Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH SEJARAH KOMUNIKASI INDONESIA

KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SOSIAL

Di Ajukan untuk Memenuhi Tugas Sejarah Komunikasi Indonesia

Dosen Pengampu :
Ir. Rusmadi Azwa, S.Sos, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 8 :


Cindy Destia Lista Putri (2001113592)
Pebi Juliani (2001126495)
Putri Ningsih (2001125094)
Rian Kurniawan (2001114429)
Rio Febrian (2001126676)
Suci Fatimah Fitri (2001114474)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allaah SWT. Yang telah memberikan
kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ―Komunikasi Sebagai Proses Sosial‖.
Makalah yang berjudul ―Komunikasi Sebagai Proses Sosial‖ ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok dengan mata kuliah Sejarah Komunikasi
Indonesia jurusan Ilmu komunikasi, Fakultas Fisipol, Universitas Riau.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah tidak terlepas dari motivasi
dan bantuan dari pihak-pihak tertentu terutama kepada dosen yang telah membimbing
dan memberi arahan. Dan tak lupa juga teman-teman yang bersedia membantu dan
memberi masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami
dimasa yang akan datang.
Kami yakin bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi kami Penyusun dan
Pembaca semuanya apabila bersedia memahami dan mempelajari Aamiin.

Pekanbaru, 12 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Hakikat Proses Sosial ......................................................................................... 3
B. Komunikasi dan Perubahan Sosial ..................................................................... 4
C. Deteminisme-determinisme ............................................................................. 13
D. Hasil Proses Sosial ........................................................................................... 19
BAB III ....................................................................................................................... 24
PENUTUP ................................................................................................................... 24
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 24
B. Saran……………………………………………………..………………….24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara
dalam melakukan perubahan sosial. Komunikasi berperan menjembatani perbedaan
dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali system sosial masyarakat
dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan
lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola,
norma, pranat masyarakatnya. Jadi keduanaya saling mempengaruhi dan saling
melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia denga masyarakat. Little John
(1999), menjelaskan hal ini dalam genre interactionist theories. Dalam teori ini,
dijelaskn bahwa memahami kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi
merupakan sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan perekat
masyarakat. Masyarakat tidak aka nada tanpa komunikasi. Struktur sosial diciptakan
dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komuniksi adalah untuk
menciptakan struktur – struktur sosial.
Hubungan antara perubahan sosial dengan komuniksi (atau media komunikasi)
pernah diamati oleh Goran Hadebro sebagai berikut : teori komunikasi mengandung
makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa peran
komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan
tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu – satunya alat dalam membawa
perubahan sosisal. Dengan kata lain, komuniksi hanya salah satu dari banyak faktor
yang menimbulkan perubahan masyarakat.
Komuniksi sebagai proses sosial adalaha bagian integral dari masyarakat.
Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarakat memiliki funsi –
fungsi sebagai berikut :
1. komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen masyarakat. Komponen
di sini tidak hanya individuan masyarakat saja, melainkan juga berbagai untuk
lembaha sosisl (pers, humas,universitas)

1
2. komunikasi membuka peradaban baru manusia
3. komunikasi adalh manifestsasi control sosial dalam masyarakat
4. tanpa bisa diingkari komuniksi berperaran dalam sosialisasi nilai ke masyarakat
5. seseorang akan diketahui jati dirinya sebagai manusia karena menggunakan
komunikasi

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hakikat Proses Sosial?
2. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Sebagai Proses Sosial?
3. Apa yang dimaksud dengan Determinisme?
4. Apa saja Hasil dari Proses Sosial?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui makna dari Hakikat Proses Sosial
2. Untuk mengetahui arti dari Komunikasi Sebagai Proses Sosial
3. Untuk mengetahui arti Determinisme
4. Untuk mengetahui apa saja Hasil dari Proses Sosial tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Proses Sosial

Komunikasi sosial adalah kegiatan komunikasi yang diarahkan pada


pencapaian suatu integrasi sosial. Dalam hubungannya dengan proses sosial,
komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan perubahan sosial (social change).
Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu
merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan
perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya.
Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya.
Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya
hubungan antara manusia dengan masyarakat. Little john (1999), menjelaskan hal
ini dalam genre interactionist theories. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami
kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan sarana
kita belajar berperilaku.

Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa


komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi.
Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur
sosial. Hubungan antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media
komunikasi) pernah diamati oleh Goran Hedebro (dalam Nurudin, 2004) sebagai
berikut :

1. Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan. Tidak ada perubahan


dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian, bisa dikatakan
bahwa komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan membawa ke arah
perubahan.

2. Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan membawa


perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat dalam membawa perubahan

3
sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari banyak faktor yang
menimbulkan perubahan masyarakat.

3. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan melegitimasi bangunan


sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada akhirnya
menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka
hidup.

4. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi salah satu kekuatan
penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan orang
mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi
mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju
arah perubahan sosial.

Komunikasi sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat.


