Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


PT.KAWAL LAUT JAYA
15 Juli s/d 15 Desember2020

SISTEM PERAWATAN KAPAL

Disusun Oleh:

ANDRYAN RIVALDO N
NIS: 3203
KELAS: 2M1

SMK PERKAPALAN HANG TUAH


JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
JL.KESATRIAN NO.9 TELP/FAX.(0771)81565
TANJUNG UBAN 2020
LEMBARAN PENGESAHAN SEKOLAH
PRAKTEK KERJA INDUSTRI

Laporan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Ini Telah


Disetujui Oleh:
Tanjung uban,............2020

Waka Humas Pebimbing Sekolah

Syamsudin L.K,S.Sos Abdul kadir

Mengetahui:

KA.SMK PERKAPALAN

Andri Trisia Sabella,S.T


Kapten Laut (KH) NRP.19713/P
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PT.KAWAL LAUT JAYA


15 Juli s/d 15 Desember 2020
Disusun Oleh:

ANDRYAN RIVALDO N

TG.Pinang 15 Juli 2020

Mengetahui /Menyetuji:

Pimpinan Industri Pebimbing PI


KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hudayah-
Nya saya dapat menyelesaikan laporan ini dalam rangka laporan akhir praktek kerja industri
(PRAKERIN) di jurusan mesin sekolah SMK PERKAPALAN HANG TUAH

Laporan ini dapat diselesaikan dengan bantuan dari berbagai pihak.untuk itu dapat
kesempatan ini saya mengucapakan terima kasih kepada:

1.Bapak Safwan selaku Pimpinan Industri

2.Bapak Abdul Rahmat selaku Menejer

3.Bapak Andri Trisi Sabella ,S.T selaku kepala sekolah SMK Perkapaln Hang tuah

4.Bapak Abdul Kadir selaku Pembimbing sekolah

5.Dan kepada semua pihak yang mendukung pembuatan laporan ini

Penulis menyadari bahwa penyusanan laporan praktek ini masih jauh dari kata
kesempurnaan,untuk itu saya menharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca guna kesempurnaan penyususnanlaporan dimasa yang akan datang dan juga
bermanfaat bagi pembaca dan rekan –rekan seperjuangan maupun adik-adik kelas di
lingkungan SMK PERKAPALAN HANG TUAH TANJUNG UBAN

Tanjung Uban 15 Juli 2020

NAMA: ANDRYAN RIVALDO N


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam era gobalisasi khususnya dalam tatanan perekonomian dunia,telah


mendorong lahirnya organisasi-organisasi bersama (pasar bebas) artinya setiap negara
akan menjadi ajang persaingan bangsa-bangsa lain.Untuk dapat bersaing diperlukan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian profesional.keahlian
profesional yang harus diakui pada dasarnya mengandung unsur ilmu
pengetahuan,teknik dan kiat (arts).Unsur kiat yang menjadi faktor utama penentu
kadar keprofesianalan seseorang hanya dapat dikuasai melalui cara mengerjakan
langsung pekerjaan pada bidang frofesi itu sendiri,karena itulah tumbuh sesuatu
ukuran keahlian profesional berdasarkan jumlah pengalaman kerja.

Mengikuti garis kebijaksanaan serta memerhatiakan kondisi yang ada


sekarang dan prinsip-prinsip penguasaan keahlian profesi,nampaknya harus sudah di
pikirkan suatu penyelenggaran pendidikan dan pelatihan kejuruan yang dapat
memadukan secara dinamis dan serasi program pendidika Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dan program pengembangan keahlian lapangan kerja.Pendekatan di
maksud harus menggambarkan adanya “Sistem Ganda” yang merupakan perpaduan
saling mengisi dan melengkapi antara program pendidikan di lembaga pendidikan dan
program pelatiahn umtuk meningkatkan keahlian profesi di lapangan kerja.

a. Undang-Undang Republik ndonesia No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem


pendidikan Nasional Bab. II Pasal 3 ayat 2 “Pendidikan Menengah Kejuruan
Mengutamakan Penyiapan Calon Peserta Untuk Memasuki Lapangan Kerja
Serta Pengembangan Sikap Profesional”.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun1990 tentang
PendidikanMenengah Bab. XI Pasal 29 ayat 1 “Penyelenggaraan Sekolah
Menengah dapat bekerjasama dengan masyarakat terutama dunia dunia usaha
dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan”.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 29 tahun 1992 Tentang Peran
Serta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional Bab. III pasal 4 ayat 8 “Peran
serta masyarakat dapat berbentuk pemberian kesempatan untuk magang atau
latihan kerja”.
d. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
0490/U/1992 pasal 33 “Kerja sama SMK dengan dunia usaha terutama
bertujuan untuk meningkatkan kesesuaian program SMK dengan kebutuhan
dunia kerja yang diusahakan dengan asas saling menguntungkan”.
e. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.
323/U/1997 tentang penyelenggaraan Pendidikan Sistim Ganda pada Sekolah
Menengah Kejuruan bab. VI pasal 12 “Setiap calon peserta SMK yang telah
mengikuti program kejuruan yang bersifat adaptif dan produktif yang berupa
teori kejuruan dan praktik dasar berhak mengikuti praktek kerja di industri
pasangan”.

1.2. PENGERTIAN PKL


Praktek Kerja dan Industri adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
keahlian kejuruan, yang memadukan kegiatan belajar di sekolah dan kegiatan bekerja
langsung di industri/dunia usaha, untuk mencapai standar kompetensi pada profesi
kejuruan tertentu.Dari pengertian di atas perlu ditegaskan:
a. PKL jangan diartikan hanya ada pada saat ada pelatihan siswa di instansi
pasangan, tetapi mencakup semua kegiatan pendidikan dan pelatihan baik di
sekolah maupun di dunia kerja, mulai dari PSB sampai dengan pelulusan siswa di
tingkat terakhir SMK.
b. Praktek Kerja Lapangan adalah jenis kegiatan pelatihan dan merupakan rangkaian
pelaksanaan program yang direncanakan oleh SMK bersama-sama dengan instansi
pasangan dan dilaksanakan di dunia kerja.

1.3. TUJUAN PKL


Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian berkualitas; Yaitu tenaga kerja
yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai
dengan tuntutan lapangan kerja,
a. Memperoleh Link and match antara sekolah dengan dunia kerja.
b. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga
kerja yang berkualitas.
c. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.

