8593 20996 2 PB
8593 20996 2 PB
Volume 14 Nomor 3 1
ABSTRAK
Hidroksi propil metil selulosa (HPMC) dan karbomer merupakan gelling agent yang umum
dipakai dalam pembuatan gel. Kedua gelling agent ini memiliki sifat fisikokimia yang
berbeda sehingga dapat menghasilkan sediaan gel yang berbeda. Selain sifat fisikokimia,
konsentrasi gelling agent yang digunakan juga berpengaruh pada sediaan gel yang dihasilkan.
Sifat fisikokimia yang dimiliki oleh gelling agent akan berpengaruh pada aplikasinya sebagai
gelling agent. Meski sifat fisikokimianya berbeda, HPMC dan karbomer dapat
dikombinasikan untuk menutupi kekurangan dari karbomer dan untuk mendapatkan sediaan
gel dengan sifat fisika yang lebih baik. Kemampuan pelepasan obat serta viskositas dari
HPMC dan karbomer dapat dipengaruhi oleh beberapa zat tambahan.
Kata Kunci : HPMC, karbomer, gelling agent, sifat fisikokimia, sediaan gel, kombinasi,
pelepasan obat, viskositas
ABSTRACT
Hydroxy propyl methyl cellulose (HPMC) and carbomer are gelling agent which commonly used in
the manufacture of gel. Both gelling agent have different physicochemical properties that can generate
different gel formulation. Besides the physicochemical properties, the concentration of gelling agent
used also affects the result of gel formulation. Physicochemical properties possessed by a gelling
agent will affect the application as a gelling agent. Although their physicochemical properties are
different, HPMC and carbomer can be combined to cover the shortage of carbomer and to obtain a
gel formulation with better physical properties. The ability of drug release and viscosity of HPMC and
carbomer can be affected by several additional substances.
Keywords: HPMC, Carbomer, gelling agent, physicochemical properties, gel preparation,
combination, drug release, viscosity
Bentuk sediaan gel mulai berkembang, umumnya dipakai yaitu hidroksi propil metil
terutama dalam produk kosmetika dan produk selulosa (HPMC) dan karbomer (Arikumalasari
farmasi (Gupta et al., 2010). Gel merupakan et al., 2013; Sudjono et al., 2012).
memiliki penghantaran obat yang lebih baik Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC)
2012; Verma et al., 2013). Pemilihan gelling HPMC inert terhadap banyak zat, cocok
agent akan mempengaruhi sifat fisika gel serta dengan komponen kemasan serta mudah
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 2
didapatkan. HPMC stabil pada pH 3 hingga 11, dalam air. HPMC akan mengembang dan
gel yang dihasilkan jernih, bersifat netral, serta diaduk hingga terbentuk fasa gel. Pada
vikositasnya yang stabil meski disimpan pada penelitian yang dilakukan Arikumalasari et al.
jangka waktu yang lama. HPMC juga tidak (2013), dilakukan optimasi HPMC untuk
mengiritasi kulit dan tidak dimetabolisme oleh formulasi gel ekstrak kulit buah manggis
tubuh (Joshi, 2011; Sudjono et al., 2012; dengan menggunakan konsentrasi HPMC dari
Arikumalasari et al., 2013; Quinones et al., 5-15%. Dari penelitian tersebut didapatkan
2008). HPMC memiliki reaksi dengan zat yang konsentrasi 15% HPMC yang memberikan hasil
ionik maupun dengan logam (Huichao et al., yang paling optimum dibandingkan dengan
2014). Penambahan garam akan menimbulkan konsentrasi yang lain. Dalam pembuatannya,
efek salting in atau salting out pada HPMC. HPMC dikembangkan di dalam air yang telah
Selain itu penambahan surfaktan juga dapat dipanaskan sehingga terbentuk gel yang
(Joshi, 2011). HPMC akan melarut dalam air Arikumalasari et al. (2013) juga
dengan suhu dibawah 40°C atau etanol 70%, mengemukakan jika semakin tinggi konsentrasi
tidak larut dalam air panas namun mengembang HPMC dalam sediaan maka akan semakin
menjadi gel (Huichao et al., 2014). meningkatkan daya lekat sediaan gel. Daya
Sifat fisikokimia gel yang dihasilkan lekat ini berpengaruh pada kemampuan gel
HPMC membentuk gel dengan melekat pada kulit, jika semakin tinggi maka
mengabsorbsi pelarut dan menahan cairan akan semakin lama gel melekat pada kulit dan
tersebut dengan membentuk massa cair yang efek terapi yang diberikan akan lebih lama. Hal
kompak. Meningkatnya jumlah HPMC yang ini sangat baik untuk pengobatan. Namun