Secara garis besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarkat memiliki fungsi-
fungsi sebagai berikut : (1)Komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen
masyarakat. Komponen di sini tidak hanya individu dan masyarakat saja, melainkan
juga berbagai bentuk lembaga sosial (pers, humas, universitas); (2) Komunikasi
membuka peradaban (civilization) baru manusia; (3) Komunikasi adalah manifestasi
kontrol sosial dalam masyarakat; (4) Tanpa bisa diingkari komunikasi berperan
dalam sosialisasi nilai ke masyarakat; dan (5) Seseorang akan diketahui jati dirinya
sebagai manusia karena menggunakan komunikasi. Itu juga berarti komunikasi
menunjukkan identitas sosial seseorang.

B. Komunikasi dan Perubahan Sosial


Komunikasi dan Perubahan Sosial merupakan terjadinya pergeseran dimana
nilai-nilai, norma, sikap dan pola perilaku sudah berjalan yang tak semestinya dan
berjalan menyimpang.

4
Komunikasi merupakan kunci dari perubahan sosial. Dimana daerah yang akan
mengalami perubahan sosial pasti daerah itu terjadi proses komunikasi terlebih
dahulu dimana daerah itu melakukan adopsi terhadap informasi yang masuk tersebut
akhirnya daerah tersebut akan mengalami perubahan.

Perubahan Sosial
Perubahan Sosial adalah proses sosial (meliputi sebagian besar aspek kehidupan
manusia) yang mengalami pergeseran atau perubahan cara dan bentuk. Sebagai
proses sosial, keberadaan masyarakat dan komunikasi (baik secara makro maupun
mikro) tidak lepas dari dinamika perubahan sosial tersebut. Ini dikarenakan
masyarakat sebagai wadah dari nilai-nilai perubahan, serta komunikasi sebagai agen
atau penggerak dari komunikasi tersebut. Kemajuan teknologi dan informasi yang
cepat telah membawa perubahan-perubahan dalam masyarakat dan proses
komunikasi antar sosial.

Proses Terjadinya Perubahan Sosial


Berikut ini proses perubahan sosial yang bisa terjadi di masyarakat dalam
kondisi dan jangka waktu tertentu:
1. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran berbagai unsur pembentuk sosial dan
kebudayaan, yakni berupa ide, keyakinan, dan hal lainnya. Penyebaran ini bisa
dilakukan dari individu ke individu atau kelompok yang lebih besar dari itu. Proses
difusi kemudian dibagi menjadi dua, yakni difusi intramasyarakat dan difusi antar
masyarakat.

2. Akulturasi
Akulturasi adalah proses perubahan sosial yang terjadi karena masuknya suatu
kebudayaan asing ke dalam sekelompok masyarakat, sehingga unsur budaya asing itu
diterima dan disesuaikan dengan kebudayaan asli masyarakat tertentu. Budaya asing

5
tersebut masuk dan bisa diterima masyarakat tergantung bagaimana cara masuk
budaya tersebut dan jangka waktu penyesuaian tertentu.

3. Asimilasi
Asimilasi adalah proses perubahan sosial yang timbul jika ada dua individu atau
kelompok dengan latar budaya yang berbeda kemudian berinteraksi dengan intensi
dalam jangka waktu yang lama.
Proses perubahan sosial ini kemudian akan menghilangkan budaya tersebut atau
mengurangi perbedaan antar golongan masyarakat. Asimilasi muncul agar mencapai
suatu tujuan yang sama antar golongan demi kepentingan bersama.

4. Akomodasi
Akomodasi adalah proses perubahan sosial yang menunjukan keseimbangan
dalam hubungan sosial antar golongan yang berkaitan dengan norma atau nilai yang
berlaku di masyarakat.

Bentuk-bentuk Perubahan Sosial


Setelah mengalami proses perubahan sosial, maka terciptalah perubahan sosial
baru yang bermacam-macam sesuai kondisi yang terjadi. Berikut ini bentuk-bentuk
perubahan sosial:
1. Evolusi dan Revolusi
1) Evolusi
Evolusi adalah perubahan sosial yang terjadi dengan memakan waktu yang
sangat lama dan tanpa ada kehendak dari masyarakat itu sendiri. Perubahan sosial
evolusi kemudian yang dipengaruhi oleh dorongan masyarakat untuk menyesuaikan
diri terhadap perkembangan yang terjadi saat itu.

6
2) Revolusi
Revolusi adalah perubahan sosial yang terjadi dalam jangka waktu yang cepat
dan tidak direncanakan sebelumnya. Jadi revolusi adalh perubahan sosial kebalikan
dari evolusi.

2. Direncanakan dan Tidak Direncanakan


1) Perubahan Yang Direncanakan
Perubahan sosial ini dikatakan direncanakan karena telah terjadi perubahan
sesuai dengan yang diperkirakan atau direncanakan oleh pihak yang membuat
perubahan. Pihak yang membuat perubahan itu kemudian kita kenal dengan
sebutan agent of change.
2) Perubahan Yang Tidak Direncanakan
Perubahan sosial dikatakan tidak direncanakan karena terjadi diluar perkiraan
atau tanpa perencanaan terlebih dahulu. Biasanya perubahan sosial yang tidak
direncanakan akan ditentang oleh masyarakat yang bersangkutan atau diperdebatkan
kehadirannya.

