Laporan Fisiologis TMII
Laporan Fisiologis TMII
Disusun oleh :
NIM : P27224020501
Kelas : 1A
Disusun oleh :
NIM : P27224020501
Kelas : 1A
……………………. ………………………
NIP. NIP.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan di lanjutkan dengan proses nidasi atau implantasi. Bila dihitung dimulai
pada saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan. (Prawirohardjo, 2018).
Pada saat kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita
yang sedang hamil perlu mendapatkan makanan yang bergizi dan dalam
keadaan yang sehat. Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan
energi dan zat gizi lainnya sebagai pertumbuhan dan perkembangan janin.
Oleh karena itu, jika seorang wanita kekurangan gizi pada saat hamil akan
mempengaruhi perkembangan janin sehingga janin tidak dapat berkembang
dengan baik. (Rismalinda, 2015).
Gizi pada wanita hamil haruslah seimbang bila tidak ibu akan mengalami
beberapa penyakit yang sering di alami pada wanita hamil seperti Anemia,
Hipertensi, hipotensi, diabetes militus bila tidak di cegah mulai dari
kehamilan efeknya akan beresiko pada saat persalinan yang akan
menyebabkan angka kematian ibu dan bayi menjadi meningkat. (Rismalinda,
2015)
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, angka
kematian ibu (AKI) mengalami penurunan dari 359 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2012, dan 309 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2015.
Untuk mengurai angka kematian ibu pemerintah mempunyai program
pemberian supleman penambah darah yang wajib di minum sebanyak 90 butir
selama 3 bulan, dan juga harus melakukan suntik imunisasi TT untuk
mencegah terjadinya infeksi pasa saat proses persalinan. (Rismalinda, 2015).
Upaya yng di lakukan oleh jawa barat untuk menurunkan AKI dan AKB
adalah dengan cara meningkatkan kesehatan dan pelayanan masyarakat yang
secara khusus disetujui bagi ibu hamil, melahirkan, dan nifas serta bayi baru
lahir (Riskesdas 2013)
Konstipasi terjadi akibat peningkatkan hormone progesterone. Hormone
ini selain mengendurkan otot-otot Rahim, juga berdampak terhadap
mengendurnya otot dinding usus, sehingga menyebabkan konstipasi atau
susah buang air besar. Namun, keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil. Sembelit akan
menghambat pengeluaran dari sisa-sisa makanan yang berkaitan dengan
kesulitan buang air besar akibat tinja yang keras disertai dengan nyeri pada
perut. Konstipasi pada wanita hamil tidak hanya berkaitan dengan kurangnya
asupan serat, namun juga peningkatan hormone progesterone yang
menyebabkan berkurangnya pergerakan lambung dan meningkatnya waktu
transit makanan dilambung. (Triyana, 2013)
Dampak konstipasi jika dibiarakan terus-menerus berlangsung dapat
menyebabkan timbulnya wasir, akibat terjadinya sembelit, ibu hamil akan
menjadi sering mengejan Ketika buang air besar, otot-otot pembuluh darah
dianus melemah, akibat keduanya dapat mempertinggi kemungkinan wasi
pada ibu hamil karna itu, sembelit pada ibu hamil harus segera diatasi.
(Sulistyowati, 2016). Dampak konstipasi yaitu dapat meningkatkan rasa tidak
nyaman akibat gangguan dalam proses eliminasi. Selain itu, konstipasi
menimbulkan haemoroid yang beresiko pecahnya pembuluh darah vena pada
daerah anus pada saat proses persalinan kala II (Kartikasari, 2017)
Solusi untuk mengatasi masalah konstipasi ini ada beberapa cara yang bisa
dilakukan yaitu minum banyak air putih, konsumsi berbagai makanan kaya
serat, seperti buah-buahan dan sayuran. (Saryono, 2010)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan kehamilan fisiologis
dengan menggunakan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data subyektif pada kehamilan
fisiologis
b. Mahasiswa mampu mengumpulkan data obyektif pada kehamilan
fisiologis
c. Mahasiswa mampu membuat assessment (diagnose atau masalah) pada
kehamilan fisiologis
d. Mahasiswa mampu membuat penatalaksanaan pada kehamilan
fisiologis
C. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan edukasi bagi bidan dalam meningkatkan mutu pelayanan
dibidang Kesehatan ibu hamil
b. Bagi responden
Memberikan ilmu pengetahuan yang dapat digunakan sebagai salah satu
Asuhan Kehamilan Fisiologis pada TM II
2. Manfaat Teoritis
Memberikan ilmu pengetahuan serta diharapkan bisa menjadi salah satu
tambahan referensi mengenai Asuhan Kehamilan Fisiologis pada TMII
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian
Masa kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri
mulai sejak konsepsi dan berakhirnya sampai permulaan persalinan
(Manuaba, 2010).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari
hari pertama haid terakhir ( Prawiroharjdo, 2010).