digunakan maka akan semakin banyak cairan semakin tinggi konsentrasi akan menurunkan
yang tertahan dan diikat oleh HPMC, berarti daya sebar dari sediaan. Tingginya konsentrasi
Pada pembuatan gel dengan HPMC dan menyebar pada kulit. Hal ini dapat
mengurangi kualitas sediaan gel (Arikumalasari dalam karbomer. Hal ini akan melepaskan obat
tergantung pada pH. Pada pH 3, karbomer akan sebagai gelling agent, tidak seperti HPMC
berbentuk larutan, dan pada pH 6-8 viskositas yang membutuhkan air panas untuk
et al., 2008). Karbomer tidak mengiritasi pada karbomer cukup menggunakan air pada suhu
pemakaian berulang serta cocok untuk sediaan ruang. Karbomer ditaburkan di atas air lalu
gel yang didalamnya terdapat air dan alkohol diaduk cepat hingga terbentuk masa gel. Pada
(Shu, 2013). Karbomer akan membentuk gel penelitian yang dilakukan Shu (2013),
yang transparan dan bioadhesive. Karbomer dilakukan formulasi sediaan gel hand sanitizer
saat disebar dalam air akan mengembang, dengan bahan aktif triklosan menggunakan
membentuk polimer untuk membentuk dispersi karbomer 940 sebagai gelling agent. Karbomer
koloid yang bertindak sebagai elektrolit anionik 940 digunakan sebagai gelling agent karena
atau garam dapat menurunkan viskositas Konsentrasi yang dibutuhkan untuk pembuatan
karbomer. Surfaktan seperti natrium dodesil masa gel 0,5-2%, dan dipilih konsentrasi 0,5%
sulfat (SDS) dapat menurunkan viskositas dalam penelitian ini. Setelah masa gel
karbomer pada pH 4 dan 7,4. Namun penyebab terbentuk, kedalam masa gel diteteskan
utama penurunan viskositas adalah garam. trietanolamin (TEA) yang bersifat basa, untuk
Karbomer membentuk dispersi koloid yang menetralkan masa gel mengingat rentang pH
bertindak sebagai elektrolit anion, kehadiran kulit yaitu 4,5-6,5. Utuk zat aktifnya, dibuat dua
garam akan menetralisasi anion tersebut dan variasi konsentrasi triklosan 0,5% dan 1%,
menyebabkan keluarnya cairan yang tertahan perbedaan konsentrasi zat aktif ini
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 4
mempengaruhi berat jenis dari gel yang dibagi lagi menjadi tiga bagian dimana tiap
dihasilkan meskipun konsentrasi gelling agent bagian diisi dengan zat aktif yang berbeda
sama. Meski begitu, dengan 0,5% Karbomer (fenilalanin terkonjugasi 0,5% (tiga konsentrasi
940 dapat menghasilkan masa gel yang karbomer 934), cysteamine free base 0,5%
memiliki spesifikasi yang dibutuhkan sebagai (hanya pada konsentrasi karbomer 934 1%),
Sifat karbomer yang viskositasnya konsentrasi karbomer 934) dan blanko (tiga
sering kali dimanfaatkan dalam pembuatan in dilakukan pada pH antara 4 dan 6, dan sediaan
situ gel. Pada penelitian yang dilakukan Buchan berupa larutan. Kemudian dinetralkan dengan
et al. (2010), yaitu formulasi gel untuk menggunakan natrium hidroksida dan
sistinosis, digunakan tiga variasi konsentrasi Phosphate Buffer (SMPB) yang memiliki pH
karbomer. Konsentrasi yang digunakan yaitu 7,4. Saat itu larutan berubah membentuk gel
0,1%, 0,5% dan 1,0%. Pembuatan masa gel dan kemudian diukur pHnya. Total ada 10
dalam penelitian ini berbeda dengan variasi gel dalam penelitian ini dengan pH dari
sebelumnya karena gel ini ditunjukkan untuk 6,0 hingga 7,4. Mata dapat mentolerir pH 6,6-
penggunaan di mata sehingga karbomer 934 7,8. Maka dari itu, dari beberapa konsentrasi gel
akan didispersikan dalam dalam Simulated dengan zat aktif yang berbeda, semua gel
Lachrymal Fluid (SLF) yang berisi kalium dinyatakan dapat digunakan kecuali gel dengan
klorida 0,179%, natrium klorida 0,631%, konsentrasi karbomer 0,5% berisi cysteamine
0,004% dan magnesium karbonat 0,005%, Kombinasi Karbomer dan HPMC Sebagai
hingga terbentuk masa gel, lalu dinetralisasi digunakan guna menutupi kekurangan dari sifat
dengan natrium hidroksida. Dari tiga variasi karbomer. Deshpande dan Shah (2012)
konsetrasi karbomer 934, tiap konsentrasi menemukan masalah jika semakin tinggi
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 5
konsentrasi karbomer dalam formula, maka E4M, dan formula keempat yaitu 0,3%
suasana yang dibutuhkan semakin asam untuk Karbomer 940 dan 0,4% HPMC E4M. Keempat
