Anda di halaman 1dari 4

Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)

Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN EFIKASI DIRI TERHADAP


KEMATANGAN KARIR SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Anita Zulkaida,
Ni Made Taganing Kurniati,
Retnaningsih1
Hamdi Muluk,
Tjut Rifameutia1
1
Universitas Gunadarma
zulkaida03@yahoo.com
taganing@yahoo.com
retnaumar@yahoo.com
2
Universitas Indonesia
hammuluk@yahoo.com
hadartia@dnet.net.id
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh Efikasi Diri Pemilihan Karir dan Locus of Control
terhadap Kematangan Karir. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA 39 Jakarta (N=107). Uji
hipotesis dilakukan dengan Analisis Regresi Berganda. Nilai F diperoleh sebesar 13,599 (p<0.01) yang
berarti bahwa variable Efikasi Diri tentang Pemilihan Karir dan Locus of Control secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap Kematangan karir siswa SMA. Nilai R2 diperoleh sebesar 0,207
yang berarti bahwa sumbangan dari pengaruh secara bersama-sama antara variable Efikasi Diri tentang
Pemilihan Karir dan Locus of Control terhadap kematangan karir siswa SMA adalah sebesar 20%. Nilai t
untuk Efikasi Diri tentang Pemilihan Karir adalah sebesar 1,548 (p>0,05), yang menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh yang signifikan Efikasi Diri tentang Pemilihan Karir terhadap Kematangan Karir siswa SMA.
Sedangkan nilai t untuk variable Locus of Control diperoleh sebesar 3,886 (p<0,05), yang menunjukkan
ada pengaruh yang signifikan Locus of Control terhadap Kematangan Karir siswa SMA.
Kata Kunci : Career Maturity Inventory (CMI), Efikasi Diri, Kematangan Karir, Locus of Control Internal
dan Eksternal, Pemilihan Karir

PENDAHULUAN
Pada usia SMA, seseorang seharusnya telah
mengambil keputusan karir. Untuk dapat memilih
dan
merencanakan
karir
secara
tepat,
dibutuhkan kematangan karir. Kematangan karir
meliputi pengetahuan akan diri, pengetahuan
tentang pekerjaan, kemampuan memilih suatu
pekerjaan,
dan
kemampuan
untuk
merencanakan langkah-langkah menuju karir
yang diharapkan (Crite 1978). Pilihan karir dan
langkah-langkah pendidikan dan pelatihan yang
tepat akan mengantar seseorang menjadi
individu yang mempunyai daya saing dalam
bursa kerja. Sebaliknya, rendahnya kematangan
karir dapat menyebabkan kesalahan dalam
mengambil keputusan karir, termasuk kesalahan
dalam menentukan pendidikan lanjutan. Efikasi
Diri tentang Pemilihan Karir dan Locus of Control
merupakan
prediktor
Kematangan
Karir.
Seseorang yang mempunyai penilaian yang
negatif terhadap kemampuan dirinya dalam
melakukan pemilihan karir akan kehilangan minat
dan usaha untuk melakukan pengenalan diri dan
pekerjaan, dan mengalami kesulitan jika
menghadapi masalah dalam pemilihan karir. Hal
tersebut akan berakibat pada rendahnya
kematangan karir. Locus of Control dibedakan

Pengaruh Locus of Control


Zulkaida

menjadi dua, yakni internal dan eksternal.


Individu dengan Locus of Control internal
percaya bahwa peristiwa dalam hidupnya
ditentukan oleh usaha dan perilakunya sendiri,
sedangkan seseorang dengan Locus of Control
eksternal percaya bahwa peristiwa dalam
hidupnya ditentukan oleh nasib, kesempatan dan
kekuatan lain yang berada di luar kendali individu
tersebut. Jika siswa SMA mempunyai Locus of
Control internal, maka ketika dihadapkan dengan
pemilihan karir, maka ia akan melakukan usaha
untuk mengenali diri, mencari tahu tentang
pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan, serta
berusaha mengatasi masalah berkaitan dengan
pemilihan karir. Hal tersebut akan membuat
kematangan karirnya tinggi. Pertanyaan dalam
penelitian ini adalah: 1) Apakah ada pengaruh
secara bersama-sama antara Efikasi Diri
Pemilihan Karir dan Locus of Control terhadap
kematangan karir siswa SMA? Seberapa besar
sumbangan tersebut ? 2) Apakah ada pengaruh
Efikasi Diri Pemilihan Karir
terhadap
kematangan karir siswa SMA? 3) Apakah ada
pengaruh
Locus of Control
terhadap
kematangan karir siswa SMA?

