juga
bisa dilakukan oleh peternak rakyat, yang dapat dilakukan antara lain dengan pengolahan
biogas, pengomposan, vermicomposting, mengintegrasikan pengomposan dan
vermicomposting, integrasi pengolahan limbah dengan pengolahan alga, dan manajemen yang
menguntungkan dalam integrasi budidaya ikan.
Adapun pandangan negatif dari sektor peternakan ini yaitu tentang masalah limbah
peternakan yang dapat menyebabkan polusi (air, udara, dan tanah), menyebabkan gas rumah
kaca, pathogen, dan bau busuk. Namun hal tersebut sekarang dapat dimanfaatkan menjadi suatu
peluang yang dapat menguntungkan seperti dijadikan sumber energi yaitu biogas yang dimana
1 ton pupuk kandang dengan kandungan padat 20% dapat menghasilkan listrik 35-40 kWh.
Selain itu pupuk kandang juga dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang dari
faktor kesuburan tanah bisa lebih baik dan dapat menjaga keberlanjutan tanah.
Untuk menerapkan atau mewujudkan hal tersebut maka diperlukan adanya
keseimbangan antara ilmu pengetahuan, komitmen, aturan, dan regulasi. India dan China
merupakan dua negara di Asia yang mampu mengelola limbah ternak menggunakan teknologi
biogas. Biogas yang dibuat dapat berhasil dimurnikan dan setelah pembotolan pada tekanan
150 bar dapat digunakan untuk kendaraan dan dapat juga digunakan untuk memasak.
Pengelolaan alga dari limbah ternak dapat diubah menjadi bio-oil dan banyak produk berharga
lainnya. Limbah pakan dari peternakan ikan terpadu juga memiliki potensi yang baik untuk
menghasilkan pendapatan. Bahan baku umum untuk reaktor biogas yaitu rumput, jagung,
bunga matahari, sorghum, jerami padi, rumput kering, batang pisang yang dipotong-potong,
daun-daunan, sayuran, dan sampah organik. Contoh unit genset didasarkan pada teknologi
umum agar mudah dirawat oleh mekanik mobil dan truk yang pada dasarnya terlatih, namun
demikian, unit kontrol akan menghidupkan mesin untuk genset ketika daya dibutuhkan dan
menstabilkan daya listrik pada rentang yang luas.
Dalam pengolahan limbah ternak saat ini biasanya dipraktekkan sistem penggenangan
laguna tertutup, teknologi pendekatan baru/masa depan untuk pengelolaan limbah ternak,
dengan konsep operasional yang disederhanakan; inovasi cerdas. Pengaturan MBPP akan
memberi daya pada 1 pengguna, contohnya: rumah, sekolah, dan resort/hotel.
Adapun jika pengolahan limbah peternakan dilakukan dengan baik maka akan memiliki
dampak manfaat bagi masyarakat setempat diantaranya yaitu pekerjaan berkualitas lokal akan
mendapatkan pendapatan tambahan (Seperti operasi pabrik biogas, teknisi mekanik dan
elektrik, dan pengumpulan sampah organik), Sampah organik pertanian (Seperti membuat
pupuk organik dan menciptakan pendapatan/pengurangan biaya pengeluaran untuk pertanian),
Menghasilkan tenaga listrik dari gas (sehingga dapat mengganti bensin menggunakan genset
yang dimana daya listriknya pun stabil), Komunitas limbah organik masyarakat (berfungsi
dalam pengolahan limbah organik untuk mengurangi polusi sehingga kualitas lingkungan lebih
terjaga), menambah pengetahuan atau wawasan baru tentang seperti apa pengelolaan limbah
yang baik itu.

Anda mungkin juga menyukai