Anda di halaman 1dari 16

ALAT PELINDUNG DIRI

(APD)

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Jakarta, 17 Agustus 1945


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian APDa

ii
BAB
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia dewasa ini sudah mulai berkembang tingkat
perindustriannya. Alat perindustrian yang biasanya dilakukan secara manual,
sudah mulai ditinggalkan dengan beralih ke teknik yang lebih cepat dan
efisien. Akan tetapi, di samping cepat dan efisien, masih ada efek pengikut
lainnya yang tidak bisa diabaikan begitu saja, seperti misalnya peluang
kecelakaan kerja yang meningkat dan juga penyakit yang bisa ditimbulkan
baik pada pekerja maupun lingkungan sekitarnya.
Kecelakaan kerja merupakan salah satu masalah bagi sebuah
perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi
namun timbulnya korban jiwa pekerja. Kehilangan sumber daya manusia ini
merupakan kerugian bagi perusahaan karena diperlukan waktu untuk mencari
atau mendidik sumber daya manusia yang sesuai perusahaan. Kerugian yang
langsung yang tampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya
pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang
tidak tampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen
keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu
kerja.
Oleh karena itulah diperlukan alat pelindung diri (APD) untuk
mengurangi risiko kecelakaan dalam pekerjaan terutama di industri. Alat
pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir
dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering)
dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian APD?
2. Apa dasar hukum APD?

1
2

3. Apa saja jenis-jenis APD?


4. Apa masalah umum APD?
5. Apa masalah pemakaian APD?
6. Apa risiko pemakaian APD penyebab penyakit kerja di laboratorium
kesehatan?
7. Apa saja alasan tidak menggunakan APD?
8. Bagaimana upaya tindakan pencegahan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian APD
Alat pelindung diri adalah alat-alat yang mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991). Atau
bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha
melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD
bukanlah pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.
Alat pelindung diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-
bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih
secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Menurut ketentuan Balai Himpunan Pekerja Kesehatan, syarat-syarat alat
pelindung diri adalah:
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap bahaya
yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja.
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama.
6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah
dalam menggunakannya.
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya.

3
4

B. Dasar Hukum APD


1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970
Pasal 3 ayat (1) butir f: memberikan alat-alat perlindungan diri pada para
pekerja
Pasal 9 ayat (1) butir c: pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD bagi tenaga kerja
yang bersangkutan
Pasal 12 butir b: dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau
hak tenaga kerja untuk memakai APD yang diwajibkan
Pasal 14 butir c: pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma alat
perlindungan diri yang diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang
memasuki tempat kerja.
2. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan secara
cuma-cuma alat perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya oleh
tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya untuk mencegah penyakit
akibat kerja (PAK).
3. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982
Pasal 2 menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan
pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan
dan gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
4. Permenakertrans No. Per. 08/Men/VII/2010
Pasal 2 ayat (1) menyebutkan pengusaha wajib menyediakan alat
perlindungan diri bagi pekerja/buruh di tempat kerja.
Pasal 5 menyebutkan pengusaha atau pengurus wajib mengumumkan
secara tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban
penggunaan alat perlindungan diri di tempat kerja.
Pasal 6 ayat (1) menyebutkan pekerja/buruh dan orang lain yang
memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan APD sesuai
dengan potensi bahaya dan risiko
Pasal 7 ayat (1) menyebutkan pengusaha atau pengurus wajib
melaksanakan manajemen alat perlindungan diri di tempat kerja.
5