3. Faktor plasenta.
Plasenta adalah sumber bayi mendapatkan makanan asupan gizi untuk
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam Rahim. Karena ibu
plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan janin dalam
Rahim, yang ditetapkan dengan indeks plasenta. indeks plasenta = berat
plasenta.
Menurut Rismalinda (2015) Pertumbuhan janin dari trimester Kedua
sebagai berikut :
1) Minggu 13
Panjang janin dari pucuk kepala sampai bokong di tafsirkan
sekitar 65-78 mm. berta kira-kira 20 gram. Dari pemeriksaan dapat
teraba kitra-kira 10 cm di bawah pusat. Pertumbuhan bayi yang
saat ini kira-kira separuh panjang janin mengalami perlambatan
dibandingkan dengan tubuh lainnya. Perlambatan ini berlangsung
terus sehingga di akhir kehamilan akan tampak proporsional, yakni
kira-kira tinggak sepertiga panjang tubuhnya.
Mata janin makin hari kian bergeser ke bagian depan wajah
meski masih terpisah jauh satu sama lain. Sementara telinga bagian
luar terus berkembang dan menyerupai telinga normal. Kulit janin
yang masih sangat tipis membuat pembuluh darah terlihat jelas di
bawha kulit. Seluruh tubuh tuh janin ditutupi rambut-rambut halus
yang disebut lanugo. Tulang sudah terbentuk di minggu-minggu
sbeelumnya dan untuk minggu selanjutnya akan berosifikasi /
menahan kalsium dengan sangat cepat, sehingga tulang jadi lebih
kuat.
2) Minggu ke 14
Panjang mencapai kisaran 80 mm atau 8 cm, dengan berat kira-
kira 25 gram. Telinga janin sudah menempati posisi normal di kiri
dan kanan telingan, leher terus memanjang sementara dagu tidak
lagi menyatu dengan dada. Alat kelamin bagian luar juga
berkembang lebih nyata, sehingga lebih mudah membedakan jenis
kelamin.
3) Minggu ke 15
Panjangn sekitar 10-11 cm berat kira-kira 80 gram. Di usia 15
minggu, kerangka bayi Anda juga terus berkembang. Otototot bayi
tumbuh terus-menerus dan bayi mungkin sudah bisa melakukan
banyak pergerakan di kepala, mulut, tangan, pergelangan tangan,
tangan, kaki dan sekitarnya.
4) Minggu ke 16
Kini panjang mencapai 12 cm, berat kira-kira 100 gram. Reflek
gerak sudah bisa dirasakan ibu waluapun masih samat sederhana.
Rambut halus di bibir dan di alispun mata juga sudah tampak
melengkapi lanugo yang memenuhi seluruh tubuh. Tungkai kaki
yang awal pembentukannya muncul belakangan, kini lebih panjang
daripada lengan. Pada usia unu janin memproduksi alfadetoprotein,
yaitu protein yang hanya dijumpai pada darah ibu hamil.
Bila kadar protein ini berlebihan bisa merupakanpertanda ada
masalah serius pada janin, seperti spina bifida. Sebaliknya kadar
alfafetoprotein yang rendah bersignifikan dengan sindrom down.
Jumlah alfafetoprotein yang dapat di ukur dengan pemeriksaan air
ketuban / amniosentesis dengan menyuntikan jarum khusus
melewati dinding perut ibu.
5) Minggu ke 17
Panjang tubuh janin menigkat lebih pesat menjadi 13 cm
dibandingkan lebar janin, berat sekitar 120 gram, sehingga bentuk
Rahim terlihat oval. Akibatnya Rahim terdorong dari rongga
panggul mengarah ke ronggo perut. Otomatis usus ibu terdorong
mengenai hati, sehingga kerap terasa menusuk ulu hati.
Pembentukan sidik jari di mulai pada minggu ke 17, janin juga pda
minggu ini mulai neljar menelan dan menghidap
6) Minggu ke 18
Tafsiran panjang janin adalah 14 cm, berat sekitar 150 gram.
