Dosen Pengampu :
Ir. Rusmadi Azwa, S.Sos, M.Si
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allaah SWT. Yang telah memberikan
kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ―Komunikasi Sebagai Proses Sosial‖.
Makalah yang berjudul ―Komunikasi Sebagai Proses Sosial‖ ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok dengan mata kuliah Sejarah Komunikasi
Indonesia jurusan Ilmu komunikasi, Fakultas Fisipol, Universitas Riau.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah tidak terlepas dari motivasi
dan bantuan dari pihak-pihak tertentu terutama kepada dosen yang telah membimbing
dan memberi arahan. Dan tak lupa juga teman-teman yang bersedia membantu dan
memberi masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami
dimasa yang akan datang.
Kami yakin bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi kami Penyusun dan
Pembaca semuanya apabila bersedia memahami dan mempelajari Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara
dalam melakukan perubahan sosial. Komunikasi berperan menjembatani perbedaan
dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali system sosial masyarakat
dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan
lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola,
norma, pranat masyarakatnya. Jadi keduanaya saling mempengaruhi dan saling
melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia denga masyarakat. Little John
(1999), menjelaskan hal ini dalam genre interactionist theories. Dalam teori ini,
dijelaskn bahwa memahami kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi
merupakan sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan perekat
masyarakat. Masyarakat tidak aka nada tanpa komunikasi. Struktur sosial diciptakan
dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komuniksi adalah untuk
menciptakan struktur – struktur sosial.
Hubungan antara perubahan sosial dengan komuniksi (atau media komunikasi)
pernah diamati oleh Goran Hadebro sebagai berikut : teori komunikasi mengandung
makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa peran
komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan
tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu – satunya alat dalam membawa
perubahan sosisal. Dengan kata lain, komuniksi hanya salah satu dari banyak faktor
yang menimbulkan perubahan masyarakat.
Komuniksi sebagai proses sosial adalaha bagian integral dari masyarakat.
Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarakat memiliki funsi –
fungsi sebagai berikut :
1. komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen masyarakat. Komponen
di sini tidak hanya individuan masyarakat saja, melainkan juga berbagai untuk
lembaha sosisl (pers, humas,universitas)
1
2. komunikasi membuka peradaban baru manusia
3. komunikasi adalh manifestsasi control sosial dalam masyarakat
4. tanpa bisa diingkari komuniksi berperaran dalam sosialisasi nilai ke masyarakat
5. seseorang akan diketahui jati dirinya sebagai manusia karena menggunakan
komunikasi
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hakikat Proses Sosial?
2. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Sebagai Proses Sosial?
3. Apa yang dimaksud dengan Determinisme?
4. Apa saja Hasil dari Proses Sosial?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui makna dari Hakikat Proses Sosial
2. Untuk mengetahui arti dari Komunikasi Sebagai Proses Sosial
3. Untuk mengetahui arti Determinisme
4. Untuk mengetahui apa saja Hasil dari Proses Sosial tersebut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Proses Sosial
3
sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari banyak faktor yang
menimbulkan perubahan masyarakat.
4. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan
penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan orang
mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi
mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju
arah perubahan sosial.
4
Komunikasi merupakan kunci dari perubahan sosial. Dimana daerah yang akan
mengalami perubahan sosial pasti daerah itu terjadi proses komunikasi terlebih
dahulu dimana daerah itu melakukan adopsi terhadap informasi yang masuk tersebut
akhirnya daerah tersebut akan mengalami perubahan.
Perubahan Sosial
Perubahan Sosial adalah proses sosial (meliputi sebagian besar aspek kehidupan
manusia) yang mengalami pergeseran atau perubahan cara dan bentuk. Sebagai
proses sosial, keberadaan masyarakat dan komunikasi (baik secara makro maupun
mikro) tidak lepas dari dinamika perubahan sosial tersebut. Ini dikarenakan
masyarakat sebagai wadah dari nilai-nilai perubahan, serta komunikasi sebagai agen
atau penggerak dari komunikasi tersebut. Kemajuan teknologi dan informasi yang
cepat telah membawa perubahan-perubahan dalam masyarakat dan proses
komunikasi antar sosial.
