Dosen Pembimbing:
Anggota Kelompok 4:
1. Desy Prihatini 40030318060003
2. Anggita Aryana Sukma 40030318060025
3. Ratna Setyaningsih 40030318060033
4. Zulfikar Rezqy Tsalis 40030318060038
5. Sasabillah Aziz Syahfareva 40030318060049
6. Erina Yuliana Dewi 40030318060063
7. Aflah Mahesa Agni 40030318060066
8. Naufal Tamimi Kusumanugraha 40030318060067
9. Ninda Berliani Putri 40030318060069
10. Amada Naufal Fadhila 40030318060071
Semoga profil kependudukan ini dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan yang tentunya
akan memberikan manfaat bagi pembacanya. Serta membantu kami dalam memahami dan
meningkatkan keahlian dalam mata kuliah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam pembuatan profil kependudukan ini. Maka dari itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Semarang, 2021
Kelompok 4
DAFTAR ISI
1.2.1 Tujuan........................................................................................................................ 15
2. 2 Fertilitas .......................................................................................................................... 28
2. 3 Mortalitas ........................................................................................................................ 34
2.3.1 Angka Kematian Kasar (CDR) ................................................................................. 34
2. 4 Migrasi ............................................................................................................................ 38
2. 6 Distribusi ......................................................................................................................... 57
3. 1 Pendidikan ...................................................................................................................... 79
3. 2 Kesehatan ........................................................................................................................ 89
1. 3 Ruang Lingkup
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
a. Makro
Kabupaten Semarang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa
Tengah. Letak Kabupaten Semarang secara geografis terletak pada 110o14’54,75” sampai
dengan 110o39’3” Bujur Timur dan 7o3’57” sampai dengan 7o30’ Lintang Selatan.
Keempat koordinat tersebut baik bujur dan lintang merupakan membatas wilayah seluas
950,21 km2, wilayahnya sebagian merupakan dataran tinggi dengan ketinggian rata-rata
544,21 meter diatas permukaan air laut. Secara administratif Kabupaten Semarang
berbatasan langsung dengan 8 Kabupaten/Kota dan ditengahnya terdapat Kota Salatiga
dan Danau Rawa Pening.
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Semarang
Kabupaten Semarang memiliki potensi sumber daya alam yang sangat menunjang
kelangsungan hidup dan pertumbuhan kepariwisataan daerah yang secara kompetitif
diharapkan mampu memiliki daya saing nilai lebih dari lainnya. Kabupaten Semarang
memiliki luas 905,21 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 1,014.198 jiwa. Kabupaten
Semarang ternyata memiliki ibukota yaitu Kota Ungaran, berikut penjelasannya;
Mata pencaharian yang mendominasi yaitu bekerja disektor industri dan yang paling
sedikit dalam bidang perdagangan. Dalam hal pembangunan Kota Ungaran sebagian besar
memiliki rencana pola ruang kawasan yang di peruntukan untuk permukiman perkotaan
di kelurahan Ungaran, Bandarjo, Genuk dan Langensari serta sebagian kecil diperuntukan
untuk permukiman perdesaan di kelurahan Camdirejo dan Nyatnyono. Selain untuk
permukiman perkotaan dan perdesaan juga diperuntukan sebagai kawasan budidaya yaitu
kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan, kawasan peruntukan hutan produksi, dan
hutan produksi terbatas. Kota Ungaran juga memiliki kawasan peruntukan industri.
b. Mikro
Kecamatan Ungaran Barat
Kecamatan Ungaran Barat merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota
Ungaran yang termasuk daerah pemekaran. Secara geografis Kecamatan Ungaran Barat
terletak antara 7o11’01”-7o16’81” Lintang Selatan dan antara 110o36’04”-110o41’25”
Bujur Timur. Kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan Kota Semarang. Wilayah
Kecamatan Ungaran Barat merupakan daerah dataran tinggi yang bergelombang sampai
bergunung dengan ketinggian antara 321-573 mdpl. Bentang alam wilayah Kecamatan
Ungaran Barat sebagian besar merupakan areal dataran, yang terdiri atas daerah pertanian.
Pada areal dataran selain daerah pertanian sebagian merupakan daerah permukiman dan
pekarangan. Wilayah dengan topografi lereng/puncak adalah areal curam yang merupakan
daerah perbukitan yang membentang. Secara administrasi Kecamatan Ungaran Barat
memiliki 11 kelurahan, namun terdapat 6 kelurahan yang mengikuti wilayah Kota
Ungaran.
Kecamatan Ungaran Barat memiliki iklim tropis, dikatakan tropis karena terdapat
curah hujan yang signifikan sepanjang tahun, bahkan pada bulan kering masih memiliki
banyak curah hujan. Jumlah keseluruhan penduduk yang menempati Kecamatan Ungaran
Barat sebesar 79.261 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 39.305 jiwa dan
penduduk perempuan sebesar 39.956 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan
Ungaran Barat yaitu 2.204 jiwa/km2. Batas – batas wilayah Kecamatan Ungaran Barat
adalah sebagai berikut:
Sebelah Barat: Desa Lerep;
Sebelah Timur: Kecamatan Ungaran Timur;
Sebelah Utara: Kota Semarang;
Sebelah Selatan: Kecamatan Bergas.
Gambar 1.3 Peta Administrasi Kecamatan Ungaran Barat
1. 4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari beberapa bab, yang menjelaskan isi
keseluruhan rangkaian secara rinci dari setiap babnya yaitu sebagai berikut;
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai latar belakang dari pembuatan profil demografi, tujuan dan sasaran,
ruang lingkup wilayah makro dan mikro serta ruang lingkup materi, dan sistematika penulisan
laporan ini.
BAB II PROFIL KUANTITAS PENDUDUK
Bab ini berisi mengenai profil kuantitas penduduk Kecamatan Ungaran Barat dan Timur, yang
membahas tentang jumlah penduduk time series, fertilitas, mortalitas, migrasi, struktur
penduduk dan distribusi penduduk.
BAB III PROFIL KUALITAS PENDUDUK
Bab ini berisikan mengenai profil kualitas penduduk Kecamatan Ungaran Barat dan Timur yang
membahas tentang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan ekonomi.
BAB IV HASIL PROYEKSI PENDUDUK
Bab ini berisikan hasil perhitungan proyeksi penduduk Kecamatan Ungaran Barat dan Timur
dengan menggunakan analisis agregat dan trendline.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan rekomendasi,
BAB 2
KUANTITAS PENDUDUK
2. 1 Jumlah Penduduk
Penduduk merupakan individu atau sekumulan individu yang bertempat tinggal di suatu
wilayah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Penduduk merupakan salah satu elemen
yang penting dalam suatu wilayah yang berperan dalam perencanaan pembangunan wilayah.
Kependudukan merupakan hal yang berkaitan dengan jumlah, struktur, pertumbuhan,
persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas dan kondisi sejahtera yang menyangkut politik
ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat. Jumlah penduduk dalam
laporan profil kependudukan menggunakan data time series yang digunakan untuk melihat
perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran Timur dari tahun
2015 – 2019.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2015 – 2019
Jumlah Penduduk
Nama Kelurahan
2015 2016 2017 2018 2019
Gogik 3.579 3.547 3.729 3.78 3.855
Langensari 9.712 10.741 8.983 9.101 9353
Candirejo 5.821 8.312 4.762 4.802 4875
Nyatnyono 7.805 7.887 8.622 8.228 8392
Genuk 8.481 9.974 7.787 7.531 7605
Ungaran 11.677 11.725 10.805 10.935 11192
Bandarjo 91.77 8.993 9.766 9.595 9718
Lerep 10.178 10.95 11.886 11.711 11896
Jumlah Penduduk
Nama Kelurahan
2015 2016 2017 2018 2019
Keji 2.309 2.521 2.44 2.48 2528
Kalisidi 5.837 6.034 6.278 6.349 6489
Branjang 3.182 3.191 3.383 3.3 3358
Jumlah 77.758 83.875 78.441 77.812 79261
Sumber: BPS Kecamatan Ungaran Barat dalam Angka
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
Jumlah Penduduk
Gambar 2.1 Diagram Jumlah Penduduk Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2019
Berdasarkan tabel dan diagram dalam periode 5 tahun yakni pada tahun 2015 – 2019,
jumlah penduduk di Kecamatan Ungaran Barat mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019 jumlah
penduduk tertinggi terdapat di Kelurahan Lerep dengan jumlah penduduk 11896 jiwa.
Sedangkan penduduk terendah terdapat di Kelurahan Keji dengan jumlah penduduk 2528 jiwa.
85000
84000 83875
83000
82000
81000
80000
79000 79261
78441
78000 77758 77812
77000
76000
75000
74000
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Penduduk
Gambar 2.2 Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2015 – 2019
Berdasarkan grafik jiwa. Pada tahun 2016 – 2018 mengalami penurunan jumlah
penduduk. Pada tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1449 jiwa dari tahun 2017,
sedangkan jumlah penduduk tertinggi terdapat di tahun 2016 dengan jumlah penduduk sebesar
83.875 dalam periode 5 tahun yakni pada tahun 2015 – 2019, jumlah penduduk di Kecamatan
Ungaran Barat mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 – 2016 mengalami kenaikan jumlah
penduduk sebesar 6117 jiwa.
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2015 - 2019
Jumlah Penduduk
Nama Kelurahan
2015 2016 2017 2018 2019
Beji 8.547 8.977 8.312 8.328 8.328
Jumlah Penduduk
Nama Kelurahan
2015 2016 2017 2018 2019
Leyangan 7.491 10.851 7.733 7.931 7.931
Kalongan 9.486 11.160 11.403 11.958 11.958
Kawengen 6.111 6.072 7.059 7.030 7.030
Kalikayen 3.535 3.757 3.861 3.722 3.722
Mluweh 3.934 4.183 4.149 4.205 4.205
Susukan 8.778 10.882 9.114 9.316 9.316
Kalirejo 3.917 4.308 4.155 4.273 4.273
Sidomulyo 4.047 4.599 4.253 4.215 4.215
Gedanganak 14.049 15.300 13.184 13.103 13.103
Jumlah 69.895 80.089 73.223 74.081 74.081
Sumber: Kecamatan Ungaran Barat dalam Angka
14.000
12.000
10.000
8.000
6.000
4.000
2.000
Gambar 2.3 Diagram Jumlah Penduduk Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2019
Berdasarkan tabel dan diagram dalam periode 5 tahun yakni pada tahun 2015 – 2019,
jumlah penduduk di Kecamatan Ungaran Timur mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019 jumlah
penduduk tertinggi terdapat di kelurahan Gedanganak dengan jumlah penduduk sebanyak
13.103 jiwa. Sedangkan penduduk terendah terdapat di Kelurahan Kalikayen dengan jumlah
penduduk sebanyak 3.722 jiwa.
82.000
80.000
78.000
76.000
74.000
72.000
70.000
68.000
66.000
64.000
2015 2016 2017 2018 2019
Gambar 2.4 Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2015 – 2019
Berdasarkan grafik dalam periode 5 tahun yakni pada tahun 2015 – 2019, jumlah
penduduk di Kecamatan Ungaran Timur mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 – 2016
mengalami kenaikan jumlah penduduk dimana pada tahun 2015 sebesar 69.895 jiwa sedangkan
tahun 2016 sebesar 80.089 jiwa. Pada tahun 2016 – 2017 mengalami penurunan jumlah
penduduk menjadi 73.223 jiwa. Pada tahun 2018 mengalami kenaikan yaitu sebesar 74.081
jiwa, dimana jumlah penduduk ini tidak mengalami kenaikan maupun penurunan di tahun 2019.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk terendah terdapat di tahun 2017
sedangkan jumlah penduduk tertinggi terdapat di tahun 2016.
2. 2 Fertilitas
2.2.1 Tingkat Fertilitas Kasar (CBR)
Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate = CBR) menunjukkan jumlah kelahiran hidup
pada suatu tahun tertentu setiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun, yang dihitung/diukur
dengan rumus berikut (Suwito, 2020; Sirusa BPS, 2021):
𝐵
𝐶𝐵𝑅 = ×𝑘
𝑃
Keterangan:
Grafik tingkat fertilitas kasar (CBR) Kecamatan Ungaran Barat dan Timur tahun 2015 –
2019 ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
16
14
14 13 13 13
CBR per 1.000 penduduk
12
12 13 13 13
10 11
8
6
4
4
2
0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020; Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka, 2016-2020;
Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka, 2016-2020; Hasil Analisis, 2021
Gambar 2.5 Grafik Tingkat Fertilitas Kasar (CBR) Kecamatan Ungaran Barat dan
Ungaran Timur Tahun 2015 – 2019
Grafik di atas menunjukkan bahwa Tingkat Fertilitas Kasar (CBR) pada Kawasan
Ungaran yang terdiri dari Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur terlihat
cukup stabil dari tahun ke tahunnya meskipun pada tahun 2015 terdapat perbedaan yang cukup
jauh namun terjadi peningkatan di tahun-tahun kedepannya yang berakhir memiliki angka
fertilitas yang sama pada tahun 2018 dan 2019 yakni sebesar 13 kelahiran hidup pada setiap
1.000 penduduk. Pada tahun 2019, Tingkat Fertilitas Kasar Kawasan Ungaran adalah sama
dengan CBR Kabupaten Semarang, yaitu sebesar 13 kelahiran hidup setiap 1.000 penduduk.
Tingkat Fertilitas Kasar (CBR) pada Kecamatan Ungaran Barat cenderung stabil dengan
angka rata rata sebesar 13 kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu setiap 1.000 penduduk.
Sempat terjadi perubahan yang tidak signifikan pada tahun 2016 yakni 12 kelahiran dan 2017
sebesar 14 kelahiran kemudian menghasilkan rata rata 13 kelahiran tiap tahun selama 2015
hingga 2019. Kecenderungan CBR Kecamatan Ungaran Barat yang stabil ini menunjukkan
tingkat produktifitas kelahiran termasuk stabil dan termasuk ke dalam kategori rata-rata CBR
Kabupaten Semarang pada tahun 2019 yaitu sebesar 13 kelahiran/1.000 penduduk.
