FISIKA
Oleh :
ANGGI NICOLAS PAKPAHAN 5203230003
DOSEN PENGAMPU :
Arwadi Sinuraya, S.T., M.T.
Eka Dodi Suryanto, S.Pd., MT.
LAPORAN PRAKTIKUM
Medan, 2021.
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat
dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas Mini Riset pada mata kuliah Praktikum Fisika dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembacanya, sehingga Penulis dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini Penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
Penulis miliki sangat kurang. Oleh Karena itu Penulis harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Medan, 2021
II
DAFTAR ISI
III
DAFTAR TABEL
IV
LAPORAN PRAKTIKUM I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya adalah besaran vektor, yaitu suatu besaran yang mempunyai besar dan arah.
Untuk menghitung jumlah (resultan) dua buah vektor atau lebih, maka harus
diperhatikan besar dan arah semua gaya yang menjadi komponennya. Beberapa besaran
lain yang merupakan besaran vektor, antara lain kecepatan, percepatan, momen dan
lain-lain.
Gerak adalah perubahan kedudukan atau tempat suatu benda terhadap titik acuan
atau titik asal tertentu. Jadi, bila suatu benda kedudukannya berubah setiap saat terhadap
suatu titik acuan, maka benda tersebut dikatakan sedang bergerak. Jenis gerak dari suatu
benda ditentukan oleh bentuk lintasannya. Lintasan adalah titik-titik yang dilalui oleh
suatu benda ketika bergerak.
Pada makalah ini kita akan membahas tentang gerak linier. Gerak lurus adalah gerak
yang lintasannya lurus. Gerak lurus ada dua macam yaitu gerak lurus beraturan (GLB)
dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
1
BAB II
DASAR TEORI
2.1 GAYA
Resultan gaya merupakan besaran vektor. Keseluruhan gaya yang diberikan pada
suatu benda dapat diganti oleh sebuah gaya yang disebut resultan gaya. Gaya yang
bekerja dengan arah yang sama akan saling menguatkan. Sedangkan, gaya yang bekerja
dengan arah berlawanan akan saling melemahkan.
Kenyataannya kekuatan mendorong tiga orang pada arah yang sama lebih besar jika
dibanding dua orang dan lebih kuat dibanding kekuatan seorang. Jadi gaya dorong tiga
orang tersebut dapat diganti dengan sebuah gaya yang disebut resultan gaya. Bila arah
dorongan ketiga orang itu sama, gaya dorong makin besar, tetapi jika arah gaya dorong
salah satu melawan dua lainnya, maka gaya dorong mengecil.
Jika kita tidak sanggup untuk mendorong suatu benda yang akan kita pindahkan,
tentunya kita akan meminta bantuan orang lain untuk mendorong bersama benda
tersebbut itu dari arah yang sama. Dengan demikian, benda tersebut akan terasa lebih
ringan dan mudah untuk dipindahkan. Tapi, jika kita dan teman kita mendorong dari
arah yang berlawanan, benda tersebut akan terasa lebih berat, dan mungkin tidak akan
berpindah. Saat benda tersebut didorong dari arah yang sama, maka gaya yang diberikan
teman kita akan memperbesar gaya yang telah kita berikan. Sebaliknya, jika arah
dorongan kita berlawanan, maka gaya yang diberikan teman kita akan mengurangi gaya
yang kita berikan.
1
Untuk mempermudah perhitungan, berikan tanda positif untuk gaya yang mengarah
ke kanan dan ke atas, serta tanda negatif untuk gaya yang mengarah ke kiri dan ke
bawah. Misalkan, pada saat mendorong lemari dengan arah berlawanan, gaya yang kita
berikan adalah F1 = 22 N mengarah ke kiri. Sementara, gaya yang teman kita berikan
adalah F2 = 20 N mengarah ke kanan.
Sehingga, resultan gaya itu adalah
R = F1 + F2
= (-22 N) + 20 N
= (-2 N)
Diperoleh resultan gaya (-2 N). Artinya, besar resultan gaya adalah 2 N dan arahnya
sama dengan arah F1, yaitu ke kiri. Benda berada pada keadaan seimbang atau benda
tidak akan bergerak (diam), jika resultan gaya (R) yang bekerja pada suatu benda sama
dengan nol.
