Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA IBU T

DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DENGAN TINDAKAN


KEPERAWATAN TERAPI PIJAT REFLEKSI KAKI

OLEH

GUSTI AYU PUTU WAHYU SARTIKA (17.321.2665)

A12-A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

TAHUN AJARAN 2021


ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU “T”
DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DENGAN TINDAKAN
KEPERAWATAN PIJAT REFLEKSI KAKI
DI BANJAR BUKIAN DESA PELAGA, PETANG, BADUNG
TANGGAL 6-9 MEI 2021
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : Ibu “T”
Umur : 53 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Maternital : Menikah
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Br. Bukian, Desa Pelaga, Petang-Badung
Tgl Masuk :-
Tgl Pengkajian : 6 Mei 2021 (17.00 WITA)
No. Register :-
Diagnosa Medis : Hipertensi
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Bapak “S”
Umur : 50 tahun
Hub.Dgn Klien : Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Br. Bukian, Desa Pelaga, Petang Badung
2. Riwayat Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (saat ini)
Saat dilakukan pengkajian Ibu “T” mengeluh kepala dan leher
terasa nyeri, sulit tidur, sering terjaga, mengeluh istirahat tidak
cukup, terlihat meringis dan gelisah. Dengan karakteristik nyeri :
P : Nyeri karena tekanan darah meningkat
Q : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan pada kepala dan leher
S : Skala nyeri 5 (0-10)
T : Nyeri dirasakan ketika pasien melakukan aktivitas
berlebihan
2) Perjalanan penyakit saat ini
Pada saat dilakukan kunjungan didapatkan informasi bahwa Ibu
“T” mengalami Hipertensi sudah sejak ± 3 bulan yang lalu. Ibu “T”
mengatakan saat ini mengalami keluhan kepala dan leher terasa
nyeri, terlihat meringis dan gelisah serta Ibu “T” juga mengalami
sulit tidur, sering terjaga, mengeluh istirahat tidak cukup
dikarenakan nyeri yang dirasakan pada kepala dan leher. Dengan
hasil pemeriksaan tekanan darah 150/100 mmHg. Ibu “T”
mengatakan sudah rutin dalam memeriksakan dan mengkonsumsi
obat antihipertensi yang diberikan oleh dokter.
3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Ibu “T” mengatakan saat dia berobat kepuskesmas beliau diberikan
obat antihipertensi (Amlodipine) dengan dosis 5 mg 1x1 dan
sampai saat ini masih mengkonsumsi obat tersebut. Selain itu
beliau juga terkadang mengkonsumsi jus mentimun atau mengkudu

b. Status Kesehatan Masa Lalu


1) Penyakit yang pernah dialami
Ibu “T” mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit
kronis
2) Pernah dirawat
Ibu “T” mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat inap di
rumah sakit
3) Alergi
Ibu “T” mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan
ataupun obat
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol/dll)
Ibu “T” mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok, tidak
mengkonsumsi alcohol tetapi ibu “T” terkadang mengkonsumsi
kopi
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu “T” mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki riwayat
penyakit menurun seperti hipertensi, penyakit jantung maupun diabetes
millitus
d. Diagnosa Medis dan Therapy
Diagnosa medis : Hipertensi