Rahim dapat diraba tepat dibawah pusat, ukurannya kira-kira
sebesar buah semangka. Peningkatan mobilitas persendian ikut
mempengaruhi perubahan pastur tubuh sekaligus menyebabkan
keluhan punggung. Keluhan ini makin bertambah bila kenaikan
berat badan tak terkendal. Untuk mengatasinya biasakan berbaring
miring kiri, hindari berdiri terlalu lama dan mengangkat beban
berat. Selain itu, sempatkan sesering mungkin mengistirahatkan
kaki dengan mengangkat / mengganjal pakai bantal.
7) Minggu ke 19
Panjang janin diperkirakan 13-15 cm, tafsiran berat 200 gram.
System saraf janin yang terbentuk di minggu ke 4 di minggu ini
makin sempurna perkembangannya, yakni dengan di produksi
cairan sebrospinalis yaitu mestinya bersirkulasi di orak dan saraf
tulang belakang tanpa hambatan.Jika lubang yang ada tersumbat
atau aliran cairan tersebut terhalang oleh penyebab apapun,
kemungkiann besar terjadi hidrosefalus / penumpukan cairan di
otak
8) Minggu ke 20
Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm dan berat sekitar 260
gram. Kulit yang menutupi tubuhjanin mulai bisa dibedakan
menjadi dua lapisan, yakni lapisan epidermis yang terletak di
permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam.
Epidermis selanjutnya akan membentuk polapola tertentu pada
ujung jari, telapak tangan mapupun telapak 19 kaki. Sedangkan
lapisan dermis mengandung pembuluh darahh kecil, saraf dan
sejumlah besar lemak. Seiring perkembangan yang pesat kebutuhan
darah janinpun meningkat pesat. Agar ibu terhindar dari Anemia
ibu harus mencukupi zar besi, baik lewat konsumsi makanan
bergizi seimbang maupun siplemen yang di anjurkan dokter
9) Minggu ke 21
Beratnya sekitar 350 gram dengan panjang sekitar 18 cm. pada
minggu ini system organ tubuh mengalami pematangan fungsi dan
perkembangan. Pada masa ini, organ hati dan limpa bayi telah
bertanggung jawab untuk produksi sel darah. Sumsum tulangnya
juga sudah cukup mampu untuk membentuk sel darah.
10) Minggu ke 22
Berat sudah mencapai 400-500 gram dengan panjang 19 cm. ciri
khas pada usia kehamilan ini adalah substansi putih mirip dengan
pasta yang menutupi kulit tubuh janin yang di sebut vernix caseosa.
Fungsinya melindungi kulit janin terhadap cairan ketuban. Di
minggu ini pun kelopak mata muali menjalankan fungsinya untuk
melindungi mata dengan gerakan menutup dan memvuka.
Jantungnyapun mulai menjalankan tugasnya memompa darah
sebagai persiapan kelak lahir.
11) Minggu ke 23
Panjang sudah sekitar 20 cm dan berat 500 gram. Kulit masih
terlihat keriput karena kandungan lemak di bawah kulitnya tidak
sebanyak saat nanti lahir. Muka sudah tampak sempurna
12) Minggu ke 24
Berat janin sudah mencapai 600 gram dengan panjang sekitar 21
cm. Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusat. Pada minggu ini
kelopak mata sudah sempurna dan sudah di lengkapi dengan bulu
mata, pendengaran sudah berfungsi dengan penuh.
13) Minggu ke 25
Berat bayi sekitar 700 gram panjang sudah 22 cm. jarak dari
puncak Rahim ke simfisis pubis sekitar 25 cm. bila ada indikasi
medis umumnya akan di lakukan pemeriksaan USG untuk melihat
keadaan janin.
14) Minggu ke 26
Berat janin sekitar 850 gram dan panjang 23 cm. denyut jantung
janin sudah terdenger dengan jelas, normalnya 120-160 x/menit.
Pada minggu ibu sering merasakan tak nyaman seperti kram kaki,
nyeri pinggang, sakit kepala dan nyeri di bagian bawah tulang rusuk.
15) Minggu ke 27
Berat janin melebihi 1.000 gram panjang sudah mencapai 24 cm.
Retinas mata yang berada di bagian belakang mata membentuk
lapisan-lapisan yang berfungsi menerima cahaya dan informasi
mengenai pencahayaan yang di teruskan ke otak. Jika terjadi
kesalahan dalam pembentukan lapisanlapisan ini lah yang kelak
memunculkan katarak kongenital / bawaan saat bayi dilahirka.
