Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR Hal: 1 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

PT Geoservices

Pemantauan dan Pengukuran Sumberdaya

Identitas Dokumen : P-QHSE-GEO-08


Level dokumen :2
Revisi :2
Tanggal berlaku : 04 Juni 2018

Dokumen ini adalah milik PT Geoservices. Seluruh informasi yang berada di dalamnya
digunakan secara eksklusif oleh PT Geoservices dan divisi-divisi di bawahnya. Dilarang
menggandakan, menyalin, atau menyebarluaskan kepada khalayak tanpa ijin tertulis dari PT
Geoservices

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 3 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

Riwayat Revisi Dokumen

Judul dokumen : Pemantauan dan Pengukuran Sumberdaya


No. dokumen : P-QHSE-GEO-08

Revisi Deskripsi Dibuat oleh Tanggal


0 Baru Divisi QHSE 02/01/2017
1 Revisi prosedur hal. 13 Divisi QHSE 02/01/2018
Revisi penambahan referensi ISO
2 17020 dan ISO 17025, revisi Divisi QHSE 04/06/2018
perundangan

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 4 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

Daftar isi
1 Tujuan ..................................................................................................................... 5
2 Lingkup dan Tanggung jawab ............................................................................. 5
3 Definisi .................................................................................................................... 5
4 Prosedur dan bagan alir ........................................................................................ 5
4.1 Pemeriksaan Kesehatan secara berkala ....................................................................... 5
4.2 Inspeksi peralatan & lingkungan kerja ........................................................................ 6
4.3 Higiene industri ........................................................................................................... 8
4.4 Ventilasi .................................................................................................................... 12
5 Dokumen terkait .................................................................................................. 12
6 Acuan .................................................................................................................... 13

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 5 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

1 Tujuan
Tujuan prosedur ini adalah untuk memberikan panduan bagi personel dalam organisasi dalam
melakukan pemantauan, pengukuran sumberdaya yang mencakup lingkungan kerja dan
sumberdaya manusia.
 Pengukuran dan pemantauan sumberdaya manusia ditujukan untuk memantau aspek
kesehatan personel dalam organisasi.
 Pengukuran dan pemantauan terhadap lingkungan kerja dilakukan dengan cara
pengukuran aspek fisika lingkungan, antara lain kebisingan, pencahayaan, suhu dan
kelembaban.
 Pengukuran dan pemantauan terhadap peralatan dilakukan dengan kegiatan inspeksi
terhadap fungsi dan kaitannya dengan aspek K3LL.
 Tujuan dari program hygiene industry (Industrial Hygiene Program) adalah pencegahan
dan pengendalian bahaya kesehatan kerja, melalui Identifikasi potensi bahaya, Evaluasi
potensi bahaya kesehatan, Pengendalian bahaya kesehatan
2 Lingkup dan Tanggung jawab
 Program inspeksi peralatan dan lingkungan kerja merupakan tanggung jawab masing-
masing manajer divisi, perwakilan QHSE di divisi terkait.
 Program pemeriksaan kesehatan merupakan program di bawah tanggung jawab
manajer divisi terkait dan dikonsultasikan dengan bagian SDM.
 Program hygiene industry merupakan tanggung jawab masing-masing General
Manager/ Project Manager, Manajer dan Pengawas untuk memastikan bahwa standar
ini diterapkan secara seragam dan bahwa semua zat berbahaya yang dapat
menimbulkan risiko harus diidentifikasi, prosedur khusus harus dikembangkan untuk
digunakan pekerja, termasuk penyimpanan, penanganan, dan pembuangan, dan pekerja
juga harus terlatih dalam menerapkan prosedur ini.
 Program hygiene industry adalah tanggung jawab dari setiap karyawan/pekerja untuk
mengikuti standar ini dan prosedur lainnya yang berkaitan. Prosedur ini dikembangkan
untuk pedoman dan karyawan dapat menunjukkan segera setiap ketidaksesuaian yang
terdeteksi.
3 Definisi
 Pengukuran: adalah perbandingan terhadap suatu standar atau satuan ukur
 Polutan: atau bahan pencemaran adalah bahan/benda yang menyebabkan pencemaran,
baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti sampah.
 Higiene industry/ Industrial Hygiene: adalah ilmu tentang antisipasi, mengenal,
mengevaluasi serta mengendalikan kondisi lingkungan kerja yang dapat menyebabkan
penyakit, rasa tidak nyaman, dan gangguan kesehatan tenaga kerja.
4 Prosedur dan bagan alir
4.1 Pemeriksaan Kesehatan secara berkala