Tanggal
No Awal Nama Obat Dosis Rute Indikasi
diberikan

1 2 Mei 2021 Amlodipine 5 mg Oral - Memperlancar


aliran darah menuju
jantung
- Mengurangi
tekanan darah

2 5 Mei 2021 Jus 1 gelas Oral - Menurunkan


Mentimun/ tekanan darah
Mengkudu

3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
 Pola Persepsi : Ibu “T” mengatakan kesehatan merupakan hal
penting yang harus dijaga dan sehat itu mahal
 Pola Managemen : Ibu “T” mengatakan bila keluarganya sakit
biasanya akan berobat kepelayanan kesehatan terdekat
b. Pola Nutrisi Metabolik
 Sebelum Sakit
Ibu “T” mengatakan biasanya makan 3 kali sehari dengan porsi
sedikit di pagi hari dan porsi biasa yaitu 1 piring di siang dan
malam hari dengan menu nasi, lauk seperti ikan, ayam serta sayur.
Ibu “T” mengatakan minum ± 8-9 gelas/hari
 Saat Sakit
Ibu “T” mengatakan ketika hipertensinya kambuh nafsu makan
menurun. Ibu “T” mengatakan sehari bisa makan hanya 2 kali saja
dengan menu yang disediakan dirumah dan minum ± 8 gelas/hari
c. Pola Eleminasi
1) BAB
 Sebelum Sakit
Ibu “T” mengatakan biasanya BAB 1x/hari dengan konsistensi
lembek, berwarna kuning, bau khas feses, tidak terdapat darah
ataupun lendir
 Saat Sakit
Ibu “T” mengatakan tidak terjadi perubahan BAB yang
signifikan jika hipertensinya kambuh. BAB 1x/hari dengan
konsistensi lembek, berwarna kuning, bau khas feses, tidak
terdapat darah ataupun lendir
2) BAK
 Sebelum Sakit
Ibu “T” mengatakan BAK ± 5-6 x/hari dengan warna urine
jernih, bau khas urine. Pengeluaran urine ± 350 cc
 Saat Sakit
Ibu “T” mengatakan BAK seperti biasa ± 6x/hari dengan
warna urine jernih, bau khas urine. Pengeluaran urine ± 350 cc

d. Pola Aktivitas dan Latihan


1) Aktivitas
Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4
Diri

Makan dan Minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Berpindah 

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergatung total
2) Latihan
 Sebelum Sakit
Ibu “T” mengatakan dapat melakukan kegiatan atau aktivitas
secara mandiri
 Saat Sakit
Ibu “T” mengatakan masih bisa melakukan aktivitas secara
mandiri namun secara perlahan serta lebih banyak istirahat
e. Pola Kognitif dan Persepsi
Ibu “T” mengatakan sudah mengetahui penyakitnya dari penjelasan
dokter serta berharap cepat sembuh
f. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Ibu “T” mengatakan menerima rasa sakit dan keadaannya saat ini.
Identitas diri : Ibu “T” mengatakan berjenis kelamin perempuan
Peran diri : Ibu “T” berperan sebagai seorang istri dan ibu dari
dua orang anak
Citra diri : Ibu “T” mengatakan ingin segera membaik
Harga diri : Ibu “T” mengatakan tidak malu dengan kondisi
tubuhnya
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum Sakit
Ibu “T” mengatakan tidur 7-8 jam/hari, dari pukul 21.00-06.00
WITA. Tidur nyeyak tanpa mengalami gangguan tidur dengan
penerangan remang-remang
 Saat Sakit
Ketika hipertensinya kambuh beliau biasanya akan sulit tidur,
mengeluh istirahat tidak cukup, hanya bisa tidur ± 4-5 jam/hari dan
pasien mengatakan sering terjaga
h. Pola Peran dan Hubungan
 Sebelum Sakit
Ibu “T” mengatakan hubungan dengan orang terdekat seperti
suami, anak-anak, mertua maupun tetangga tidak ada masalah.
Komunikasi dengan orang terdekat baik-baik saja, tidak ada konflik
yang mengganggu aktivitas
 Saat Sakit
Ibu “T” mengatakan hubungan dengan orang terdekat tidak ada
masalah
i. Pola Seksual dan Reproduksi
 Sebelum Sakit
Ibu “T” mengatakan memiliki dua orang anak perempuan serta
masih mengalami menstruasi
 Saat Sakit
Ibu “T” mengatakan memiliki dua orang anak perempuan serta
masih mengalami menstruasi
j. Pola Toleransi Stress dan Koping
Ibu “T” mengatakan ketika mengalami stress Ibu “T” memilih untuk
membicarakannya dengan suami atau anggota keluarga lain untuk
mencari solusi dan terkadang sekedar jalan-jalan ditaman.