C. Jenis-jenis APD
1. Perlindungan mata dan wajah.
Proteksi mata dan wajah merupakan persyaratan yang mutlak yang
harus dikenakan oleh pemakai dikala bekerja dengan bahan kimia. Hal ini
dimaksud untuk melindungi mata dan wajah dari kecelakaan sebagai
akibat dari tumpahan bahan kimia, uap kimia, dan radiasi. Secara umum
perlindungan mata terdiri dari kacamata pelindung, goggle, pelindung
wajah, pelindung mata spesial (goggle yang menyatu dengan masker
khusus untuk melindungi mata dan wajah dari radiasi dan bahaya laser).
2. Perlindungan badan
Baju yang dikenakan selama bekerja di laboratorium, merupakan
suatu perlengkapan yang wajib dikenakan sebelum memasuki
laboratorium. Jas laboratorium dikenal oleh masyarakat pengguna bahan
kimia ini terbuat dari katun dan bahan sintetik. Hal yang perlu
diperhatikan ketika menggunakan jas laboratorium yaitu kancing jas
laboratorium tidak boleh dikenakan dalam kondisi tidak terpasang dan
ukuran dari jas laboratorium pas dengan ukuran badan pemakainya. Jas
laboratorium merupakan pelindung badan dari tumpahan bahan kimia dan
api sebelum mengenai kulit pemakainya. Jika jas laboratorium
terkontaminasi oleh tumpahan bahan kimia, lepaslah jas secepatnya. Selain
jas laboratorium, perlindungan badan lainnya adalah apron dan jumpsuits.
Apron digunakan untuk memproteksi diri dari cairan yang bersifat korosif
dan mengiritasi, yang berbentuk seperti celemek terbuat dari karet atau
plastik. Untuk apron yang terbuat dari plastik, bahwa tidak dikenakan pada
area larutan yang mudah terbakar dan bahan-bahan kimia yang dapat
terbakar yang dipicu oleh elektrik statis, karena apron jenis ini dapat
mengakumulasi loncatan listrik statis. Jumpsuits atau dikenal dengan
sebutan baju parasut ini direkomendasikan untuk dipakai pada kondisi
berisiko tinggi bahan dari peralatan perlindungan badan ini haruslah
mampu memberi perlindungan kepada pekerja laboratorium dari percikan
bahan kimia, panas, dingin, uap lembab, dan radiasi.
6

3. Perlindungan tangan
Kontak pada kulit tangan merupakan permasalahan yang sangat
penting apabila terpapar bahan kimia yang korosif dan beracun. Sarung
tangan menjadi solusi tidak hanya melindungi tangan terhadap
karakteristik bahaya bahan kimia tersebut, sarung tangan juga dapat
memberi perlindungan dari peralatan gelas yang pecah atau rusak,
permukaan benda yang kasar atau tajam, dan material yang panas atau
dingin. Sarung tangan harus secara periodik diganti berdasarkan frekuensi
pemakaian dan permeabilitas bahan kimia yang ditangani. Jenis sarung
tangan yang sering dipakai di laboratorium, di antaranya, terbuat dari
bahan karet, kulit dan pengisolasi (asbestos) untuk temperatur tinggi. Jenis
karet yang digunakan pada sarung tangan, di antaranya adalah karet butil
atau alam, neoprena, nitril, dan PVC (polivinil klorida). Semua jenis
sarung tangan tersebut dipilih berdasarkan bahan kimia yang akan
ditangani.
APD tangan dikenal dengan safety glove dengan berbagai jenis
penggunaannya. Berikut ini adalah jenis-jenis sarung tangan dengan
penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk melindungi dari bahan kimia.
Jenis-jenis safety glove antara lain: sarung tangan metak mesh, sarung
metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip dan menjaga terpotong,
sarung tangan kulit, sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan
melindungi tangan dari permukaan kasar, sarung tangan vinil dan
neoprena melindungi tangan terhadap bahan kimia beracun, sarung tangan
padded cloth melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan gelas,
kotoran dan vibrasi, sarung tangan heat resistant mencegah terkena panas
dan api, sarung tangan karet melindungi saat bekerja di sekitar arus listrik
karena karet merupakan isolator (bukan penghantar listrik), sarung tangan
latex disposable melindungi tangan dari germ dan bakteri, sarung tangan
ini hanya untuk sekali pakai, sarung tangan lead lined digunakan untuk
melindungi tangan dari sumber radiasi.
4. Perlindungan pernafasan
7

Kontaminasi bahan kimia yang paling sering masuk ke dalam


tubuh manusia adalah lewat pernafasan. Banyak sekali partikel-partikel
udara, debu, uap dan gas yang dapat membahayakan pernafasan.
Laboratorium merupakan salah satu tempat kerja dengan bahan kimia yang
memberikan efek kontaminasi tersebut. Oleh karena itu, para pekerjanya
harus memakai perlindungan pernafasan, atau yang lebih dikenal dengan
sebutan masker, yang sesuai. Pemilihan masker yang sesuai didasarkan
pada jenis kontaminasi, konsentrasi, dan batas paparan. Beberapa jenis
perlindungan pernafasan dilengkapi dengan filter pernafasan yang
berfungsi untuk menyaring udara yang masuk. Filter masker tersebut
memiliki masa pakai. Apabila tidak dapat menyaring udara yang
terkontaminasi lagi, maka filter tersebut harus diganti.

