Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

1. Penyusunan laporan dapat dimulai sejak praktikan (kelompok) selesai melakukan


pengarahan.
2. Laporan diketik dengan rapi dan dicetak pada kertas putih berukuran A4 – 80 gram. Margin
kiri – atas – kanan – bawah 3 cm.
3. Penomoran halaman diletakkan di bawah (bottom – center) dengan menggunakan huruf
romawi kecil untuk halaman awal laporan. Untuk laporan utama dan lampiran penomoran
halaman diletakkan pada pojok kanan bawah, kecuali untuk setiap awal bab, nomor halaman
berada di bagian bawah tengah.
4. Laporan dijilid soft – cover laminating, dengan warna sampul belakang BIRU MUDA
menggunakan kertas jeruk.
5. Lembar Pengesahan Laporan Praktikum dibuat dan harus disahkan olehDosen Pengampu
setelah laporan tersebut dijilid.
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
 Halaman Sampul Laporan
 Lembar Pengesahan Laporan
 Kata Pengantar
 Halaman Sampul Modul
 Lembar Pengesahan Modul
 Daftar Isi
 Daftar Tabel
 Daftar Gambar
 Daftar Lampiran
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Praktikum
BAB II : LANDASAN TEORI
Merupakan materi-materi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan praktikumsebagai
dasar untuk menganalisis data. Dasar teori mencakup konsep, rumus, dangambar yang
berhubungan dengan materi praktikum yang tertulis minimal 2 lembar.
BAB III : PENGUMPULAN & PENGOLAHAN DATA
3.1. Pengumpulan Data
3.2. Pengolahan Data
BAB IV : ANALISA
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
  Daftar Pustaka
  Lampiran
PRAKTIKUM I
GAYA, GERAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

1. GAYA
Resultan gaya merupakan besaran vektor. Keseluruhan gaya yang diberikan pada suatu benda
dapat diganti oleh sebuah gaya yang disebut resultan gaya. Gaya yang bekerja dengan arah yang
sama akan saling menguatkan. Sedangkan, gaya yang bekerja dengan arah berlawanan akan
saling melemahkan.
Kenyataannya kekuatan mendorong tiga orang pada arah yang sama lebih besar jika dibanding
dua orang dan lebih kuat dibanding kekuatan seorang. Jadi gaya dorong tiga orang tersebut dapat
diganti dengan sebuah gaya yang disebut resultan gaya. Bila arah dorongan ketiga orang itu
sama, gaya dorong makin besar, tetapi jika arah gaya dorong salah satu melawan dua lainnya,
maka gaya dorong mengecil.
Jika kita tidak sanggup untuk mendorong suatu benda yang akan kita pindahkan, tentunya kita
akan meminta bantuan orang lain untuk mendorong bersama benda tersebbut itu dari arah yang
sama. Dengan demikian, benda tersebut akan terasa lebih ringan dan mudah untuk dipindahkan.
Tapi, jika kita dan teman kita mendorong dari arah yang berlawanan, benda tersebut akan terasa
lebih berat, dan mungkin tidak akan berpindah. Saat benda tersebut didorong dari arah yang
sama, maka gaya yang diberikan teman kita akan memperbesar gaya yang telah kita berikan.
Sebaliknya, jika arah dorongan kita berlawanan, maka gaya yang diberikan teman kita akan
mengurangi gaya yang kita berikan.

Persamaan Resultan Gaya


Arah resultan gaya adalah arah dari sebuah gaya yang nilainya lebih besar dari gaya yang
lainnya. Secara matematis, resultan gaya ditulis :
R = F1 + F2 + F3 + … + Fn
dengan:
R = resultan gaya
F = gaya yang dijumlahkan
n = banyaknya gaya

Untuk mempermudah perhitungan, berikan tanda positif untuk gaya yang mengarah ke kanan
dan ke atas, serta tanda negatif untuk gaya yang mengarah ke kiri dan ke bawah. Misalkan, pada
saat mendorong lemari dengan arah berlawanan, gaya yang kita berikan adalah F1 = 22 N
mengarah ke kiri. Sementara, gaya yang teman kita berikan adalah F2 = 20 N mengarah ke
kanan.
Sehingga, resultan gaya itu adalah
R = F1 + F2
= (-22 N) + 20 N
= (-2 N)
Diperoleh resultan gaya (-2 N). Artinya, besar resultan gaya adalah 2 N dan arahnya sama
dengan arah F1, yaitu ke kiri.Benda berada pada keadaan seimbang atau benda tidak akan
bergerak (diam), jika resultan gaya (R) yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol.