Tingkat Fertilitas Kasar (CBR) Kecamatan Ungaran Timur tahun 2015-2019 cenderung
meningkat. Peningkatan signifikan terjadi pada tahun 2016 yakni sebesar 11 kelahiran yang
mana sebelumnya pada tahun 2015 hanya sebesar 4 kelahiran hidup per 1.000 penduduk,
kemudian stabil pada angka 13 mulai dari tahun 2016 hingga 2019. Kecenderungan peningkatan
CBR Kecamatan Ungaran Timur menunjukkan bahwa tingkat produktifitas kelahiran
meningkat atau jumlah penduduk cederung meningkat dan mencapai rata-rata CBR Kabupaten
Semarang pada tahun 2019 yaitu sebesar 13 kelahiran/1.000 penduduk.
𝐵𝑖
𝐴𝑆𝐹𝑅𝑖 = ×𝑘
𝑃𝑓𝑖
Keterangan:
Grafik total tingkat fertilitas menurut umur wanita (ASFR) Kecamatan Ungaran Barat
dan Timur tahun 2015 – 2019 ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
400 364
335 343
350 329
315
∑ASFR per 1.000 wanita
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020; Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka, 2016-2020;
Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka, 2016-2020; Hasil Analisis, 2021
Gambar 2.6 Grafik Total Tingkat Fertilitas Menurut Umur Wanita (∑ASFR)
Kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran Timur Tahun 2015 – 2019
Grafik di atas menunjukkan bahwa total tingkat fertilitas menurut umur wanita (∑ASFR)
di Kawasan Ungaran cenderung meningkat dengan stabil selama tahun 2015 – 2019, namun
lebih rendah dibandingkan dengan tingkat fertilitas di Kabupaten Semarang tahun 2019 yaitu
sebesar 350 kelahiran hidup per 1.000 wanita usia produktif. Kecenderungan peningkatan
∑ASFR menunjukkan bahwa kondisi pelayanan kesehatan mambaik dan/atau adanya
pertumbuhan penduduk di Kawasan Ungaran.
Tingkat fertilitas menurut umur (ASFR) Kecamatan Ungaran Barat cendering meningkat.
Kecenderungan peningkatan ASFR menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah
penduduk di Kecamatan Ungaran Barat meskipun masih lebih rendah dibandingkan ASFR
Kabupaten Semarang. Rata-rata kelahiran hidup setiap kelompok umur wanita produktif di
Kecamatan Ungaran Barat tahun 2019 sebanyak 49 bayi per 1.000 wanita. Diketahui bahwa
∑ASFR Kecamatan Ungaran Barat tahun 2019 sebesar 343 kelahiran hidup per 1.000 wanita
usia produktif, lebih rendah dibandingkan ∑ASFR Kabupaten Semarang tahun 2019 sebesar
350 kelahiran hidup per 1.000 wanita usia produktif .
Tingkat fertilitas menurut umur (ASFR) Kecamatan Ungaran Timur cendering meningkat.
Kecenderungan peningkatan ASFR menunjukkan bahwa terdapat peningkatan jumlah
penduduk di Kecamatan Ungaran Barat meskipun masih lebih rendah dibandingkan ASFR
Kabupaten Semarang. Rata-rata kelahiran hidup setiap kelompok umur wanita produktif di
Kecamatan Ungaran Timur tahun 2019 sebanyak 48 bayi per 1.000 wanita. Diketahui bahwa
∑ASFR Kecamatan Ungaran Timur tahun 2019 sebesar 339 kelahiran hidup per 1.000 wanita
usia produktif, lebih rendah dibandingkan ∑ASFR Kabupaten Semarang tahun 2019 sebesar
350 kelahiran hidup per 1.000 wanita usia produktif .
45−49
𝑇𝐹𝑅 = 5 ∙ ∑ 𝐴𝑆𝐹𝑅
15−19
Grafik angka fertilitas total (TFR) Kecamatan Ungaran Barat dan Timur tahun 2015 –
2019 ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
2.000 1.820
1.750 1.715
1.800 1.645
1.575
1.600
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020; Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka, 2016-2020;
Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka, 2016-2020; Hasil Analisis, 2021
Gambar 2.7 Angka Fertilitas Total (TFR) Kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran
Timur Tahun 2015 – 2019
Grafik di atas menunjukkan bahwa Angka Fertilitas Total (TFR) Kawasan Ungaran yang
terdiri dari Kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran Timur cenderung mengalami peningkatan
dari tahun ke tahunnya. Berdasarkan perhitungan selama tahun 2015-2019, angka fertilitas total
cenderung naik khususnya pada Kecamatan Ungaran Timur. Terlihat pada Kecamatan Ungaran
Timur terdapat kenaikan pesat dari tahun 2015 – 2017 hingga memiliki angka fertilitas total
yang hampir sama dengan Kecamatan Ungaran Barat. Kecenderungan peningkatan TFR
menunjukkan bahwa jumlah penduduk cenderung meningkat. Meskipun TFR Kawasan
Ungaran cenderung mengalami peningkatan, angka kelahiran totalnya (TFR) berada di bawah
rata-rata kelahiran setiap 1.000 wanita usia subur Kabupaten Semarang tahun 2019 yaitu sebesar
1.750 anak atau 1 anak setiap wanita usia subur.
Angka Fertilitas Total (TFR) Kecamatan Ungaran Barat cenderung meningkat. TFR
tertinggi pada tahun 2018 sebesar 1.820 anak dan TFR tahun 2019 mengalami penurunan
menjadi 1.715 anak, artinya rata-rata kelahiran setiap 1.000 wanita usia subur (15-19 tahun)
adalah 1.715 atau 1 anak setiap wanita usia subur sampai masa akhir reproduksinya.
Kecenderungan peningkatan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan tingkat produktifitas
kelahiran dan jumlah penduduk cenderung meningkat. Meskipun cenderung meningkat, TFR
Kecamatan Ungaran Barat termasuk lebih rendah dibandingkan TFR Kabupaten Semarang
tahun 2019 sebesar 1.750 anak/1.000 wanita usia subur.
Angka Fertilitas Total (TFR) Kecamatan Ungaran Timur tahun 2015 hanya sebesar 525
anak per 1.000 wanita usia subur, kemudian cenderung mengalami peningkatan dan tertinggi
pada tahun 2019 sebesar 1.695 anak, artinya rata-rata kelahiran setiap 1.000 wanita usia subur
(15-19 tahun) adalah 1.695 atau 1 anak setiap wanita usia subur sampai masa akhir
reproduksinya. Kecenderungan peningkatan TFR menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
produktifitas kelahiran dan jumlah penduduk cenderung meningkat. Dibandingkan dengan TFR
Kabupaten Semarang tahun 2019 (TFR = 1.750), TFR Kecamatan Ungaran Timur tergolong
rendah.
2. 3 Mortalitas
Mortalitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat rata-rata kematian penduduk di
dalam suatu wilayah tertentu dalam satu tahun. Data mortalitas sendiri digunakan untuk
proyeksi penduduk di wilayah tertentu untuk perencanaan pembangunan di wilayah itu.
Mortalitas dibagi menjadi tiga (3) yaitu Angka Kematian Kasar (CDR), Angka Kematian
Menurut Umur (ASDR), Angka Kematian Bayi (IMR).
CDR = D/P x K
Keterangan:
K = 1000 (konstanta)
6,1
5,9
5,8
5,7
5,6
5,5
5,4
2015 2016 2017 2018 2019
Gambar 2.8 Diagram Angka Kematian Kasar (CDR) di Kecamatan Ungaran Barat
Tahun 2015 – 2019
Grafik di atas menunjukkan bahwa angka kematian Kasar (CDR) Kecamatan Ungaran
Barat tidak stabil dan angka kematian kasar tertinggi pada tahun 2018 sebesar 5,98%, artinya
terdapat sekitar 5,98% kematian terjadi setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Ungaran Barat
pada tahun 2018. Angka rata-rata Tingkat Kematian Kasar (CDR) di Kecamatan Ungaran Barat
pada tahun 2015-2019 sebesar 5%, artinya setiap 1.000 penduduk terdapat 5% kematian terjadi
per tahunnya selama periode tahun 2015-2019.
3,5
2,5
1,5
0,5
0
2016 2017 2018 2019 2020
Sumber: BPS Kabupaten Semarang 2016-2020; Olah Data, 2021
Gambar 2.9 Diagram Angka Kematian Kasar (CDR) di Kecamatan Ungaran Timur
Tahun 2015 – 2019
Grafik di atas menunjukkan bahwa angka kematian Kasar (CDR) Kecamatan Ungaran
Timur cenderung meningkat dan tertinggi pada tahun 2019 sebesar 3,87%, artinya terdapat
sekitar 3,87% kematian terjadi setiap 1.000 penduduk di Kecamatan Ungaran Timur pada tahun
2019. Angka rata – rata Tingkat Kematian Kasar (CDR) di Kecamatan Ungaran Timur pada
tahun 2015 – 2019 sebesar 3%, artinya setiap 1.000 penduduk terdapat 3% kematian terjadi per
tahunnya selama periode tahun 2015-2019.
7
5,97 5,98 5,95
6 5,7 5,61
CDR per 1.000 penduduk
0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020; Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka, 2016-2020;
Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka, 2016-2020; Hasil Analisis, 2021
Gambar 2.10 Grafik Angka Kematian Kasar (CDR) Kecamatan Ungaran Barat dan
Ungaran Timur Tahun 2015 – 2019
Grafik di atas menunjukkan bahwa, angka kematian kasar di Kecamatan Ungaran Barat
maupun Ungaran Timur adalah relatif stabil, dengan Kecamatan Ungaran Barat memiliki angka
kematian kasar lebih besar. Hal ini menunjukkan jumlah penduduk relatif stabil dan kondisi
kesehatan penduduk cukup baik karena tingkat kematian yang cukup rendah dan relatif stabil.
Tingkat kematian penduduk Kecamatan Ungaran Barat relatif stabil dan memiliki tingkat
kematian lebih tinggi dibandingkan Kecamatan Ungaran Timur. Pada tahun 2019, angka
kematian kasar (CDR) Kecamatan Ungaran Barat sebesar 5,95 artinya terdapat 5 kematian
setiap 1.000 penduduk.
Tingkat kematian penduduk Kecamatan Ungaran Timur relatif stabil dan memiliki tingkat
kematian lebih rendah dibandingkan Kecamatan Ungaran Barat. Pada tahun 2019, angka
kematian kasar (CDR) Kecamatan Ungaran Timur sebesar 3,87 artinya terdapat 3 kematian
setiap 1.000 penduduk.
2. 4 Migrasi
Migrasi merupakan satu diantara tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan
jumlah penduduk selain fertilitas dan mortalitas. Migrasi dapat meningkatkan jumlah penduduk
suatu wilayah jika jumlah penduduk masuk atau datang ke wilayah itu lebih besar dibanding
penduduk yang keluar atau pindah. Sebaliknya, migrasi juga dapat menurunkan atau
mengurangi jumlah penduduk di suatu wilayah, yakni apabila jumlah penduduk keluar atau
pindah dari wilayah itu lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk yang masuk atau
datang. Seperti penjelasan sebelumnya, migrasi dibagi menjadi dua (2) yakni migrasi masuk dan
migrasi keluar. Adapun ukuran migrasi yang akan dibahas pada bab ini yakni antara lain angka
migrasi masuk, angka migrasi keluar, dan angka migrasi netto. Berikut merupakan rumus
perhitungan ukuran – ukuran migrasi dan penerapannya pada wilayah studi:
Keterangan:
𝑘 = 1000
𝑶
𝒎𝒐 = ×𝒌
𝑷
Keterangan:
𝑘 = 1000
𝑰−𝑶
𝒎𝒏 = ×𝒌
𝑷
Keterangan:
Tabel 2.5 Tabel Angka Migrasi Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2019
Dari tabel perhitungan tersebut, besarnya migrasi masuk lebih kecil dibanding migrasi
keluar. Hal tersebut ditandai dari angka migrasi netto yang menunjukkan angka negatif. Adapun
angka migrasi masuk antar kabupaten/kota di Kabupaten Semarang yaitu 0,4 atau 0 migran,
yang berarti bahwa tiap 1000 penduduk tidak terdapat migran yang masuk, sedangkam angka
migrasi keluar antar kabupaten/kota yaitu 3,4 yang berarti bahwa terdapat 3 migran yang masuk
tiap 1000 penduduk. Angka migrasi masuk antar provinsi di Kabupaten Semarang yaitu sebesar
0,3 atau 0 migran yang berarti bahwa tidak terdapat migran yang masuk tiap 1000 penduduk,
sedangkan migrasi keluar di Kabupaten Semarang yaitu sebesar 1,7 yang berarti bahwa terdapat
1 migran keluar tiap 1000 penduduk.
Tabel 2.6 Angka Migrasi Penduduk Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2019
Antar Kabupaten/Kota Antar Provinsi
Kecamatan Migrasi Migrasi Migrasi Migrasi Migrasi
Migrasi
Ungaran Masuk Keluar Masuk Keluar Netto
Netto (mn)
Barat (mi) (mo) (mi) (mo) (mn)
0,38 5,02 -4,64 0,25 1,65 -1,40
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2020 dan Hasil Analisis 2021
Berdasarkan tabel di atas, besar migrasi masuk di Kecamatan Ungaran Barat lebih kecil
dibanding angka migrasi keluar, yakni ditandai dengan adanya migrasi netto bertanda minus.
Dari analisis yang telah dilakukan, besar angka migrasi masuk antar kabupaten/kota di
Kecamatan Ungaran Barat yaitu sebesar 0,38 atau 0 migran per 1000 penduduk yang berarti
tidak ada migran yang masuk, sedangkan angka migrasi keluar antar kabupaten/kota yaitu
sebesar 5,02 yang berarti bahwa terdapat 5 migran yang keluar dari Kecamatan Ungaran Barat
per 1000 penduduk. Besar angka migrasi masuk antar provinsi di Kecamatan Ungaran Barat
yaitu sebesar 0,25 atau sebanyak 0 migran per 1000 penduduk yang berarti tidak ada migran
yang masuk, sedangkan angka migrasi keluar antar provinsi yaitu sebesar 1,65 atau 1 migran
per 1000 penduduk keluar dari Kecamatan Ungaran Barat.
Tabel 2.7 Angka Migrasi Penduduk Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2019
2. 5 Struktur Penduduk
2.5.1 Sex Ratio
Sex ratio atau rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara jumlah penduduk pria dan
jumlah penduduk wanita pada suatu daerah dan pada waktu tertentu, yang biasanya dinyatakan
dalam banyaknya penduduk pria per 100 penduduk wanita (Sirusa BPS, 2021). Sex ratio di suatu
daerah dihitung berdasarkan persamaan berikut.
𝑃𝐿
𝑆𝑅 = × 100
𝑃𝑊
Keterangan:
Sex ratio dinyatakan dalam bentuk angka bulat. Jika angka sex ratio sama dengan 100,
berarti jumlah penduduk laki – laki sama dengan jumlah penduduk perempuan. Apabila angka
sex ratio lebih dari 100 berarti jumlah penduduk laki – laki lebih banyak dari jumlah penduduk
perempuan, dan sebaliknya apabila angka sex ratio kurang dari 100 berarti jumlah penduduk
laki-laki lebih sedikit dari jumlah penduduk perempuan.
2.5.1.1 Kecamatan Ungaran Barat
Berikut merupakan hasil perhitungan sex ratio dari tiap desa dan Kecamatan Ungaran
Barat secara menyeluruh pada tahun 2010 hingga 2015.
Tabel 2.8 Perhitungan Sex Ratio Kecamatan Ungaran Barat tahun 2010 – 2015
Sex Ratio
Desa
2015 2016 2017 2018 2019
Gogik 100 101 99 100 102
Langensari 96 96 95 98 97
Candirejo 81 77 79 99 99
Nyatnyono 99 98 99 101 101
Genuk 91 90 89 97 97
Ungaran 92 91 91 92 91
Bandarjo 97 99 99 98 100
Lerep 98 99 98 100 100
Sex Ratio
Desa
2015 2016 2017 2018 2019
Keji 94 98 96 99 96
Kalisidi 101 103 101 101 100
Branjang 102 100 101 101 101
Kecamatan
95 94 95 98 98
Ungaran Barat
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020
105
100 102
101 101
100 100 100
99
95 97 97
96
90 91
85
Sex Ratio
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sepanjang tahun
2015-2019, terjadi perubahan angka sex ratio keseluruhan di Kecamatan Ungaran Barat. Terjadi
penurunan angka rasio dari awalnya 95 penduduk laki – laki terhadap 100 penduduk perempuan
pada 2015 menjadi 94 pada 2016, dan kembali menjadi 95 laki – laki terhadap 100 perempuan
sebelum akhirnya meningkat menjadi 98 pada tahun 2018 dan 2019. Pada tahun 2019, terdapat
4 desa dengan nilai di bawah angka sex ratio keseluruhan kecamatan, yaitu Desa Langensari,
Genuk, Ungaran dan Keji. Terdapat 6 desa dengan nilai rasio lebih besar dari rasio kecamatan.
Pada tahun 2019, desa dengan angka rasio tertinggi adalah Desa Gogik dengan nilai 102, serta
desa dengan rasio terendah adalah Desa Ungaran dengan nilai 91.
2.5.1.2 Kecamatan Ungaran Timur
Berikut merupakan hasil perhitungan sex ratio dari tiap desa dan Kecamatan Ungaran
Timur secara menyeluruh pada tahun 2015 hingga 2019.
Tabel 2.9 Perhitungan Sex Ratio Kecamatan Ungaran Timur tahun 2015 – 2019
Sex Ratio
Desa
2015 2016 2017 2018 2019
Beji 97 98 99 99 99
Leyangan 100 101 98 99 99
Kalongan 97 98 99 98 98
Kawengen 101 101 100 101 101
Kalikayen 98 98 101 98 98
Mluweh 101 103 106 105 105
Susukan 97 96 99 99 99
Kalirejo 103 103 100 103 103
Sidomulyo 96 96 94 94 94
Gedanganak 93 91 98 97 97
Kecamatan
97 97 99 99 99
Ungaran Timur
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020
105
105
103
100 101
99 99 99
98 98
95 97
94
90
85
Sex Ratio
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sepanjang tahun
2015-2019, angka sex ratio keseluruhan di Kecamatan Ungaran Timur mengalami kenaikan dari
97 menjadi 99. Pada tahun 2019, terdapat 4 desa dengan nilai di bawah angka sex ratio
keseluruhan kecamatan, yaitu Desa Kalongan, Kalikayen, Sidomulyo dan Gedanganak.
Terdapat pula 3 desa dengan skor sama dengan sex ratio kecamatan, dan 3 desa dengan nilai
rasio lebih besar dari rasio kecamatan. Pada tahun 2019, desa dengan angka rasio tertinggi
adalah Desa Mluweh dengan nilai 105, serta desa dengan rasio terendah adalah Desa Sidomulyo
dengan nilai 94.
2.5.1.3 Perbandingan Wilayah Makro dan Mikro
Berikut adalah grafik nilai sex ratio Kecamatan Ungaran Timur dan Kecamatan Ungaran
Barat apabila dibandingkan dengan Kabupaten Semarang dari tahun ke tahunnya.
100
99
98
Sex Ratio
97
96
95
94
93
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Kec. Ungaran Timur Kec. Ungaran Barat Kab. Semarang
Gambar 2.13 Grafik Sex Ratio Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Ungaran Barat
dan Kabupaten Semarang Tahun 2019
Dari grafik tersebut, dapat dilihat bahwa nilai sex ratio dari kedua kecamatan berbeda
dengan nilai sex ratio di Kabupaten Semarang. Hal ini dapat menunjukkan adanya perbedaan
komposisi jenis kelamin penduduk di tingkat wilayah yang juga berbeda. Kecamatan Ungaran
Barat mencatatkan nilai rasio di bawah nilai sex ratio Kabupaten Semarang pada tahun 2015-
2017 dan lalu meningkat melebihi sex ratio Kabupaten Semarang pada 2018 dan 2019,
sedangkan Kecamatan Ungaran Timur tidak pernah memiliki nilai rasio yang lebih rendah
dibandingkan sex ratio dari Kabupaten Semarang.
2.5.2 Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan atau dependency ratio adalah perbandingan antara penduduk
kelompok usia 0-14 tahun dan lebih dari 65 tahun atau biasa disebut bukan angkatan kerja,
dengan penduduk kelompok usia 15-64 tahun atau angkatan kerja (Sirusa BPS, 2021). Rasio
ketergantungan dihitung berdasarkan persamaan berikut.
𝑃0−14 + 𝑃65+
𝐷𝑅 = × 100%
𝑃15−64
Keterangan:
DR = Dependency ratio (rasio ketergantungan)
P0-14 = Jumlah penduduk usia 0-14 tahun
P15-64 = Jumlah penduduk usia 15-64 tahun
P65+ = Jumlah penduduk usia 65 tahun ke atas
30%
20%
8%
10%
0%
Keseluruhan Penduduk Muda Penduduk Tua
Rasio Ketergantungan
Gogik Langensari
Candirejo Nyatnyono
Genuk Ungaran
Bandarjo Lerep
Keji Kalisidi
Branjang Kecamatan Ungaran Barat
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2019,
rasio ketergantungan secara umum di Kecamatan Ungaran Barat berada di angka 43%, dengan
arti bahwa 100 penduduk angkatan kerja mempunyai tanggungan berupa 43 penduduk bukan
angkatan kerja, baik anak – anak maupun lansia. Rasio ketergantungan di Kecamatan Ungaran
Barat cenderung didorong oleh kelompok penduduk usia muda. Artinya, komposisi penduduk
nonproduktifnya didominasi oleh usia 0-14 tahun atau kelompok anak-anak dibandingkan
dengan penduduk usia lanjut atau 65 tahun ke atas. Rasio ketergantungan penduduk muda
Kecamatan Ungaran Barat adalah sebesar 34%, sedangkan rasio ketergantungan lansia di
Kecamatan Ungaran Barat hanya sebesar 8%, yang berarti 100 penduduk angkatan kerja hanya
memiliki tanggungan 8 penduduk usia lanjut. Seluruh desa di Kecamatan Ungaran Barat
memiliki nilai rasio ketergantungan yang sama dengan nilai rasio ketergantungan dari
Kecamatan Ungaran Barat secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan metode
proporsi dalam penghitungan jumlah penduduk menurut kelompok umur di tiap desa di
Kecamatan Ungaran Barat sebagai langkah awal menentukan rasio ketergantungan.
2.5.2.2 Kecamatan Ungaran Timur
Berikut merupakan hasil perhitungan rasio ketergantungan dari tiap desa dan Kecamatan
Ungaran Timur secara menyeluruh pada tahun 2019.
Tabel 2.11 Perhitungan Rasio Ketergantungan Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2019
30%
21%
20%
10%
0%
Keseluruhan Penduduk Muda Penduduk Tua
Rasio Ketergantungan
Beji Leyangan
Kalongan Kawengen
Kalikayen Mluweh
Susukan Kalirejo
Sidomulyo Gedanganak
Kecamatan Ungaran Timur
Berdasarkan tabel dan grafik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2015,
rasio ketergantungan secara umum di Kecamatan Ungaran Timur berada di angka 40%, dengan
arti bahwa 100 penduduk angkatan kerja mempunyai tanggungan berupa 40 penduduk bukan
angkatan kerja, baik anak-anak maupun lansia. Desa dengan rasio ketergantungan tertinggi
terdapat di Desa Kalongan dengan nilai 45%, atau setiap 100 penduduk angkatan kerja
mempunyai tanggungan berupa 45 penduduk bukan angkatan kerja. Artinya, terdapat lebih
banyak penduduk usia tidak produktif dibandingkan dengan penduduk angkatan kerja di Desa
Kawengen. Desa dengan rasio ketergantungan terendah adalah Desa Beji dengan rasio
ketergantungan sebesar 35%.
Apabila diuraikan lebih lanjut, dapat dilihat bahwa rasio ketergantungan penduduk muda
umumnya bernilai lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk tua. Rasio ketergantungan
penduduk muda Kecamatan Ungaran Timur adalah sebesar 33%, dan rasio ketergantungan
penduduk tua Kecamatan Ungaran Timur adalah sebesar 21%. Hal ini dapat diartikan bahwa
penduduk angkatan kerja di Kecamatan Ungaran Timur cenderung mempunyai tanggungan
berupa penduduk usia muda dibandingkan dengan penduduk usia tua. Selain itu, terdapat pula
perbedaan komposisi ketergantungan penduduk muda dan tua di masing-masing desa di tiap
kecamatan tersebut.
2.5.2.3 Perbandingan Wilayah Makro dan Mikro
Apabila dikaitkan dengan konteks rasio ketergantungan di Kabupaten Semarang, maka
dapat disimak perbandingan antara rasio ketergantungan penduduk Kecamatan Ungaran Barat,
Ungaran Timur dan rasio ketergantungan Kabupaten Semarang. Berikut merupakan rasio
ketergantungan Kecamatan Ungaran Timur dan Barat apabila dibandingkan dengan rasio
ketergantungan Kabupaten Semarang
50% 45%
40% 40%
40%
33% 32% 32%
30%
21%
20%
13%
10% 8%
0%
Keseluruhan Penduduk Muda Penduduk Tua
Dapat diamati bahwa nilai dari rasio ketergantungan keseluruhan dari kedua kecamatan
masih lebih rendah dibandingkan dengan rasio ketergantungan Kabupaten Semarang. Namun,
rasio ketergantungan penduduk muda dari kedua kecamatan masih sedikit lebih tinggi daripada
rasio ketergantungan di Kabupaten Semarang. Selain itu, terdapat perbedaan yang kontras pada
rasio ketergantungan penduduk tua, dengan rasio ketergantungan penduduk tua di Kecamatan
Ungaran Timur yang jauh lebih tinggi dibandingkan rasio ketergantungan di Kabupaten
Semarang, sedangkan rasio dari Kecamatan Ungaran Barat justru jauh lebih rendah
dibandingkan rasio dari kabupaten. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kelompok penduduk tua
masih mendominasi tanggungan dari penduduk angkatan kerja di Kecamatan Ungaran Timur,
dan sebaliknya Kecamatan Ungaran Barat tanggungannya didominasi oleh kelompok penduduk
muda.
2.5.3 Piramida Penduduk
Piramida penduduk merupakan salah satu bentuk penyajian data kependudukan
berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin. Piramida penduduk dapat menunjukkan struktur
penduduk yang ada dalam suatu wilayah pada satu waktu tertentu, apakah akan terjadi bonus
demografi di masa depannya, atau justru akan terjadi penurunan jumlah penduduk yang ditandai
dengan banyaknya penduduk lanjut usia dan dibarengi dengan sedikitnya jumlah penduduk usia
muda.
2.5.3.1 Kecamatan Ungaran Barat
Berikut merupakan struktur penduduk Kecamatan Ungaran Barat pada tahun 2015 dan
digambarkan melalui piramida penduduk.
Laki-Laki Perempuan
Dapat diamati bahwa piramida penduduk Kecamatan Ungaran Barat pada tahun 2019
memiliki bentuk piramida penduduk muda atau piramida ekspansif. Piramida ini memiliki ciri
– ciri jumlah kelompok usia tua yang lebih kecil daripada kelompok usia muda, dan dapat
mengindikasikan lebih tingginya angka kelahiran dibandingkan dengan angka kematian di
Kecamatan Ungaran Barat. Kelompok usia dengan total jumlah penduduk terbanyak adalah
kelompok usia 20-24 tahun yang berjumlah 7.646 jiwa, sedangkan kelompok usia dengan total
jumlah penduduk paling sedikit adalah kelompok usia 70-74 tahun yang berjumlah 1.308 jiwa.
2.5.3.2 Kecamatan Ungaran Timur
Berikut merupakan struktur penduduk Kecamatan Ungaran Timur pada tahun 2019 yang
digambarkan melalui piramida penduduk.
Laki-laki Perempuan
Laki-laki Perempuan
Setelah diamati, maka dapat disimpulkan bahwa dalam periode yang sama, Kabupaten
Semarang memiliki piramida penduduk yang berupa piramida penduduk dewasa. Hal ini
ditunjukkan melalui jumlah penduduk antar kelompok usia yang cenderung sama kecuali pada
penduduk berusia lanjut atau lansia. Terdapat kelompok umur yang jumlah penduduknya
menonjol, yaitu pada usia 20-24, 15-19, dan 25-29. Banyaknya jumlah penduduk pada
kelompok usia tersebut dapat menandakan bonus demografi yang dimiliki Kabupaten Semarang
di masa depan. Ketika dibandingkan, Kecamatan Ungaran Timur memiliki struktur penduduk
yang serupa dengan struktur penduduk Kabupaten Semarang, sedangkan Kecamatan Ungaran
Barat cukup berbeda secara drastis. Tentunya, penduduk kedua kecamatan juga memiliki andil
dalam membentuk struktur penduduk di Kabupaten Semarang ini.