3. Perubahan Kecil dan Besar


1) Perubahan Kecil
Perubahan sosial yang kecil biasanya terjadi pada unsur perubahan yang tidak
memiliki pengaruh yang berarti, contohnya fashion dan lifestyle.
2) Perubahan Besar
Perubahan sosial yang besar biasanya memunculkan perdebatan di kalangan
masyarakat karena kehadirannya. Selain itu perubahan sosial yang besar memerlukan
keterlibatan masyarakat banyak sehingga menimbulkan reaksi dan pertentangan dari
banyak kalangan. Itu artinya perubahan sosial tersebut penting dan besar.

7
Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Perubahan sosial tidak terjadi begitu saja tanpa gejala dan faktor pendorongnya.
Bahkan ada beberapa hal yang menjadi faktor terkuat terjadinya perubahan sosial
tersebut bisa terjadi. Berikut ini beberapa faktor pendorong terjadinya perubahan
sosial yang perlu Grameds ketahui agar bisa mengenali gejala terjadinya perubahan
sosial:
1. Adanya Penemuan Baru
Adanya penemuan baru dalam sebuah komunitas tertentu akan membawa
perubahan pada sosial tersebut karena adanya budaya baru yang bisa menggantikan
budaya lama atau mencampurnya menjadi satu kesatuan.
2. Pengaruh Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk dapat mempengaruhi perubahan sosial karena dapat struktur
atau tatanan masyarakat pada suatu komunitas. Jumlah penduduk juga akan menjadi
kekuatan bagaimana perubahan sosial tersebut bisa terjadi, semakin banyak orang
yang menggunakan budaya baru maka suatu budaya lama juga akan mudah hilang
atau tergantikan.
3. Munculnya Konflik
Konflik, pertarungan, atau pertentangan sangat wajar terjadi pada sebuah
sosial tertentu. Konflik pada suatu sosial bisa saja terjadi karena adanya
kemajemukan atau munculnya mayoritas dan minoritas dalam sebuah komunitas
tertentu.
Dari konflik inilah maka suatu sosial harus mencari jawaban dari masalah
tersebut yang kemudian akan menghasilkan budaya baru atau fenomena sosial yang
baru.
4. Terjadi Revolusi
Revolusi atau pemberontakan juga bisa mempengaruhi terjadinya perubahan
sosial karena fenomena ini menjadi tanda adanya hal baru yang harus dilakukan.
Misalnya karena telah terjadi perang atau bencana alam.

8
5. Keterbukaan Pada Lapisan Masyarakat
Keterbukaan pada lapisan masyarakat bisa menjadi faktor terjadinya
perubahan sosial karena kehadiran tipe masyarakat sangat berpengaruh dalam
merespon sesuatu hal yang baru.
Masyarakat yang berpengaruh adalah mereka yang memiliki keterbukaan dan
openmind terhadap hal-hal baru sehingga mudah menerima perubahan tersebut.
6. Motivasi Berprestasi
Masyarakat yang memiliki motivasi untuk berprestasi berarti memiliki
keinginan untuk maju dan berkembang. Maka hal ini dapat membuat suatu komunitas
lebih terbuka dan openmind pada hal-hal baru karena memiliki kesadaran untuk
berubah menjadi lebih baik. Faktor ini dapat memberi dampak positif bagi perubahan
sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
7. Sistem Pendidikan Maju
Berbicara tentang perubahan sosial maka tidak bisa dijauhkan dari faktor
pendidikan yang berperan penting dalam terjadinya perubahan sosial. Tolak ukurnya
pendidikan terus mengalami perkembangan maka pendidikan pulalah yang membuat
seseorang menjadi belajar menghadapi perubahan. Maka semakin tinggi dan
berkualitasnya pendidikan maka akan besar pula peluang untuk memiliki perspektif
dan wawasan seseorang untuk menerima perubahan.

Contoh Perubahan Sosial


Berikut ini contoh perubahan sosial:
1. Bersifat Besar
Berdasarkan catatan sejarah Indonesia, negara kita sudah banyak mengalami banyak
perubahan sosial. Salah satu contoh perubahan sosial yang bersifat besar pernah
terjadi di Indonesia sekitar 20 tahun yang lalu pada sistem pertanian kita yang masih
tradisional atau menggunakan cara sederhana.
Misalnya cara menyemai padi, menanam padi, merawat, hingga memanen
padi masih dilakukan secara tradisional.