16) Minggu ke 28
Berat janin sudah 1.100 gram dengan panjang 35-38 cm.puncak
Rahim kira-kira berada 8 cm di atas pusat, pada minggu ini janin
terlidat lebih berisi dengan bertambahnya jumlah lemak di bawah
kulitnya yang terlihat kemerahan. Jumlah jaringan otak semakin
meningkat, begitu juga dengan rambut kepalanya yang terus
menurus bertumbuh makin panjang. Alis daj kelopak mata terbentuk
sempurna, dan selaput yang semula menutupi bola mata sudah
hilang.
Penambahan berat badan selama kehamilan rata-rata mencapai 12,5 kg. oleh
karena tubuh seorang wanita yang sedang hamil membutuhkan 70.000 –
80.000 kalori saat hamil.( Rismalinda, 2015).
Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa
Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan antara
tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT
anda yakni (Prawihardjo, 2013).
IMT = 𝐵𝐵²
𝑇𝐵
Keterangan :
Tabel 2.1
1. Pengertian konstipasi
a. konstipasi adalah masalah umum yang dialami wanita hamil dan pasca
melahirkan. Hormon kehamilan yang tinggi membuat pergerakan otot
pada usus besar melambat. Selain itu, janin yang makin besar akan
menekan usus besar sehingga menganggu aktivitas normalnya.
b. Konstipasi adalah kondisi pencernaan dimana frekuensi buang besar
kurang dari tiga kali seminggu, Banyak ibu hamil yang mengalami
permasalahan kehamilah di tiap masa kehamilan yang sering muncul
pada ibu hamil adalah sulit buang air besar (konstipasi). Konstipasi ini
terjadi karnya adanya tekanan pada pembulu darah di bagian bawah
tubuh akibat membesarnya rahim seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan (Proverawati, 2009)
2. Sebab dan akibat konstipasi
Konstipasi terjadi akibat peningkatan hormon progestron. Hormon ini
selain mengendurkan otot-otot rahim, juga berdampak terhadap
mengendurnya otot dinding usus, sehingga menyebabkan konstipasi atau
susah buang air besar. Namun, keuntungan dari keadaan ini adalah
memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil. Sembelit
akan menghambat pengeluaran dari sisa-sisa makanan yang berkaitan
dengan kesulitan buang air besar akibat tinja yang keras di sertai dengan
nyeri pada perut. Konstipasi pada wanita hamil tidak hanya berkaitan
dengan kurangnya asupan serat, namun juga peningkatan hormon
progesteron yang menyebabkan berkurangnya pergerakan lambung dan
meningkatnya waktu transit makanan di lambung (Triyana, 2013).
Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat memiliki
masalah ini pada trimester kedua dan ketiga.Konstipasi di duga terjadi
akibat penurunan peristaltik yang di sebabkan relaksasi otot polos pada
usus besar ketika terjadipeningkatan jumlah progesteron.Progesteron dan
tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga
dapat menurunkan motilitas pada saluran gastrointestinal sehingga
menyebabkan konstipasi.
3. Dampak konstipasi
a. Dampak konstipasi jika di biarkan terus – menerus berlangsung dapat
menyebabkan timbulnya wasir, akibat terjadinya sembelit, ibu hamil
akan menjadi sering mengejan ketika buang air besar, otot-otot
pembulu darah anus melemah, akibat keduanya dapat mempertinggi
kemungkinan terjadinya wasir pada ibu hamil oleh karna itu,
sembelit pada ibu hamil harus segera di tangani (Sulistyowati, 2016).
b. Dampak konstipasi yaitu dapat meningkatkan rasa tidak nyaman
pada ibu hamil akibat gangguan dalam proses eliminasi. Selain itu,
konstipasi dapat memicu terjadinya hemoroid yang beresiko pecahnya
pembulu darah vena pada daerah anus pada saat proses persalinan
kala II (Kartikasari, 2017).