2. 6 Distribusi
2.6.1 Persebaran Penduduk
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Indonesia
adalah salah satu seri yang menggambarkan situasi dan perkembangan indikator kependudukan
menyangkut pertumbuhan dan persebaran penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010.
Persebaran atau distribusi ini dibedakan menjadi dua yaitu distribusi penduduk berdasarkan
adminstrasi pemerintahan dan distribusi berdasarkan geografis. Distribusi penduduk secara
administratif adalah persebaran penduduk menurut batas – batas administratif yang telah
ditetapkan. Sedangkan distribusi penduduk secara geografis adalah karakter persebaran
berdasarkan batasan-batasan alam seperti sungai, pantai, danau dan sebagainya. Distribusi
penduduk memiliki formulasi untuk menyatakan presentase dengan cara sebagai berikut:
%penduduk = (Pi/P)*100%
Keterangan:
Pi = Jumlah penduduk wilayah i
P = Total jumlah penduduk
Tabel 2.12 Hasil Perhitungan Distribusi Penduduk Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2015 – 2019
2015 2016
Desa Jumlah Distribusi Jumlah Distribusi
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
Gogik 3679 4,72% 3547 4,23%
Langensari 9712 12,46% 10741 12,81%
Candirejo 5821 7,47% 8312 9,91%
Nyatnyono 7805 10,01% 7887 9,40%
Genuk 8581 11,01% 9974 11,89%
2015 2016
Desa Jumlah Distribusi Jumlah Distribusi
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
Ungaran 11677 14,98% 11725 13,98%
Bandarjo 9177 11,77% 8993 10,72%
Lerep 10178 13,06% 10950 13,06%
Keji 2309 2,96% 2521 3,01%
Kalisidi 5837 7,49% 6034 7,19%
Branjang 3182 4,08% 3191 3,80%
Presentase Distribusi
12,00%
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
Kecamatan
Dari hasil diagram diatas diketahui bahwa Desa Lerep merupakan daerah dengan nilai
distribusi penduduk tertinggi di Kecamatan Ungaran Barat. Pada tahun terbaru data yang
tersedia yaitu 2019 menunjukkan distribusi 15,01% penduduk Kecamatan Ungaran Barat. Tidak
hanya pada tahun terbru yaitu 2019, dalam kurun waktu lima tahun sejak 2015 hingga tahun
2019 distribusi penduduk Kecamatan Ungaran Barat yaitu di Desa Lerep. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk cenderung memadati daerah Desa Lerep.
Sedangkan untuk distribusi terendah yaitu Desa Keji sebesar 3,19% dari total distrubusi di
Kecamatan Ungaran Barat. Dalam kurun waktu lima tahun sejak 2015 hingga 2019 data
menunjukkan bahwa Desa Keji menjadi daerah dengan distribusi terendah dari total distribusi
penduduk Kecamatan Ungaran Barat. Namun secara prosentase, seluruh daerah di Kecamatan
Ungaran Barat mengalami perubahan. Desa Keji cenderung menunjukkan prosentase kenaikkan
walaupun angkanya merupakkan nilai terkecil dibanding daerah lain.
2.6.1.2 Kecamatan Ungaran Timur
Tabel 2.13 Hasil Perhitungan Distribusi Penduduk Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2014 – 2018
2014 2015
Desa Jumlah Distribusi Jumlah Distribusi
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk
Beji 8525 12,22% 8547 12,23%
Leyangan 7469 10,71% 7491 10,72%
Kalongan 9473 13,58% 9486 13,57%
Kawengan 6112 8,76% 6111 8,74%
Kalikayen 3525 5,05% 3535 5,06%
Mluweh 3915 5,61% 3934 5,63%
Susukan 8766 12,57% 8778 12,56%
Kalirejo 3893 5,58% 3917 5,60%
Sidomulyo 4024 5,77% 4047 5,79%
Gedanganak 14042 20,13% 14049 20,10%
19,54%
20,00% 17,83%
0,00%
Desa/Kelurahan
Berdasarkan data Kecamatan Dalam Angka Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan
Ungaran Timur menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun dari 2014 hingga 2018
wilayah dengan distribusi penduduk tertinggi yaitu Desa Gedangan. Pada tahun 2018 Desa
Gedangan menunjukkan prosentase distribusi sebanyak 19,54% dari total distrubusi penduduk
Ungaran Timur. Meskipun pada grafik tersendiri Desa Gedangan menunjukkan nilai yang naik
turun dalam hal distribusi penduduk dalam kurun lima tahun. Kemudian, untuk daerah dengan
distribusi penduduk terendah di Kecamatan Ungaran Timur adalah Desa Kalikayen, yaitu 5,5 %
dari total distribusi penduduk Kecamatan Ungaran Timur pada data tahun terbaru yaitu 2018.
Hal ini menunjukkan bahwa distribusi penduduk sangat rendah terjadi di Desa Kalikayen.
Tabel 2.14 Tabel Kepadatan Penduduk Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2015 – 2019
8000
7000
6000
Kepadatan
5000
4000
3000
2000
1000
0
Desa/Kelurahan
Sumber: Analisis Kelompok, 2021
Gambar 2.23 Diagram Kepadatan Penduduk Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2019
7000
6000
5000
Kepadatan
4000
3000
2000
1000
0
Desa/Kelurahan
7000
6000
5000
Kepadatan
4000
3000
2000
1000
Desa/Kelurahan
8000
7000
6000
Kepadatan
5000
4000
3000
2000
1000
0
Desa/Keluarahan
8000
7000
6000
Kepadatan
5000
4000
3000
2000
1000
0
Kelurahan
Berdasarkan hasil diatas, diketahui bahwa di Kecamatan Ungaran Barat terjadi perubahan
persebaran penduduk. Dengan desa tertinggi nilai kepadatannya adalah Desa Ungaran. Desa
Ungaran memiliki perubahan kepadatan penduduk yang fluktuatif. Data terbaru 2019
menunjukkan nilai kepadatan Desa Ungaran sebesar 6742 jiwa/km². Sedangkan untuk desa
dengan nilai kepadatan terendah adalah Desa Branjang. Tercatat Desa Branjang juga mengalami
kepadatan penduduk yang fluktuatif. Data terbaru 2019 menunjukkan bahwa nilai kepadatan
penduduk sebesar 776 jiwa/km².
5000
4500
4000
3500
Kepadatan
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Desa/Kelurahan
Sumber: Analisis Kelompok, 2021
Gambar 2.29 Diagram Kepadatan Penduduk Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2018
5000
4500
4000
3500
Kepadatan
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Desa/Kelurahan
6000
5000
4000
Kepadatan
3000
2000
1000
Desa/Kelurahan
Sumber: Analisis Kelompok, 2021
Gambar 2.31 Diagram Kepadatan Penduduk Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2016
6000
5000
4000
Kepadatan
3000
2000
1000
Desa/Kelurahan
6000
5000
4000
Kepadatan
3000
2000
1000
Desa/Kelurahan
Sumber: Analisis Kelompok, 2021
Gambar 2.33 Diagram Kepadatan Penduduk Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2014
Berdasarkan hasil diatas, diketahui bahwa di Kecamatan Ungaran Timur terjadi perubahan
persebaran penduduk. Dengan desa tertinggi nilai kepadatannya adalah Desa Gedanganak. Desa
Gedanganak memiliki perubahan kepadatan penduduk yang fluktuatif. Data terbaru 2018
menunjukkan nilai kepadatan Desa Gedanganak sebesar 4518 jiwa/km². Sedangkan untuk desa
dengan nilai kepadatan terendah adalah Desa Mluweh. Tercatat Desa Mluweh juga mengalami
kepadatan penduduk yang fluktatif. Data terbaru 2018 menunjukkan bahwa nilai kepadatan
penduduk sebesar 989 jiwa/km².
𝑃𝑡 1
𝑟 = ( )𝑡 − 1
𝑃0
Keterangan:
𝑡 = Periode waktu awal antara tahun dasar dan tahun t (dalam tahun)
Jika nilai r > 0, artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi penambahan jumlah
penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi
pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan
jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
2.6.3.1 Kecamatan Ungaran Barat
Berikut merupakan tabel hasil perhitungan laju pertumbuhan penduduk geometrik
Kecamatan Ungaran Barat:
Laju Laju
Desa Jumlah Jumlah Jumlah
Pertumbuhan Pertumbuhan
Penduduk Penduduk Penduduk
Penduduk Penduduk
0,14
0,12
0,1
Laju Pertumbuhan
0,08
0,06
0,04
0,02
0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
0,15
Laju Pertumbuhan
0,1
0,05
0
2014 2015 2016 2017 2018
-0,05
Tahun
Pada tahun 2013, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Ungaran Timur dengn
perbandingan tahun dasar 2010 yaitu -0,25311. Nilai tersebut < 0 artinya pertumbuhan
penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya.
Laju pertumbuhan setiap desa, ada 11 Desa yang mengalami fluktuasi jumlah penduduk.
Desa yang mengalami penambahan jumlah penduduk dengan nilai r > 0 yaitu Desa Beji,
Leyangan, Kalongan, Kawengan, Kalikayen, Mluweh, Susukan, Kalirejo, Sidomulyo
dan Gedanganak.
Pada tahun 2014, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Ungaran Timur yaitu
0,015403. Nilai tersebut > 0 artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi
penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan setiap desa,
ada 11 Desa yang mengalami penambahan jumlah penduduk dan ada 11 desa yang
mengalami pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Desa yang
mengalami penambahan jumlah penduduk dengan nilai r > 0 yaitu Desa Beji, Leyangan,
Kalongan, Kawengan, Kalikayen, Mluweh, Susukan, Kalirejo, Sidomulyo dan
Gedanganak. Sedangkan desa yang mengalami pengurangan jumlah penduduk dengan
nilai r < 0 adalah Desa Mluweh.
Pada tahun 2015, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Ungaran Timur yaitu
0,017602. Nilai tersebut > 0 artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi
penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan setiap desa,
ada 11 Desa yang mengalami penambahan jumlah penduduk dan ada 11 desa yang
mengalami pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Desa yang
mengalami penambahan jumlah penduduk dengan nilai r > 0 yaitu Desa Beji, Leyangan,
Kalongan, Kalikayen, Mluweh, Susukan, Kalirejo, Sidomulyo dan Gedanganak.
Sedangkan desa yang mengalami pengurangan jumlah penduduk dengan nilai r < 0
adalah Desa Kawengan.
Pada tahun 2016, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Ungaran Timur yaitu
0,166016. Nilai tersebut > 0 artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi
penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan setiap desa,
ada 11 Desa yang mengalami penambahan jumlah penduduk dan ada 11 desa yang
mengalami pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Desa yang
mengalami penambahan jumlah penduduk dengan nilai r > 0 yaitu Desa Beji, Leyangan,
Kalongan, Kalikayen, Mluweh, Susukan, dan Gedanganak. Sedangkan desa yang
mengalami pengurangan jumlah penduduk dengan nilai r < 0 adalah Desa Kawengan,
Kalirejo, Sidomulyo.
Pada tahun 2017, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Ungaran Timur yaitu
0,066054. Nilai tersebut > 0 artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi
penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan setiap desa,
ada 11 Desa yang mengalami penambahan jumlah penduduk dan ada 11 desa yang
mengalami pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Desa yang
mengalami penambahan jumlah penduduk dengan nilai r > 0 yaitu Desa Kalongan,
Kalikayen, Mluweh. Sedangkan desa yang mengalami pengurangan jumlah penduduk
dengan nilai r < 0 adalah Desa Beji, Leyangan, Mluweh, Susukan, Kalirejo, Sidomulyo,
Gedanganak.
Pada tahun 2018, laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Ungaran Timur yaitu -0,0238.
Nilai tersebut < 0 artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan
jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan setiap desa, ada 11 Desa
yang mengalami penambahan jumlah penduduk dan ada 11 desa yang mengalami
pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Desa yang mengalami
penambahan jumlah penduduk dengan nilai r > 0 yaitu Desa Beji, Leyangan, Kalongan,
Kalikayen, Mluweh, Susukan, dan Gedanganak. Sedangkan desa yang mengalami
pengurangan jumlah penduduk dengan nilai r < 0 adalah Desa Kawengan, Kalikayen,
Kalirejo, Gedanganak.
BAB 3
KUALITAS PENDUDUK
3. 1 Pendidikan
3.1.1 Kecamatan Ungaran Barat
Kualitas penduduk dapat dilihat dari aspek pendidikan, meliputi ketersediaan sarana
pendidikan, rasio murid per guru dan angka partisipasi kasar.
35
30
25
20 15 16 17
14 14 14 13
15 11 11 11
10
5
0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
SD SMP SMA
Gambar 3.1 Jumlah Sekolah di Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2015 – 2019
Tabel 3.1 Ketersediaan Sarana Pendidikan di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2019
Keterangan:
Ketersediaan Sarana Memenuhi
Standar Pelayanan Minimal menggunakan SNI 03-1733-2004
Gambar 3.2 Diagram Rasio Murid per Guru Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2015 –
2019
Diagram di atas menunjukkan bahwa jenjang SD memiliki rasio murid per guru tertinggi
di antara jenjang pendidikan lainnya. Rasio murid per guru pada jenjang SD, SMP dan SMA
selama tahun 2015 – 2019 mengalami fluktuatif. Pada tahun 2019 rasio murid SD-SMA per
guru sebesar 17, artinya setiap guru memiliki beban mengajar sebesar 17 murid.
Tabel 3.2 Rasio Murid per Guru Kecamatan Ungaran Barat dan Kabupaten Semarang
Tahun 2019
150,00 135,45
130,38
139,51 123,26
131,18 137,94
122,85 12…
100,00 115,37
95,03 91,25
50,00
0,00
2015 2016 2017 2018 2019
Sumber: BPS Kabupaten Semaramg dalam Angka tahun; Hasil Analisis, 2021
Gambar 3.3 Angka Partisipasi Kasar (Persen) Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2015 –
2019
Berdasarkan angka partisipasi kasar (APK) Kecamatan Ungaran Barat tahun 2019 untuk
jenjang SD-SMA sudah >100% bahkan lebih tinggi dari APK Kabupaten Semarang. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi penduduk usia sekolah SD-SMA sudah 100%
berpartisipasi dan terdapat kemungkinan adanya partisipasi penduduk di luar wilayahnya
mengingat bahwa Kecamatan Ungaran Barat berperan sebagai Ibukota Kabupaten Semarang
dan memiliki tugas untuk memenuhi pelayanan dasar pendidikan.
Tabel 3.3 Grafik Angka Partisipasi Kasar (Persen) di Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2015 – 2019
20
15
9 9 9 9 9
10
5 2 2 2 2 2
0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
SD SMP SMA
Gambar 3.4 Diagram Jumlah Sekolah di Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2015 – 2019
Tabel 3.4 Ketersediaan Sarana Pendidikan Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2019
Keterangan:
Ketersediaan Sarana Memenuhi
Standar Pelayanan Minimal menggunakan SNI 03-1733-2004
Diagram di bawah menunjukkan bahwa jenjang SD memiliki rasio murid per guru
tertinggi di antara jenjang pendidikan lainnya. Rasio murid per guru jenjang SD pada tahun
2019 sebesar 21, artinya setiap guru memiliki beban mengajar 21 murid. Grafik rasio murid
untuk jenjang SD dan SMP per guru di Kecamatan Ungaran Timur tahun 2015 – 2019
menunjukkan kecenderungan meningkat. Artinya tingkat pengawasan dan perhatian guru
terhadap murid semakin tinggi sehingga mutu pengajaran cenderung semakin rendah Sedangkan
rasio murid untuk jenjang SMA per guru mulai menurun pada tahun 2018 – 2019.
25
20 20 20 21 21
10
0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
SD SMP SMA
Gambar 3.5 Diagram Rasio Murid per Guru di Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2015
– 2019
Pada jenjang SD di Kecamatan Ungaran Timur, rasio murid per gurunya melebihi standar
rasio minimal dan memiliki tingkat beban mengajar lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
di Kabupaten Semarang tahun 2019. Pada jenjang SMP dan SMA Sederajat, rasio murid per
gurunya sudah termasuk memenuhi standar rasio minimal dan berada pada rata-rata di
Kabupaten Semarang untuk jenjang SMP, serta memiliki tingkat beban mengajar lebih sedikit
untuk jenjang SMA. Maka hal ini dapat menunjukkan bahwa kualitas pendidikan atau mutu
pengajaran berdasarkan rasio murid per guru di Kecamatan Ungaran Timur sudah tergolong
baik dan memenuhi standar. Meskipun kualitas pengajaran murid per guru untuk jenjang SD
tidak lebih unggul namun kualitas pengajaran murid per guru untuk jenjang SMA di Kecamatan
Ungaran Timur lebih unggul dari rata-rata di Kabupaten Semarang.
Tabel 3.5 Rasio Murid per Guru di Kecamatan Ungaran Timur Tahun dan Kabupaten
Semarang Tahun 2015 – 2019
Kecamatan Ungaran Timur
Rasio Murid per
Rasio
Sekolah Jumlah Jumlah Guru Kab Standar*
Murid per
Murid Guru Semarang
Guru
SD 7.031 333 21 16 20
SMP 3.150 179 17 17 20
SMA 1.255 76 16 18 20
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020; Hasil Analisis, 2021
20,00
0,00
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
SD SMP SMA
Gambar 3.6 Grafik Angka Partisipasi Kasar (Persen) Kecamatan Ungaran Timur
Tahun 2015 – 2019
Pada tahun 2019, angka partisipasi kasar usia sekolah SD di Kecamatan Ungaran Timur
sudah >100% meskipun APK-nya berada di bawah Kabupaten Semarang. Angka partisipasi
kasar usia sekolah SMP juga juga sudah >100% dan lebih tinggi dibandingkan APK Kabupaten
Semarang. Sedangkan angka partisipasi kasar atau tingkat partisipasi usia sekolah SMA
termasuk rendah (41,06%), bahkan lebih rendah dari tingkat partisipasi rata-rata pada
Kabupaten Semarang (78,44%).
3. 2 Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No 23, 1992). Oleh karena
itu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena akan mendasari
peningkatan kualitas dan kuantitas hidup dalam masyarakat. Pembangunan kesehatan yaitu
menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, memlihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat serta lingkunganya (Depkes RI,1999),(Aditya, 2008). Sama halnya dengan wilayah
studi Kecamatan Ungaran Barat dan Timur yang mana memiliki sumber daya dalam bidang
kesehatan seperti tenaga kerja kesehatan yang didukung dengan adanya fasilitas kesehatan yang
ada.
Tabel 3.7 Tabel Standar Pelayanan Minimal Sarana Kesehatan di Kabupaten Semarang
Tahun 2018
Poliklinik/Balai
120.000 48 9 Memenuhi
Pengobatan
1800 1536
JUMLAH SARANA
1600
1400
1200
1000 833
800
600 63 208
292 161 9
400 152 46
200 49 19 24 9 35 48 9 9 35 1035 35 35
0
Sumber: BPS, Kabupaten Semarang Dalam Angka 2020; Olah Data, 2021
Gambar 3.7 Diagram Jumlah Sarana Kesehatan Eksisting dan Kebutuhan Minimal di
Kabupaten Semarang Tahun 2018
Dari perhitungan di atas, hampir seluruh jenis sarana kesehatan di Kabupaten Semarang
telah memenuhi jumlah kebutuhan sarana minimal. Adapun jenis sarana kesehatan yang telah
memenuhi kebutuhan sarana minimal tersebut yakni antara lain rumah sakit, puskesmas,
puskesmas pembantu, poliklinik, praktek dokter, praktek bidan, poskedes, posyandu, apotek,
dan toko obat. Namun, jumlah sarana pada jenis sarana rumah sakit bersalin dan polindes belum
memenuhi kebutuhan sarana minimal untuk melayani penduduk di Kabupaten Semarang.
Harus ada minimal sembilan sarana rumah sakit bersalin agar dapat memenuhi kesehatan
penduduk wanita pada usia produktif dan mengurangi resiko kehamilan dan pasca kelahiran.
Selaini itu juga diperlukan minimal 35 unit sarana polindes agar dapat memenuhi kebutuhan
kesehatan bagi penduduk di Kabupaten Semarang. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa
kualitas kesehatan di Kabupaten Semarang dapat ditingkatkan salah satunya dengan menambah
jumlah sarana kesehatan pada dua jenis sarana tersebut, sehingga penduduk di Kabupaten
Semarang dapat memenuhi kesehatannya di dalam wilayah yang bersangkutan tanpa perlu ke
luar wilayah.
Tabel 3.8 Standar Pelayanan Minimal Sarana Kesehatan di Ungaran Barat Tahun 2018
Kebutuhan sarana kesehatan Kecamatan Ungaran Barat tahun 2018 dari sarana kesehatan
rumah sakit, puskesmas, poliklinik, praktek dokter, praktek bidan, poskedes, posyandu, apotek
dan toko obat terhitung sudah memenuhi kebutuhan minimal sarananya dan bahkan telah
melebihi kebutuhan yang seharusnya. Sehingga, dari sarana yang ada tersebut dapat dikatakan
bahwa Kecamatan Ungaran Barat dapat menampung jumlah penduduk yang membutuhkan
pelayanan kesehatan. Akan tetapi, terdapat tiga sarana kesehatan yang ternyata memiliki jumlah
sarana di bawah kebutuhan sarana minimal, yakni antara lain sarana kesehatan rumah sakit
bersalin, puskesmas pembantu, dan polindes.
Berdasarkan data, sarana rumah sakit bersalin tidak tersedia di Kecamatan Ungaran Barat,
sehingga sarana tersebut tidak dapat melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan rumah
sakit bersalin yakni khususnya penduduk wanita di usia produktif. Padahal, jumlah sarana
rumah sakit bersalin di Kecamatan Ungaran Barat minimal yakni setidaknya terdapat satu unit
sarana rumah sakit bersalin. Selain sarana rumah sakit bersalin, sarana puskesmas pembantu di
Kecamatan Ungaran Barat hanya tersedia dua unit dari tiga unit sarana minimal yang harus
dipenuhi, yang berarti bahwa sarana tersebut juga belum bisa atau belum maksimal dalam
melayani masyarakat. Sarana yang harus dipenuhi selanjutnya yaitu sarana polindes, yang mana
sarana ini belum tersedia di Kecamatan Ungaran Barat, untuk itu perlu pembangunan sarana ini
setidaknya tiga unit sarana polindes di kecamatan ini.
100 91
JUMLAH SARANA
90
80
70 62
60
50
40 27
30 21 17
16
20 6 8 63
10 11 01 21 23 1 1 3 03 3
0
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2020; Olah Data, 2021
Gambar 3.8 Diagram Jumlah Sarana Kesehatan Eksisting dan Kebutuhan Minimal di
Ungaran Barat Tahun 2018
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa jumlah sarana kesehatan eksisting dan kebutuhan
minimal sarana kesehatan posyandu memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan
sarana lainnya. Mayoritas jumlah sarana kesehatan yang ada telah melebihi kebutuhan minimal
sarana, tetapi pada tiga sarana yang telah dijelaskan sebelumnya memang terlihat belum
memenuhi kebutuhan minimal bagi masyararakat, sehingga penambahan jumlah sarana tersebut
diperlukan guna menunjang terpenuhinya kesehatan di Kecamatan Ungaran Timur.
JUMLAH SARANA
90
80
70 59
60
50
40
30 1715 15 14
20 42 41 42 52
10 11 01 21 1 02 2
0
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2020; Olah Data, 2021
Gambar 3.9 Diagram Jumlah Sarana Kesehatan Eksisting dan Kebutuhan Minimal di
Ungaran Timur Tahun 2018
Berdasar pada diagram perbandingan tersebut, jumlah sarana yang ada di Kecamatan
Ungaran Timur sebagian besar telah memenuhi kebutuhan sarana kesehatan minimal yang
diperlukan. Namun, terdapat dua sarana yang belum mencapai kebutuhan sarana minimal, yaitu
salah satunya rumah sakit bersalin yang mana harus ada setidaknya satu unit sarana agar dapat
memenuhi kesehatan bagi wanita produktif, sehingga akan mengurangi resiko penyakit pada ibu
dan bayi. Hal itu berarti bahwa tidak adanya sarana rumah sakit bersalin menghambat
masyarakat untuk mendapat pemenuhan kebutuhan perhal kesehatan khususnya bagi wanita
produktif. Selain itu, sarana polindes juga belum mencapai kebutuhan minimal sarana yang
mana harus ada setidaknya dua unit sarana agar dapat memenuhi kebutuhan penduduk pada
aspek kesehatan di Kecamatan Ungaran Timur. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa
diperlukan penambahan jumlah sarana pada kedua jenis sarana tersebut agar dapat
meningkatkan kualitas kesehatan penduduk di Kecamatan Ungaran Timur.
Rasio
Tenaga
Jumlah
Tenaga Jumlah Kesehatan Target
Tenaga
Kesehatan Penduduk dan Rasio
Kesehatan
Jumlah
Penduduk
Dokter 158 1 5
Dokter
29 0 1
Gigi
Bidan 398 1.053.786 4 12
Mantri
(perawat) 708 7 18
Kesehatan
Rasio
Tenaga
Jumlah
Tenaga Jumlah Kesehatan Target
Tenaga
Kesehatan Penduduk dan Rasio
Kesehatan
Jumlah
Penduduk
Dukun
251 2 -
Bayi
Sumber: BPS, Kabupaten Semarang Dalam Angka 2020; Hasil Analisis
Gambar 3.10 Diagram Jumlah Tenaga Kesehatan di Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2015 – 2019
Tabel 3.12 Rasio Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk di Kecamatan Ungaran
Barat Tahun 2019
Rasio
Tenaga
Jumlah
Tenaga Jumlah Kesehatan Target
Tenaga
Kesehatan Penduduk dan Rasio
Kesehatan
Jumlah
Penduduk
Dokter
47 6 5
Umum
74.081
Dokter
7 1 1
Gigi
Rasio
Tenaga
Jumlah
Tenaga Jumlah Kesehatan Target
Tenaga
Kesehatan Penduduk dan Rasio
Kesehatan
Jumlah
Penduduk
Bidan 34 5 12
Mantri
(perawat) 78 11 18
Kesehatan
Dukun
9 1 -
Bayi
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2020; Hasil Analisis
Terlihat pada diagram jumlah tenaga kesehatan bahwa jumlah tenaga kesehatan di
Kecamatan Ungaran Barat pada lima tahun terakhir yakni tahun 2015 – 2019 cenderung
mengalami peningkatan jumlah yang signifikan disetiap tahunnya. Berdasarkan Keputusan
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana
Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, target rasio dokter umum yakni 45 per
100.000 penduduk, dokter gigi yakni 13 per 100.000 penduduk, bidan yakni 120 per 100.000
penduduk, dan perawat yakni 180 per 100.000 penduduk. Dengan demikian, dapat diketahui
bahwa apabila per 10.000 penduduk target rasionya yaitu: tenaga kesehatan dokter umum yakni
5 per 10.000 penduduk, dokter gigi yakni 1 per 10.000 penduduk, bidan yakni 12 per 10.000
penduduk, dan perawat yakni 18 per 100.000 penduduk. Lalu, apabila dibandingkan dengan
data yang tertera pada tabel rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk di Kecamatan
Ungaran Barat, maka dapat dikatakan bahwa pada tenaga kerja dokter dan dokter gigi telah
melebihi target, sedangkan pada tenaga kerja bidan dan perawat belum mencapai target, yakni
harus menambah jumlah tenaga kesehatan bidan dan perawat sebanyak masing – masing 7 orang
per 10.000 penduduk agar dapat melayani penduduk di Kecamatan Ungaran Barat secara
optimal.