2.2 GERAK
Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan. Titik acuan sendiri
didefinisikan sebagai titik awal atau titik tempat pengamat. Gerak bersifat relatif artinya
gerak suatu benda sangat bergantung pada titik acuannya. Benda yang bergerak dapat
dikatakan tidak bergerak, sebgai contoh meja yang ada dibumi pasti dikatakan tidak
bergerak oleh manusia yang ada dibumi. Tetapi bila matahari yang melihat maka meja
tersebut bergerak bersama bumi mengelilingi matahari.
Contoh lain gerak relatif adalah B menggedong A dan C diam melihat B berjalan
menjauhi C. Menurut C maka A dan B bergerak karena ada perubahan posisi keduanya
terhadap C. Sedangkan menurut B adalah A tidak bergerak karena tidak ada perubahan
posisi A terhadap B. Disinilah letak kerelatifan gerak. Benda A yang dikatakan bergerak
oleh C ternyata dikatakan tidak bergerak oleh B. Lain lagi menurut A dan B maka C
telah melakukan gerak semu.
Gerak semu adalah benda yang diam tetapi seolah-olah bergerak karena gerakan
pengamat. Contoh yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika
kita naik mobil yang berjalan maka pohon yang ada dipinggir jalan kelihatan bergerak.
Ini berarti pohon telah melakukan gerak semu. Gerakan semu pohon ini disebabkan
karena kita yang melihat sambil bergerak.
Bedasarkan lintasannya gerak dibagi menjadi 3
1. Gerak lurus yaitu gerak yang lintasannya berbentuk lurus
2. Gerak parabola yaitu gerak yang lintasannya berbentuk parabola
3. Gerak melingkar yaitu gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran
2
Sedangkan berdasarkan percepatannya gerak dibagi menjadi 2
Gerak beraturan adalah gerak yang percepatannya sama dengan nol (a = 0) atau
gerak yang kecepatannya konstan. Gerak berubah beraturan adalah gerak yang
percepatannya konstan (a = konstan) atau gerak yang kecepatannya berubah secara
teratur
Pada kesempatan ini hanya akan kita bahas tentang gerak lurus saja. Gerak lurus sendiri
dibagi menjadi 2 :
Gerak Lurus Beraturan (GLB)
adalah gerak gerak benda yang lintasannya lurus dan kecepatannya konstan
(tetap). Contoh gerak GLB adalah mobil yang bergerak pada jalan lurus dan
berkecepatan tetap.
Persamaan yang digunakan pada GLB adalah sebagai berikut :
s = v.t
Keterangan :
s adalah jarak atau perpindahan (m)
v adalah kelajuan atau kecepatan (m/s)
t adalah waktu yang dibutuhkan (s)
Sebelum lebih lanjut membahas tentang gerak terlebih dahulu kita bahas tentang
perbedaan perpindahan dan jarak tempuh. Perpindahan adalah besarnya jarak yang
diukur dari titik awal menuju titik akhir sedangkan Jarak tempuh adalah Panjang
lintasan yang ditempuh benda selama bergerak. Perhatikan gambar dibawah ini
Perpindahan
3
ditempuh adalah sama. Berdasarkan pada alasan ini maka untuk sementara supaya
mudah dalam membahas, kecepatan dan kelajuan dianggap sama.
Pada pembahasan GLB ada juga yang disebut dengan kecepatan rata-rata.
Kecepatan rata-rata didefinisikan besarnya perpindahan yang ditempuh dibagi dengan
jumlah waktu yang diperlukan selama benda bergerak.
Adalah gerak lintasannya lurus dengan percepatan tetap dan kecepatan yang berubah
secara teratur. Contoh GLBB adalah gerak buah jatuh dari pohonnya, gerak benda
dilempar ke atas.
GLBB dibagi menjadi 2 macam :
a. GLBB dipercepat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin cepat, contoh GLBB
dipercepat adalah gerak buah jatuh dari pohonnya. Grafik hubungan antara v terhadap t
pada GLBB dipercepat adalah
Grafik v - t
4
Grafik s - t
5
a. GLBB diperlambat
Adalah GLBB yang kecepatannya makin lama makin kecil (lambat). Contoh GLBB
diperlambat adalah gerak benda dilempar keatas.
Grafik hubungan antara v terhadap t pada GLBB diperlambat
Grafik s - t diperlambat
Untuk menentukan jarak yang ditempuh setelah t detik adalah sebagai berikut:
6
Yang perlu diperhatikan dalam menggunakan persamaan diatas adalah saat GLBB
dipercepat tanda yang digunakan adalah + .