9
Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan di Indonesia ini
pun membawa perubahan pada sosial para petani yakni bagaimana kebiasaan petani
dahulu dan sekarang menjadi berubah.
Contohnya jika dahulu petani menyemai pada hanya di dalam ruangan saja,
namun sekarang etani bisa menanam padi dengan teknologi canggih agar
menghasilkan bibit padi yang lebih berkualitas.
2. Bersifat Kecil
Contoh perubahan sosial yang bersifat kecil adalah perubahan yang terjadi pada gaya
berpakaian atau lifestyle. Fashion adalah satu fenomena yang sangat pesat
perkembangannya hanya dalam waktu yang singkat.
Contoh yang paling mencolok kita melihat perubahan gaya berpakaian adalah
tren menggunakan hijab yang populer di tahun 2000. Padahal sebelumnya hanya
segelintir orang saja yang menggunakan hijab hingga sekarang tren hijab terus
berkembang dengan berbagai gaya hijab.
Perubahan sosial ini bisa terjadi karena lingkungan dan banyaknya orang yang
mulai menggunakan hijab hanya karena sedang tren saja, bukan karena hijab adalah
suatu kewajiban dalam agama islam. Itulah sebabnya tren hijab bisa terus langgeng
dan berkembang karena jumlah peminatnya yang besar.
3. Dipengaruhi Oleh Negara Lain
Perubahan sosial bisa dipengaruhi negara lain contohnya karena perang atau dijajah
oleh negara lain. Contoh perubahan sosial di Indonesia yang dipengaruhi oleh negara
lain adalah terjadi pada transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Negara kita kemudian terpengaruh dengan perkembangan teknologi di negara
negara Barat. Selain contoh positif juga ada contoh negatif perubahan sosial yang
dipengaruhi negara lain yakni kebiasaan minum-minuman keras. Sebelumnya orang
Indonesia lebih populer meminum minuman herbal atau jamu khas tradisional
Indonesia.

10
4. Dalam Keagamaan
Contoh perubahan sosial yang terjadi di Indonesia dalam hal keagamaan atau
kepercayaan adalah negara kita yang terkenal dengan negara islam atau mayoritas
masyarakat kita yang memeluk agama islam. Sebelumnya berdasarkan sejarah tanah
air lebih erat dengan kepercayaan Hindu Budha yakni masa kerajaan-kerajaan pada
saat itu sebelum agama islam masuk ke Nusantara.
5. Pada Bangunan
Bangunan adalah hal fisik yang paling bisa dilihat perubahannya dari zaman ke
zaman. Contoh perubahan sosial yang terjadi pada bangunan yang digunakan oleh
masyarakat adalah bentuk masjid, gaya hunian rumah, atau penggunaan material
bangunan. Misalnya konstruksi masjid zaman dahulu tentu jauh berbeda dengan
desain arsitektur masjid zaman sekarang.
6. Pada Kebudayaan
Kebudayaan adalah fenomena yang pasti akan mengalami perubahan jika terjadi
perubahan sosial. Salah satu contoh perubahan sosial yang terjadi pada kebudayaan
adalah akulturasi pada budaya kerajaan dahulu (Hindu-Budha) dengan ajaran-ajaran
islam, seperti budaya grebeg yang kemudian disesuaikan dengan hari besar islam.
Masih banyak contoh perubahan sosial lainnya pada kebudayaan kita karena
Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang hingga sekarang tentu mengalami
perubahan dan perkembangan

Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial


1. Faktor Intern (bersumber dalam masyarakat itu sendiri)
a. Bertambah atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk terjadi sangat cepat menyebabkan terjadinya
perubahan dalam struktur masyarakat. Misal, orang lantas mengenal hak milik
individual atas tanah, sewa tanah, dan lainnya yang sebelumnya belum dikenal.

11
b. Penemuan-penemuan Baru yang Meliputi Berbagai Proses
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam waktu
yang tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan
baru, jalannya unsur-unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian
masyarakat, dan cara-cara unsur tadi diterima, dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam
masyarakat yang bersangkutan.
c. Pertentangan (conflict) Masyarakat.
Pertentangan-pertentangan mungkin terjadi antara indiviu dengan kelompok,
atau kelompok dengan kelompok. Umumnya, masyarakat tradisional di Indonesia
bersifat kolektif. Segala kegiatan yang didasarkan pada kepentingan masyarakat.

2. Faktor Esktern (bersumber dari luar masyarakat)


a. Berasal dari lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia.
Terjadinya bencana alam menyebabkan masyarakat yang mendiami daerah-
daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan daerahnya yang terkena bencana alam
tersebut.
b.Peperangan
Peperangan dengan negara lain dapat pula menjadi pemicu terjadinya
perubahan-perubahan karena biasanya negara yang menang akan memaksa
kebudayaannya kepada negara yang kalah. Selain itu ketika terjadi peperangan akan
timbul kemungkinan masuknya unsur budaya asing kedalam negara tersebut.
c. Pengaruh budaya masyarakat lain
Hubungan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk
menimbulkan hubungan timbal balik.