1.4. MANFAAT PKL


Adapun manfaat dari PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) yaitu :
1. Dapat mengenali seperti apa pekerjaan industri di lapangan, sehingga setelah lulus
taruna taruni sudah tidak asing lagi dengan dunia kerja.
2. Dapat menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia usaha.
3. Untuk mengasah keterampilan yang telah diberikan oleh sekolah, taruna taruni juga
dapat melatih jiwa mandiri, berani, bertanggung jawab, serta disiplin.
4. Meningkatkan kedisiplinan serta rasa tanggung jawabnya.
1.5. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PKL
Pelaksanaan kegiatan PRAKERIN ini dimulai pada tanggal 15 Juli s/d 15 Desember
2020 bertempat di PT.OCEAN GALAXY Rayon Tg.Pinang

Jam Masuk & Keluar Hari Biasa


HARI JAM MASUK ISTIRAHAT JAM KELUAR
SENIN 07.30 12.00-13.30 16.30
SELASA 07.30 12.00-13.30 16.30
RABU 07.30 12.00-13.30 16.30
KAMIS 07.30 12.00-13.30 16.30
JUMA’T 07.30 12.00-13.30 17.00
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT.KAWAL LAUT JAYA

When/Waktu:
11 Agustus 2018

Where/Lokasi:
Pulau Bintan, Kepulauan Riau

Who/Siapa Terlibat:
Dirjen PRL, Ditjen Perikanan Tangkap, JICA, DKP Provinsi
Kepulauan Riau,
BPSPL Padang, PSDKP Batam, PSDKP Satker Tanjungpinang
dan Kijang

What/Kegiatan Yang Dilakukan:


Survei Alur Pemasaran Produk Perikanan di Pulau Bintan (Kota
Tanjungpinang dan Kijang, Kabupaten Bintan)

Why/Mengapa/Tujuan:
Mengetahui proses pengolahan dan pemasaran produk perikanan
dari pulauBintan untuk tujuan ekspor ke Singapore dan Malaysia,
sebagai dasar kajian kerjasama KKP-JICA

Kabinet Pembangunan
Dalam Kabinet Pembangunan I dengan sistem presidensiil yang terbentuk
sejak tanggal 6 Juni 1968 sampai dengan 28 Maret 1973, Letjen M. Joesoef sebagai
Menteri Perindustrian sampai berakhirnya Kabinet Pembangunan II dan Prof. Dr.
Soemitro Djojohadikoesoemo sebagai Menteri Perdagangan, kemudian digantikan
oleh Drs. Radioes Prawiro.

Dalam Kabinet Pembangunan III, tanggal 29 Maret 1978 sampai dengan 19 Maret
1983, Ir. A.R. Soehoed sebagai Menteri Perindustrian, Drs. Radioes Prawiro sebagai
dan Menteri Perdagangan dan Koperasi, Bustanil Arifin SH ditunjuk sebagai Menteri
Muda Urusan Koperasi. Selanjutnya sejak tanggal 29 Maret 1983 sampai dengan 19
Maret 1988, Rachmat Saleh, SE ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan, sementara
Bustanil Arifin, SH sebagai Menteri Koperasi.

Dalam Kabinet Pembangunan IV, sebagai Menteri Perindustrian adalah Ir. Hartarto
sampai berakhirnya Kabinet Pembangunan V tanggal 19 Maret 1993. Menteri Muda
Perindustrian dijabat oleh Ir. T. Ariwibowo, Menteri Perdagangan dijabat oleh Dr.
Arifin Siregar dan sebagai Menteri Muda Perdagangan dijabat oleh Dr. Soedradjat
Djiwandono.

Dalam Kabinet Pembangunan VI sejak tanggal 19 Maret 1993 sampai dengan 19


Maret 1998, Ir. T. Ariwibowo ditetapkan sebagai Menteri Perindustrian dan sebagai
Menteri Perdagangan ditunjuk Prof. Dr. Satrio Budihardjo Joedono yang berakhir
sampai tanggal 6 Desember 1995, sebagai awal digabungnya Departemen
Perindustrian dan Departemen Perdagangan. Sebagai Menteri Perindustrian dan
Perdagangan diangkatlah Ir. T. Ariwibowo.

Pada tangal 16 Maret 1998, menggantikan Ir. T. Ariwibowo diangkat Mohammad


Hasan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Dua bulan berselang dengan
terjadinya gerakan reformasi, maka Kabinet Pembangunan VI mengalami perubahan.
Pada tanggal 21 Mei 1998, Mohammad Hasan digantikan oleh Prof. Dr. Ir. Rahardi
Ramelan, M.Sc.

Selanjutnya dalam Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah kepemimpinan


Presiden Abdurrahman Wahid, tanggal 26 Oktober 1999 ditetapkan Drs. Jusuf Kalla
menggantikan Prof. Dr. Ir. Rahardi Ramelan, M.Sc. Enam bulan kemudian, tepatnya
tanggal 26 April 2000, pergantian pimpinan Depperindag kembali terjadi yakni dari
Drs. Jusuf Kalla diserahkan kepada Letjen TNI Luhut B. Pandjaitan.

Kabinet Gotong Royong


Pada tanggal 9 Agustus 2001, dalam Kabinet Gotong Royong di bawah
kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, maka pimpinan Depperindag
diserahterimakan dari Letjen TNI Luhut B. Pandjaitan kepada Rini M.S. Soewandi.
Selama kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, selaku Presiden Republik
Indonesia ke-4, dengan berbagai alasan dan masalah yang dihadapi telah berkali-kali
merubah susunan dan komposisi personalia kabinet yang dipimpinnya. Dalam
hubungan ini telah terjadi sebanyak tiga kali pergantian Menteri Koordinator
Perekonomian Nasional, semula dijabat oleh Dr. Kwik Kian Gie; kemudian berturut-
turut dipegang oleh Dr. Rizal Ramli dan Drs, Burhanuddin Abdullah MA hingga
berakhirnya pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Sedangkan Menteri yang
menjabat bidang perindustrian dan perdagangan ditetapkan semula Drs. Jusuf Kalla,
kemudian diganti oleh Letjen TNI Luhut B. Pandjaitan seperti yang telah
diungkapkan di atas.

