Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

EMBRIOLOGI VETERINER

GAMET BETINA

Oleh :
Nama : Safira Ardelia
NIM : 215130101111019
Kelas : 2021B
Kelompok : B7
Nama Asisten : Muhammad Rizki Firdaus

LABORATORIUM EMBRIOLOGI VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa Laporan yang berjudul Gamet
Jantan ini adalah hasil kerja saya sendiri dan tidak mengandung unsur plagiarism. Pernyataan
ini dibuat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan.
Gresik, 9 September 2021

Safira Ardelia
215130101111019
DAFTAR ISTILAH PENTING

1. Oogenesis = proses pembentukan gamet betina (Pratiwi,Firmawati dan


Herawati,2019).
2. Ovum = sel gamet betina (Pratiwi,Firmawati dan Herawati,2019).
3. Oogonium = pembentukan bakal telur (Pratiwi,Firmawati dan Herawati,2019).
4. Resting primary oocyte = oosit primordian berhenti membelah (Pratiwi,Firmawati dan
Herawati,2019).
5. Oosit = sel telur (Pratiwi,Firmawati dan Herawati,2019).
6. Folikulogenesis = proses perkembangan folikel (Pratiwi,Firmawati dan
Herawati,2019).
7. Zona pelusida = selaput yang homogen dan semi permiabel (Pratiwi,Firmawati dan
Herawati,2019).
8. Organogenesis = proses pembentukan organ (Pratiwi,Firmawati dan Herawati,2019).
9. Antrum = ruangan yang dibentuk oleh folikel (Pratiwi,Firmawati dan Herawati,2019).
10. Kumulis oophorus = pembunglus folike de Graaf(Pratiwi,Firmawati dan
Herawati,2019).
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Oogenesis adalah pembentukan sel gamet betina. Oogenesis terjadi pada ovarium
hewan betina yang tepatnya pada bagian kortex. Oogenesis dimulai sejak masih ada di
dalam kandungan yang dimana ditandai dengan pembentukan oogonium atau yang disebut
bakal telur. Oogonium tersebut berasal dari sel germinal primordial yang akan menjadi
oogonia. Seleah fetus berumur 3 bulan oogonia (2n) akan membelah secara mitosis
menjadi oosit primer. Dan oosit primer akan membelah secara meiosis hingga ada pada
fase profase. Setelah ada di fase profase, oosit primordial akan berhenti membelah hingga
masuk masa pubertas.
Setelah masa pubertas, pembelahan meiosis dilanjutkan dengan anafase,metafase dan
telofase hingga menjadi oosit sekunder dan badan polar I. Lalu oosit sekunder akan
membelah lagi secara meiosis II dan menjadi 1 buah sel telur dan berhenti pada fase
metafase 3 jam sebelum terjadi ovulasi. Sedangkan badan polar I akan membelah secara
meiosis II dan menghasilkan dua badan polar II. Sehingga 1 oogenesis akan menghasilkan
1 buah sel telur dan 3 badan polar.
Bersamaan dengan oogenesis juga terjadi folikulogenesis. Folikulogenesis sendiri
adalah suatu proses perkembangan folikel. Jumlah folikel pada masa fetus sebanyak 6 juta
folikel. Tingkatan perkembangan folikel meliputi folikel primer, folikel sekunder, folikel
tersier dan folikel de Graaf. (Prawtiwi,Firmawati dan Herawati,2019)

1.2 Tujuan
 Mengetahui cara pembentukan oogenesis
 Mempelajari morfologi gamet betina
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan bahan


 Syringe 5 mL
 Obyek dan cover glass
 Tisu
 Kertas saring
 Pipet tetes
 Cawan petri kecil
 Microtube 1,5 mL
 Mikroskop binokuler
 Kamera digital
 Ovarium sapi
 Phosphat Buffer Saline (PBS)
 NaCl Fisiologis
2.2 Langkah kerja

Oosit
Membersihkan ovarium sapi atau kambing dari
jaringan-jaringan yang ada disekitarnya.
Mengisisi syringe dengan PBS atau NaCl
fisiologis sebanyak 2 mL.
Measpirasi sel-sel ovarium sapi dengan
menggunakan syringe.
Memasukkan cairan yang sudah didapatkan
ke dalam cawan petri.
Mengamati di bawah mikroskop.
Mencatat dan gambar sel-sel yang
didapatkan.
Ovarium
Membersihkan ovarium sapi atau kambing dari jaringan-jaringan
yang ada disekitarnya.

Mengamati folikulogenesis yang terjadi pada ovarium.