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 6 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

Pemeriksaan kesehatan berkala, dengan jangka waktu tahunan atau sesuai dengan keperluan,
harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam peraturan resmi dan
hasilnya dimasukkan dalam paspor HSE (jika dipandang diperlukan untuk keperluan
operasional). Pemeriksaan medis tambahan juga mungkin diperlukan bagi personel atau
karyawan yang tempat kerjanya terpapar dengan bahan-bahan kimia yang perlu dipantau.
Periode, jenis pemeriksaan kesehatan, dan teknisnya dilaksanakan oleh perusahaan tergantung
pada jenis dan tingkat paparan bahaya tempat kerja potensial dan sesuai dengan persyaratan
hukum yang berlaku.
4.2 Inspeksi peralatan
Pemeriksaan peralatan direncanakan dan dilakukan untuk mendeteksi dan mengendalikan
insiden dan bahaya potensial. Inspeksi juga untuk menjaga agar kualitas dan akurasi peralatan
tetap terjaga sebelum terjadi kerugian yang dapat melibatkan orang-orang, peralatan, bahan
atau lingkungan. Kebutuhan inspeksi rutin yang direncanakan secara berkala. Keausan dapat
membawa kerusakan bertahap yang dapat dideteksi sebelum bahaya terhadap personel,
kerusakan properti atau terjadinya gangguan pekerjaan. Di sisi lain, kegagalan dapat terjadi
tiba-tiba dan melibatkan keadaan yang menyajikan paparan berbahaya bagi manusia dan
properti.
 Inspeksi Umum
Inspeksi umum dilakukan dengan persiapan yang sudah disiapkan sebelumnya, misalnya
menggunakan daftar pemeriksaan (checklist). Pemeriksaan umum ini dibuat berdasarkan
periode bulanan, dengan semua item dicatat secara akurat. Keselamatan Program Inspeksi
dilakukan untuk memeriksa semua kegiatan yang tidak aman baik yang berasal dari kondisi
tidak aman, struktur atau alat / peralatan yang tidak aman.
 Inspeksi bagian kritis/ Inspeksi produk
Inspeksi atau pemeriksaan bagian kritis atau produk didefinisikan sebagai inspeksi terhadap
komponen mesin, peralatan, bahan, struktur, atau daerah kemungkinan besar menimbulkan
bahaya dibandingkan dengan komponen lain. Misalnya, roda gerinda merupakan bagian penting
dari alat gerinda, atau barang yang rentan berubah ketika dalam penyimpanan sehingga
memerlukan perawatan khusus.
 Inspeksi atau pemeriksaan yang direncanakan
Dalam inspeksi atau pemeriksaan yang direncanakan, langkah pertama yang dilakukan adalah
untuk menentukan wilayah tanggung jawabnya. Rute inspeksi sebelumnya harus dibuat
terlebih dahulu untuk membagi waktu pemeriksaan yang lebih baik. Sehingga daerah-daerah
yang diinspeksi mendapatkan cakupan yang tepat. Setelah batas-batas telah ditetapkan, langkah
berikutnya adalah menentukan apa yang harus diperiksa.
4.3 Inspeksi lingkungan kerja
Dalam melakukan inspeksi, berikut ini adalah beberapa aspek, komponen, peralatan, dan
kondisi yang perlu diperiksa. Semua catatan hasil inspeksi disimpan dan dirawat sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
 Perlengkapan listrik: kabel, kawat, pembumian dan koneksi
 Transmisi tenaga mekanik : Kondisi dan perawatan
 Mesin penjagaan: nip poin, memotong dan tepi geser, menekan, bagian yang berputar
dan perangkat gigi.

