Anda di halaman 1dari 10

Farmaka

Volume 14 Nomor 3 1

REVIEW ARTIKEL: HIDROKSI PROPIL METIL SELULOSA DAN KARBOMER


SERTA SIFAT FISIKOKIMIANYA SEBAGAI GELLING AGENT

Christine Citra Dewi, Nyi Mekar Saptarini

Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran


Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
chrisdewi11@gmail.com

ABSTRAK
Hidroksi propil metil selulosa (HPMC) dan karbomer merupakan gelling agent yang umum
dipakai dalam pembuatan gel. Kedua gelling agent ini memiliki sifat fisikokimia yang
berbeda sehingga dapat menghasilkan sediaan gel yang berbeda. Selain sifat fisikokimia,
konsentrasi gelling agent yang digunakan juga berpengaruh pada sediaan gel yang dihasilkan.
Sifat fisikokimia yang dimiliki oleh gelling agent akan berpengaruh pada aplikasinya sebagai
gelling agent. Meski sifat fisikokimianya berbeda, HPMC dan karbomer dapat
dikombinasikan untuk menutupi kekurangan dari karbomer dan untuk mendapatkan sediaan
gel dengan sifat fisika yang lebih baik. Kemampuan pelepasan obat serta viskositas dari
HPMC dan karbomer dapat dipengaruhi oleh beberapa zat tambahan.
Kata Kunci : HPMC, karbomer, gelling agent, sifat fisikokimia, sediaan gel, kombinasi,
pelepasan obat, viskositas

ABSTRACT
Hydroxy propyl methyl cellulose (HPMC) and carbomer are gelling agent which commonly used in
the manufacture of gel. Both gelling agent have different physicochemical properties that can generate
different gel formulation. Besides the physicochemical properties, the concentration of gelling agent
used also affects the result of gel formulation. Physicochemical properties possessed by a gelling
agent will affect the application as a gelling agent. Although their physicochemical properties are
different, HPMC and carbomer can be combined to cover the shortage of carbomer and to obtain a
gel formulation with better physical properties. The ability of drug release and viscosity of HPMC and
carbomer can be affected by several additional substances.
Keywords: HPMC, Carbomer, gelling agent, physicochemical properties, gel preparation,
combination, drug release, viscosity

PENDAHULUAN hasil akhir sediaan. Gelling agent yang

Bentuk sediaan gel mulai berkembang, umumnya dipakai yaitu hidroksi propil metil

terutama dalam produk kosmetika dan produk selulosa (HPMC) dan karbomer (Arikumalasari

farmasi (Gupta et al., 2010). Gel merupakan et al., 2013; Sudjono et al., 2012).

sediaan yang mengandung banyak air dan PEMBAHASAN

memiliki penghantaran obat yang lebih baik Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC)

jika dibandingkan dengan salep (Sudjono et al., Sifat fisikokimia HPMC

2012; Verma et al., 2013). Pemilihan gelling HPMC inert terhadap banyak zat, cocok

agent akan mempengaruhi sifat fisika gel serta dengan komponen kemasan serta mudah
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 2

didapatkan. HPMC stabil pada pH 3 hingga 11, dalam air. HPMC akan mengembang dan

gel yang dihasilkan jernih, bersifat netral, serta diaduk hingga terbentuk fasa gel. Pada

vikositasnya yang stabil meski disimpan pada penelitian yang dilakukan Arikumalasari et al.

jangka waktu yang lama. HPMC juga tidak (2013), dilakukan optimasi HPMC untuk

mengiritasi kulit dan tidak dimetabolisme oleh formulasi gel ekstrak kulit buah manggis

tubuh (Joshi, 2011; Sudjono et al., 2012; dengan menggunakan konsentrasi HPMC dari

Arikumalasari et al., 2013; Quinones et al., 5-15%. Dari penelitian tersebut didapatkan

2008). HPMC memiliki reaksi dengan zat yang konsentrasi 15% HPMC yang memberikan hasil

ionik maupun dengan logam (Huichao et al., yang paling optimum dibandingkan dengan

2014). Penambahan garam akan menimbulkan konsentrasi yang lain. Dalam pembuatannya,

efek salting in atau salting out pada HPMC. HPMC dikembangkan di dalam air yang telah

Selain itu penambahan surfaktan juga dapat dipanaskan sehingga terbentuk gel yang

mempengaruhi suhu pembentukan gelnya diinginkan.