Presiden Abdurrahman Wahid kemudian diberhentikan oleh MPR - RI melalui suatu


Sidang Istimewa (SI) pada tanggal 23 Juli 2001. Selanjutnya, sesuai konstitusi, Wakil
Presiden RI Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Presiden RI ke-5 yang
menjabat hingga tahun 2004. Sedang sebagai Wakil Presiden RI untuk periode yang
sama terpilih Dr. Hamzah Haz.

Harapan besar bangsa Indonesia yang diletakkan di pundak Megawati Soekarnoputri


dan Hamzah Haz memang beralasan. Betapa tugas-tugas berat tersebut harus
diemban, tidak saja melingkupi bidang perekonomian, penegakan hukum, pemulihan
keamanan serta persoalan-persoalan lain yang demikian kompleks menjadi dambaan
seluruh rakyat Indonesia untuk segera berakhir. Bangsa Indonesia demikian
menyadari bahwa globalisasi semakin dekat, sementara jika persoalan di dalam negeri
masih belum terselesaikan secara baik, sangat mustahil akan mampu bersaing di
kancah internasional.

Bercermin dati pengalaman dua tahun kepemimpinan Presiden Abdurrachman Wahid,


Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden RI ke-5 didampingi oleh Hamzah Haz
sebagai Wakil Presiden RI yang ke-9, membentuk Kabinet Gotong Royong yang
didukung dari berbagai unsur, baik dari partai politik maupun kalangan profesional
dan non politik. Dengan terbentuknya Kabinet Gotong Royong di bawah pimpinan
puteri sulung Proklamator RI, Ir. Soekarno, yang diumumkan pada tanggal 9 Agustus
2001, bangsa Indonesia kembali menapak dan berusaha melangkah dengan tegak
menyongsong hari depan yang cerah, agar bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain di
dunia ini. Penanganan sektor industri dan perdagangan yang dipercayakan kepada
Rini Mariani Soemarno Soewandi diharapkan mampu menghidupkan kembali
perekonomian bangsa Indonesia.

Kabinet Indonesia Bersatu


Departemen Perindustrian dan Perdagangan di bawah kepemimpinan Rini
M.S. Soewandi berakhir pada tahun 2004 seiring dengan pergantian Presiden RI, yaitu
dengan terpilihnya Dr. Soesilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI melalui
pemilihan langsung yang pertama di Indonesia. Pada Susunan Kabinet Indonesia
Bersatu Jilid I (Periode 2004 - 2009) di bawah kepemimpinan Presiden RI Soesilo
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden RI Drs. Jusuf Kalla, Departemen
Perindustrian dan Perdagangan dipecah menjadi dua yaitu Departemen Perindustrian
yang dipimpin oleh Dr. Ir. Andung A. Nitimihardja (20 Oktober 2004 - 5 Desember
2005) sebagai Menteri Perindustrian dan Departemen Perdagangan yang dipimpin
oleh Mari Elka Pangestu. Pada tanggal 5 Desember 2005 terjadi perombakan Kabinet
Indonesia Bersatu Jilid I dimana Dr. Ir. Andung A. Nitimihardja diganti oleh Drs.
Fahmi Idris (2005 - 2009) sebagai Menteri Perindustrian.

Kemudian pada susunan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II (periode 2009 - sekarang)
di bawah kepemimpinan Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan Wakil
Presiden RI Boediono, Departemen Perindustrian diubah menjadi Kementerian
Perindustrian dengan Mohamad S. Hidayat sebagai Menteri Perindustrian.

Kabinet Kerja
Presiden Joko Widodo secara resmi telah membentuk Kabinet Kerja tanggal
26 Oktober 2014, dan Saleh Husin ditunjuk sebagai Menteri Perindustrian
menggantikan Mohamad S Hidayat yang telah berakhir masa tugasnya.

Kementerian Perindustrian menyelenggarakan acara Pisah Sambut sekaligus Serah


Terima Jabatan Menteri Perindustrian dari Mohamad S Hidayat kepada penggantinya
Saleh Husin di Ruang Garuda, Kementerian Perindustrian, Jakarta, 28 Oktober 2014.
Acara tersebut disaksikan oleh pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian
Perindustrian serta dihadiri oleh para pelaku usaha dan wartawan dari berbagai media
nasional. Saleh Husin akan menjalankan tugas barunya sebagai Menteri Perindustrian
di Kabinet Kerja periode 2014-2019.

Menteri Perindustrian Saleh Husin akan terus mendorong pengembangan industri


nasional mengingat sektor tersebut merupakan tulang punggung perekonomian
Indonesia, dimana sektor industri masih memberikan kotribusi yang cukup
signifikan terhadap ekonomi dengan mencapai lebih dari 23% atau
menjadi sektor terbesar penyumbang ekonomi nasional.

Kebijakan pengembangan industri di Kabinet Kerja merupakan


terjemahan visi dan misi Presiden RI dengan mewujudkan dan
menjabarkan program Trisakti, yaitu berdaulat secara politik, berdikari
secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.

Dalam bidang ekonomi, program Trisakti tersebut ditujukan untuk


mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus mewujudkan
perekonomian yang inklusif berbasis ilmu pengetahuan teknologi dan
keunggulan sumber daya manusia.

Sementara itu, penjabaran program dalam Nawa Cita yang terkait sektor
industri adalah meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Di samping program-program tersebut, sesuai dengan sidang pertama


Kabinet Kerja, Menteri Perindustrian ditugaskan segera melaksanakan
Quick Wins, yaitu: (1) Re-disain Road Map Industrialisasi sejalan dengan
Trisakti dan NawaCita; (2) Hilirisasi hasil tambang keproduk jasa dan
industri; (3) Hilirisasi produk-produk pertanian menjadi produk agro
industri; (4) Pembangunan 10 kawasan industri di luar pulau Jawa,
melalui kerjasama Pemerintah dan swasta; (5) Expo dan pemberian
penghargaan terhadap inovasi produk-produk industri; (6) Kampanye
sistematis dan kreatif untuk menumbuhkan apresiasi terhadap kegiatan
industri dalam mendukung Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam
Negeri (P3DN); (6) Penguatan struktur industri melalui keterkaitan antara
industri hulu (dasar) dan industri hilir (light).

TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEGIATAN


TUGAS POKOK
Kementerian Perindustrian mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan di bidang perindustrian dalam pemerintahan untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

FUNGSI
Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Perindustrian menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang perindustrian;


2. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di bidang
perindustrian;
3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian;
4. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di
Lingkungan Kementerian Perindustrian;
5. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di Lingkungan Kementerian
Perindustrian;
6. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
Kementerian Perindustrian.

2.2. Visi Misi Organisasi Perusahaan


Visi:
Sebagai amanat Undang-Undang No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, telah
ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 - 2035.

RIPIN 2015 -2035 ditetapkan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun, memuat
antara lain tentang visi, misi, dan strategi pembangunan industri.

Visi pembangunan industri nasional adalah Indonesia menjadi Negara Industri


Tangguh. Industri tangguh bercirikan :

1.Struktur industri nasional yang kuat, dalam, sehat dan berkeadilan.

2.Industri yang berdaya saing tinggi di tingkat global dan

3.Industri yang berbasis inovasi dan teknologi.

Misi:
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, pembangunan industri nasional mengemban
misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan peran industri nasional sebagai pilar dan penggerak perekonomian


nasional.
2. Memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional.
3. Meningkatkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta industri hijau.

4. Menjamin kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta mencegah pemusatan


atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perseorangan yang merugikan
masyarakat.
5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja.
6. Meningkatkan persebaran pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia
guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional dan
7. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.

Strategi yang ditempuh untuk mencapai visi dan misi pembangunan industri nasional
adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya alam.
2. Melakukan pengendalian ekspor bahan mentah dan sumber energi.
3. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia (SDM)
industri.
4. Meningkatkan penguasaan teknologi dan kualitas sumber daya manusia (SDM)
industri.
5. Mengembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan
Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan sentra Industri Kecil dan industri
menengah.
6. Menyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan
kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada industri kecil dan industri
menengah.
7. Melakukan pembangunan sarana dan prasarana industri.
8. Melakukan pembangunan industri hijau.
9. Melakukan pembangunan industri strategis.
10. Melakukan peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan
11. Meningkatkan kerjasama internasional bidang industri.

BAB III
PEMBAHASAAN
3.1. Menjelaskan Prinsip Kerja dan Fungsi Komponen Sistem
Transmisi Daya.

Gambar 1. Sistem Transmisi Daya

 3.1.1.Reduction Gear Adalah komponen yang terdiri dari susunan roda gigi yang
berfungsi untuk menurunkan putaran motor. Fungsi lain yang terdapat dalam sistem
roda gigi itu adalah sistem pembalik putaran (Reversing Gear) dan sistem penerus
putaran yang disebut clutch (kopling). Sistem pembalik putaran digunakan untuk
membalik putaran baling-baling sehingga gerak kapal pun menjadi mundur. Sistem
clutch (kopling) adalah untuk meneruskan atau memutus putaran motor induk ke
poros baling-baling. Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Perawatan dan
Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan 7

 3.1.2. Bantalan tekan Adalah bantalan yang menumpu gaya berat arah vertikal dan
gaya aksial dengan arah horisontal. Gaya vertikal adalah gaya yang ditimbulkan oleh
berat poros itu sendiri dan oleh gaya sentrifugal akibat putaran poros. Gaya horisontal
adalah gaya yang ditimbulkan oleh tenaga dorong baling-baling akibat kerja
balingbaling yang mendorong air ke belakang maka kapal terdorong ke depan oleh
poros baling-baling secara horisontal. Gaya dorong yang besar itu bertumpu pada
bantalan tekan.

 3.1.3. Kopling Istilah kopling dalam bahasa Indonesia sering dimaksudkan sebagai
clutch. Pengertian ini mungkin tidak salah karena alat untuk menggabungkan dua
ujung bagian poros yang berputar secara semipermanen untuk meneruskan torsi
(momen puntir) dari poros yang satu ke poros yang lain. Bandingkan dengan clutch.
Clutch adalah suatu mekanisme yang siap sedia untuk menggabungkan atau
melepaskan suatu poros dengan poros yang lain. Dengan demikian perbedaan kopling
dan clutch adalah pada cara penggabungan kedua poros yang berputar itu, yang satu
secara semipermanen, yaitu dengan mur dan baut, yang lain secara otomatis yang
biasanya menggunakan piringan gesek atau sabuk kanvas. Pusat Pendidikan Kelautan
dan Perikanan 8 Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan.

 3.1.4. Poros Baling-baling Adalah komponen untuk meneruskan momen putar dari
Reduction Gear hingga baling-baling. Poros yang melekat pada baling-baling disebut
Propeller Shaft (poros baling-baling) dan poros yang salah satu ujungnya bertumpu
pada Thrust Bearing di sebut Thrust Shaft (poros tekan). Di antara kedua poros ini
terkadang ada terdapat Intermediate Shaft (poros antara) jika jarak antara Motor Induk
dengan balingbaling cukup jauh. Poros-poros ini adalah komponen yang akan
meneruskan torsi dari rangkaian transmisi daya yaitu mulai dari motor induk hingga
ke balingbaling.

 3.1.5. Bantalan Poros Adalah tempat tumpuan gaya berat poros agar poros senantiasa
lurus terjaga, tidak melengkung. Kelurusan poros sangat berkaitan dengan getaran
yang ditimbulkannya. Poros yang bengkok, baik disebabkan oleh keausan bantalan
ataupun tidak lurus akibat ketidak-tepatan pemasangan sistem poros akan
menyebabkan getaran yang berlebihan saat poros-poros itu berputar.

 3.1.6. Tabung Poros (Stern Tube) Adalah tabung laluan poros keluar dari Engine
Room (kamar mesin). Di dalam Stern Tube terdapat juga bantalan yang biasanya
terbuat dari bahan kayu pok atau bahan karet. Pelicin dari bantalan ini ialah air laut
yang biasanya dibiarkan masuk menetes ke dalam Pusat Pendidikan Kelautan dan
Perikanan Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan 9 Engine
Room. Untuk membatasi jumlah ait laut yang masuk melalui Stern Tube ke dalam
Engine Room maka di pangkal Stern Tube terdapat Gland Packing (perapat berbentuk
tali).

