Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejak manusia diciptakan, pendidikan menempati urutan pertama sebagai
alat yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup manusia.meskipun belum ada
istilah pendidikan formal maupun informal, substansi pendidikan sudah dibutuhkan
manusia. Ketika adam diciptakan sebagai manusia pertama yang diberi jabatan oleh
Allah sebagai pemimpin atau khalifah di bumi ini. Yang pertama diberikan Allah
mendidik adam dengan nama-nama yang ada dibelahan bumi ini. Istilah nama-nama
mungkin dapat diartikan konsep ang menjadi konsep kehidupan adam di muka bumi
ini. Konsep yang dipelajari adam sebagai alat utama yang bermakna pengetahuan.
Pada masa peradaban yunani,pendidikan sebagai proses penyiapan
kehidupan manusia yang memiliki tiga tipe sebagai masyarakat yang mewujudkan
negara ideal, yaitu (1) manusia sebagai pemikir dan pengatur negara, (2) manusia
sebagai kesatria dan pengaman negara, (3) manusia sebagai pengusaha dan penjamin
kemakmuran serta kesejahteraan dengan segenap warganya.
Ruang lingkup pendidikan di indonesia mulai diberikan dokrinisasi adab
yang baik supaya menjadi manusia yang berakhlakul karimah, karena dengan
perkembangan zaman yang semakin pesat banyak tontonan dan contoh-contoh yang
kurang baik ditunjukan lewat media maupun pergaulan luar.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana arti dari pendidikan menurut para pakar?
2. Bagaiamana penjelasan tentang ruang lingkup pendidikan ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui arti pendidikan menurut para pakar
2. Untuk mengetahui penjelasan tentang ruang lingkup pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Istilah pendidikan dalam bahasa indonesia berasal dari kata “didik” dengan
memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan” mengandung arti “perbuatan” (hal, cara
dan sebagainya).. (poerwadaminta, WJS.1976: 250) “itilah pendidikan ini semula
berasala dari bahasa yunani, yaitu “paedagogie”, yang berrarti bimbingan yang
diberikan kepada anak, istilah ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa inggris “
education” yang berarti pengembangan atau bimbingan.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap peserta didik oleh orang dewasa
agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha
yang dijalankan oelh seorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
(sudirman, 1978:4)
Istilah “pendidikan” dalam islam kadang-kadang disebut dengan al-tarbiyah
yang diterjemahkan dengan pendidikan. Kadang-kadang al-ta’lim yang
diterjemahkan dengan “pengajaran”. Kadang-kadang juga disebut dengan al-ta’dib
secara etimologi diterjemahkan dengan perjamuan makan atau pendidikan sopan
santun.
Imam Al-ghazali memaknakan pendidikan sebagai proses pembiasaan
(riyadhah). Riyadhah artinya menaklukan dan menundukan anak kuda serta
mengajarinya berlari. Pembiasaan yang dimaksud oleh Al-ghazali adalah upaya
mkenimbulkan respons siswa melalui bimbingan emosional dan fisikal. Al-ghazali
berpendapat bahwa proses pembiasaan (Riyadhah) membantu siswa menuju tujuan
tertinggi (aqsha al-ghayah). Seperti halnya imam Al-ghazali, ibn sina, mengartikan
pendidikan sebagai pembiasaan atau riyadhah. Pengertian tersebut sama dengan
pandangan Ivan Pavlop bahwa pendidikan merupakan pembiasaan, pelaziman atau
conditioning, yang baru ditemukan setelah 800 tahun oleh ibn sina, pada
perkembangan berikutnya, kata ini memiliki arti beragam. Istilah pembiasaan
digunakan dala ilmu tasawuf sebagai proses latihan rohani untuk menundukan raga
wadag manusia pada raga halusnya.