(Joshi, 2011). HPMC akan melarut dalam air Arikumalasari et al. (2013) juga

dengan suhu dibawah 40°C atau etanol 70%, mengemukakan jika semakin tinggi konsentrasi

tidak larut dalam air panas namun mengembang HPMC dalam sediaan maka akan semakin

menjadi gel (Huichao et al., 2014). meningkatkan daya lekat sediaan gel. Daya

Sifat fisikokimia gel yang dihasilkan lekat ini berpengaruh pada kemampuan gel

HPMC membentuk gel dengan melekat pada kulit, jika semakin tinggi maka

mengabsorbsi pelarut dan menahan cairan akan semakin lama gel melekat pada kulit dan

tersebut dengan membentuk massa cair yang efek terapi yang diberikan akan lebih lama. Hal

kompak. Meningkatnya jumlah HPMC yang ini sangat baik untuk pengobatan. Namun

digunakan maka akan semakin banyak cairan semakin tinggi konsentrasi akan menurunkan

yang tertahan dan diikat oleh HPMC, berarti daya sebar dari sediaan. Tingginya konsentrasi

viskositas meningkat (Arikumalasari et al., HPMC akan meningkatkan viskositas gel,

2013). sehingga gel semakin tertahan untuk mengalir

Pada pembuatan gel dengan HPMC dan menyebar pada kulit. Hal ini dapat

sebagai gelling agent, HPMC didispersikan


Farmaka
Volume 14 Nomor 3 3

mengurangi kualitas sediaan gel (Arikumalasari dalam karbomer. Hal ini akan melepaskan obat

et al., 2013). yang tergabung dalam struktur gel (Suhaime et

Karbomer al., 2012).

Sifat fisikokimia karbomer Sifat fisikokimia gel yang dihasilkan oleh

Karbomer merupakan polimer akrilik. karbomer

Viskositas yang dihasilkan karbomer Pada pembuatan gel dengan karbomer

tergantung pada pH. Pada pH 3, karbomer akan sebagai gelling agent, tidak seperti HPMC

berbentuk larutan, dan pada pH 6-8 viskositas yang membutuhkan air panas untuk

akan meningkat dan membentuk gel (Quinones mengembangkannya. Untuk pengembangan

et al., 2008). Karbomer tidak mengiritasi pada karbomer cukup menggunakan air pada suhu

pemakaian berulang serta cocok untuk sediaan ruang. Karbomer ditaburkan di atas air lalu

gel yang didalamnya terdapat air dan alkohol diaduk cepat hingga terbentuk masa gel. Pada

(Shu, 2013). Karbomer akan membentuk gel penelitian yang dilakukan Shu (2013),

yang transparan dan bioadhesive. Karbomer dilakukan formulasi sediaan gel hand sanitizer

saat disebar dalam air akan mengembang, dengan bahan aktif triklosan menggunakan

membentuk polimer untuk membentuk dispersi karbomer 940 sebagai gelling agent. Karbomer

koloid yang bertindak sebagai elektrolit anionik 940 digunakan sebagai gelling agent karena

(Buchan et al., 2010). memiliki viskositas 40.000-60.000 cP dan

Seperti HPMC, penambahan surfaktan didalam formulasi terdapat etanol 70%.