2. GERAK

Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri didefinisikan
sebagai titik awal atau titik tempat pengamat.Gerak bersifat relatif artinya gerak suatu benda
sangat bergantung pada titik acuannya. Benda yang bergerak dapat dikatakan tidak bergerak,
sebgai contoh meja yang ada dibumi pasti dikatakan tidak bergerak oleh manusia yang ada
dibumi. Tetapi bila matahari yang melihat maka meja tersebut bergerak bersama bumi
mengelilingi matahari.
Contoh lain gerak relatif adalah B menggedong A dan C diam melihat B berjalan menjauhi C.
Menurut C maka A dan B bergerak karena ada perubahan posisi keduanya terhadap C.
Sedangkan menurut B adalah A tidak bergerak karena tidak ada perubahan posisi A terhadap B.
Disinilah letak kerelatifan gerak. Benda A yang dikatakan bergerak oleh C ternyata dikatakan
tidak bergerak oleh B. Lain lagi menurut A dan B maka C telah melakukan gerak semu.
Gerak semu adalah benda yang diam tetapi seolah-olah bergerak karena gerakan pengamat.
Contoh yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika kita naik mobil yang
berjalan maka pohon yang ada dipinggir jalan kelihatan bergerak. Ini berarti pohon telah
melakukan gerak semu. Gerakan semu pohon ini disebabkan karena kita yang melihat sambil
bergerak.
Bedasarkan lintasannya gerak dibagi menjadi 3
1. Gerak lurus yaitu gerak yang lintasannya berbentuk lurus
2. Gerak parabola yaitu gerak yang lintasannya berbentuk parabola
3. Gerak melingkar yaitu gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran
Sedangkan berdasarkan percepatannya gerak dibagi menjadi 2
1. Gerak beraturan adalah gerak yang percepatannya sama dengan nol (a = 0) atau gerak
yang kecepatannya konstan.
2. Gerak berubah beraturan adalah gerak yang percepatannya konstan (a = konstan) atau
gerak yang kecepatannya berubah secara teratur
Pada kesempatan ini hanya akan kita bahas tentang gerak lurus saja. Gerak lurus sendiri dibagi
menjadi 2 :
1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)
adalah gerak gerak benda yang lintasannya lurus dan kecepatannya konstan (tetap). Contoh gerak
GLB adalah mobil yang bergerak pada jalan lurus dan berkecepatan tetap.

Persamaan yang digunakan pada GLB adalah sebagai berikut :


s = v.t
Keterangan :
s adalah jarak atau perpindahan (m)
v adalah kelajuan atau kecepatan (m/s)
t adalah waktu yang dibutuhkan (s)

Sebelum lebih lanjut membahas tentang gerak terlebih dahulu kita bahas tentang perbedaan
perpindahan dan jarak tempuh.Perpindahan adalah besarnya jarak yang diukur dari titik awal
menuju titik akhir sedangkan Jarak tempuh adalah Panjang lintasan yang ditempuh benda selama
bergerak.Perhatikan gambar dibawah ini

Perpindahan

Sebuah benda bergerak dari A menuju B kemudian dia kembali ke C. Pada peristiwa di atas
Pepindahannya adalah AB – BC = 200 m – 90 m = 110 m. Sedangkan jarak yang ditempuh
adalah AB + BC = 200 m + 90 m = 290 m.
Apabila perpindahan dan jarak itu berbeda maka antara kecepatan dan kelajuan juga berbeda.
Kecepatan didefinisikan sebagai besarnya perpindahan tiap satuan waktu dan Kelajuan
didefinisikan sebagai besarnya jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Perumusan yang
digunakan pada kecepatan dan kelajuan adalah sama.Karena dalam hal ini yang kita bahas adalah
gerak lurus maka besarnya perpindahan dan jarak yang ditempuh adalah sama. Berdasarkan pada
alasan ini maka untuk sementara supaya mudah dalam membahas, kecepatan dan kelajuan
dianggap sama.
Pada pembahasan GLB ada juga yang disebut dengan kecepatan rata-rata. Kecepatan rata-rata
didefinisikan besarnya perpindahan yang ditempuh dibagi dengan jumlah waktu yang diperlukan
selama benda bergerak.

v rata-rata = Jumlah jarak atau perpindahan / jumlah waktu

Karena dalam kehidupan sehari-hari tidak memungkinkan adanya gerak lurus beraturan maka
diambillah kecepatan rata-rata untuk menentukan kecepatan pada gerak lurus beraturan.