2. Akulturasi
Akulturasi adalah proses perubahan sosial yang terjadi karena masuknya suatu
kebudayaan asing ke dalam sekelompok masyarakat, sehingga unsur budaya asing itu
diterima dan disesuaikan dengan kebudayaan asli masyarakat tertentu. Budaya asing
5
tersebut masuk dan bisa diterima masyarakat tergantung bagaimana cara masuk
budaya tersebut dan jangka waktu penyesuaian tertentu.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah proses perubahan sosial yang timbul jika ada dua individu atau
kelompok dengan latar budaya yang berbeda kemudian berinteraksi dengan intensi
dalam jangka waktu yang lama.
Proses perubahan sosial ini kemudian akan menghilangkan budaya tersebut atau
mengurangi perbedaan antar golongan masyarakat. Asimilasi muncul agar mencapai
suatu tujuan yang sama antar golongan demi kepentingan bersama.
4. Akomodasi
Akomodasi adalah proses perubahan sosial yang menunjukan keseimbangan
dalam hubungan sosial antar golongan yang berkaitan dengan norma atau nilai yang
berlaku di masyarakat.
6
2) Revolusi
Revolusi adalah perubahan sosial yang terjadi dalam jangka waktu yang cepat
dan tidak direncanakan sebelumnya. Jadi revolusi adalh perubahan sosial kebalikan
dari evolusi.
7
Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Perubahan sosial tidak terjadi begitu saja tanpa gejala dan faktor pendorongnya.
Bahkan ada beberapa hal yang menjadi faktor terkuat terjadinya perubahan sosial
tersebut bisa terjadi. Berikut ini beberapa faktor pendorong terjadinya perubahan
sosial yang perlu Grameds ketahui agar bisa mengenali gejala terjadinya perubahan
sosial:
1. Adanya Penemuan Baru
Adanya penemuan baru dalam sebuah komunitas tertentu akan membawa
perubahan pada sosial tersebut karena adanya budaya baru yang bisa menggantikan
budaya lama atau mencampurnya menjadi satu kesatuan.
2. Pengaruh Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk dapat mempengaruhi perubahan sosial karena dapat struktur
atau tatanan masyarakat pada suatu komunitas. Jumlah penduduk juga akan menjadi
kekuatan bagaimana perubahan sosial tersebut bisa terjadi, semakin banyak orang
yang menggunakan budaya baru maka suatu budaya lama juga akan mudah hilang
atau tergantikan.
3. Munculnya Konflik
Konflik, pertarungan, atau pertentangan sangat wajar terjadi pada sebuah
sosial tertentu. Konflik pada suatu sosial bisa saja terjadi karena adanya
kemajemukan atau munculnya mayoritas dan minoritas dalam sebuah komunitas
tertentu.
Dari konflik inilah maka suatu sosial harus mencari jawaban dari masalah
tersebut yang kemudian akan menghasilkan budaya baru atau fenomena sosial yang
baru.
4. Terjadi Revolusi
Revolusi atau pemberontakan juga bisa mempengaruhi terjadinya perubahan
sosial karena fenomena ini menjadi tanda adanya hal baru yang harus dilakukan.
Misalnya karena telah terjadi perang atau bencana alam.
8
5. Keterbukaan Pada Lapisan Masyarakat
Keterbukaan pada lapisan masyarakat bisa menjadi faktor terjadinya
perubahan sosial karena kehadiran tipe masyarakat sangat berpengaruh dalam
merespon sesuatu hal yang baru.
Masyarakat yang berpengaruh adalah mereka yang memiliki keterbukaan dan
openmind terhadap hal-hal baru sehingga mudah menerima perubahan tersebut.