atau garam dapat menurunkan viskositas Konsentrasi yang dibutuhkan untuk pembuatan

karbomer. Surfaktan seperti natrium dodesil masa gel 0,5-2%, dan dipilih konsentrasi 0,5%

sulfat (SDS) dapat menurunkan viskositas dalam penelitian ini. Setelah masa gel

karbomer pada pH 4 dan 7,4. Namun penyebab terbentuk, kedalam masa gel diteteskan

utama penurunan viskositas adalah garam. trietanolamin (TEA) yang bersifat basa, untuk

Karbomer membentuk dispersi koloid yang menetralkan masa gel mengingat rentang pH

bertindak sebagai elektrolit anion, kehadiran kulit yaitu 4,5-6,5. Utuk zat aktifnya, dibuat dua

garam akan menetralisasi anion tersebut dan variasi konsentrasi triklosan 0,5% dan 1%,

menyebabkan keluarnya cairan yang tertahan perbedaan konsentrasi zat aktif ini
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 4

mempengaruhi berat jenis dari gel yang dibagi lagi menjadi tiga bagian dimana tiap

dihasilkan meskipun konsentrasi gelling agent bagian diisi dengan zat aktif yang berbeda

sama. Meski begitu, dengan 0,5% Karbomer (fenilalanin terkonjugasi 0,5% (tiga konsentrasi

940 dapat menghasilkan masa gel yang karbomer 934), cysteamine free base 0,5%

memiliki spesifikasi yang dibutuhkan sebagai (hanya pada konsentrasi karbomer 934 1%),

hand sanitizer. dan cysteamine hydrochloride 0,5% (tiga

Sifat karbomer yang viskositasnya konsentrasi karbomer 934) dan blanko (tiga

berubah sesuai dengan pH pada mediumnya konsentrasi karbomer 934). Formulasi

sering kali dimanfaatkan dalam pembuatan in dilakukan pada pH antara 4 dan 6, dan sediaan

situ gel. Pada penelitian yang dilakukan Buchan berupa larutan. Kemudian dinetralkan dengan

et al. (2010), yaitu formulasi gel untuk menggunakan natrium hidroksida dan

pengobatan komplikasi optalmik dalam ditambahkan ke dalam Sorensen’s Modified

sistinosis, digunakan tiga variasi konsentrasi Phosphate Buffer (SMPB) yang memiliki pH

karbomer. Konsentrasi yang digunakan yaitu 7,4. Saat itu larutan berubah membentuk gel

0,1%, 0,5% dan 1,0%. Pembuatan masa gel dan kemudian diukur pHnya. Total ada 10

dalam penelitian ini berbeda dengan variasi gel dalam penelitian ini dengan pH dari

sebelumnya karena gel ini ditunjukkan untuk 6,0 hingga 7,4. Mata dapat mentolerir pH 6,6-

penggunaan di mata sehingga karbomer 934 7,8. Maka dari itu, dari beberapa konsentrasi gel

akan didispersikan dalam dalam Simulated dengan zat aktif yang berbeda, semua gel

Lachrymal Fluid (SLF) yang berisi kalium dinyatakan dapat digunakan kecuali gel dengan

klorida 0,179%, natrium klorida 0,631%, konsentrasi karbomer 0,5% berisi cysteamine

natrium karbonat 0,218%, kalsium karbonat hydrochloride karena memiliki pH 6,0.

0,004% dan magnesium karbonat 0,005%, Kombinasi Karbomer dan HPMC Sebagai

ditambahkan asam klorida 2 M dan air. Gelling Agent

Karbomer 934 didispersikan kemudian diaduk Kombinasi HPMC dengan karbomer

hingga terbentuk masa gel, lalu dinetralisasi digunakan guna menutupi kekurangan dari sifat

dengan natrium hidroksida. Dari tiga variasi karbomer. Deshpande dan Shah (2012)

konsetrasi karbomer 934, tiap konsentrasi menemukan masalah jika semakin tinggi
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 5

konsentrasi karbomer dalam formula, maka E4M, dan formula keempat yaitu 0,3%

suasana yang dibutuhkan semakin asam untuk Karbomer 940 dan 0,4% HPMC E4M. Keempat