4. Faktor-faktor konstipasi
a) Rahim yang membesar menimbulkan sejumlah ketidaknyaman normal
pada kehamilan salah satunya konstipasi
b) peningkatan kadar progesterone
progesterone berpengaruh pada relaksasi otot polos yang menyebabkan
penurunan tonus dan motilitas uterus. Penurunan pada tonus
menimbulkan perpanjangan waktu transisi yang akan makin lama
seiring dengan berkemangnya kehamilan.
c) asupan ciran tidak adekuat
cairan sering kali di anggap sebagai salah satu nutrirn, tetapi air
meningkatkan peranan penting selama masa hamil. Air membantu
pencernan dengan melarutkan makanan dan membantu transportasi
makanan.
d) diet serat tidak cukup
serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua
makanan nabat. Serat terdiri dari dua golongan yaitu, serat larut air dan
serat tidak larut air. Serat tidak larut air adalah selulosa,
hemiselulosa,dan lignin yang banyak tedapat dalan dedak beras,
sayuran dan buah-buahan serat ini bisa mencegah konstipasi
e) suplemen zat besi
obat-obatan juga dapat mempengaruhi proses defekasi terutama obat
yang di gunakan ibu hamil yaitu tablet besi yang dapat menyebabkan
konstipasi, karena memiliki efek menciutkan dan kerja yang lebih
secara local pada mukosa usus untuk menyebakan konstipasi
f) kebiasaan defekasi yang buruk
kebiasaan buruk menunda waktu buang air besar akan membuat
akumulasi feses yang lebih lamadalam usus sehingga penyerapan air
meningkat yang mengakibatan feses lebih keras dan padat.
5. Penatalaksanaan konstipasi
a) Banyak minum cairan, kususnya air putih
b) Memakan kaya serat, seperti buah-buahan dan sayuran
c) Dianjurkan berolahraga, separti jarak dekat, khususnya sebelum
makan pagi
d) Berlatih BAB, pergi ke WC pada saat yang khusus, seperti setelah
sarapan pagi
e) Tidak di anjurkan menggunakan laktif, jika
konstipasi berkelanjutansebaiknya ke dokter (Saryono, 2010).
E. ANTENATAL CARE (ANC)
ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk
optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan. (Prawirohardjo, 2010).
1. Tujuan ANC
a) Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan bayi yang normal
b) Mengenali secara diri penyimpangan dari normal dan memberikan
penatalaksaaan yang di perlukan
c) Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka
mempersiapkan ibu dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis
untuk menghadapi kelahiran serta serta kemungkinan adanya
komplikasi.(Rismalinda, 2015)
2. Indikator kunjugan Antenatal Care (Depkes,2014)
a) Kunjungan Pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini
mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8.
b) Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan
terpadu dan komprehensif sesuai standar (1-1-2). Kontak 4 kali
dilakukan sebagai berikut: minimal satu kali pada trimester I(0-12
minggu), minimal satu kali pada trimester ke2(>12 - 24 minggu), dan
minimal 2 kali pada trimester ke-3 (> 24 minggu sampai dengan
kelahiran). Kunjungan antenatal bisa 43 lebih dari 4 kali sesuai
kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan.
c) Penanganan Komplikasi (PK).
PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular
maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu
hamil, bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai kompetensi.
Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering terjadi
adalah: perdarahan, preeklampsia/eklampsia, persalinanmacet, infeksi,
abortus, malaria, HIV/AIDS, sifilis, TB, hipertensi, diabetesmeliitus,
anemia gizi besi (AGB) dan kurang energi kronis (KEK).
BAB III
TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
Tanggal : 29 Mei 2021 Jam : 09.00 WIB
IDENTITAS PASIEN
DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Pasien ingin memeriksakan kehamilannya
KELUHAN UTAMA:
Pasien mengeluh susah BAB sejak 3 hari yang lalu
Uraian keluhan utama
Pasien merasa susah BAB dan berwarna hitam,
RIWAYAT KESEHATAN:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Pasien tidak pernah mengalami sakit jantung, diabetes, asma, hipertensi, TBC,
dan Hepatitis
Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Pasien tidak memiliki penyakit turunan seperti, jantung, diabetes, asma,
hipertensi, TBC, dan Hepatitis
RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 14 Tahun Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : 28-29 hari Lama : 6-7 hari
Warna darah : Merah Leukhorea : Tidak ada
Banyaknya : 2-3 ganti pembalut /hari
4. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah , umur waktu menikah : 20 th
2) Pernikahan ini yang ke 1 sah lamanya 4 th
3) Hubungan dengan suami : baik
b. Kehamilan ini diharapkan/tidak oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : kehamilan ini
sangat diharapkan dan sangat didukung oleh suami dan keluarga
c. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Memutuskan masalah
dengan kepuutusan bersama antar istri dan suami
d. Ibu tinggal serumah dengan : Suami dan anak
e. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
f. Orang terdekat ibu : Suami dan Ibu kandung
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Suami
g. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Tidak ada
h. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Dipuskesmas
dan ditolong oleh bidan
i. Penghasilan perbulan: Rp 2.500.000 Cukup
j. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini? Tidak
Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
tidak boleh menerima transfusi darah;
tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
lainnya : ..................................................................................
DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi : 120/80 mmHg
2) Kesadaran : Compos Mentis Nadi : 95 x/m
3) BB Sebelum/ Sekarang: 55 / 64 Suhu : 36,7 0C
4) TB : 153 cm RR : 22 x/m
5) LILA : 27 cm IMT : 26
b. Status present
Kepala : Bersih, tidak ada ketombe, warna rambut hitam
Mata : Simetris, tidak ikterik, konjungtiva merah muda
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : Tidak kering, tidak ada sariawan, bersih
Telinga : Tidak ada sekret, simetris
Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening, tidak ada pembesaran kelenjar limfa
Ketiak : Tidak ada benjolan, dan tidak ada pemebesaran kelenjar
getah bening
Dada : simetris,bersih, tidak ada benjolan, puting menonjol,ASI
belum keluar
Perut : memanjang, tidak ada bekas operasi, terdapat striae
gravidarum
Lipat paha : Tidak ada varises
Vulva : Tidak ada oedem, tidak ada perdarahan, terdapat sedikit
keputihan, tidak ada varises
Ekstremitas : tidak ada oedem, tidak ada variss
Refleks patella : +/+
Punggung : Postur tubuh normal
Anus : Tidak ada haemoroid
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi:
Muka : Tidak oedem, Tidak ada Chosma Gravidarum, Tidak
anemis
Mamae : Simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi areola
Abdomen : Terdapat linea nigra, Striae gravidarum, tidak ada beka
operasi
Vulva : Tidak ada oedem, Tidak ada varises, dan tidak ada luka
2. Palpasi
Leoplod I : Teraba besar, lunak, bulat dan tidak melenting
Leoplod II : Kanan (teraba bagian terkecil janin) Kiri (Teraba
keras memanjang seperti papan)
Leoplod III:Teraba keras, bulat, dan melenting
Leoplod IV: Teraba kepala belum masuk PAP
3.TFU : TFU teraba sepusat (23 cm)
4.TBJ : (23-12) x 155 = 1.705 gram
5. Auskultasi :
DJJ : 141 x/menit Frekuensi :
5. Perkusi: .......................................................................
6. Pemeriksaan panggul:.........................................................
7. KSPR dan kartu sudarto: .........................................................................
8. Pemeriksaan penunjang :
- Hb : 12.4 gr/dl
- HbsAg : Negatif
- HIV/IMS : Negatif
- VDRL : Negatif
III. ANALISIS
Diagnosa Kebidanan :
Ny. D Usia 24 tahun G2P1A0 Hamil 24 minggu 6 hari
Janin Tunggal, Hidup Presentasi Kepala, , Intrauterine
Masalah :
Konstipasi
IV. PELAKSANAAN
Tanggal 29 Mei 2021 Jam 09.40 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasionalisasi : hasil pemeriksaan ibu harus mengetahui sebagai sarana agar
Ketika ibu mengalami kejadian patologis ibu bisa langsung mempunyai
gambaran dan keputusan guna segala sesuatu yang terbaik buat dirinya
sendiri dan keluarga.
Hasil : ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta
bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga Kesehatan
2. Memberitahu perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil Trimester II
Rasionalisasi : Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
khususnya 13 mg – 28 mg pada Trimester II, ibu memerlukan asupan
makanan yang mengandung gizi baik. Saat seorang wanita hamil
mengalami peningkatan kebutuhan asupan gizi untuk mencakup kebutuhan
2 orang (sang ibu dan janin), yaitu seperti energy, protein, mineral,
kalsium, air, omega 3, vitamin, asam folat, zat besi, dan lainnya
(Rismalinda, 2015)
Hasil : ibu mengerti dan memahami yang sudah dijelaskan.
3. Memberitahu ibu untuk ketidaknyamanan pada Trimester II
Rasionalisasi: Ketidaknyamanan ibu pada Trimester II yaitu Kram kaki
karna adanya tegang pada otot betis dan otot telapak kaki, diduga adanya
ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu yang memicu gangguan
pada system persyarafan otot-otot tubuh. Dan mengalami Sembelit karna
peningkatan kadar progesterone menyebabkan peristaltic usus menjadi
lambat. Penyerapan air di dalam kolon meningkat karan efek samping dari
penggunaan zat besi.