Untuk GLBB diperlambat tanda yang digunakan adalah – , catatan penting disini
adalah nilai percepatan (a) yang dimasukkan pada GLBB diperlambat bernilai positif
karena dirumusnya sudah menggunakan tanda negatif.
3. KECEPATAN
Kecepatan Sesaat Dilansir dari University Physics (1973) kecepatan sesaat dapat
diartikan sebagai kecepatan pada saat tertentu atau pada titik tertentu selama
perjalanannya. Artinya kecepatan sesaat memiliki waktu yang sangat singkat
(mendekati nol). Secara matematis, untuk menentukan kecepatan sesaat dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut ini:
Limit Δt menuju 0 merupakan turunan posisi (x) terhadap waktu (t), maka dapat
dituliskan sebagai berikut:
Kecepatan sesaat pada waktu (t) tertentu dapat diperoleh dari grafik posisi (x)
terhadap waktu (t). Kecepatan sesaatnya merupakan gradien garis singgung di titik yang
dicari kecepatan sesaatnya.
Pada gambar di bawah, kecepatan sesaat di titik A adalah gradien garis singgung di
titik A, dan sama halnya untuk titik B dan C. Kemiringan tersebut dapat bernilai positif
atau negatif
7
Gambar grafik kec sesaat ()
Gambar kecepatan sesaat yang merupakan garis siggung kurva di titik yang dicari
kecepatan sesaatnya. Percepatan sesaat merupakan perubahan kecepatan dalam interval
waktu yang sangat singkat. Untuk mengetahui percepatan sesaat, kita perlu menghitung
perubahan kecepatan suatu benda dalam selang waktu mendekati nol. Secara matematis,
untuk menentukan percepatan sesaat dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ini:
Keterangan:
4. PERCEPATAN
8
bertambah dalam selang waktu tertentu (dipercepat). Untuk lebih memahami percepatan
dipercepat dan diperlambat, perhatikan gambar di bawah ini!
Kejadian dipercepat dan diperlambat dapat kita ilustrasikan pada suatu mobil
yang bergerak. Mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan dan arah tertentu akan
mengalami perlambatan yang arah perlambatannya berlawanan arah kecepatan. Ketika
mobil direm karena hendak berhenti, dan mobil akan dipercepat dengan arah
percepatannya searah kecepatan ketika mobil digas karena hendak menyusul kendaraan
lain di depannya. Percepatan dapat dinyatakan secara matematis yang dinyatakan
sebagai berikut:
Keterangan:
Investigate the difference between balanced and unbalanced forces as pullers compete
in a tug-of-war for a cart of candy.
9
10
b. Motion Screen
Explore the forces at work when pushing a refrigerator, crate, or person. Create an
applied force and see how it makes objects move.
c. Friction Screen
Create an applied force to push various objects, and adjust the amount of the amount of
friction and see how it affects their motion.
11
d. Acceleration Screen
Investigate the relationship between the net force, acceleration, and speed.
12
BAB III
A. Prosedur I
11
GAYA KE KANAN
GAYA
JUMLAH GAYA KECEPATAN
No. KE
( Positif = kanan ; negatif = kiri ) ( Satuan kecepatan )
KIRI
0 50 100 150 200 250 300 350 0 50 100 150 200 250 300 350
1 0
2 50
3 100
4 150
5 200
6 250
7 300
8 350
B. Tabel Pengamatan I
Tabel I. 1 Tabel Pengamatan I, Penjumlahan Gaya
12
3.2 PERCOBAAN 2 GERAK
A. Prosedur
1. Buka Link https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-
basics/latest/forces-and-motion-basics_in.html
2. Pilih Simulasi untuk Gerak.
3. Centang seluruh indikator yang disediakan pada
sudut kanan atas.
4. Tambahkan beban diatas Roda sesuai tabel pengamatan.
5. Tambahkan Gaya/ Applied Forced sesuai urutan pada tabel pengamatan.
6. Catat berapa kecepatan yang dihasilkan dari setiap gaya pada saat t =10s.
7. Rekam Layar dari percobaan.
8. Ulangi langkah 4 sampai 6 untuk setiap jumlah beban
13
B. Tabel Pengamatan
Tabel II. 1 Tabel pengamatan II, Gerak
1 50 N
2 100 N
3 150 N
4 200 N
5 250 N
6 300 N
7 350 N
8 400 N
9 450 N
10 500 N
11 -50 N
12 -100 N
13 -150 N
14 -200 N
15 -250 N
16 -300 N
17 -350 N
18 -400 N
19 -450 N
20 -500 N
14
3.3 PERCOBAAN 3 GAYA GESEK
A. Prosedur
1. Buka Link https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-
basics/latest/forces-and-motion-basics_in.html
2. Pilih Simulasi untuk Gaya Gesek.
3. Centang seluruh indikator yang disediakan pada sudut kanan atas.
4. Tambahkan beban diatas Roda mulai : 100; 150; 200; 250; 300;
350.
5. Tambahkan Gaya/ Applied Forced sesuai urutan pada tabel pengamatan.
6. Tambahkan Gaya Gesek / Friction sesuai urutan pada tabel pengamatan.
7. Catat jumlah resultan gaya dan arah gaya saat benda bergerak.
8. Catat berapa kecepatan yang dihasilkan dari setiap gaya yang diberikan pada saat t
= 10 s
Ulangi langkah 4 sampai 8 untuk setiap jumlah beban.
15
B. Pengamatan III
Tabel III. 1 Tabel Pengamatan III, Gaya Gesek
16
Tabel III. 2 Tabel Pengamatan III, Gaya Gesek
17
KECEPATAN pada t=10s (m/s)
MASSA 300 kg 350 kg
GAYA GESEK 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
NO GAYA
1 50 N
2 100 N
3 150 N
4 200 N
5 250 N
6 300 N
7 350 N
8 400 N
9 450 N
10 500 N
11 –50 N
12 –100 N
13 –150 N
14 –200 N
15 –250 N
16 –300 N
17 –350 N
18 –400 N
19 –450 N
20 –500 N
18
3.4 PERCOBAAN 4 PERCEPATAN
A. Prosedur IV
1. Buka Link https://phet.colorado.edu/sims/html/forces-and-motion-
basics/latest/forces-and-motion-basics_in.html
2. Pilih Simulasi untuk Percepatan/Acceleration.
3. Centang seluruh indikator yang disediakan pada sudut kanan atas.
4. Tambahkan beban diatas Roda mulai : 100; 150; 200; 250; 250;
300; 350.
5. Tambahkan Gaya/ Applied Forced sesuai urutan pada tabel pengamatan.
6. Tambahkan Gaya Gesek / Friction sesuai urutan pada tabel pengamatan.
7. Catat jumlah resultan gaya saat benda bergerak.
8. Catat Percepatan/Acceleration yang terjadi setiap perubahan kecepatan.
Ulangi langkah 4 sampai 8 untuk setiap jumlah beban
19
B. Tabel pengamatan IV
Tabel IV. 1 Tabel Pengamatan IV, Percepatan
20
Tabel IV. 2 Tabel Pengamatan IV, Percepatan
21
Tabel IV. 3 Tabel Pengamatan IV, Percepatan
22
BAB IV
ANALISA
1. Perhitungan I
Pada tabel terdapat gaya pada sisi kanan dan kiri (F); Jumlah gaya (R) beserta
arahnya; dan kecepatan (satuan kecepatan).
Secara matematis, resultan gaya ditulis :
R = F kiri + F kanan
Pada nilai variabel gaya yang dapat diberikan adalah sebesar 50 N ; 100 N; dan 150
N pada masing masing sisi. Dan dapat diinput secara bersamaan untuk mendapatkan
nilai gaya yang lebih besar.
Nilai jarak (x) digunakan untuk sebagai indikator menetukan kecepatan akhir pada
penjumlahan gaya
Pada 1 kejadian :
24
4.2 Analisa Percobaan II, Gerak
1. Perhitungan II
Pada tabel kita dapat mengetahui besarnya gaya (F); nilai massa (m); dan juga arah.
Sesuai dengan hukum II newton :
F=ma
Dimana percepatan adalah besarnya kecepatan (v); per satuan waktu (t)
v
a=
t
maka :
v F .t
F = m. ↔v=
t m
untuk kejadian 1 ;
diketahui :
m = 50 kg
F = 50 N
ditanya : v saat t = 10s adalah…
F .t 50 N . 10 s
v= => v = => v = 10m/s
m 50 kg
2. Percobaan II
Pada percobaan II, Gerak. Terdapat indikator kecepatan; beban dan gaya beserta
nilainya. Pada Modul ini, gaya gesekpada permukaan ataupun gaya gesek udara
dianggap nol (Ruang Vakum).