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Adalah gerak lintasannya lurus dengan percepatan tetap dan kecepatan yang berubah secara
teratur. Contoh GLBB adalah gerak buah jatuh dari pohonnya, gerak benda dilempar ke atas.

GLBB dibagi menjadi 2 macam :


a. GLBB dipercepat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin cepat, contoh GLBB dipercepat adalah
gerak buah jatuh dari pohonnya.Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB dipercepat
adalah

Grafik v - t

Sedangkan Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB dipercepat

Grafik s - t
b. GLBB diperlambat

Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin kecil (lambat). Contoh GLBB diperlambat
adalah gerak benda dilempar keatas.
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat

Grafik v -t GLBB diperlambat

Grafik hubungan antara s terhadap t pada GLBB diperlambat


Grafik s - t diperlambat

Persamaan yang digunakan dalam GLBB sebagai berikut :


Untuk menentukan kecepatan akhir

V akhir =
Untuk menentukan jarak yang ditempuh setelah t detik adalah sebagai berikut:

Rumus Jarak :
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persamaan diatas adalah saat GLBB dipercepat
tanda yang digunakan adalah + .
Untuk GLBB diperlambat tanda yang digunakan adalah – , catatan penting disini adalah nilai
percepatan (a) yang dimasukkan pada GLBB diperlambat bernilai positif karena dirumusnya
sudah menggunakan tanda negatif.

Latihan soal

1. Sebuah bola dengan massa 10 kg dilempar keatas. Setelah mencapai titik tertinggi bola
kembali jatuh ke bawah. Apabila percepatan gravitasi bumi 10 m/s2, maka (a) Jelaskan
gerak apa saja yang telah dilakukan oleh bola, (b) Hitunglah waktu yang diperlukan untuk
mencapai titik tertinggi, (c) Berapakah tinggi maksimum yang dapat dicapai oleh bola?
2. Jarak sekolah dengan rumah rudi adalah 30 km, Jika waktu masuk sekolah 07.00 dan Rudi
berangkat dari rumah pukul 06.30 maka berapakah kelajuan minimum yang diperlukan Rudi
supaya tidak terlambat?
3. Sebuah truk bergerak dengan kecepatan 20 m/s kemudian dipercepat dengan percepatan 2
m/s2 selama 5 sekon. Berapakah kecepatan akhir truk?
4. Bus bergerak munuju surabaya. 10 menit pertama menempuh jarak 4 km, 10 menit kedua
menempuh jarak 8 km dan 10 menit terakhir menempuh jarak 6 km. Berapakah kecepatan
rata-rata bus?
5. Perhatikan grafikberikut ini
Hitunglah jarak yang ditempuh benda mulai awal sampai akhir?

3. KECEPATAN

Kecepatan Sesaat Dilansir dari University Physics (1973) kecepatan sesaat dapat diartikan
sebagai kecepatan pada saat tertentu atau pada titik tertentu selama perjalanannya. Artinya
kecepatan sesaat memiliki waktu yang sangat singkat (mendekati nol). Secara matematis, untuk
menentukan kecepatan sesaat dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini:

Limit Δt menuju 0 merupakan turunan posisi (x) terhadap waktu (t), maka dapat dituliskan
sebagai berikut:

Kecepatan sesaat pada waktu (t) tertentu dapat diperoleh dari grafik posisi (x) terhadap waktu (t).
Kecepatan sesaatnya merupakan gradien garis singgung di titik yang dicari kecepatan sesaatnya.

Pada gambar di bawah, kecepatan sesaat di titik A adalah gradien garis singgung di titik A, dan
sama halnya untuk titik B dan C. Kemiringan tersebut dapat bernilai positif atau negatif
Gambar grafik kec sesaat ()
Gambar kecepatan sesaat yang merupakan garis siggung kurva di titik yang dicari kecepatan
sesaatnya.