12
C. Deteminisme-determinisme
Determinisme merupakan pemahaman terhadap sesuatu. Determinisme adalah
keyakinan filosofis bahwa semua peristiwa terjadi sebagai akibat dari adanya
beberapa keharusan dan karenanya tak terelakkan. Secara khusus, gagasan bahwa
pilihan-pilihan dari para pelaku rasional tertentu pada masa lalu dapat saja dilakukan
dengan cara berbeda—atau bahkan gagasan bahwa keputusan-keputusan dari para
pelaku tersebut pada masa mendatang dapat menghasilkan sesuatu yang lain dari apa
yang mereka kehendaki—biasanya mendapat tantangan dalam pandangan ini.
Dengan demikian, ―masalah‖ kehendak bebas—atau gagasan bahwa kehendak
bebas adalah suatu ―ilusi‖—seringkali timbul sebagai suatu akibat dari klaim utama
yang dihasilkan oleh determinisme, yaitu bahwa masa lalu, masa kini, dan masa
depan diidentifikasi dengan suatu rangkaian kondisi yang pada hakikatnya tak
terputus dan tidak ada satu kondisi pun yang dapat dihindari.
Beberapa determinisme sepenuhnya menolak gagasan mengenai
―kemungkinan‖ ataupun ―keacakan‖, bahkan menyatakan bahwa gagasan-gagasan
tersebut hanya merupakan suatu ciptaan budi dan/atau sekadar hasil imajinasi.
Dalam keberlanjutannya, definisi determinisme terpecah menjadi beberapa
bagian yang bergantung pada sudut pandang orang yang melihatnya. Beberapa sudut
pandang determinisme antara lain: Causal determinism, Logical determinism,
Theological determinism, Predeterminism, dan Fatalism.

Jenis-jenis Determinisme
1. Determinisme teknologi
Determinisme teknologi yaitu sebuah teori yang menegaskan bahwa perubahan
yang terjadi dalam perkembangan teknologi sejak zaman dulu hingga saat ini
memberikan pengaruh yang agung terhadap masyarakat. Perkembangan teknologi
seperti reka baru atau bisa juga disebut inovasi, penemuan-penemuan baru, dan hal-
hal lain yang berhaluan mengembangkan teknologi bagi mempermudah kegiatan-

13
kegiatan manusia, memberikan pengaruh yang agung kepada perkembangan nilai-
nilai sosial dan kehidupan dalam masyarakat.

Determinisme teknologi juga diartikan sebagai suatu susunan otonom yang


berbasis teknologis yang selanjutnya mengklaim bahwa teknologi sebagai suatu
faktor yang dominan dari terjadinya perubahan-perubahan sosial yang pengaruhnya
sendiri beranjak dari makna kebudayaan dan kebaikan yang bisa diberikan
oleh teknologi tersebut, karena pada dasarnya dalam determinisme teknologi, inovasi
yang ditemukan oleh para penemu di dalam masyarakat juga ditujukan bagi
masyarakat. Maka itu, determinisme teknologi menganggap pentingnya ide-ide
manusia dalam menciptakan teknologi yang selanjutnya teknologi tersebut
mempengaruhi kehidupan sosial manusia

Perkembangan determinisme teknologi dalam masyarakat


Beranjak dari sejarah munculnya determinisme teknologi, menjelaskan bahwa
kekuatan yang muncul dari teknologi menjadikan teknologi sebagai perwakilan
perubahan di dalam budaya masyarakat yang terus mengembang dijadikan modern.
Contohnya seperti perkembangan komputer di dalam masyarakat. Masyarakat yang
memperhatikan, memakai dan menganggap penting kebaikan komputer dalam
kesehariannya, masyarakat ini akan merasakan langsung akibat yang diberikan oleh
komputer, sedangkan bagi masyarakat yang tidak banyak mengadakan komunikasi
dengan komputer, secara otomatis pun akan merasakan akibatnya saat mereka
melaksanakan beragam macam transaksi di dalam perkaranya sehari hari, seperti saat
berkunjung ke supermarket, mall, bank, dan sebagainya. Teknologi dijadikan
perwakilan dari perubahan dijadikan aktor yang menyebabkan acinya perubahan
bersamaan dengan revolusi dan reka baru yang aci dari teknologi.
Bentuk-bentuk determinisme teknologi

14
Determinisme teknologi juga mempunyai tiga wujud dalam perkembangannya:
1. Normatif.
Wujud ini bersifat objektif, efisien mementingkan rasionalitas dan produktifitas
dari perkembangan teknologi itu sendiri di dalam masyarakat.
2. Penting secara logis
Yaitu pandangan yang menganggap bahwa determinisme teknologi terkonstruksi
secara sosial, kebudayaan, sejarah, sosial, dan juga faktor kontekstual yang lain.
3. Konsekwensi yang tidak di sengaja.
Wujud ini melihat acinya probabilitas yang muncul dari perkembangan teknologi
seperti acinya polusi, transformasi masyarakat yang radikal, gaya hidup yang
berubah yang mungkin persangkaan konsumtif walau pada dasarnya teori ini
menganggap bahwa perkembangan teknologi memberi banyak perkembangan
kualitas kehidupan masyarakat.