B1

Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)


Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

TINJAUAN PUSTAKA
Kematangan Karir
Super (1957) mendefinisikan kematangan karir
sebagai keberhasilan seseorang menyelesaikan
tugas-tugas perkembangan karir yang khas pada
tahap perkembangan tertentu. Definisi ini
menunjukkan bahwa kematangan karir berkaitan
dengan tugas perkembangan karir pada tiap-tiap
tahap perkembangan karir. Sementara itu,
tahapan perkembangan karir siswa SMA berada
pada Tahap Eksplorasi (Usia 15-24 tahun).
Tahap Eksplorasi merupakan suatu
perluasan dari uji realistis, dengan konsekuensi
modifikasi konsep diri. Pada tahap ini,
keputusan-keputusan pendidikan yang penting
akan dialami pertama kali dan tujuan-tujuan karir
pertama kali diuji secara serius. Untuk alasan
tersebut,
konseling
karir

khususnya
perencanaan diri difokuskan pada tahap ini.
Pada tahap ini, individu juga mencoba bekerja
secara formal, melalui kerja paruh waktu. Tahap
ini dibagi menjadi tiga sub tahap, yaitu: 1) Tahap
Sementara (usia 15 17 tahun). Kebutuhan,
minat, nilai, kemampuan, dan kesempatan dibuat
dan dimanifestasikan dalam fantasi, diskusi,
kursus, bekerja dan sebagainya; 2). Tahap
Transisi (usia 18 21 tahun), dimana
pertimbangan-pertimbangan
realistis
diberi
penekanan lebih; 3) Tahap Percobaan (usia 22
24 tahun), di mana bidang yang tampaknya
sesuai telah dipilih dan pekerjaan awal
ditemukan dan dicoba sebagai suatu pekerjaan
dalam hidupnya.
Pada tahun 1974, Super (dalam Gillespie
2001): mengidentifikasikan enam dimensi yang
relevan dengan kematangan karir remaja, yakni
1). Orientasi terhadap pilihan karir, yakni sejauh
mana individu menyadari kebutuhan untuk
memilih suatu pekerjaan dan menyadari berbagai
factor yang berkaitan dengan pemilihan
pekerjaan
tersebut;
2).
Informasi
dan
Perencanaan, yakni informasi yang reliabel yang
dimiliki oleh individu untuk membuat keputusan
karir dan untuk membuat perencanaan masa
depan yang logis dan kronologis; 3). Konsistensi
minat pekerjaan, seberapa konsisten minat
remaja berkaitan dengan berbagai pekerjaan dari
waktu ke waktu; 4). Kristalisasi sifat, yakni atribut
psikologis yang relevan dalam pembuatan
keputusan; 5).Kebebasan vokasional, yakni
kebebasan; 6). Hikmat (wisdom) berkaitan
dengan pekerjaan
Locus of Control

B2

Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559

Locus of control merupakan suatu konsep yang


menunjuk pada keyakinan individu mengenai
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya
(Larsen & Buss 2002). Locus of control
menggambarkan seberapa jauh seseorang
memandang hubungan antara perbuatan yang
dilakukannya (action) dengan akibat/hasilnya
(outcome).
Rotter (dalam Corsini & Marsella 1983)
membedakan orientasi locus of control menjadi
dua, yakni locus of control internal dan locus of
control eksternal. Individu dengan locus of
control internal cenderung mengangap bahwa
ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan
usaha (effort) lebih menentukan apa yang
mereka peroleh dalam hidup mereka. Sedangkan
individu yang memiliki locus of control eksternal
cenderung menganggap bahwa hidup mereka
terutama ditentukan oleh kekuatan dari luar diri
mereka, seperti nasib, takdir, keberuntungan,
dan orang lain yang berkuasa.
Efikasi Diri
Bandura (1977) menyatakan self efikasi sebagai
keyakinan seseorang akan kemampuannya
untuk
mengorganisisasi
dan
melakukan
tindakan-tindakan yang perlu dalam mencapai
tingkat kinerja tertentu. Menurut Myers (1996),
efikasi diri berkaitan dengan bagaimana
sesorang merasa mampu untuk melakukan suatu
hal.
Bandura (1977) mengajukan tiga dimensi
efikasi diri, yakni: 1) Magnitude, yang berkaitan
dengan derajat kesulitan tugas, sejauh mana
individu merasa mampu dalam melakukan
berbagai tugas dengan derajat tugas mulai dari
yang sederhana, yang agak sulit, hingga yang
sangat sulit; 2) Generality, sejauh mana individu
yakin akan kemampuannya dalam berbagai
situasi tugas, mulai dari dalam melakukan suatu
aktivitas atau situasi tertentu hingga dalam
serangkaian tugas atau situasi yang bervariasi;
3) Strength, kuatnya keyakinan seseorang
mengenai kemampuan yang dimiliki.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif-non eksperimental. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI SMA 39 Jakarta
(N=107). Uji validitas pada Skala Efikasi Diri
Pemilihan Karir menunjukkan bahwa terdapat 36
item yang memiliki korelasi item dengan total (rit)
yang berkisar antara 0,340 sampai 0,760
(N=107). Uji reliabilitas pada skala ini
menunjukkan koefisien sebesar 0,935 (Alpha
Cronbach).
Sedangkan
untuk
Skala
Pengaruh Locus of Control
Zulkaida

Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)


Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

Kecenderungan Locus of Control, diperoleh 29


item yang memiliki korelasi item-total berkisar
antara 0,263 sampai 0,705. Uji reliabilitas
menunjukkan koefisien 0,850 (Alpha Cronbach,
N=107).
Untuk mengukur Kematangan Karir
digunakan Crites Career Inventory Inventory
(CMI) yang diadaptasi ke dalam budaya
Indonesia oleh Taganing dkk (2006). Skala ini
terdiri atas Attitude Scale (Skala Sikap) dan
Competence Test (Tes Kompetensi). Skala Sikap
mengungkap
perasaan-perasaan,
reaksi
subjektif, dan kecenderungan individu dalam
memilih karir dan memasuki dunia kerja. Ada
lima konstruk sikap yang dikur yaitu: keterlibatan
dalam proses pemilihan karir, orientasi terhadap
pekerjaan, kemandirian dalam pembuatan
keputusan karir, preferensi tehadap faktor-faktor
pemilihan karir, dan konsepsi terhadap proses
pemilihan karir (Savickas, 1990). Sedangkan Tes
Kompetensi terdiri dari lima aspek, yaitu: SelfAppraisal, Occupational Information, Goal
Setting, Planning dan Problem Solving (Crite
1973).
Koefisiean reliabilitas dengan pada CMI
Skala Sikap pada 30 item terseleksi adalah 0.708
(Alpha
Cronbach),
sementara
koefisien
reliabilitas CMI Skala Kompetensi pada 50 item
adalah 0.702 (Kuder-Richardson 20).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji hipotesis dilakukan dengan Analisis Regresi
Berganda. Nilai R2 diperoleh sebesar 0,207 yang
berarti bahwa sumbangan dari pengaruh secara
bersama-sama antara variable Efikasi Diri
tentang Pemilihan Karir dan Locus of Control
terhadap kematangan karir siswa SMA adalah
sebesar 20%. Nilai F diperoleh sebesar 13,599
(p<0.01) yang berarti bahwa variable Efikasi Diri
tentang Pemilihan Karir dan Locus of Control
secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap Kematangan karir siswa
SMA. Nilai t untuk Efikasi Diri tentang Pemilihan
Karir adalah sebesar 1,548 (p>0,05), yang
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan Efikasi Diri tentang Pemilihan Karir
terhadap Kematangan Karir siswa SMA.
Sedangkan nilai t untuk variable Locus of Control
diperoleh sebesar 3,886 (p<0,05), yang
menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
Locus of Control terhadap Kematangan Karir
siswa SMA.
Berdasarkan hasil analisis diketahui
Efikasi Diri Pemilihan Karir dan Locus of Control
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Kematangan Karir siswa
SMA. Besarnya pengaruh Efikasi Diri Pemilihan