6. Motivasi Berprestasi
Masyarakat yang memiliki motivasi untuk berprestasi berarti memiliki
keinginan untuk maju dan berkembang. Maka hal ini dapat membuat suatu komunitas
lebih terbuka dan openmind pada hal-hal baru karena memiliki kesadaran untuk
berubah menjadi lebih baik. Faktor ini dapat memberi dampak positif bagi perubahan
sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
7. Sistem Pendidikan Maju
Berbicara tentang perubahan sosial maka tidak bisa dijauhkan dari faktor
pendidikan yang berperan penting dalam terjadinya perubahan sosial. Tolak ukurnya
pendidikan terus mengalami perkembangan maka pendidikan pulalah yang membuat
seseorang menjadi belajar menghadapi perubahan. Maka semakin tinggi dan
berkualitasnya pendidikan maka akan besar pula peluang untuk memiliki perspektif
dan wawasan seseorang untuk menerima perubahan.
9
Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan di Indonesia ini
pun membawa perubahan pada sosial para petani yakni bagaimana kebiasaan petani
dahulu dan sekarang menjadi berubah.
Contohnya jika dahulu petani menyemai pada hanya di dalam ruangan saja,
namun sekarang etani bisa menanam padi dengan teknologi canggih agar
menghasilkan bibit padi yang lebih berkualitas.
2. Bersifat Kecil
Contoh perubahan sosial yang bersifat kecil adalah perubahan yang terjadi pada gaya
berpakaian atau lifestyle. Fashion adalah satu fenomena yang sangat pesat
perkembangannya hanya dalam waktu yang singkat.
Contoh yang paling mencolok kita melihat perubahan gaya berpakaian adalah
tren menggunakan hijab yang populer di tahun 2000. Padahal sebelumnya hanya
segelintir orang saja yang menggunakan hijab hingga sekarang tren hijab terus
berkembang dengan berbagai gaya hijab.
Perubahan sosial ini bisa terjadi karena lingkungan dan banyaknya orang yang
mulai menggunakan hijab hanya karena sedang tren saja, bukan karena hijab adalah
suatu kewajiban dalam agama islam. Itulah sebabnya tren hijab bisa terus langgeng
dan berkembang karena jumlah peminatnya yang besar.
3. Dipengaruhi Oleh Negara Lain
Perubahan sosial bisa dipengaruhi negara lain contohnya karena perang atau dijajah
oleh negara lain. Contoh perubahan sosial di Indonesia yang dipengaruhi oleh negara
lain adalah terjadi pada transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Negara kita kemudian terpengaruh dengan perkembangan teknologi di negara
negara Barat. Selain contoh positif juga ada contoh negatif perubahan sosial yang
dipengaruhi negara lain yakni kebiasaan minum-minuman keras. Sebelumnya orang
Indonesia lebih populer meminum minuman herbal atau jamu khas tradisional
Indonesia.
10
4. Dalam Keagamaan
Contoh perubahan sosial yang terjadi di Indonesia dalam hal keagamaan atau
kepercayaan adalah negara kita yang terkenal dengan negara islam atau mayoritas
masyarakat kita yang memeluk agama islam. Sebelumnya berdasarkan sejarah tanah
air lebih erat dengan kepercayaan Hindu Budha yakni masa kerajaan-kerajaan pada
saat itu sebelum agama islam masuk ke Nusantara.
5. Pada Bangunan
Bangunan adalah hal fisik yang paling bisa dilihat perubahannya dari zaman ke
zaman. Contoh perubahan sosial yang terjadi pada bangunan yang digunakan oleh
masyarakat adalah bentuk masjid, gaya hunian rumah, atau penggunaan material
bangunan. Misalnya konstruksi masjid zaman dahulu tentu jauh berbeda dengan
desain arsitektur masjid zaman sekarang.