2. Determinisme ekonomi
Determinisme ekonomi adalah filosofi bahwa kekuatan ekonomi pada akhirnya
adalah determinan perubahan sosial dan politik. Teori ini biasanya dikaitkan dengan
Karl Marx, yang hidup dari 1818-1883, seorang filsuf, sosiolog, dan ekonom
JermanTeori ini menekankan bahwa semua masyarakat dibagi menjadi kelas ekonomi
yang saling bersaing untuk mengendalikan sistem politik. Kelas penguasa
memanfaatkan kekuatan ekonominya untuk memberikan supremasi politik.
Sepanjang sejarah, berbagai sistem ekonomi telah ada. Marx menyebut sistem
ini sebagai cara-cara produksi. Apa yang menyatukan sistem yang berbeda ini adalah
bahwa semuanya menampilkan minoritas orang yang memegang kendali. Mereka
memperkuat posisi kekuasaan mereka dengan memiliki alat produksi. Ini termasuk
semua teknologi dan infrastruktur yang diperlukan untuk menghasilkan bahan-bahan
yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup. Kelas penguasa ini memiliki tanah,
mesin, dan bahan baku dan menggunakannya untuk mengontrol kelas pekerja. Ini
memastikan akumulasi kekayaan dalam jumlah besar bagi segelintir orang yang

15
memiliki hak istimewa. Marx percaya bahwa itulah sebabnya kemiskinan ada dalam
masyarakat.

Untuk menghilangkan kemiskinan, kaum proletar harus bertarung dengan


kapitalis dalam sistem pemerintahan masyarakat. Dia percaya bahwa perjuangan
hanya akan berakhir melalui revolusi yang akan menggulingkan kapitalisme dan
membangun sistem sosialisme di mana sumber daya dikendalikan oleh negara-negara
yang membangun masyarakat tanpa kelas.

3. Determinisme lingkungan
Determinisme lingkungan juga diketahui sebagai determinisme iklim atau
determinisme geografi, merupakan pandangan bahwa lingkungan fisik, bukannya
keadaan sosial, yang memilihkan kebudayaan. Penganut pandangan ini menyebut
bahwa manusia diputuskan oleh hubungan stimulus dan respon (hubungan
lingkungan-perilaku) dan tidak dapat menyimpang dari hal itu.

Gagasan dasar dari penganut determinisme lingkungan merupakan bahwa


anggota dari geografi fisik, khususnya iklim, memengaruhi pemikiran individu, yang
pada gilirannya akan memilihkan perilaku dan kebudayaan yang dibangun oleh
individu tersebut. Sebagai contoh, iklim tropis diberitahukan menyebabkan
kemalasan dan sikap santai, sementara seringnya perubahan cuaca di daerah sub-
tropis cenderung membuat etos kerja yang lebih bersemangat. Karena pengaruh
lingkungan ini secara lambat laun memengaruhi keadaan biologis manusia, karenanya
perlu untuk merunut migrasi dari golongan untuk melihat keadaan lingkungan tempat
mereka berevolusi. Pendukung utama gagasan ini ditengahnya Ellen Churchill
Semple, Ellsworth Huntington, Thomas Griffith Taylor dan mungkin pula Jared
Diamond, walau statusnya sebagai pendukung determinisme lingkungan masih
diperdebatkan.

16
4. Determinisme sosial
Determinisme sosial adalah teori bahwa interaksi dan konstruksi sosial saja
yang menentukan perilaku individu (sebagai lawan dari faktor biologis atau objektif).

Pertimbangkan perilaku manusia tertentu , seperti melakukan pembunuhan,


atau menulis puisi. Seorang determinis sosial hanya akan melihat fenomena sosial,
seperti kebiasaan dan harapan, pendidikan, dan interaksi interpersonal, untuk
memutuskan apakah seseorang akan menunjukkan perilaku ini atau tidak. Mereka
akan mengabaikan faktor biologis dan faktor non-sosial lainnya,
seperti susunan genetik , lingkungan fisik, dll. Gagasan tentang alam dan biologi akan
dianggap dibangun secara sosial . Determinisme sosial pertama kali dipelajari oleh
Emile Durkheim (1858 – 1917), filsuf Perancis yang dianggap sebagai bapak ilmu
sosial.

Determinisme sosial paling sering dipahami bertentangan dengan


determinisme biologis . Dalam studi media disiplin, bagaimanapun, determinisme
sosial dipahami sebagai mitra determinisme teknologi. Determinisme teknologi
adalah gagasan bahwa perubahan dan perkembangan teknologi tidak dapat dihindari,
dan bahwa karakteristik dari setiap teknologi tertentu menentukan cara
penggunaannya oleh masyarakat di mana ia dikembangkan. Konsep determinisme
teknologi bergantung pada premis bahwa perubahan sosial terjadi sebagai akibat dari
kemampuan baru yang dimungkinkan oleh teknologi baru.
Gagasan determinisme sosial menentang perspektif ini. Determinisme sosial
memandang teknologi sebagai hasil dari masyarakat di mana ia dikembangkan.
Sejumlah ahli teori media kontemporer telah memberikan penjelasan persuasif
tentang determinisme sosial, termasuk Leila Green (2001).
Dalam bukunya Technoculture , Green meneliti secara rinci cara kerja
perspektif determinis sosial, dan berpendapat "proses sosial menentukan teknologi
untuk tujuan sosial," [1] Dia mengklaim bahwa setiap perkembangan teknologi

17
sepanjang sejarah lahir dari kebutuhan sosial, baik kebutuhan ini ekonomi, politik
atau militer.