2
B. Ruang Lingkup Pendidikan Menurut Pakar

1. Dilihat dari segi corak pendidikan zahara idris membagi pendidikan kepada
empat macam :

a. Ilmu pendidikan teoritis tertuju pada penyusunan persoalan dan pengetahuan


sekitar pendidikan secara ilmiah, bergerak dari praktek ke penyusunan teori.

b. Ilmu pendidikan praktis tertuju pada cara-cara bergerak dalam situasi


pendidikan tertuju pada pelaksanaan realisasi cita-cita (ideal) yang telah
tersusun dalam ilmu pendidikan teoritis.

c. Ilmu pendidikan sistematis memberikan pemikiran secara tersusun dan


lengkap tentang masalah pendidikan. membahas secara umum, abstrak dan
objektif semua masalah pokok dalam pendidikan.

d. Ilmu pendidikan historis memberikan uraian teoritis tentang sistem


pendidikan sepanjang zaman dengan mengingat latar belakang kebudayaan
dan filsafat yang berpengaruh pada zaman tertentu. (zaman zahar idris,...6)

2. Dillihat dari teori pendidiklan, redja mudyahardja (Radja Mudjaharja t.t.:7)


membagi pendidikan kepada dua macam.

a. Teori umum pendidikan :

1) Teori pendidikan perspektif

Teori dalah seperangkat konsep-konsep tentang keseluruhan aspek-aspek


pendidikan, yang penyajian konsep-konsepnya bertujuan menerangkan
bagaimana sebaiknya/ seharusnya peristiwa-peristiwa pendidikan
diselenggarakan. Teori pendidikan yang termasuk dalam kelompok ini
adalah filsafat pendidikan.

3
2) Teori umum pendidikan deskriptif

Teori ini adalah seperangkat konsep-konsep tentang keseluruhan aspek-


aspek, pendidikan, yang penyajian konsep-konsepnya bertujuan
menerangkan bagaimana peristiwa-peristiwa pendidikan telah dan sedang
terjadi dalam masyarakat.

C. Pembelajaran, Pelatihan, Pembinaan Dan Pembimbingan


1. Pelatihan
a. Pengertian Pelatihan

Memberikan pelayanan pendidikan sepanjang hayat (lifelong


learning) kepada masyarakat, munculah berbagai konsep mengenai
pendidikan non formal untuk diselenggarakan, banyaknya pihak yang
membahas mengenai pendidikan non formal yang dianggap sebagai
pendidikan yang mampu memecahkan berbagai masalah layanan
pendidikan masyarakat, salah satunya dengan kegiatan pelatihan. Istilah
pelatihan tidak terlepas dari latihan karena keduanya mempunyai hubungan
yang erat, latihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk
memperoleh kemahiran atau kecakapan. Sedangkan tujuan kegiatan
pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang
agar mereka yang dilatih mendapat pengetahuan dan keterampilan dalam
menghadapi permasalahan yang dihadapi sesuai harapan dan tujuan yang di
inginkan mengikuti kegiatan pelatihan.
Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang merupakan sarana
pembinaan dan pengembangan karir serta salah satu upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan. Pada kajian ini penulis memfokuskan pada makna pelatihan.
Para ahli banyak berpendapat tentang arti dan definisi pelatihan, namun
dari berbagai pendapat tersebut pada prinsipnya tidak jauh berbeda.
Goldstsein dan Gressner (1988) dalam Kamil (2010, hlm. 6)
mendefinisikan pelatihan sebagai usaha sistematis untuk menguasai
keterampilan, peraturan, konsep, ataupun cara berperilaku yang berdampak
pada peningkatan kinerja. Selanjutnya menurut Dearden (1984) dalam
4
Kamil (2010, hlm.7) yang menyatakan bahwa pelatihan pada dasarnya
meliputi proses belajar mengajar dan latihan bertujuan untuk mencapai
tingkatan kompetensi tertentu atau efisiensi kerja. Sebagai hasil pelatihan,
peserta diharapkan mampu merespon dengan tepat dan sesuai situasi
tertentu.

Seringkali pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki


kinerja yang langsung berhubungan dengan situasinya.
Selanjutnya Fiedman dan Yarbrough dalam Sudjana (2007, hlm.4)
menunjukan bahwa pelatihan adalah upaya pembelajaran, yang
diselenggarakan oleh organisasi (instansi pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, perusahaan, dan lain sebagainya) untuk memenuhi kebutuhan
atau untuk mencapai tujuan organisasi.
Lebih jauh Sastrodipoera (2006) dalam Kamil (2010, hlm.152)
memberikan definisi pelatihan adalah “salah satu jenis proses pembelajaran
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem
pengembangan sumber daya manusia, yang berlaku dalam waktu yang
relatif singkat dengan metode yang lebih mengutamakan taktik daripada
teori”. Sejalan dengan pendapat diatas Sastraadipoera (2006, hlm.121)
menyebutkan juga bahwa pelatihan bisa dianggap sebagai suatu proses
penyampaian pengetahuan , keterampilan, dan pembinaan sikap dan
kepribadian.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan merupakan suatu bentuk bantuan
dalam proses pembelajaran yang terorganisir dan sistematis dengan jangka
waktu yang relatif singkat untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan peserta pelatihan yang sifatnya praktis guna mencapai tujuan
tertentu.

b. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Sebuah pelatihan idealnya dirancang untuk mewujudkan tujuan-


tujuan, baik tujuan organisasi yang menyelenggarakan pelatihan maupun
tujuan para peserta yang mengikuti pelatihan secara perorangan. Karena
tujuan penelitian tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
5
saja, melainkan juga untuk mengembangankan bakat.