3.2.2.3 Kecamatan Ungaran Timur
Berikut merupakan diagram dan tabel serta penjabaran dari jumlah tenaga kesehatan dari
tahun 2015 – 2019 dan rasio antara jumlah tenaga kesehatan dan jumlah penduduk pada tahun
2019 di Kecamatan Ungaran Timur:
70 66 66 66
JUMLAH TENAGA KESEHATAN
60
50
40
31 30 30
25 25
30 24 24
18 18 19 19 19
20 16 16 16 16 17 17 17
8 8 8
10 3 3 3 3 3
0
2015 2016 2017 2018 2019
TENAGA KESEHATAN
Gambar 3.11 Diagram Jumlah Tenaga Kesehatan di Kecamatan Ungaran Timur Tahun
2015 – 2019
Tabel 3.13 Rasio Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk di Kecamatan Ungaran
Timur Tahun 2019
Rasio
Tenaga
Jumlah
Tenaga Jumlah Kesehatan Target
Tenaga
Kesehatan Penduduk terhadap Rasio
Kesehatan
Jumlah
Penduduk
Dokter
36 5 5
Umum
Dokter
3 0 1
Gigi
Bidan 30 4 12
74.081
Mantri
(perawat) 66 9 18
Kesehatan
Dukun
8 1 -
Bayi
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2020; Hasil Analisis
Berdasarkan diagram jumlah tenaga kesehatan, dapat diketahui bahwa jumlah tenaga
kesehatan di Kecamatan Ungaran Timur mengalami peningkatan dan penurunan jumlah tenaga
kesehatan secara fluktuatif. Adapun berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga
Kesehatan Tahun 2011 – 2025, target rasio dokter umum yakni 45 per 100.000 penduduk, dokter
gigi yakni 13 per 100.000 penduduk, bidan yakni 120 per 100.000 penduduk, dan perawat yakni
180 per 100.000 penduduk. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa apabila per 10.000
penduduk target rasionya yaitu: tenaga kesehatan dokter umum yakni 5 per 10.000 penduduk,
dokter gigi yakni 1 per 10.000 penduduk, bidan yakni 12 per 10.000 penduduk, dan perawat
yakni 18 per 100.000 penduduk. Kemudian, apabila dikaitkan dengan rasio jumlah tenaga
kesehatan terhadap jumlah penduduk di Kecamatan Ungaran Timur dapat diketahui bahwa
jumlah tenaga kesehatan dokter umum per 10.000 penduduk yang ada di kecamatan ini telah
mencapai target yang tertera pada peraturan tersebut. Sedangkan pada tenaga kesehatan dokter
gigi, bidan, dan perawat belum mencapai target minimal, sehingga perlu penambahan jumlah
tenaga kesehatan agar dapat mencapai target pembangunan pada aspek kesehatan di Kecamatan
Ungaran Timur.
lainnya
Pedagang
Guru
Pembantu rumah tangga
Buruh Harian Lepas
Karyawan BUMD
karyawan swasta
konstruksi
nelayan
Petani/pekebun
Polri
PNS
pelajar/mahasiswa
belum bekerja
0 5000 10000 15000 20000 25000
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2020; Olah Data, 2020
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2020; Olah Data, 2020
30
25
20
15
10
0
pertanian industri perdagangan jasa lainnya
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2020; Olah Data, 2020
Gambar 3.14 Diagram Sektor Pekerjaan Dominan Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2019
buruh
pedagang
petani
tenaga pengajar
polri
tni
pns
pensiunan
pelajar/mahasiswa
Mengurus rumah tangga
Belum Kerja
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2020; Olah Data, 2020
2000
1500
1000
500
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2020; Olah Data, 2020
3. 4 Ekonomi
Ekonomi merupakan aspek penting dalam mewujudkan kesejahteraan sumber daya
manusia. Adanya ekonomi yang berkembang maka kemakmuran suatu wilayah akan sangat
menguntungkan bagi kehidupan masyarakat karena perekonomian merupakan salah satu
tombak masyarakat dalam menjalankan kehidupannya. Ekonomi dapat dilihat dari berbagai
aspek seperti sarananya, pekerjaan, penghasilan, dan lain-lain. Seperti Kecamatan Ungaran
Barat dan Timur yang juga memiliki perputarannya sendiri mengenai perekonomiannya,
sebelum mengetahui bagaimana perekonomian yang ada di Kecamatan Ungaran Barat dan
Timur, berikut merupakan perekonomian dari sudut wilayah yang lebih luas sebagai
pembanding.
45000 40583
40000
35000
30000
25000
20000
12722 Luas Panen…
15000
10000
5000 1104 84 1423 779 963
0
Sumber: BPS Dalam Angka Kabupaten Semarang 2020, Olah Data, 2021
Gambar 3.17 Diagram Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Semarang
Tahun 2020
Berdasarkan grafik luas panen pertanian tanaman pangan Kabupaten Semarang Tahun
2020 diatas, dapat diketahui bahwa Kabupaten semarang memiliki 7 jenis komoditas tanaman
pangan diantaranya yaitu padi sawah, padi lading, jagung,kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dan
kacang tanah. Luas panen tebesar dimiliki oleh komoditas padi sawah yang mendominasi
diantara komoditas lainnya, luas padi sawah sebesar 40.583 Ha diikuti dengan luas panen jagung
sebesar 1722 Ha sedangkan komoditas yang memiliki panen rendah dimiliki oleh kedelai
dengan luas panen hanya sebesar 84 Ha. Hasil panen dari tanaman pangan ini yang kemudian
dijadikan sebagai tombak ekonomi para penduduk Kabupaten Semarang sebagai penghasilan.
Bagaimana jika dibandingkan dengan wilayah sekitarnya terutama terhadap Kecamatan
Ungaran Barat dan Timur, berikut merupakan penjelasan perekonomian dikedua wilayah
tersebut.
Gambar 3.18 Diagram Luas Panen Tanaman Pangan Kecamatan Ungaran Barat Tahun
2016 – 2020
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa Kecamatan Ungaran Barat tahun 2016-
2020 memiliki komoditas tanaman pangan sebanyak 5 jenis yaitu padi sawah, jagung, ketela
pohon, ubi jalar, dan kacang tanah. Komoditas yang mendimonasi di wilayah studi yaitu padi
sawah dengan luas 1.596 Ha di tahun 2019-2020 diikuti tahun 2017 seluas 1.552 Ha. Sedangkan
untuk komoditas lainnya cenderung memiliki luas panen yang stabil sehingga tidak ada
komoditas yang memiliki luas panen terlalu besar maupun kecil. Hasil panen tersebut menjadi
salah satu sumber perekonomian penduduk Kecamatan Ungaran Barat, selain menjadi bahan
dasar kebutuhan pangan hasil tersebut juga dimanfaatkan sebagai penghasilan masyarakat.
Selain memiliki sumber perekonomian yang berasal dari pemanfaatan hasil panen,
penduduk Kecamatan Ungaran juga memanfaatkan sumber perekonomian dari mendirikan
sarana pelayanan. Berikut merupakan sarana perekonomian Kecamatan Ungaran Barat.
Tabel 3.14 Jumlah Sarana Perekonomian Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2016 – 2020
Sarana Perekonomian
Toko/
Tahun Warung
Pasar Minimarket Warung Hotel
Makan
Kelontong
2016 2 18 1.159 367 11
2017 2 18 1.159 367 11
2018 2 23 1.198 351 11
2019 2 21 543 371 11
2020 2 21 543 371 11
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2016-2020
Menurut data BPS seperti tabel diatas, sarana perekonomian yang ada di Kecamatan
Ungaran Barat terdapat pasar, minimarket, toko/warung kelontong, warung makan dan hotel.
Masing-masing sarana tersebut mengalami kestabilan pada tahun 2016 – 2020, kenaikan yang
paling menonjol dari sarana tersebut yaitu minimarket pada tahun 2018 sebanyak 23 unit yang
sebelumnya berjumlah 18 unit ditahun sebelumnya. Diikuti dengan toko/warung kelontong
yang juga mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebanyak 1.198 unit dibandingkan tahun
sebelumnya dengan jumlah 1.159 unit.
Sumber: BPS Dalam Angka Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2019, Olah Data, 2021
Gambar 3.19 Diagram Jumlah Kebutuhan Minimal Sarana Ekonomi Kecamatan
Ungaran Barat Tahun 2019
600,00
400,00
200,00
0,00
Padi Padi Ketela Kacang
Jagung Ubi Jalar Kedelai
Sawah Ladang Pohon Tanah
2016 1.208,00 21,00 451,00 106,00 4,00 74,00 0,00
2017 1.322,00 55,00 476,00 152,50 23,00 42,40 0,00
2018 1.242,54 89,00 330,00 68,00 7,00 16,00 0,00
2019 1.244,00 85,00 471,00 102,00 9,00 44,00 34,00
2020 1290,00 62,00 556,10 42,00 8,00 26,90 0,00
Sumber: BPS Dalam Angka Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2016-2020, Olah Data,2021
Gambar 3.20 Diagram Luas Panen Tanaman Pangan Kecamatan Ungaran Timur
Tahun 2016 – 2020
Berdasarkan gambar diatas, dapat diketahui bahwa Kecamatan Ungaran Timur tahun
2016-2020 memiliki komoditas tanaman pangan sebanyak 7 jenis yaitu padi sawah, padi ladang,
jagung, ketela pohon, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai. Komoditas tanaman pangan yang
mendimonasi di wilayah studi yaitu padi sawah dengan luas 1.322 Ha di tahun 2017 sedangkan
pada tahun 2018 luas panen berkurang menjadi seluas 1.242,54 Ha dan berkembang lagi pada
tahun 2019 – 2020 menjadi seluas 1.290 Ha. Sedangkan untuk komoditas tertinggi setelah padi
sawah yaitu komoditas jagung yang memiliki luas panen terbesar pada tahun 2020 yaitu seluas
556,10 Ha. Lalu komoditas dengan luas terendah yaitu komoditas kedelai dengan hasil luas
panen hanya ada pada tahun 2019 yaitu seluas 34,00 Ha. Hasil panen tersebut menjadi salah
satu sumber perekonomian penduduk Kecamatan Ungaran Timur, selain menjadi bahan dasar
kebutuhan pangan hasil tersebut juga dimanfaatkan sebagai penghasilan masyarakat.
Selain memiliki sumber perekonomian yang berasal dari pemanfaatan hasil panen,
penduduk Kecamatan Ungaran Timur juga memanfaatkan sumber perekonomian dari
mendirikan sarana perekonomian. Berikut merupakan sarana perekonomian Kecamatan
Ungaran Timur.
Tabel 3.15 Jumlah Sarana Perekonomian Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2016 – 2020
Sarana Perekonomian
Toko/
Tahun Warung
Pasar Minimarket Warung Hotel
Makan
Kelontong
2016 0 13 689 305 1
2017 0 13 689 305 1
2018 4 17 1.174 260 3
2019 4 17 1.174 260 3
2020 1 20 321 155 2
Berdasarkan tabel diatas menurut BPS Kecamatan Ungaran Timur, dapat diketahui bahwa
Kecamatan Ungaran Timur memiliki sarana prekonomian yang terdiri dari pasar, minimarket,
took/warung kelontong, dan hotel yang masing-masing sarana memiliki jumlah sarana yang
signifikan per 5 tahun dari tahun 2016 – 2020, dimana tidak ada kenaikan dan penurunan yang
banyak. Pada tahun 2016 – 2017 jumlah sarana penunjang perekonomian mereka memiliki
jumlah yang sama yang artinya ditahun tersebut tidak ada penambahan dan penurunan,
sedangkan ditahun 2018 – 2019 sarana tersebut mengalami kenaikan di seluruh sarana dan
mengalami kenaikan dan penurunan di sarana tertentu di tahun 2020.
Sumber: BPS Dalam Angka Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2016-2020, Olah Data, 2021
Gambar 3.21 Diagram Jumlah Kebutuhan Sarana Ekonomi Kecamatan Ungaran Timur
Tahun 2016 – 2020
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui kebutuhan sarana ekonomi di wilayah Ungaran
Timur tahun 2016-2020 sudah memenuhi standarnya, dikarenakan berdasarkan perhitungan
yang telah dilakukan menggunakan data jumlah penduduk dibagi dengan jumlah penduduk
pendukung sehingga menghasilkan kebutuhan seperti diatas.
BAB 4
PROYEKSI PENDUDUK AGREGAT
Proyeksi penduduk adalah suatu perhitungan jumlah penduduk yang dilakukan
berdasarkan data umur dan jenis kelamin yang dapat menunjukkan kondisi di masa mendatang
dan berkaitan dengan keadaan fertilitas, mortalitas, dan migrasi penduduk dalam suatu wilayah.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2012
menyebytkan bahwa Proyeksi Penduduk adalah suatu perhitungan ilmiah penduduk dimasa
mendatang berdasarkan asumsi-asumsi komponen pertumbuhan penduduk pada tingkat
tertentu, yang hasilnya akan menunjukan karakteristik penduduk, kelahiran, kematian dan
migrasi . Terdapat beberapa macam metode proyeksi penduduk, antara lain metode komponen
kohor yang turut memperhitungkan asumsi kelahiran, kematian dan migrasi (perpindahan
penduduk), serta metode aritmatik atau dikenal pula dengan sebutan metode agregat yang hanya
memperhitungkan jumlah penduduk secara keseluruhan.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Semarang Menurut Sensus Penduduk 2000 dan
2010
Setelah ketiga nilai r didapatkan, maka harus dilakukan validasi nilai r untuk
menentukan nilai mana yang dapat digunakan sebagai nilai laju pertumbuhan penduduk dalam
perhitungan proyeksi penduduk Kabupaten Semarang hingga tahun 2030. Jumlah penduduk
yang digunakan sebagai validasi adalah jumlah penduduk Kabupaten Semarang tahun 2015.
Nilai r yang sudah diperoleh masing-masing dimasukkan dalam ketiga model proyeksi dengan
menggunakan jumlah penduduk Kabupaten Semarang tahun 2010 sebagai jumlah penduduk
awal. Lalu, dilakukan proyeksi dengan periode 5 tahun untuk dibandingkan dengan jumlah
penduduk Kabupaten Semarang tahun 2015 yang telah diproyeksikan oleh BPS. Nilai r yang
digunakan adalah nilai r yang menunjukkan hasil paling mendekati jumlah penduduk yang telah
diproyeksikan BPS untuk tahun 2015.
r linier = 0,01170766
Proyeksi
Tahun Proyeksi Proyeksi Proyeksi
BPS
Linear Geometrik Eksponensial
r geometrik = 0,01113303
Proyeksi
Tahun Proyeksi Proyeksi Proyeksi BPS
Linear Geometrik Eksponensial
r eksponensial = 0,01107151
Proyeksi
Tahun Proyeksi Proyeksi Proyeksi
BPS
Linear Geometrik Eksponensial
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai r yang
menunjukkan hasil paling mendekai dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2015 dari BPS
adalah nilai r eksponensial, sehingga nilai tersebutlah yang akan digunakan untuk melakukan
penghitungan selanjutnya.