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 7 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

 Area jalan dan permukaan kerja : perawatan dan kondisi umum


 Tabung gas bertekanan: Segregasi dalam penyimpanan, perlindungan terhadap cuaca,
dan pemantauan.
 Bahan mudah terbakar: penyimpanan, ventilasi dan pemantauan persediaan.
 Rambu-rambu: visibilitas, pencahayaan dan aksesibiltas.
 Kamar mandi dan shower: aliran air dan drainase.
 Tangga dan perangkat naik : kondisi, penyimpanan dan penggunaan yang tepat.
 Perkakas Tangan : kondisi, penyimpanan, dan penggunaan yang tepat.
 Peralatan penanganan material dan perangkat angkat: kondisi, penyimpanan, dan
penggunaan yang tepat, pemusnahan, penyimpanan dan pembuangan.
 Tumpukan penyimpanan: aksesibilitas, penanda, ruang yang memadai.
 Penumpukan dan penyimpanan: lokasi, segregasi, stabilitas, kerusakan, perlindungan.
4.4 Pencegahan dan pengendalian kebakaran
 Deteksi kebakaran dan sistem alarm: instalasi, kecukupan cakupan area, dan unjuk
kerja.
 Sistem sprinkler: izin untuk jenis pemadam, kecukupan volume aliran dan tekanan air
atau pasokan bahan kimia dan pemeliharaan.
 Evakuasi kebakaran: Peta jalur keselamatan (exit route), pelatihan personel dan latihan
tanggap darurat.
 Alat pemadam portabel: jenis yang tepat dan tempat pemasangan, rambu dan panduan
yang mudah dijangkau, terbatas, aksesibilitas, pemeliharaan dan perbaikan
 Pencegahan kebakaran: kecukupan tim pemadam kebakaran dan layanan keluar.
 Jasa pendukung pemadam: selang penyemprot air, katup dan pasokan air yang
memadai, kompatibel dengan peralatan satuan pemadam kebakaran setempat dan diuji
untuk peningkatan
 Peralatan Pemadam: kode warna, tanda-tanda dan akses, sesuai dengan standar
pemerintah.
4.5 Kesehatan lingkungan/ pekerjaan
 Bahan tajam yang mudah terbakar, korosif dan bahan beracun: label wadah,
penyimpanan, pembuangan dan pembersihan tumpahan.
 Ventilasi : Asap beracun, uap, kabut, asap dan gas.
 Paparan Kebisingan : pengukuran dan pengendalian, APD
 Paparan radiasi : pengukuran dan pengendalian
 Suhu ekstrem : pengukuran dan pengendalian
 Substansi berbahaya: informasi kepada karyawan yang terkena dampak, APD
 Penerangan Cahaya: survei dan pengendalian
 Faktor pengendalian Manusia : survei dan pengendalian

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 8 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

 Peralatan pelindung diri (APD): seleksi, lokasi dan kepatuhan


4.6 Higiene industri
Hygiene industry merupakan program organisasi yang dilakukan untuk menjaga kelayakan
lingkungan kerja, menekan tingkat bahaya, untuk mencapai kualitas pekerjaan yang prima.
Terkait bahaya kesehatan kerja, yang paling sering ditemui terkait dengan lingkungan kerja
antara lain adalah:
 Air polutan atau kontaminan
 Iritasi kulit
 Kebisingan
 Suhu ekstrim
 Iluminasi/ pencahayaan
 Radiasi
 Ventilasi
Polusi dan kontaminasi udara
Beberapa Metode mengendalikan Bahaya disebabkan oleh Polutan Udara atau Kontaminan
Ada beberapa metode umum mengendalikan bahaya yang disebabkan oleh kontaminan udara.
Hal ini bergantung pada jenis kontaminan, sifat khusus, sifat dan tingkat eksposur dan operasi
yang terlibat. Beberapa metode yang lebih umum ini adalah:
 Mengganti bahan: Banyak kali masalah dapat diselesaikan dengan hanya mengganti
bahan yang lebih aman.
 Penghapusan atau pengurangan paparan substansi terhadap personel dan lingkungan.
 Perubahan proses atau operasi
 lokal exhaust
 Ventilasi: Hal ini bisa dilakukan dengant "membuka jendela dan pintu".
 Metode basah: Hal ini terutama berlaku untuk bahaya debu. Seringkali, bahaya yang
berhubungan dengan debu dapat diminimalkan atau dihilangkan dengan metode
"Wetdown" dengan pengoperasian di sumber debu.
 Perawatan kebersihan lingkungan (Housekeeping)
 Alat Pelindung Diri (APD)
Iritasi kulit
Ada banyak metode yang tersedia untuk meminimalkan insiden atau paparan dermatitis pada
pekerja. Beberapa di antara metode tersebut yaitu:
 Penggantian bahan bila memungkinkan, bahan diganti menjadi bahan non-iritasi
 Pengendalian Teknik Jika zat iritan harus digunakan, adalah mungkin untuk
menggunakan alat rekayasa/alat bantu.
 Praktek Standard Pelabelan rinci dan akurat dari bahan iritan dikenal dan praktik
standar ketat untuk penanganan dan penggunaan zat ini adalah kontrol terbaik yang
tersedia untuk supervisor. Banyak masalah dapat diatasi hanya dengan membuat

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 9 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

karyawan sadar akan bahaya yang berhubungan dengan bahan-bahan tersebut dan
tindakan pencegahan yang harus diambil dalam penggunaannya.
 Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri, seperti sarung tangan dan pakaian khusus, dapat
digunakan secara efektif untuk menghindari atau meminimal-kan paparan iritasi kulit.
 Pertimbangan Pra-pekerjaan atau Pre-penempatan Semua pekerja harus disaring
sebelum pekerjaan atau penempatan dalam pekerjaan berdasarkan tingkat paparan
iritasi kulit. Orang dengan alergi atau riwayat penyakit kulit yang sudah ada sebelumnya
atau gangguan tidak boleh ditempatkan dalam pekerjaan yang bisa merangsang kondisi
ini.
Kebisingan
Kebisingan dalam lingkungan kerja berkaitan erat dengan kondisi kesehatan pendengaran
karyawan. Kebisingan dapat dikendalikan dengan menggunakan beberapa metode, antara lain:
 Pengurangan kebisingan pada sumbernya.
 Pengurangan penyakit akibat kebisingan.
 Peralatan Pelindung Diri.
Berdasarkan perundangan yang berlaku, kebisingan maksimum yang diijinkan untuk personel
yang terpapar selama satu jam secara sinambung adalah 85 dB. Sementara itu, berdasarkan
baku mutu lingkungan untuk perkantoran adalah 65 dB. Hal ini mengacu pada kepmenkes No
1405 thn 2002 K3 lingkungan kerja dan Kepmen LH No 48 tahun 1996 ttg baku tingkat
kebisingan.
Pemantauan kebisingan dilakukan setiap tahun dengan melakukan pengukuran menggunakan
sound level meter. Kebisingan yang sudah melewati ambang batas ini perlu dikendalikan. Salah
satu langkah pengendaliannya yaitu dengan penggunaan APD berupa earplug atau earmuff bagi
personel yang terpapar kebisingan atau yang bekerja di area tersebut.
Pencahayaan (iluminasi)
Pencahayaan yang tepat, adalah salah satu dasar dari upaya keselamatan dan kesehatan.
Pencahayaan yang tidak memadai merupakan salah satu bahaya yang mudah ditemui. Hal ini
sangat sederhana dan sangat mendasar, bagaimanapun, hal ini sering sekali diabaikan.
Beberapa bahaya berikut yang berhubungan dengan pencahayaan:
 Lampu di aula, tangga dan ruang penyimpanan jarang digunakan.
 Lampu fluorescent yang satu atau lebih tabung neon yang mati atau tidak berfungsi
dengan baik (berkedip-kedip).
 Lampu yang tertutup debu, minyak, atau gemuk, secara signifikan mengurangi jumlah
cahaya yang dipancarkan.
 Sedikit atau tidak ada ketentuan untuk pencahayaan darurat.
 Lampu remang-remang atau mati.
 Pencahayaan sementara (dan biasanya tidak memadai) yang telah menjadi permanen
melalui pengawasan.
 Buruknya sumber pencahayaan yang menyebabkan bayangan di area kerja karyawan.