6. Pada Kebudayaan
Kebudayaan adalah fenomena yang pasti akan mengalami perubahan jika terjadi
perubahan sosial. Salah satu contoh perubahan sosial yang terjadi pada kebudayaan
adalah akulturasi pada budaya kerajaan dahulu (Hindu-Budha) dengan ajaran-ajaran
islam, seperti budaya grebeg yang kemudian disesuaikan dengan hari besar islam.
Masih banyak contoh perubahan sosial lainnya pada kebudayaan kita karena
Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang hingga sekarang tentu mengalami
perubahan dan perkembangan
11
b. Penemuan-penemuan Baru yang Meliputi Berbagai Proses
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam waktu
yang tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan
baru, jalannya unsur-unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian
masyarakat, dan cara-cara unsur tadi diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam
masyarakat yang bersangkutan.
c. Pertentangan (conflict) Masyarakat.
Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara indiviu dengan kelompok,
atau kelompok dengan kelompok. Umumnya, masyarakat tradisional di Indonesia
bersifat kolektif. Segala kegiatan yang didasarkan pada kepentingan masyarakat.
12
C. Deteminisme-determinisme
Determinisme merupakan pemahaman terhadap sesuatu. Determinisme adalah
keyakinan filosofis bahwa semua peristiwa terjadi sebagai akibat dari adanya
beberapa keharusan dan karenanya tak terelakkan. Secara khusus, gagasan bahwa
pilihan-pilihan dari para pelaku rasional tertentu pada masa lalu dapat saja dilakukan
dengan cara berbeda—atau bahkan gagasan bahwa keputusan-keputusan dari para
pelaku tersebut pada masa mendatang dapat menghasilkan sesuatu yang lain dari apa
yang mereka kehendaki—biasanya mendapat tantangan dalam pandangan ini.
Dengan demikian, ―masalah‖ kehendak bebas—atau gagasan bahwa kehendak
bebas adalah suatu ―ilusi‖—seringkali timbul sebagai suatu akibat dari klaim utama
yang dihasilkan oleh determinisme, yaitu bahwa masa lalu, masa kini, dan masa
depan diidentifikasi dengan suatu rangkaian kondisi yang pada hakikatnya tak
terputus dan tidak ada satu kondisi pun yang dapat dihindari.
Beberapa determinisme sepenuhnya menolak gagasan mengenai
―kemungkinan‖ ataupun ―keacakan‖, bahkan menyatakan bahwa gagasan-gagasan
tersebut hanya merupakan suatu ciptaan budi dan/atau sekadar hasil imajinasi.
Dalam keberlanjutannya, definisi determinisme terpecah menjadi beberapa
bagian yang bergantung pada sudut pandang orang yang melihatnya. Beberapa sudut
pandang determinisme antara lain: Causal determinism, Logical determinism,
Theological determinism, Predeterminism, dan Fatalism.
Jenis-jenis Determinisme
1. Determinisme teknologi
Determinisme teknologi yaitu sebuah teori yang menegaskan bahwa perubahan
yang terjadi dalam perkembangan teknologi sejak zaman dulu hingga saat ini
memberikan pengaruh yang agung terhadap masyarakat. Perkembangan teknologi
seperti reka baru atau bisa juga disebut inovasi, penemuan-penemuan baru, dan hal-
hal lain yang berhaluan mengembangkan teknologi bagi mempermudah kegiatan-
13
kegiatan manusia, memberikan pengaruh yang agung kepada perkembangan nilai-
nilai sosial dan kehidupan dalam masyarakat.
14
Determinisme teknologi juga mempunyai tiga wujud dalam perkembangannya:
1. Normatif.
Wujud ini bersifat objektif, efisien mementingkan rasionalitas dan produktifitas
dari perkembangan teknologi itu sendiri di dalam masyarakat.
2. Penting secara logis
Yaitu pandangan yang menganggap bahwa determinisme teknologi terkonstruksi
secara sosial, kebudayaan, sejarah, sosial, dan juga faktor kontekstual yang lain.