3.2. Membersihkan Saringan Minyak Pelumas Reduction Gear.


Pada Reduction Gear selain memeriksa jumlah minyak pelumas yang berada
didalamnya dilakukan pembersihan terhadap saringan minyak pelumas. Pada saringan
terdapat magnet yang berfungsi melekatkan kotoran-kotoran yang bersifat logam.
Banyaknya logam yang melekat pada magnet merupakan indikator kerusakan
reduction gear. Dalam membersihkan saringan tersebut dilakukan saat motor induk
berhenti dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 mempersiapkan kunci dan wadah untuk tempat filter;

 . membuka penutup rumah saringan, dilakukan dengan hati-hati, agar


magnet tidak terbentur rumah saringan;

 pasang kembali mur atau baut di tempat dudukan semula;


 letakan saringan pada wadah, dan menguras minyak pelumas rumah
saringan hingga bersih.

 lepas satu per satu magnet dari saringan lalu bersihkan saringan dan
magnet dengan menggunakan solar, bilas dengan air tawar dan semprot
dengan udara tekan;

 periksa kondisi seal o-ring penutup, saringan dan magnet, ganti baru
bila ada kerusakan; Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan 10
Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan

 pasang kembali magnet pada saringan dan o-ring pada penutup;

 isi rumah saringan dengan minyak pelumas baru sesuai dengan jumlah
yang dikuras;

 pasang penutup pada rumah saringan, pastikan dudukan penutup


bersih dari kotoran agar tidak ada kebocoran yang terjadi. Pembersihan
saringan tersebut wajib dilakukan secara berkala berdasarkan buku
panduan reduction gear sesuai dengan jam kerja motor induk yakni
1000 jam kerja.

3.3 Membersihkan Alat Penukar Panas Minyak Pelumas


Reduction Gear.
Apabila media alat penukar panas adalah air tawar hal tersebut dilakukan setiap satu tahun
sekali, namun apabila medianya air laut maka dilakukan 4-6 bulan sekali. Langkah-langkah
membersihkan alat penukar panas tipe tabung (media pendingin air laut) minyak pelumas
sebagai berikut:

 Mempersiapkan peralatan dan memberikan tanda pada sambungan penutup

 Tutup saluran air pendingin dan buka cerat pengurasannya pada alat penukar panas;

 Buka kedua penutup alat penukar panas, lalu bersihkan tutup tersebut, pada media
pendingin air laut terdapat zink anode yang harus diganti baru pada cover tersebut;
Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Perawatan dan Perbaikan Motor
Penggerak Kapal Perikanan

 Perhatikan kondisi penutup, berikan lapisan bahan anti karat bila perlu; 5. Ganti
baru packing penutup

 . Bersihkan lubang selongsong alat penukar panas satu per satu dengan
menggunakan sikat ataupun rotan sambil menyemprotkan air tawar secukupnya.
Pastikan semua selongsong dalam keadaan bersih

 Lakukan tes kebocoran dengan cara melakukan pelumasan awal reduction gear yakni
memberi tekanan pada minyak pelumas. Apabila ada kebocoran maka ganti baru
selongsong tersebut atau tutup rapat kedua lubang selongsong bila keadaan tidak
memungkinkan untuk ganti baru

 Pasang kedua penutup tersebut sesuai posisi dan tanda yang diberikan

 Buang udara sambil membuka aliran air pendingin dan pastikan tidak ada kebocoran
yang terjadi pada sambungan penutup. Apabila sedang melakukan pengecekan
jumlah minyak pelumas pada reduction gear melalui stik penduga, sebaiknya
diperhatikan juga kondisi minyak pelumas dengan cara melakukan pengetesan
terhadap kemungkinan kebocoran air pendingin dengan cara memberi lapisan
detektor air pada ujung stik penduga, apabila warnanya berubah dari coklat menjadi
merah segera lakukan perawatan dan perbaikan alat penukar panas tersebut dan juga
penggantian minyak pelumas pada reduction gear. Pusat Pendidikan Kelautan dan
Perikanan 12 Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan

3.4 Memeriksa Kelurusan Poros Baling-baling.


Memeriksa kelurusan poros baling-baling pada umumnya dilakukan pada saat
docking. Akan tetapi apabila terjadi penambahan getaran, naiknya suhu bantalan,
naiknya suhu turbochager pada motor induk yang tidak wajar, maka segera lakukan
pemeriksaan terhadap kelurusan poros baling-baling. Hal ini dapat disebabkan
karena adanya kerusakan pada baling-baling, konstruksi yang tidak kuat pada
instalasi tenaga penggerak kapal dan ausnya bantalan. Dalam memeriksa kelurusan
poros pengukurannya berdasarkan GAP/SAG. GAP adalah nilai pengukuran jarak
bebas horisontal antara sudut kopel dalam mm, sedangkan SAG nilai pengukuran
jarak bebas vertikal antara sudut kopel dalam mm. Adapun prosedur kerja kelurusan
poros adalah sebagai berikut:

 mempersiapkan alat ukur seperti dial gauge, feeler gauge (GAP/SAG) dan batang
penggaris;

 Pasang dial gauge pada posisi jarum spindel tegak lurus pada poros, perhatikan
dudukan pemasangan. Lalu putarlah poros secara manual lalu catat penyimpangan
yang terjadi, apabila nilai penyimpangan melebihi standar yang ditentukan maka
harus dilanjutkan dengan pemeriksaan terhadap kopel sambungan dan kondisi
bantalan tersebut; Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Perawatan dan
Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan 13
Gambar 2. Pengukuran Poros 3.

Gunakan feeler gauge dan batang penggaris dalam memeriksa kelurusan kopel
sambungan baik pengukuran pada celah kopel dan kerataan putaran bibir-bibir
kopel. Catat perbedaan celah dan ketidakrataan bibir-bibir kopel serta membuat
tanda. Nilai ukur pada SAG yang diperhatikan adalah perbedaan bacaan dial gauge
harus dikali dua. Contoh SAG=0.2 mm maka ekivalen ukuran dial gauge adalah 2 x
0.2 mm = 0.4 mm. 4. Periksa keausan bantalan dan konstruksi penyangga bantalan.
Apabila nilai penyimpangan kelurusan poros sudah melebihi standar yang ditentukan
maka penyetelan ulang Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan 14 Perawatan dan
Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan sebaiknya dilakukan pada saat kapal
sandar atau di dermaga dan dilakukan oleh ahlinya.