D. Masalah Umum APD


1. Tidak semua APD melalui pengujian labotoris sehingga tidak diketahui
derajat perlindungannya.
2. Tidak nyaman dan kadang-kadang membuat si pemakai sulit bekerja
3. APD dapat menciptakan bahaya baru
4. Perlindungan yang diberikan APD sulit untuk dimonitor
5. Kewajiban pemeliharaan APD dialihkan dari pihak manajemen ke pekerja
6. Efektivitas APD sering tergantung “good fit” pada pekerja
7. Kepercayaan pada APD akan menghambat pengembangan kontrol
teknologi yang baru.

E. Masalah Pemakaian APD


1. Pekerja tidak mau memakai
a. Tidak sadar/tidak mengerti
b. Panas
c. Sesak
d. Tidak enak dipakai
e. Tidak enak dipandang
f. Berat
8

g. Mengganggu pekerjaan
h. Tidak sesuai dengan bahaya yang ada
i. Tidak ada sangsi
j. Atasan juga tidak memakai
2. Tidak disediakan oleh perusahaan
a. Ketidakmengertian
b. Pura-pura tidak mengerti
c. Alasan bahaya
d. Dianggap sia-sia
3. Pengadaan oleh perusahaan
a. Tidak sesuai dengan bahaya yang ada
b. Asal beli (terutama memilih yang murah)

F. Risiko Pemakaian APD Penyebab Penyakit Kerja di Laboratorium


Kesehatan
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang
spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari
satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit
dan hazard di tempat kerja. Faktor lingkungan kerja sangat berpengaruh dan
berperan sebagai penyebab timbulnya penyakit akibat kerja. Sebagai contoh
antara lain debu silika dan silikosis, uap timah dan keracunan timah. Akan
tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktor manusia juga (WHO).
Berbeda dengan penyakit akibat kerja, penyakit akibat hubungan kerja
(PAHK) sangat luas ruang lingkupnya. Menurut komite ahli WHO (1973),
penyakit akibat hubungan kerja adalah “penyakit dengan penyebab
multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan
kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat,
mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit. Penyakit
akibat kerja di laboratorium kesehatan umumnya berkaitan dengan faktor
biologis (kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien); faktor kimia
(pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada
kulit, zat kimia/solven yang menyebabkan kerusakan hati; faktor ergonomi
9

(cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah); faktor fisik dalam dosis
kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.);
faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat darurat,
karantina dll.)

G. Beberapa Alasan Tidak Menggunakan APD


1. Respirator
a. Penutup muka yang buruk
b. Sumbatan kerusakan/cacat pada filter
c. Pemeliharaan yang tidak baik
d. Tali pengikat longgar/lepas
e. Tidak nyaman
f. Psikologis dan kecemasan
g. Meningkatkan beban kerja pada jantung dan hati
h. Menghirup kembali udara yang dihembuskan
i. Kesulitan komunikasi
2. Alat pelindung telinga
a. Risiko infeksi
b. Kesulitan komunikasi
c. Merasa terisolasi
d. Sakit kepala karena jepitan terlalu kuat
e. Tidak nyaman
f. Mengurangi kemampuan menduga jarak
g. Iritasi kulit
3. Sarung tangan
a. Mungkin dapat menangkap bahan kimia
b. Mengurangi kepekaan tangan dan jari
c. Kebocoran dari lubang yang tidak diketahui
d. Mungkin menyebabkan dermatitis (keringat yang berlebihan)
e. Bahan kimia tertentu
4. Alat pelindung mata
a. Dapat membatasi pandangan
10

b. Timbul kabut, noda dan goresan kecil


c. Tidak dapat melihat kerusakan secara visual
d. Beberapa kaca mata pengaman memungkinkan benda masuk dari
samping.