Menurut Green (2001), teknologi selalu dikembangkan dengan tujuan atau


sasaran tertentu dalam pikiran. Karena perkembangan teknologi harus difasilitasi oleh
pendanaan finansial, perspektif determinis sosial mengakui bahwa teknologi selalu
dikembangkan untuk memberi manfaat bagi mereka yang mampu mendanai
pengembangannya.

Jadi, kaum determinis sosial memandang bahwa perkembangan teknologi


tidak hanya ditentukan oleh masyarakat di mana ia terjadi, tetapi pasti dibentuk oleh
struktur kekuasaan yang ada dalam masyarakat itu.

5. Determinisme biologis
Determinisme biologis adalah gagasan bahwa atribut biologis, seperti gen
seseorang, menentukan nasib seseorang, dan faktor lingkungan, sosial, dan budaya
tidak berperan dalam membentuk individu.
Determinisme biologis telah digunakan untuk menegakkan supremasi kulit putih
dan membenarkan diskriminasi rasial, jenis kelamin, dan seksual serta bias lain
terhadap berbagai kelompok orang.
Meskipun teori tersebut telah didiskreditkan secara ilmiah, gagasan bahwa
perbedaan antara manusia berdasarkan biologi masih tetap ada dalam berbagai
bentuk.
Saat ini, teori tersebut telah didiskreditkan secara ilmiah. Dalam bukunya
tahun 1981 yang menyangkal determinisme biologis , The Mismeasure of Man , ahli
biologi evolusi Stephen Jay Gould menegaskan bahwa para peneliti yang menemukan
bukti determinisme biologis kemungkinan besar dipengaruhi oleh bias mereka
sendiri.

18
Namun, determinisme biologis masih muncul dalam perdebatan terkini tentang
isu-isu penting seperti kategorisasi rasial, orientasi seksual, kesetaraan gender, dan
imigrasi. Dan banyak sarjana terus menegakkan determinisme biologis untuk
memajukan gagasan tentang kecerdasan, agresi manusia, dan perbedaan ras, etnis,
dan gender.

D. Hasil Proses Sosial


Cara-cara berhubungan yang dapat dilihat, apabila orang-perorangan dan
kelompok-kelompok manusia saling bertemu danmenentukan sistem, aturan, norma
dan nilai yang dapatmenciptakan kehidupan yang dinamis. Proses sosial merupakan
pengaruh timbal-balik berbagai segi kehidupanbersama.

Menurut Gillin dan Gillin ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai
akibat adanya interaksi sosial, yaitu :
1. Proses Asosiatif (processes of association).
Proses asosiatif juga disebut proses sosial integratif atau konjungtif. Proses ini
penting untuk integrasi dan kemajuan masyarakat. Dalam proses sosial ini anggota-
anggota masyarakat berada dalam keadaan harmoni yang mengarah pada pola-pola
kerjasama.
Yang terbagi kedalam tiga bentuk khusus, yakni :
A. Akomodasi
Akomodasi adalah proses penyesuaian diri orang perorang atau kelompok-
kelompok manusia yang semula saling bertentangan. Akomodasi dilakukan
sebagai upaya mengatasi ketegangan-ketegangan antara pihak yang bertentangan.
Tujuan akomodasi tercipta keseimbangan interaksi sosial terkait norma dan nilai
dalam masyarakat.
Terdapat delapan bentuk akomodasi yaitu:
a) Coersion: terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap
pihak lain terutama terhadap pihak yang lebih lemah.

19
Kompromi: terjadi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi
tuntutan agar tercapai penyelesaian, semua pihak bersedia memahami keadaan
pihak lain.
b) Arbitrasi: terjadi bila pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai
kompromi dihadirkan pihak ketiga yang netral untuk mengusahakan penyelesaian
pertentangan.
c) Mediasi: hampir sama arbitrasi namun dalam mediasi pihak ketiga
bertindak sebagai penengah, tidak punya wewenang memberi keputusan
penyelesaian perselisihan antara kedua belah pihak.
d) Konsiliasi: bentuk akomodasi untuk mempertemukan keinginan-keinginan
dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
e) Toleransi: bentuk akomodasi tanpa persetujuan resmi. Ada keinginan
menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan kedua belah pihak.
f) Stalemate: terjadi ketika kelompok yang terlibat pertentangan mempunyai
kekuatan seimbang.
g) Ajudikasi: penyelesaian masalah atau sengketa melalui pengadilan atau
jalur hukum.

B. Asimilasi dan Akulturasi


Soerjono Soekanto menerangkan, asimilasi adalah proses sosial yang ditandai
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-
perorangan atau kelompok-kelompok manusia.
Proses ini meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap,
dan proses mental dengan memperhatikan tujuan dan kepentingan bersama.

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:


a. Sikap toleransi terhadap kebudayaan lain.
b. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
c. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.

20
d. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
e. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
f. Perkawinan campuran (amalgamation).
g. Adanya musuh bersama dari luar dari luar.