membentuk gel. Pengunaan karbomer dengan formula ini bentuknya cair saat formulasi
konsentrasi 0,1-0,5% akan membentuk gel saat namun berubah menjadi gel ketika pH
pH 7,4 namun viskositasnya rendah. Jika dinaikkan menjadi 7,4. Formulasi-formulasi ini
konsentrasi karbomer dinaikkan viskositas yang juga menghasilkan bentuk gel yang jernih dan
dihasilkan meningkat namun diperlukan pH stabil pada suhu ruangan, pelepasan obat yang
yang semakin asam agar gel terbentuk. Maka lebih dari 8 jam yang telah dibandingkan
dari itu, karbomer dikombinasikan dengan dengan obat murni dan produk tetes mata
HPMC sehingga konsentrasi karbomer dapat pasaran. Penelitian yang dilakukan oleh Malik
diturunkan dan pH yang dibutuhkan untuk dan Satyananda (2013) hampir sama dengan
pembentukan gel tidak terlalu asam. penelitian yang dilakukan Deshpande dan Shah
Deshpande dan Shah (2012), melakukan (2012), namun berbeda pada zat aktif yang
formulasi in situ gel untuk sediaan pada mata digunakan, yaitu gatifloksasin. Formulasi
dengan zat aktif lomefloksasin HCl. Sediaan ini dibuat dengan menggunakan gelling agent
akan berbentuk cair saat formulasi namun akan karbomer 940 (0,1%-0,5% w/v) dan HPMC
membentuk gel saat diberikan ke mata karena E4M (0,2%-0,6% w/v). Hasil penelitian ini
terjadi perubahan pH. Viskositas karbomer berupa gel yang dihasilkan jernih dan
dipengaruhi oleh pH, maka dari itu viskositas kemampuan pelepasan obat yang baik sehingga
dari sediaan ini akan meningkat ketika dapat digunakan sebagai in situ gel untuk
formula yang menghasilkan bentuk sediaan gel Kombinasi HPMC dan karbomer juga
yang diinginkan. Formula pertama terdiri atas digunakan seperti pada penelitian formulasi gel
0,3% Karbomer 940 dan 1,5% HPMC E50LV, nistatin yang dilakukan oleh Quinones dan
formula kedua terdiri atas 0,4% Karbomer 940 Ghaly (2008) untuk mendapatkan sifat fisika
dan 1,5% HPMC E50LV, formula ketiga terdiri gel yang lebih baik. Penelitian ini juga
atas 0,2% Karbomer 940 dan 0,4% HPMC membandingkan kemampuan difusi obat antara
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 6
gel yang mengandung kombinasi HPMC dan K4M merupakan formulasi yang paling baik
karbomer, HPMC saja, dan karbomer saja. karena pelepasan obat yang lebih tinggi jika
dengan rasio 2:1 memberikan persentase difusi natrium CMC. Viskositas yang dihasilkan oleh
obat tertinggi jika dibandingkan dengan karbomer 934 dan HPMC K4M juga sangat
formula yang mengandung karbomer saja atau tinggi. Namun semakin tinggi konsetrasi gelling
HPMC saja. Selain itu juga, dengan agent yang digunakan, terjadi penurunan
menggunakan kombinasi HPMC dan karbomer kemampuan pelepasan obat. Selain keenam
sifat fisika gel yang dihasilkan lebih baik. Hasil belas formula ini, peneliti juga membuat
pengujian dari uji in vitro release dan studi formulasi dengan kombinasi gelling agent
rheologikal menunjukkan jika formula dengan karbomer 934-HPMC K4M, karbomer 934-
karbomer-HPMC memiliki kekuatan gel yang natrium alginat, karbomer 934-natrium CMC,
formulasi klobetasol propianat dengan CMC. Kombinasi HPMC K4M dan karbomer
menggunakan empat gelling agent yang 934 menunjukkan hasil yang paling baik karena
berbeda, yaitu karbomer 934, HPMC K4M, memiliki kemampuan pelepasan obat yang
natrium alginat dan natrium CMC. Terdapat 16 lebih baik dibandingkan dengan formulasi yang
klobetasol propionat dengan jumlah yang sama, Konsentrasi gelling agent HPMC dan
yaitu 5%, dan ditambahkan juga propilen glikol karbomer secara langsung juga mempengaruhi
dan etanol dengan konsentrasi yang sama dalam pelepasan obat saat pemakaian. Hal ini diteliti
semua formulasi, yaitu 15% dan 40%. Hasil oleh Tanwar dan Jain (2012), dilakukan
penelitian menunjukkan bahwa formulasi formulasi serta evaluasi sediaan gel natrium
dengan gelling agent karbomer 934 dan HPMC diklofenak dengan menggunakan gelling agent
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 7
yang berbeda, yaitu karbomer, natrium CMC, ditambahkan etanol, dan formula yang
HPMC K4M, dan natrium alginat. Penelitian ini ditambahkan propilen glikol dan etanol.
