Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
PENDAHULUAN
Pada usia SMA, seseorang seharusnya telah
mengambil keputusan karir. Untuk dapat memilih
dan
merencanakan
karir
secara
tepat,
dibutuhkan kematangan karir. Kematangan karir
meliputi pengetahuan akan diri, pengetahuan
tentang pekerjaan, kemampuan memilih suatu
pekerjaan,
dan
kemampuan
untuk
merencanakan langkah-langkah menuju karir
yang diharapkan (Crite 1978). Pilihan karir dan
langkah-langkah pendidikan dan pelatihan yang
tepat akan mengantar seseorang menjadi
individu yang mempunyai daya saing dalam
bursa kerja. Sebaliknya, rendahnya kematangan
karir dapat menyebabkan kesalahan dalam
mengambil keputusan karir, termasuk kesalahan
dalam menentukan pendidikan lanjutan. Efikasi
Diri tentang Pemilihan Karir dan Locus of Control
merupakan
prediktor
Kematangan
Karir.
Seseorang yang mempunyai penilaian yang
negatif terhadap kemampuan dirinya dalam
melakukan pemilihan karir akan kehilangan minat
dan usaha untuk melakukan pengenalan diri dan
pekerjaan, dan mengalami kesulitan jika
menghadapi masalah dalam pemilihan karir. Hal
tersebut akan berakibat pada rendahnya
kematangan karir. Locus of Control dibedakan
B1
TINJAUAN PUSTAKA
Kematangan Karir
Super (1957) mendefinisikan kematangan karir
sebagai keberhasilan seseorang menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada
tahap perkembangan tertentu. Definisi ini
menunjukkan bahwa kematangan karir berkaitan
dengan tugas perkembangan karir pada tiap-tiap
tahap perkembangan karir. Sementara itu,
tahapan perkembangan karir siswa SMA berada
pada Tahap Eksplorasi (Usia 15-24 tahun).
Tahap Eksplorasi merupakan suatu
perluasan dari uji realistis, dengan konsekuensi
modifikasi konsep diri. Pada tahap ini,
keputusan-keputusan pendidikan yang penting
akan dialami pertama kali dan tujuan-tujuan karir
pertama kali diuji secara serius. Untuk alasan
tersebut,
konseling
karir
khususnya
perencanaan diri difokuskan pada tahap ini.
Pada tahap ini, individu juga mencoba bekerja
secara formal, melalui kerja paruh waktu. Tahap
ini dibagi menjadi tiga sub tahap, yaitu: 1) Tahap
Sementara (usia 15 17 tahun). Kebutuhan,
minat, nilai, kemampuan, dan kesempatan dibuat
dan dimanifestasikan dalam fantasi, diskusi,
kursus, bekerja dan sebagainya; 2). Tahap
Transisi (usia 18 21 tahun), dimana
pertimbangan-pertimbangan
realistis
diberi
penekanan lebih; 3) Tahap Percobaan (usia 22
24 tahun), di mana bidang yang tampaknya
sesuai telah dipilih dan pekerjaan awal
ditemukan dan dicoba sebagai suatu pekerjaan
dalam hidupnya.
Pada tahun 1974, Super (dalam Gillespie
2001): mengidentifikasikan enam dimensi yang
relevan dengan kematangan karir remaja, yakni
1). Orientasi terhadap pilihan karir, yakni sejauh
mana individu menyadari kebutuhan untuk
memilih suatu pekerjaan dan menyadari berbagai
factor yang berkaitan dengan pemilihan
pekerjaan
tersebut;
2).
Informasi
dan
Perencanaan, yakni informasi yang reliabel yang
dimiliki oleh individu untuk membuat keputusan
karir dan untuk membuat perencanaan masa
depan yang logis dan kronologis; 3). Konsistensi
minat pekerjaan, seberapa konsisten minat
remaja berkaitan dengan berbagai pekerjaan dari
waktu ke waktu; 4). Kristalisasi sifat, yakni atribut
psikologis yang relevan dalam pembuatan
keputusan; 5).Kebebasan vokasional, yakni
kebebasan; 6). Hikmat (wisdom) berkaitan
dengan pekerjaan
Locus of Control
B2
Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
B3
B4
Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559
Crite,