Moekijat (1992, hlm.2) menyebutkan bahwa tujuan pelatihan adalah untuk :


1) Mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan
lebih cepat dan lebih efektif; 2) Mengembangkan pengetahuan, sehingga
pekerjaan dapat dikerjakan secara rasional; dan 3) Mengembangkan sikap,
sehingga menimbulkan kemampuan kerjasama dengan teman-teman
pegawai dan dengan pimpinan. Mills dalam Artasasmita (1987, hlm.20)
menyatakan bahwa tujuan pelatihan adalah Untuk menolong peserta
pelatihan agar memperoleh keterampilan, sikap, dan kebiasaan berfikir
dengan efisien dan efektif.
Pengertian tujuan pelatihan tersebut jelas mengungkapkan bahwa
pelatihan haruslah menjadi sarana pemenuh kebutuhan peserta pelatihan
untuk dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap yang dapat
dimanfaatkan oleh peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan tersebut
sesuai dengan kompetensinya sebagai upaya pengembangan usaha.
Secara khusus dalam kaitan dengan pekerjaan, Simamora dalam
Kamil (2010, hlm. 11) mengelompokan tujuan pelatihan ke dalam lima
bidang, yaitu:
1) Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan perubahan
teknologi. Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat
secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru.
2) Mengurangi waktu belajar bagi karyawan untuk menjadi kompeten
dalam pekerjaan.
3) Membantu memecahkan permasalahan operasional.
4) Mempersiapkan karyawan untuk promosi, dan
5) Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.

Sedangkan menurut Marzuki dalam Kamil (2010, hlm. 11) ada tiga
tujuan pokok yang harus dicapai dengan pelatihan, yaitu:
1) Memenuhi kebutuhan organisasi.

2) Memperoleh pengertian dan pemahaman yang lengkap tentang


pekerjaan dengan standar dan kecepatan yang telah ditetapkan dan
dalam keadaan yang normal serta aman.

6
3) Membantu para pemimpin organisasi dalam melaksanakan tugasnya.

Selain tujuan, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai


manfaat pelatihan. M. Saleh Marzuki (1992, hlm.28) menjelaskan manfaat
pelatihan sebagai berikut:

(a)....pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/kemampuan-


individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki performance
organisasi ... ; (b) keterampilan tertentu diajarkan agar karyawan dapat
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar yang diinginkan ... (c)
pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan,
terhadap pimpinan atau karyawan ... dan (d) manfaat lain daripada
pelatihan adalah memperbaiki standar keselamatan.
Dengan adanya uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
mendapatkan perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang telah
didapat dari proses pelaksanaan pelatihan. Serta bermanfaat bagi peserta
pelatihan dalam meningkatkan kinerja pada tgas atau pekerjaan yang sudah
menjadi tanggung jawabnya.

2. Konsep Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar, perlu
durumuskan secara jelas pengertian belajar. Kata dasar pembelajaran adalah
belajar. Menurut Arifin (2012, hlm.10) adalah Belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan
dan pengalaman. Dalam arti sempit pembelajaran adalah suatu proses atau
cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegitan belajar. Dalam
arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik dengan
peserta didik, sumber belajar dengan lingkungan untuk menciptakan suatu
kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di
kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk
menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Sejalan dengan pendapat
Travers (dalam Sudjana 2005, hlm.98) belajar adalah suatu proses yang
menghasilkan penyesuaian tingkah laku.

7
Sedangkan menurut Gagne dalam Slameto (2013, hlm.13) Belajar ialah
suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tingkah laku; belajar juga adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi. Menurut Gestalt dalam
slameto (2013, hlm. 9) belajar yang penting adalah adanya penyesuaian
pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem
yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight (wawasan).

b. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh


kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Menurut Sardiman (2004, hlm. 68)
mengenai tujuan pengajaran/ pembelajaran ini biasanya dibagi menjadi dua
yaitu tujuan instruksional umum atau lebih dikenal dengan istilah Tujuan
Umum Pengajaran (TUP) dan Tujuan Instruksional Khusus atau yang lebih
dikenal dengan Tujuan Khusus Pengajaran (TKP).