Mencatat dan gambar hasil pengamatan yang


didapat

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Gambar Ovarium
Gambar Grade A-D
3.2 Pembahasan
3.2.1 Analisa Alat dan Bahan
Berdasarkan buku petunjuk, penelitian membutuhkan syringe 5 mL, obyek dan
cover glass, tisu, kertas saring, pipet tetes, cawan petri, microtube 1,5 mL, mikroskop
binokuler, kamera digital, ovarium sapi, phosphat Buffer Saline (PBS) dan NaCL fisiologis
Berdasarkan literatur bahan dan alat yang dibutuhkan 5 pasang ovarium sapi PO
fase lutheal, 5 pasang ovarium fase folikuler dari RPH, PBS, FCS (fetal calf serum),
mikroskop,hot plate, gelas beker, cawan petri, jarum suntik 18 G dan spuit 5 mL, kertas tisu
steril.(Handarini,Sudrajat dan Hardiansyah,2014)
3.2.2 Analisa Prosedur
Berdasarkan buku petunjuk membersihkan ovarium sapi atau kambing dari
jaringan-jaringan yang ada di sekitarnya. Kemudian mengisi syringe dengan PBS atau NaCl
fisiologis sebanyak 2 mL. Lalu mengaspirasi sel-sel ovarium sapi dengan menggunakan
syringe. Kemudian memasukkan cairan yang sudah didapatkan ke dalam cawan petri. Lalu
mengamati di bawah mikroskop dan mencatat dan gambar sel- sel yang didapatkan.
Berdasarkan literatur, selama persiapan, ovarium dan media diletakkan dalam hot
plate untuk menjaga kestabilan suhu. Lalu ovarium dibersihkan dan dikeringkan dengan
kertas tisu steril, lalu kemudian oosit dari folikel yang berukuran 2-6 mm diaspirasi
menggunakan syring 5 mL dan jarum suntik 18 G yang berisikan larutan PBS dan fetal calf
serum 3% dengan tekanan 40 mmHg. Lalu oosit dikumpulkan dalam cawan petri dilakukan
grading oosit. Oosit dipindahkan ke dalam cawan petri sesuai gradenya. (Handarini,Sudrajat
dan Hardiansyah,2014)
3.2.3 Analisa Hasil
Berdasarkan buku petunjuk hasil yang didapatkan berupa oosit grade A, grade B,
grade C dan grade D.
Berdasarkan literatur, kualitas grade A jumlah folikuler sebanyak 42 dan luteal
sebanyak 104, grade B folikuler sebanyak 63 dan luteal sebanyak 47, grade C folikuler
sebanyak 37 dan luteal sebanyak 47, grade D folikuler sebanyak 33 dan luteal sebanyak 60.
Menunjukkan bahwa grade A dan grade B daro 10 pasang ovarium fase luteal ternyata lebih
banayak dibandingkan fase folikuler. Jumlah oosit sapi PO grade A dan B pada fase folikuler
sebanyak 105 oosit dan pada fase luteal sebanyak 151 oosit. Pada fase luteal dengan adanya
korpus luteum akan menghasilkan oosit yang matang lebih banyak, dikarenakan adanya
sekresi hormon progresteron yang dapat menghambat sekresi FSH dan LH sehingga oosit
mengalami pemantangan yang optimum. Jumlah dan kualitas oosit yang dikoleksi diniali dari
tampilan sitoplasma dan ada tidaknya lapisan sel kumulus oophorus. Perkembangan pada oosi
dipengaruhi oleh kualitas oosit yang digunakan pada proses FIV. Oosit yang dapat digunakan
dalam proses fertilissasi secara in vitro adalah oosit yang berkualitas grade A dan grade B
yaitu oosit yang masih dikelilingi sel kumulus oophorus .(Handarini,Sudrajat dan
Hardiansyah,2014)

Ada faktor yang mempengaruhi kualitas oosit adalah umur, jenis hewan, siklus
estrus, morfologi hewan donor, faktor genetik dan faktor lingkungan. (Budiyanto dan
dkk,2013)

3.2.4 Menjawab Pertanyaan


1. Buatlah skema dan gambarkan tahap pembentukan sel gamet betina
. Oogenesis dimulai sejak masih didalam kandungan dan dimulai sejak
pembentukan oogonium yang berasal dari sel germinal primordial yang menjadi
oogonia. Setelah fetus berumur 3 bulan oogonia membelah secara mitosis menjadi
oosit primer dan membelah lagi secara meiosis hingga fase profase. Oosit
primordial berhenti membelah hingga masa pubertas. Setelah masa pubertas
pembelahan meiosis dilanjutkan anafase,metafase dan telofase hingga menjadi oosit
sekunder dan badan polar I. Oosit sekunder akan membelah secara meiosis II
menjadi satu buah oosit. Badan polar I akan membelas secara meiosis II menjadi
dua badan polar II. Sehingga setiap oogenesis menghasilkan 1 buah sel telur dan 3
badan polar. (Prawtiwi,Firmawati dan Herawati,2019)