Pada nilai variabel gaya yang dapat diberikan adalah sebesar 50 N sampai 500 N ke
kanan dan juga -50 N sampai -500 N ke kiri.
25
Pada nilai variabel massa yang dapat diberikan adalah sebesar 200 kg; 100 kg; 80
kg; 50 kg; dan 40 kg.
Pada tabel pengamatan II, didapat kecepatan pada setiap kejadian pada t = 10 s.
kecepatan tersebut seiring bertambah besar diberikan gaya yang lebih besar pada
massa benda yang bernilai kecil dan juga pada massa benda yang bernilai besar. Dan
arahnya juga tergantung pada arah gaya yang diberikan.
Pada Kejadian 1 :
Pada indikator kecepatan, tertera kecepatan pada saat t = 10,09 s adalah sebesar
10,1 m/s.
Maka :
Hasil yang di dapat dari hasil perhitungan cocok dengan hasil pengujian / percobaan
simulasi PhET. Begitupun dengan hasil pada kejadian lainnya.
26
4.3 Analisa Percobaan III, Gaya Gesek
1. Perhitungan III
Pada tabel percobaan III, Gaya Gesek. Terdapat indikator nilai gaya (F); gaya Gesek
(Ffr); dan kecepatan (v) pada saat waktu t = 10 s.
Sesuai dengan hukum II newton :
F=ma
Dimana percepatan adalah besarnya kecepatan (v); per satuan waktu (t)
v
a=
t
maka :
v
F = m.
t
hubungan gaya gesek dengan hukum II Newton :
∑ F =∑ ma
v ( F−F fr ) t
F−F fr =m ↔ v=
t m
Pada 1 kejadian yang di ambil secara acak :
Diketahui :
F = 50 N ke kanan
Ffr = 10 N
m = 100 kg
ditanya : v saat t = 10s
( F−F fr ) t ( 50−10 ) 10
v= ↔=
m 100
40 .10
¿ →=4,0 m/s
100
2. Percobaan III
Pada percobaan III, Gerak. Terdapat indikator kecepatan; beban; gaya gesek; dan
gaya beserta nilainya.
27
Pada nilai variabel massa yang dapat diberikan adalah sebesar 200 kg; 100 kg; 80
kg; 50 kg; dan 40 kg.
Tetapi, pada modul ini digunakan jumlah massa 100 kg; 150 kg; 200 kg; 250 kg;
300 kg; dan 350 kg.
Pada tabel pengamatan III, didapat kecepatan pada setiap kejadian pada saat t = 10
s. kecepatan tersebut seiring bertambah besar diberikan gaya yang lebih besar pada
massa benda yang bernilai kecil dan juga pada massa benda yang bernilai besar.
Kecepatan pada benda juga dipengaruhi oleh gaya gesek permukaan. Semakin besar
gaya gesek yang diberikan maka semakin kecil pula kecepatan benda pada saat t = 10 s.
Dan arah resultan gaya bergantung pada arah dan besar gaya yang diberkan. Terkecuali
jika gaya gesek lebih besar dari gaya dorong yang diberikan. Jika demikian maka arah
resultan gaya searah dengan gaya gesek.
Pada 1 kejadian yang di ambil secara acak :
Pada percobaan ini, gaya yang di berikan adalah sebesar 50 N ke kanan untuk
massa benda sebesar 100 kg; dan gaya gesek sebesar 10 N. pada indikator kecepatan (v)
tertera nilai 4,1 m/s pada saat t = 10,09 s.
Maka :
28
Hasil yang didapat dari hasil perhitungan cocok dengan hasil pengujian percobaan
dengan menggunakan simulasi PhET. Dapat disimpulkan juga hal ini terjadi pada
kejadian lainnya.
29
4.4 Analisa Percobaan IV, Percepatan
1. Perhitungan IV
Pada tabel percobaan III, Gaya Gesek. Terdapat indikator nilai gaya (F); gaya Gesek
(Ffr); dan kecepatan (v) pada saat waktu t = 10 s.