membentuk gel. Pengunaan karbomer dengan formula ini bentuknya cair saat formulasi

konsentrasi 0,1-0,5% akan membentuk gel saat namun berubah menjadi gel ketika pH

pH 7,4 namun viskositasnya rendah. Jika dinaikkan menjadi 7,4. Formulasi-formulasi ini

konsentrasi karbomer dinaikkan viskositas yang juga menghasilkan bentuk gel yang jernih dan

dihasilkan meningkat namun diperlukan pH stabil pada suhu ruangan, pelepasan obat yang

yang semakin asam agar gel terbentuk. Maka lebih dari 8 jam yang telah dibandingkan

dari itu, karbomer dikombinasikan dengan dengan obat murni dan produk tetes mata

HPMC sehingga konsentrasi karbomer dapat pasaran. Penelitian yang dilakukan oleh Malik

diturunkan dan pH yang dibutuhkan untuk dan Satyananda (2013) hampir sama dengan

pembentukan gel tidak terlalu asam. penelitian yang dilakukan Deshpande dan Shah

Deshpande dan Shah (2012), melakukan (2012), namun berbeda pada zat aktif yang

formulasi in situ gel untuk sediaan pada mata digunakan, yaitu gatifloksasin. Formulasi

dengan zat aktif lomefloksasin HCl. Sediaan ini dibuat dengan menggunakan gelling agent

akan berbentuk cair saat formulasi namun akan karbomer 940 (0,1%-0,5% w/v) dan HPMC

membentuk gel saat diberikan ke mata karena E4M (0,2%-0,6% w/v). Hasil penelitian ini

terjadi perubahan pH. Viskositas karbomer berupa gel yang dihasilkan jernih dan

dipengaruhi oleh pH, maka dari itu viskositas kemampuan pelepasan obat yang baik sehingga

dari sediaan ini akan meningkat ketika dapat digunakan sebagai in situ gel untuk

dimasukkan ke dalam mata yang memiliki pH meningkatkan bioavaibilitas okular dari

6,5-7,5. Penelitian ini menghasilkan beberapa gatifloksasin.

formula yang menghasilkan bentuk sediaan gel Kombinasi HPMC dan karbomer juga

yang diinginkan. Formula pertama terdiri atas digunakan seperti pada penelitian formulasi gel

0,3% Karbomer 940 dan 1,5% HPMC E50LV, nistatin yang dilakukan oleh Quinones dan

formula kedua terdiri atas 0,4% Karbomer 940 Ghaly (2008) untuk mendapatkan sifat fisika

dan 1,5% HPMC E50LV, formula ketiga terdiri gel yang lebih baik. Penelitian ini juga

atas 0,2% Karbomer 940 dan 0,4% HPMC membandingkan kemampuan difusi obat antara
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 6

gel yang mengandung kombinasi HPMC dan K4M merupakan formulasi yang paling baik

karbomer, HPMC saja, dan karbomer saja. karena pelepasan obat yang lebih tinggi jika

Formulasi yang mengandung karbomer-HPMC dibandingkan dengan natrium alginat dan

dengan rasio 2:1 memberikan persentase difusi natrium CMC. Viskositas yang dihasilkan oleh

obat tertinggi jika dibandingkan dengan karbomer 934 dan HPMC K4M juga sangat

formula yang mengandung karbomer saja atau tinggi. Namun semakin tinggi konsetrasi gelling