3. Konsekwensi yang tidak di sengaja.
Wujud ini melihat acinya probabilitas yang muncul dari perkembangan teknologi
seperti acinya polusi, transformasi masyarakat yang radikal, gaya hidup yang
berubah yang mungkin persangkaan konsumtif walau pada dasarnya teori ini
menganggap bahwa perkembangan teknologi memberi banyak perkembangan
kualitas kehidupan masyarakat.
2. Determinisme ekonomi
Determinisme ekonomi adalah filosofi bahwa kekuatan ekonomi pada akhirnya
adalah determinan perubahan sosial dan politik. Teori ini biasanya dikaitkan dengan
Karl Marx, yang hidup dari 1818-1883, seorang filsuf, sosiolog, dan ekonom
JermanTeori ini menekankan bahwa semua masyarakat dibagi menjadi kelas ekonomi
yang saling bersaing untuk mengendalikan sistem politik. Kelas penguasa
memanfaatkan kekuatan ekonominya untuk memberikan supremasi politik.
Sepanjang sejarah, berbagai sistem ekonomi telah ada. Marx menyebut sistem
ini sebagai cara-cara produksi. Apa yang menyatukan sistem yang berbeda ini adalah
bahwa semuanya menampilkan minoritas orang yang memegang kendali. Mereka
memperkuat posisi kekuasaan mereka dengan memiliki alat produksi. Ini termasuk
semua teknologi dan infrastruktur yang diperlukan untuk menghasilkan bahan-bahan
yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup. Kelas penguasa ini memiliki tanah,
mesin, dan bahan baku dan menggunakannya untuk mengontrol kelas pekerja. Ini
memastikan akumulasi kekayaan dalam jumlah besar bagi segelintir orang yang
15
memiliki hak istimewa. Marx percaya bahwa itulah sebabnya kemiskinan ada dalam
masyarakat.
3. Determinisme lingkungan
Determinisme lingkungan juga diketahui sebagai determinisme iklim atau
determinisme geografi, merupakan pandangan bahwa lingkungan fisik, bukannya
keadaan sosial, yang memilihkan kebudayaan. Penganut pandangan ini menyebut
bahwa manusia diputuskan oleh hubungan stimulus dan respon (hubungan
lingkungan-perilaku) dan tidak dapat menyimpang dari hal itu.
16
4. Determinisme sosial
Determinisme sosial adalah teori bahwa interaksi dan konstruksi sosial saja
yang menentukan perilaku individu (sebagai lawan dari faktor biologis atau objektif).
17
sepanjang sejarah lahir dari kebutuhan sosial, baik kebutuhan ini ekonomi, politik
atau militer.
5. Determinisme biologis
Determinisme biologis adalah gagasan bahwa atribut biologis, seperti gen
seseorang, menentukan nasib seseorang, dan faktor lingkungan, sosial, dan budaya
tidak berperan dalam membentuk individu.
Determinisme biologis telah digunakan untuk menegakkan supremasi kulit putih
dan membenarkan diskriminasi rasial, jenis kelamin, dan seksual serta bias lain
terhadap berbagai kelompok orang.
Meskipun teori tersebut telah didiskreditkan secara ilmiah, gagasan bahwa
perbedaan antara manusia berdasarkan biologi masih tetap ada dalam berbagai
bentuk.
Saat ini, teori tersebut telah didiskreditkan secara ilmiah. Dalam bukunya
tahun 1981 yang menyangkal determinisme biologis , The Mismeasure of Man , ahli
biologi evolusi Stephen Jay Gould menegaskan bahwa para peneliti yang menemukan
bukti determinisme biologis kemungkinan besar dipengaruhi oleh bias mereka
sendiri.