Percepatan sesaat merupakan perubahan kecepatan dalam interval waktu yang sangat singkat.
Untuk mengetahui percepatan sesaat, kita perlu menghitung perubahan kecepatan suatu benda
dalam selang waktu mendekati nol. Secara matematis, untuk menentukan percepatan sesaat dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut ini:

Keterangan:

4. PERCEPATAN

Dilansir dari World of Physics, percepatan merupakan perubahan kecepatan tiap satuan waktu.
Percepatan termasuk ke dalam besaran vektor yang memiliki nilai dan arah. Percepatan dibagi
menjadi percepatan diperlambat dan percepatan dipercepat. Percepatan diperlambat artinya arah
percepatannya berlawanan dengan arah kecepatan. Sedangkan percepatan dipercepat artinya arah
percepatannya searah dengan kecepatan. Percepatan bernilai negatif jika kecepatan suatu benda
berkurang dalam selang waktu tertentu (diperlambat). Percepatan bernilai positif ketika
kecepatan suatu benda bertambah dalam selang waktu tertentu (dipercepat). Untuk lebih
memahami percepatan dipercepat dan diperlambat, perhatikan gambar di bawah ini!
Kejadian dipercepat dan diperlambat dapat kita ilustrasikan pada suatu mobil yang bergerak.
Mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan dan arah tertentu akan mengalami perlambatan
yang arah perlambatannya berlawanan arah kecepatan. Ketika mobil direm karena hendak
berhenti, dan mobil akan dipercepat dengan arah percepatannya searah kecepatan ketika mobil
digas karena hendak menyusul kendaraan lain di depannya. Percepatan dapat dinyatakan secara
matematis yang dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:
SIMULASI MENGGUNAKAN PhET

Net Force Screen


Investigate the difference between balanced and unbalanced forces as pullers compete in a tug-
of-warfor a cart of candy.

Motion Screen
Explore the forces at work when pushing a refrigerator, crate, or person. Create an applied force
and seehow it makes objects move.
Friction Screen
Create an applied force to push various objects, and adjust the amount of the amount of friction
and seehow it affects their motion.

Acceleration Screen
Investigate the relationship between the net force, acceleration, and speed.
PERCOBAAN 1 RESULTAN GAYA

A. Prosedur
1. Buka Link https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-and-
motion-basics_in.html
2. Pilih Simulasi untuk Penjumlahan Gaya.
3. Centang seluruh indikator yang disediakan pada sudut kanan atas.
4. Tambahkan orang disebelah kiri satu demi satu. Amati perubahan yang terjadi.
5. Catat berapa jumlah gaya yang bekerja dan rekam layar.
6. Kembalikan posisi benda pada keadaan diam.
7. Tambahkan orang disebelah kanan satu demi satu. Amati perubahan yang terjadi.
8. Catat berapa jumlah gaya yang bekerja dan rekam layar.
9. Kembalikan posisi benda pada keadaan diam.
10. Tambahkan satu orang disebelah kiri dan satu orang disebelah kanan. Amati yang terjadi.
11. Tambahkan orang disebelah kiri hingga seluruhnya. Amati perubahan yang terjadi.
12. Kembalikan posisi benda pada keadaan diam.
13. Lakukan sebaliknya.

B. Tabel Pengamatan

KANAN (N)
N
KIRI JUMLAH GAYA KECEPATAN ARAH
O
0 50 100 150 200 250 300 350
1 0N 0 50 100 150 200 250 300 350

2 50 N 50 0 50 100 150 200 250 300 kanan


3 100 N 100 50 0 50 100 150 200 250
4 150 N 150 100 50 0 50 100 150 200
5 200 N 200 150 100 50 0 50 100 150
6 250 N 250 200 150 100 50 0 50 100
7 300 N 300 250 200 150 100 50 0 50
8 350 N 350 300 250 200 150 100 50 0

KIRI (N)
N KANA
JUMLAH GAYA KECEPATAN ARAH
O N
0 50 100 150 200 250 300 350
1 0N 0 50 100 150 200 250 300 350
2 50 N 50 0 50 100 150 200 250 300 kiri
3 100 N 100 50 0 50 100 150 200 250
4 150 N 150 100 50 0 50 100 150 200
5 200 N 200 150 100 50 0 50 100 150
6 250 N 250 200 150 100 50 0 50 100
7 300 N 300 250 200 150 100 50 0 50
8 350 N 350 300 250 200 150 100 50 0
PERCOBAAN 2 GERAK

A. Prosedur
1. Buka Link https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-and-
motion-basics_in.html
2. Pilih Simulasi untuk Gerak.
3. Centang seluruh indikator yang disediakan pada sudut kanan atas.
4. Tambahkan beban diatas Roda sesuai tabel pengamatan.
5. Tambahkan Gaya/ Applied Forced sesuai urutan pada tabel pengamatan.
6. Catat berapa kecepatan maksimum yang dihasilkan dari setiap gaya.
7. Rekam Layar dari setiap percobaan.
8. Ulangi langkah 4 sampai 6 untuk setiap jumlah beban.