3.5 Mengatur Pengencangan Cakram Tabung Buritan


Sebelum sistem ini dioperasikan.
artinya sebelum motor induk meneruskan tenaganya pada sistem ini, maka terlebih
dahulu harus dipastikan bahwa dari tabung poros ada air menetes masuk ke got
kamar mesin. Air laut itu adalah sebagai pelumas dan pendingin bantalan yang
terbuat dari kayu pok terhadap gesekan poros baling-baling.

 Jika kapal dalam keadaan berhenti kencangkan baut perapat cakram (gland packing)
untuk menghentikan air laut yang terus masuk ke dalam kamar mesin.

 Kendorkan baut perapat cakram (gland packing) jika sistem ini akan beroperasi
untuk maksud pelumasan dan pendinginan tabung poros.

 Perhatikan dalam pengencangan dan pengendoran baut harus dilakukan secara rata
dan silang, pada ulirnya diberi gemuk. Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan
Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan 15 EVALUASI Tujuan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan para Taruna/taruni dalam
menguasai materi modul ini. Petunjuk Ada beberapa hal yang harus dilakukan antara
lain, sebagai berikut :
1. Pelajari kembali Modul Merawat dan Memperbaiki Motor Diesel Penggerak
Kapal Perikanan ini pada Sistem Transmisi Daya

2. Tanyakan kepada pembimbing, hal-hal yang masih belum dimengerti

Kerjakan soal - soal yang diperintahkan di bawah ini Latihan

1.Jelaskan prinsip kerja sistem transmisi daya motor diesel penggerak kapal perikanan!

2. Sebutkan komponen sistem transmisi daya tersebut !

3. Jelaskan tahapan kerja dalam membersihkan alat penukar panas tipe tabung pada oil cooler
reduction gear !

4. Jelaskan pengertian pengukuran SAG/GAP !

5. Jelaskan indikator kerusakan pada minyak pelumas di reduction gear !

Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan 16 Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak
Kapal Perikanan Tes Pengetahuan

1. Komponen yang berfungsi menurunkan putaran motor pada sistem instalasi


tenaga penggerak kapal adalah:

 Thrust Bearing

 Reduction Gear

 Coupling

 Stern Tube

2. Pengencangan baut perapat cakram gland packing dilakukan pada saat:

 Olah Gerak Kapal

 Penggantian gland packing

 Kapal sedang berlayar

 Kapal tidak sedang berlayar/berhenti

3. Gaya dorong yang besar ditimbulkan poros akibat kerja propeller bertumpu
pada:

 Thrust Bearing
 Roda Gila

 Cluth

 Coupling

4. Salah satu langkah dalam membersihkan alat penukar panas tipe tabung
Adalah,kecuali:

 Mengganti zink anode

 Membersihkan selongsong

 Membersihkan plat dengan air bertekanan

 Memberi lapisan bahan anti karat Pusat Pendidikan Kelautan dan


Perikanan Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal
Perikanan 17

5. Komponen yang meneruskan momen putar dari Reduction Gear hingga


propeller adalah:

 Shaft Bearing

 Stern Tube

 Shaft d. Coupling (Flange) Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokan hasil
jawaban dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian belakang modul ini.
Hitung jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus untuk
mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi. Jumlah jawaban benar
Tingkat Penguasaan = x 100 % Jumlah keseluruhan soal Apabila tingkat
pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari mencapai 91
% s.d 100 % : Amat Baik 81 % s.d 90,00 % : Baik 71 % s.d 80,99 % : Cukup
61 % s.d 70,99 % : Kurang Bila tingkat pemahaman belum mencapai 81 % ke
atas (kategori “Baik”), maka disarankan mengulang materi. Pusat Pendidikan
Kelautan dan Perikanan 18 Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal
Perikanan UNIT KOMPETENSI 2 MERAWAT DAN MEMPERBAIKI
SISTEM AIR PENDINGIN Standar Unit Kompetensi

Setelah mempelajari materi ini siswa mampu merawat sistem air pendingin motor diesel
penggerak kapal perikanan. Indikator Keberhasilan :

 Melakukan langkah-langkah perawatan dan perbaikan sistem air pendingin motor


diesel penggerak kapal perikanan dengan benar.

 Tidak adanya tanda peringatan (alarm) yang terjadi pada suhu sistem air pendingin
saat instalasi tenaga penggerak kapal beroperasi.
Uraian Materi : Ada dua macam sistem air pendingin di kapal ikan yakni Sistem pendingin
langsung dan tidak langsung.

 Sistem pendingin langsung merupakan sistem pendinginan pada motor bakar pada
kapal dimana air laut dipakai langsung untuk mendinginkan silinder motor bakar dan
komponen lainnya setelah itu dibuang kembali ke laut. Suhu maksimal yang diijinkan
oleh air laut pada pendinginan motor bakar adalah kurang dari 60°C. Sistem ini
memerlukan material komponen yang tahan terhadap korosi pada mesin terhadap air
laut.

 Sistem Pendingin Tidak Langsung merupakan sistem pendingin pada motor bakar
dimana silinder motor bakar dan komponen lainnya didinginkan dengan air tawar
kemudian air Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Perawatan dan Perbaikan
Motor Penggerak Kapal Perikanan 19 tawar tersebut didinginkan oleh air laut secara
terpisah selanjutnya air tawar tersebut dipakai kembali untuk mendinginkan motor
bakar. Jadi yang selalu bergantian adalah air laut sedangkan air tawar selalu beredar
tetap, demikian siklus ini berjalan secara terus menerus. Suhu air tawar efektif pada
sistem pendingin motor bakar adalah 70°C - 80°C.

3.6 Menjelaskan Prinsip Kerja dan Fungsi Komponen Sistem Air


Pendingin Perawatan dan perbaikan sistem pendingin sangat
penting mengingat sistem tersebut sangat berpengaruh pada
efesiensi kerja dan efek kerusakan.
Rangkaian komponen-komponen tersebut di atas yang terdapat pada sistem transmisi
daya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Sistem Air Pendingin

1. Kingstone Valve (Keran Induk) Kingstone Valve adalah jenis keran yang dipasang
pada dasar kapal. Keran ini melekat pada suatu kotak atau Pusat Pendidikan Kelautan
dan Perikanan 20 Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan wadah
yang disebut sarangan air laut, menampung air laut yang telah melalui saringan kasar.
Pada sarangan dipasang beberapa pipa-pipa untuk laluan hisap air laut menuju
pompa-pompa. Perawatan pada Kingston Valve adalah pada kekedapannya ketika
ditutup. Perawatan ini dilakukan pada saat docking atau 2 sampai 4 tahun sekali, akan
tetapi dapat dilakukan juga kurang dari itu sesuai kondisi yang diperlukan atau
diadakan perbaikan. Sedangkan zink anode yang terpasang sekitar komponen ini
harus diganti secara berkala tergantung daerah pelayaran.