k. Pola Nilai dan kepercayaan


Ibu “T” beragama Hindu percaya dengan adanya Tuhan. Ibu “T” biasa
melakukan persembahyangan setiap hari pada pagi/sore hari terutama
pada saat hari raya keagamaan
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum : Lemas
Tingkat Kesadaran :komposmentis / apatis / somnolon / sopor/koma
GCS: Verbal: (6) Psikomotor: (5) Mata: (4)
b. Tanda-tanda Vital
Nadi : 98 x/menit Suhu: 36,50C TD: 150/100 mmHg
RR: 24 x/menit
c. KeadaanFisik
a) Kepala
Inspeksi :
- Warna rambut hitam bersih
- Persebaran rambut merata
Palpasi :
- Tidak teraba benjolan
- Terdapat nyeri tekan
b) Mata
Inspeksi :
- Konjungtiva tampak anemis
- Terdapat lingkaran hitam dibawah mata
- Sclera an-ikterik
Palpasi :
- Tidak terdapat nyeri tekan
c) Hidung
Inspeksi :
- Bersih, tidak ada secret dan darah
- Tidak ada sinusitis
- Simetris kanan dan kiri
- Tidak terlihat pernapasan cuping hidung
Palpasi :
- Tidak ada benjolan
- Tidak ada nyeri tekan
d) Telinga
Inspeksi :
- Simetris kanan dan kiri
- Tidak ada tanda peradangan
Palpasi :
- Tidak ada benjolan
- Tidak ada nyeri tekan
e) Mulut
Inspeksi :
- Mukosa bibir lembab
- Lidah bersih
- Tidak ada pembesaran tonsil
- Tidak ada gangguan mengunyah
- Tidak ada bibir sumbing
f) Leher
Inspeksi :
- Simetris, tidak ada pembengkakan
- Tidak teraba benjolan
- Tidak ada luka
Palpasi :
- Terdapat nyeri tekan
- Nadi karotis teraba
- Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
g) Dada :
 Paru
Inspeksi :
- Pergerakan dada tampak simetris
- Tidak tampak lesi

Palpasi :
- Tidak terdapat benjolan
- Tidak teraba nyeri tekan
Perkusi :
- Suara paru sonor
Auskultasi :
- Suara vesikuler
 Jantung
Inspeksi :
- Tidak tampak lesi
Palpasi :
- Tidak teraba nyeri tekan
- Tidak teraba thriil diictus cordis
Perkusi :
- Suara Pekak
Auskultasi :
- Suara S1 S2 reguler tunggal
h) Payudara dan Ketiak
 Payudara
Inspeksi :
- Payudara simetris kanan dan kiri
Palpasi :
- Tidak teraba benjolan
- Tidak ada nyeri tekan
 Ketiak
Inspeksi :
- Terlihat warna kulit ketiak lebih bersih dari warna bagian
tubuh lainnya
- Persebaran rambut kurang merata
Palpasi :
- Tidak ada benjolan
- Tidak ada nyeri tekan
i) Abdomen
Inspeksi :
- Tidak terlihat sianosis
Auskultasi :
- Bising usus terdengar
Perkusi :
- Suara timpani
Palpasi :
- Tidak terdapat nyeri tekan
j) Genetalia
Tidak dilakukan pengkajian
k) Integumen
Inspeksi :
- Warna kulit terlihat sawo matang
- Tidak ada luka atau kemerahan
- Kulit tampak lembab
Palpasi :
- Tidak teraba benjolan
- Tidak terdapat nyeri tekan
l) Ekstermitas
 Atas
Inspeksi :
- Warna kulit merata
- Tidak tampak lesi
- Simetris kanan dan kiri
Palpasi :
- Tidak ada benjolan
- Akral teraba hangat
- Turgor kulit elastis
 Bawah
Inspeksi :
- Tidak tampak lesi
- Simetris kanan dan kiri
Palpasi :
- Tidak ada benjolan
- Akral teraba hangat
- Turgol kulit elastis
m) Neurologis
 Status Mental dan Emosi
Tidak terlihat gangguan pada emosi maupun status mental
pasien
 Pengkajian saraf cranial
-
 Pemeriksaan Refleks
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Data Laboratorium yang berhubungan
-
2) Pemeriksaan Radiologi
-
3) Hasil Konsultasi
-
4) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Lain

5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA INTERPRETASI MASALAH
KEPERAWATAN