B. Tabel Pengamatan

N GAYA KECEPATAN MAKSIMUM SAAT BEBAN … kg (satuan m/s) ARAH


O 50 80 100 150 200 250 300 350
1 50 N
2 100 N
3 150 N
4 200 N
5 250 N
6 300 N
7 350 N
8 400 N
9 450 N
10 500 N
11 – 50 N
12 – 100 N
13 – 150 N
14 – 200 N
15 – 250 N
16 – 300 N
17 – 350 N
18 – 400 N
19 – 450 N
20 – 500 N
PERCOBAAN 3 GAYA GESEK

A. Prosedur
1. Buka Link https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-and-
motion-basics_in.html
2. Pilih Simulasi untuk Gaya Gesek.
3. Centang seluruh indikator yang disediakan pada sudut kanan atas.
4. Tambahkan beban diatas Roda mulai : 100; 150; 200; 250; 250; 300; 350.
5. Tambahkan Gaya/ Applied Forced sesuai urutan pada tabel pengamatan.
6. Tambahkan Gaya Gesek / Friction sesuai urutan pada tabel pengamatan.
7. Catat jumlah resultan gaya dan arah gaya saat benda bergerak.
8. Catat berapa kecepatan maksimum yang dihasilkan dari setiap gaya yang diberikan
9. Ulangi langkah 4 sampai 8 untuk setiap jumlah beban.

B. Tabel Pengamatan

KECEPATAN MAKSIMUM (m/s) / RESULTAN GAYA


MASSA 100 kg 150 kg
GAYA GESEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N GAYA
O
1 50 N
2 100 N
3 150 N
4 200 N
5 250 N
6 300 N
7 350 N
8 400 N
9 450 N
10 500 N
11 – 50 N
12 – 100 N
13 – 150 N
14 – 200 N
15 – 250 N
16 – 300 N
17 – 350 N
18 – 400 N
19 – 450 N
20 – 500 N
KECEPATAN MAKSIMUM (m/s) / RESULTAN GAYA
MASSA 200 kg 150 kg
GAYA GESEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N GAYA
O
1 50 N
2 100 N
3 150 N
4 200 N
5 250 N
6 300 N
7 350 N
8 400 N
9 450 N
10 500 N
11 – 50 N
12 – 100 N
13 – 150 N
14 – 200 N
15 – 250 N
16 – 300 N
17 – 350 N
18 – 400 N
19 – 450 N
20 – 500 N

KECEPATAN MAKSIMUM (m/s) / RESULTAN GAYA


MASSA 300 kg 350 kg
GAYA GESEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N GAYA
O
1 50 N
2 100 N
3 150 N
4 200 N
5 250 N
6 300 N
7 350 N
8 400 N
9 450 N
10 500 N
11 – 50 N
12 – 100 N
13 – 150 N
14 – 200 N
15 – 250 N
16 – 300 N
17 – 350 N
18 – 400 N
19 – 450 N
20 – 500 N
PERCOBAAN 4PERCEPATAN

A. Prosedur
1. Buka Link https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-basics/latest/forces-and-
motion-basics_in.html
2. Pilih Simulasi untuk Percepatan/Acceleration.
3. Centang seluruh indikator yang disediakan pada sudut kanan atas.
4. Tambahkan beban diatas Roda mulai : 100; 150; 200; 250; 250; 300; 350.
5. Tambahkan Gaya/ Applied Forced sesuai urutan pada tabel pengamatan.
6. Tambahkan Gaya Gesek / Friction sesuai urutan pada tabel pengamatan.
7. Catat jumlah resultan gaya saat benda bergerak.
8. Catat Percepatan/Acceleration yang terjadi setiap perubahan kecepatan.
9. Ulangi langkah 4 sampai 8 untuk setiap jumlah beban.