1) Tujuan instruksional umum/ tujuan umum pengajaran merupakan


hasil belajar siswa setelah selesai belajar dan dirumuskan dengan
suatu pertanyaan yang bersifat umum.
2) Tujuan instruksional khusus/ tujuan khusus pengajaran merupakan
tujuan-tujuan pengajaran yang bersifat khusus sebagai penjabaran
dari tujuan umum pengajaran. Tujuan instruksional khusus bersifat
konkret, dalam arti dapat diukur atau dapat diamati hasilnya.

3. Bimbingan
a. Pengertian Bimbingan
Pengertian-pengertian mengenai bimbingan dan konseling telah
dirumuskan beberapa ahli, pengertian yang dikemukakan oleh para ahli
tersebut berbeda antara satu dengan yang lain, secara umum bimbingan dapat
diartikan sebagai suatu bantuan yang diberikan kepada orang lain yang
bermasalah, dengan harapan orang tersebut dapat menerima keadaannya
sehingga dapat mengatasi masalahnya dan mengadakan penyesuaian terhadap

8
diri pribadi, lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, untuk lebih
jelasnya perhatikan uraian mengenai bimbingan dari beberapa ahli yang lebih
mengarah kepada pelaksanaan bimbingan belajar di sekolah.
”Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu mendapat
pemehaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga serta
masyarakat”.
”Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan
masa depan”.
Dari kedua definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan mengenai
pengertian bimbingan sebagai berikut :
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu
yang membutuhkannya, bantuan yang diberikan tidak adanya unsur paksaan
serta diberikan secara berencana dan sistematis.
Bimbingan diberikan kepada individu dengan maksud agar ia dapat
memahami dirinya, kemudian mengarahkan dirinya sehingga tercapai
kebahagiaan hidup pribadi.

b. Tujuan Pembelajaran

Kegiatan bimbingan di sekolah merupakan bagian integral dari


keseluruhan program kegiatan sekolah, terutama pada bimbingan belajar
sehingga dapat diartikan bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah
merupakan tujuan yang ingin dicapai bimbingan. Yang membedakan diantara
keduanya ialah jenis kegiatannya, pendidikan terletak pada proses belajar
mengajar yang penekanannya pada usaha-usaha kognitif,afektif dan
psikomorik, sedangkan bimbingan terletak pada membina siswa dalam
perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang didasarkan pada kenyataan
yang dihadapi siswa sehingga memerlukan bantuan tenaga profesional
kependidikan dalam hal ini adalah guru pembimbing.

9
Proses belajar dapat diamati secara tidak langsung, artinya proses
belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tetapi dapat
dipahami oleh guru.
Program-progran pendidikan di sekolah termasuk program layanan
bimbingan dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran sehingga proses
pendidikan di sekolah akan lebih bermakna sesuai dengan kebutuhan anak
didik dan kebutuhan masyarakat serta pembangunan.
Dengan perkataan lain, melalui kegiatan bimbingan di sekolah siswa
mampu mengembangkan potensi dalam dirinya. Potensi lingkungannya,
sehingga ia merencanakan masa depannya serta melanjutkan pendidikan
kepada jenjang yang lebih tinngi. Dalam rangka menjawab tantangan masa
depan yang lebih komfektif dan komplek, tenaga-tenaga profesional
kependidikan mampu memberikan pelayanan yang terbaik pula bagi
perkembangan anak didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu :
”Terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki
pengetahuan dan kemampuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan”.
4. Pembinaan
a. Pengertian
Pembinaan merupakan totalitas kegiatan yang meliputi perencanaan,
pengaturan dan penggunaan pegawai sehingga menjadi pegawai yang mampu
mengemban tugas menurut bidangnya masing-masing, supaya dapat
mencapai prestasi kerja yang efektif dan efisien. Pembinaan juga dapat
diartikan sebagai suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan lebih baik.
Dalam Buku Pembinaan Militer Departemen HANKAM disebutkan, bahwa
pembinaan adalah:
“Pembinaan adalah suatu proses penggunaan manusia, alat
peralatan, uang, waktu, metode dan sistem yang didasarkan pada prinsip
tertentu untuk pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan daya dan
hasil yang sebesar-besarnya”. (Musanef,1991:11).
Dalam hal suatu pembinaan menunjukkan adanya suatu kemajuan
peningkatan, atas berbagai kemungkiinan peningkatan, unsur dari pengertian
pembinaan ini merupakan suatu tindakan, proses atau pernyataan dari suatu
tujuan dan pembinaan menunjukkan kepada “perbaikan” atas sesuatu istilah
pembinaan hanya diperankan kepada unsur manusia, oleh karena itu
pembinaan haruslah mampu menekan dan dalam hal-hal persoalan manusia.
10
Hal ini sejalan dengan pendapat Miftah Thoha dalam bukunya yang berjudul
“Pembinaan Organisasi” mendefinisikan, pengertian pembinaan bahwa :
1) Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, atau pernyataan menjadi lebih
baik.
2) Pembinaan merupakan suatu strategi yang unik dari suatu sistem
pambaharuan dan perubahan (change).
3) Pembinaan merupakan suatu pernyataan yang normatif, yakni
menjelaskan bagaimana perubahan dan pembaharuan yang berencana
serta pelaksanaannya.
4) Pembinaan berusaha untuk mencapai efektivitas, efisiensi dalam suatu
perubahan dan pembaharuan yang dilakukan tanpa mengenal berhenti.
(Miftah,1997:16-17).