H. Tindakan Pencegahan
Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja ataupun pengunjung di tempat
kerja. Kecelakaan di tempat kerja telah menjadi kasus umum yang
mengakibatkan korban jiwa. Mengutip dari badan penyelenggara jaminan
sosial (BPJS) ketenagakerjaan, sampai akhir tahun 2015 sedikitnya telah
terjadi 105.182 kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan 2.375 orang
meninggal akibat risiko tidak menggunakan APD. International Labour
Organization (ILO) secara global sudah mempromosikan pencegahan
kecelakaan kerja.
Kampanye ILO pada hari keselamatan dan kesehatan kerja sedunia
tahun 2017 ini fokus pada memaksimalkan pengumpulan dan penggunaan
data K3 yang bisa dipercaya dan setiap negara harus meningkatkan
kemampuan itu. Hal semacam ini sangat diperlukan dalam mendeteksi bahaya
baru dan risiko yang muncul di tempat kerja. Data itu juga akan dipakai dalam
meningkatkan strategi pencegahan kecelakaan di tempat kerja hingga
menciptakan hasil yang maksimal. Kampanye ini juga bermaksud untuk
meningkatkan kesadaran dunia pada tren yang muncul di bagian K3 dan
terkait besarnya peristiwa cedera, penyakit, dan kematian di seluruh dunia.
Lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk semua pekerja
didapatkan dengan adanya partisipasi aktif dari pemerintah, pengusaha, dan
pekerja melalui tanggung jawabnya terhadap pencegahan kecelakaan kerja.
Pencegahan yang bisa dilakukan yakni dengan mengurangi sumber bahaya,
mengambil praktik kerja yang ideal dan penyusunan waktu kerja yang efisien,
dan meminimalisir besarnya keterpaparan. Tindakan pencegahan ini harus jadi
budaya keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu dimiliki dan selalu
ditingkatkan oleh para pekerja, pengusaha, ataupun pemerintah.
11

Selain tindakan pencegahan, garis pertahanan terakhir sebagai solusi


untuk meminimalisir kecelakaan kerja yakni dengan penggunaan alat
pelindung diri (APD). Perlengkapan pelindung diri disesuaikan dengan jenis
pekerjaan, lingkungan, dan tingkat risiko. Biasanya perlengkapan pelindung
diri meliputi alat pelindung pernafasan, baju pelindung, alas kaki,
perlengkapan untuk melindungi muka, mata, dan tangan. Diharapkan dengan
adanya tindak pencegahan dan penggunaan APD jadi langkah yang efisien
untuk mengatur kecelakaan kerja.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Alat pelindung diri atau APD sangat penting dan diperlukan oleh
pegawai, karyawan, enginering, administratif atau siapapun yang memiliki
risiko kecelakaan ataupun bahaya dalam bekerja. Oleh karena itu APD harus
benar-benar dipelajari dan dipahami baik dalam penggunaannya ataupun
pemeliharaannya agar APD bias berfungsi dengan baik. Berikut pembahasan
mengenai alat pelindung diri:
1. Alat perlindungan diri merupakan alat yang digunakan untuk mengurangi
risiko akibat kecelakaan, bukan menghilangkan kecelakaan itu sendiri.
2. Alat perlindungan diri dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.
3. Alat perlindungan diri harus sesuai dengan jenis kegiatan dan tempat
pekerjaan.
4. Alat perlindungan diri harus selalu dirawat agar dapat digunakan sesuai
dengan ketentuan.

I. Saran
1. Setiap pekerja sebaiknya menggunakan alat pelindung diri.
2. Penyuluhan tentang alat pelindung diri kepada semua masyarakat agar
dapat mengurangi angka kecelakaan.
3. Penggunaan alat pelindung diri sebaiknya sesuai dengan kebutuhan tenaga
kerja.
4. Pemantauan terhadap alat pelindung diri harus rutin dilakukan, agar dalam
penggunaan lebih optimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://safetynet.asia/pencegahan-dan-penggunaan-APD

http://ners-binahusada.blogspot.com/2011/10/alat-pelindung-diri-APD.html

https://burjoweb.wordpress.com/2017/03/23/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-APD-
beserta-fungsinya

https://blog.ruparupa.id/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3

https://sadkes.net/2017/09/11/dasar-hukum-penggunaan-APD

Anda mungkin juga menyukai