B. Tabel Pengamatan

PERCEPATAN MAKSIMUM (m/s2) / RESULTAN GAYA (N)


MASSA 100 kg 150 kg
GAYA GESEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N GAYA
O
1 50 N
2 100 N
3 150 N
4 200 N
5 250 N
6 300 N
7 350 N
8 400 N
9 450 N
10 500 N
11 – 50 N
12 – 100 N
13 – 150 N
14 – 200 N
15 – 250 N
16 – 300 N
17 – 350 N
18 – 400 N
19 – 450 N
20 – 500 N
PERCEPATAN MAKSIMUM (m/s2) / RESULTAN GAYA (N)
MASSA 200 kg 250 kg
GAYA GESEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N GAYA
O
1 50 N
2 100 N
3 150 N
4 200 N
5 250 N
6 300 N
7 350 N
8 400 N
9 450 N
10 500 N
11 – 50 N
12 – 100 N
13 – 150 N
14 – 200 N
15 – 250 N
16 – 300 N
17 – 350 N
18 – 400 N
19 – 450 N
20 – 500 N

PERCEPATAN MAKSIMUM (m/s2) / RESULTAN GAYA (N)


MASSA 300 kg 350 kg
GAYA GESEK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N GAYA
O
1 50 N
2 100 N
3 150 N
4 200 N
5 250 N
6 300 N
7 350 N
8 400 N
9 450 N
10 500 N
11 – 50 N
12 – 100 N
13 – 150 N
14 – 200 N
15 – 250 N
16 – 300 N
17 – 350 N
18 – 400 N
19 – 450 N
20 – 500 N
PRAKTIKUM 2 HUKUM COULOMB

DASAR TEORI

Pada tahun (1785), Cavendish (1731 – 1810) dan Coulomb (1736 – 1806) menemukan rumus
gaya antara dua benda yang bermuatan listrik. Gaya antar muatan listrik disebut gaya
elektrostatik, yang besarnya berbanding lurus dengan banyaknya masing-masing muatan serta
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Besar gaya ini bergantung pada medium dimana kedua
benda bermuatan tersebut berada. Hukum ini dikenal dengan Hukum Coulomb, yang merupakan
hukum pertama dalam ilmu kelistrikan.
Hukum dasar dalam elektrostatika adalah hukum Coulomb. Hukum tersebut
membicarakan tentang adanya gaya interaksi elektrostatika antar dua titik yang bermuatan
listrik.Gaya elektrostatik Coulomb tersebut besarnya berbanding lurus dengan besarnya masing-
masing muatan, berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dan bekerja pada sepanjang garis
penghubung kedua muatan. Tetapan kesebandingannya bergantung pada medium dimana kedua
benda bermuatan tersebut berada. Jika masing-masing muatan besarnya adalah q1 dan q2, jarak
kedua muatan adalah r, dan permitivitas relatif medium adalah r , maka gaya Coulomb memiliki
rumus
1 q1 q 2
F=
4 πε r ε o r 2 (1)
dengan o adalah permitivitas ruang hampa (= 8,85 pF/m). Jika medium kedua muatan berupa
ruang hampa atau udara, maka permitivitas relatif r berharga satu. Bentuk gaya Coulomb adalah
tarik menarik jika kedua muatan berlainan jenis, dan tolak menolak jika sejenis, seperti disajikan
dalam gambar berikut.

Gambar 1 Gaya Coulomb


Gaya F12 adalah gaya muatan q1 terhadap muatan q2. Sedangkan F21 adalah gaya
muatan q2 terhadap muatan q1. Terlihat bahwa F12 dan F21 besarnya sama dan arahnya pada
sepanjang garis penghubung kedua muatan.
Dalam eksperimen, sulit untuk mengukur gaya Coulomb secara langsung. Oleh karena itu
dengan melibatkan konsep gaya berat dan kesetimbangan banda, pengukuran gaya Coulomb
dapat diwakili oleh pengukuran jarak, seperti Gambar 2 di bawah ini. Kedua benda bermuatan
sejenis sedang bekerja gaya Coulomb tolak menolak dan berada dalam keadaan setimbang. Pada
benda yang digantung bekerja gaya-gaya (1) tolak menolak Coulomb F ke kiri, (2) berat mg ke
bawah, dan (3) tegangan tali T yang membentuk sudut  terhadap gaya berat mg.
1 F12 F21 2 F12 1 2 F21

