Anda di halaman 1dari 2

Contoh Cerpen Pendidikan – Sebelum Awal Kesuksesan

Saat itu masa masuk sekolah, semua sibuk menanti pengumuman. Sedangkan adi si idiot itu
duduk di depan sebuah ruang kosong yang lama tidak digunakan, dia duduk dan membaca
sebuah buku yang tebal.

Dia memang sangat terkenal dengan sifatnya yang pendiam dan cenderung menyendiri, dia
selalu membawa satu buah buku di tangannya. Saat ujian penentuan kelulusan kemarin dia
mendapat nilai tertinggi di kelas, waktu itu ada seorang anak yang datang terlambat mengikuti
ujian, andre begitulah semua memanggilnya, dia memang suka berangkat terlambat.

“Tok… tok… tok…!. Assalamualaikum… boleh saya masuk pak?” suara pintu kelas terketuk di
lanjutkan dengan suara di balik pintu itu.
“Walaikumsalam… siapa ya?”. Tanya guru pengawas yang tengah duduk di mejanya.
“Saya pak, Andre!”. jawabnya dengan lantang.
“Ya, silahkan masuk”. Jawab pak guru, dan mempersilahkannya masuk.

Dengan cepat andre masuk dan segera mengambil selembar kertas ujian, dengan cepat ia duduk
dan mengerjakan, karena waktu hampir habis.
“lima menit lagi anak anak!”. Suara itu memberikan tanda bahwa waktu hampir habis.

Dari sudut tempat aku duduk terlihat andre yang tegang dan buru buru karena waktunya akan
habis, banyak keringat yang menetes di mejanya, sedang si idiot itu terlihat tenang dan santai.
Dan benar setelah lima menit bel berbunyi.
“Kring… kring… kring…”. Bel petanda selesainya ujian kini benar benar berbunyi, semua
peserta ujian menyerukan suaranya.
“Hore…, akhirnya ujian selesai”. Sementara anak itu masih mengerjakan ujian dengan terburu
buru.

“Waktunya selesai anak anak. Semua kumpulkan kertas ujiannya di depan!”. Perintah pak guru.
“Baik pak…”. Sahut semua peserta ujian. Kecuali si idiot itu ia tidak berkata apa apa dari tadi.
Semua segera mengumpulkan kertas ujiannya di meja guru pengawas.

  Contoh Rumusan Masalah

Setelah ujian waktu itu, semua siswa sibuk mennggu hasil ujian yang akan diumumkan besok.
“Mungkinkah aku lulus?”. Tanyaku di dalam hati. Akhirnya waktu yang ditunggu datang juga,
hari itu tiba semua siswa datang ke sekolah dan tertuju pada sebuah ruangan tempat
pengumuman kelulusan. Tiba di sana semua rasa tercampur jadi satu.

“Duk… duk… duk…”. Suara langkah kaki terdengar mendekati ruangan ini, semakin lama
semakin keras.
“Ya alloh…, semoga lulus”. Suara harapan itu terus terdengar, semua menunggu hasilnya
sementara si idiot itu tampak duduk menyendiri, dan tidak menghiraukan semua yang ada di
ruangan itu.

Langkah kaki itu terhenti, tampak salah guruku di depan.


“Selamat pagi anak anak!”. Sapanya kepada semua siswa.
“Selamat pagi pak!”. Sahut semua siswa dengan lantang.
Tanpa banyak bicara lagi pak guru langsung membuka secarik kertas hasil ujian kemarin.
Akhirnya, semua perjuangan selama ini akan ditentukan hari ini.

“Semua peserta ujian dinyatakan lulus semua”. Ujar pak guru, setelah membaca hasil ujian.
“Alhamdulillah…”. Semua menyerukan kata yang sama diruangan itu.
“Baiklah anak anak. Untuk juara III diraih oleh… stevan!. Juara I dan juara ke II diraih oleh adi
dan andre!. Untuk peraih juara I, II dan III selamat untuk kalian”.

Semua siswa terdiam dan tampak heran, bagaimana tidak pasalnya stevan anaknya cupu, andre
dia suka terlambat berangkat sekolah, dan adi si idiot itu dia tidak pernah bersosialisasi dengan
teman temannya. Sedangkan aku berada pada peringkat ke IV dibawah anak cupu itu.

Setelah pengumuman semua kembali pulang ke rumah masing masing, aku yang masih merasa
aneh dengan hasil ujian yang disampaikan pak guru terus memikirkannya sampai di rumah.
Mungkin itulah hasil kerja keras mereka selama ini, yang semua orang tidak tahu. Dan dari
pengalaman yang aku alami aku bisa belajar untuk lebih menghargai orang dan tidak
menggapnya sebelah mata.

Anda mungkin juga menyukai