Sedangkan faktor-faktor penghambat asimilasi adalah:


a. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
b. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi.
c. Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi.
d. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi
daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
e. Perbedaan ciri-ciri badaniah seperti warna kulit.
f. In-group feeling (perasaan yang kuat terhadap budaya kelompoknya).
g. Bila golongan minoritas mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang
berkuasa.

C. Akulturasi
Koentjaraningrat mengartikan akulturasi sebagai proses sosial yang timbul
bila kelompok manusia kebudayaan tertentu berhadapan dengan unsur-unsur dari
kebudayaan asing. Unsur-unsurnya kebudayaan asing itu lambat laun diterima tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

2. Proses Disosiatif (processes of Dissociation)


Proses sosial disosiatif adalah keadaan sosial dalam keadaan disharmoni
akibat adanya pertentangan antar-anggota masyarakat. Ketidaktertiban sosial (social
disorder) memunculkan disintegrasi sosial akibat pertentangan antar-anggota
masyarakat tersebut. Maka dari itu, proses sosial disosiatif juga disebut proses sosial
disintegratif atau disjungtif.

21
Meski proses ini menghambat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat,
ketidakhadiran disasosiatif berakibat stagnasi masyarakat.

Proses sosial disosiatif meliputi :


1. Persaingan
Persaingan adalah suatu proses sosial ketika ada dua pihak atau lebih saling
berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu.
Persaingan terjadi bila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat
terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum.
2. Kontravensi
Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai ketidakpastian, keraguan,
penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.
Penyebabnya adanya perbedaan pendirian antara kalangan tertentu dengan
kalangan lain dalam masyarakat, atau dengan pendirian masyarakat.
3. Pertikaian
Pertikaian merupakan bentuk lanjut kontravensi artinya perselisihan sudah
bersifat terbuka. Terjadi karena perbedaan antara kalangan tertentu dalam masyarakat
semakin tajam.
Pertikaian dapat muncul bila individu atau kelompok berusaha memenuhi
kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menentang pihak lain dengan cara ancaman
atau kekerasan.
4. Konflik
Konflik secara umum sering terjadi di dalam masyarakat sebagai gejala sosial
yang alami. Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah proses sosial di mana orang
perorangan atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuan dengan jalan
menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan.
Sistematika yang lain pernah pula dikembangkan oleh Kimball Young,
menurut dia

22
bentuk-bentuk proses sosial adalah :
1. Oposisi (opposition) yang mencakup persaingan (competition) dan pertentangan
atau pertikaian.
2. Kerjasama (Cooperation) yang menghasilkan akomodasi (accomodation).
3. Diferensiasi (Differentiation) yang merupakan suatu proses di mana orang
perorangan di dalam masyarakat memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
berbeda dengan orang-orang lain dalam masyarakat atas dasar perbedaan usia, seks
dan pekerjaan. Diferensiasi menghasilkan sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.

Contoh dari hasil proses sosial


1. Proses belajar mengajar adalah salah satu contoh konkrit terjadinya proses sosial.
Pada proses belajar mengajar terjadi hubungan berbagai elemen (mahasiswa) dan
dosen untuk menentukan aturan kuliah. Aturan kuliah adalah hasil dari proses sosial
itu.
2. Guru BK melerai dua orang siswa yang bertengkar di kantin. Upaya yang
dilakukan guru BK adalah memediasikan penyelesaian antar siswa di sekolah. Media
merupakan salah satu implementasi akomodasi yang merupakan bagian dari proses
sosial asosiatif.

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-orang
perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem
serta bentuk-bentukl hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada
perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan yang telah
ada. Proses sosial dapat diartikan sebaagi pengaruh timbal-balik antara pelbagai segi
kehidupan bersama, misalnya pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik,
Dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam melakukan
perubahan sosial (social change). Komunikasi berperan menjembatani perbedaan
dalam masyarakat karena mampu merekatkan kembali sistem sosial masyarakat
dalam usahanya melakukan perubahan. Namun begitu, komunikasi juga tak akan
lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola,
norma, pranata masyarakatnya. Jadi keduanya saling mempengaruhi dan saling
melengkapi, seperti halnya hubungan antara manusia dengan masyarakat.
Komunikasi merupakan perekat masyarakat. Masyarakat tidak akan ada tanpa
komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi.
Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur
sosial.
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan tujuan
membawa perubahan, namun ia bukan satu – satunya alat dalam membawa
perubahan sosisal. Dengan kata lain, komuniksi hanya salah satu dari banyak faktor
yang menimbulkan perubahan masyarakat.

B. Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan
masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakat harus menyadari
bahwa kita tidak mungkin sendirian.

24
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan
berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok,
bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan masyarakat.

25
DAFTAR PUSTAKA

Andrew, Sluyter (2003). "Neo-Environmental Determinism, Intellectual Damage


Control, and Nature/Society Science". Antipode 4 (35): 813–817
Murom, Syubanuddin (2020) Komunikasi Sebagai Proses Sosial.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-perubahan-sosial/
(Di akses 11 September)
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-determinisme/120614 (Di akses
11 September)

26

Anda mungkin juga menyukai