- + + +

Gambar 2 Prinsip Pengukuran Gaya Coulomb yang Diwakili oleh Jarak


Jika sudut  cukup kecil, dalam keadaan setimbang, maka perandingan
F d
=
mg L (2)
dengan d = jarak penyimpangan horisontal bola gantung dari titik awal
L = panjang tali penggantung bola gantung
Persamaan (2) dapat ditulis lagi menjadi
mg
F= d=(kons tanta) d
L (3)
yaitu gaya Coulomb (F) sebanding dengan jarak penyimpangan horisontal bola gantung
dari titik awal (d). Hal ini berarti gaya F dapat diwakili oleh jarak d.
Dengan bantuan sumber cahaya, kedua bola bermuatan dapat memiliki bayangan pada
layar berskala. Dengan demikian pengukuran jarak penyimpangan bola dari titik awal dapat
diwakili oleh pengukuran penyimpangan bayangan bola pada layar berskala. Jarak
penyimpangan horisontal bola gantung dari titik awal (d) diwakili oleh D; sedangkan jarak pisah
antara kedua bola () diwakili oleh R. Dengan mengukur D dan R berarti telah mewakili
mengukur Gaya Coulomb F dan jarak antar muatan r.
PERCOBAAN 1
A. Prosedur Percobaan

1. Membuka situs “https://phet.colorado.edu/sims/html/coulombs-law/latest/coulombs-
law_en.html”.
2. Memilih Macro Scale. Maka akan tampak gambar seperti ini

Keterangan :
1) Tools untuk mengubah besar muatan
2) Tools untuk menampilkan besar gaya (beri tanda centang Force Value dan hapus
tanda centang pada scientific values)
3) Jarak kedua muatan dihitung dari pusat muatan
3. Menentukan besar kedua muatan (q1 = – 2μC; q2 = + 6μC) dan jarak (r = 1 cm)
kemudian tulis pada tabel 1 sebagai data ke 1
4. Catat besar Gaya yang bekerja pada q1 (F 2,1) dan q2 (F 1,2)
5. Ukurlah panjang Anak Panah yang muncul.
6. Lihat arah Panah, Tolak Menolak atau Tarik Menarik
7. Ubah lah jarak sesuai dengan urutan pada tabel pengamatan.
8. Ulangi langkah 3 sampai 7 untuk melengkapi seluruh data pada tabel pengamatan.
Catatan :
Geser penggaris tepat di tengah muatan agar hasil pengukuran jaraknya lebih teliti
B. Tabel Pengamatan

Panjang Anak Panah pada Jarak …


N Muatan Muatan Arah
cm F 1,2 (N) F 2,1 (N)
O q1 q2 Panah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 – 1 μC + 6 μC
2 – 2μC + 7 μC
3 – 3μC + 8 μC
4 – 4μC + 9 μC
5 – 5μC + 10 μC
6 – 6μC – 0μC
7 – 7μC – 4μC
8 – 8μC – 3μC
9 – 9μC – 2μC
10 – 10μC – 1 μC
11 + 1 μC + 10 μC
12 + 2 μC + 9 μC
13 + 3 μC + 8 μC
14 + 4 μC + 9 μC
15 + 5 μC + 0 μC
16 + 6 μC – 1 μC
17 + 9 μC – 2μC
18 + 8 μC – 3μC
19 + 9 μC – 4μC
20 + 10 μC – 5μC
PRAKTIKUM 3 RESISTANSI KODUKTOR

DASAR TEORI

Pernahkah Anda memperhatikan laju kendaraan di jalan raya? Di jalan seperti apa sebuah mobil
dapat melaju dengan cepat? Ada beberapa factor yang memengaruhinya, di antaranya lebar jalan,
jenis permukaan jalan, panjang jalan dan kondisi jalan. Jalan dengan kondisi sempit dan berbatu
akan mengakibatkan laju mobil menjadi terhambat. Sebaliknya, jalan yang lebar dan beraspal
mulus dapat mengakibatkan laju mobil mudah
dipercepat. Demikian pula, panjang jalan akan memengaruhi seberapa cepat mobil dapat melaju.
Ketika mobil dapat melaju dengan cepat, dapat dikatakan bahwa hambatan jalannya kecil dan
sebaliknya, ketika laju mobil menjadi lambat karena faktor jalan, dapat dikatakan bahwa
hambatan jalannya besar.