HPMC saja. Selain itu juga, dengan agent yang digunakan, terjadi penurunan

menggunakan kombinasi HPMC dan karbomer kemampuan pelepasan obat. Selain keenam

sifat fisika gel yang dihasilkan lebih baik. Hasil belas formula ini, peneliti juga membuat

pengujian dari uji in vitro release dan studi formulasi dengan kombinasi gelling agent

rheologikal menunjukkan jika formula dengan karbomer 934-HPMC K4M, karbomer 934-

karbomer-HPMC memiliki kekuatan gel yang natrium alginat, karbomer 934-natrium CMC,

terbaik. HPMC K4M-natrium alginat, HPMC K4M-

Verma et al. (2013), melakukan natrium CMC, dan natrium alginat-natrium

formulasi klobetasol propianat dengan CMC. Kombinasi HPMC K4M dan karbomer

menggunakan empat gelling agent yang 934 menunjukkan hasil yang paling baik karena

berbeda, yaitu karbomer 934, HPMC K4M, memiliki kemampuan pelepasan obat yang

natrium alginat dan natrium CMC. Terdapat 16 lebih baik dibandingkan dengan formulasi yang

formulasi, di mana satu gelling agent dibagi lainnya.

menjadi 4 formulasi dengan konsentrasi tiap Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan

gelling agent berkisar dari 0,5%-2%. Keenam Pelepasan Obat

belas formulasi ini ditambahkan zat aktif Konsentrasi gelling agent

klobetasol propionat dengan jumlah yang sama, Konsentrasi gelling agent HPMC dan

yaitu 5%, dan ditambahkan juga propilen glikol karbomer secara langsung juga mempengaruhi

dan etanol dengan konsentrasi yang sama dalam pelepasan obat saat pemakaian. Hal ini diteliti

semua formulasi, yaitu 15% dan 40%. Hasil oleh Tanwar dan Jain (2012), dilakukan

penelitian menunjukkan bahwa formulasi formulasi serta evaluasi sediaan gel natrium

dengan gelling agent karbomer 934 dan HPMC diklofenak dengan menggunakan gelling agent
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 7

yang berbeda, yaitu karbomer, natrium CMC, ditambahkan etanol, dan formula yang

HPMC K4M, dan natrium alginat. Penelitian ini ditambahkan propilen glikol dan etanol.

menunjukkan semakin tinggi konsentrasi Namun yang diuji lebih lanjut hanya delapan

gelling agent maka semakin tinggi formulasi dengan gelling agent karbomer,

viskositasnya. Namun dengan meningkatnya HPMC, natrium alginat dan natrium CMC.

viskositas sediaan gel, maka absorbsi obat pada Kedelapan formulasi ini memiliki

saat pemakaian akan menurun sehingga dalam homogenitas zat aktif yang baik, namun

formulasi perlu diperhatikan konsentrasi gelling pada uji in vitro terdapat perbedaan

agent yang digunakan. kemampuan pelepasan obat. Gel dengan

Penambahan beberapa zat atau sistem karbomer sebagai gelling agent merupakan

a. Propilen glikol dan etanol gel yang paling baik, kemampuan pelepasan

Pelepasan obat dari gel dengan gelling agent obatnya meningkat dengan penambahan

HPMC dan karbomer telah diteliti oleh propilen glikol hingga 10%, namun

Rupal et al. (2010), di mana hasil penelitian pelepasan obat menurun jika propilen glikol

menunjukkan bahwa propilen glikol ditambahkan hingga 20%. Pada gel dengan

mempengaruhi kemampuan pelepasan obat. HPMC sebagai gelling agent, penambah

Pada penelitian ini digunakan empat gelling propilen glikol 5% meningkatkan

agent yaitu HPMC, karbomer, natrium kemampuan pelepasan obat namun jika

alginat dan natrium CMC. Terdapat 17 ditambahkan propilen glikol hingga 10%

formula yang dibuat pada penelitian ini, di pelepasan obatnya menurun. Penambahan

mana ditambahkan juga propilen glikol dan propilen glikol bisa digunakan guna

etanol yang berguna untuk melarutkan zat meningkatkan pelepasan obat, terutama jika

aktif dalam sediaan ini. Penambahan digunakan karbomer sebagai gelling agent.