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 10 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

 Pencahayaan yang tepat dan memadai sangat penting bagi keselamatan dan kesehatan
karyawan. Pencahayaan yang kurang memadai menyebabkan ketegangan mata atau
kelelahan, dan sakit kepala, juga berkontribusi terhadap rendahnya tingkat produksi,
kinerja, kualitas rendah, dan bahkan moral.
Kekuatan cahaya yang cukup pada permukaan dapat diukur dengan light meter. Sebuah
pengukur cahaya umumnya memberikan pembacaan langsung dari jumlah "foot-candle"
mencapai permukaan daerah tertentu. Pengawas yang merasa memiliki masalah pencahayaan
harus memeriksa pencahayaan di areal dengan pengukur cahaya yang tepat (dapat dibeli
alatnya luxmeter atau, dalam beberapa kasus, menyewa, untuk PT Geoservice menggunakan jasa
eksternal yaitu badan yang sudah mendapatkan akreditasi KAN) dan kemudian
membandingkan pembacaan ini dengan standar yang berlaku. Jika tidak ada standar dapat
ditemukan, diskusi dengan para pekerja yang terlibat dapat memberikan beberapa gagasan
tentang kemungkinan tindakan yang bisa diambil. Dengan meningkatkan tingkat pencahayaan,
mengubah lokasi sumber cahaya, atau bahkan lukisan daerah lebih ringan, warna yang lebih
reflektif, biasanya ia dapat mencapai beberapa efek yang bermakna.
Radiasi
Bahaya radiasi dalam industri terdiri dari dua jenis yang umum: bahaya radiasi pengion, dan
bahaya radiasi non-pengion. Radiasi pengion sebenarnya menembus kulit dan dapat
menyebabkan kerusakan dalam jaringan tubuh. Contoh yang paling umum dari bahaya radiasi
pengion adalah mereka yang berhubungan dengan sinar-X dan bahan radioaktif. Bahaya radiasi
non-ionisasi adalah yang berkaitan dengan infra-merah dan ultraviolet radiasi, oven microwave,
dan cahaya tampak. Laser juga masuk ke dalam kategori yang terakhir ini.
Karena sifat dan tingkat bahaya sangat bervariasi dalam dua kategori ini, kita akan membahas
secara terpisah, memberikan perhatian kita pertama yang menyajikan tingkat terbesar bahaya:
radiasi pengion.
a. Radiasi Pengion
Panduan perlindungan yang tersedia yang memberikan tingkat maksimum yang
direkomendasikan untuk eksposur untuk seluruh tubuh, dan untuk berbagai organ tubuh.
Kepatuhan terhadap pedoman ini dalam mengendalikan paparan sangat penting, karena sifat
berbahaya dari bahaya itu sendiri. Radiasi tidak dapat dilihat berbau, mendengar, merasakan,
atau terasa. Ini adalah tanpa peringatan terlebih dahulu dari overexposure yang akan
memungkinkan seorang karyawan untuk menghindarinya. Bahkan, mungkin hari, minggu,
bulan, atau bahkan bertahun-tahun sebelum efek dari overexposure yang jelas. Efek jangka
panjang dari overexposure mungkin mirip dengan penyakit lain yang umum ditemui dan, oleh
karena itu, mungkin sulit atau tidak mungkin untuk atribut, dengan tingkat kepastian, dengan
bahaya radiasi asli.
Efek jangka panjang dari radiasi bervariasi bergantung pada total akumulasi dosis atau paparan.
Beberapa efek jangka panjang dari paparan radiasi yang berlebih adalah anemia, kesuburan,
leukemia, kerusakan tulang, kerusakan kepada anak-anak yang belum lahir (selama kehamilan),
mutasi (kerusakan genetik), tumor, katarak, pengurangan masa hidup.
Selain efek jangka panjang dan lebih umum ini, ada efek radiasi jangka pendek. Efek yang
terakhir hasil dari dosis akut radiasi (overexposure) yang dikirimkan ke sebagian besar tubuh
selama waktu yang sangat singkat. Ketika besarnya overexposure tersebut adalah cukup untuk
menghasilkan dosis akut, efek dapat muncul dalam beberapa jam. "Periode laten", atau waktu
antara eksposur dan efek nyata, cukup pendek dibandingkan dengan yang berhubungan dengan