Hasil: ibu mengerti dalam keadaannya
Mengetahui
Pembimbing Prodi
(Emy Suryani, M.Mid)
NIP. 197103031993032002
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan fakta Ny. “R” kontrol ANC terpadu pada tanggal 29 Mei
2021 TM 1 ANC 1 kali, TM II ANC 2 kali dan melakukan pemeriksaan
ANC terpadu sebanyak 1x selama kehamilan. Menurut penulis, kontrol
ANC Ny.”R” lebih dari standar kontrol ANC, standar pemeriksaan ANC
dilakukan minimal 4 kali oleh ibu hamil untuk mendeteksi dini adanya
komplikasi pada ibu hamil dan juga janin yang dikandungnya agar
kehamilan ibu bisa terpantau dengan baik, pemeriksaan ANC dilakukan
secara rutin lebih dari 4 kali atau dilakukanrutin setiap bulannya dan juga
melakukan pemeriksaan ANC terpadu guna mendeteksi secara dini adanya
komplikasi pada ibu. Hal ini sesuai dengan pendapat Romauli (2011),
standar minimal kontrol ANC, meliputi : TM I minimal 1 kali, TM II
minimal 1 kali, TM III minimal 2 kali (Romauli, 2011). Berdasarkan hal
tersebut, tidak di temukan kesenjangan antara fakta dan teori.
Berdasarkan faktanya pada usia 24 minggu, Ny”R” mengeluh susah
BAB. Menurut penulis keluhan susah BAB pada ibu hamil trimester II
disebabkan karna peningkatan hormon progesteron sehingga menghamabat
pengeluaran sisa-sisa makanan yang berkaitan dengan kesulitan buang air
besar dan kurangnya asupan serat, minum yang kurang terpenuhi,
sehingga mengganggu kesehatan. Menurut Triyana (2013), konstipasi pada
wanita hamil tidak hanya berkaitan dengan kurangnya asupan serat, namun
juga peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan berkurangnya
pergerakan lambung dan meningkatnya waktu transit makanan di lambung ,
untuk mengatasi masalah konstipasi ibu hamil di anjurkan untuk minum
banyak air putih, konsumsi berbagai makanan kaya serat seperti buah-
buahan dan sayuran .Menurut (Widyasari sinta 2017) konstipasi adalah
perubahan hormonal yang drastis yaitu terjadi peningkatan hormone
pergesteron selama kehamilan yang akan menyebabkan otot menjadi
relaksasi untuk memberikan tempat janin yang terus berkembang. Resiko
konstipasi pada ibu hamil adalah semakin besar jika mempunyai riwayat
konstipasi sebelumnya dan riwayat sering mengkomsumsi suplemen
besi,Jika konstipasi di biarkan terus menerus dapat menyebabkan timbulnya
wasir, akibat terjadinya sembelit ibu hamil menjadi sering mengejan ketika
BAB otot pembulu darah di anus melemah akibatnya semakin tinggi
terjadinya wasir. penanganan konstipasi dengan cara farmakologis
memberikan obat pencahar atau obat laksatif, cara non farmakologis dengan
cara meningkatkan asupan serat dan asupan cairan, aktifitas fisik yang cukup
dan makan 3 kali seharitetapi makan dengan porsi sedikit tetepi sering dan
menghindari ketegangan psikis stress dan cemas. Berdasarkan hal tersebut,
tidak di temukan kesenjangan antara fakta dan teori
Ukuran LILA Ny”R” 27 cm. Menurut penenulisukuran LILANy.”R”
normal yaitu >23,5 cm. Pengukuran LILA sangat penting karna dapat di
gunakan untuk melihat status gizi ibu hamil, dari pemantauan LILA Ny.”R”
terpantau status gizi baik. Normalnya LILA ada hubungannya dengan gizi
yang cukup pada ibu, terbukti ibu selama hamil makan secara teratur dan
tidak pernah tarak makanan. Menurut Ari (2009) bahwa LILA kurang dari
23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu kurang atau buruk.
Kelebihanya jika di bandingkan dengan ukuran barat badan, ukuran LILA
lebih mengambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil (Ari
Sulistyawati,2010).Berdasarkan hal tersebut, tidak di temukan kesenjangan
antara fakta dan teori.