propilen glikol dan etanol divariasikan b. Sistem niosom

dalam 17 formula, di mana ada formula Pengunaan sistem tertentu dapat membantu

yang tidak menggunakan propilen glikol dan HPMC dalam laju penetrasi dan

etanol, formula yang hanya ditambahkan permeabilitas membran dari sediaan. Pada

propilen glikol saja, formula yang hanya


Farmaka
Volume 14 Nomor 3 8

penelitian yang dilakukan Hapsari et al. c. Selulosa nitrat

(2012), terdapat sistem niosom yang Penambahan zat tambahan tertentu dapat

dimaksudkan untuk mendapatkan pelepasan meningkatkan kemampuan pelepasan obat

obat yang bertahap. Zat aktif dalam dari HPMC, salah satu zatnya yaitu selulosa

formulasi ini yaitu natrium diklofenak, obat nitrat. Patel et al. (2015) menyatakan bahwa

golongan analgesik yang jika dikonsumsi HPMC merupakan gelling agent dari

secara oral dapat menimbulkan nyeri polimer hidrofilik yang baik, jika

gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal dibandingkan dengan hidroksi propilselulosa

dan ulser gastrointestinal. Risiko itu dapat (HPC) dan metil selulosa (MC). Dengan zat

dikurangi dengan membuat natrium aktif propanolol HCL, didapatkan pelepasan

diklofenak menjadi sediaan gel topikal. obat maksimum pada formula dengan

Natrium diklofenak diaplikasikan secara HPMC sebagai gelling agent dengan

lokal diharapkan pelepasan obat yang penambahan selulosa nitrat sebagai

bertahap sehingga efek yang dirasakan dapat membran pengendali laju.

lebih lama lagi. Maka dari itu sediaan dibuat KESIMPULAN

dengan menggabungkan sistem niosom HPMC dan karbomer memiliki sifat yang

dengan HPMC sebagai gelling agent. berbeda yaitu pH di mana gel yang dihasilkan

Sediaan gel dibuat dengan dua macam HPMC stabil pada pH 3-11 sedangkan

formulasi, di mana salah satu tidak karbomer gel akan terbentuk saat pH 6-8, suhu

menggunakan sistem niosom dalam air saat pembentukan di mana HPMC butuh air

formulanya. Didapatkan hasil jika sediaan dengan suhu tinggi sedangkan karbomer

gel dengan sistem niosom memiliki laju membutuhkan air dengan suhu ruang. HPMC

penetrasi dan permeabilitas membran obat dan karbomer memiliki sifat yang sama yaitu

yang lebih rendah dari sediaan gel tanpa harus dihindari dari garam dan surfaktan karena

sistem niosom. Dengan rendahnya laju akan menurunkan viskositas gel yang

penetrasi dan permeabilitas membran maka dihasilkan, serta konsentrasi yang terlalu tinggi

efek analgesik dari natrium diklofenak dapat akan meningkatkan viskositas yang dihasilkan.

lebih lama dirasakan oleh pemakai.