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 11 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

efek jangka panjang, dan tumbuh lebih pendek sebagai jumlah atau dosis paparan tumbuh lebih
besar. Gejala efek jangka pendek ini dikenal sebagai Sindrom Radiasi Akut.
Radiasi pengion membutuhkan kontrol yang ketat dan pengetahuan yang lengkap dari subjek
oleh pengawas. Untuk pengawas dengan paparan seperti dalam operasi itu, pelatihan tambahan
dan pendidikan sangat dianjurkan. Hal ini tidak dimaksudkan untuk menjadi sebuah karya
definitif tentang radiasi pengion. Ratusan teks ada yang ditujukan semata-mata untuk hal ini,
dan pelatihan pemerintah umumnya tersedia bagi mereka yang bekerja dengan sumber radiasi
pengion. Proteksi radiasi adalah bidang yang sangat teknis, dan hanya harus dilakukan oleh
orang yang sepenuhnya terlatih.
Salah satu tindakan pencegahan primer diperlukan dengan pengion adalah pemantauan
terhadap paparan pribadi dengan lencana film, cincin film, atau dosimeter saku. Sementara
perangkat ini diperlukan untuk secara akurat mengukur paparan individu, itu harus dibuat jelas
bahwa TIDAK DAPAT MELINDUNGI karyawan, tetapi hanya berfungsi sebagai indikator
paparannya. Oleh karena itu, salah satu yang dapat mengurangi paparan tersebut adalah
dengan mengeliminasi atau menghindarkan personel yang bersangkutan di tempat yang sama.
b. Radiasi Non-Pengion
Infra-merah dan ultraviolet radiasi, oven microwave, dan cahaya tampak adalah jenis utama
dalam kategori ini. Mereka dapat menghasilkan luka bakar atau pemanasan yang berlebihan
pada kulit dan jaringan di bawah itu. Luka bakar yang dihasilkan bervariasi dalam tingkat
keparahan mereka dengan eksposur. Langkah pertama dalam perlindungan adalah untuk
mengenali potensi sumber sumber radiasi tersebut.
c. Radiasi Infra-merah
Sumber khas paparan adalah logam panas dan gelas cair. Operasi bergulir baja sering
pelanggar. Kerusakan ini disebabkan oleh radiasi panas yang diciptakan oleh jenis radiasi.
Panas radiasi meningkatkan suhu permukaan itu menimpa, tapi tidak panas ia udara yang
dilewatinya. Ventilasi atau gerakan udara, oleh karena itu, tidak ada gunanya dalam
mengendalikan jenis bahaya. Kebanyakan jenis umum dari perangkat pelindung adalah perisai
panas radiasi, dan pakaian reflektif. Juga diperlukan adalah jenis kacamata pelindung
menggunakan lensa penyaring untuk melindungi mata dari energi infra-merah.
d. Radiasi ultraviolet
Jenis umum dari bahaya paparan berlebih adalah terbakar sinar matahari normal. Beberapa
sumber umum dari paparan ultraviolet dalam industri adalah pengelasan busur dan lampu
ultraviolet yang digunakan untuk prosedur pemeriksaan atau prosedur sterilisasi. Pancaran
pengelasan, adalah contoh lain, dan merupakan keluhan umum dari tukang las yang secara
tidak sengaja melihat langsung pada pengelasan busur tanpa pelindung mata yang tepat (dalam
bentuk lensa filter yang tepat). Pakaian adalah metode kontrol utama. Tukang las harus selalu
memakai kemeja lengan panjang, kancing di manset, dan menjaga kerah baju mereka
terkancing. Penggunaan masker tukang las itu dengan filter lensa yang tepat juga diperlukan.
Eksposur yang tidak perlu harus dihindari sebisa mungkin. Operasi pengelasan terus menerus
pada khususnya harus dikontrol secara ketat, karena potensi over-eksposure.
e. Radiasi gelombang mikro
gelombang mikro semakin banyak digunakan untuk memasak dan pengeringan dengan operasi
secara komersial. Radiasi gelombang mikro menimbulkan bahaya yang sangat nyata bagi
manusia, karena dapat menyebabkan overheating dari jaringan tubuh dan kerusakan jaringan

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 12 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

yang dihasilkan. Paparan berlebihan dari mata dapat menyebabkan katarak (bahaya juga
dengan radiasi infra-merah dan ultraviolet). Pengendalian dicapai dengan perisai yang tepat,
meminimalkan paparan, dan menggunakan aturan prosedural yang ketat untuk digunakan.
Kriteria Paparan yang tersedia dari sumber-sumber pemerintah dan produsen.
f. Laser
Laser adalah penguatan cahaya dengan merangsang emisi radiasi) terdiri dari gelombang
cahaya hampir paralel, semua menuju ke arah yang sama. Laser semangkin banyak digunakan
dalam komunikasi, pengelasan, pemotongan, dan survei, serta di bidang kedokteran. Intensitas
gelombang elektromagnetik ini adalah sedemikian rupa sehingga cedera serius dapat terjadi
jika tidak ditangani dengan tepat. Refleksi dari area cahaya laser sama berbahayanya dengan
cahaya langsung. Mata adalah bagian yang paling rentan dari tubuh. Sejauh laser yang
bersangkutan. Mata dengan fungsi yang sangat kuat, dapat memfokuskan laser pada retina,
menyebabkan luka serius pada mata dan bahkan kebutaan. Metode pencegahan yang paling
dianjurkan adalah untuk TIDAK BOLEH ADA PAPARAN LASER TERHADAP KARYAWAN. Hal ini
dapat dicapai dengan perisai dan bekerja prosedur yang tepat.
4.7 Ventilasi
Ventilasi berfungsi untuk memfasilitasi sirkulasi udara yang sehat di dalam ruangan.
Pertukaran udara di dalam suatu ruangan ditentukan oleh luas ruangan tersebut. Acuan ruang
yang sehat, sekitar 2/3 dari volume ruangan harus mendapatkan pergantian udara setiap
jamnya. Dengan demikian, jika ruangan 60 m3, ventilasi yang memenuhi syarat harus dapat
mengalirkan udara ke ruangan tersebut sebanyak 40 m3/ jam. Sementara itu, kamar mandi
memerlukan pergantian udara sebanyak 6 kali lipat dari luas ruangan.
Persyaratan sirkulasi udara yang baik dalam ruangan adalah menerapkan ventilasi silang.
Pengaturannya dengan menempatkan satu ventilasi di dinding yang berseberangan. Sebagai
contoh, satu ventilasi di dinding depan dan satu lagi di dinding belakang. Alternative lain, satu
ventilasi diletakkan di dinding sebelah kiri dan satunya di dinding kanan. Di sebelah luar
dinding tersebut, sebaiknya dibuatkan area kosong yang dibuat taman untuk menyegarkan
udara.
Ruang-ruang yang tidak memungkinkan untuk dibuatkan sistem ventilasi perlu dibuatkan kipas
pengeluaran udara (exhaust fan). Alat ini dapat mengalirkan udara dari dalam ke luar begitu
juga sebaliknya. Sehingga, sirkulasi udara dapat diadakan di tempat tersebut.
5 Dokumen terkait
 F-QHSE-GEO-08.1 Jadwal inspeksi QHSE;
 F-QHSE-GEO-08.2 Laporan inspeksi K3 umum;
 F-QHSE-GEO-08.3 Label pemeriksaan APAR;
 F-QHSE-GEO-08.4 Formulir inspeksi kotak P3K;
 F-QHSE-GEO-08.5 Daftar penggunaan isi kotak P3K;
 F-QHSE-GEO-08.6 Inspeksi APD berkala;
 F-QHSE-GEO-08.7 Formulir pengukuran factor fisika lingkungan kerja;
 F-QHSE-GEO-08.8 Checklist kebersihan toilet;
 F-QHSE-GEO-08.9 jadwal perawatan lingkungan kerja;

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak
PROSEDUR Hal: 13 dari 13

Pemantauan dan Pengukuran P-QHSE-GEO-08

PT Geoservices Sumberdaya Tgl: 04 Jun 2018

 F-QHSE-GEO-08.10 Checklist inspeksi keselamatan gedung;


 F-QHSE-GEO-08.11 perawatan dan pemeriksaan kendaraan.
 IK-QHSE-GEO-08.1 higiene industri
6 Acuan
 Manual QHSE PT Geoservices
 ISO 45001:2017 Klausul 6.1.2, 7.1, 8.1.2, 9.1
 ISO 9001:2015 klausul 7.1.5
 ISO 14001:2015 klausul 7.1, 9.1
 ISO 17020:2012 klausul 6.2
 ISO 17025:2017 klausul 6.3, 6.4
 UU Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
 Kepmen LH No 48 tahun 1996 ttg baku tingkat kebisingan
 Permenakertrans No. 13/MEN/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan
Kimia di Tempat Kerja
 Permenkes No.48 tahun 2016 tentang Standar K3 di perkantoran
 Permenkes No. 70 thn. 2016 ttg Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Industri

Dokumen ini dianggap bukan dokumen terkendali jika sudah diunduh atau dicetak

Anda mungkin juga menyukai