2. Strainer (Saringan) Adalah suatu alat berbentuk kotak atau silinder yang dipasang
pada pipa ke motor induk, pipa ke mesin bantu atau pada pipa bypass di sisi hisap.
Alat tersebut dipasang filter yang berfungsi sebagai jebakan kotoran dari laut. Pada
strainer terdapat filter, dengan mengetahui debit ataupun tekanan air pendingin dapat
dipastikan sedikit ataupun banyaknya kotoran yang terjebak. Dengan demikian
kotoran yang terjebak dibersihkan baik secara berkala ataupun sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan. Biasanya dilakukan rutin 240 jam sekali. Perbaikan
ataupun penggantian biasanya dilakukan pada filter dan paking yang rusak.
3. Pump (Pompa) Berfungsi menghisap dan menekan suplay air pendingin pada sistem
pendingin. Pompa yang biasa Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Perawatan
dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan 21 digunakan adalah jenis
setrifugal. Adapun perawatan pompa yang dilakukan adalah pemeriksaan dan
penggantian komponen-komponen pompa secara berkala seperti mechanical seal,
impeller, kelurusan as, ball bearing, seal o-ring dan busing.

4. Heat Exchanger (Alat Penukar Panas) Adalah suatu alat yang berfungsi
memindahkan panas antara dua fluida yang berbeda temperatur dan dipisahkan oleh
suatu sekat pemisah. Sistem pendingin tidak langsung di atas kapal menggunakan
dua fluida yakni air tawar dan air laut. Perawatan yang dilakukan adalah mengatasi
kotoran hasil endapan dengan melakukan pembersihan secara berkala; meminimalisir
korosif di antaranya pemasangan zink anode; dan mengatasi kebocoran baik yang
disebabkan oleh seal maupun sekat pemisah dengan mengadakan penggantian seal
atau perbaikan sekat.

5. Expantion Tank (Tangki Ekspansi) Pada umumnya digunakan pada sistem


pendinginan tidak langsung sebagai wadah air tawar, selain berfungsi untuk
mengontrol jumlah air tawar, tangki tersebut juga berfungsi untuk membuang
udara/uap berlebih pada sistem pendingin. Perawatan yang dilakukan adalah
pembersihan kotoran ataupun endapan di dalam tangki tersebut dengan cara drain
ataupun pengurasan secara berkala. Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan 22
Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan

6. Pipe and Fitting (Pipa-pipa dan Keran) Pipa sebagai penghubung aliran air pendingin
yang bermacam - macam besaran dan bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
fungsinya pada sistem pendingin. Semua sistem perpipaan dalam kamar mesin
dilengkapi katup yang berfungsi sebagai pintu untuk membuka dan menutup aliran
air juga dapat mengatur debit air yang masuk pada sistem pendingin. Perawatan pada
sistem perpipaan adalah hal penting dalam sistem pendingin. Yang perlu diperhatikan
adalah kebocoran dimana penggantian pipa harus segera dilakukan apabila ada
kebocoran sekecil apapun. Perawatan Katup yang sering dilakukan adalah pemberian
gemuk pada ulir katup untuk memudahkan ketika membuka dan menutup katup.
Perbaikan dan penggantian katup dilakukan ketika katup tersebut tidak lagi kedap
khususnya katup induk.

 Membersihkan Strainer Prosedur yang dilakukan dalam hal ini adalah sebagai
berikut:

 Tutup Kingston Valve (keran induk) dan keran keluaran Strainer

 buka penutup atas saringan secara perlahan untuk memastikan


kekedapan penutupan keran Kingstone dan keran saringan

 keluarkan saringan, perhatikan letaknya dan bersihkan dari kotoran dan


teritip; Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Perawatan dan
Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan 23

 kuras dan bersihkan dudukan paking dan rumah sarangan dari kotoran
dan teritip;
 ganti baru zink anode pada rumag saringan itu;

 beri pelapis bahan anti karat pada rumah sarangan;

 Pasang saringan pada posisi yang tepat

 ganti paking penutup rumah saringan dan pasang penutup;

 buka keran kingstone sedikit hingga air laut keluar sedikit dari tutup
yang belum dikencangkan itu dengan maksud untuk membuang udara
yang ada di dalam rumah saringan;

 jika udara sudah keluar semua, lakukan pengencangan baut-baut


penutup dan pastikan tidak ada kebocoran melalui paking tutup rumah
saringan itu;

 buka penuh semua keran, yaitu keran Kingstone dan keran keluar
saringan.

 Membersihkan Alat Penukar Panas Air Tawar Selain tipe tabung Cell and Tube
yang sudah dijelaskan, sekarang ini banyak kapal perikanan yang menggunakan
alat penukar panas tipe Plate Hear Exchanger (tipe plat) dengan alasan lebih
efektif juga lebih kecil, jadi tidak banyak memakan ruangan. Adapun prosedur
kerja pembersihan yang dilakukan pada alat penukar panas tipe plat adalah
sebagai berikut (lihat Gambar 4). Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan 24
Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan Langkah membuka:

 Tutup keran-keran air tawar dan air laut lalu cerat pendingin air laut sampai
habis sambil mengecek kekedapan keran air laut. Lalu cerat pendingin air tawar;

 periksa batang peluncur dudukan plat, bersihkan terlebih dahulu dari kotoran;

 berikan tanda pada plat dengan garis diagonal;

 ukur dan catat jarak A kedua dudukan plat;


G
ambar 4. Melepas Plat

 kendorkan dan lepas dahulu batang baut paling atas dan bawah, kecuali ke 4
baut yang tersisa. Pada 4 baut yang tersisa harus dikendorkan secara perlahan
secara Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Perawatan dan Perbaikan
Motor Penggerak Kapal Perikanan 25 diagonal masing-masing 2-3 putaran atau
10-15 mm dan begitu seterusnya;

 geser perlahan dudukan plat dan mulai melepas plat satu persatu. Langkah
membersihkan plat:

1. Bersihkan plat dari kotoran dengan menggunakan air tawar dan sikat
dengan sikat halus, jangan melukai plat;

2. lalu bilas dengan air bertekanan.