18
Namun, determinisme biologis masih muncul dalam perdebatan terkini tentang
isu-isu penting seperti kategorisasi rasial, orientasi seksual, kesetaraan gender, dan
imigrasi. Dan banyak sarjana terus menegakkan determinisme biologis untuk
memajukan gagasan tentang kecerdasan, agresi manusia, dan perbedaan ras, etnis,
dan gender.
Menurut Gillin dan Gillin ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai
akibat adanya interaksi sosial, yaitu :
1. Proses Asosiatif (processes of association).
Proses asosiatif juga disebut proses sosial integratif atau konjungtif. Proses ini
penting untuk integrasi dan kemajuan masyarakat. Dalam proses sosial ini anggota-
anggota masyarakat berada dalam keadaan harmoni yang mengarah pada pola-pola
kerjasama.
Yang terbagi kedalam tiga bentuk khusus, yakni :
A. Akomodasi
Akomodasi adalah proses penyesuaian diri orang perorang atau kelompok-
kelompok manusia yang semula saling bertentangan. Akomodasi dilakukan
sebagai upaya mengatasi ketegangan-ketegangan antara pihak yang bertentangan.
Tujuan akomodasi tercipta keseimbangan interaksi sosial terkait norma dan nilai
dalam masyarakat.
Terdapat delapan bentuk akomodasi yaitu:
a) Coersion: terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap
pihak lain terutama terhadap pihak yang lebih lemah.
19
Kompromi: terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi
tuntutan agar tercapai penyelesaian, semua pihak bersedia memahami keadaan
pihak lain.
b) Arbitrasi: terjadi bila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai
kompromi dihadirkan pihak ketiga yang netral untuk mengusahakan penyelesaian
pertentangan.
c) Mediasi: hampir sama arbitrasi namun dalam mediasi pihak ketiga
bertindak sebagai penengah, tidak punya wewenang memberi keputusan
penyelesaian perselisihan antara kedua belah pihak.
d) Konsiliasi: bentuk akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan
dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
e) Toleransi: bentuk akomodasi tanpa persetujuan resmi. Ada keinginan
menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak.
f) Stalemate: terjadi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai
kekuatan seimbang.
g) Ajudikasi: penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau
jalur hukum.
20
d. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
e. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
f. Perkawinan campuran (amalgamation).
g. Adanya musuh bersama dari luar dari luar.
C. Akulturasi
Koentjaraningrat mengartikan akulturasi sebagai proses sosial yang timbul
bila kelompok manusia kebudayaan tertentu berhadapan dengan unsur-unsur dari
kebudayaan asing. Unsur-unsurnya kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
21
Meski proses ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat,
ketidakhadiran disasosiatif berakibat stagnasi masyarakat.
22
bentuk-bentuk proses sosial adalah :
1. Oposisi (opposition) yang mencakup persaingan (competition) dan pertentangan
atau pertikaian.
2. Kerjasama (Cooperation) yang menghasilkan akomodasi (accomodation).
3. Diferensiasi (Differentiation) yang merupakan suatu proses di mana orang
perorangan di dalam masyarakat memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
berbeda dengan orang-orang lain dalam masyarakat atas dasar perbedaan usia, seks
dan pekerjaan. Diferensiasi menghasilkan sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-orang
perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem
serta bentuk-bentukl hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah
ada. Proses sosial dapat diartikan sebaagi pengaruh timbal-balik antara pelbagai segi
kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik,
Dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan
perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan
dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat
dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan
lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola,
norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling
melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat.
Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa
komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi.
Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur
sosial.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan
membawa perubahan, namun ia bukan satu – satunya alat dalam membawa
perubahan sosisal. Dengan kata lain, komuniksi hanya salah satu dari banyak faktor
yang menimbulkan perubahan masyarakat.
B. Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan
masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakat harus menyadari
bahwa kita tidak mungkin sendirian.
24
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan
berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok,
bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan masyarakat.
25
DAFTAR PUSTAKA
26