Gambar 3.1. Penampang Kawat


Kuat arus listrik dapat dianalogikan dengan laju mobil di atas. Kuat arus listrik akan kecil ketika
melalui konduktor yang luas penampangnya kecil, hambatan jenisnya besar, dan panjang.
Sebaliknya, kuat arus listrik akan besar ketika melewati konduktor yang luas penampangnya
kecil, hambatan jenisnya besar, dan pendek. Ketika kuat arus listrik kecil, berarti hambatan
konduktornya besar dan sebaliknya, ketika kuat arusnya besar, berarti hambatan konduktornya
kecil. Bukti percobaan menunjukkan bahwa luas penampang, hambatan jenis, dan panjang
konduktor merupakan faktor-faktor yang menentukan besar kecilnya hambatan konduktor itu
sendiri. Secara matematis, hambatan listrik sebuah konduktor dapat ditulis sebagai berikut.

(3.1)
Dengan: R = hambatan listrik konduktor (Ω ),
ρ = hambatan jenis konduktor (Ω m),
  l = panjang konduktor (m), dan
  A = luas penampang konduktor (m2).

Jika penampang konduktor berupa lingkaran dengan jari-jari r atau diameter d, luas
penampangnya memenuhi persamaan.
sehingga Persamaan (3.1)dapat juga ditulis:

Persamaan (1) atau (2)menunjukkan bahwa hambatan listrik konduktor sebanding dengan
panjang konduktor dan berbanding terbalik dengan luas penampang atau kuadrat jari-jari
(diameter) konduktor. Hal ini menunjukkan bahwa semakin panjang konduktornya, semakin
besar hambatan listriknya. Di lain pihak, semakin besar luas penampangnya atau semakin besar
jari-jari penampangnya, hambatan listrik konduktor semakin kecil.
Tabel 1. Hambatan jenis berbagai bahan pada suhu 200C

Selain itu, Persamaan (3.1) atau (3.2) juga menunjukkan bahwa hambatan listrik konduktor
bergantung pada hambatan jenis konduktor. Semakin besar hambatan jenis konduktor, semakin
besar hambatannya. Konduktor yang paling baik adalah konduktor yang hambatan jenisnya
paling kecil. Di lain pihak, bahan yang hambatan jenisnya paling besar merupakan isolator
paling baik. Hambatan jenis konduktor bergantung pada suhunya. Semakin tinggi suhunya,
semakin tinggi hambatan jenis konduktor dan semakin tinggi pula hambatan konduktor tersebut.
Pengaruh suhu terhadap hambatan konduktor dapat dituliskan dalam persamaan berikut.

dengan:  R         = hambatan konduktor pada suhu toC,


   R0       = hambatan konduktor pada suhu t0oC,
   t          = t - t0 = selisih suhu (oC).
   lamda = koefisien suhu hambatan jenis (/oC)
PERCOBAAN 1
A. Prosedur Percobaan

1. Buka Link https://phet.colorado.edu/sims/html/resistance-in-a-wire/latest/resistance-in-a-


wire_in.html
2. Perhatikan dan pahami fitur yang terdapat pada simulasi.

3. Centang seluruh indikator yang disediakan pada sudut kanan atas.


4. Tambahkan beban diatas Roda mulai : 100; 150; 200; 250; 250; 300; 350.
5. Tambahkan Gaya/ Applied Forced sesuai urutan pada tabel pengamatan.
6. Tambahkan Gaya Gesek / Friction sesuai urutan pada tabel pengamatan.
7. Catat jumlah resultan gaya saat benda bergerak.
8. Catat Percepatan/Acceleration yang terjadi setiap perubahan kecepatan.
9. Ulangi langkah 4 sampai 8 untuk setiap jumlah beban.

B. Tabel Pengamatan

HAMBATA PANJANG BESAR HAMBATAN … ohm


N JENIS (cm)
LUAS PENAMPANG (cm2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 13 14 15
2
0,2 2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
2
4
6
8
10
0,4
12
14
16
18
20
2
4
6
8
10
0,6
12
14
16
18
20
2
4
6
8
10
0,8
12
14
16
18
20
2
4
6
8
10
1,0
12
14
16
18
20

Anda mungkin juga menyukai