Gambar 5. Membersihkan Plat

Langkah memasang plat :

1. Periksa permukaan plat, pastikan tidak ada kotoran;

2. sikat ulir pada baut pengikat dan lumasi;

3. cek gasket pada plat usahakan tidak ada yang terlepas;

4. masukan plat secara dengan posisi yang benar;

5. dorong dudukan plat tersebut lalu empat pasang baut pengikat untuk
tahanan awal. Kemudian kencangkan perlahan secara diagonal
sambil diukur kedua jarak Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan
26 Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan
dudukan plat sampai ukuran yang ditandai dan dicatat tadi;

6. pastikan pemasangan plat tidak ada yang terbalik. Lalu tes


kebocoran.
G
ambar 6. Memasangan Plat

1. Menguras Tangki Ekspansi Prosedur menguras tangki ekspansi adalah sebagai


berikut:

 Tutup keran-keran air tawar pada tangki atau yang berhubungan dengan
tangki;

 cerat air tawar sampai habis dan matikan fungsi alarm;

 buka penutup tangki lalu bersihkan;

 tutup lubang-lubang pipa dan bersihkan tangki dengan menggunakan air tawar
dan cek kondisi dalam tangki, apabila ada keretakan atau korosif adakan
perbaikan;

 beri pelapis bahan anti karat di dalam tangki; 6. lepas gelas duga dan
bersihkan;

 ganti dan buat paking penutup;

 lepas penutup lubang-lubang pipa dan bersihkan kotoran yang tersisa;

 pasang paking pada baut tanam tangki, pasang penutup tangki dan kencangkan
secara diagonal dan rata;

 pasang gelas duga dan isi air tawar pada batas yang ditentukan sambil
mengecek kebocoran yang ada. Konfirmasi fungsi alarm. Lalu buka keran-
keran air tawar yang tadi ditutup.

2. Memeriksa Pompa Air Pendingin Pemeriksaan pompa dilakukan secara berkala dan
tercatat sebagai berikut:
 Pemeriksaan harian yakni rasakan dengan tangan, dilihat dan dengarkan
permukaan rumah bantalan dan Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan 28
Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan rumah pompa
serta cek alat ukur manometer, vakumeter dan ampermeter;

 pemeriksaan Bulanan dilakukan dengan mengecek tahanan isolasi motor


pompa tidak boleh kurang 1MΩ;

 Pemeriksaan tiga bulanan yakni mengganti minyak pelumas rumah bantalan


dan cek kondisi gemuk, ganti bila perlu;

 pemeriksaan enam bulanan yakni mengganti paking tekan dan selubung poros,
setel ulang kelurusan flange kopling poros;

 pemeriksaan Tahunan yakni melakukan bongkar pasang pompa dengan


langkah-langkah sebagai berikut:

a. lepaskan pompa dari dudukan dan motor;

b. buka tutup rumah impeler;

c. cabut impeler dengan menggunakan treker, cek kondisinya dan


bersihkan;

d. ganti baru mechanical seal atau rekondisi gland packing;

e. buka tutup bantalan dan cabut bantalan bola dengan treker, lumasi
poros terlebih dahulu agar tidak merusak permukaan poros dan ganti
bantalan bola tersebut pada saat pemasangan;

f. lepas selubung poros perunggu, lakukan pemanasan terlebih dahulu,


cek kondisinya dan ganti bila perlu;

g. cek kelurusan poros dengan melakukan pengukuran dengan


menggunakan dial gauge; Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan
Perawatan dan Perbaikan Motor Penggerak Kapal Perikanan 29

h. lumasi permukaan poros dan pasang bantalan lalu selubung poros


dengan hati-hati, pastikan tepat pada dudukannya, dan tutup rumah
bantalan;

i. pasang mechanical seal atau gland packing, selanjutnya pasang


impeler dan tutup rumah pompa. Pada saat pengencangan
pemasangan cek dan rasakan putaran poros;

j. tutup rumah impeler dan lakukan penyambungan dan penyenteran


pada poros motor pompa dan dudukan. Pusat Pendidikan Kelautan
dan Peri

BAB IV
PENUTUP

Demikan laporan praktek kerja industri ini saya buat untuk memenuhi Kriteria yang
ditentukan oleh PT.KAWAL LAUT JAYA.Dengan ini saya mengharapkan kepada pembaca
agar dapat mengambil manfaat dari hasil laporan yang telah saya buat supa bermanfaat buat
kedepannya,dan saya menyadari bahwa banyak terdapat kesalahan dari hasil penulisan
laporan saya ini.Maka saya mohon maaf jika laporan ini kurang memenuhi persyaratan yang
telah di tetapkan, namun saya berusaha mendekati persayaratan-persyaratan tersebut. Untuk
itu saya mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh karyawan PT.KAWAL LAUT
JAYA yang telah membimbing saya dengan baik dalam pelaksanaan praktek kerja industri
maupun pembuatan laporan, dan saya berharap semoga laporan saya ini dapat bermanfaat dan
di terima bagi teman-teman yang membutuh kan untuk dijadikan ilmu dan wawasan.

 
4.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan Perawatan atau Pemeliharaan adalah suatu kegiatan yangperlu
dilaksanakan terhadap seluruh obyek baik non-teknis meliputi manajemen dan sumberdaya
manusia agar dapat berfungsi dengan baik teknis meliputi suatu material atau benda
yangbergerak ataupun benda yang tidak bergerak, sehingga material tersebut dapat dipakai
danberfungsi dengan baik serta selalu memenuhi persyaratan internasional.Kegiatan yang
diperlukan untuk mempertahankan manajemen dan material sampai padasuatu tingkat kondisi
tertentu.Segala macam kegiatan yang ditunjukan untuk menjaga agarkapal selalu berada
dalam kondisi baik laik laut dan dapat dioperasikan untuk pengangkutanlaut pada setiap saat
degan kemampuan diatas kondisi minimum tertentuJika pemelihara dilakukan dengan baik
dan sesui prosedur maka dapat dipastikan usiadari material dan usaha kapal ketika berlayar
dapat maksimal dan tidak ada kendala

Anda mungkin juga menyukai