4.1.2 Hasil Proyeksi Wilayah Makro (Kabupaten Semarang)
4.1.2.1 Linier
Berikut adalah hasil proyeksi penduduk Kabupaten Semarang tahun 2010 – 2030 dengan
menggunakan perhitungan linier.
Tabel 4.6 Proyeksi Penduduk Kabupaten Semarang 2010 – 2030 dengan Perhitungan
Linier
1.200.000
1.150.000
Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa)
1136818
1.100.000
1085295
1.050.000
1033772
1.000.000
982249
950.000
930727
900.000
2010 2015 2020 2025 2030
Tahun
4.1.2.2 Geometrik
Berikut adalah hasil proyeksi penduduk Kabupaten Semarang tahun 2010 – 2030 dengan
menggunakan perhitungan geometrik.
Gambar 4.2 Proyeksi Penduduk Kabupaten Semarang 2010 – 2030 dengan Perhitungan
Geometrik
1.200.000
1.160.004
Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa)
1.150.000
1.100.000 1.097.868
1.050.000
1.039.060
1.000.000
983.403
950.000
930.727
900.000
2010 2015 2020 2025 2030
Tahun
4.1.2.3 Eksponensial
Berikut adalah hasil proyeksi penduduk Kabupaten Semarang tahun 2010 – 2030 dengan
menggunakan perhitungan eksponensial.
Tabel 4.7 Proyeksi Penduduk Kabupaten Semarang 2010 – 2030 dengan Perhitungan
Eksponensial
1.161.417
1.150.000
Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa)
1.100.000 1.098.871
1.050.000
1.039.693
1.000.000
983.702
950.000
930.727
900.000
2010 2015 2020 2025 2030
Tahun
Gambar 4.4 Grafik Proyeksi Penduduk Kabupaten Semarang 2010 – 2030 dengan
Perhitungan Eksponensial
Pada grafik tersebut terlihat hasil perhitungan proyeksi dengan perhitungan eksponensial
dari tahun 2015 hingga 2030 diprediksi grafik terus meningkat tiap tahunnya. Tahun 2015
penduduk berjumlah 983. 702 jiwa. Tahun 2020 penduduk meningkat menjadi 1.039.693 jiwa.
Kemudian pada tahun 2025 diprediksi jumlah penduduk mencapai 1.098.871 jiwa. Untuk tahun
2030 jumlah penduduk diprediksi berjumlah 1.161.417 jiwa penduduk.
Tabel 4.9 Proyeksi Penduduk Kawasan Ungaran Tahun 2010-2030 Hasil Disagregasi
85000
80000 78520
74961
75000
71403
70000 67844
64285
65000
60000
2010 2015 2020 2025 2030
Gambar 4.5 Grafik Proyeksi Linier Penduduk Kawasan Ungaran Tahun 2010 – 2030
(Hasil Disagregasi)
85000
80122
80000
75830
75000
71768
70000 67924
64285
65000
60000
2010 2015 2020 2025 2030
Gambar 4.6 Grafik Proyeksi Geometrik Penduduk Kawasan Ungaran Tahun 2010-2030
(Hasil Disagregasi)
85000
80219
80000
75899
75000
71812
70000 67944
64285
65000
60000
2010 2015 2020 2025 2030
Apabila ketiga hasil disagregasi dibandingkan, maka dapat dilihat bahwa hasil disagregasi
dari proyeksi penduduk metode eksponensial memiliki hasil terbanyak dengan 80.219 jiwa, lalu
diikuti oleh proyeksi metode geometrik dengan 80.122 jiwa, dan terakhir proyeksi metode linier
dengan 78.520 jiwa. Dari disagregasi jumlah penduduk dan proyeksi penduduk Kabupaten
Semarang 2010-2030 menjadi jumlah penduduk dan proyeksi penduduk Kawasan Ungaran
2010-2030, dapat diamati bahwa Kawasan Ungaran menyumbang sekitar 6,907% dari total
jumlah penduduk Kabupaten Semarang. Hal ini terjadi karena disagregasi dilakukan
menggunakan proporsi luas lahan terbangun, yang dapat diartikan pula sebagai luas lahan
terbangun di Kawasan Ungaran membentuk sekitar 6,907% total luas lahan terbangun di
Kabupaten Semarang.
Kemudian, hasil disagregasi ini dapat divalidasi atau crosscheck dengan proyeksi
penduduk wilayah Kawasan Ungaran pada tahun 2015 yang dilakukan BPS. Pada tahun 2015,
BPS memproyeksikan Ungaran Barat memiliki penduduk sebanyak 77.758 jiwa (BPS
Kabupaten Semarang, 2016a) dan Ungaran Timur sebanyak 69.895 jiwa (BPS Kabupaten
Semarang, 2016b). Secara keseluruhan, Kawasan Ungaran diproyeksikan memiliki penduduk
sebanyak 147.653 jiwa. Artinya, proyeksi penduduk Kawasan Ungaran pada 2015 menurut BPS
berjumlah hingga 2,17 kali lipat dari proyeksi penduduk dengan metode eksponensial hasil
disagregasi dalam Kawasan Ungaran tahun 2015 yang memiliki jumlah sebanyak 67.944 jiwa
dan menjadi hasil terbesar di antara ketiga proyeksi penduduk yang didisagregasikan dalam
Kawasan Ungaran.
4. 3 Trendline
4.3.1 Wilayah Makro
Pemilihan Metode Trendline
Proyeksi dengan trendline menggunakan data dasar time series jumlah penduduk
Kabupaten Semarang tahun 2000 – 2010. Jumlah penduduk Kabupaten Semarang tahun 2000
dan 2010 menggunakan data Sensus Penduduk 2000 dan 2010.
Pemilihan metode trendline dengan software Ms. Excel yang akan digunakan untuk
memproyeksikan jumlah penduduk Kabupaten Semarang tahun 2011 – 2030 perlu
mempertimbangkan nilai korelasi (R2) dan persamaan y, sebagai berikut.
Berdasarkan perbandingan pada tabel di atas, metode trendline yang digunakan adalah
metode linear karena bentuk persamaan y positif (memiliki kecenderungan jumlah penduduk
meningkat) dan memiliki nilai korelasi (R2 = 0,8923) paling mendekati 1 dibandingkan metode
lainnya. Hal ini mempertimbangkan adanya rencana atau penetapan Kabupaten Semarang,
khususnya Kota Ungaran sebagai PKN (Pusat Kegiatan Nasional) Kedungsepur sebagai
kawasan perkotaan pendukung kawasan megapolitan Semarang dalam pelayanan permukiman
dan jasa-jasa perkotaan lainnya untuk skala beberapa kecamatan di sekitarnya (RTRW
Kabupaten Semarang Tahun 2011 – 2031). Selain itu, hasil proyeksi trendline untuk tahun 2015
yang paling mendekati dengan hasil proyeksi BPS tahun 2015 (961.421 jiwa) adalah metode
linear.
Berikut adalah hasil proyeksi penduduk Kabupaten Semarang tahun 2010 – 2030
menggunakan trendline pada Ms Excel dengan metode linear.
Tabel 4.11 Trendline Jumlah Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2010 – 2030
dengan Metode Linear
Jumlah Penduduk
Tahun
(Jiwa)
2010 930.727
2015 973.298
2020 1.022.133
2025 1.070.967
2030 1.119.802
Sumber: Sensus Penduduk, 2010; Hasil Analisis, 2021
Berdasarkan grafik trendline linear di bawah ini, diketahui bahwa jumlah penduduk
Kabupaten Semarang tahun 2010 – 2030 diprediksi mengalami kenaikan dan jumlah penduduk
pada tahun 2030 akan mencapai angka 1,1 juta jiwa penduduk.
1.200.000
1.000.000
y = 9.766,9x + 826.795
Jumlah Penduduk (Jiwa)
R² = 0,8923
800.000
600.000
400.000
200.000
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Periode ke-n
Sumber: Sensus Penduduk, 2000; 2010; BPS Kabupaten Semarang, 2016; Hasil Analisis, 2021
Gambar 4.8 Grafik Trendline Linear Kabupaten Semarang Pada Tahun 2000 – 2030
Berikut proporsi jumlah penduduk Kawasan Ungaran (Kecamatan Ungaran Barat dan
Ungaran Timur) sebagai Ibukota Kabupaten Semarang menggunakan data dasar Sensus
Penduduk 2000 dan 2010 untuk memvalidasi hasil disagregasi.
Tabel 4.13 Hasil Disagregasi Trendline Linear Kawasan Ungaran Tahun 2010 – 2030
Kabupaten Kawasan
Tahun
Semarang Ungaran
2010
930.727 64.285
(SP)
2015 973.298 67.226
2020 1.022.133 70.599
Kabupaten Kawasan
Tahun
Semarang Ungaran
2025 1.070.967 73.972
2030 1.119.802 77.345
Sumber: Sensus Penduduk, 2010; Hasil Analisis, 2021
Penyajian grafik trendline mikro Kawasan Ungaran (Kecamatan Ungaran Barat dan
Timur) di bawah ini menggunakan data dasar time series tahun 2000 – 2010 hasil dari
disagregasi data dasar Sensus Penduduk 2000 dan 2010, kemudian jumlah penduduk tahun 2011
– 2030 menggunakan disagregasi dari proyeksi metode trendline linear pada Kabupaten
Semarang.
90.000
77.345
80.000 73.972
70.599
64.285 67.226
Jumlah Penduduk (Jiwa)
70.000
57.548
60.000
50.000
40.000
30.000
20.000
10.000
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Periode ke-n
Gambar 4.9 Grafik Trendline Linear Jumlah Penduduk Kawasan Ungaran (Kecamatan
Ungaran Barat dan Ungaran Timur)-Hasil Disagregasi Tahun 2000 – 2030
Berdasarkan grafik trendline linear hasil disagregasi wilayah makro dengan proporsi lahan
terbangun, diketahui bahwa jumlah penduduk Kawasan Ungaran tahun 2011 – 2030 diprediksi
mengalami kenaikan dan jumlah penduduk pada tahun 2030 akan mencapai angka 77.345 jiwa
penduduk. Hasil disagregasi menggunakan proporsi lahan terbangun Kawasan Ungaran
terhadap Kabupaten Semarang sebesar 6,907% menyebabkan prediksi distribusi penduduk pada
tahun 2030 terhadap Kabupaten Semarang akan tetap atau stabil.
Selanjutnya hasil disagregasi ini dilakukan validasi atau crosscheck terhadap jumlah
penduduk Kawasan Ungaran 2015 menurut BPS. Total jumlah penduduk Kawasan Ungaran
(Kecamatan Ungaran Barat dan Timur) tahun 2015 menurut BPS sebesar 143.653 jiwa,
sedangkan menurut hasil disagregasi trendline linear tahun 2015 sebesar 67.226 jiwa. Artinya,
proyeksi penduduk Kawasan Ungaran pada 2015 menurut BPS adalah 2,16 kali lipat dari
proyeksi penduduk dengan metode trendline linear hasil disagregasi dalam Kawasan Ungaran
tahun 2015.
BAB 5
PENUTUP
Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Ungaran Timur merupakan dua kecamatan
yang berada di bagian utara Kabupaten Semarang, berbatasan langsung dengan Kota Semarang
dan memiliki karakteristik kependudukan yang berbeda antara satu sama lain. Secara kuantitatif,
karakteristik demografi Kecamatan Ungaran Barat memiliki kecenderungan untuk bertumbuh
dengan faktor pendorong dominan adalah tingkat fertilitas. Hal tersebut dapat dilihat bahwa tren
tingkat kelahiran (fertilitas) di Kecamatan Ungaran Barat cenderung meningkat di masa lalu dan
mulai stabil sejak tahun 2017-2019 serta memiliki tingkat kelahiran (fertilitas) lebih tinggi
dibandingan Kabupaten Semarang.
Tingkat mortalitas Kecamatan Ungaran Barat relatif stabil dengan angka sebesar 5
kematian per 1.000 penduduk dan termasuk lebih tinggi dibandingkan tingkat mortalitas
Kecamatan Ungaran Timur. Migrasi netto menunjukkan bahwa penduduk Kecamatan Ungaran
Barat lebih banyak melakukan migrasi/perpindahan ke luar wilayahnya, baik antar
kabupaten/kota maupun antar provinsi. Tingkat migrasi keluar Kecamatan Ungaran Barat
bahkan lebih tinggi dibandingkan tingkat migrasi rata-rata Kabupaten Semarang.
Karaktersitik demografi Kecamatan Ungaran Barat berdasarkan kualitas sumber daya
manusianya dapat dilihat dari aspek pendidikan tergolong baik dan lebih unggul dari rata-rata
Kabupaten Semarang, aspek kesehatan tergolong cukup baik, dan tingkat partisipasi angkatan
kerja termasuk cukup tinggi dengan mata pencaharian didominasi oleh karyawan swasta.
Karakteristik demografi Kecamatan Ungaran Timur secara kuantitatif juga memiliki
kecenderungan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dengan faktor dominan tingkat
fertilitas. Tren tingkat kelahiran (fertilitas) penduduk Kecamatan Ungaran Timur cenderung
meningkat dan mulai stabil sejak tahun 2017-2019 dan tidak terlalui pesat/signifikan bahkan
termasuk lebih rendah dari rata-rata tingkat kelahiran Kabupaten Semarang. Tingkat mortalitas
Kecamatan Ungaran Timur juga relatif stabil dengan angka sebesar 3 kematian per 1.000
penduduk dan termasuk kategori rendah. Migrasi netto menunjukkan bahwa penduduk
Kecamatan Ungaran Timur juga lebih banyak melakukan migrasi/perpindahan ke luar
wilayahnya, baik antar kabupaten/kota maupun antar provinsi. Tingkat migrasi keluar
Kecamatan Ungaran Tmur bahkan lebih tinggi dibandingkan tingkat migrasi rata-rata
Kabupaten Semarang.
Karaktersitik demografi Kecamatan Ungaran Timur berdasarkan kualitas sumber daya
manusianya dapat dilihat dari aspek pendidikan tergolong cukup baik, aspek kesehatan
tergolong cukup baik, dan tingkat partisipasi angkatan kerja termasuk cukup tinggi dengan mata
pencaharian didominasi oleh buruh.