DS : Umur, gaya hidup, jenis Nyeri Akut


- Ibu “T” mengeluh kepala kelamin, obesitas,
dan leher terasa nyeri. psikologis
Dengan karakteristik nyeri: Hipertensi
P : Nyeri karena tekanan Kerusakan vaskuler
darah meningkat pembuluh darah
Q : Nyeri dirasakan seperti Penyumbatan pembuluh
ditusuk-tusuk darah
R : Nyeri dirasakan pada Vasokontriksi
kepala dan leher Gangguan sirkulasi
S : Skala nyeri 5 (0-10) Otak
T : Nyeri dirasakan ketika Resistensi pembulah darah
pasien melakukan aktivitas keotak meningkat
berlebih Tekanan intracranial
DO : meningkat
- Ibu “T” terlihat meringis Nyeri kepala
gelisah. Dengan TTV : Nyeri Akut
TD : 150/100 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 24 x/menit Gangguan Pola Tidur
S : 36,50C
DS : Umur, gaya hidup, jenis
- Ibu “T” mengeluh sulit kelamin, obesitas,
tidur, mengeluh sering psikologis
terjaga, mengeluh istirahat Hipertensi
tidak cukup Kerusakan vaskuler
- Ibu “T” mengatakan tidur pembuluh darah
±4-5 jam/hari Penyumbatan pembuluh
DO : darah
- Konjungtiva tampak Vasokontriksi
anemis Gangguan sirkulasi
- Terdapat lingkaran hitam Otak
dibawah mata Resistensi pembulah darah
keotak meningkat
Tekanan intracranial
meningkat
Nyeri kepala
Kurang kontrol tidur
Gangguan Pola Tidur

B. TABEL DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


TANGGAL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL PARAF
DITEMUKAN TERATASI
Kamis, 6 Mei Nyeri Akut berhubungan dengan agen 9 Mei 2021 Gek ayu
2021 pencedera fisik ditandai dengan
(18.00 WITA) mengeluh nyeri, tampak meringis,
gelisah, tekanan darah meningkat

Senin, 13 Juli Gangguan Pola Tidur berhubungan


2020 dengan kurang kontrol tidur ditandai
(18.00 WITA) dengan mengeluh sulit tidur, sering
terjaga dan mengeluh istirahat tidak
cukup
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
HARI/TANGGAL NO. TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL TTD
DX
Kamis, 6 Mei 2021 1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri 1. Mengetahui keadaan Gek
(18.00 WITA) keperawatan selama 3 kali Observasi : umum pasien ayu
kunjungan, diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 2. Meminimalisir
pasien berkurang dari skala 5 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas timbulnya nyeri
menjadi 0 sampai dengan 2. Dengan nyeri 3. Efektif dalam
kriteria hasil : 2. Identifikasi factor yang memperberat membantu mengurangi
- Keluhan nyeri berkurang dan memperingan nyeri keluhan nyeri pasien
- Meringis berkurang Terapiutik : 4. Mendukung
- Frekuensi nadi membaik (60- 3. Berikan teknik nonfarmakologis untuk kesembuhan pasien
100 x/menit) mengurangi rasa nyeri (terapi pijat 5. Memudahkan dalam
refleksi kaki) melakukan tindakan
Edukasi : keperawatan
5. Jelaskan penyebab, periode, dan 6. Diharapkan pasien
pemicu nyeri dapat secara mandiri
6. Ajarkan teknik nonfarmakologis mengontrol nyeri
untuk mengurangi rasa nyeri 7. Mengurangi keluhan
Kolaborasi : nyeri pasien
7. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

Kamis, 6 Mei 2021 2 Setelah dilakukan tindakan Dukungan Pola Tidur 1. Mengetahui kebiasaan Gek
(18.00 WITA) keperawatan selama 3 kali Observasi : tidur pasien ayu
kunjungan, diharapkan pola tidur 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur 2. Mengurangi terjaga
pasien membaik. Dengan kriteria 2. Identifikasi factor pengganggu tidur diwaktu tidur
hasil : (fisik atau psikologis) 3. Mengatasi gangguan
- Keluhan sulit tidur berkurang Terapiutik : tidur dan terjaga yang
- Keluhan sering terjaga menurun 3. Lakukan prosedur untuk teratur
- Keluhan istirahat tidak cukup meningkatkan kenyamanan (mis. 4. Memperbanyak
berkurang pijat, pengaturan posisi, terapi istirahat dapat
akupresure) mengurangi nyeri yang
Edukasi : dirasakan
4. Jelaskan pentingnya tidur cukup 5. Membantu pola tidur
selama sakit lebih teratur
5. Anjurkan menghindari makanan atau
minuman yang mengganggu tidur
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
HARI/ TGL / JAM NO. TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI PROSES TTD
DX
Jumat, 7 Mei 2021 1 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, DS : Ibu “T” mengatakan kepala dan Gek
(08.00 WITA) durasi, frekuensi, kwalitas, intensitas nyeri leher terasa nyeri. Dengan ayu
karakteristik nyeri:
P : Nyeri karena tekanan darah
meningkat
Q : Nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan pada kepala
dan leher
S : Skala nyeri 5 (0-10)
T : Nyeri dirasakan ketika pasien
melakukan aktivitas berlebih
DO : Pasien tampak kooperatif
menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan
DS : Ibu “T” mengatakan ketika
beraktifitas berlebih maka nyerinya
akan bertambah & ketika istirahat dan
1 2. Mengidentifikasi factor yang memperberat minum obat antihipertensi nyeri akan
dan memperingan nyeri berkurang
DO : Pasien kooperatif dan terlihat
meringis