2. Jelaskan perbedaan oogenesis dan folikulogenesis


Oogenesis adalah pembentukan sel gamet betina (Prawtiwi,Firmawati dan
Herawati,2019)
Folikulogenesis merupakan suatu proses perkembangan folikel. Kematangan
folikel melalui tingkatan-tingkatan perkembangan yaitu folikel primer,folikel
sekunder,folikel tersier dan folikel de Graaf. (Prawtiwi,Firmawati dan
Herawati,2019)

3. Gambarkan histologi ovum, kemudian beri keterangan dan jelaskan pada setiap
bagiannya
Gambar A adalah folikel stadium sekunder (antral). Oosit dikelilingi oleh
zona pelusida, berada diluar pusat; antrum telah berkembang oleh akumulasi cairan
diantara ruang terselular. Perhatikan susunan sel theca interna dan theca externa.
Gambar B adalah folikel sekunder (Graaf) yang matang. Antrum telah
membesar secara signifikan, berisi cairan folikel, dan dikelilingi oleh lapisan
granulosa berlapis. Oosit tertanam dalam gundukan sel granulosa, kumulus ooforus.
Gambar C adalah Photomikrograph folikel sekunder matang dengan antrum
berisi cairan membesar (rongga, Cav) dan diameter 20 mm (x65). CO = cumulus
oophorus; MG= Granula celss; AF= atretic follicle. (Sadler,2015)
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam korpus luteum
1. Korpus luteum periodikum
Korpus yang tumbuh dan beregresi dalam siklus birahi.
2. Korpus luteum graviditatum
Korpus yang menyertai kebuntingan, berfungsi untuk merawat kebuntingan
dengan sekresi hormon progesteron.
3. Korpus luteum persisten (KLP)
Terdapat pada hewan betina yang mengalami keadaan patologis pada
uterusnya. Hewan yang terdapat KLP ini tidak birahi walaupun bunting. Hal
tersebut disebabkan karena tidak produksinya PGF2α dari uterus dalam keadaan
patologik. (Lestari dan Ismudiono,2014)
5. Jelaskan tahap perkembangan folikel
Ada 4 tahap perkembangan folikel yaitu:
Folikel primer terdiri dari suatu sel benih sel telur yang dikelilingi selapis sel
folikel folikuler kecil. Lapisan tebal folikel ini berkumpul dibawah tunika
albugenia. Pada folikel primer ini ovum tidak terbungkus oleh membran vitelin.
Folikel sekunder berbentuk lebih besar. Folikel ini biasanya terletak agak
jauh dari permukaan ovarium. Selain itu ovum telah terbungkus oleh membran
vitelin, dan diluar membran vitelin ada membran yang tebal disebut zona pellusida.
Folikel tersier ditandai dengan lebih banyak sel granulosa, sehingga folikel
tampak lebih besar dan letaknya lebih jauh dari permukaan ovarium. Selanjutnya
folikel akan membentuk ruangan yang disebut antrum dan berisi cairan yang
disebut cairan folikuler.
Folikel de Graaf adalah folikel bentuk terkahir dan terbesar pada ovarium.
Folikel de Graaf ovum terbungkus dengan massa sel yang disebut kumulus
oophorus. Ovum bersama massa sel yang membungkusnya menonjol ke dalam
ruang antrum yang penuh dengan cairan folikuler. (Prawtiwi,Firmawati dan
Herawati,2019)

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa yang mempengaruhi kualitas oosit seperti
umur, jenis hewan dan lain-lain dan untuk jumlah oosit yang diperoleh juga ada faktor yang
mempengaruhi. Kualitas grade A dan grade B merupakan kualitas oosit yang bagus untuk
digunakan. Untuk mendapatkan kualiatas tersebut digunakan proses fertilisasi secara in vitro.
4.2 Saran
Saran yang diberikan untuk praktikum adalah menggunakan oosit dalam fase luteal
karena dapat menghasikan oosit grade A dan grade B.

DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi Herlina, Firmawati Aulia dan Herawati.2019.Embriologi Hewan.Malang.Ub Press
Handarini,R., Sudrajat, D., dan Hardiansyah,D.2014.Kualitas Oosit dari Ovarium Sapi
Peranakan Ongole (PO) Pada Fase Folikuler dan Luteal.Bogor.Universitas Djuanda
Bogor
Budiyanto,A.,Gustari,S.,Anggoro,D.,Jatmoko,D.,Nugraheni,S.,Nugraha,E.W. dan
Asta,D.2013.Kualitas Morfologi Oosit Sapi Peranakan Ongole yang Dikoleksi secara
In Vitro Menggunakan Variasi Waktu Transportasi.Yogyakarta.Universitas Gadjah
Mada
Sadler,T.W.2015Langsman’s Medical Embryology 13th Edition.Philadelphia.Wolters Kluwer
Lestari, D.T dan Ismudiono.2014.Ilmu Reproduksi Ternak.Surabaya.Airlangga University
Press

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai