Anda di halaman 1dari 3

RAGAM PERSPEKTIF PEDAGOGIK TENTANG MAKNA PENDIDIKAN,

PENGAJARAN DAN PELATIHAN

Nama : Sri Mariam


NIM : 1906780
Mata Kuliah : Kajian Pedagogik
A. Makna Pendidikan secara Umum dan Khusus

Menurut John Dewey, pendidikan adalah pengorganisasian dan pembentukan


pengalaman yang terus berlangsung. Menurt HH. Horne pendidikan adalah proses abadi dari
penyesuaian diri yang terbaik pada Tuhan, sebagai yang termanifestasikan dalam bentuk
lingkungan intelektual, emosional dan kemauan manusia, dari manusia yang telah
berkembang jasmani dan rohaninya yang bebas dan sadar.

Menurut [ CITATION Suh09 \l 1033 ] pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran


yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan, singkatnnya
pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pencerdasan dan
pematangan diri. Dalam arti luas, pendidikan dapat diidentifikasi karakteristiknya sebagai
berikut :

 Pendidikan berlangsung sepanjang zaman


 Pendidikan berlangsung di setiap bidang kehidupan manusia
 Pendidikan berlangsung di segala tempat dimana pun
 Objek utama pendidikan adalah pembudayaan manusia dalam memanusiaawikan diri dan
kehidupannya.

Dalam pengertian secara khusus menurut [ CITATION Sal02 \l 1033 ] pendidikan diartikan
sebagai suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa, kepada anak untuk mencapai
kedewasaannya. Menurut Suhartono pendidikan dalam arti sempit pendidikan adalah seluruh
kegiatan belajar yang direncanakan dengan materi terorganisasi, dilaksanakan secara
terjadwal dalam sistem pengawasan dan diberikan evaluasi berdasar pada tujuan yang telah
ditentukan.

B. Makna Pengajaran dan Orientasinya


Pengajaran berasal dari kata bahasa Inggris teaching, dengan kata dasar to teach, artinya
mengajar. Mengajar merupakan kegiatan sentral dalam dunia pendidikan baik pendidikan
formal, non formal, maupun informal. Mengajar sebagai aktifitas guru untuk menyampaikan
informasi teoritis, pengetahuan ilmiah, dan pengalaman praktis pada peserta didik (siswa)
agar siswa memiliki kecakapan ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik sesuai dengan
tujuan pendidikan [ CITATION Sad15 \l 1033 ].

Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan sebagai berikut [ CITATION Tir05 \l 1033 ] :

Pengajaran (Instruction) Pendidikan (Education)


 Lebih menekankan pada penguasaan  Lebih menekankan pada pembentukan
wawasan dan pengetahuan tentang manusianya (penanaman sikap dan nilai-
bidang/program tertentu seperti pertanian, nilai)
kesehatan, dan lain-lain.  Makan waku yang relatif panjang
 Makan waktu yang relatif pendek  Metode lebih bersifat psikologis dan
 Metode lebih bersifat rasional, teknis pendekatan manusiawi.
praktis

Hakikat hubungan pendidikan dengan pengajaran [ CITATION Sya04 \l 1033 ] , antara lain
diantaranya:

1. antara pendidikan dengan pengajaran itu, kira-kira diibaratkan dua sisi mata uang logam
yang satu sama lain saling memerlukan.
2. antara pendidikan dengan pengajaran sebagaimana layaknya sebuah model, yang tampak
berisi konsep-konsep ideal (pendidikan) dan operasional (pengajaran) yang sama-sama
berfungsi sebagai alat pendetak sumber daya manusia (SDM) dan bertujuan menciptakan
SDM yang berkualitas.
C. Makna Pelatihan dan Dimensinya

Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk
meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau sekelompok orang.
Dalam suatu pelatihan orientasi atau penekanannya pada tugas yang harus dilaksanakan (job
orientation). Pelatihan pada umumnya menekankan pada kemampuan psikomotor, meskipun
didasari dengan pengetahuan dan sikap sedangkan pendidikan ketiga area kemampuan
tersebut (kognitif, afektif, dan psikomotor) memperoleh perhatian yang seimbang [ CITATION
Not09 \l 1033 ].
[ CITATION Sya04 \l 1033 ] dalam bukunya mengungkapkan bahwa dalam perspektif psikologi,
pelatihan sebenarnya masih berada dalam ruang lingkup pengajaran. Artinya, pelatihan
adalah salah satu unsur pelaksanaan proses pengajaran terutama dalam pengajaran ranah
karsa.

Oleh sebab itu, maka hakikatnya tujuan pelatihan adalah perumusan kemampuan yang
diharapkan dari pelatihan tersebut. Karena tujuan pelatihan ini adalah perubahan kemampuan
yang merupakan bagian dari perilaku, maka tujuan pelatihan dirumuskan dalam bentuk
perilaku (behavior objectives). Tujuan pelatihan dibedakan menjadi dua, yakni [ CITATION
Not09 \l 1033 ].

 Tujuan umum, yakni rumusan tentang kemampuan umum yang akan dicapai oleh
pelatihan tersebut. Misalnya: setelah pelatihan ini peserta pelatihan mampu melakukan
deteksi dini kehamilan beresiko.
 Tujuan khusus, yakni rincian kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan umum ke dalam
kemampuan khusus. Misalnya: tujuan umum dalam contoh tersebut ke dalam kemampuan
kemampuan khusus, yakni: kemampuan mengenal tanda-tanda kehamilan beresiko,
kemampuan diagnosis kehamilan beresiko.

Anda mungkin juga menyukai