DS : Ibu “T” mengatakan terjaga pada


malam hari, sulit tidur dan merasa
istirahat tidak cukup karena nyeri yang
2 3. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur dirasakan
DO : Konjungtiva terlihat pucat dan
terdapat lingkaran hitam dibawah mata

DS : Ibu “T” mengatakan kepala dan


leher masih terasa nyeri
DO : Klien terlihat meringis. Dengan
1&2 4. Memberikan terapi pijat pijat refleksi kaki 2 TTV
kali dalam sehari (pagi & sore) selama 3 - TD :150/100 mmHg
hari berturut-turut dalam waktu 15 menit - N : 90 x/menit
- RR : 24 x/menit
- S : 36,50C

DS : Klien mengatakan paham dengan


penjelasan yang diberikan
DO : Klien tampak kooperatif dan
1 5. Melaskan penyebab, periode, dan pemicu aktif bertanya saat diberikan
nyeri penjelasan

DS : Klien mengerti dengan


penjelasan yang diberikan
DO : Klien tampak kooperatif
2 6. Menjelaskan pentingnya tidur cukup selama
sakit DS : Ibu “T” mengatakan kepala dan
leher masih terasa sedikit nyeri.
Dengan karakteristik nyeri:
(14.00 wita) 1 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, P : Nyeri karena tekanan darah
durasi, frekuensi, kwalitas, intensitas nyeri meningkat
Q : Nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan pada kepala
dan leher
S : Skala nyeri 4 (0-10)
T : Nyeri dirasakan ketika pasien
melakukan aktivitas berlebih
DO : Pasien tampak kooperatif
menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan

DS : Ibu “T” mengatakan kepala dan


leher masih terasa nyeri
DO : Klien terlihat meringis. Dengan
TTV
- TD : 140/90 mmHg
- N : 90 x/menit
1&2 2. Memberikan terapi pijat refleksi kaki 2 kali - RR : 20 x/menit
dalam sehari (pagi & sore) selama 3 hari - S : 36,50C
berturut-turut dalam waktu 15 menit
DS : Ibu “T” mengatakan akan
mengurangi mengkonsumsi kopi
DO : Klien terlihat kooperatif dan mau
mengikuti arahan perawat

1 3. Menganjurkan klien menghindari makanan


atau minuman yang mengganggu tidur

DS : Ibu “T” mengatakan kepala dan


leher terasa nyeri. Dengan
karakteristik nyeri:
P : Nyeri karena tekanan darah
meningkat
Q : Nyeri dirasakan seperti
Sabtu, 8 Mei 2021 1 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, ditusuk-tusuk
(08.00 WITA) durasi, frekuensi, kwalitas, intensitas nyeri R : Nyeri dirasakan pada kepala
dan leher
S : Skala nyeri 4 (0-10)
T : Nyeri dirasakan ketika pasien
melakukan aktivitas berlebih
DO : Pasien tampak kooperatif
menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan

DS : Ibu “T” mengatakan sulit tidur


DO : Konjungtiva terlihat pucat dan
terdapat lingkaran hitam dibawah mata

DS : Ibu “T” mengatakan kepala dan


leher masih terasa nyeri
DO : Dengan TTV
- TD : 140/80 mmHg
- N : 90 x/menit
2 2. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur - RR : 20 x/menit
- S : 36,60C