Sesuai dengan hukum II newton :
F=ma
hubungan gaya gesek dengan hukum II Newton :
∑ F =∑ ma
F−F fr
F−F fr =m a ↔ a=
m
Pada 1 kejadian acak :
Diketahui :
F = 200 N
m = 100 kg
Ffr = 10 N
Untuk mencari nilai percepatannya adalah :
F−F fr 200 N −10 N
a= =
m 100 kg
190 N
a=
100 Kg
= 1,90 m/s2
30
2. Percobaan IV
Pada percobaan IV, Percepatan. Terdapat indikator Percepatan; kecepatan; beban;
gaya gesek; dan gaya beserta nilainya.
Pada nilai variabel massa yang dapat diberikan adalah sebesar 200 kg; 100 kg; 80 kg;
50 kg; dan 40 kg.
Tetapi, pada modul ini digunakan jumlah massa 100 kg; 150 kg; 200 kg; 250 kg; 300
kg; dan 350 kg.
Pada tabel pengamatan IV, didapat percepatan pada setiap kejadian. percepatan
tersebut seiring bertambah besar saat diberikan gaya yang lebih besar pada massa benda
yang bernilai kecil dan juga pada massa benda yang bernilai besar. percepatan pada
benda juga dipengaruhi oleh gaya gesek permukaan. Semakin besar gaya gesek yang
diberikan maka semakin kecil pula percepatan pada benda. Dan arah resultan gaya
bergantung pada arah dan besar gaya yang diberkan. Terkecuali jika gaya gesek lebih
besar dari gaya dorong yang diberikan. Jika demikian maka arah resultan gaya searah
dengan gaya gesek.
31
Pada 1 kejadian yang di ambil secara acak :
Pada percobana ini, gaya yang di berikan adalah sebesar 200 N ke kanan; dan gaya
gesek sebesar 10 N pada massa 100 kg. pada indikator Percepatan (a) tertera nilai 1,90
m/s2
Maka :
Hasil yang didapat dari hasil perhitungan percepatan cocok dengan hasil pengujian
percobaan dengan menggunakan simulasi PhET. Dapat disimpulkan juga hal ini terjadi
pada kejadian lainnya.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Pada tabel pengamatan II, didapat kecepatan pada setiap kejadian pada t = 10 s.
kecepatan tersebut seiring bertambah besar diberikan gaya yang lebih besar pada
massa benda yang bernilai kecil dan juga pada massa benda yang bernilai besar.
Dan arahnya juga tergantung pada arah gaya yang diberikan.
3. Pada tabel pengamatan III, didapat kecepatan pada setiap kejadian pada saat t =
10 s. kecepatan tersebut seiring bertambah besar diberikan gaya yang lebih besar
pada massa benda yang bernilai kecil dan juga pada massa benda yang bernilai
besar. Kecepatan pada benda juga dipengaruhi oleh gaya gesek permukaan.
Semakin besar gaya gesek yang diberikan maka semakin kecil pula kecepatan
benda pada saat t = 10 s. Dan arah resultan gaya bergantung pada arah dan besar
gaya yang diberkan. Terkecuali jika gaya gesek lebih besar dari gaya dorong
yang diberikan. Jika demikian maka arah resultan gaya searah dengan gaya
gesek.
4. Pada tabel pengamatan IV, didapat percepatan pada setiap kejadian. percepatan
tersebut seiring bertambah besar saat diberikan gaya yang lebih besar pada
massa benda yang bernilai kecil dan juga pada massa benda yang bernilai besar.
percepatan pada benda juga dipengaruhi oleh gaya gesek permukaan. Semakin
besar gaya gesek yang diberikan maka semakin kecil pula percepatan pada
benda. Dan arah resultan gaya bergantung pada arah dan besar gaya yang
diberkan. Terkecuali jika gaya gesek lebih besar dari gaya dorong yang
diberikan. Jika demikian maka arah resultan gaya searah dengan gaya gesek.
5.2 Saran
Penelitian ini masih memiliki adanya kekurangan, oleh karena itu penulis
mempunyai saran, yaitu untuk melakukan pengamatan dengan menggunakan proyeksi
benda nyata. Sebab jika hanya menggunakan simulasi kurang efisien untuk mengetahui
keadaan sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA I
1. https://www.studiobelajar.com/hukum-newton-1-2-3/
2. https://docplayer.info/30121687-Bab-xi-gaya-dan-gerak.html
3. https://www.studiobelajar.com/gaya-gesek/
4. https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/30/144535269/soal-menentukan-
gaya-yang-menyebabkan-perubahan-kecepatan-truk?page=all