menunjukkan semakin tinggi konsentrasi Namun yang diuji lebih lanjut hanya delapan
gelling agent maka semakin tinggi formulasi dengan gelling agent karbomer,
viskositasnya. Namun dengan meningkatnya HPMC, natrium alginat dan natrium CMC.
viskositas sediaan gel, maka absorbsi obat pada Kedelapan formulasi ini memiliki
saat pemakaian akan menurun sehingga dalam homogenitas zat aktif yang baik, namun
formulasi perlu diperhatikan konsentrasi gelling pada uji in vitro terdapat perbedaan
Penambahan beberapa zat atau sistem karbomer sebagai gelling agent merupakan
a. Propilen glikol dan etanol gel yang paling baik, kemampuan pelepasan
Pelepasan obat dari gel dengan gelling agent obatnya meningkat dengan penambahan
HPMC dan karbomer telah diteliti oleh propilen glikol hingga 10%, namun
Rupal et al. (2010), di mana hasil penelitian pelepasan obat menurun jika propilen glikol
menunjukkan bahwa propilen glikol ditambahkan hingga 20%. Pada gel dengan
agent yaitu HPMC, karbomer, natrium kemampuan pelepasan obat namun jika
alginat dan natrium CMC. Terdapat 17 ditambahkan propilen glikol hingga 10%
formula yang dibuat pada penelitian ini, di pelepasan obatnya menurun. Penambahan
mana ditambahkan juga propilen glikol dan propilen glikol bisa digunakan guna
etanol yang berguna untuk melarutkan zat meningkatkan pelepasan obat, terutama jika
aktif dalam sediaan ini. Penambahan digunakan karbomer sebagai gelling agent.
dalam 17 formula, di mana ada formula Pengunaan sistem tertentu dapat membantu
yang tidak menggunakan propilen glikol dan HPMC dalam laju penetrasi dan
etanol, formula yang hanya ditambahkan permeabilitas membran dari sediaan. Pada
(2012), terdapat sistem niosom yang Penambahan zat tambahan tertentu dapat
obat yang bertahap. Zat aktif dalam dari HPMC, salah satu zatnya yaitu selulosa
formulasi ini yaitu natrium diklofenak, obat nitrat. Patel et al. (2015) menyatakan bahwa
golongan analgesik yang jika dikonsumsi HPMC merupakan gelling agent dari
secara oral dapat menimbulkan nyeri polimer hidrofilik yang baik, jika
dan ulser gastrointestinal. Risiko itu dapat (HPC) dan metil selulosa (MC). Dengan zat
diklofenak menjadi sediaan gel topikal. obat maksimum pada formula dengan
dengan menggabungkan sistem niosom HPMC dan karbomer memiliki sifat yang
dengan HPMC sebagai gelling agent. berbeda yaitu pH di mana gel yang dihasilkan
Sediaan gel dibuat dengan dua macam HPMC stabil pada pH 3-11 sedangkan
formulasi, di mana salah satu tidak karbomer gel akan terbentuk saat pH 6-8, suhu
menggunakan sistem niosom dalam air saat pembentukan di mana HPMC butuh air
formulanya. Didapatkan hasil jika sediaan dengan suhu tinggi sedangkan karbomer
gel dengan sistem niosom memiliki laju membutuhkan air dengan suhu ruang. HPMC
penetrasi dan permeabilitas membran obat dan karbomer memiliki sifat yang sama yaitu
yang lebih rendah dari sediaan gel tanpa harus dihindari dari garam dan surfaktan karena
sistem niosom. Dengan rendahnya laju akan menurunkan viskositas gel yang
penetrasi dan permeabilitas membran maka dihasilkan, serta konsentrasi yang terlalu tinggi
efek analgesik dari natrium diklofenak dapat akan meningkatkan viskositas yang dihasilkan.