Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

Biofarmaka
“identifikasi fitokimia dan uji efektivitas biofarmaka dari bunga
trompet (Datura metel), daun cengkih (Syzygium aromaticum) dan
sarai wangi  (Cymbopogon nardus) ”

JONATHAN ECCLECIA POLANDOS


17 502 029
PRODI : BIOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PROGRAM STUDI BIOLOGI
2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, yaitu 40.000 jenis tumbuhan
dari jumlah tersebut, 1.300 diantaranya digunakan sebagai obat tradisional. Berdasarkan potensi
ini produk obat tradisional Indonesia dapat dikembangkan secara luas, contohnya dijadikan
sebagai jamu, obat herbal terstandarisasi atau fitofarmaka (Mukhtiningsih, dkk., 2001)

Kecubung merupakan tumbuhan tropis yang dapat ditemukan Asia Selatan dan Tenggara
termasuk India dan Sri Lanka. Datura metel adalah tanaman tahunan, berduri dengan tinggi 0,40
-1 m. Daunnya berukuran ± 15 cm dan dan bunganya berwarna ungu atau putih. Bagian – bagian
tanaman (daun, biji atau bunga) sering digunakan dalam bidang kedokteran (Nadkarni 1976
dalam Kuganathan dan Ganeshalingam 2011). Tanaman ini sudah digunakan sebagai obat
selama berabad-abad yang lalu seperti anti bakteri, antiseptik, narkotika dan obat penenang.
(Ganesh et al., 2015)

Serai merupakan tanaman yang menyerupai rumput-rumputan dan memiliki senyawa aktif yang
dapat digunakan untuk pengobatan. Menurut Armando (2009), serai yang terdapat di Indonesia
terdiri dari dua jenis yaitu serai wangi (Cymbopogon nardus) dan serai dapur (Cymbopogon
citratus). Secara umum kandungan serai terdiri kariofilen bersifat antibakteri, antifungi,
antiinflamasi, antitumor, dan dapat digunakan sebagai obat bius. Sitral bersifat antihistamin dan
antiseptik. Sitronelal bersifat antiseptik dan antimikrobia. Sitronelal dapat pula digunakan untuk
mengeluarkan angin dari perut dan usus, serta mengobati peradangan usus. Geraniol bersifat
antibakteri dan antifungi. Mircen berfungsi sebagai antimutagenik dan nerol dapat digunakan
sebagai antispasma (Chooi, 2008)

Daun cengkeh merupakan bagian dari pohon cengkeh yang selama ini masih kurang
dimanfaatkan dibandingkan dengan bagian lainnya, seperti bunga ataupun tangkai cengkeh yang
banyak digunakan sebagai bahan baku industri rokok dan bumbu masakan. Penelitian
sebelumnya telah mengungkapkan bahwa pada daun cengkeh mengandung senyawa kimia
berupa flavonoid, triterpenoid, fenolat, dan tanin yang merupakan senyawa bersifat antibakteri
(Huda, Rodhiansyah, & Ningsih, 2018). Daun cengkeh juga diketahui mengan dung senyawa
eucalyptol, kariofilen, αcardinol, dan limonene (Mohammed, Ahmed, & Hussien, 2015).

B. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam dari bunga trompet (Datura metel),
daun cengkih (Syzygium aromaticum) dan sarai wangi  (Cymbopogon nardus)

2. mengetahui ke-efektifitasan dari bunga trompet (Datura metel), daun cengkih (Syzygium
aromaticum) dan sarai wangi  (Cymbopogon nardus) sebagai senyawa Biofarmaka.

C. MANFAAT PRAKTIKUM

Setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat terampil dan mengetahui bagaimana cara
melakukan identifikasi fitokimia dapat mengaplikasikan teori yang telah didapatkan pada
pembelajaran dan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Datura metel L.
Kecubung (Datura metel L.) merupakan jenis tanaman perdu yang mempunyai batang
kayu, keras, dan tebal. Dengan klasifikasi Taksonomi tanaman kecubung menurut Tjitrosoepomo
(1994) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub kelas : Sympetalae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Datura
Spesies : Datura metel L
Kecubung berasal dari Asia dan Afrika, kemudian tersebar meluas sampai di Amerika
(Tjitrosoepomo, 1994). Tanaman ini tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di
atas permukaan laut. Tumbuh di tempat - tempat terbuka, tanah yang mengandung pasir dan
tidak begitu lembab, dengan iklim yang kering (Sugeng, 1989). Menurut Van Steeins (1997),
selain tumbuh liar di ladang-ladang, kecubung sering ditanam di kebun halaman rumah sebagai
tanaman pagar atau tanaman hias yang berkhasiat obat. Kecubung termasuk tumbuhan jenis
perdu yang mempunyai pokok batang kayu dan tebal, bercabang banyak, tumbuh dengan tinggi
kurang dari 2 meter. Daun kecubung berwarna hijau berbentuk bulat telur, tunggal, tipis, dan
pada bagian tepinya berlekuk lekuk tajam dan letaknya berhadap-hadapan. Ujung dan pangkal
daun meruncing dan pertulangannya menyirip (Tampubolon, 1995). Bunga tunggal menyerupai
terompet dan berwarna putih atau lembayung, panjang bunga lebih kurang 12-18 cm, bunga
bergerigi 5-6 dan pendek 3-5 cm. Tangkai bunga sekitar 1-3 cm, kelopak bunga bertajuk 5
dengan tajuk runcing. Tabung mahkota berbentuk corong, rusuk kuat, dan tepian bertajuk 5,
tajuk di mahkotai oleh suatu runcingan. Benang sari tertancap pada ujung dari tabung mahkota
dan sebagai bingkai berambut mengecil ke bawah. Bunga mekar di malam hari.