Secara kuantitatif jumlah penduduk Kawasan Ungaran mengalami pertumbuhan yang
cukup stabil, begitu juga dengan ukuran-ukuran demografi di dalamnya (fertilitas, mortalitas,
migrasi). Kualitas penduduk atau sumber daya manusia Kawasan Ungaran secara keseluruhan
juga sudah tergolong cukup baik dari aspek pendidikan, kesehatan, dan partisipasi kerja
(ketenagakerjaan).
Terdapat beberapa metode proyeksi yang dipakai dalam memproyeksikan jumlah
penduduk di Kabupaten Semarang secara umum maupun Kecamatan Ungaran Timur dan
Kecamatan Ungaran Barat secara khusus. Proyeksi penduduk Kabupaten Semarang dilakukan
dengan metode agregat dan menggunakan model proyeksi linier, geometrik dan eksponensial.
Proyeksi penduduk kedua kecamatan dilakukan dengan metode disagregasi hasil proyeksi
Kabupaten Semarang terhadap wilayah mikro, serta terdapat trendline yang digunakan pada
kedua lingkup wilayah.
Terakhir, terlepas dari perbedaan hasil metode proyeksi yang digunakan, dapat
disimpulkan bahwa Kabupaten Semarang secara umum dan Kecamatan Ungaran Barat dan
Ungaran Timur secara khusus diproyeksikan akan selalu mengalami pertambahan jumlah
penduduk yang lajunya akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini juga didorong oleh
posisi dan peran Kawasan Ungaran sebagai Ibukota Kabupaten Semarang sekaligus bagian dari
PKN (Pusat Kegiatan Nasional) Kedungsepur sebagai kawasan pendukung kawasan
metropolitan Semarang, sehingga dapat diasumsikan bahwa seiring dengan berjalannya waktu,
aktivitas yang berlangsung di Kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran Timur akan terus
meningkat. Perkembangan ini tentunya harus mendapat atensi khusus dari pihak-pihak yang
berwenang dalam perencanaan dan pengendalian kapasitas yang efektif, sehingga tidak
mengalami pertambahan penduduk yang berlebihan dan dapat menyebabkan dampak negatif
pada perkembangan wilayah.
DAFTAR PUSTAKA
Bedworth, D. D., & Bailey, J. E. (1999). Integrated Production Control Systems: Management,
Analysis, Design (2nd ed.). USA: John Wiley & Sons, Inc.
BPS Kabupaten Semarang. (2016a). Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2016.
Kecamatan Ungaran Barat dalam Angka 2016.
BPS Kabupaten Semarang. (2016b). Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2016.
Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2016.
BPS Republik Indonesia. (2000). Sensus Penduduk Provinsi Jawa Tengah 2000.
BPS Republik Indonesia. (2010). Sensus Penduduk Provinsi Jawa Tengah 2010.
BPS Kabupaten Semarang. (2016). Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2016.
BPS Kabupaten Semarang. (2017). Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2017.
BPS Kabupaten Semarang. (2018). Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2018.
BPS Kabupaten Semarang. (2019). Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2019.
BPS Kabupaten Semarang. (2020). Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2020.
BPS Kabupaten Semarang. (2016). Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2016.
BPS Kabupaten Semarang. (2017). Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2017.
BPS Kabupaten Semarang. (2018). Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2018.
BPS Kabupaten Semarang. (2019). Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2019.
BPS Kabupaten Semarang. (2020). Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2020.
Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Ungaran Barat Menurut Kelompok Usia dan Jenis
Kelamin Tahun 2019
Kelompok Usia Laki-Laki Perempuan
0-4 2.983 2.746
5-9 3.445 3.334
10-14 3.080 3.057
15-19 2.813 2.644
20-24 2.895 2.845
25-29 2.916 3.081
30-34 3.118 3.164
35-39 3.513 3.563
40-44 2.858 3.007
45-49 2.624 2.652
50-54 2.296 2.640
55-59 2.043 2.452
60-64 1.759 1.701
65-69 1.069 1.013
70-74 491 566
75+ 715 729
TOTAL 38.618 39.194
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2020
Tabel Jumlah Penduduk Kecamatan Ungaran Timur Menurut Kelompok Usia dan
Jenis Kelamin Tahun 2019
Kelompok Usia Laki-Laki Perempuan
0-4 2.658 2.596
Kelompok Usia Laki-Laki Perempuan
5-9 3.206 3.003
10-14 3.150 2.916
15-19 2.963 2.883
20-24 2.933 2.914
25-29 2.881 3.014
30-34 2.795 2.878
35-39 3.071 3.159
40-44 2.738 3.123
45-49 2.656 2.813
50-54 2.359 2.572
55-59 2.073 2.016
60-64 1.533 1.381
65-69 876 777
70-74 420 436
75+ 629 659
TOTAL 36.941 37.140
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2020
2. Fertilitas
1. Tingkat Fertilitas Kasar (CBR)
a. Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur dan Kabupaten Semarang
Tabel Tingkat Fertilitas Kasar (CBR) Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur
Kabupaten Semarang Tahun 2015 – 2019
Kecamatan Kecamatan
Kabupaten
Tahun Ungaran Ungaran
Semarang
Barat Timur
2015 13 4 11
Kecamatan Kecamatan
Kabupaten
Tahun Ungaran Ungaran
Semarang
Barat Timur
2016 12 11 13
2017 14 13 13
2018 13 13 13
2019 13 13 13
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016- 2020; Hasil Analisis, 2021
Tabel Tingkat Fertilitas Kasar (CBR) di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2015 – 2019
Tabel Tingkat Fertilitas Kasar (CBR) di Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2015 – 2019
Tabel Total Tingkat Fertilitas Menurut Umur (∑ASFR) Kecamatan Ungaran Barat
Ungaran Timur, Kabupaten Semarang Tahun 2015 – 2019
Kecamatan Kecamatan
Kabupaten
Tahun Ungaran Ungaran
Semarang
Barat Timur
2015 315 105 273
2016 329 280 336
2017 350 335 336
2018 364 322 336
2019 343 339 350
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016- 2020; Hasil Analisis, 2021
Tabel Tingkat Fertilitas Menurut Umur (ASFR) Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2015
– 2016
Tahun 2015 Tahun 2016
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah
Umur Kelahiran Umur Kelahiran
Penduduk ASFR Penduduk ASFR
Wanita Hidup Wanita Hidup
Wanita Wanita
(L+P) (L+P)
(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)
15-19 3.756 171 45 15-19 3.558 168 47
20-24 4.219 192 45 20-24 3.821 180 47
25-29 3.894 177 45 25-29 3.308 156 47
30-34 3.468 158 45 30-34 3.174 150 47
35-39 2.933 133 45 35-39 3.191 151 47
40-44 2.847 130 45 40-44 3.080 145 47
45-49 2.780 127 45 45-49 2.955 140 47
Jumlah 23.897 1.088 315 Jumlah 23.087 1.090 329
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016; 2017; Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka, 2016; 2017; Hasil
Analisis, 2021
Tabel Tingkat Fertilitas Menurut Umur (ASFR) Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2017
– 2018
Tabel Tingkat Fertilitas Menurut Umur (ASFR) Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2019
Tahun 2019
Jumlah
Jumlah
Umur Kelahiran
Penduduk ASFR
Wanita Hidup
Wanita
(L+P)
(1) (2) (3) (4)
15-19 2.644 131 49
20-24 2.845 140 49
25-29 3.081 152 49
30-34 3.164 156 49
35-39 3.563 176 49
40-44 3.007 148 49
45-49 2.652 131 49
Jumlah 20.956 1.034 343
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2020; Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka, 2020; Hasil Analisis, 2021
c. Kecamatan Ungaran Timur
Tabel Tingkat Fertilitas Menurut Umur (ASFR) Kecamatan Ungaran Timur Tahun
2015 – 2016
Tabel Tingkat Fertilitas Menurut Umur (ASFR) Kecamatan Ungaran Timur Tahun
2017 – 2018
Tahun 2017 Tahun 2018
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah
Umur Kelahiran Umur Kelahiran
Penduduk ASFR Penduduk ASFR
Wanita Hidup Wanita Hidup
Wanita Wanita
(L+P) (L+P)
(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)
15-19 3.056 147 48 15-19 2.883 135 46
20-24 3.012 145 48 20-24 2.914 136 46
25-29 2.912 140 48 25-29 3.014 141 46
30-34 2.973 143 48 30-34 2.878 135 46
35-39 3.253 156 47 35-39 3.159 148 46
40-44 3.015 145 48 40-44 3.123 146 46
45-49 2.894 139 48 45-49 2.813 131 46
Jumlah 21.115 1.015 335 Jumlah 20.784 972 322
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2018; 2019; Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka, 2018; 2019; Hasil
Analisis, 2021
Tabel Tingkat Fertilitas Menurut Umur (ASFR) Kecamatan Ungaran Timur Tahun
2019
Jumlah
Jumlah
Umur Kelahiran
Penduduk ASFR
Wanita Hidup
Wanita
(L+P)
(1) (2) (3) (4)
15-19 2.883 141 48
20-24 2.914 143 49
25-29 3.014 147 48
30-34 2.878 141 48
35-39 3.159 155 49
Jumlah
Jumlah
Umur Kelahiran
Penduduk ASFR
Wanita Hidup
Wanita
(L+P)
(1) (2) (3) (4)
40-44 3.123 153 48
45-49 2.813 138 49
Jumlah 20.784 1.018 339
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2020; Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka, 2020; Hasil Analisis, 2021
Tabel Angka Fertilitas Total (TFR) Kecamatan Ungaran Barat Ungaran Timur,
Kabupaten Semarang Tahun 2015 – 2019
Kecamatan Kecamatan
Kabupaten
Tahun Ungaran Ungaran
Semarang
Barat Timur
2015 1.575 525 1.365
2016 1.645 1.400 1.680
2017 1.750 1.675 1.680
2018 1.820 1.610 1.680
2019 1.715 1.695 1.750
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016- 2020; Hasil Analisis, 2021
Tabel Angka Fertilitas Total (TFR) di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2015 – 2019
TFR per TFR per 1
Tahun ∑ASFR
1.000 wanita wanita
2015 315 1.575 1
2016 329 1.645 1
2017 350 1.750 1
2018 364 1.820 1
2019 343 1.715 1
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020; Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka, 2016-2020; Hasil
Analisis, 2021
Tabel Angka Fertilitas Total (TFR) di Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2015 – 2019
KUALITAS
1. Pendidikan
Tabel Jumlah Sekolah di Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2015 - 2019
Sekolah
Tahun
SD SMP SMA
2015 47 14 11
2016 47 14 11
Sekolah
Tahun
SD SMP SMA
2017 46 14 11
2018 45 15 13
2019 47 16 17
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020
Tabel Jumlah Murid, Guru dan Rasio Murid per Guru Kecamatan Ungaran
Barat Tahun 2015 - 2019
Tabel Jumlah Penduduk Usia Sekolah dan Angka Partisipasi Kasar (APK) di
Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2015 – 2016
Sekolah
Tahun
SD SMP SMA
2015 30 9 2
2016 30 9 2
2017 30 9 2
2018 30 9 2
2019 30 9 2
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020
Tabel Jumlah Murid, Guru, dan Rasio Murid per Guru di Kecamatan Ungaran Timur
Tahun 2015 – 2019
Tabel. Jumlah Penduduk Usia Sekolah dan Angka Partisipasi Kasar (APK) di
Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2015 – 2019
Jumlah Penduduk Usia Angka Partisipasi Kasar
Tahun Sekolah (Persen)
SD SMP SMA SD SMP SMA
2015 6.585 3.127 2.601 99,48 100,26 46,52
2016 6.857 3.882 2.645 95,61 82,25 49,68
2017 6.338 3.455 2.951 106,26 92,36 44,02
2018 6.294 3.242 3.468 107,28 97,47 37,20
2019 6.535 2.968 3.056 107,59 106,13 41,06
Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2016-2020
2. Kesehatan
Tabel Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Ungaran Timur Tahun 2014 – 2018
Tahun Poskedes
Polindes Posyandu Apotek Toko Obat
(PKD)
2014 4 4 80 6 1
2015 4 4 80 6 1
2016 4 4 80 6 1
Jumlah Sarana Kesehatan
Tahun Poskedes
Polindes Posyandu Apotek Toko Obat
(PKD)
2017 4 1 87 14 5
2018 4 0 87 14 5
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Timur Dalam Angka 2020
Tabel Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Ungaran Barat Tahun 2014 – 2018
Tahun Poskedes
Polindes Posyandu Apotek Toko Obat
(PKD)
2014 7 0 89 16 4
2015 7 0 89 16 4
2016 7 0 89 16 4
2017 8 0 89 19 8
2018 8 0 91 17 6
Sumber: BPS, Kecamatan Ungaran Barat Dalam Angka 2020
PROYEKSI
Jumlah Penduduk
Tahun
(Jiwa)
2000 833.181
2001 835.022
2002 871.137
2003 844.869
2004 891.951
2005 896.048
2006 899.549
2007 906.112
2008 913.022
2009 917.745
2010 930.727
Sumber: Sensus Penduduk, 2000; 2010; BPS Kabupaten Semarang, 2016
960.000
940.000
920.000
Jumlah Penduduk (Jiwa)
900.000
880.000
860.000 y = -464,81x2 + 15.345x + 81.4710
R² = 0,908
840.000
820.000
800.000
780.000
760.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Periode ke-n
Sumber: Sensus Penduduk, 2000; 2010; BPS Kabupaten Semarang, 2016; Hasil Analisis, 2021
1.400.000
y = 827.789e0,0111x
1.200.000 R² = 0,8861
Jumlah Penduduk (Jiwa)
1.000.000
800.000
600.000
400.000
200.000
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Periode ke-n
Sumber: Sensus Penduduk, 2000; 2010; BPS Kabupaten Semarang, 2016; Hasil Analisis, 2021
900.000
850.000
800.000
750.000
700.000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Periode ke-n
Sumber: Sensus Penduduk, 2000; 2010; BPS Kabupaten Semarang, 2016; Hasil Analisis, 2021
Tabel Trendline Jumlah Penduduk Kabupaten Semarang Tahun 2000 – 2030 Metode
Polynomial, Linear, Exponential, Logarithmic