Analisa data Ny R adalah G2 P1 A0 UK 24 minggu dengan
Konstipasi.Menurut penulis keluhan konstipasi pada ibu hamil trimester II
adalah fisiologis, tapi jika konstipasi di biarka terus menurus dan tidak di
tangani maka bisa terjadi timbulnya hemoroid dan dapat meningkatkan
ketidaknyamanan pada ibu hamil, selain itu dapat beresiko pecahnya
pembuluh darah pada saat proses persalinan kala II. Hal ini sama dengan
menurut (Kartika & Payana 2017) Dampak konstipasi yaitu dapat
meningkatkan rasa tidak nyaman pada ibu hamil akibat gangguan dalam
proses eliminasi. Selain itu, konstipasi dapat memicu terjadinya hemoroid
yang beresiko pecahnya pembulu darah vena pada daerah anus pada saat
proses persalinan kala II (Kartikasari, 2017).Berdasarkan hal tersebut, tidak
di temukan kesenjangan antara fakta dan teori.
Asuhan pada masa hamil penulis melakukan penatalaksanaan pada Ny.
“R” sebagaimana asuhan pada ibu hamil dengan konstipasi. Menurut
penulis yaitu KIE tentang konsumsi makanan yang berserat, minum air putih
suplemen makanan, menyarankan ibu untuk istirahat cukup guna memenuhi
kebutuhan istirahatnya, tanda bahaya ibu hamil, tanda-tanda
persalinan.Diberikan vitamin setiap kali periksa seperti tablet Fe untuk
mencegah terjadinya anemia, dan kalk untuk mencegah terjadinya
pengeroposan tulang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat, asuhan yang
diberikan untuk kehamilan dengan kekurangan energi kronis diantaranya,
KIE gizi ibu hamil, penambahan suplemen makanan, tanda bahaya ibu hamil
dan tanda-tanda persalinan (Sarwono, 2014). Berdasarkan hal tersebut, tidak
di temukan kesenjangan antara fakta dan teori.
BAB V
A. Kesimpulan
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kehamilan dan di dapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu melakukan anamesa dan mengumpulkan data Subjektif
pada Ny.R dengan melakukan Tanya jawab.
2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang pada Ny.
R dengan melakukan pemeriksaan Antenatal Care sesuai dengan standar
10T kecuali pemeriksaan pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research
Lab), pemeriksaan reduksi urine, pemberian obat malaria dan pemberian
kapsul minyak iodium dikarenakan ibu tidak ada indikasi pemeriksaan dan
pemeriksaan PMS dikarenakan tidak ada tanda-tanda PMS.
3. Mahasiswa mampu melakukan analisi kasus berdasarkan data subjektif
dan objektif pada Ny. R.
4. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan kasus pada Ny. R dengan
melakukan informed consent dan ibu bersedia, memberitahu ibu hasil
pemeriksaan ibu mengerti, menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan bergizi, Mengonsumi makanan yang berserat, perbanyak minum
air putih, lakukan olahraga rutin.
B. Saran
1. Bagi Klien
Menambah pengetahuan pasien tentang pentingnya pemantauan pada saat
hamil dengan melakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan terutama
bidan.
2. Bagi Lahan Praktik
Meningkatkan pemberian pelayanan Asuhan Kehamilan sesuai dengan
standar asuhan kebidan, sehingga komplikasi pada kehamilan, dapat
terdeteksi sedini mungkin.
3. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan
asuhan Kehamilan dengan menggunakan dokumentasi SOAP mulai dari
pengkajian sampai evaluasi, secara sistematis dan benar sesuai data-data
yang di dapatkan di lahan praktek
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI. file:///F:/PROPOSAL/materi/Profil-Kesehatan-
Indonesia-tahun-2018.pdf
Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI. 2012. Info datin. Jakarta: pusat
data dan informasi kementrian kesehatan RI.
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/infodatin-ibu.pdf.
Kartikasari, R.I. & Payana, S.H.D., 2017. Pregnancy Exercises Dengan Kejadian
Konstipasi Pada Ibu Hamil Trimester II. Jurnal Surya, Vol 09. Hlm 02
Sulistyowati, y.d., 2016. Upaya Penanganan Konstipasi Pada Ibu Hamil III Di
puskesmas grogol sukoharjo. fakultas ilmu kesehatan universitas
muhammadyah surakarta. Hlm 03
LAMPIRAN
112