DS : Ibu “T” mengatakan kepala dan


1&2 3. Memberikan terapi pijat refleksi kaki 2 kali leher terasa nyeri. Dengan
dalam sehari (pagi & sore) selama 3 hari karakteristik nyeri:
berturut-turut dalam waktu 15 menit P : Nyeri karena tekanan darah
meningkat
Q : Nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan pada kepala
dan leher
(14.00 WITA ) 1 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S : Skala nyeri 3 (0-10)
durasi, frekuensi, kwalitas, intensitas nyeri T : Nyeri dirasakan ketika pasien
melakukan aktivitas berlebih
DO : Pasien tampak kooperatif
menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan
DS : Ibu “T” mengatakan kepala dan
leher masih terasa nyeri
DO : Dengan TTV
- TD : 130/80 mmHg
- N : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,30C
DS : Ibu “T” mengatakan nyeri kepala
leher sedikit berkurang. Dengan
karakteristik nyeri:
P : Nyeri karena tekanan darah
meningkat
1&2 2. Memberikan terapi pijat refleksi kaki 2 kali Q : Nyeri dirasakan seperti
dalam sehari (pagi & sore) selama 3 hari ditusuk-tusuk
berturut-turut dalam waktu 15 menit R : Nyeri dirasakan pada kepala
dan leher
S : Skala nyeri 3 (0-10)
T : Nyeri dirasakan ketika pasien
Minggu, 9 Mei 2021 1 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, melakukan aktivitas berlebih
(08.00 WITA) durasi, frekuensi, kwalitas, intensitas nyeri DO : Pasien tampak kooperatif
menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan

DS : Ibu “T” mengatakan sudah tidak


terjaga lagi saat malam hari, mulai
bisa tidur nyeyak dan bangun pagi
terasa bugar
DO : Konjungtiva terlihat anemis

DS : Ibu “T” mengatakan kepala dan


leher masih terasa nyeri
DO : Dengan TTV
- TD : 130/80 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,50C
2 2. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur DS : Ibu “T” mengatakan nyeri kepala
leher berkurang. Dengan karakteristik
nyeri:
P : Nyeri karena tekanan darah
meningkat
Q : Nyeri dirasakan seperti
1&2 3. Memberikan terapi pijat refleksi kaki 2 kali ditusuk-tusuk
dalam sehari (pagi & sore) selama 3 hari R : Nyeri dirasakan pada kepala
berturut-turut dalam waktu 15 menit dan leher
S : Skala nyeri 2 (0-10)
T : Nyeri dirasakan ketika pasien
melakukan aktivitas berlebih
DO : Pasien tampak kooperatif
menjawab setiap pertanyaan yang
(14.00 WITA) 1 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, diberikan
durasi, frekuensi, kwalitas, intensitas nyeri
DS : Ibu “T” mengatakan nyeri kepala
dan leher berkurang
DO : Klien terlihat tenang & rileks.
Dengan TTV
- TD : 130/80 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,50C

DS : Ibu “T” mengatakan sudah


memahami apa yang disampaikan
DO : Klien terlihat kooperatif
mengikuti arahan yang diberikan
perawat
1&2 2. Memberikan terapi pijat refleksi kaki 2 kali
dalam sehari (pagi & sore) selama 3 hari
berturut-turut dalam waktu 15 menit

3. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk


mengurangi rasa nyeri
E. EVALUASI
NO HARI/TANGGAL/ NO. EVALUASI TTD
JAM DX
1 Minggu, 9 Mei 2021 1 S : Ibu “T” mengatakan nyeri kepala dan leher berkurang dengan skala 2 (0-10) Gek ayu
(14.30 WITA) O : Pasien terlihat tidak meringis dan gelisah. Dengan tanda-tanda vital
- TD : 130/80 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,50C
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan Kondisi Pasien

2 Kamis, 16 Juli 2020 2 S : Ibu “T” mengatakan sudah tidak terjaga lagi saat malam hari, mulai bisa tidur
(14.30 WITA) nyeyak dan bangun pagi terasa bugar
O : Konjungtiva terlihat an anemis/tidak pucat
- TD : 130/80 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,50C
A : Tujuan tercapai & masalah teratasi
P : Pertahankan Kondisi Pasien

Anda mungkin juga menyukai