2. Sereh wangi (Cymbopogon nardus)

Sereh wangi (Cymbopogon nardus)merupakan tanaman berupa rumput-rumputan tegak, dan


mempunyai akar yang sangat dalam dan kuat, batangnya tegak, membentuk rumpun. Tanaman
ini dapat tumbuh hingga tinggi 1 sampai 1,5 meter. Daunnya merupakan daun tunggal, lengkap
dan pelepah daunnya silindris, gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah,
ujung berlidah, dengan panjang hingga 70-80 cm dan lebar 2-5 cm (Segawa, 2007).

Klasifikasi tanaman
Klasifikasi Tanaman Serai (Cymbopogon nardus L.) Kedudukan taksonomi tumbuhan serai
menurut Santoso (2007), yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae/Graminae
Genus : Cymbopogon
Spesies : Cymbopogon nardus L.

3. Cengkeh (Syzygium aromaticum L.)

a. Klasifikasi cengkeh Menurut Suwarto, dkk. (2014), klasifikasi ilmiah cengkeh adalah sebagai
berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Spesies : Syzygium aromaticum L.

Nama lokal
Cengkeh dikenal dengan berbagai macam istilah di beberapa daerah seperti bunga rawan
(Sulawesi), bungeu lawang (Sumatra) dan cengkeh (Jawa). Istilah lain dari cengkeh diantaranya
sinke, cangke, cengke, gomode, sake, singke, sangke dan hungo lawa (Nuraini, 2014).
(Syzygium aromaticum L.) merupakan tanaman pohon dengan batang besar berkayu keras yang
tingginya mencapai 20–30 m. Tanaman ini mampu bertahan hidup hingga lebih dari 100 tahun
dan tumbuh dengan baik di daerah tropis dengan ketinggian 600–1000 meter di atas permukaan
laut (dpl) (Danarti dan Najiyati, 2003)

Identifikasi senyawa fitokimia merupakan suatu metode yang penting untuk memberikan
gambaran mengenai suatu golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang akan
diteliti. Identifikasi senyawa fitokimia dapat dilakukan dengan skrining fitokimia dan
menggunakan alat. Skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dan
endapan menggunakan suatu pereaksi. Hasil skrining fitokimia dapat diperkuat dengan analisis
menggunakan alat, salah satunya adalah spektrofotometer inframerah.

Skirining fitokimia merupakan tahap pendahuluan dalam suatu penelitian fitokimia yang
bertujuan memberi gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang
diteliti. Metode skrining fitokimia yang dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna
dengan menggunakan suatu pereaksi warna (Kristianti dkk., 2008).

Skrining fitokimia bertujuan mengetahui kandungan alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, dan
saponin dalam ekstrak etil asetat daun pandan wangi, yang mempunyai efek biologi menghambat
pertumbuhan kanker, mikroba, sebagai antioksidan, menurunkan kolesterol darah, dan kadar
glukosa darah, bersifat antibiotik, serta menimbulkan efek peningkatan kekebalan (Sumastuti,
2002). Identifikasi Flavonoid dilakukan dengan cara menambahkan serbuk Mg dan 2 ml HCl 2N
pada 2 mL larutan ektrak. Senyawa flavonoid akan menunjukkan warna jingga sampai merah.
Identifikasi Alkaloid dilakukan dengan cara 3 ml larutan ekstrak ditambahkan dengan 1 ml HCl
2N dan 6 ml air suling, kemudian dipanaskan selama 2 menit, didinginkan dan disaring. Filtrat
diperiksa dengan pereaksi Dragendorff terbentuk endapan jingga, Wagner terbentuk endapan
coklat, dan Mayer terbentuk endapan putih. Identifikasi Steroid dan Terpenoid dilakukan dengan
pereaksi Lieberman-Burchard. Warna biru atau hijau menunjukkan steroid sedangkan warna
merah menunjukkan terpenoid. Identifikasi Saponin dilakukan dengan penambahan metanol lalu
dipanaskan selama beberapa menit. Kemudian dikocok vertikal selama 10 detik. Hasil uji positif
jika timbul busa stabil selama beberapa menit (Harborne, 1987).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan, yaitu:

a. saringan
b. elemeyer
c. seker
d. Alumunium foil
e. Lumpang dan alu
f. Gunting
g. Timbangan analitik

2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan, yaitu:

a. Alcohol
b. Akuades

c. Daun cengkeh

d. Bunga terompet

e. Sereh wangi

B. Prosedur
1. potong sempel mengunakan gunting/pisau
2. haluskan mengunakan lumpang dan alu

3. timbang sempel 50 gram

(50 gram daun cenkeh)

4. masukan sempel kedalam elemeyer


(sempel daun cengkeh dan bunga trompet )
5. tambahkan cairan pelarut berupa alkoho ke dalam elemeyer yang berisi sampel

(sempel daun cengkeh dan bunga trompet )

6. rendam dan goyang sempel selama 3x24 jam

7. saring filtrat
8. rotav sempel untuk mendapatkan ekstrak murni tampa pelarut
9. melakukan proses identifikasi fotokimia
BAB IV
HASIL

Anda mungkin juga menyukai