Oleh:
Contoh lain: ( 12 , 24 ) ,( 13 , 24 ) ,( 14 , 28 ) , …
Relasi di atas bisa disebut '...senilai dengan...' Meskipun tidak identik, setiap
pasangan memiliki nilai yang sama. Dua contoh di atas merupakan sebuah contoh
relasi ‘senilai dengan’ dan relasi ‘kuadrat dari’ dan masih banyak klasifikasi relasi
yang lain yang merupakan hasil pengembangan dari pengetahuan awal. Relasi-
relasi inilah yang akan membantu kita untuk memahami suatu konsep baru.
Jika dikaitkan dengan skema, maka relasi-relasi konsep yang berawal dari
pengalaman sensori, aktivitas motorik, dari kehidupan sehari-hari, tetapi
kemudian dipisahkan dari konsep asalnya dan terjadi pengembangan sehingga
diperoleh interaksi satu dengan yang lain. Jadi sebuah skema memiliki dua fungsi
utama yaitu:
- menghubungkan pengetahuan yang ada
- sebagai alat mental dalam pembelajaran konsep berikutnya untuk
membentuk suatu pemahaman.
B. Skema sebagai Pembelajaran Lanjut
Pada bab sebelumnya sudah dibahas bahwa konsep yang di integrasikan
dengan konsep lain akan membentuk suatu skema dimana skema ini pun nantinya
dapat dikembangkan atau digunakan lagi untuk membentuk skema baru. Skema
yang sudah ada merupakan alat yang sangat diperlukan untukmemperoleh
pengetahuan lebih lanjut selain itu juga di gunakan untuk mengkostruksi skema /
pengetahuan baru sebagai sebuah pembelajaran.
Seorang pembelajar yang menggunakan sistem pembelajaran skematik
akan mendapatkan dampak positif dari sistem pembelajaran ini dikarenakan
skema yang dibentuk akan melekat lebih lama di dalam memori si pembelajar.
Prosesnya pun terjadi dikarenakan ketika si pembelajar mencoba untuk
membangun skema baru, si pembelajar menyusun skema-skema lama sedemikian
sehingga skema-skema baru dapat terbentuk. Proses penyusunan inilah yang lebih
dapat melekat di memori daripada hanya menghafalkan skema baru.
Secara umum, sebuah fitur baru menjadi penting dan tidak
terperhatikan ketika kita berkonsentrasi pada pembelajaran konsep khusus,
meskipun menggunakan konsep sebelumnya konsep baru tampak tertanam
baik. Sebagai sebuah pendahuluan, akan sangat berguna melihat suatu
eksperimen yang bertujuan untuk mengisolasi faktor-faktor yang ada
dalam sebuah skema dalam pembelajaran, tepatnya, untuk mengetahui
perbedaan antara adanya dan tidak adanya skema yang cocok yang dibuat
sebagai materi baru yang dapat dipelajari.
Pada pertemuan awal siswa diperkenalkan dengan simbol- simbol dasar
oeprsi hitung beserta tehnik operasinya. simbol meliputi:
C. Pemahaman
Memahami sesuatu berarti mengasimilasi pemahaman ke skema yang
tepat. Ini menjelaskan sifat subjektif pemahaman dan juga memperjelas bahwa
pemahaman bukan sekedar keadaan biasa. Melainkan pemahaman adalah sebuah
keadaan dimana kita bisa terlepas dari contoh-contoh konsep dalam
mendefinisikan suatu konsep. Kita mungkin memperoleh pendapat subjektif
tentang pemahaman terhadap proses asimilasi ke skema yang tidak sesuai.
Untuk melihat bagaimana pemahaman siswa, sebagai contohnya dapat
dilihat dengan cara melakukan operasi perhitungan untuk penjumlahan dan
pengurangan bilangan. Apabila pemahaman siswa keliru maka 280 + 20 = 480
kasus tersebut bias jadi terjadi jika siswa hanya mengetahui aturan atau syarat
tetapi tdk memahminya.
D. Implikasi Skema terhadap Pembelajaran Matematika
Skema memiliki fungsi utama dalam proses pemahaman pembelajar yang
mana dalam hal ini, skema menjadi sebuah alat pembelajaran yang kemudian
diasimilasi untuk pemikiran berikutnya yang bisa jadi lebih sulit untuk dipahami.
Skema yang tepat adalah skema yang mempertimbangkan tugas
pembelajaran jangka panjang dan bukan jangka pendek. Sebagai contoh
solusi persamaan biasanya berdasarkan ide sebuah timbangan. Jika kita
menambahkan atau mengurangi beban yang sama di kedua sisi, timbangan
tersebut tetap seimbang. Jadi kita bisa menemukan berat yang
menyeimbangkan berat yang tidak diketahui. Model ini juga
membenarkan memindahkan bilangan ke sisi
lain dan merubah tandanya‟, karena kita akan
mendapatkan hasil yang sama dalam penjumlahan,
misalnya memindahkan 3 kg ke sisi kiri
timbangan, atau mengambil 3 kg itu dari sebelah
kanan.
Cara kerja sistem informasi menurut model ini adalah adanya rangsangan
dari lingkungan si pelajar mempengaruhi reseptornya dan memasuki sistem saraf
melalui suatu sensory register (register penginderaan). Struktur inilah yang
bertanggung jawab atas persepsi awal terhadap objek-objek dan peristiwa-
peristiwa sehingga si pelajar melihat, mendengar atau mengindera. Informasi itu
dikodekan dalam sensoru register, yakni informasi itu diubah bentuknya menjadi
bentuk terpola yang merupakan wakil rangsangan aslinya.