Farmaka
Volume 14 Nomor 3 9

Karbomer dan HPMC digabungkan Niosom Span 20 - Kolesterol Dalam


Basis Gel HPMC 4000. PharmaScientia,
untuk beberapa tujuan yaitu untuk menutupi 1(2), 44-57.
Huichao, W., Shouying, D., Yang, L., Ying, L.,
kekurangan dari karbomer di mana jika terlalu & Di, W. (2014). The application of
biomedical polymer material hydroxy
tinggi konsentrasi karbomer maka gel baru akan propyl methyl cellulose (HPMC) in
pharmaceutical preparations. Journal of
terbentuk pada pH yang asam, dan untuk Chemical and Pharmaceutical Research,
6(5), 155-160.
mendapatkan sediaan gel dengan sifat fisika Joshi, S. C. (2011). Sol-Gel behavior of
hydroxypropyl methylcellulose (hpmc) in
yang lebih baik. Penambahan zat seperti ionic media including drug release.
Materials, 4(10), 1861-1905.
propilen glikol, selulosa nitrat, atau Malik, P. H., & Satyananda, S. (2014). pH-
induced in situ gelling system of an anti-
penggabungan dengan sistem niosom dapat infective drug for sustained ocular
delivery. Journal of Applied
mengatur kemampuan pelepasan obat dari gel Pharmaceutical Science, 4(01), 101-104.
Patel, M. N., Bharadia, P. D., & Patel, M. M.
dengan HPMC dan karbomer sebagai gelling (2015). Effect of gelling agents & rate
controlling membranes on permeability
agent-nya. of propranolol hydrochloride through
reservoir-type transdermal delivery
DAFTAR PUSTAKA system. The Pharma Innovation Journal
2015, 3(12), 44-49.
Arikumalasari, J., I GNA, D., & NPAD, W. Quinones, D., & Ghaly, E. S. (2008).
Formulation and characterization of
(2013). Optimasi Hpmc Sebagai Gelling nystatin gel. Puerto Rico health sciences
journal, 27(1).
agent Dalam Formula Gel Ekstrak Kulit Rupal, J., Kaushal, J., Mallikarjuna, S. C., &
Dipti, P. (2010). Preparation and
Buah Manggis (Garcinia mangostana L.). evaluation of topical gel of valdecoxib.
International Journal of Pharmaceutical
Jurnal Farmasi Udayana, 2(3). Sciences and Drug Research, 2(1), 51-
54.
Buchan, B., Kay, G., Heneghan, A., Matthews, Tanwar, Y. S., & Jain, A. K. (2012).
K. H., & Cairns, D. (2010). Gel Formulation and evaluation of topical
formulations for treatment of the diclofenac sodium gel using different
ophthalmic complications in cystinosis. gelling agent. Asian Journal Of
International journal of pharmaceutics, Pharmaceutical Research And Health
392(1), 192-197. Care, 4(1).
Deshpande, J. M., and Shah, P. B. (2012). Taurina, W., and Andrie, M. (2013).
Formulation and Development pH Formulation of Lengkuas Rhizome
induced in-situ gelling system of an anti (Alpinia galanga L.) Extract's Gel as
infective drug for sustained ocular drug Antifungal with Hidroxy Prophyl Methyl
delivery. Journal of Pharmaceutical Cellulosae (HPMC) and Karbomer Base.
Science and Bioscientific research Traditional Medicine Journal, 18(3),
(JPSBR) 2(5), 238-244. 157-161.
Gupta, A., Mishra, A. K., Singh, A. K., Gupta, Shu, M. (2013). Formulasi Sediaan Gel Hand
V., & Bansal, P. (2010). Formulation and Sanitizer Dengan Bahan Aktif Triklosan
evaluation of topical gel of diclofenac 0, 5% dan 1%. CALYPTRA: Jurnal
sodium using different polymers. Drug Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,
Invention Today, 2(5), 250-253. 2(1).
Hapsari, M., Purwanti, T., dan Rosita N. (2012) Sudjono, T. A., Honniasih, M., & Pratimasari,
Penetrasi natrium Diklofenak Sistem Y. R. (2012). Pengaruh Konsentrasi
Farmaka
Volume 14 Nomor 3 10

Gelling agent Karbomer 934 dan HPMC Carbomer. Asian Journal of


Pada Formulasi Gel Lendir Bekicot Pharmaceutical Sciences and Research,
(Achatina Fulica) Terhadap Kecepatan 2(2), 1-12.
Penyembuhan Luka Bakar Pada Verma, A., Singh, S., Kaur, R., and Jain, U. K..
Punggung Kelinci. Pharmacon (2013). Formulation and Evaluation of
Pharmaceutical Journal of Indonesia, Clobetasol Propionate Gel. Asian Journal
13(1), 6-11.
of Pharmaceutical and Clinical Research,
Suhaime, I. H. B., Tripathy, M., Mohamed, M.
S., & Majeed, A. B. A. (2012). The 6(5).
Pharmaceutical Applications of

Anda mungkin juga menyukai