Pengaruh Locus of Control


Zulkaida

Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559

Karir dan Locus of Control terhadap Kematangan


Karir siswa SMA adalah 20%, sedangkan 80%
lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, di luar
Efikasi Diri Pemilihan Karir dan Locus of Control.
Sumbangan yang signifikan dari Efikasi Diri
Pemilihan Karir dan Locus of Control terhadap
Kematangan Karir siswa SMA, dikarenakan
dengan adanya keyakinan akan kemampuan diri
dalam memilih karir yang disertai dengan
keyakinan bahwa segala peristiwa dalam
hidupnya,
ditentukan
oleh
usaha
dan
perilakukannya sendiri. Hal tersebut pada
gilirannya akan mendorong individu untuk
mengarahkan segala tenaga, usaha, dan
perilakunya untuk mencapai kematangan karir
yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Bandura (1982) yang mengatakan
bahwa orang yang memiliki efikasi diri yang
tinggi, akan mengeluarkan usaha yang besar
untuk mengatasi hambatan dalam mencapai
tujuannya. Demikian pula dikatakan oleh Rotter,
bahwa orang dengan Locus of Control internal
merasa bahwa hasil kerja serta karirnya
tergantung pada factor internal, seperti usaha,
kemampuan, dan pengambilan keputusan
sehingga dengan locus of control internal maka
individu akan aktif mencari informasi dan
berusaha keras untuk mencapai karir yang
diharapkan.
Namun demikian jika secara sendirisendiri, Efikasi Diri Pemilihan Karir tidak memiliki
pengaruh yang signifikan, sedangkan Locus of
Control memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Kematangan Karir. Hal ini dikarenakan
orang dengan Locus of Control internal, ketika
dihadapkan pada pemilihan karir, maka ia akan
melakukan usaha untuk mengenal diri, mencari
tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah
pendidikan, serta berusaha mengatasi masalah
yang berkaitan.
Sedangkan Efikasi Diri Pemilihan Karir
secara sendiri tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Kematangan Karir. Hal ini
dapat dijelaskan, untuk mencapai kematangan
karir, keyakinan seseorang bahwa dirinya
mampu memilih karir saja tidak cukup. Karena
untuk mencapai kematangan karir, yang meliputi
pengetahuan
diri,
pengetahuan
tentang
pekerjaan dan kemampuan merencanakan
langkah-langkah karir, diperlukan usaha individu
mengambil tindakan-tindakan yang tepat, tidak
hanya bersifat kognitif, dalam bentuk keyakinan
diri.

B3

Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil)


Auditorium Kampus Gunadarma, 21-22 Agustus 2007

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Ada pengaruh yang signifikan dari Efikasi Diri
Pemilihan Karir dan Locus of Control terhadap
Kematangan Karir siswa SMA. Secara sendirisendiri Efikasi Diri Pemilihan Karir tidak memiliki
pengaruh yang signifikan, sedangkan Locus of
Control memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap Kematangan Karir.
Saran
Adanya pengaruh yang signifikan dari Locus of
Control
terhadap
Kematangan
Karir
menunjukkan bahwa Kematangan Karir siswa
SMU, salah satunya dipengaruhi oleh Locus of
Control. Dari hasil tersebut diharapkan akan
membuka wawasan orang tua atau pihak
sekolah,
untuk
dapat
membantu
anak
mengembangkan Locus of Control internal, yang
akan mendukung kematangan karirnya.
Bagi siswa SMU, untuk mencapai karir
yang memuaskan perlu dilakukan langkahlangkah menuju kematangan karir, terutama
dengan memperhatikan pengembangan Locus of
Control internal.
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Corsini, R.J.; Marsella, A.J., 1983. Personality
Theories: Research and Assesment.
USA: University of Hawai at ManoaPeacock Published, Inc.

B4

Vol. 2
ISSN : 1858 - 2559

Crite,

J. O. 1973a. The Career Maturity


Inventory.
Monterey,
Calif
:
CTB/McGraw-Hill
Crite, J. O. 1973b. Theory and Research
Handbook for the Career Maturity
Inventory.
Monterey,
Calif
:
CTB/McGraw-Hill
Crite 1978; Theory and Research Handbook for
the Career Maturity Inventory. Monterey,
Calif : CTB/McGraw-Hill
Rice, F. P. 1996. The Adolescent Development,
Relationships, and Culture, Eight Edition,
Boston : Allyn & Baconv
Healy, C. C. 1982. Career Development
Counceling Through the Life Stage.
Boston : Allyn & Baconv
Larsen, R.J.; Bush, D.M., 2002. Personality
Psychology: Domains of Knowledge
about Human Nature. International
Edition. New York: The McGraw-Hill
Myers, D.G., 1996. Social PsychologyI, USA:
McGraw-Hill, Inc.
Taganing K., N.M; Putri, D.E.; Rahardjo, W.;
Muluk, H.; Rifameutia, Tj. 2006.
Adaptasi, Uji Validitas dan Reliabilitas
Career Maturity Inventory (CMI) pada
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Jakarta, Jurnal Ilmiah Penelitian
Psikologi No 2 Jilid 11 Desember 2006
59-75, Jakarta: Universitas Gunadarma
Super, D. E. et al. 1957. Vocational Development
: A Framework for Research. New York :
Teacher College, Colombia University
Bureau of Publications

Pengaruh Locus of Control


Zulkaida

Anda mungkin juga menyukai