Dalam buku Tri Ubaya Sakti yang dikutip oleh Musanef dalam bukunya yang
berjudul Manajemen Kepegawaian di Indonesia disebutkan bahwa, yang
dimaksud dengan pengertian pembinaan adalah :

“Segala suatu tindakan yang berhubungan langsung dengan perencanaan,


penyusunan, pembangunan, pengembangan, pengarahan, penggunaan serta
pengendalian segala sesuatu secara berdaya guna dan berhasil guna”.
(Musanef,1991:11).

Pembinaan merupakan tugas yang terus menerus di dalam pengambilan


keputusan yang berwujud suatu perintah khusus/umum dan instruksi-intruksi,
dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga.
Usaha-usaha pembinaan merupakan persoalan yang normatif yakni
menjelaskan mengenai bagaimana perubahan dan pembaharuan dalam
pembinaan.

b. Fungsi Pembinaan
Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, maka diperlukan adanya
pegawai-pegawai yang setia, taat, jujur, penuh dedikasi, disiplin dan sadar
akan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan kepegawaian yang berlaku, fungsi pembinaan
diarahkan untuk :

 Memupuk kesetiaan dan ketaatan.


 Meningkatkan adanya rasa pengabdian rasa tanggung jawab,
kesungguhan dan kegairahan bekerja dalam melaksanakan tugasnya.
 Meningkatkan gairah dan produktivitas kerja secara optimal.
 Mewujudkan suatu layanan organisasi dan pegawai yang bersih dan
berwibawa.

11
 Memperbesar kemampuan dan kehidupan pegawai melalui proses
pendidikan dan latihan yang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan organisasi (wadah)

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak pandanagan para pemikir mengenai makna pendidikan. Mereka
melihat pendidikan dalam berbagai perspektif sehingga makna pendidikan pun
bergantung pada perspektif yang digunakan. Sekalipun demikian dari semua
pandangan tentang pendidikan, terdapat makna substansial yang memiliki
kesamaan fokus sebagai makna hakiki pendidikan. Din Wahyudin berpendapat
bahwa pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang
mengembangkan makna pendidikan yang berfungsi untuk kehidupan manusia yang
lebih baik.

B. Saran
Untuk para pembaca, memahami lebih detail untuk bisa mengambil poin-poin
dalam amkalah ini.
Untuk penulis, untuk kedepannya bisa memahami lebih jelas dan bisa
meringkaskan supaya mudah dipahami untuk pembaca.

12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

- Dr. Hamdani. Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung. CV Pustaka Setia. 2016


- Prof. DR.H.Ramayulis. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta. CV Kalam Mulia.
2015
- http://xerma.blogspot.com/2014/05/pengertian-fungsi-pembinaan-menurut.html Diakses
pada Jam 10: 15 Tgl. 04 -10-2019
- https://windyrosnia.wordpress.com/2013/03/06/pengertian-tujuan-dan-fungsi-bimbingan-
belajar/ Diakses pada jam 10 : 20 tgl. 04-10-2019

13
14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai